Anda di halaman 1dari 20

RADIASI BENDA HITAM

RADIASI TERMAL (PANAS)


Telah diketahui bahwa energi panas (kalor) dari matahari sampai ke bumi melalui gelombang elektromagnetik
yang dapat merambat melalui ruang hampa. Perpindahan kalor seperti itu disebut radiasi. Radiasi yang
dipancarkan benda sebagai akibat suhunya disebut radiasi termal (panas).
Pada suhu lebih besar daripada 0 K (-273oC), setiap benda secara kontinu (terus-menerus) memancarkan radiasi
panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Intensitas radiasi (daya yang diradiasikan per luas permukaan,
P/A) tergantung kepada suhu dan sifat permukaan benda. Jika radiasi mengenai permukaan benda yang tak
tembus cahaya, sebagian radiasi dipantulkan dan sebagian diserap. Permukaan yang berwarna terang dan
mengkilap memantulkan lebih banyak radiasi dari permukaan kasar dan berwarna gelap.
Sebuah kubus es memancarkan radiasi panas, meja, kursi, dinding, tubuh manusia, hewan, tumbuhan, semua
benda , semuanya memancarkan radiasi panas. Tetapi mengapa kita tidak dapat melihat radiasi panas yang
dipancarkan oleh benda-benda tersebut? Hal itu karena radiasi panas yang dipancarkan oleh benda-benda
tersebut tidak berada pada daerah cahaya tampak.
Setiap benda memancarkan radiasi panas, tetapi umumnya benda terlihat oleh kita karena benda itu
memantulkan cahaya yang datang padanya, bukan karena benda tersebut memancarkan radiasi panas. Benda
baru terlihat memancarkan radiasi panas jika suhunya melebihi 1000 K (727oC). Pada suhu ini benda mulai
berpijar merah seperti kumparan pemanas sebuah kompor listrik. Pada suhu di atas 2000 K benda berpijar kuning
atau keputih-putihan, seperti pijar putih dari filamen lampu pijar. Begitu suhu benda terus ditingkatkan,
intensitas relatif dari spektrum cahaya yang dipancarkan berubah. Ini menyebabkan pergeseran dalam warna-
warna spektrum yang diamati yang dapat digunakan untuk menaksir suhu suatu benda.

Kita bisa melihat benda karena :

 Benda memantulkan cahaya yang datang padanya ke mata kita


 Radiasi thermal (panas) yang dipancarkan benda tersebut dalam bentuk gelombang
elektromagnetik

??? Dari mana asal radiasi thermal yang dipancarkan setiap benda?

Dari gerakan molekul-molekul benda tersebut yang selalu berosilasi

??? Jika setiap benda memancarkan radiasi thermal, mengapa kita tidak dapat melihat benda dalam
sebuah ruangan gelap (tanpa sumber penerangan sama sekali)?

Karena radiasi termal yang dipancarkan benda biasanya berada pada daerah infra red (mata
manusia hanya bisa melihatpancaran gelombang elektromagnetik pada daerah cahaya tampak).
Benda baru terlihat memancarkan radiasi panas jika suhunya melebihi 1000 K (727oC)

RADIASI BENDA HITAM


Secara umum, bentuk terinci dari spektrum radiasi panas yang dipancarkan oleh suatu benda panas bergantung
dari komposisi benda itu. Meskipun demikian, hasil eksperimen menunjukkan bahwa ada suatu benda panas
yang memancarkan spektra panas dengan karakter universal. Benda itu adalah benda hitam. Benda hitam adalah
suatu benda yang permukaannya sedemikian sehingga menyerap semua radiasi yang datang padanya (tidak ada
radiasi yang dipantulkan keluar dari benda hitam) sekaligus benda hitam merupakan pemancar radiasi yang
sempurna. Dari pengamatan diperoleh bahwa semua benda hitam pada suhu yang sama memancarkan radiasi
dengan spektrum yang sama.
Benda hitam :

 menyerap semua radiasi yang datang padanya (penyerap yang sempurna)


 memancarkan radiasi yang ada padanya (pemancar yang sempurna)

Kurva radiasi benda hitam meliputi sebaran daerah


panjang gelombang yang luas, apapun komposisi
bahannya, setiap benda hitam menunjukkan kurva
radiasi yang sama. Semakin panas suhu benda, puncak
kurva radiasi bergeser ke daerah panjang gelombang
yang kecil.

Tidak ada benda hitam yang sempurna, kita hanya dapat membuat benda yang mendekati benda hitam.

Benda hitam
Benda hitam

benda hitam
benda hitam Pemancar radiasi
Penyerap radiasi terbaik terbaik
Ketika radiasi dari cahaya matahari memasuki lubang kotak, radiasi dipantulkan berulang-ulang (beberapa kali)
oleh dinding kotak dan setelah pemantulan ini hampir dapat dikatakan tidak ada lagi radiasi yang tersisa (semua
radiasi telah diserap di dalam kotak). Dengan kata lain, lubang telah berfungsi menyerap semua radiasi yang
datang padanya. Akibatnya lubang pada kotak tampak hitam apapun warna bagian dalam kotak.
Jika kotak dipanaskan sehingga suhunya lebih tinggi daripada suhu lingkungan di sekitarnya, maka lubang hitam
merupakan pemancar radiasi yang paling sempurna. Dan lubang hitam menjadi bagian yang paling terang karena
memancarkan seluruh radiasi yang datang padanya.

INTENSITAS RADIASI

Benda hitam memancarkan radiasi dalam suatu sebaran nilai panjang gelombang. Radiasi benda hitam menjadi
lahan baru dalam fisika untuk dipelajari, beberapa fisikawan berusaha mempelajari intensitas radiasi (intensitas
= daya/luas permukaan), mereka adalah :

1. Gustav Kirchhoff (1959), menyatakan :


𝑃
”Daya yang dipancarkan benda hitam per satuan luas per satuan frekuensi ( ) oleh suatu benda hitam
𝐴𝑓
bergantung hanya pada suhu dan frekuensi cahaya dan tidak bergantung pada sifat fisika dan sifat kimia
dari bahan yang menyusun benda hitam.”

2. Josef Stefan (1835 – 1893, Austria) pada tahun 1879, menyatakan :


“Daya total per satuan luas yang dipancarkan pada semua frekuensi oleh suatu benda hitam panas,
Itotal (intensitas radiasi total), adalah sebanding dengan pangkat empat dari suhu mutlaknya.”
Hukum Stefan 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝜎𝑇 4 σ = konstanta Stefan-Boltzmann

σ=5,67 x 10-8 Wm-2K-4


T = suhu benda hitam
3. Ludwig Boltzmann, lima tahun kemudian menurunkan hukum Stefan dengan dari gabungan
termodinamika dan persamaan-persamaan Maxwell, sehingga diperoleh hukum Stefan-Boltzmann.

Hukum Stefan-Boltzmann 𝑃
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = = 𝑒𝜎𝑇 4 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃 = 𝑒𝜎𝐴𝑇 4
e = koefisien emisivitas
𝐴

Emisivitas e adalah rasio energi yang diradiasikan oleh material tertentu dengan energi yang diradiasikan
oleh benda hitam (black body) pada temperatur yang sama. 0≤e≤1. Ini adalah ukuran kemampuan suatu
benda untuk meradiasikan energi yang diserapnya. Benda hitam sempurna memiliki e = 1. Emisivitas
adalah satuan yang tak berdimensi. Pada umumnya, semakin kasar dan hitam suatu benda, emisivitas
meningkat mendekati 1. Semakin reflektif (memantulkan) suatu benda, maka benda tersebut memiliki
emisivitas mendekati 0. Perak yang disemir dengan baik memiliki emisivitas 0,02 (perak merupakan
pemantul yang baik).
HUKUM PERGESERAN WIEN

Kurva di sebelah menunjukkan intensitas radiasi per


I/λ satuan panjang gelombang yang dipancarkan benda
hitam terhadap panjang gelombangnya (kurva I/λ vs
λ). Terlihat bahwa panjang gelombang yang
membuat intensitas radiasi maksimum untuk suatu
benda hitam, λmaks, bergeser ke panjang gelombang
yang lebih pendek begitu benda hitam menjadi lebih
panas.
Pada tahun 1893, Wilhelm Carl Werner Fritz Franz
λ Wien suatu bentuk umum dari Hukum Distribusi
Benda Hitam yang memberikan hubungan antara
Pancaran dari sebuah padatan yang berpijar. Intensitas total λmaks dengan T. Hubungan tersebut disebut Hukum
radiasi yang dipancarkan (luas bidang di bawah kurva)
meningkat dengan cepat seiring dengan meningkatnya suhu. Pergeseran Wien.

𝜆𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑇 = 𝐶
Hukum Pergeseran Wien. C = 2,90 x 10-3 mK = tetapan pergeseran Wien

TEORI KLASIK RADIASI BENDA HITAM


Para fisikawan berusaha untuk merumuskan persamaan intensitas radiasi benda hitam dalam bentuk persamaan
matematis. Dengan menggunakan teori klasik radiasi benda hitam, diperolehlah dua persamaan matematis
untuk radiasi benda hitam, yaitu :
1. Hukum Radiasi Wien 1893 , yaitu suatu perkiraan terhadap fungsi universal u(λ,T) dalam bentuk fungsi
eksponensial yang dinyatakan oleh Wilhelm Wien, yang memiliki bentuk :
8𝜋ℎ𝑐 − 𝑐ℎ
Hukum Radiasi Wien 𝑢(𝜆, 𝑇) = 𝑒 𝑘𝜆𝑇
𝜆5
h = konstanta Planck = 6,626 x 10-34 Js
k = konstanta Boltzmann = 1,38 x 10-23 J/K
c = cepat rambat cahaya dalam ruang hampa = 3 x 108 m/s

Daerah ultraviolet (λ kecil) Daerah inframerah (λ besar)


Terlihat untuk daerah ultravioleh (λ kecil), terdapat kesesuaian antara kurva hasil eksperimen dan
perumusan matematis Hukum Eksponensial Wien. Tetapi untuk daerah inframerah (λ besar), terdapat
ketidaksesuaian antara kurva hasil eksperimen dan perumusan matematis Hukum Eksponensial Wien.
2. Hukum Rayleigh-Jeans Juni 1900, dIrumuskan oleh dua orang fisikawan Inggris yaitu Lord Rayleigh (1842
– 1919) dann Sir James Jeans (1877 – 1946). Rayleigh dan Jeans berkonsentrasi pada gelombang-
gelombang elektromagnetik dalam rongga. Rayleigh-Jeans memperoleh persamaan :
8𝜋𝑘𝑇
Hukum Rayleigh-Jeans 𝑢 (𝜆, 𝑇) =
𝜆4
(Dengan menggunakan perumusan
matematika Rayleigh-Jeans terlihat
bahwa pada daerah inframerah
terdapat kesesuaian dengan hasil
eksperimen. Tetapi pada daerah
ultraviolet ternyata hasil perhitungan
Rayleigh-Jeans menunjukkan hasil
yang sangat berlawanan dengan
hasil eksperimen. Menurut Rayleigh
Jeans, ketika nilai λ semakin kecil
intensitas radiasi menjadi semakin
besar dengan fungsi eksponensial.
Keadaan ini disebut bencana
ultraviolet (ultraviolet catastrophe).

Jika teori Rayleigh-Jeans benar, berarti bahwa pada panjang gelombang yang kecil (daerah ultraviolet)
maka benda hitam memancafkan radiasi dengan energi sangat benar, berarti sangat tidak aman bagi kita
untuk berdiang di sekitar tunggu pemanas (tungku pemanas dapat dipandang sebagai benda hitam).
Kita akan bisa terbakar karena radiasi yang sangat besar.

TEORI PLANCK TENTANG RADIASI BENDA HITAM

Teori Wien cocok dengan spektrum radiasi benda hitam untuk


panjang gelombang yang pendek (daerah UV) dan menyimpang untuk
panjang gelombang yang panjang (daerah IR). Sebaliknya, teori
Rayleigh-Jeans cocok untuk spektrum radiasi benda hitam untuk
panjang gelombang yang panjang (daerah IR), tetapi menyimpang
untuk panjang gelombang yang pendek (daerah UV). Jelaslah bahwa
fisika klasik gagal menjelaskan radiasi benda hitam. Inilah dilema fisika
klasik di mana Max Planck mencurahkan seluruh perhatiannya.
Para fisikawan klasik beranggapan bahwa energi gelombang
elektromagnetik (termasuk cahaya) dipancarkan secara kontinu (ada
dalam semua nilai) dan besar kecilnya hanya ditentukan oleh
amplitudo gelombang. Max Planck
Planck membentuk suatu anggapan baru yang sangat radikal dan bertentangan dengan fisika klasik, yaitu sebagai
berikut :

(1) Radiasi yang dipancarkan oleh getaran molekul-molekul tidaklah kontinu, tetapi dalam paket-paket
diskrit yang disebuat kuantum (kuanta = jamak), kuantum selanjutnya disebut foton. Besar energi yang
berkaitan dengan tiap foton adalah 𝐸 = ℎ𝑓 , sehingga untuk n buah foton dapat dinyatakan oleh
𝐸𝑛 = 𝑛ℎ𝑓
Dengan n = 1, 2, 3, ... , dan f adalah frekuensi getaran molekul-molekul. Energi dari molekul-molekul
dikatakan terkuantisasi dan energi yang diperkenankan disebut tingkat energi. Ini berarti bahwa tingkat
energi bisa hf,2hf, 3hf . . . . ., dan h adalah tetapan Planck, dengan nilai h = 6,626 x 10-34 Js.

(2) Molekul-molekul memancarkan atau menyerap energi dalam satuan diskrit dari energi cahaya, disebut
kuantum (sekarang disebut foton). Molekul-molekul melakukan hal tersebut dengan “melompat” dari
satu tingkat energi ke tingkat energi lainnya. Jika bilangan kuantum ini berubah dengan satu satuan , En
= nhf , menunjukkan bahwa jumlah energi yang dipancarkan atau diserap oleh molekul-molekul sama
dengan hf. Jadi, beda energi antara dua tingkat yang berdekatan adalah hf.
Molekul memancarkan atau menyerap energi hanya ketika molekul mengubah tingkat energinya. Jika
molekul tetap tinggal dalam satu tingkat energi tertentu, maka tidak ada energi yang diserap atau
dipancarkan molekul.

Energi Sampai n = ~
Berdasarkan teori kuantumnya, Planck berhasil
menyatukan hukum radiasi Wien dan hukum radiasi
hf
4hf Rayleigh –Jeans, dan menyatakan hukum radiasi
hf benda hitamnya yang untuk semua panjang
3hf gelombang.
hf
2hf
Hukum Radiasi Planck
hf
8𝜋ℎ𝑐
hf 𝑢(𝜆, 𝑇) = ℎ𝑐
hf (𝑒 ⁄𝜆𝑘𝑇 − 1) 𝜆5
0

Planck mengumumkan hukum radiasinya pada seminar fisika di Universitas Berlin. Seorang peserta seminar yang
juga merupakan teman Planck, Heinrich Rubens, begitu sampai di rumah segera melakukan eksperimen dan
membandingkan hasil eksperimen dengan perhitungan matematids menggunakan perumusan Hukum Radiasi
Planck. Setelah bekerja lembur, Rubens menemukan kecocokan sempurna antara rumus Planck dan kurva
spektra distribusi energi radiasi benda hitam untuk semua panjang gelombang. Keesokan harinya Heinrich
Rubens menyalami Max Planck atas persamaannya yang luar biasa.
Fisika klasik menyatakan bahwa spektrum radiasi
benda hitam adalah kontinu (berada pada semua nilai
energi), dan fisika klasik gagal menjelaskan tentang
radiasi benda hitam.
Planck justru mengemukakan gagasan baru yang
radikal dan bertentangan dengan fisika klasik dengan
menyatakan bahwa energi radiasi benda hitam adalah
terkuantisasi (diskret, hanya berada pada tingkat-
tingkat energi tertentu).
Pernyataan radikal Planck ini menandakan lahirnya
teori kuantum pada tahun 1900. Karena itu, teori
fisika sebelum tahun 1900 disebut fisika klasik,
sedangkan teori fisika setelah tahun 1900 (diawali
oleh teori Planck) disebut Fisika Modern.

Marilah kita buktikan bahwa persamaan Planck sesuai untuk berbagai panjang gelombang :
8𝜋ℎ𝑐
𝑢(𝜆, 𝑇) = ℎ𝑐
(𝑒 ⁄𝜆𝑘𝑇 − 1) 𝜆5

Pada panjang gelombang pendek (daerah ultraviolet = frekuensi tinggi)


ℎ𝑐⁄ ℎ𝑐⁄
Untuk panjang gelombang pendek (λ <<) maka 𝑒 𝜆𝑘𝑇 −1≈𝑒 𝜆𝑘𝑇

Sehingga hukum radiasi Planck


8𝜋ℎ𝑐 8𝜋ℎ𝑐 8𝜋ℎ𝑐 −ℎ𝑐⁄
𝑢 (𝜆, 𝑇) = ℎ𝑐 ≈ ℎ𝑐 = 𝑒 𝜆𝑘𝑇
(𝑒 ⁄𝜆𝑘𝑇 − 1) 𝜆5 𝑒 ⁄𝜆𝑘𝑇 𝜆5 𝜆5

Hukum Radiasi Wien


Pada panjang gelombang panjang (daerah inframerah = frekuensi rendah)

Untuk panjang gelombang yang panjang (λ>>) maka nilai ℎ𝑐⁄𝜆𝑘𝑇 menjadi sangat kecil sehingga fungsi
ℎ𝑐⁄
eksponensial 𝑒 𝜆𝑘𝑇 dapat ditulis sebagai
ℎ𝑐⁄
𝑒 𝜆𝑘𝑇 = 1 + ℎ𝑐⁄𝜆𝑘𝑇 + . . . . . . .
Suku-suku selanjutnya dapat diabaikan

Hukum radiasi Planck dapat ditulis sebagai :


8𝜋ℎ𝑐 8𝜋ℎ𝑐 8𝜋ℎ𝑐 8𝜋ℎ𝑐𝜆𝑘𝑇 8𝜋𝑘𝑇
𝑢(𝜆, 𝑇) = ℎ𝑐⁄ ≈ ≈ ℎ𝑐⁄ ≈ ≈
(𝑒 𝜆𝑘𝑇−1)𝜆5 (1 + ℎ𝑐⁄𝜆𝑘𝑇 −1)𝜆5 𝜆𝑘𝑇𝜆
5 ℎ𝑐 𝜆5 𝜆4

Hukum radiasi Rayleigh-Jeans


SIFAT CAHAYA

Ada dua pandangan Fisika tentang cahaya. Pandangan pertama dipelopori oleh Isaac Newton yang menganggap
cahaya sebagai partikel. Pandangan kedua dimulai oleh Christi
an Huygens yang mengangap cahaya sebaga gelombang.
Ciri utama partikel adalah momentum (p = mv), sedangkan ciri utama gelombang ditunjukkan oleh panjang
gelombang (λ). Perbedaan utama dari keduanya adalah partikel dapat dilokalisasi, dapat ditentukan dengan
tepat keberadaannya. Sedangkan gelombang lebih menyebar dan menempati posisi ruang yang lebih besar.
Optika Newton secara umum diterima sampai awal abad ke-19 ketika Thomas Young sukses dengan eksperimen
interferensi celah gandanya yang tidak dapat diterangkan dengan optika Newton (cahaya adalah partikel).
Eksperimen Young selanjutnya menjadi pintu gerbang ditemukannya teori difraksi cahaya dan membuka lahan
studi yang luas dalam optika fisis (optika gelombang). Optika gelombang berhasil disatukan dengan teori
elektromagnetik oleh James Clerk Maxwell pada tahun1860 dan berlanjutnya dengan penemuan gelombang
elektromagnetik oleh Hertz berdasarkan hipotesis Maxwell. Optika Newton yang menganggap cahaya sebagai
partikel akhirnya ditinggalkan.

Difraksi cahaya

Percobaan Young
Interferensi cahaya
Cahaya adalah partikel Cahaya adalah gelombang
Dikemukakan Isaac Newton Christian Huygens
Ciri utama Momentum p (=mv) Panjang gelombang (λ)
Perbedaan utama Dapat dilokalisasi, dapat ditentukan Lebih menyebar,menempati posisi
dengan tepat keberadaannya ruang yang lebih besar
Penamaan Optika geometris, menggambarkan Optika fisis, cahaya dipandang
penjalaran cahaya dalam bentuk menjalar sebagai gelombang
sinar yang berjalan dalam garis lurus
Bukti Cahaya dapat di- : Cahaya dapat di- :
- Pantulkan (refleksi) - Interferensi
- Biaskan (refraksi) - Difraksi
- Polarisasi
- Efek Doppler

Pada perkembangan selanjutnya, terdapat hal-hal yang tidak dapat diterangkan dengan menganggap cahaya
sebagai gelombang, seperti efek foto listrik, hamburan Compton dan pair production.
Optika geometri atau optika sinar (rays), menggambarkan penjalaran cahaya dalam
bentuk sinar yang berjalan dalam garis lurus, dengan lintasan yang digambarkan dengan
hukum-hukum pemantulan (refleksi) dan pembiasan (refraksi). Hukum-hukum ini
secara empiris telah ditemukan tahun 984 SM dan telah digunakan dalam perancangan
komponen-komponen optik sampai saat ini.
Dalam optika fisis, cahaya dipandang menjalar sebagai gelombang. Model ini
menjelaskan fenomena interferensi dan difraksi yang tidak dapat dijelaskan oleh optika
geometri.

EFEK FOTOLISTRIK
Pada tahun 1887, Heinrich Hertz sukses membangkitkan dan mendeteksi gelombang elektromagnetik yang telah
diprediksi oleh James Clerk Maxwell satu dekade sebelumnya. Hertz tidak hanya menunjukkan bagaimana cara
memproduksi dan mengobservasi gelombang elektromagnetik tetapi juga melaporkan pengukuran sifat-sifat
seperti gelombang seperti polarisasi, refleksi, refraksi, interferensi konstruktif dan destruktif, dan pembentukan
gelombang berdiri. Ironisnya penemuan Hertz membuat teori partikel cahaya ditinggalkan.
Salah seorang murid Hertz yaitu, Phillipp Lennard, menyelidiki fenomena lebih lanjut
Berikut ini adalah perangkat percobaan Lennard.

Perangkat percobaan tersebut terdiri dari sebuah tabung kaca


hampa udara berisi pelat logam A (anoda) dan K (katoda). Pelat K
dihubungkan dengan kutub negatif baterai (sebagai katoda),
sedangkan pelat A dihubungkan ke kutub positif baterai (sebagai
anoda). Ketika tabung ditempatkan dalam ruang gelap (tidak ada
cahaya), jarum galvanometer tidak menyimpang (menunjukkan nol,
yang berarti tidak ada arus listrik / pergerakan elektron). Ketika
cahaya monokromatik dengan panjang gelombang tertentu
disinarkan pada pelat logam K, maka arus listrik terdeteksi oleh
galvanometer (jarum galvanometer menyimpang).
Ini menunjukkan adanya aliran muatan-muatan listrik yang menyeberangi celah vakum K dan A. Arus listrik ini
timbul karena adanya elektron-elektron yang keluar dari pelat logam negatif K menuju ke pelat positif A.

Gambar di samping menunjukkan grafik hubungan


antara arus fotolistrik i dengan beda potensial V
antara anoda A dan katoda K untuk dua nilai
intennsitas cahaya yang berbeda. Arus meningkat
dengan meningkatnya intensitas cahaya. Hal ini
karena meningkatnya intensitas cahaya akan
meningkatkan jumlah elektron yang meninggalkan
pelat K menuju pelat A. Dengan membalik polaritas
baterai kita peroleh beda potensial V antara A dan
Grafik hubungan antara arus listrik I dan dengan beda K bernilai negatif sebab sekarang K menjadi positif
potensial antara A dan K (terbaca pada voltmeter V) untuk
dua nilai intensitas cahaya yang berbeda. Arus meningkat
dan pelat A menjadi negatif. Hal ini menyebabkan
dengan meningkatnya intensitas tetapi mencapai titik elektron yang keluar dari pelat K dan akan ditolak
jenuh untuk nilai V yang besar. Kedua grafik berpotongan oleh pelat negatif A.
pada tegangan -Vo di mana arus listrik sama dengan nol.

Hanya elektron-elektron yang energi kinetiknya lebih besar dari eV yang mencapai pelat A (e=muatan elektron
= 1, 6 x 10-19 C). Jika beda potensial V negatif ini terus diperbesar, maka pada suatut nilai V negatif tertentu, yaitu
Vo , tidak ada lagi elektron yang memiliki energi negatif lebih besar daripada eVo. Ini berarti tidak ada lagi elektron
yang sampai pada pelat A sehingga menyebabkan arus tidak mengalir dalam rangkaian (i=0). Beda potensial
negatif terbesar yang menyebabkan tidak ada elektron yang tiba di pelat A (ditunjukkan oleh arus sama dengan
nol) disebut potensial penghenti (lambang Vo). Beda potensial penghenti tidak bergantung pada intensitas radiasi
elektromagnetik. Jadi hubungan antara enegi kinetik maksimum yang dicapai elektron foto EKM dengan potensial
penghenti Vo diberikan sebagai berikut :
EKM = eVo
Misal nya dengan menggerakkan potensiometer (polaritas baterai dibalik)diamati bahwa galvanometer G
menunjukkan nol ketika voltmeter V menunjukkan 0,60 volt. Ini berarti potensial penghenti Vo = 0,60 volt, dan
energi kinetik maksimum elektron EKM adalah :
EKM = eVo = (1,6 x 10-19C) (0,60 volt) = 9,6 x 10-20J

Hasil pengamatan dari percobaan Lenard dapat dirangkum sebagai berikut :


1. Elektron diemisi (dikeluarkan) dari permukaan yang disinari.
2. Emisi dari fotoelektron ini terjadi seketika, tidak peduli seberapa kecilnya intensitas cahaya yang datang.
3. Ada frekuensi ambang (treshold frequency) untuk emisi fotoelektron yang bergantung pada bahan yang
disinari. Jika frekuensi radiasi yang datang kurang dari nilai batas (critical value=frekuensi ambang) fo,
tidak ada fotoelektron yang dilepaskan tidak peduli sekuat apapun intensitas radiasi yang datang. Nilai
fo khas untuk setiap logam, misalnya untuk aluminium (fo=9,84 x 10154 Hz) dan untuk natrium (fo= 5,50 x
1014 Hz).
4. Jika frekuensi cahaya yang datang lebih besar dari frekuensi ambang fo , energi kinetik elektron yang
diemisikan tersebar dalam range terbatas, sampai pada nilai maksimum yang merupakan fungsi linear
dari frekuensi dari cahaya yang datang.
5. Jika f > fo , sejumlah elektron yang diemisikan per sekon sebanding dengan intensitas radiasi yang datang.
Dari kelima hal di atas, hanya yang terakhir yaitu kesebandingan antara intensitas cahaya dan jumlah elektron
yang diemisikan yang dapat dijelaskan, empat yang lainnya menantang untuk dipahami. Sebagai contoh,
menurut prediksi berdasarkan besarnya intensitas cahaya yang datang, pada penyinaran dengan intensitas
lemah sekitar 1 mW/m2, diperlukan waktu lebih dari satu jam sebelum elektron dekat permukaan logam dapat
mengumpulkan cukup energi dari medan radiasi untuk lepas. Juga keberadaan frekuensi ambang fo masih
merupakan misteri.
Sekali lagi, wawasan pemahaman dalam memecahkan teka-teki ini datang dari Einstein. Dalam tulisannya
tentang pembangkitan dan absorpsi cahaya ia membuat asumsi dasar :
Energi radiasi dari satu sumber titik tidak terdistribusi kontinu melalui peningkatan penambahan daerah
yang lebih besar, tetapi malah, energi ini terdiri dari sejumlah terbatas energi kuanta terlokalisasi, yang
berpindah tanpa terbagi-bagi, dan hanya dapat diabsorbsi dan dibentuk sebagai suatu unit.
Unit tersebut dikenal sebagai foton. Setiap foton membawa energi sebesar E=hf.
Emisi fotolistrik segera dimengerti sebagai absobsi foton dengan mengemisi suatu bahan. Dipostulatkan : foton
dapat diabsorbsi hanya sebagai suatu unit. Semua energi satu foton harus ditransfer pada satu elektron. Jika
suatu energi minimum yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron dipenuhi, frekuensi ambang foto emisi
langsung terukur untuk energi minimum ini, yang disebut sebagai fungsi kerja (work-function) atau disebut juga
energi ambang.

Penjelasan Efek Fotolistrik oleh Einstein


Teori gelombang elektromagnetik dapat menerangkan dengan sangat baik berbagai gejala cahaya (interferensi,
difraksi, polarisasi, efek Doppler) sehingga teori tersebut tentu mengandung kebenaran. Namun teori tersebut
tidak bisa menerangkan efek fotolistrik.
Pada tahun 1905, Einstein menemukan bahwa paradoks yang timbul dari efek fotolistrik dapat dimengerti
hanya dengan memasukkan penjelasan radikal yang pernah diusulkan oleh fisikawan teoritis Jerman Max Planck
lima tahun sebelumnya. Ketika itu Planck mencoba menerangkan radiasi karakteristik yang dipancarkan oleh
benda hitam. Kita mengenal pijaran dari sepotong logam yang menimbulkan cahaya tampak. Tetapi ternyata
terdapat juga panjang gelombang yang tak terlihat mata. Semua benda tidak perlu sangat panas untuk dapat
memancarkan gelombang elektromagnetik – semua benda memancarkan energi secara kontinu tidak peduli
berapa temperaturnya. Pada temperatur kamar sebagian besar radiasi terdapat pada daerah inframerah
sehingga tidak terlihat.
Sifat yang diamati dari radiasi benda hitam tidak dapat diterangkan berdasarkan prinsip fisis yang dapat diterima
waktu itu. Planck dapat menurunkan rumus yang dapat menerangkan radiasi spektrum tersebut sebagai fungsi
dari temperatur dari benda yang meradiasikannya kalau dia menganggap bahwa radiasi yang dipancarkan terjadi
secara diskontinu, dipancarkan dalam paket-paket kecil yang disebut kuantum (jamak = kuanta). Hal yang
dikemukakan merupakan anggapan yang sangat asing dalam teori elektromagnetik. Kuantum (kuanta)
selanjutnya disebut foton.
Planck mengemukakan bahwa foton berhubungan dengan frekuensi tertentu f dari cahaya, dan bahwa energi E
harus berbanding lurus dengan f.
𝐸 = ℎ𝑓
h adalah tetapan Planck , h = 6,626 x 10-34 Js.

Ketika ia harus menganggap bahwa energi elektromagnetik yang diradiasikan oleh benda timbul secara terputus-
putus, Planck tidak pernah menyangsikan bahwa penjalarannya melalui ruang merupakan gelombang
elektromagnetik yang kontinu.
Einstein pada tahun 1905 mengusulkan bahwa cahaya bukan saja dipancarkan sebagai foton pada suatu saat,
tetapi penjalarannya pun menurut foton individual; anggapan tersebut berlawanan dengan fisika klasik. Dengan
memandang cahaya sebagai partikel menurut teori kuantum Planck, Albert Einstein berhasil menjelaskan efek
fotolistrik secara memuaskan. Karena penjelasannya tentang efek fotolistrik, maka pada tahun 1921 Einstein
memperoleh hadiah Nobel.
Dengan menggunakan hipotesis Einstein ini, maka efek fotolistrik dapat diterangkan dengan mudah. Einstein
menyatakan bahwa dalam interaksi antara foton cahaya dengan elektron di dalam logam, sifat partikel cahayalah
yang berperan. Yakni, terjadi tumbukan antara foton cahaya dengan elektron ibarat tumbukan antara dua bola
biliar. Hanya saja setelah tumbukan foton memusnahkan diri dengan menyerahkan seluruh energi kepada
elektron yang ditumbuknya. Sebagian dari energi yang diterima elektron akan meningkatkan energi total
elektron sehingga dapat mengatasi energi ambang (energi ikat) Wo , sedangkan sisanya menjadi energi kinetik Ek
setelah elektron membebaskan diri dari permukaan logam.

ℎ𝑓 = 𝐸𝐾 + ℎ𝑓𝑜 - hf = E : energi masing-masing foton cahaya datang


- EK : energi fotoelektron maksimum
𝐸 = 𝐸𝐾 + 𝑊𝑜
- hfo = Wo : energi minimum yang diperlukan untuk
melepaskan sebuah elektron dari permukaan logam
yang disinari.

Harus ada energi minimum yang diperlukan elektron untuk melepaskan diri dari permukaan logam, jika tidak
demikian, tentu elektron akan terlepas walaupun tidak ada cahaya datang. Energi ℎ𝑓𝑜 merupakan karakteristik
dari suatu permukaan dan disebut sebagai fungsi kerja.

𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑘𝑢𝑎𝑛𝑡𝑢𝑚 = 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 + 𝑓𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛


Persamaan tersebut dapat ditulis kembali dalam bentuk :
𝐸𝐾 = 𝐸 − 𝑊𝑜
1
𝑚𝑣 2 = ℎ𝑓 − ℎ𝑓𝑜
2
Dengan m=massa elektron (9,11 x 10-31 kg) dan v adalah
kelajuan elektron saat keluar dari permukaan logam.

Bagaimanakah Einstein menjelaskan ketiga hasil


eksperimen efek fotolistrik Lenard dengan teori partikel
cahaya?
(1) Tak satupun elektron dibebaskan ketika frekuensi
cahaya lebih kecil daripada frekuensi tertentu. Ini sesuai
fakta bahwa energi foton cahaya E=hf haruslah lebih besar
daripada energi ambang logam Wo = hfo agar elektron
dibebaskan. Jika frekuensi foton lebih kecil daripada
frekuensi ambang (f<fo) maka energi foton lebih kecil
daripada energi ambang dan tak satupun elektron
Albert Einstein
dibebaskan.
(2)
(3) Fakta bahwa energi maksimum, EK, tidak bergantung pada intensitas cahaya dapat dimengerti dengan
alasan berikut. Ketika intensitas dahaya digandakan, jumlah foton menjadi dua kali, yang berarti
menggandakan jumlah elektron foto. Namun, energi kinetik maksimum elektron foto, (hf – Wo)
hanya bergantung pada frekuensi cahaya dan eneregi ambang Wo , dan tidak bergantung pada intensitas
cahaya.
(4) Fakta bahwa elektron-elektron foto terjadi hampir secara spontan adalah sesuai dengan teori partikel
cahaya, yaitu energi datang dalam paket-paket kecil dan terjadi interaksi satu-satu antara foton dan
elektron (satu foton hanya berinteraksi dengan satu elektron). Ini sangat berbeda jika energi foton
didistribusikan secara kontinu melalui daerah yang luas seperti dalam konsep gelombang cahaya.

EFEK COMPTON
Sesuai teori partikel cahaya Einstein bahwa terjadinya tumbukan antara foton
cahaya dan elektron ibarat tumbukan bola biliar, kemudian dibuktikan dengan
percobaan fisikawan Amerika Serikat , Arthur H. Compton (1892 – 1962) pada
tahun 1923. Foton berlaku sebagai partikel, hanya foton tidak mempunyai massa
diam.
Dalam percobaan Compoton, foton sinar X berenergi tinggi dengan frekuensi
tertentu ditembakkan pada elektron. Frekuensi foton sinar X yang terhambur
diamati. Diperoleh bahwa frekuensi foton yang terhambur menurun (f'<f).
Compton menjelaskan bahwa sesudah tumbukan elektron terpental. Energi
elektron terpental diperoleh dari foton yang menumbuknya. Karena itu, energi
Arthur Compton foton yang terhambur berkurang. Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai efek
Compton.
Berikut ini adalah skema percobaan Compton.
Ф
θ

Diagram hamburan Compton. Elektron mula-mula


diam. Setelah tumbukan antara foton dan
elektron, foton sinar-X terhambur dengan
frekuensi f’<f dan elektron terpental

Dalam peristiwa tumbukan tersebut, foton dapat dipandang sebagai partikel yang kehilangan sejumlah energi
yang besarnya sama dengan energi kinetik yang besarnya sama dengan energi kinertik EK yang ditrerima
elektron, walaupun sebenarnya kita mengmatai dua foton yang berbeda. Jika foton semula mempunyai
frekuensi f dengan energi hf, maka foton terhambur mempunyai frekuensi dan energi yang lebih rendah yaitu f’
dan hf’, sehingga dapat dituliskan :
Kehilangan energi yang dialami foton = Energi yang diterima elektron
ℎ𝑓 − ℎ𝑓 ′ = 𝐸𝐾
Dari teori relativitas diketahui bahwa hubungan antara momentum dan energi untuk partikel tak bermassa
adalah :
𝐸 = 𝑝𝑐
Karena energi foton adalah hf , maka persamaan momentumnya menjadi :
𝐸 ℎ𝑓
𝑝= =
𝑐 𝑐

E = hf’
E = hf
2
E=moc p = hf’/c
p = hf/c
p=0
Ф
θ
𝐸 = √𝑚𝑜 2 𝑐 4 + 𝑝2 𝑐 2

p=p
Momentum, tidak seperti energi, merupakan besaran vektor yang mempunyai besar dan arah, dan dalam
tumbukan harus dipenuhi hukum kekekalan momentum untuk kedua sumbu yang saling tegak lurus.

Dalam arah X (horizontal)


Momentum awal = Momentum akhir
ℎ𝑓 ℎ𝑓′
+0 = 𝑐𝑜𝑠𝛷 + 𝑝 𝑐𝑜𝑠𝜃
𝑐 𝑐
Dalam arah X (vertikal)
Momentum awal = Momentum akhir
ℎ𝑓′
0= 𝑠𝑖𝑛𝛷 − 𝑝 𝑠𝑖𝑛𝜃
𝑐
Sudut Φ menyatakan sudut antara arah mula-mula dan arah foton yang terhambur, dan θ adalah sudut antara
arah foton semula dengan arah elektron yang ditumbuk.

𝑝𝑐 𝑐𝑜𝑠𝜃 = ℎ𝑓 − ℎ𝑓′𝑐𝑜𝑠𝛷
𝑝𝑐 𝑠𝑖𝑛𝜃 = ℎ𝑓 ′ 𝑠𝑖𝑛𝛷
𝑝2 𝑐 2 = (ℎ𝑓)2 − 2(ℎ𝑓)(ℎ𝑓 ′ )𝑐𝑜𝑠𝛷 + (ℎ𝑓′)2
𝐸 = 𝐸𝐾 + 𝑚𝑜 𝑐 2

𝐸 = √𝑚𝑜 2 𝑐 4 + 𝑝2 𝑐 2
(𝐸𝐾 + 𝑚𝑜 𝑐 2 )2 = 𝑚𝑜 2 𝑐 4 + 𝑝2 𝑐 2

𝑝2 𝑐 2 = 𝐸𝐾 2 + 2𝑚𝑜 𝑐 2 𝐸𝐾
Karena 𝐸𝐾 = ℎ𝑓 − ℎ𝑓′
Maka diperoleh
𝑝2 𝑐 2 = (ℎ𝑓)2 − 2(ℎ𝑓)(ℎ𝑓 ′ ) + (ℎ𝑓 ′ )2 + 2𝑚𝑜 𝑐 2 (ℎ𝑓 − ℎ𝑓′)
𝑚𝑜 𝑐 𝑓 𝑓′ 𝑓 𝑓′
( − )= (1 − 𝑐𝑜𝑠𝛷 )
ℎ 𝑐 𝑐 𝑐𝑐
𝑓 1 𝑓′ 1
Dan karena 𝑐
=𝜆 dan 𝑐
= 𝜆′ maka

1 1 1 − 𝑐𝑜𝑠𝛷
( − )=
𝜆 𝜆′ 𝜆𝜆′


EFEK COMPTON 𝜆 − 𝜆′ = (1 − 𝑐𝑜𝑠𝛷 )
𝑚𝑜 𝑐
Persamaan tersebut diturunkan oleh Compton pada awal tahun 1920 dan dikenal sebagai efek Compton. Gejala
ini menunjukkan bukti kuat yang mendukung teori kuantum radiasi.
Persamaan efek Compton menunjukkan perubahan panjang gelombang yang diharapkan terjadi untuk foton
terhambur dengan sudut 𝛷 oleh partikel yang bermassa diam mo , dan perbedaan ini tidak bergantung pada
panjang gelombang foton datang λ. Kuantitas ℎ⁄𝑚𝑜 𝑐 disebut panjang gelombang Compton dari partikel
penghambur.

Teori foton Einstein yang dapat menjelaskan efek fotolistrik dan efek Compton akhirnya berhasil mendamaikan
dua kubu pandangan hakikat cahaya : sebagai rambatan gelombang (pandangan Huygens) dan sebagai partikel
(pandangan newton). Harus diterima bahwa cahaya memiliki sifat dualisme : sebagai gelombang dan sebagai
partikel. Dalam peristiwa interferensi dan difraksi, sifat gelombang yang berperan. Dalam peristiwa efek
fotolistrik dan efek Compton, sifat partikel yang berperan.
SOAL EVALUASI
PILIHAN GANDA yang meradiasikan kalor dengan intensitas
maksimum, maka . . . . .
1. Satuan SI dari tetapan Stefan-Boltzmann adalah A. λmaks sebanding dengan T4
A. N/m2K D. W/m2K B. fmaks sebanding dengan T4
B. J/m2K E. Wm2/K4 C. λmaks sebanding dengan T
2 4
C. J/m sK D. fmaks sebanding dengan 1/T
2. Sebatang besi pada suhu 127 oC memancarkan E. λmaks sebanding dengan 1/T
energy dengan laju 40 W. Pada suhu 327 oC batang 8. Suhu permukaan suatu benda 483 K. Jika tetapan
besi yang sama akan memancarkan energy Wien = 2,898 x 10-3 mK, maka panjang gelombang
dengan laju . . . . .
radiasi pada intensitas mksimum yang
A. 81 W D. 203 W dipancarkan oleh permukaan benda itu adalah . . .
B. 102 W E. 251 W ..
C. 144 W
A. 6 x 102 Å D. 6 x 105 Å
3. Energy yang diradiasikan per detik oleh benda 3
B. 6 x 10 Å E. 6 x 106 Å
hitam pada suhu T1 besarnya 16 kali energy yang C. 6 x 104 Å
diradiasikan per detik pada suhu To ; maka T1
9. Suhu sebuah lampu pijar berubah dari 4000 K
besarnya adalah . . . . .
menjadi 2000 . Jika tetapan pergeseran Wien
A. 2To D. 4 To adalah 2,90 x 10-3 mK (dalam 3 angka penting),
B. 2,5To E. 5 To
pergeseran panjang gelombang adalah . . . . .
C. 3 To A. 475 D. 725
4. Logam tipis ukuran 1 cm x 5 cm dipanaskan sampai B. 550 E. 850
400 K ; emisivitas logam = 1/7. Tetapan Stefan- C. 625
Boltzmann = 5,6 x 10-8 W/m2K4. Energy yang 10. Suhu permukaan matahari adalah 5800 K dan
dipancarkan kepingan logam itu tiap menit adalah puncak panjang gelombang dalam radiasinya
..... adalah 500 nm. Berapakah suhu permukaan dari
A. 12,288 J D. 0,205 J sebuah bintang jauh di mana puncak panjang
B. 6,144 J E. 0,102 J gelombangnya adalah 475 nm?
C. 3,072 J A. 5510 K D. 6350 K
5. Lampu pijar dapat dianggap berbentuk bola. Jari- B. 5626 K E. 6500 K
jari lampu kedua adalah 0,64 kali jari-jari lampu C. 6105 K
pertama, dan suhu lampu pertama dan kedua 11. Radiasi kalor benda hitam mempunyai grafik
masing-masing 927oC dan 1227 oC. Nilai antara E dan λ seperti gambar berikut ini.
perbandingan antara daya kalor radiasi lampu
pertama dan lampu kedua adalah . . . . .
16 125 E1
A. 25 D. 64
E2 T1
25 625
B. 16
E. 256
T2
0 λ
64 λ1 λ2
C. 125 Pernyataan yang benar adalah . . . . .

6. Ketika daya listrik yang diberikan ke sebuah lampu (1) E1T1 > E2T2
dikurangi, warna filament berubah ke . . . (2) T1 > T2
𝜆1 𝑇
A. Frekuensi lebih tinggi (3) = 𝑇2
𝜆2 1
B. Panjang gelombang lebih panjang 𝜆1 𝐸
C. Tidak berubah (4) 𝜆2
= 𝐸2
1
D. Intensitas lebih besar
E. Intensitas lebih kecil
7. Sebuah benda hitam bersuhu T kelvin A. (1), (2), dan (3) benar
meradiasikan energy dalam bentuk gelombang B. (1) dan (3) benar
elektromagnetik. Bila λmaks dan fmaks adalah C. (2) dan (3) benar
panjang gelombang dan frekuensi dari gelombang D. (4) benar
E. Semua benar 17. Sebuah lampu biru memancarkan cahaya dengan
12. Dimensi dari tetapan Planck adalah . . . . . panjang gelombang rata-rata 4500 Å. Spesifikasi
A. ML/T2 D. L2/T2 lampu adalah 150 W dan 80% dari energinya
2
B. L/T E. ML2/T2 tampil sebagai cahaya yang dipancarkan. Berapa
C. ML2/T3 banyak foton dipancarkan oleh lampu tiap detik?
13. Manakah satu dari pernyataan berikut yang benar A. 2,2 x 1018 D. 3,3 x 1019
18
tentang perubahan yang terjadi ketika bergeser D. 5,5 x 10 E. 4,1 x 1020
dari inframerah ke sinar X dalam spectrum B. 2,7 x 1019
elekromagnetik? 18. Sebuah electron bermassa m yang bergerak
A. Frekuensi meningkat, panjang gelom- dengan kelajuan u bertumbukan dengan sebuah
bang meningkat, dan energy per foton atom, dan kelajuannya berkurang menjadi v.
meningkat Kelajuan atomnya tidak berubah, tetapi satu dari
B. Frekuensi berkurang, panjang gelom-bang elektronnya tereksitasi ke suatu tingkat energy
meningkat, dan energy per foton yang lebih tinggi, dan kemudian electron ini
berkurang kembali ke keadaan dasarnya, memancarkan
C. Frekuensi meningkat, panjang gelom- sebuah radiasi foton. Jika h adalah tetapan Planck,
bang berkurang, dan energy per foton frekuensi radiasi adalah . . . . .
meningkat 𝑚(𝑢2 −𝑣 2) 𝑚𝑢2
A. 2ℎ
D. 2ℎ
D. Frekuensi berkurang, panjang gelom-bang
𝑚(𝑣 2 −𝑢2 ) 𝑚𝑣 2
berkurang, dan energy per foton B. 2ℎ
E. 2ℎ
berkurang 𝑚(𝑣 2 +𝑢2 )
C.
E. Frekuensi meningkat, panjang gelom- 2ℎ
bang berkurang, dan energy per foton 19. Sebuah elekton dipercepat melalui beda potensial
berkurang 25 kV membentur sebuah target logam dalam
14. Energy electron yang dipancarkan oleh sebuah tabung sinar-X. spectrum kontinu sinar-X
permukaan yang sensitive terhadap cahaya akan yang dihasilkan oleh target akan memiliki panjang
meningkat jika cahaya datang yang menumbuk gelombang terpendek sebesar
permukaan . . . . . A. 0,1 Å D. 25 Å
A. Intensitasnya diperbesar B. 0,5 Å E. 50 Å
B. Amplitudonya diperbesar C. 2 Å
C. Panjang gelombangnya diperpendek
(UM-UGM 2005)
D. Frekuensinya diperkecil
E. Sudut datangnya diperbesar 20. Kemampuan sebuah benda untuk melepas radiasi
15. Sebuah electron yang berada dalam keadaan sangat berdekatan dengan kemampuan-nya untuk
eksitasi (energy E2) suatu atom, kembali ke menyerap radiasi. Pernyataan tersebut
keadaan dasarnya (energy E1) dengan menggambarkan gejala fisis yang cocok dengan
memancarkan sebuah foton. Panjang gelombang salah satu peristiwa berikut, yaitu
foton yang dipancarkan adalah . . . . A. Efek fotolistrk
ℎ𝑐 𝜋(𝐸2 −𝐸1 ) B. Efek Compton
A. (𝐸2 −𝐸1 )
D. ℎ𝑐
C. Produksi pasangan
ℎ𝑐 D. Produksi sinar X
B. E. ℎ𝑐(𝐸1 − 𝐸2 ) E. Radiasi benda hitam
𝜋(𝐸2 −𝐸1 )
(SPMB 2005)
(𝐸2 −𝐸1 ) 21. Energy ikat minimum electron pada permukaan
C. ℎ𝑐 bahan bergantung pada jenis bahan. Pernyataan
tersebut sesuai dengan salah satu peristiwa fisika
16. Jika sebuah pemancar berdaya 1000 watt
.....
memancarkan foton tiap detiknya sebanyak 5 x A. Efek fotolistrk
1020 buah, maka energy satu fotonnya adalah B. Efek Compton
(dalam satuan joule) . . . . . C. Produksi pasangan
A. 2 x 10-17 D. 2 x 10-20 D. Produksi sinar X
-17
B. 5 x 10 E. 5 x 10-20 E. Radiasi benda hitam
C. 2 x 10-18 (SPMB 2005)
22. Frekuensi foton yang dihamburkan oleh electron
bebas akan lebih kecil disbanding saat datang
adalah hasil dari . . . . .
A. Efek fotolistrk
B. Efek Compton
C. Produksi pasangan
D. Produksi sinar X
E. Radiasi benda hitam
(SPMB 2005)
23. Suatu sumber radiasi ultraviolet menyebabkan
terpancarnya electron foto dari sebuah pelat seng.
Bagaimanakah energy kinetic maksimum elekton
foto, EK dan jumlah elekton foto yang dipancarkan
per detik, n, dipengaruhi dengan penggantian
sumber radiasi yang intensitasnya lebih besar
tetapi panjang gelombangnya sama?
A. EK berkurang, n meningkat
B. EK tidak berubah, n tidak berubah
C. EK tidak berubah, n meningkat
D. EK meningkat, n tidak berubah
(Cambridge)

24. Perhatikan gambar berikut ini.

EK (J)

4 5 f(x 1014Hz)

Gambar tersebut menggambarkan grafik


hubungan EK (energy kinetic maksimum) foto
electron terhadap f (frekuensi) sinar yang
digunakan pada efek fotolistrik. Nilai p pada
gambar tersebut adalah . . . . . (J).
A. 2,64 x 10-33 D. 2,64 x 10-19
B. 3,3 x 10-33 E. 3,3 x 10-19
-20
C. 6,6 x 10
25. Panjang gelombang ambang fotolistrik untuk
perak adalah 325 nm. Energy dari elekton-elektron
yang keluar dari sebuah permukaan perak karena
disinari oleh cahaya ultraviolet dengan panjang
gelombang 253,7 nm adalah
A. 0,51 eV D. 2,50 eV
B. 1,08 eV E. 2,94 eV
C. 1,62 eV

Anda mungkin juga menyukai