Anda di halaman 1dari 28

KD 4& KD 5

4.3. Menganalisis fenomena induksi elektromagnetik


dalam kehidupan sehari-hari
5.3 Mempresentasi-kan prinsip kerja penerapan rangkaian arus bolak-balik (AC) dalam
kehidupan sehari-hari

4.4. Melakukan percobaan tentang induksi elektromagnetik berikut presentasi hasilnya dalam
kehidupan sehari-hari
5.4. Mempresentasi-kan prinsip kerja penerapan rangkaian arus bolak-balik (AC) dalam
kehidupan sehari-hari

4.1. INDUKSI ELEKTROMAGNETIK


Gejala timbulnya arus listrik dalam suatu penghantar akibat perubahan fluks magnetik dinamakan
induksi elektromagnetik. Beda potensial yang timbul antara ujung-ujung pennghantar akibat adanya
induksi elektromagnetik disebut gaya gerak listrik (ggl) induksi. Arus listrik yang mengalir pada suatu
kumparan akibat adanya ggl induksi disebut arus induksi. Pemahaman tentang gaya gerak listrik induksi
(ggl), dapat melalui uraian di bawah ini.

 Fluks Magnetik
Adalah jumlah garis – garis gaya medan magnet yang menembus permukaan bidang secara tegak
lurus (diberi lambang ). Untuk medan megnetik homogen fluks magnetik didefinisikan sebagai
perkalian antara skalar induksi magnet dengan luas bidang yang tegak lurus terhadap arah medan
magnetik tersebut.

Jadi besarnya fluks magnetik () = perkalian antara


komponen induksi magnetik yang tegak lurus bidang
dengan luas bidang yang ditembus (A).

 = B. A cos 

Gambar 1. Medan magnet homogen B menembus bidang seluas


A dengan arah membentuk sudut  terhadap arah normal bidang.

dengan,
 = fluks magnetik yang memotong bidang (weber)
B = besar induksi magnetik (Wb.m-2)
A = luas bidang yang ditembus medan magnetik (m2)
 = sudut apit arah medan magnetik dengan normal bidang
N
Jika arah medan magnetik sejajar dengan normal bidang yang
ditembusnya ( = 0 dan cos 0), maka besar fluks
B
magnetiknya menjadi :
=B.A

A
Contoh 1:
Medan magnet homogen yang induksi magnetiknya 0,06 tesla menembus bidang seluas 40 cm2.
Jika arah medan magnetik membentuk sudut 30 terhadap bidang, berapa besar fluks magnetik
yang menembus bidang tersebut !
Penyelesaian:
Karena arah medan magnetik membentuk sudut 30 terhadap bidang, maka besar sudut yang
dibentuk oleh arah medan magnetik terhadap normal bidang,  = 90 - 30 = 60.
Besar fluks magnetik,
 = B.A cos 
= 0,06 x 0,004 cos 60
= 0,00012
= 1,2 x 10-5 weber

 Gaya Gerak Listrik Induksi


Gaya gerak listrik (ggl) induksi adalah beda potensial antara ujung-ujung sebuah kumparan
karena adanya perubahan fluks magnetik yang memotong kumparan.
Untuk membahas ggl induksi pada ujung-ujung kumparan, perlu diketahui terlebih dulu ggl induksi
pada ujung-ujung penghantar akibat perubahan luas bidang. Gambar di bawah ini menunjukkan
sebuah penghantar yang berbentuk loop PQRS berada teragk lurus di dalam medan magnetik B.

Gambar 2. Loop penghantar PQRS berada tegak lurus di dalam medan magnetik homogen B.

Jika loop penghantar PQRS digerakkan ke kanan oleh gaya luar Fluar, maka dalam penghantar
mengalir arus listrik dengan arah seperti dilukiskan pada gambar. Arus listrik inilah yang dinamakan
arus induksi.
Pada ujung-ujung P dan Q timbul beda potensial yang disebut gaya gerak listrik (ggl) induksi.
Akibat adanya arus listrik induksi, maka pada penghantar PQ bekerja magnetik sebesar Fm = iind B.l
yang arahnya berlawanan dengan arah gaya yang menyebabkan gerak penghantar (Fluar).
Jadi Fluar = -Fm = -iind B.l
Ggl induksi yang timbul pada ujung-ujung penghantar PQ merupakan energi permuatan yang
diperlukan untuk mengalirkan arus dalam penghantar.
W F m ΔS −i . B .l .v . Δt
ε= = =
q i . Δt i. Δt
ε ind =−B l v
Jadi ggl induksi pada ujung-ujung penghantar yang digerakkan memotong tegak lurus medan
magnetik:
(1) sebanding dengan panjang penghantar (l);
(2) sebanding dengan besar induksi magnetik (B);
(3) sebanding dengan kecepatan gerak penghantar (v)

Jika hambatan penghantar adalah R, maka kuat arus induksi pada kawat PQ adalah :
ε ind
iind = R

ind = ggl induksi (volt)


B = kuat medan magnetik (tesla)
l = panjang penghantar (m)
v = kecepatan gerak penghantar (m/s)
iind = kuat arus induksi (A)
R = hambatan penghantar (ohm)

Contoh 2:
Penghantar berbentuk huruf U diletakkan dalam
medan magnet homogen dengan induksi
magnetik 2 x 10-3 wb/m2, sehingga bidang tegak
lurus medan magnet. Penghantar AB digerakkan
dengan kecepatan 0,5 m/s. Berapakah
a. besar ggl induksi yang terjadi pada ujung-
ujung AB .
b.besar gaya magnet yang bekerja pada
penghantar AB?
c. Hambatan kawat AB dan arah arus induksi
pada kawat AB,jika arus yang mengalir pada
kawat AB 10 ampere.

Penyelesaian :
 = - Blv Fm =Bil
= - 2 . 10-3 x 0,6 x 0,5 . = 2 x 10-3 x 10 x 0,6
= - 6 x 10-4 Volt = 12 x 10-3
= 1,2 x 10-2 Newton

Hukum Faraday
Hubungan antara ggl induksi pada ujung-ujung kumparan dengan perubahan fluks magnetik
dijelaskan oleh seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman, Michael Faraday yang menyatakan bahwa,
Ggl induksi yang timbul pada ujung-ujung kumparan sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik
yang dilingkupinya.
Pernyataan ini dapat dirumuskan dengan:
ΔΦ
ε=−
Δt
Jika jumlah lilitan dalam kumparan adalah N, maka besar ggl induksi pada ujung-ujung kumparan
diberikan oleh:
ΔΦ
ε=−N
Δt
Untuk perubahan fluks magnetik yang terjadi dalam waktu sangat singkat (t mendekati nol), maka
ggl induksi pada ujung-ujung kumparan dinyatakan dengan,
ΔΦ ε = ggl induksi (volt)
ε=−N lim
Δt →0 Δt N = jumlah lilitan kumparan
dΦ dΦ
ε=−N dt = laju perubahan fluks magnetik (Wb/s)
dt
Faktor-faktor yang menimbulkan GGl Induksi
Dengan memperhatikan persamaan  = B.A cos , maka ggl induksi yang timbul pada ujung-ujung
kumparan dapat disebabkan oleh salah satu perubahan berikut:
(1) perubahan luas bidang kumparan A (dengan B dan  tetap)
(2) perubahan besar induksi magnetik B (dengan A dan  tetap)
(3) perubahan sudut  antara arah medan magnetik dengan arah normal bidang (dengan A dan B
tetap)
Untuk memahami dengan jelas faktor-faktor di atas, perhatikan uraian berikut ini:
(1) Ggl induksi oleh perubahan luas bidang kumparan
Persamaan Faraday untuk kasus luas bidang A berubah-ubah (B dan  tetap) adalah sebagai
berikut.
ΔA
ε=−NB
Δt
(2) Ggl induksi oleh Perubahan Besar Induksi Magnetik
Persamaan Faraday untuk kasus besar induksi magnetik yang berubah-ubah dengan luas
bidang A dan sudut  tetap adalah sebagai berikut.
dB
ε=−NA
dt
(3) Ggl Induksi Akibat Perubahan Orientasi Bidang Kumparan
Persamaan Faraday untuk kasus perubahan orientasi sudut  dengan luas bidang kumparan A
dan induksi magnetik B tetap adalah sebagai berikut:
 = NBA cos t

 Hukum Lenz
GGL induksi yang terjadi pada penghantar sedemikian rupa sehingga menentang penyebabnya.
Perhatikan gambar di bawah ini. Jika magnet didekatkan maka jumlah garis gaya medan magnet
yang dicakup kumparan bertambah. Perubahan ini menyebabkan kumparan menjadi sumber arus
listrik. Perhatikan arah Bm dan Bind serta arah Iind dan arah lilitan. Bagaimana jika magnet dijauhkan?
Tentu arah arus berbalik arah.

Gambar 3. Arah arus induksi pada kumparan


Contoh Soal
1. Suatu kumparan kawat yang terdiri dari 500 lilitan dengan jari-jari 5 cm diletakkan pada medan
yang tegak lurus bidang kkumparan. Anggap medan B berubah sedemikian hingga dalam 10
milisekon berubah dari 0,2 wb/m2 menjadi 0,6 wb/m2. Hitunglah besar GGL induksi yang terjadi
pada ujung-ujung kumparan.
Penyelesaian
ΔΦ=Φ akhir −Φ mula-mula
= (B2 – B1) A
= (0,6 – 0,2) r2
= 0,4  π  25 10-4
= . 10-3 Wb

ε= - N
dt
3
π ¿ 10
= - 500  10−2
= -50 π volt
Jadi ggl induksi pada ujung-ujung kumparan sebesar 50 volt.

1. Sebuah penghantar digerakkan dengan kecepatan 2 m/s memotong tegak lurus medan magnet yang
induksi magnetiknya 5000 gause. Jika pada ujung-ujung kawat timbul beda potensial 1 volt, berapa
panjang kawat tersebut?
2. Sebuah penghantar panjangnya 40 cm berada di dalam medan magnetik yang induksi magnetik 0,05
tesla dengan posisi tegak lurus terhadap arah medan magnet. Berapa kecepatan penghantar harus
digerakkan agar pada ujung-ujung penghantar tersebut timbul GGL sebesar 10-2 volt.

4.2 .GGL Induksi Diri


Jika sepotong kawat penghantar panjangnya l meter digerakkan dalam medan magnet dan
memotong garis-garis gaya magnet, maka pada ujung-ujung kawat penghantar timbul beda potensial
disebut gaya gerak listrik (GGL) induksi.
+
a Jika penghantar a b digerakkan dengan kecepatan V memotong tegak
lurus garis-garis gaya magnet (B). Besar ggl induksi yang terjadi
x x x
x x x ε=V a−V b
V
x x x ε= B l v
B x x x

Gambar 4. Sebuah penghantar digerakkan tegak lurus memotong medan magnet

 Jika penghantar a b memotong B dengan sudut θ maka,


dengan,
ε= B l V sin ε = G G L induksi (Volt)
v = Kecepatan (m/s)
l = panjang kawat penghantar (m)

Jika arus induksi pada kumparan berubah dengan waktu, maka pada kumparan akan terjadi G G L
induksi oleh Yoseph Henry dirumuskan sebagai
dengan,
di di
ε s =−L
dt d t = kecepatan perubahan arus (ampere/s)
L = induksi diri (henry)
ε s = GGL induksi diri (volt)

Tanda negatif pada rumus di atas adalah penyesuaian dengan Hukum Lenz.
Definisi dari induktansi diri adalah: Satu henry adalah besaran yang menyatakan besarnya GGL imbas
diri yang terjadi jika terjadi perubahan arus sebesar 1 Ampere tiap detik
di
ε= -L
Dari persamaan Faraday dt maka besarnya induktansi diri apda kumparan adalah :
di dΦ L = induksi diri (henry)
L =N
dt dt N = jumlah lilitan
 = fluks (wb)
∫ L d i =∫ N d Φ i = arus (ampere)

L=
i
Bila diterapkan pada solenoida dan teroida, maka induktansi diri dapat dirumuskan:
Solenoida
dengan,
μ o N2 A μo
L= = 4N x 10-7 wb/Am
l L = induksi diri (Henry)
Teroida N = Jumlah lilitan
μ o N2 A A = luas penampang (m2)
L= R = jari-jari (m)
2 πR
Energi yang tersimpan pada induktor adalah:

W = ½ L i2 W = energi kumparan (joule)


i = arus (Ampere)
L = induktansi diri (Henry)
Contoh Soal 2
1. Sebuah induktor terbuat dari kumparan kawat dengan 50 lililtan. Panjang kumparan 5 cm dengan luas
penampang 1 cm2. Hitunglah:
a) Induktansi induktor
b) Energi dalam induktor jika arus yang mengalir 2 A
Penyelesaian
2
μ AN b) W = ½ L I 2
L= o
a) l = ½ (6,28 x 10-6)  22
= 12,56 x 10-6 j
=12,56 μJ
4 π x 10-7 ¿(1 ¿10−4 )(50 )2
=
(5 x 10-2 )
= 6,28 μH
2. Arus sebesar 2 A mengalir dalam suatu kumparan dari 400 lilitan sehingga menyebabkan fluks 10-4
wb pada penampang kumparan tersebut. Hitung
a) GGL imbas diri jika arus dihentikan dalam waktu 0,08 detik.
b) Induktansi kumparan

Penyelesaian
dθ di
ε =-N ε=−L
dθ b) dt
a)
−4 ( I −I )
0−10 =−L 2 2
0 ,08
= -400  0 ,08 L = 0,02 Henry
= 0,5 volt

1. Sebuah solenoida terdiri dari 400 lilitan, panjang solenoida 5 m dan garios tengahnya 50 cm.
Hitunglah flux magnetik dalam solenoida tersebut tiap ampere!
2. Suatu kumparan kawat dengan jari-jari 8 cm diletakkan pada medan magnet yang tegak lurus bidang
kumparan. Hitung GGL imbas yang terjadi pada kumparan tersebut jika medan B berubah dari 0,3 T
menjadi 0,8 ( kumparan terdiri dari 1000 lilitan ) dalam waktu 0,1 sekon.
3. Sebuah solenoida dipasang di dasar jalan masuk suatu pelabuhan untuk melindunginya terhadap
kapal – kapal selam. Sebuah kapal selam masuk dan menyebabkan perubahan flux sebesar 10-3 wb
setiap detiknya. Hitung GGL imbas yang terjadi pada solenoida jika solenoida terdiri 80 lilitan kawat.

4.3 .GENERATOR DAN TRANSFORMATOR


a. Generator
Generator merupakan alat konverter energi yang dapat mengubah energi kinetik menjadi energi
listrik. Prinsip kerja generator berdasarkan induksi elektromagnetik. Generator terdiri atas bagian
utama, yaitu stator dan rotor. Stator merupakan bagian yang diam sedangkan rotor merupakan
bagian yang berputar. Dalam pembahasan ini, stator berupa sepasang magnet permanen dan rotor
berupa kumparan yang diletakkan di antara keduanya dan dapat berputar memotong medan magnet
melalui porosnya seperti ditunjukkan pada gambar 5.
Gambar 5. Diagram generator dengan rotor sebuah kumparan dan statornya
dua buah magnet permanen yang kutub-kutub magnetnya berbeda

Generator dapat menghasilkan arus bolak balik atau arus searah. Sehingga generator dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu generator arus bolak balik(AC) dam generator arus searah (DC)
1) Generator arus bolak-balik (AC)
Generator yang dapat menghasilkan ggl bolak-balik dibentuk dengan memasang dua buah
cincin penghantar pada ujung-ujung kumparan seperti pada gambar 6. Hubungan dengan beban
terjadi melalu sikat tembaga lunak yang kontak dengan cincin terminal yang berputar.

Gambar 6. Bagan rangkaian generator arus bolak-balik

Besarnya ggl induksi bolak-balik yang dihasilkan ditentukan berdasarkan perubahan orientasi
bidang kumparan terhadap arah medan magnet.
d cos θ
=NBA dt
Jika kumparan diputar dengan kecepatan sudut , maka  = t, sehingga ggl induksi
maksimum yang timbul dinyatakan sebagai:
d
 =  N B A dt (cos t)
 = N B A  sin t
m = N B A 
ε m= N B A ω

Jadi ggl induksi setiap saat dapat dituliskan.


dengan,
ε=ε m sin ω t  = Ggl induksi sesaat (volt)
m = Ggl induksi maksimum (volt)
N = jumlah lilitan kumparan
B = induksi magnetik (tesla)
 = frekuensi sudut putar kumparan (rad/s)

Grafik ggl induksi sebagai fungsi waktu ditunjukkan pada gambar 5 berikut ini:
(2) Generator arus searah (DC)
Prinsip kerja generator arus searah (DC) hampir sama dengan generator arus bolak-balik
(AC). Perbedaannya hanya pada bentuk cincin terminal saja. PAda generator DC cincin
terminalnya hanya satu buah belah, yakni setengah cincin C1 dan setengah cincin C2 yang
dipisahkan oleh isolator (lihat gambar 8). Ggl yang dihasilkan hanya memiliki satu tanda. Arus
yang dihasilkan disebut arus searah seperti ditunjukkan pada gambar 7.

(b)
Gambar 8. (a) Bagan rangkaian generator arus searah; (b) grafik ggl induksi terhadap waktu

b. Transformator
Transformator bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik, bila terjadi perubahan flux magnet
pada kumparan transformator primer (trafo), maka perubahan fluks akan dapat menghasilkan GGL
induksi maupun arus induksi pada kumparan transformator sekunder.
Sesuai fungsinya transformator ada 2 (dua) macam yaitu transformator sebagai pengubah
tegangan rendah ke tegangan tinggi dinamakan transformator step up. Sedangkan, mengubah
tegangan tinggi ke tegangan rendah dinamakan transformator step down.

P = kumparan primer
S = kumparan sekunder

Gambar 8. Bagan Transformator

Arus yang menyebabkan perubahan fluks magnet pada kumparan P diarahkan oleh inti besi ke
kumparan S. Maka, pada kumparan S juga terjadi arus bolak-balik disebut arus sekunder.
Pada transformator ideal berlaku.
Vp Np
=
Vs Ns
Pada trafo ideal juga tidak ada energi yang hilang, energi pada kumparan primer sama energi
pada kumparan sekunder maka daya yang dihasilkan juga sama.

Pp = Ps
VpIp = VsIs

dengan,
Vp Np Is Vp = tegangan primer (tegangan input) (volt)
= = Vs = tegangan sekunder (tegangan output) (volt)
Vs Ns Ip Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Is = arus sekunder (Ampere)
Ip = arus primer (Ampere)

Jika trafo tidak ideal yang biasa dinamakan trafo real efisiensinya kurang 100 % maka dapat berlaku
rumus.
Ps
η= dengan,
Pp x 100 % η = efisien
V s Is Ps = daya sekunder (volt)
η= Pp = daya primer (watt)
V p I p x 100 %
V s Is
η=
V p I p x 100 %

Contoh:
1. Kumparan transformator step up mempunyai 200 lilitan pada kumparan primer dan 1.000 lilitan pada
kumparan sekunder 2 A dan tegangan kumparan primer 220 volt. Hitung arus pada kumparan primer
Penyelesaian
Vp Np Vp Ip
= =
Vs Ns Vs Ip
220 200 Is x V s
= I p=
V s 1000 Vp
2 x 1100
V s =1000 x 220 =
200 220
= 1100 volt = 10 A

2. Sebuah transformator dengan tegangan primernya 220 volt dan tegangan sekundernya 22 volt. Arus
pada primernya 0,1 ampere. Apabila efisiensi transformator tersebut sebesar 60 % tentukanlah arus
pada sekundernya
Penyelesaian

V s Ip 22 ¿ I p
η= =
V p I s x 100 %  60 % 220¿0,1 x 100 %
22 I p
0,6=
22  Is = 0,6 Ampere
1. Sebuah transformator step-doen dipasang pada tegangan 200 volt, tegangan yang dihasilkan 8 volt.
Berapa banyaknya lilitan pada kumparan sekunder jika kumparan primernya mempunyai 600 lilitan ?
2. Kumparan sekunder suatu transformator step-down terdiri dari 2 bagian yang terpisah masing-masing
memberikan ouput 100 volt dan 6 volt. Kumparan primernya terdiri dari 100 lilitan dan dihubungkan
dengan tegangan input 220 volt. Jika arus pada kumparan primer 1 A hitung arus dan jumlah lilitan
pada masing-masing kumparan sekunder ( Efisiensi transformator 100 % )!
3. Bila sebuah generator diputar dengan kecepatan 1500 rpm akan membangkitkan ggl 100 volt.
Berapakah kecepatan putar generator agar mampu membangkitkan ggl 120 volt ?
( 1 rpm = 1 putaran per menit ).

5. ARUS DAN TEGANGAN BOLAK-BALIK


Arus bolak-balik yang sering dikenal dengan nama ac (alternating current) adalah arus yang dapat
mengalir dalam dua arah dan nilai sesaatnya bergantung terhadap waktu. Atau dapat didefinisikan bahwa
arus bolak-balik adalah arus yang nilainya berubah-ubah secara periodik. Dengan demikian tegangan
bolak-balik dapat didefinisikan sebagai tegangan yang nilainya berubah-ubah secara periodik. Seperti
dibahas pada bagian generator, bahwa generator AC menghasilkan tegangan bolak-balik. Contoh
tegangan bolak-balik adalah tegangan listrik ada di rumah-rumah kita yang berasal dari PLN. Arus induksi
dan tegangan induksi ac yang dibangkitkan digambarkan oleh grafik berikut ini.
I
V
+Im +Vm

t t

-Im -Vm

(a) (b)
Gambar 9. (a) Grafik arus bolak-balik terhadap waktu; (b) grafik tegangan bolak-balik terhadap waktu

Grafik hubungan antara arus dan tegangan induksi ac terhadap waktu dapat dinyatakan sebagai bentuk
sinusoidal. Jadi arus dan tegangan bolak-balik dapat dinyatakan sebagai fungsi waktu.

I = Im sin V = Vm sin ω t
ω t
Nilai Efektif Arus dan Tegangan ac
Karena grafik arus dan tegangan bolak-balik berbentuk sinusoidal, maka arus dan tegangan bolak-
balik memiliki nilai efektif dan nilai maksimum. Nilai efektif dari arus dan tegangan ac adalah nilai yang
terukur oleh alat ukur amperemeter dan voltmeter ac. Sedangkan nilai maksimum tegangan bolak-balik
adalah besar ggl maksimum yang dihasilkan oleh generator ac. Hubungan antara nilai efektif dan nilai
maksimum adalah sebagai berikut.
Im Vm dengan,
I ef = Vm = tegangan maksimum (volt)
√ 2 Vef = √ 2 Vef = tegangan efektif (volt)
Ief = 0,707 Imax Vef = 0,707 Vm Im = tegangan maksimum (volt)
Ief = tegangan efektif (volt)
Contoh soal
1. Tegangan PLN di rumah 220 volt. Jika sebuah alat listrik dengan hambatan 20 ohm dipasang pada
stop kontak yang berada di rumah. Hitunglah:
a) nilai efektif dan maksimum tegangan
b) nilai efektif dan maksimum arus
Penyelesaian
a) Vef = 220 volt (tegangan yang terukur) V ef 220
=
Vm = Vef  √2 b) Ief = R 20
= 11 Ampere
= 220 √ 2 volt
Im = Ief  √2
= 11 √2 Ampere
2. Suatu sumber arus bolak-balik dapat menghasilkan tegangan yang besarnya denyatakan sebagai
fungsi waktu V = 20 2 sin 1.00 t. volt, hitunglah:

a) Tegangan maksimum
b) Tegangan efektif
c) frekwensi anguler
d) jika dihubungkan dengan ujurn resistor 5 Ω , hitung pula kuat arus maksimum dan efektifnya
Penyelesaian
a) V max = 20 √2 volt
e) Vm = Im R
Vm Vm
b) Vef = √2 Im = R
20 √2 20 √ 2
= 20 =4 √2
= √2 volt Im = 5 ampere
c) ω = 100 rad/s I m 4 √2
d) ω =2 πf =
Ieff = √ 2 √ 2 = 4 ampere
ω 100 50
f= = =
2 π 2 π π Hz
Alat Ukur Arus dan Tegangan ac
Alat untuk mengukur arus bolak-balik secara langsung adalah amperemeter ac dan untuk mengukur
tegangan bolak-balik secara langsung adalah voltmeter ac. Nilai yang terukur pada kedua alat tersebut
adalah nilai efektif. Voltmeter dan ampermeter ac ada yang berdiri sendiri, ada juga kedua alat tersebut
tergabung menjadi satu yang dinamakan AVO-meter atau multimeter. AVO-meter merupakan alat
gabungan dari amperemeter, voltmeter dan ohmmeter. Bagian utama yang diperhatikan dalam
penggunaan AVO-meter adalah skala dan tombol batas ukur seperti ditunjukkan pada ganbar berikut ini.
Skala

Tombol pengubah batas ukur

Batas ukur (AC V untuk mengukur tegangan ac, DC V untuk


mengukur tegangan dc, AC mA untuk mengukur kuat
arus ac, DC mA untuk mengukur kuat arus dc dan 
untuk mengukur hambatan listrik)

Pembacaan alat ukur ini dengan cara memadukan


angka yang ditunjukkan oleh jarum dan batas ukur
yang digunakan.
Hasil pengukuran =
angka yang ditunjukkan oleh jarum×batas ukur
skala maksimum
Untuk mengetahui nilai maksimum arus dan tegangan bolak-balik yaitu dengan menggunakan
osiloskop. Osiloskop digunakan untuk mengamati langsung bentuk grafik arus dan tegangan bolak-balik.
Dari grafik yang tampak pada layar osiloskop, nilai maksimum dapat ditentukan. Selain itu, osiloskop juga
dapat digunakan untuk menentukan besar frekuensi tegangan bolak-balik.
Bagian utama dari osiloskop terdiri dari layar, tombol skala vertikal dan tombol skala horisontal.
Gambar di bawah ini menunjukkan bagian depan sebuah osiloskop sederhana.

Tombol skala vertikal

Tombol skala horizontal


 Layar berskala, berfungsi untuk menampilkan grafik
sinusoidal arus dan tegangan bolak-balik.
 Tombol skala vertikal, berfungsi untuk menentukan
nilai tegangan maksimum. Nilai maksimum diperoleh
dengan cara memadukan amplitudo sinusoidal pada
layar dengan skala yang ditunjukkan oleh tombol
skala vertikal.
 Tombol skala horizontal (sweep time), berfungsi untuk menentukan frekuensi arus dan tegangan
bolak-balik. Besar frekuensi ditentukan dengan memadukan nilai periode sinusoidal yang ditunjukkan
pada layar dan skala yang ditunjukkan oleh tombol sweep time. Besarnya frekuensi adalah, f=
1
T
Contoh :
Pengukuran tegangan bolak-balik dengan menggunakan osiloskop dihasilkan grafik seperti tampak pada
layar osiloskop berikut ini.
Jika tombol skala vertikal menunjuk angka 10 volt/cm dan
tombol skala horizontal menunjuk angka 5 milisekon/cm,
tentukan:
a) tegangan maksimumnya
b) frekuensinya

Penyelesaian:
Amplitudo yang sinusoidal yang ditampilkan oleh layar osiloskop adalah 2 cm dan periodenya 4 cm.
Besar tegangan maksimum.
Vm = amplitude sinusoida x angka pada tombol sweep time
= 2 cm x 10 volt/cm
= 20 volt
Besar frekuensi diperoleh dengan menentukan periodenya lebih dulu,
T = periode sinusoidal x angka pada tombol sweep time
= 4 cm x 5 m.s/cm
= 20 mili sekon
= 0,02 sekon
1 1
=
f = T 0,02 = 50 Hz Jadi tegangan maksimumnya 20 volt dan frekuensinya 50 Hz.

1. Suatu pemanas memperoleh arus 10 A jika diberi tegangan searah (DC) 220 volt. Hitung harga arus AC
maksimum yang menghasilkan panas yang sama pada waktu yang sama dengan hal di atas ?
2. Suatu arus mempunyai harga efektif 100 mA. Hitung :
o
a. harga maksimum arus tersebut ! b. harga arus pada saat θ=60 .

RANGKAIAN RLC DAN PRINSIP RESONANSI


a. Rangkaian AC untuk Resistor Murni
R
Hambatan murni R yang dirangkaikan pada tegangan
bolak-balik akan memberikan tegangan dari arus
I = Imax sin masing-masing
ωt
I = Imax sin ω t
VR = VR mak sin ω t

Secara fasor diagram I dan V Tegangan dan arus mempunyai fase sama (sefase) dalam
V

VI bentuk grafik
I
I
VR

Dalam rangkaian resistor murni diperoleh hubungan Vmax = Im R

Besarnya daya yang dibebaskan (didisipasikan) adalah :


P = Ief2 R P = daya disipasi (Watt)
R = resistor (hambatan) (ohm)
Ief = arus efektif

b. Rangkaian AC untuk Induktor Murni


L
Sebuah kumparan L dihubungkan pada tegangan bolak-
balik akan memberikan arus:
I = Imax sin I = Imax sin ω t dan
V L = V L max sin ( ω t + 90o)

Secara fasor diagram I dan V L adalah


I

VL
I
VL

Beda fase antara arus dan beda potensial pada induktor adalah 90. Jadi dapat dinyatakan tegangan
mendahului arus sebesar 90 atau arus ketinggalan 90 terhadap tegangan seperti pada grafik di
atas.

Hambatan pada induktor dinamakan reaktansi induktif (XL)


I m= V m
ωL
I ef = V ef
ωL
XL = ω L
Contoh Soal
 Sumber AC 220 V dihubungkan dengan ujung-ujung induktor murni dengan induktansi 0,5 H.
Tentukanlah reaktansi induktif dan kuat arus listrik yang melalui induktor dengan frekwensi 40 Hz.
Penyelesaian
V
XL = ω  L I=
=2 π fL XL
= 2 π  40  0,5 220 5,5
= =
= 40 π ohm 40 π π Ampere

c. Rangkaian AC untuk Kapasitor Murni


C Sebuah kapasitor dihubungkan dengan tegangan bolak-balik
akan memberikan pesamaan arus dan tegangan sebagai
berikut :
I = Imax sin I = Imax sin ω t
VC = V C max sin ( ω t – 90o)

Secara fasor dengan I dan V adalah


I

t
VC

VC

Beda fase antara arus dan tegangan pada kapasitor -90. Jadi pada rangkaian ini tegangan (V)
tertinggal 90 dari arus (I) atau I mendahului V 90 dalam bentuk grafik dapat digambarkan seperti di
atas.
Hambatan pada rangkaian kapasitor murni dinamakan reaktansi kapasitif (Xc)
X C= 1 X C= 1
ωC atau 2π f C
Sehingga tegangan (V)
V C m = Im  X C
Ve = Ief  XC
Contoh Soal
 Sebuah kapasitor murni dengan kapasitas 0,5 μ F dihubungkan pada osilator elektronik yang
menghasilkan tegangan 15 Volt dengan frekwensi yang dapat diubah-ubah. Tentukan arus yang
melalui resistor tersebut jika frekwensinya 50 Hz.
Penyelesaian
1 V
X C= I=
2π f C XC
15
1 =
= 2 x 104
2 π ¿ 50 ¿ 5 ¿ 10-7 π
1 =
15 π
=
5π 2 x 10 4
4
2 x 10
= ohm
π = 7,5 π x 10-4 Ampere.

1. Suatu kumparan yang bekerja sebagai pembatas arus, mengalirkan arus 20 mA ketika dipasang
tegangan 30 volt pada frekuensi 400 kHz. Hitung induktansinya!
2. Berapa reaktansi dari suatu kapasitor 400 pF yang dihubungkan dengan sumber berfrekuensi
400.000 Hz.
3. Suatu sumber 10 V – 1 MHz dipasang pada kapasitor dari 1000 pF Hitung arus yang melewati
kapasitor !

d. Rangkaian Seri Resistor dan Induktor (R – L)


R
Pada rangkaian seri , resistor (R) dan induktor (L) yang
ujung-ujungnya dihubungkan pada sumber arus bolak-
I = Imax sin balik dengan

I = Imax  sin ω t
VR = VRmax sin ω t
VL = V L max sin ( ω t + 90o)
Diagram fasor dari rangkaian di atas
Z

R
VZ

VR

X
L
VL

V = V 2 +V
√ R L2
Z = R 2 + X L2

VL XL
tg θ= tg θ=
Beda fase antara arus dan tegangan V adalah  : atau VR R
Untuk menentukan arah fasor V maupun z digunakan tangent fase, dengan demikian hukum ohm
berlaku pada rangkaian seri R – L
VR = I  R VL = I XL VZ = I Z
Contoh:
Sebuah hambatan 8 Ω dan kumparan dengan induktansi 0,06 H dihubungkan pada jaringan 100
50
Hz
Volt, π . Hitunglah:
a) Kuat arus yang melalui rangkaian c) Beda potensial pada ujung-ujung resistor dan induktor
b) Sudut fase antara arus dan sumber tegangan
Penyelesaian 50
f= Hz
R=8 Ω π
L = 0,06 H V
V = 100 Volt I=
Z
100
a) XL = ω L I= =10 Ampere
=2 π f L 10
50 XL
=2 π¿ π ¿0,06 tg θ =
b) R
=6 ohm 6
¿
Z = R 2+ X
√ 2
8
L

=√ 82 +62 θ=37 o ¿
= 10 ohm
¿
c) VR = I  R = 10  8 = 80 Volt
VL = I  XL = 10  6 = 60 Volt
V=IZ
e. Rangkaian Seri Resistor dan Kapasitor (R – C)
R C
Pada rangkaian seri resistor dengan kapasitor yang ujung-
ujungnya dihubungkan dengan sumber arus bolak-balik
memiliki persamaan arus dan tegangan
I = Imax sin
I = Imax  sin ω t
VR = VRmax sin ω t
VC = VCmax sin ( ω t - 90o)
Diagram fasar untuk rangkaian di atas adalah
Untuk tegangan total Untuk hambatan total (impedansi) (Z)
R
VR

Z
VZ

X
C
0

VC

2
V = V 2 +V
√ √
Z= R +X
R C2 C
2

-V C -X C
tg θ= tg θ=
Beda fase antara arus (i) dan tegangan V adalah  = VR R
Untuk menentukan arah fasor V dan Z digunakan tangen fase. Dengan demikian hukum ohm berlaku
pada rangkaian seri R – C dengan tegangan
VR = I  R
VC = I  XC
VZ= I  Z

Contoh Soal
 Sebuah rangkaian arus bolak-balik yang memiliki hambatan 60 Ω dan kapasitor dengan
kapasitas 12,5 μ F dihubungkan dengan sumber 220 V, 1000 rad/s hitunglah
a) impedansi rangkaian
b) arus pada rangkaian
c) tegangan tiap-tiap cabang
d) sudut fase rangkaian

Penyelesaian
R = 60 Ω b) VZ = I  Z
C = 12,5 μ F V
I=
VZ = 220 V Z
ω = 1000 rad/s 220
=
100
X C= 1 = 2,2 Ampere
a) ωC
1 c) VR = I  R = 2,2 x 60 = 132 Volt
= VC = I  XC = 2,2 x 80 = 176 Volt
1000 ¿ 12,5 ¿10-6
= 80 Ω -X C
tg θ=
2 d) R

Z= R +X
C
2
=
-80
=√ 602 +802 60
=100 Ω θ = - 530

1. Suatu rangkaian penangkal petir terdiri dari suatu kumparan 10 mH yang dihubungkan seri dengan
hambatan 8 Ω . Berapa arus yang mengalir jika rangkaian tersebut dihubungkan dengan
tegangan 220 volt - 60 Hz? Hitung daya yang terpakai!

2. Hitung impedansinya dari rangkaian kapasitif pada 1,5 k HZ. Jika hambatannya 2000 Ω dan
kapasitasnya 0,02 dan kapasitasnya 0,02 F.

f) Rangkaian seri R – L – C
Suatu rangkaian yang mempunyai hambatan, reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif disusun secara
seri dan dihubungkan dengan tegangan bolak-balik akan dapat menujukkan identitas ketiga fakor
tersebut secara serentak.

R L C

I = Imax sin

 Tegangan resistor VR = I  R  sefase dengan arus


 Tegangan inductor VL = I XL  mendahului arus sebesar 900
 Tegangan kapasitor VC = I XC  tertinggal arus sebesar 900

diagram fasor dari rangkaian di atas: Hambatan total (impedansi) (Z)


R
Z
VR
V

XL-XC

X
X

C
L
XL-VC

VC
VL

2
V= V √ R
2 +(V L−V C ) Z =√ R 2 +( X L −X C )2
V L - VC X L - XC
tg θ= tg θ=
Beda fase antara arus (i) dan tegangan (V) adalah  : VR R

g. Beberapa kemungkinan dari rangkaian R – L – C seri


(1) Jika XL > XC

Rangkaian R – L – C bersifat induktif, berarti tangen = positif atau


Z

θ0 ¿
¿
XL – X C

tegangan mendahului arus

(2) Jika XL < XC


Z
R

Rangkaian R – L – C bersifat kapasitif, berarti tangen = negatif

θ0 ¿
XL - XC

atau tegangan mengikuti arus sebesar ¿

(3) Jika XL = XC
XL Karena XL = XC berarti XL – XC = 0 dikatakan bahwa rangkaian R – L – C
seri terjadi resonansi, sehingga Z = R

R
XC
 Resonansi rangkaian R– L–C seri
Apabila XL = XC, maka impedansi rangkaian Z akan mempunyai nilai yang sama dengan hambatan
ohm (R). Rangkaian yang mempunyai nilai seperti itu disebut rangkaian beresonansi. Besarnya
frekwensi resonansi rangkaian tersebut adalah:
XL = XC 2
1 4π ¿
ω L= ¿
ωC 1 1
2 f 2=
ω 1 ¿ 4π 2 L C
¿=
LC
2
1 1
(2 π f)
¿=
1 ¿
LC
f R=

2π L C

 Daya pada Rangkaian Arus Bolak-balik

Pada rangkaian seri R – L – C yang bersifat induktif diagram fasarnya adalah sebagai berikut
R
Z

R
=cos θ
Harga Z
XL-XC

Sehingga

R
XC
XL

Faktor daya = Z

Jadi setiap perhitungan daya, yang kita hitung hanyalah daya sesungguhnya saja dan perumusannya.

P = Ief 2 Z  cos atau P = Vef  Ief  cos


θ θ
Ternyata besarnya daya yang sesungguhnya ini merupakan daya atau energi listrik persatuan
waktu yang dipergunakan oleh hambatan ohm saja, karena tidak ada mekanisme untuk menentukan
daya dalam elemen kapasitif murni atau dalam elemen induktif murni.

Contoh:
1. Suatu rangkaian seri R-L-C, R = 100 Ω , I = 2 √3 sin (200 t) A, VZ = 400 √ 3 sin (200 t)
Volt, dan XC = 100 3 Ω . √
Tentukan:
a. impedansi
b. reaktansi induktif rangkaian
c. sudut fase rangkaian

Penyelesaian 400 √ 3
V= sin (200 t) V
R = 100 Ω
2 √3 XC = 100 √3 Ω
I= sin (200 t) A
(XL – XC)2 = 30.000
a) VZm = Im  Z 100 √3
(XL – XC) =
Vm
Z= 200 √3−100 √3
Im
XL = 100
400 √3
= =√ 3
2 √3
X L−X C
= 200  tg θ=
R
Z =√ R 2 +( X L −X C )2 100 √ 3
b) =
100
200= √1002 +( X L− X C )2 =√ 3
θ=60o
40.000=10000+( X L −X C ) 2 ¿
¿
2. Suatu kumparan dengan reaktansi induktif 200 ohm dihubungkan seri dengan hambatan 600 ohm
dan reaktansi kapasitif 1.000 ohm, berupa rangkaian R-L-C dan dihubungkan dengan sumber …….
Hitunglah
a. arus dan impedansi rangkaian
b. sudut fase dan faktor daya
c. daya disipasi rangkaian

Penyelesaian
R = 600 Ω θ= -53 0 ¿
XL = 200 Ω
¿
R
XC = 1.000 Ω θ=
cos Z
V =100 √ 2 sin 100 t 600
Z =√ R 2 +( X L −X C )2 =
a) 1.000
= 0,6
=√ 6002 +(200−1000 )2
=√ 6002 +(−800)2 b) P = Vef  Ief  cos θ
= 1.000 Ω
V max I max R
= ¿ ¿
VZ = I  Z √ 2 √2 Z
V Z 100 √ 2
I= = =V max⋅¿ I max ¿ V max
R
¿
Z 1 .000 2 I max
V= √2 x 10 -1 ¿ 1
¿ Ampere = I max 2 R ¿
2 ¿
X L - XC
tg θ= 1
b) R = ( √ 2 x 10 -1 ¿
200 - 1. 000 2 ¿
= = ½  2.10-2  600
600 = 6 Watt
800
=−
600
1. Suatu arus dari 8 A ketinggalan 30 o terhadap tegangan 250 volt pada suatu rangkaian. Berapa daya
rangkain sesungguhnya ?
2. Suatu rangkaian seri RLC dipasang pada tegangan 10 V. Jika beda potensian pada resistor 4 Vdan
pada induktor, hitung beda potensial pada kapasitos
125
3. Rangkain resonansi terdiri dari induktor 20 mH dan kapasitor. Jika frekuensi resonansinya π
berapa kapasitas dari kapasitor.
4. Rangkain RLC terdiri dari hambatan 3 Ω . Hambatan induktor 6 Ohm serta hambatan kapasitor 2
Ω . Jika arus yang ada pada rangkaian 2 A hitunglah :
a. Sumber tegangan yang digunakan.
b. Daya yang digunakan rangkaian.

SOAL –SOAL LATIHAN

A. Berilah tanda silang x pada huruf a, b, d, dan e di depan jawaban yang tepat!

1. Gaya gerak listrik induksi dapat dibangkitkan a. 0,1 A


dengan beberapa cara diantaranya …. b. 1A
a. meletakkan kumparan kawat dalam medan c. 2A
magnet d. 10 mA
b. menggerakkan kawat dalam medan magnet e. 200 mA
menurut arah garis gaya
c. memasang galvanometer pada ujung-ujung 4. Prinsip kerja dari generator arus bolak-balik
kumparan adalah hukum ….
d. mendekatkan batang magnet pada ujung a. Biot-Savart d. Henry
kumparan b. Ampere e. Faraday
e. menggerakkan kawat dalam medan magnet c. Lentz
hingga memotong garis gaya 5. Sebuah kumparan terdiri dari 200 lilitan
2. Sepotong kawat bergerak memotong medan berbentuk persegi panjang dengan panjang 10
magnet homogin yang besarnya 10 tesla cm dan lebar 5 cm. Kumparan memiliki sumbu
membentuk sudut 60o . Luas fluks yang putar yang tegak lurus medan magnet sebesar
terpotong 0,5 m2 dalam waktu 0,25 sekon. GGL 0,5 Tesla, dan diputar dengan kecepatan sudut
induksi yang timbul …. 60 rad/s. Pada ujung-ujungnya akan timbul GGL
a. 5 Volt induksi maksimum sebesar …. Volt.
b. 10 Volt a. 30 d. 70
c. 15 Volt b. 50 e. 75
d. 20 Volt c. 60
e. 25 Volt 6. Pada sebuah kumparan mengalir arus dengan
3. Sebuah kumparan dengan luas penampang 100 persamaan I = cos πt. Jika koefisien induksi diri
cm2, hambatan 4 ohm, jumlah lilitan 400, kumparan 4 H, maka GGL induksi diri yang
berada dalam medan magnet yang arahnya terjadi dalam kumparan tersebut sesudah
sejajar sumbu kumparan. Besarnya induksi selang waktu 1/3 detik adalah ….
magnetik berubah-ubah sesuai persamaan 2π √ 3 6 π √3
B = 10-4 sin 2000 t. Maka, besar kuat arus a. Volt d. Volt
induksi maksimum yang timbul pada kumparan b. 4 π √3 Volt e. 3π √ 3 Volt
tersebut adalah ….
6 π 2 Volt
√ c. 6 A
c.
13. Sebuah transormator step up mengubah
7. Sebuah toroida ideal hampa mempunyai 1.000
tegangan 25 Volt menjadi 250 Volt. Jika efisiensi
lilitan dan jari-jari rata-ratanya 0,5 m. Kumparan
transformator 80 % dan kumparan sekundernya
yang terdiri dari 5 lilitan dililitkan pada toroida
dihubungkan dengan lampu 250 Volt, 50 Watt,
tersebut. Penampang lintang toroida 2 x 10–3 m2
maka berapa kuat arus dalam kumparan
dan arus listrik para teroida berubah dari 7 A
primer?
menjadi 9 A dalam 1 detik, maka di dalam
a. 0,5 A d. 2,5 A
kumparan timbul GGL imbas yang besarnya ….
b. 1,0 A e. 3 A
μV
c. 1,5 A
a. 4 d. 28
14. Pernyataan-pernyataan berikut merupakan ciri-
b. 8 e. 36
ciri transformator
c. 12
1) Step up transformator, jumlah lilitan primer
8. GGL induksi diri dalam suatu kumparan 2 H,
< jumlah lilitan sekunder
ketika arus melalui kumparan berubah dari 200
2) Step down transformator, jumlah lilitan
A menjadi 220 A dalam waktu 0.5 Amper
primer > jumlah lilitan sekunder
adalah ….
3) Transformator dapat digunakan pada
a. 10 V d. 80 V
sumber tegangan AC maupun DC
b. 20 V e. 100 V
Pernyataan-pernyataan yang benar adalah ….
c. 40 V
a. tidak ada d. 2 dan 3
9. Sebuah pesawat latih memiliki panjang bentang
b. 1 dan 2 e. 1, 2, dan 3
sayap 10 m, terbang mendatar dengan
c. 1 dan 3
kecepatan 100 m/s dalam daerah medan
15. Sebuah solenoida dari 300 lilitan memiliki jari-
magnet homogen 60 μT berarah 30o terhadap
jari 5 cm dan panjang 20 cm. Energi yang
arah mendatar. Maka, GGL induksi yang terjadi
tersimpan dalam solenoida ketika arus 4
pada ujung-ujung sayap adalah ….
Ampere mengalir melalui solenoida adalah ….
a. 25 mV d. 37 mV
b. 27 mV e. 40 mV a. 1,5 π2 μ j d. 3,6 π2 μ j
c. 30 mV b. 1,8 π μ j2
e. 4,7 π2 μ j
c. 3,0 π2 μ j
10. Pada sebuah kumparan mengalir arus dengan 16. GGL induksi diri dalam sebuah kumparan 0,1 H
persamaan I = 4 t2 + 2 t. Bila induktansi diri L = 4 ketika arus melalui kumparan berubah dengan
H, maka GGL induksi diri yang terjadi dalam laju 200 A/s adalah ….
kumparan tersebut pada saat t = 2 sekon adalah …. a. 10 V d. 80 V
a. 64 Volt d. 80 Volt b. 20 V e. 100 V
b. 72 Volt e. 95 Volt c. 40 V
c. 75 Volt 17. Arus dalam suatu rangkaian berkurang dari 16
11. Sebuah solenoida terdiri dari 3.000 lilitan. Ampere menjadi nol dalam waktu 1 x 10 -2 detik,
Panjangnya 0.2 m dan luas penampangnya 1/π GGL rata-rata yang diinduksikan dalam
x 10–4 m2, maka besar induktansi diri pada rangkaian selama pengurangan arus ini adalah
solenoida adalah …. 64 Volt. Induksi rangkaian adalah ….
a. 3,6 x 10–7Henry d. 4,6 x 10–7 Henry a. 4 H d. 0,064 H
b. 6,3x 10 Henry
–7
e. 7 x 10–5 Henry b. 2,5 H e. 0,04 H
c. 6 x 10 Henry
–7
c. 0,25 H
12. Sebuah tranformator step down digunakan pada 18. Penghantar berbentuk huruf U diletakkan dalam
sumber tegangan AC 1650 Volt sehingga medan magnet homogen induksi magnetik
memberikan arus 45 Ampere pada tegangan 2 x 10-3 Testa, sehingga bidang tegak lurus
110 Volt. Jika transformator itu dianggap ideal, medan magnet. Penghantar AB digerakkan
maka arus yang diambil dari sumber tegangan dengan kecepatan V = 0,5 m/s. Berapa GGL
primernya adalah …. induksi yang terjadi?
a. 1,5 A d. 6,5 A
b. 3 A e. 8A A
x x x V xx xx
x x x
x x x x x
x x x x x
B
60 cm 120
c. kapasitansinya π m ohm
120
d. hambatannya π m F
120
a. 6 x 10-1 Volt d. 6 x 10-4 Volt e. induktansinya π m H
b. 6 x 10-2 Volt e. 6 x 10-5 Volt 23. Sebuah resistor (R) dan kumparan (L)
c. 6 x 10-3 Volt dihubungkan seri dengan tegangan bolak-balik
19. Suatu resistor yang memiliki resistensi 1000 100 V. Jika tegangan antara kedua ujung
Ω dirangkai dengan sumber tegangan AC kumparan dan resistor sama besar, maka
tegangan tersebut adalah …. Volt.
sinusoidal. Jika arus yang diukur dengan
ampermeter menunjukkkan angka 0,2 A, maka a. 25 √2
tegangan maksimumnya adalah …. Volt. b. 50
200 50 √2
c.
a. √ 2 d. 500 60 √2
d.
b. 200 e. 2000
e. 75
c. 200 2 √
20. Hubungan antara nilai efektif dengan nilai 24. Hambatan R = 6 Ω Induktor 0,1 H dan
maksimum tegangan atau kuat arus bolak-balik 1
dapat dirumuskan dengan persamaan …. kapasitor 2400 F dirangkai seri dan
I ef V ef dihubungkan dengan tegangan bolak-balik yang
I max = V max =
√2 √2 kecepatan anggulernya 200 rad/s. Impedansi
a. d.
rangkaian ini adalah …
I max
I ef = a. √14 Ω
b. √2 e. b. 10 Ω
V ef = V max 2 √2 c. 14 Ω
c. I ef = I msx ⋅¿ 2 √ 2 ¿ d. 100 Ω
21. Reaktansi kapasitif sebuah kapasitor pada e. 1124 Ω
frekuensi 50 Hz adalah 200 Ω . Nilai
kapasitor adalah …. 25. Rangkaian R-L seri dihubungkan dengan
-4 -4 sumber arus bolak-balik seperti pada gambar di
5 x 10 2 x 10
F F bawah ini.
a. π d. π
R = 30
5 x 10-5 2 ¿ 10-5
F F
b. π e. π
2 ¿ 10-3 VL VR = 60 V
F
c. π
Vm= 100 V V
22. Gambar di bawah menunjukkan diagram fasor
suatu rangkaian arus bolak-balik. Jika frekwensi
arus bolak-balik tersebut 50 Hz, maka …. Berdasarkan data-data pada gambar, maka
120 reaktansi induktif adalah ….
a. 40 Ω d. 80 Ω
a. hambatan π m ohm
b. 50 Ω e. 100 Ω
240
c. 64 Ω
b. induktansinya π mH
500
mA

12 V
26. Sebuah hambatan 50 Ω kapasitor 6 μ F b. P2 = Q2 – R2
dan konduktor yang dihubungkan secara seri c. P2 = Q2 + R2
250 d. Q2 = P2 + R2
memiliki frekwensi resonansi π Hz. e. R2 = P2 + Q2
Besar koefisien induksi diri induktor adalah … 31. Perhatikan gambar rangkaian listrik di bawah ini!
a. 6 H d. 0,3 H 220 V, 50 Hz
b. 1,2 H e. 0,12 H
c. 0,67 H
27. Frekwensi resonansi dari suatu rangkaian L, R,
dan C yang disusun seri adalah ….
a. sebanding dengan hasil kali L dan C 80 C
b. Berbanding terbalik dengan hasil kali L dan
C
c. Berbanding langsung terhadap R
d. Berbanding terbalik terhadap R Jika kuat arus yang melalui rangkaian 2,2 A,
e. Berbanding terbalik dengan akar hasil kali L maka kapasitas kapasitor C besarnya ….
dan C a. 60/ F
28. Gambar di bawah ini menunjukkan hasil b. 80/ F
pengukuran tegangan ac dengan sebuah c. 100/ F
osiloskop. d. 500/3 F
e. 500/ F
32. Sebuah sumber tegangan bolak-balik
dihubugkan dengan resistor murni 50 ohm dan
sebuah kapasitor secara seri. Jika sudut fase
rangkaian itu 60, maka impedansi rangkaian
Jika tombol skala horizontal menunjukkan pada adalah ….
angka 4 V/cm dan tombol skala vertical a. 20 ohm
menunjukkan angka 5 ms, maka besar tegangan b. 40 ohm
efektif dan frekuensinya adalah …. c. 60 ohm
a. 4 volt dan 25 Hz d. 80 ohm
b. 8 volt dan 25 Hz e. 100 ohm
c. 8 volt dan 50 Ha
d. 4 √2 volt dan 50 Hz
e. 4 √2 volt dan 25 Hz 33. Ketika frekuensi dijadikan dua kali frekuensi
29. Sebuah induktor murni yang induktansinya 0,8 H resonansi, impedansi rangkaian seri RLC adalah
dihubungkan pada sumber tegangan bolak-balik dua kali nilai impedansi pada saat resonansi.
dengan persamaan tegangan V = 220 sin 50t. Nilai perbandingan antara reaktansi induktif
Persamaan arus yang melalui induktor adalah dengan hambatan adalah ….
…. a. 4 : √3
a. I = 5,5 sin (50t - 90)
b. I = 5,5 sin (50t + 90) b. 4 : √2
c. I = 1,76 sin (50t - 90) c. 4 : 1
d. I = 1,76 sin (50t + 90) d. 2 : 3√
e. I = 5,5 sin (40t - 90) e. 1 : 1
30. Jika Q dan R masing-masing adalah beda 34. Sebuah kumparan menarik arus 0,25 A dan
potensial pada ujung-ujung resistor dan inductor mendisipasikan 10 watt ketika dihubungkan
yang disusun seri dan dipasang pada sumber dengan sumber AC 45 V. Sebuah kapasitor
tegangan bolak-balik P, maka persamaan yang kemudian dihubungkan seri untuk membuat
benar adalah ….
a. P = Q + R
faktor daya rangkaian menjadi 1. Rangkaian
sekarang mendisipasi.
a. 10 W
b. 11,3 W
c. 12,7 W
d. 14,1 W
e. 16 W
35. Resistor R = 50. Kumparan dengan Xl = 150
 dan kapasitor dengan Xc = 100 dirangkai
seri dengan sumber tegangan bolak-balik. Beda
sudut fase antara arus dan tegangan pada
rangkaian adalah ….
a. 0
b. 30
c. 45
d. 60
e. 90

Anda mungkin juga menyukai