Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nikmat yang dianugerahkan Allah kepada manusia, merupakan pemberian yang terus menerus, dengan
bermacam-macam bentuk lahir dan batin. Hanya manusia sajalah yang kurang pandai memelihara
nikmat, sehingga ia merasa seolah-olah belum diberikan sesuatupun oleh Allah. Disebabkan ia tidak
bersyukur kepada Allah dan tidak merasakan bahwa Allah telah memberi kepadanya sangat banyak dari
permintannya.

Nikmat yang sangat besar bagi manusia adalah nikmat iman. Termasuk orang yang menyia-nyiakan
nikmat Allah adalah orang yang menggunakan nikmat Allah tidak pada tempatnya, atau menggunakan
nikmat Allah untuk kemaksiatan. Termasuk sifat yang angkuh terhadap Allah Swt jika ia merasa bahwa
semua yang ada padanya adalah karena kepandaian dan keistimewaan diri manusia itu sendiri. Perasaan
seperti ini memudarkan Tauhid dari dalam jiwanya.Oleh karena itu, kita sebagai makhluk Allah yang
senantiasa mengharapkan keridhoan-Nya diharapkan diberi kesadaran dalam mensyukuri nikmat yang
sungguh besar yang telah Allah berikan kepada kita.

Bahwasanya Allah menganjurkan kepada makhluknya untuk mensyukuri nikmat yang diberikan, yaitu
dengan satu hal yang mungkin kadang manusia sendiri lupa apa yang menjadi kewajiban kita sebagai
makhluk Allah, yaitu dengan menjalankan apa yang sudah ditetapkan seperti; Perintah untuk
menjalankan shalat yang sudah ditentukan dalam Al-Qur’an dan Hadist, Puasa, Zakat dan lain
sebagainya.

B. Rumusan Masalah

1. Ayat tentang nikmat Allah?

2.Hadist tentang nikmat Allah dan cara mensyukurinya?

3.Bagaimana cara mensyukuri nikmat Allah?

BAB II

PEMBAHASAN
A. Kajian Tentang Nikmat Allah dan Cara Mensyukurinya

Sungguh betapa besar dan banyak nikmat yang telah dikaruniakan Allah kepada kita. Setiap hari silih
berganti kita merasakan satu nikmat kemudian beralih kepada nikmat yang lain. Di mana kita terkadang
tidak membayangkan sebelumnya akan terjadi dan mendapatkannya. Sangat besar dan banyak karena
tidak bisa untuk dibatasi atau dihitung dengan alat secanggih apapun di masa kini.

Semua ini tentunya mengundang kita untuk menyimpulkan betapa besar karunia dan kasih sayang Allah
kepada hamba-hamba-Nya. Dalam realita kehidupan, kita menemukan keadaan yang memprihatinkan.
Yaitu mayoritas manusia dalam keingkaran dan kekufuran kepada Pemberi Nikmat. Puncaknya adalah
menyamakan pemberi nikmat dengan makhluk, yang keadaan makhluk itu sendiri sangat butuh kepada
Allah.

Syukur berarti ucapan sikap, dan perbuatan terimakasih kepada allah swt, dan penggakuan yang tulus
atas nikmat dan karunia yang diberikannya. Nikmat yang diberikan sangat banyak dan bentuknya
bermacam-macam, disetiap detik yang dilalui maninusia tidak pernah lepas dari nikmat allah, nikmatnya
sanggat besar. Sehingga mausia tidak akan dapat menghitungnya.

B. Ayat al-Qur’an Tentang Nikmat Allah dan Cara Mensyukurinya

1. Surat az-zukhruf ayat 9-13

‫بمسسمم ا‬
‫ام الارسحمممن الارمحيِمم‬

‫{ الامذيِ مجمعمل لمهكهم سالمسر م‬9} ‫ض لميِمهقوُلهان مخلمقمههان اسلمعمزيِهز اسلمعمليِهم‬


} ‫ض ممسهددا مومجمعمل لمهكسم مفيِمهاَ هسبهلد لامعلاهكسم تمسهتمهدومن‬ ‫ت موسالمسر م‬ ‫ق الاسمماَموا م‬‫مولممئن مسأ مسلتمههم امسن مخلم م‬
‫ك موسا م‬
‫لنمعاَمم‬ ‫ق سالمسزموامج هكلامهاَ مومجمعمل لمهكم مممن اسلفهسل م‬ ‫{ موالامذيِ مخلم م‬11} ‫ك تهسخمرهجوُمن‬ ‫{ موالامذيِ نمازمل مممن الاسممآَمء ممآَدء بمقممدرر فممأنمشسرمناَ بممه بمسلمدةد امسيِدتاَ مكمذلم م‬10
{13} ‫{ لمتمسستمهوُا معملىَ ظهههوُمرمه ثهام تمسذهكهروا نمسعممةم مربمهكسم إممذا اسستمموُسيِتهسم معلمسيِمه موتمهقوُلوُا هسسبمحاَمن المذيِ مساخمر لممناَ هممذا مومماَهكاناَ لمهه همسقمرمنيِمن‬12} ‫مماَتمسرمكهبوُمن‬
‫ا‬ ‫ه‬

Terjemah Ayat:

(09) Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?",
niscaya mereka akan menjawab: "Semuanya diciptakan oleh yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui".

(10) Yang menjadikan bumi untuk kamu sebagai tempat menetap dan dia membuat jalan-jalan di atas
bumi untuk kamu supaya kamu mendapat petunjuk.

(11) Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan
air itu negeri yang mati, seperti Itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).

(12) Dan yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu kapal dan
binatang ternak yang kamu tunggangi.
(13) Supaya kamu duduk di atas punggungnya Kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu
Telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan: "Maha Suci Tuhan yang Telah menundukkan
semua Ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya,

a. Makna Mufrodat

Kalian akan dikeluarkan/dibangkitkan (dari kubur)

‫تهسخمرهجسوُمن‬

Dan sungguh apabila

‫مو ملمءىِسن‬

Dan Dia yang

‫موالامذ س‬
ِ‫ي‬

Kamu tanyakan kepada mereka

‫مساَ مسلتمههسم‬

Telah menciptakan

‫مخلم م‬
‫ق‬

(tentang) siapa

‫امسن‬

Pasangan-pasangan

‫اسلمسزموامج‬

(yang) telah menciptakan

‫مخلم م‬
‫ق‬

(atas) semua makhluk

َ‫هكلامها‬

Semesta langit

‫ت‬
‫الاسممموُ م‬

Dan Dia telah menciptakan


‫مومجمعمل‬

Dan bumi

‫مواسلمسر م‬
‫ض‬

Untuk kalian

‫لمهكسم‬

Niscaya mereka menjawab

‫لميِمقهسوُلهان‬

(Berupa)

‫ممسن‬

(yang) telah menciptakan langit dan bumi

‫مخلمقمههان‬

Kapal-kapal

‫سالفهسل م‬
‫ك‬

(Allah) yang maha perkasa

‫اسلمعمزسيِهز‬

Dan hewan-hewan ternak

‫مواسلمسنمعاَمم‬

Maha mengetahui

‫اسلمعلمسيِهم‬

(sebagai) sarana

َ‫مما‬

Dia yang

‫الامذ س‬
ِ‫ي‬

(yang) kalian dapat tnggangi

‫تمسرمكبهسوُمن‬

Telah menciptakan
‫مجمعمل‬

Supaya kalian dapat duduk/berada

‫لمتمسستمهوُا‬

Untuk kalian

‫لمهكسم‬

Diatas

‫معمل‬

Bumi

‫اسلمسر م‬
‫ض‬

Punggung-punggungnya

‫ظهههسوُمرمه‬

(sebagai) tempat menetap/tidur

‫ممسهددا‬

Kemudian

‫ثهام‬

Dan Dia telah menciptakan

‫اومجمعمل‬

Kalian mengingat

‫تمسذهكهرسوا‬

Untuk kalian

‫لمهكسم‬

Nikmat

‫نمسعممةم‬

Didalam bumi

‫فمسيِحاَ م‬

Tuhan pencipta kalian


‫مربمهكسم‬

Jalan-jalan

‫هسبهلم‬

Ketika

‫اممذا‬

Supaya kalian

‫لامعلاهكسم‬

Kalian telah duduk berada

‫امسستمموُسيِتهسم‬

Mendapat petunjuk/tidak tersesat

‫تمسهتمهدسومن‬

Diatasnya

‫معلمسيِمه‬

Dan Dia yang

‫موالامذ س‬
ِ‫ي‬

Dan supaya kalian mengucapkan

‫موتمقهسوُلهسوُا‬

Telah menurunkan

‫نمازمل‬

Maha suci

‫هسسبمحمن‬

Dari

‫ممسن‬

Dia yang

‫الامذ س‬
ِ‫ي‬

Langit
‫الاسمماَ~مء‬

Telah menundukan

‫مسمخمر‬

Air (hujan)

‫مماَ~مء‬

Untuk kami

َ‫لممنا‬

(sesuai) dengan ukuran

‫بمقممدرر‬

(Semua) ini

‫هممذا‬

Lalu kami hidupkan/suburkan

َ‫فماَ مسنمشسرمنا‬

Dan tidaklah

َ‫مومما‬

Dengan air itu

‫بممه‬

Kami dahulu

َ‫هكانا‬

Sebuah negeri

‫بمسلمدةد‬

Terhadap semua ini

‫لمهه‬

(Yang) mati/tandus

َ‫امسيِدتا‬

(adalah) orang-orang yang mampu menguasai


‫همسقمرنمسيِمن‬

Seperti itulah

‫مكمذلم م‬
‫ك‬

b. Penjelasan Ayat

Ayat ke 9, menurut Abu Ja’far Muhammad maksud ayat ini adalah jika kamu tanyakan hai Muhammad
kepada orang-orang Musyrik dari kaummu itu, “Siapa yang menciptakan langit dan bumi, mengadakan
dan membentuknya?” Niscaya mereka menjawab, “Semuanya diciptakan oleh yang maha Perkasa dalam
pengaruh kekuasaan dan balasan-Nya terhadap musuh-musuhNya, yang maha mengetahui semua
ciptaan itu dengan segala yang ada di dalamNya. Tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagiNya.[1][1]

Sedangkan Menurut Syekh Imam AL-Qurtubi dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa orang-orang kafir
pun mengakui bahwa pencipta langit dan bumi beserta isinya adalah Allah Yang Maha Perkasa dan Maha
Bijaksana, namun demikian mereka menyembah selain Allah dan mengingkari kekuasaan-Nya.[2][2]

Penjelasan ayat ke 10, maksudnya adalah Allah yang menjadikan bumi terhampar bagimu.Dia
menjadikan bumi bagimu pijakan yang dapat kamu pijak dengan telapak kakimu dan kamu dapat
berjalan di atasnya dengan kakimu. Allah membuatkan jalan-jalan yang landai di atas bumi, yang dapat
kamu tempuh dari satu negeri ke negeri lain untuk keperluan penghidupan dan pendengaranmu.[3][3]

Sedangkan menurut Syekh Imam Al-Qurtubi bahwa ayat ini menjelaskan bahwa Allah menyifati Dzat-Nya
yang maha suci dengan kekuasaan yang sempurna.Firman Allah ini merupakan awal pemberitahuan dari
Allah tentang dzatNya.Supaya kalian mengakui nikmat Allah yang diberikan kepada kalian dan supaya
kalian mendapat petunjuk menuju penghidupan kalian.[4][4]

Ayat ke 11 dan 12, maksudnya adalah bahwa Allah menurunkan air dari langit menurut kadar (yang
diperlukan), artinya menurut Ibnu Abbas yang dikutip oleh AL-Qurtubi yakni air yang diturunkan itu
bukan seperti air yang diturunkan kepada kaum nabi Nuh yang tidak menurut ukuran yang diperlukan
sehingga air itu menenggelamkan mereka. Akan tetapi air yang diturunkan itu sesuai dengan kadar yang
diperlukan, bukan berupa badai yang menenggelamkan bukan pula kurang dari apa yang dibutuhkan
sehingga ia dapat menjadi penghidupan bagi kalian dan binatang ternak kalian.[5][5]

Ayat 12 dan 13 maksudnya adalah Dia yang menciptakan segala sesuatu, lantas menjadikannya
berpasang-pasangan yaitu dengan menciptakan perempuan sebagai pasangan laki-laki, dan menciptakan
‫مومجمعمل لمهكسم مممن اسلفهسل م‬maksudnya adalah bahwa Allah menjadikan
laki-laki sebagai pasangan perempuan. …‫ق‬
kapal-kapal bagimu yang dapat kamu kendarai di laut kea rah yang kamu kehendaki dalam perjalananmu
di laut untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupmu. Sedangkan hewan ternak dapat kamu
kendarai di darat ke arah manapun yang kamu tuju, seperti unta, kuda, bighal dan keledai.[6][6] … ‫لمتمسستمهوُسوا‬
‫معلىَ ظهههسوُمرمه‬supaya kamu dapat berada di atas punggung hewan yang kamu kendarai. Kemudian kamu ingat
nikmat Tuhanmu yang dianugerahkan kepadamu, berupa ditundukannya semua fasilitas kendaraan itu
bagimu di darat dan di laut.

2. Surat Al-Ankabut Ayat 17

‫امنامماَ تمسعبههد سو من ممسن هد سومن ام ام سومثاَ دناَ اوتمسخلهقهسوُ من امسفدكاَ امان الامذسيِمن تمسعبههدسومن ممسن هدسومن ام مليِمسملمهكسوُمن لمهكسم مرسزدقاَ مفاَسبتمهغسوُا معسنمد ام المرسز م‬
‫ق مواسعبههدسوهه مواسشهكهرسوا لمهه‬
‫املمسيِمه تهسر مجهعسوُمن‬

Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta.
Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; maka
mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada- Nyalah
kamu akan dikembalikan.

a. Makna mufrodat

Tidak mereka memiliki (mampu Memberi)

‫مليِمسملمهكسوُمن‬

Sungguh apa yang

َ‫امنامما‬

Untuk kalian

‫لمهكسم‬

Kalian sembah
‫تمسعبههدسومن‬

Rezeki

َ‫مرسزدقا‬

Dari

‫ممسن‬

Maka carilah/mintalah

‫فمسبتمهغسوُا‬

Selain

‫هدهومن‬

Disisi

‫معسنمد‬

Allah

‫ام‬

Allah

‫ام‬

(hanya) berhala-berhala

‫امسومثاَدن‬

Rezeki

‫المرسز م‬
‫ق‬

Dan kalian menciptakan(mengatakan)

‫موتمسحلهقهسوُمن‬

Dan sembahlah Dia(beriman dan taat

‫مواسعبههدسوهه‬

Kebohongan

َ‫امسفمكا‬

Dan bersyukurlah kalian


‫مواسشهكهرسوا‬

Sesungguhnya

‫اممن‬

Kepada-Nya

‫لمهه‬

Yang

‫الامذسيِمن‬

Kepada-Nya

‫اممليِسيِمه‬

Kalian sembah

‫تمسعبههدسومن‬

Kalian akan dikembalikan

‫تهسرمجهعسوُمن‬

Dari

‫سمسن‬

Selain

‫هدسومن‬

Allah

‫ام‬

b. Penjelasan ayat
(Sesungguhnya apa yang kalian sembah selain Allah itu) (adalah berhala-berhala, dan kalian membuat
dusta) kalian mengatakan kebohongan, bahwa berhala-berhala itu adalah sekutu-sekutu Allah.
(Sesungguhnya yang kalian .sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepada kalian)
maksudnya mereka tidak akan mampu memberi rezeki kepada kalian (maka mintalah rezeki di sisi Allah)
yakni mintalah rezeki itu kepada-Nya (dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-
Nya-lah kalian akan dikembalikan). [7]

c. Asbabunnuzul ayat

Pada mulanya ayat 17 surah al-Ankabut ini, menceritakan umat Nabi Ibrahim yang tidak mau
menyembah Allah. Bahkan mereka menyembah patung-patung buatan mereka sendiri. Dengan demikian
Allah menjelaskan bahwa patung-patung atau lainnya yang mereka sembah selain diri-Nya, tidak bias
berbuat apa-apa. Apalagi memberi rezeki untuk kehidupannya.Hanya dari sisi Allahlah rezeki itu didapat.
Oleh karena itu sehrusnya mereka hanya menyembah Allah dan bersyukur kepada-Nya, sebab mereka
pun akan dikembalikan kepada-Nya.

M.Quraish Shihab mengatakan bahwa ayat tersebut adalah teguran kepada umat Nabi Ibrahim, yang
menyembah berhala-berhala untuk mengharap mendapat rezeki dari apa yang disembahnya. Lalu
ditegaskan bahwa berhala-berhala itu tidak mampu memberikan rezeki dan tidak patut untuk disembah.
Sebagaiman Allah menggunakan kata ”rizqoo” yang konteks kalimatnya adalah menafikan kemampuan
berhala.[8][8]

Kemudian Allah menggunakan kalimat “fabtaghuu” artinya mintalah.Dan “arrizqi´ artinya rezeki secara
umum (segala bentuk rezeki). Dan adanya penambahan huruf ”ta” pada kalimat “fabtaghuu” digunakan
sebagai penegasan bahwa untuk mendapatkan rezeki Allah itu hendaknya dengan berusaha sungguh-
sungguh. Di ayat itu juga Allah mempertegas agar kita menyembahnya, karena hanya Dia yang patut
disembah.Dia yang memberikan segala rezeki kepada oleh karena itu Allah melanjutkan firman-Nya
dengan perintah untuk mensyukurinya.

Begitu banyak nikmat yang telah kita terima dari Allah SWT.Negara ini telah mendapatkan nikmat lahan
yang subur, kandungan sumber daya alam melimpah, dan masyarakat Muslim yang sangat banyak.Diri-
diri kita telah mendapatkan nikmat hidup berkecukupan, anak-anak yang sehat dan cerdas, pasangan
hidup yang beriman. Bukan itu saja, masih banyak nikmat-nikmat yang lain, yang jika kita mencoba
menghitungnya, niscaya tidak akan mampu. Allah SWT berfirman:

‫صسوُمهاَ اممن ام لممغفهسوُهر ارمحسيِمم‬


‫موامسن تمهعددسوا نمسعممتمهه ام لم تهسح ه‬

Artinya :“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan
jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS An Nahl : 18).

C. Hadits Tentang Nikmat Allah dan Cara Mensyukurinya


Hadits Tentang Cara Mensyukuri Nikmat

1. Teks Hadits

‫َ فمههموُ أمسجمدهر أمسن مل تمسزمدهروا‬،‫َ مومل تمسنظههروا إمملىَ ممسن ههموُ فمسوُقمهكسم‬،‫َ اسنظههروا إمملىَ ممسن أمسسفممل ممسنهكسم‬:‫صالىَ اه معلمسيِمه مومسلامم‬
‫َ مقاَمل مرهسوُهل ام م‬:‫َ مقاَمل‬،‫معسن أممبيِ ههمرسيِمرمة‬
[15ْ]‫نمسعممةم ام معلمسيِهكسم‬

2. Terjemah Hadits

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda : lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari pada kamu
dan janganlah kamu melihat orang yang di atasmu. Maka hal itu lebih baik untuk tidak meremehkan
nikmat Allah atasmu. (Muutafaq ‘Alaih)[9][9]

3. Penjelasan Hadits

Dalam hadits di atas, nabi menyuruh kaum muslimin agar memandang orang memandang orang yang
berada di bawah mereka, baik mengenai bentuk dan rupa tubuhnya, kesehatan dan kesejahteraannya,
harta dan kekayaannya maupun yang lain-lainnya. Dengan cara demikian, mereka akan merasa
beruntung dan lebih baik keadaan mereka dibandingkan dengan yang dibawah standar nasib mereka.
Sebaliknya nabi saw. melarang kaum muslimin memandang orang yang di atas mereka sebab dapat
menimbulkan rasa kecil hati dan rendah diri dan bahkan bukan mustahil dapat menimbulkan rasa
kecewa, menyesal diri dan mungkin timbul persangkaan yang buruk kepada Allah swt. bahwa Dia tidak
memperhatikan keadaan dirinya atau pilih kasih dalam pemberian nikmat. Kaum muslimin dibenarkan
melihat orang yang lebih tinggi derajatnya, khusus dalam masalah ketaatan kenjalankan agama (dalam
hal kebaikan yang bernilai agama) atau dalam menuntut ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan
yang bernilai agama.

D. Cara Mensyukuri Nikmat Allah Ta’ala

Bersyukur kepada Allah ta’ala artinya adalah menjalankan ketaatan kepada Allah dengan cara
menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Bersyukur kepada Allah ta’ala atas nikmat-nikmat-Nya bukanlah sekedar dengan mengucapkan hamdalah
atau bersujud syukur. Akan tetapi ada cara lain yang lebih umum untuk bersyukur kepada Allah ‘azza wa
jalla. Ada tiga cara bersyukur yang disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin
rahimahullah di dalam kitab Al Qaulul Mufid (1/268), yaitu:

1. Bersyukur dengan hati.

Yaitu dengan meyakini dan mengakui bahwa segala nikmat yang dia dapatkan pada hakikatnya adalah
berasal dari Allah subhanahu wa ta’ala semata. Adapun peran manusia yang memberikan suatu
kemanfaatan kepada kita, semua itu hanyalah suatu sebab dan perantara yang mana semuanya itu
sangat bergantung kepada izin dari Allah ta’ala.

Allah ta’ala berfirman:

‫مومماَ بمهكسم ممسن نمسعممرة فممممن ا‬


‫ام‬

“Apa saja nikmat yang ada pada kalian, Maka dari Allah-lah (datangnya).” [QS An Nahl: 53]

2. Bersyukur dengan lisan.

Yaitu dengan membicarakan kepada orang lain tentang nikmat yang Allah berikan kepadanya sebagai
bentuk rasa syukur dan pengakuan kepada Allah, bukan dengan tujuan untuk membanggakan diri dan
menimbulkan rasa iri kepada orang lain.

Allah ta’ala berfirman:

‫موأماماَ بمنمسعمممة مربم م‬


‫ك فممحمد س‬
‫ث‬
“dan terhadap nikmat Rabbmu, maka hendaklah kamu siarkan.” [QS Adh Dhuha: 11]

Contohnya adalah kisah seorang yang buta lalu disembuhkan oleh Allah dan dianugerahi kambing yang
banyak. Ketika datang seorang malaikat utusan Allah untuk mengujinya dengan meminta seekor
kambingnya, lelaki itu menjawab: “Dahulu aku adalah seorang yang buta, lalu Allah mengembalikan
penglihatanku kepadaku. Dahulu aku adalah seorang yang miskin, lalu Allah memberikan kekayaan
kepadaku.

3. Bersyukur dengan anggota tubuh.

Yaitu dengan cara menggunakannya untuk melaksanakan berbagai ketaatan kepada Allah ta’ala.

Demikianlah cara-cara bersyukur kepada Allah ‘azza wa jalla atas nikmat-Nya. Dengan bersyukur, maka
nikmat Allah akan semakin bertambah. Sebaliknya, jika tidak bersyukur, maka azab dari Allah akan
datang mengancam. Allah berfirman:

‫لمئمسن مشمكسرتهسم ملممزيِمدناهكسم مولمئمسن مكفمسرتهسم إمان معمذامبيِ لممشمديِمد‬

“Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepada kalian; dan jika kalian
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” [QS Ibrahim: 7]

Mengamalkan ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain adalah bentuk mensyukuri nikmat ilmu.
Menafkahkan harta di jalan Allah adalah bentuk mensyukuri nikmat harta.Mengonsumsi makanan untuk
menyehatkan tubuh dan tidak membuangnya adalah bentuk mensyukuri nikmat makanan.Demikianlah
seterusnya.[10][10]

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bersyukur berarti kita mensyukuri apa yang diberikan ALLAH SWT kepada kita dengan kekuatan iman dan
meyakini bahwa segala sesuatu tidak ada yang sia- sia. Kita dapat mensyukuri nikmat dengan cara
berdzikir, dengan lisan kita dapat mengucapkan alhamdulillah, dengan hati yaitu meyakini bahwa segala
bentuk nikmat & berkah datangnya semata hanya dari ALLAH SWT dan kita dapat mensyukuri nikmat
ALLAH SWT dengan perbuatan kita dengan melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan-
Nya.

Segala bentuk syukur kita merupakan rasa terimakasih kita kepada ALLAH SWT, dan manusia yang tidak
mau bersyukur maka ia akan rugi karena ALLAH SWT tidak membutuhkan rasa syukurpun dia tidak akan
dirugikan yang pada dasarnya ALLAH SWT maha kaya akan sesuatu melainkan orang yang bersyukur ia
mensyukuri untuk dirinya sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

- Abu Ja’far, Muhammad, Tafsir Ath-Thobari, (penerjemah Misbah Abdul Somad), Pustaka Azzam,
Jakarta, 2009;

- Al-Jalalain, As-Shuyuthi, Al-Mahalli, Tafsir Jalalain

- Al-Qurtubi, Syekh Imam, Tafsir Al-Qurtubi, (Penerjemah Akhmad Khotib), Pustaka Azzam, Jakarta,
2009;

- Departemen Agama RI, Al-Hikmah AL-Qur’an dan terjemahnya, Diponegoro, Bandung, 2004;

- Matsna, Mohammad, Pendidikan Agama Islam Al-Qur’an Hadits, Karya Toha Putra, Semarang, 2009;

- Muslim, Al-Imam, Shohih Muslim Shihab, M. Quraisy, Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan, dan
Keserasian Al-Qur’an), Lentera Hati, Jakarta 2002

Anda mungkin juga menyukai