4.4. Melakukan percobaan tentang induksi elektromagnetik berikut presentasi hasilnya dalam
kehidupan sehari-hari
5.4. Mempresentasi-kan prinsip kerja penerapan rangkaian arus bolak-balik (AC) dalam
kehidupan sehari-hari
Fluks Magnetik
Adalah jumlah garis – garis gaya medan magnet yang menembus permukaan bidang secara tegak
lurus (diberi lambang ). Untuk medan megnetik homogen fluks magnetik didefinisikan sebagai
perkalian antara skalar induksi magnet dengan luas bidang yang tegak lurus terhadap arah medan
magnetik tersebut.
= B. A cos
dengan,
= fluks magnetik yang memotong bidang (weber)
B = besar induksi magnetik (Wb.m-2)
A = luas bidang yang ditembus medan magnetik (m2)
= sudut apit arah medan magnetik dengan normal bidang
N
Jika arah medan magnetik sejajar dengan normal bidang yang
ditembusnya ( = 0 dan cos 0), maka besar fluks
B
magnetiknya menjadi :
=B.A
A
Contoh 1:
Medan magnet homogen yang induksi magnetiknya 0,06 tesla menembus bidang seluas 40 cm2.
Jika arah medan magnetik membentuk sudut 30 terhadap bidang, berapa besar fluks magnetik
yang menembus bidang tersebut !
Penyelesaian:
Karena arah medan magnetik membentuk sudut 30 terhadap bidang, maka besar sudut yang
dibentuk oleh arah medan magnetik terhadap normal bidang, = 90 - 30 = 60.
Besar fluks magnetik,
= B.A cos
= 0,06 x 0,004 cos 60
= 0,00012
= 1,2 x 10-5 weber
Gambar 2. Loop penghantar PQRS berada tegak lurus di dalam medan magnetik homogen B.
Jika loop penghantar PQRS digerakkan ke kanan oleh gaya luar Fluar, maka dalam penghantar
mengalir arus listrik dengan arah seperti dilukiskan pada gambar. Arus listrik inilah yang dinamakan
arus induksi.
Pada ujung-ujung P dan Q timbul beda potensial yang disebut gaya gerak listrik (ggl) induksi.
Akibat adanya arus listrik induksi, maka pada penghantar PQ bekerja magnetik sebesar Fm = iind B.l
yang arahnya berlawanan dengan arah gaya yang menyebabkan gerak penghantar (Fluar).
Jadi Fluar = -Fm = -iind B.l
Ggl induksi yang timbul pada ujung-ujung penghantar PQ merupakan energi permuatan yang
diperlukan untuk mengalirkan arus dalam penghantar.
W F m ΔS −i . B .l .v . Δt
ε= = =
q i . Δt i. Δt
ε ind =−B l v
Jadi ggl induksi pada ujung-ujung penghantar yang digerakkan memotong tegak lurus medan
magnetik:
(1) sebanding dengan panjang penghantar (l);
(2) sebanding dengan besar induksi magnetik (B);
(3) sebanding dengan kecepatan gerak penghantar (v)
Jika hambatan penghantar adalah R, maka kuat arus induksi pada kawat PQ adalah :
ε ind
iind = R
Contoh 2:
Penghantar berbentuk huruf U diletakkan dalam
medan magnet homogen dengan induksi
magnetik 2 x 10-3 wb/m2, sehingga bidang tegak
lurus medan magnet. Penghantar AB digerakkan
dengan kecepatan 0,5 m/s. Berapakah
a. besar ggl induksi yang terjadi pada ujung-
ujung AB .
b.besar gaya magnet yang bekerja pada
penghantar AB?
c. Hambatan kawat AB dan arah arus induksi
pada kawat AB,jika arus yang mengalir pada
kawat AB 10 ampere.
Penyelesaian :
= - Blv Fm =Bil
= - 2 . 10-3 x 0,6 x 0,5 . = 2 x 10-3 x 10 x 0,6
= - 6 x 10-4 Volt = 12 x 10-3
= 1,2 x 10-2 Newton
Hukum Faraday
Hubungan antara ggl induksi pada ujung-ujung kumparan dengan perubahan fluks magnetik
dijelaskan oleh seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman, Michael Faraday yang menyatakan bahwa,
Ggl induksi yang timbul pada ujung-ujung kumparan sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik
yang dilingkupinya.
Pernyataan ini dapat dirumuskan dengan:
ΔΦ
ε=−
Δt
Jika jumlah lilitan dalam kumparan adalah N, maka besar ggl induksi pada ujung-ujung kumparan
diberikan oleh:
ΔΦ
ε=−N
Δt
Untuk perubahan fluks magnetik yang terjadi dalam waktu sangat singkat (t mendekati nol), maka
ggl induksi pada ujung-ujung kumparan dinyatakan dengan,
ΔΦ ε = ggl induksi (volt)
ε=−N lim
Δt →0 Δt N = jumlah lilitan kumparan
dΦ dΦ
ε=−N dt = laju perubahan fluks magnetik (Wb/s)
dt
Faktor-faktor yang menimbulkan GGl Induksi
Dengan memperhatikan persamaan = B.A cos , maka ggl induksi yang timbul pada ujung-ujung
kumparan dapat disebabkan oleh salah satu perubahan berikut:
(1) perubahan luas bidang kumparan A (dengan B dan tetap)
(2) perubahan besar induksi magnetik B (dengan A dan tetap)
(3) perubahan sudut antara arah medan magnetik dengan arah normal bidang (dengan A dan B
tetap)
Untuk memahami dengan jelas faktor-faktor di atas, perhatikan uraian berikut ini:
(1) Ggl induksi oleh perubahan luas bidang kumparan
Persamaan Faraday untuk kasus luas bidang A berubah-ubah (B dan tetap) adalah sebagai
berikut.
ΔA
ε=−NB
Δt
(2) Ggl induksi oleh Perubahan Besar Induksi Magnetik
Persamaan Faraday untuk kasus besar induksi magnetik yang berubah-ubah dengan luas
bidang A dan sudut tetap adalah sebagai berikut.
dB
ε=−NA
dt
(3) Ggl Induksi Akibat Perubahan Orientasi Bidang Kumparan
Persamaan Faraday untuk kasus perubahan orientasi sudut dengan luas bidang kumparan A
dan induksi magnetik B tetap adalah sebagai berikut:
= NBA cos t
Hukum Lenz
GGL induksi yang terjadi pada penghantar sedemikian rupa sehingga menentang penyebabnya.
Perhatikan gambar di bawah ini. Jika magnet didekatkan maka jumlah garis gaya medan magnet
yang dicakup kumparan bertambah. Perubahan ini menyebabkan kumparan menjadi sumber arus
listrik. Perhatikan arah Bm dan Bind serta arah Iind dan arah lilitan. Bagaimana jika magnet dijauhkan?
Tentu arah arus berbalik arah.
1. Sebuah penghantar digerakkan dengan kecepatan 2 m/s memotong tegak lurus medan magnet yang
induksi magnetiknya 5000 gause. Jika pada ujung-ujung kawat timbul beda potensial 1 volt, berapa
panjang kawat tersebut?
2. Sebuah penghantar panjangnya 40 cm berada di dalam medan magnetik yang induksi magnetik 0,05
tesla dengan posisi tegak lurus terhadap arah medan magnet. Berapa kecepatan penghantar harus
digerakkan agar pada ujung-ujung penghantar tersebut timbul GGL sebesar 10-2 volt.
Jika arus induksi pada kumparan berubah dengan waktu, maka pada kumparan akan terjadi G G L
induksi oleh Yoseph Henry dirumuskan sebagai
dengan,
di di
ε s =−L
dt d t = kecepatan perubahan arus (ampere/s)
L = induksi diri (henry)
ε s = GGL induksi diri (volt)
Tanda negatif pada rumus di atas adalah penyesuaian dengan Hukum Lenz.
Definisi dari induktansi diri adalah: Satu henry adalah besaran yang menyatakan besarnya GGL imbas
diri yang terjadi jika terjadi perubahan arus sebesar 1 Ampere tiap detik
di
ε= -L
Dari persamaan Faraday dt maka besarnya induktansi diri apda kumparan adalah :
di dΦ L = induksi diri (henry)
L =N
dt dt N = jumlah lilitan
= fluks (wb)
∫ L d i =∫ N d Φ i = arus (ampere)
NΦ
L=
i
Bila diterapkan pada solenoida dan teroida, maka induktansi diri dapat dirumuskan:
Solenoida
dengan,
μ o N2 A μo
L= = 4N x 10-7 wb/Am
l L = induksi diri (Henry)
Teroida N = Jumlah lilitan
μ o N2 A A = luas penampang (m2)
L= R = jari-jari (m)
2 πR
Energi yang tersimpan pada induktor adalah:
Penyelesaian
dθ di
ε =-N ε=−L
dθ b) dt
a)
−4 ( I −I )
0−10 =−L 2 2
0 ,08
= -400 0 ,08 L = 0,02 Henry
= 0,5 volt
1. Sebuah solenoida terdiri dari 400 lilitan, panjang solenoida 5 m dan garios tengahnya 50 cm.
Hitunglah flux magnetik dalam solenoida tersebut tiap ampere!
2. Suatu kumparan kawat dengan jari-jari 8 cm diletakkan pada medan magnet yang tegak lurus bidang
kumparan. Hitung GGL imbas yang terjadi pada kumparan tersebut jika medan B berubah dari 0,3 T
menjadi 0,8 ( kumparan terdiri dari 1000 lilitan ) dalam waktu 0,1 sekon.
3. Sebuah solenoida dipasang di dasar jalan masuk suatu pelabuhan untuk melindunginya terhadap
kapal – kapal selam. Sebuah kapal selam masuk dan menyebabkan perubahan flux sebesar 10-3 wb
setiap detiknya. Hitung GGL imbas yang terjadi pada solenoida jika solenoida terdiri 80 lilitan kawat.
Generator dapat menghasilkan arus bolak balik atau arus searah. Sehingga generator dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu generator arus bolak balik(AC) dam generator arus searah (DC)
1) Generator arus bolak-balik (AC)
Generator yang dapat menghasilkan ggl bolak-balik dibentuk dengan memasang dua buah
cincin penghantar pada ujung-ujung kumparan seperti pada gambar 6. Hubungan dengan beban
terjadi melalu sikat tembaga lunak yang kontak dengan cincin terminal yang berputar.
Besarnya ggl induksi bolak-balik yang dihasilkan ditentukan berdasarkan perubahan orientasi
bidang kumparan terhadap arah medan magnet.
d cos θ
=NBA dt
Jika kumparan diputar dengan kecepatan sudut , maka = t, sehingga ggl induksi
maksimum yang timbul dinyatakan sebagai:
d
= N B A dt (cos t)
= N B A sin t
m = N B A
ε m= N B A ω
Grafik ggl induksi sebagai fungsi waktu ditunjukkan pada gambar 5 berikut ini:
(2) Generator arus searah (DC)
Prinsip kerja generator arus searah (DC) hampir sama dengan generator arus bolak-balik
(AC). Perbedaannya hanya pada bentuk cincin terminal saja. PAda generator DC cincin
terminalnya hanya satu buah belah, yakni setengah cincin C1 dan setengah cincin C2 yang
dipisahkan oleh isolator (lihat gambar 8). Ggl yang dihasilkan hanya memiliki satu tanda. Arus
yang dihasilkan disebut arus searah seperti ditunjukkan pada gambar 7.
(b)
Gambar 8. (a) Bagan rangkaian generator arus searah; (b) grafik ggl induksi terhadap waktu
b. Transformator
Transformator bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik, bila terjadi perubahan flux magnet
pada kumparan transformator primer (trafo), maka perubahan fluks akan dapat menghasilkan GGL
induksi maupun arus induksi pada kumparan transformator sekunder.
Sesuai fungsinya transformator ada 2 (dua) macam yaitu transformator sebagai pengubah
tegangan rendah ke tegangan tinggi dinamakan transformator step up. Sedangkan, mengubah
tegangan tinggi ke tegangan rendah dinamakan transformator step down.
P = kumparan primer
S = kumparan sekunder
Arus yang menyebabkan perubahan fluks magnet pada kumparan P diarahkan oleh inti besi ke
kumparan S. Maka, pada kumparan S juga terjadi arus bolak-balik disebut arus sekunder.
Pada transformator ideal berlaku.
Vp Np
=
Vs Ns
Pada trafo ideal juga tidak ada energi yang hilang, energi pada kumparan primer sama energi
pada kumparan sekunder maka daya yang dihasilkan juga sama.
Pp = Ps
VpIp = VsIs
dengan,
Vp Np Is Vp = tegangan primer (tegangan input) (volt)
= = Vs = tegangan sekunder (tegangan output) (volt)
Vs Ns Ip Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Is = arus sekunder (Ampere)
Ip = arus primer (Ampere)
Jika trafo tidak ideal yang biasa dinamakan trafo real efisiensinya kurang 100 % maka dapat berlaku
rumus.
Ps
η= dengan,
Pp x 100 % η = efisien
V s Is Ps = daya sekunder (volt)
η= Pp = daya primer (watt)
V p I p x 100 %
V s Is
η=
V p I p x 100 %
Contoh:
1. Kumparan transformator step up mempunyai 200 lilitan pada kumparan primer dan 1.000 lilitan pada
kumparan sekunder 2 A dan tegangan kumparan primer 220 volt. Hitung arus pada kumparan primer
Penyelesaian
Vp Np Vp Ip
= =
Vs Ns Vs Ip
220 200 Is x V s
= I p=
V s 1000 Vp
2 x 1100
V s =1000 x 220 =
200 220
= 1100 volt = 10 A
2. Sebuah transformator dengan tegangan primernya 220 volt dan tegangan sekundernya 22 volt. Arus
pada primernya 0,1 ampere. Apabila efisiensi transformator tersebut sebesar 60 % tentukanlah arus
pada sekundernya
Penyelesaian
V s Ip 22 ¿ I p
η= =
V p I s x 100 % 60 % 220¿0,1 x 100 %
22 I p
0,6=
22 Is = 0,6 Ampere
1. Sebuah transformator step-doen dipasang pada tegangan 200 volt, tegangan yang dihasilkan 8 volt.
Berapa banyaknya lilitan pada kumparan sekunder jika kumparan primernya mempunyai 600 lilitan ?
2. Kumparan sekunder suatu transformator step-down terdiri dari 2 bagian yang terpisah masing-masing
memberikan ouput 100 volt dan 6 volt. Kumparan primernya terdiri dari 100 lilitan dan dihubungkan
dengan tegangan input 220 volt. Jika arus pada kumparan primer 1 A hitung arus dan jumlah lilitan
pada masing-masing kumparan sekunder ( Efisiensi transformator 100 % )!
3. Bila sebuah generator diputar dengan kecepatan 1500 rpm akan membangkitkan ggl 100 volt.
Berapakah kecepatan putar generator agar mampu membangkitkan ggl 120 volt ?
( 1 rpm = 1 putaran per menit ).
t t
-Im -Vm
(a) (b)
Gambar 9. (a) Grafik arus bolak-balik terhadap waktu; (b) grafik tegangan bolak-balik terhadap waktu
Grafik hubungan antara arus dan tegangan induksi ac terhadap waktu dapat dinyatakan sebagai bentuk
sinusoidal. Jadi arus dan tegangan bolak-balik dapat dinyatakan sebagai fungsi waktu.
I = Im sin V = Vm sin ω t
ω t
Nilai Efektif Arus dan Tegangan ac
Karena grafik arus dan tegangan bolak-balik berbentuk sinusoidal, maka arus dan tegangan bolak-
balik memiliki nilai efektif dan nilai maksimum. Nilai efektif dari arus dan tegangan ac adalah nilai yang
terukur oleh alat ukur amperemeter dan voltmeter ac. Sedangkan nilai maksimum tegangan bolak-balik
adalah besar ggl maksimum yang dihasilkan oleh generator ac. Hubungan antara nilai efektif dan nilai
maksimum adalah sebagai berikut.
Im Vm dengan,
I ef = Vm = tegangan maksimum (volt)
√ 2 Vef = √ 2 Vef = tegangan efektif (volt)
Ief = 0,707 Imax Vef = 0,707 Vm Im = tegangan maksimum (volt)
Ief = tegangan efektif (volt)
Contoh soal
1. Tegangan PLN di rumah 220 volt. Jika sebuah alat listrik dengan hambatan 20 ohm dipasang pada
stop kontak yang berada di rumah. Hitunglah:
a) nilai efektif dan maksimum tegangan
b) nilai efektif dan maksimum arus
Penyelesaian
a) Vef = 220 volt (tegangan yang terukur) V ef 220
=
Vm = Vef √2 b) Ief = R 20
= 11 Ampere
= 220 √ 2 volt
Im = Ief √2
= 11 √2 Ampere
2. Suatu sumber arus bolak-balik dapat menghasilkan tegangan yang besarnya denyatakan sebagai
fungsi waktu V = 20 2 sin 1.00 t. volt, hitunglah:
√
a) Tegangan maksimum
b) Tegangan efektif
c) frekwensi anguler
d) jika dihubungkan dengan ujurn resistor 5 Ω , hitung pula kuat arus maksimum dan efektifnya
Penyelesaian
a) V max = 20 √2 volt
e) Vm = Im R
Vm Vm
b) Vef = √2 Im = R
20 √2 20 √ 2
= 20 =4 √2
= √2 volt Im = 5 ampere
c) ω = 100 rad/s I m 4 √2
d) ω =2 πf =
Ieff = √ 2 √ 2 = 4 ampere
ω 100 50
f= = =
2 π 2 π π Hz
Alat Ukur Arus dan Tegangan ac
Alat untuk mengukur arus bolak-balik secara langsung adalah amperemeter ac dan untuk mengukur
tegangan bolak-balik secara langsung adalah voltmeter ac. Nilai yang terukur pada kedua alat tersebut
adalah nilai efektif. Voltmeter dan ampermeter ac ada yang berdiri sendiri, ada juga kedua alat tersebut
tergabung menjadi satu yang dinamakan AVO-meter atau multimeter. AVO-meter merupakan alat
gabungan dari amperemeter, voltmeter dan ohmmeter. Bagian utama yang diperhatikan dalam
penggunaan AVO-meter adalah skala dan tombol batas ukur seperti ditunjukkan pada ganbar berikut ini.
Skala
Penyelesaian:
Amplitudo yang sinusoidal yang ditampilkan oleh layar osiloskop adalah 2 cm dan periodenya 4 cm.
Besar tegangan maksimum.
Vm = amplitude sinusoida x angka pada tombol sweep time
= 2 cm x 10 volt/cm
= 20 volt
Besar frekuensi diperoleh dengan menentukan periodenya lebih dulu,
T = periode sinusoidal x angka pada tombol sweep time
= 4 cm x 5 m.s/cm
= 20 mili sekon
= 0,02 sekon
1 1
=
f = T 0,02 = 50 Hz Jadi tegangan maksimumnya 20 volt dan frekuensinya 50 Hz.
1. Suatu pemanas memperoleh arus 10 A jika diberi tegangan searah (DC) 220 volt. Hitung harga arus AC
maksimum yang menghasilkan panas yang sama pada waktu yang sama dengan hal di atas ?
2. Suatu arus mempunyai harga efektif 100 mA. Hitung :
o
a. harga maksimum arus tersebut ! b. harga arus pada saat θ=60 .
Secara fasor diagram I dan V Tegangan dan arus mempunyai fase sama (sefase) dalam
V
VI bentuk grafik
I
I
VR
VL
I
VL
Beda fase antara arus dan beda potensial pada induktor adalah 90. Jadi dapat dinyatakan tegangan
mendahului arus sebesar 90 atau arus ketinggalan 90 terhadap tegangan seperti pada grafik di
atas.
t
VC
VC
Beda fase antara arus dan tegangan pada kapasitor -90. Jadi pada rangkaian ini tegangan (V)
tertinggal 90 dari arus (I) atau I mendahului V 90 dalam bentuk grafik dapat digambarkan seperti di
atas.
Hambatan pada rangkaian kapasitor murni dinamakan reaktansi kapasitif (Xc)
X C= 1 X C= 1
ωC atau 2π f C
Sehingga tegangan (V)
V C m = Im X C
Ve = Ief XC
Contoh Soal
Sebuah kapasitor murni dengan kapasitas 0,5 μ F dihubungkan pada osilator elektronik yang
menghasilkan tegangan 15 Volt dengan frekwensi yang dapat diubah-ubah. Tentukan arus yang
melalui resistor tersebut jika frekwensinya 50 Hz.
Penyelesaian
1 V
X C= I=
2π f C XC
15
1 =
= 2 x 104
2 π ¿ 50 ¿ 5 ¿ 10-7 π
1 =
15 π
=
5π 2 x 10 4
4
2 x 10
= ohm
π = 7,5 π x 10-4 Ampere.
1. Suatu kumparan yang bekerja sebagai pembatas arus, mengalirkan arus 20 mA ketika dipasang
tegangan 30 volt pada frekuensi 400 kHz. Hitung induktansinya!
2. Berapa reaktansi dari suatu kapasitor 400 pF yang dihubungkan dengan sumber berfrekuensi
400.000 Hz.
3. Suatu sumber 10 V – 1 MHz dipasang pada kapasitor dari 1000 pF Hitung arus yang melewati
kapasitor !
I = Imax sin ω t
VR = VRmax sin ω t
VL = V L max sin ( ω t + 90o)
Diagram fasor dari rangkaian di atas
Z
R
VZ
VR
X
L
VL
V = V 2 +V
√ R L2
Z = R 2 + X L2
√
VL XL
tg θ= tg θ=
Beda fase antara arus dan tegangan V adalah : atau VR R
Untuk menentukan arah fasor V maupun z digunakan tangent fase, dengan demikian hukum ohm
berlaku pada rangkaian seri R – L
VR = I R VL = I XL VZ = I Z
Contoh:
Sebuah hambatan 8 Ω dan kumparan dengan induktansi 0,06 H dihubungkan pada jaringan 100
50
Hz
Volt, π . Hitunglah:
a) Kuat arus yang melalui rangkaian c) Beda potensial pada ujung-ujung resistor dan induktor
b) Sudut fase antara arus dan sumber tegangan
Penyelesaian 50
f= Hz
R=8 Ω π
L = 0,06 H V
V = 100 Volt I=
Z
100
a) XL = ω L I= =10 Ampere
=2 π f L 10
50 XL
=2 π¿ π ¿0,06 tg θ =
b) R
=6 ohm 6
¿
Z = R 2+ X
√ 2
8
L
=√ 82 +62 θ=37 o ¿
= 10 ohm
¿
c) VR = I R = 10 8 = 80 Volt
VL = I XL = 10 6 = 60 Volt
V=IZ
e. Rangkaian Seri Resistor dan Kapasitor (R – C)
R C
Pada rangkaian seri resistor dengan kapasitor yang ujung-
ujungnya dihubungkan dengan sumber arus bolak-balik
memiliki persamaan arus dan tegangan
I = Imax sin
I = Imax sin ω t
VR = VRmax sin ω t
VC = VCmax sin ( ω t - 90o)
Diagram fasar untuk rangkaian di atas adalah
Untuk tegangan total Untuk hambatan total (impedansi) (Z)
R
VR
Z
VZ
X
C
0
VC
2
V = V 2 +V
√ √
Z= R +X
R C2 C
2
-V C -X C
tg θ= tg θ=
Beda fase antara arus (i) dan tegangan V adalah = VR R
Untuk menentukan arah fasor V dan Z digunakan tangen fase. Dengan demikian hukum ohm berlaku
pada rangkaian seri R – C dengan tegangan
VR = I R
VC = I XC
VZ= I Z
Contoh Soal
Sebuah rangkaian arus bolak-balik yang memiliki hambatan 60 Ω dan kapasitor dengan
kapasitas 12,5 μ F dihubungkan dengan sumber 220 V, 1000 rad/s hitunglah
a) impedansi rangkaian
b) arus pada rangkaian
c) tegangan tiap-tiap cabang
d) sudut fase rangkaian
Penyelesaian
R = 60 Ω b) VZ = I Z
C = 12,5 μ F V
I=
VZ = 220 V Z
ω = 1000 rad/s 220
=
100
X C= 1 = 2,2 Ampere
a) ωC
1 c) VR = I R = 2,2 x 60 = 132 Volt
= VC = I XC = 2,2 x 80 = 176 Volt
1000 ¿ 12,5 ¿10-6
= 80 Ω -X C
tg θ=
2 d) R
√
Z= R +X
C
2
=
-80
=√ 602 +802 60
=100 Ω θ = - 530
1. Suatu rangkaian penangkal petir terdiri dari suatu kumparan 10 mH yang dihubungkan seri dengan
hambatan 8 Ω . Berapa arus yang mengalir jika rangkaian tersebut dihubungkan dengan
tegangan 220 volt - 60 Hz? Hitung daya yang terpakai!
2. Hitung impedansinya dari rangkaian kapasitif pada 1,5 k HZ. Jika hambatannya 2000 Ω dan
kapasitasnya 0,02 dan kapasitasnya 0,02 F.
f) Rangkaian seri R – L – C
Suatu rangkaian yang mempunyai hambatan, reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif disusun secara
seri dan dihubungkan dengan tegangan bolak-balik akan dapat menujukkan identitas ketiga fakor
tersebut secara serentak.
R L C
I = Imax sin
XL-XC
X
X
C
L
XL-VC
VC
VL
2
V= V √ R
2 +(V L−V C ) Z =√ R 2 +( X L −X C )2
V L - VC X L - XC
tg θ= tg θ=
Beda fase antara arus (i) dan tegangan (V) adalah : VR R
θ0 ¿
¿
XL – X C
θ0 ¿
XL - XC
(3) Jika XL = XC
XL Karena XL = XC berarti XL – XC = 0 dikatakan bahwa rangkaian R – L – C
seri terjadi resonansi, sehingga Z = R
R
XC
Resonansi rangkaian R– L–C seri
Apabila XL = XC, maka impedansi rangkaian Z akan mempunyai nilai yang sama dengan hambatan
ohm (R). Rangkaian yang mempunyai nilai seperti itu disebut rangkaian beresonansi. Besarnya
frekwensi resonansi rangkaian tersebut adalah:
XL = XC 2
1 4π ¿
ω L= ¿
ωC 1 1
2 f 2=
ω 1 ¿ 4π 2 L C
¿=
LC
2
1 1
(2 π f)
¿=
1 ¿
LC
f R=
√
2π L C
Pada rangkaian seri R – L – C yang bersifat induktif diagram fasarnya adalah sebagai berikut
R
Z
R
=cos θ
Harga Z
XL-XC
Sehingga
R
XC
XL
Faktor daya = Z
Jadi setiap perhitungan daya, yang kita hitung hanyalah daya sesungguhnya saja dan perumusannya.
Contoh:
1. Suatu rangkaian seri R-L-C, R = 100 Ω , I = 2 √3 sin (200 t) A, VZ = 400 √ 3 sin (200 t)
Volt, dan XC = 100 3 Ω . √
Tentukan:
a. impedansi
b. reaktansi induktif rangkaian
c. sudut fase rangkaian
Penyelesaian 400 √ 3
V= sin (200 t) V
R = 100 Ω
2 √3 XC = 100 √3 Ω
I= sin (200 t) A
(XL – XC)2 = 30.000
a) VZm = Im Z 100 √3
(XL – XC) =
Vm
Z= 200 √3−100 √3
Im
XL = 100
400 √3
= =√ 3
2 √3
X L−X C
= 200 tg θ=
R
Z =√ R 2 +( X L −X C )2 100 √ 3
b) =
100
200= √1002 +( X L− X C )2 =√ 3
θ=60o
40.000=10000+( X L −X C ) 2 ¿
¿
2. Suatu kumparan dengan reaktansi induktif 200 ohm dihubungkan seri dengan hambatan 600 ohm
dan reaktansi kapasitif 1.000 ohm, berupa rangkaian R-L-C dan dihubungkan dengan sumber …….
Hitunglah
a. arus dan impedansi rangkaian
b. sudut fase dan faktor daya
c. daya disipasi rangkaian
Penyelesaian
R = 600 Ω θ= -53 0 ¿
XL = 200 Ω
¿
R
XC = 1.000 Ω θ=
cos Z
V =100 √ 2 sin 100 t 600
Z =√ R 2 +( X L −X C )2 =
a) 1.000
= 0,6
=√ 6002 +(200−1000 )2
=√ 6002 +(−800)2 b) P = Vef Ief cos θ
= 1.000 Ω
V max I max R
= ¿ ¿
VZ = I Z √ 2 √2 Z
V Z 100 √ 2
I= = =V max⋅¿ I max ¿ V max
R
¿
Z 1 .000 2 I max
V= √2 x 10 -1 ¿ 1
¿ Ampere = I max 2 R ¿
2 ¿
X L - XC
tg θ= 1
b) R = ( √ 2 x 10 -1 ¿
200 - 1. 000 2 ¿
= = ½ 2.10-2 600
600 = 6 Watt
800
=−
600
1. Suatu arus dari 8 A ketinggalan 30 o terhadap tegangan 250 volt pada suatu rangkaian. Berapa daya
rangkain sesungguhnya ?
2. Suatu rangkaian seri RLC dipasang pada tegangan 10 V. Jika beda potensian pada resistor 4 Vdan
pada induktor, hitung beda potensial pada kapasitos
125
3. Rangkain resonansi terdiri dari induktor 20 mH dan kapasitor. Jika frekuensi resonansinya π
berapa kapasitas dari kapasitor.
4. Rangkain RLC terdiri dari hambatan 3 Ω . Hambatan induktor 6 Ohm serta hambatan kapasitor 2
Ω . Jika arus yang ada pada rangkaian 2 A hitunglah :
a. Sumber tegangan yang digunakan.
b. Daya yang digunakan rangkaian.
A. Berilah tanda silang x pada huruf a, b, d, dan e di depan jawaban yang tepat!
12 V
26. Sebuah hambatan 50 Ω kapasitor 6 μ F b. P2 = Q2 – R2
dan konduktor yang dihubungkan secara seri c. P2 = Q2 + R2
250 d. Q2 = P2 + R2
memiliki frekwensi resonansi π Hz. e. R2 = P2 + Q2
Besar koefisien induksi diri induktor adalah … 31. Perhatikan gambar rangkaian listrik di bawah ini!
a. 6 H d. 0,3 H 220 V, 50 Hz
b. 1,2 H e. 0,12 H
c. 0,67 H
27. Frekwensi resonansi dari suatu rangkaian L, R,
dan C yang disusun seri adalah ….
a. sebanding dengan hasil kali L dan C 80 C
b. Berbanding terbalik dengan hasil kali L dan
C
c. Berbanding langsung terhadap R
d. Berbanding terbalik terhadap R Jika kuat arus yang melalui rangkaian 2,2 A,
e. Berbanding terbalik dengan akar hasil kali L maka kapasitas kapasitor C besarnya ….
dan C a. 60/ F
28. Gambar di bawah ini menunjukkan hasil b. 80/ F
pengukuran tegangan ac dengan sebuah c. 100/ F
osiloskop. d. 500/3 F
e. 500/ F
32. Sebuah sumber tegangan bolak-balik
dihubugkan dengan resistor murni 50 ohm dan
sebuah kapasitor secara seri. Jika sudut fase
rangkaian itu 60, maka impedansi rangkaian
Jika tombol skala horizontal menunjukkan pada adalah ….
angka 4 V/cm dan tombol skala vertical a. 20 ohm
menunjukkan angka 5 ms, maka besar tegangan b. 40 ohm
efektif dan frekuensinya adalah …. c. 60 ohm
a. 4 volt dan 25 Hz d. 80 ohm
b. 8 volt dan 25 Hz e. 100 ohm
c. 8 volt dan 50 Ha
d. 4 √2 volt dan 50 Hz
e. 4 √2 volt dan 25 Hz 33. Ketika frekuensi dijadikan dua kali frekuensi
29. Sebuah induktor murni yang induktansinya 0,8 H resonansi, impedansi rangkaian seri RLC adalah
dihubungkan pada sumber tegangan bolak-balik dua kali nilai impedansi pada saat resonansi.
dengan persamaan tegangan V = 220 sin 50t. Nilai perbandingan antara reaktansi induktif
Persamaan arus yang melalui induktor adalah dengan hambatan adalah ….
…. a. 4 : √3
a. I = 5,5 sin (50t - 90)
b. I = 5,5 sin (50t + 90) b. 4 : √2
c. I = 1,76 sin (50t - 90) c. 4 : 1
d. I = 1,76 sin (50t + 90) d. 2 : 3√
e. I = 5,5 sin (40t - 90) e. 1 : 1
30. Jika Q dan R masing-masing adalah beda 34. Sebuah kumparan menarik arus 0,25 A dan
potensial pada ujung-ujung resistor dan inductor mendisipasikan 10 watt ketika dihubungkan
yang disusun seri dan dipasang pada sumber dengan sumber AC 45 V. Sebuah kapasitor
tegangan bolak-balik P, maka persamaan yang kemudian dihubungkan seri untuk membuat
benar adalah ….
a. P = Q + R
faktor daya rangkaian menjadi 1. Rangkaian
sekarang mendisipasi.
a. 10 W
b. 11,3 W
c. 12,7 W
d. 14,1 W
e. 16 W
35. Resistor R = 50. Kumparan dengan Xl = 150
dan kapasitor dengan Xc = 100 dirangkai
seri dengan sumber tegangan bolak-balik. Beda
sudut fase antara arus dan tegangan pada
rangkaian adalah ….
a. 0
b. 30
c. 45
d. 60
e. 90