Saat senyawa H 3 PO 4 dilarutkan dalam air dan mengalami disosiasi sebesar 2,5%,
pernyataan di atas yang benar adalah ...
A. 1, 2, dan 3 SAJA yang benar.
B. 1 dan 3 SAJA yang benar.
C. 2 dan 4 SAJA yang benar.
D. HANYA 4 yang benar.
E. SEMUA pilihan benar.
Pembahasan:
Senyawa H 3 PO 4 merupakan senyawa asam lemah yang tergolong ke dalam elektrolit
lemah. Larutan elektrolit lemah yaitu dapat menghantarkan listrik dengan buruk dan
mengalami disosiasi sebagian dengan derajat disosiasi sebesar 0 < α < 1.
Senyawa ini akan terurai menjadi 3 ion hidrogen dan 1 ion fosfat dengan persamaan
reaksi sebagai berikut.
(n = 4)
i = 1 + ( n – 1)α
i = 1 + (4 – 1)0,025
i = 1 + (3)0,025
i = 1 + 0,075
i = 1,075
Di antara keempat pernyataan tersebut, pernyataan yang benar untuk senyawa H 3 PO 4
adalah pernyataan 2, 3, dan 4.
Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan C.
2. Ahmad memiliki dua senyawa, yaitu senyawa A dan B. Kedua senyawa tersebut memiliki
jumlah atom C yang sama, yaitu enam atom C dan masing-masing memiliki satu ikatan
rangkap dua. Senyawa A tidak memiliki cabang alkil, namun senyawa B memiliki satu
cabang metil. Berikut ini pernyataan yang benar mengenai senyawa A dan B adalah ....
A. senyawa A = dan senyawa B =
B. kedua senyawa merupakan senyawa alkuna
C. titik didih senyawa A > titik didih senyawa B
D. titik lebur senyawa A < titik lebur senyawa B
E. titik didih kedua senyawa sama
Pembahasan:
Senyawa A dan B memiliki 6 atom C dengan 1 ikatan rangkap dua, maka kedua senyawa
merupakan senyawa alkena. Rumus umum senyawa alkena adalah . Karena kedua
senyawa memiliki jumlah atom C yang sama, maka keduanya memiliki rumus yang sama,
yaitu .
Pada jumlah atom C yang sama, keberadaan cabang dapat memengaruhi titik didih dan titik
lebur alkena. Makin banyak cabang, maka titik didih dan titik leburnya akan makin rendah.
Terdapat satu cabang metil pada senyawa B sehingga senyawa B memiliki titik didih dan titik
lebur yang lebih rendah dari senyawa A.
Jadi, jawaban yang tepat adalah C.
3. Soal terdiri atas 3 bagian, yaitu PERNYATAAN; kata SEBAB; dan ALASAN yang
disusun berurutan.
SEBAB
Kegita spesi tersebut memiliki jumlah proton yang sama, yaitu 36.
Pembahasan:
Isoelektron adalah spesi yang memiliki jumlah elektron sama, namun nomor massa dan
jumlah protonnya berbeda. Pada atom netral, jumlah proton = jumlah elektron. Atom yang
melepaskan elektron akan membentuk ion positif, sedangkan atom menangkap elektron
akan membentuk ion negatif.
Ketiga spesi tersebut merupakan isoelektron karena jumlah elektronnya sama, yaitu
36. (Pernyataan benar)
Ketiga spesi memiliki jumlah proton yang berbeda, yaitu 38, 35, dan 36. (Alasan salah)
Dari reaksi di atas, pernyataan di bawah ini yang tepat adalah ...
1. Bilangan oksidasi berubah dari 0 menjadi +3.
2. Spesi bertindak sebagai oksidator.
3. Spesi mengalami reaksi oksidasi.
4. Spesi dan secara berurutan merupakan hasil oksidasi dan hasil reduksi.
Pembahasan:
Konsep reaksi redoks yang melibatkan oksigen dilihat dari pengikatan oksigen (oksidasi) dan
pelepasan oksigen (reduksi). Dari reaksi di atas, terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
Bilangan oksidasi unsur = 0.
Bilangan oksidasi unsur Al pada :
Diketahui penembakan atom uranium dengan partikel neutron (n) akan menghasilkan atom
baru berupa Q, R, serta 3 neutron dengan energi yang besar. Jika atom telurium memiliki
neutron 85 dan zikronium memiliki neutron 56, berikut ini pernyataan yang benar adalah ....
A. atom Q merupakan zikronium
B. atom R merupakan telurium
C. elektron valensi pada atom Zr terletak di orbital p
D. konfigurasi elektron
E. jumlah elektron valensi atom Q > atom R
Pembahasan:
Notasi atom:
A = nomor massa
Z = nomor atom
X = lambang atom
Pada soal, atom telurium memiliki neutron 85 dan zikronium memiliki neutron 56, sehingga
atom Q = telurium (Te) dan atom R = zikronium (Zr).
Konfigurasi elektron atom ditentukan dari jumlah elektronnya. Pada atom netral, nomor atom
sama dengan jumlah elektron sehingga konfigurasi atom Q dan R adalah sebagai berikut.
Berdasarkan konfigurasi di atas, elektron valensi dari atom Q (Te) terletak di subkulit 5s dan
5p yang berjumlah 2 + 4 = 6 elektron, sedangkan elektron valensi pada atom R (Zr) terletak
di subkulit 5s yang berjumlah 2 elektron sehingga elektron valensi atom Q > atom P.
Pembahasan:
Untuk mengetahui kenaikan keelektronegatifan unsur-unsur, dapat dilihat dari konfigurasi
elektron unsur tersebut.
(terletak pada golongan IIIA)
(terletak pada golongan IVA)
(terletak pada golongan VA)
(terletak pada golongan VIA)
(terletak pada golongan VIIA)
Kelima unsur di atas terletak pada periode yang sama, yaitu periode 3. Elektronegativitas
unsur-unsur dalam satu periode (dari kiri ke kanan) makin bertambah, sehingga urutan
kenaikan elektronegativitas adalah .
Untuk mencari orde n, maka cari nilai [P] dan [R] yang sama, yaitu pada percobaan 4 dan 5,
sehingga persamaannya menjadi sebagai berikut.
maka n = 1
Untuk mencari order m, maka cari nilai [Q] dan [R] yang sama, yaitu pada percobaan 1 dan
3, sehingga persamaannya menjadi sebagai berikut.
maka m = 1
Untuk mencari order o, seharusnya mencari nilai [P] dan [Q] yang sama, yaitu pada
percobaan 1 dan 2, sehingga persamaannya menjadi sebagai berikut.
maka o = 0
Persamaan laju reaksi menjadi .
Pembahasan:
Senyawa yang memiliki isomer optis aktif merupakan senyawa yang memiliki atom C kiral, di
mana atom C kiral merupakan atom C yang mengikat 4 gugus yang berbeda.
Senyawa 2-metilbutanal memiliki 1 atom C kiral, yaitu pada atom C nomor 2, karena
mengikat 4 spesi berbeda yaitu , , , dan , sehingga senyawa 2-
metilbutanal memiliki isomer optis aktif.
Spesi yang bertindak sebagai reduktor dan oksidator secara berurutan, yaitu ....
A.
B.
C.
D.
E.
Pembahasan:
Agar lebih mudah dalam menentukan perubahan biloks, kita eliminasi terlebih dahulu unsur
yang tidak mengalami perubahan biloks.
Oksigen (O) dan hidrogen (H) secara umum biloksnya selalu untuk oksigen dan +1 untuk
hidrogen. Kedua unsur sangat jarang berubah biloksnya selama berikatan dengan unsur lain.
Unsur tersisa adalah iod (I) dengan biloks sebagai berikut.
Sebelum reaksi, unsur I pada memiliki biloks 0 sebagai molekul unsur.
Setelah reaksi, unsur I pada memiliki biloks +5 (menyesuaikan +1 milik H dan
2 milik O).
Setelah reaksi, unsur I pada HI memiliki biloks 1 (menyesuaikan +1 milik H).
Unsur I mengalami kenaikan dan penurunan biloks sekaligus. Oleh karena pada awalnya I
terdapat pada satu spesi, maka spesi tersebut ( ) berperan sebagai reduktor dan oksidator
sekaligus.
Pembahasan:
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa, sehingga persamaan
hidrolisisnya menjadi seperti berikut.
Volume yang digunakan adalah 50 mL.
Larutan yang dapat membentuk larutan penyangga jika direaksikan dalam volume 2 kali
lebih banyak dari larutan NaOH 0,1 M adalah ...
Pembahasan:
Larutan penyangga dapat dibuat dengan mencampurkan asam lemah/basa lemah dengan
garam konjugasinya. Cara lainnya adalah mencampurkan larutan asam/basa lemah dengan
basa/asam kuat. Namun, larutan penyangga terbentuk jika asam/basa lemah tersisa,
sehingga membentuk kesetimbangan dengan ion konjugasinya. Larutan NaOH merupakan
basa kuat. Oleh karena itu, mol asam lemah harus lebih besar dari mol basa kuat.
Mol basa NaOH yang direaksikan selalu tetap, yaitu sebagai berikut.
Mol sebanyak 0,4V lebih besar dari mol NaOH sebanyak 0,1V, sehingga
larutan 1 dapat membentuk larutan penyangga dengan NaOH.
2. Larutan adalah asam lemah.
Mol sebanyak 0,2V lebih besar dari mol NaOH sebanyak 0,1V, sehingga larutan 2
dapat digunakan untuk membentuk larutan penyangga dengan NaOH.
Mol HCN sebanyak 0,4V lebih besar dari mol NaOH sebanyak 0,1V, sehingga larutan
3 dapat membentuk larutan penyangga dengan NaOH.
4. Larutan adalah larutan garam, artinya larutan ini tidak dapat membentuk
larutan penyangga dengan NaOH yang merupakan basa kuat.
Pembahasan:
Larutan adalah asam lemah bervalensi 1, sedangkan larutan NaOH adalah basa
kuat bervalensi 1. Pada titrasi asam lemah dan basa kuat monovalen, titik ekuivalen yang
terbentuk adalah garam basa yang terhidrolisis parsial yang mengikuti persamaan berikut.
Mol garam akan sama dengan mol asam yang digunakan karena valensinya 1.
Basa yang ditambahkan dalam bentuk larutan, maka volumenya akan kumulatif.
Oleh karena itu, persamaan matematis dalam menentukan pH menjadi seperti berikut.
14. Soal terdiri atas 3 bagian, yaitu PERNYATAAN; kata SEBAB; dan ALASAN yang
disusun berurutan.
Jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama, volume 1 gram gas hidrogen akan sama
dengan volume 1 gram gas helium. H = 1 dan He = 4 .
SEBAB
Gas hidrogen merupakan molekul diatomik dan gas helium merupakan molekul
monoatomik.
Pembahasan:
Gas hidrogen =
Gas helium = He
Pertama kita hitung dari gas terlebih dahulu.
Karena jumlah mol dari kedua gas tersebut berbeda, maka volume dari kedua gas tersebut
akan berbeda juga (tidak akan sama). (Pernyataan salah)
Gas hidrogen memiliki rumus molekul sehingga disebut sebagai molekul diatomik,
sedangkan gas helium memiliki rumus molekul He sehingga disebut sebagai molekul
monoatomik. (Alasan benar)
15. Di dalam laboratorium, suatu sampel urin yang mengandung 1,5 gram urea direaksikan
dengan asam nitrit berlebih. Urea bereaksi menurut persamaan berikut.
(belum setara)
Gas yang dihasilkan lalu dialirkan melalui larutan NaOH dan volume akhir diukur. Volume
gas yang telah melewati larutan NaOH pada temperatur dan tekanan ruang adalah .... (
H = 1, C = 12, N = 14, dan O = 16; volume molar gas pada RTP = 24,4 )
A. 0,44
B. 0,61
C. 1,22
D. 1,61
E. 1,83
Pembahasan:
Pertama, kita setarakan persamaan reaksinya terlebih dahulu.
Lalu, kita hitung mol gas karbon dioksida dan gas nitrogen menggunakan perbandingan
koefisien sebagai berikut.
Dari reaksi tersebut, terdapat 2 jenis gas yaitu gas dan gas . Kita dapat menghitung
volume gas-gas tersebut pada temperatur dan tekanan ruang. Pada suhu dan tekanan
1 atm artinya pengukuran dilakukan pada keadaan ruang atau RTP (Room Temperature and
Pressure).
Pada kondisi RTP, kita dapat menggunakan persamaan berikut.
Kita dapat menghitung jumlah volume gas yang dihasilkan menggunakan persamaan berikut.
Dengan demikian, volume gas yang telah melewati larutan NaOH pada temperatur dan
tekanan ruang adalah 1,83 .
16. Seorang petani sedang kebingungan karena lahannya sudah kurang produktif lagi
dibandingkan sebelumnya setelah terdampak hujan asam akibat letusan gunung berapi.
Padahal, secara rutin ia telah menambahkan pupuk nitrogen dan amonia untuk
menyuburkan lahannya. Setelah pH tanah diperiksa, ternyata diperoleh pH = 2. Menurut
pandangan ahli, penggunaan pupuk nitrogen berlebihan justru menyebabkan pH tanah
menjadi asam. Hal tersebut disebabkan karena bakteri dalam tanah mengoksidasi ion
menjadi ion nitrat ( ). Oleh karena itu, petani mencoba mengganti pupuknya
dengan zat-zat sebagai berikut.
Zat yang dapat ditambahkan oleh petani agar tanahnya produktif kembali ditunjukkan oleh
nomor ....
A. 1 dan 2
B. 2 dan 4
C. 2 dan 3
D. 1 dan 3
E. 3 dan 4
Pembahasan:
Kondisi tanah yang asam perlu dinetralkan oleh senyawa yang bersifat basa. Keempat zat
pada soal dapat dianalisis sebagai berikut.
1. adalah garam yang terbentuk dari 2 ekuivalen KOH dengan . KOH adalah
basa kuat, sedangkan merupakan asam lemah sehingga sifatnya basa. Zat ini
dapat digunakan oleh petani.
2. adalah garam yang terbentuk dari dengan . adalah basa
lemah, sedangkan merupakan asam kuat sehingga sifatnya asam. Zat ini tidak
dapat digunakan oleh petani.
3. (kapur) adalah garam yang terbentuk dari dengan .
adalah basa kuat sedangkan merupakan asam lemah sehingga sifatnya basa.
Zat ini dapat digunakan oleh petani.
4. bukan merupakan senyawa ionik sehingga bukan garam terhidrolisis. Zat ini
tidak dapat digunakan oleh petani.
Zat yang dapat ditambahkan petani agar tanahnya produktif kembali ditunjukkan oleh nomor
1( ) dan 3 ( ).
Pembahasan:
Campuran terdiri dari asam lemah dan basa kuat. Dengan menggunakan stoikiometri,
dilakukan reaksi terlebih dahulu untuk menentukan asam lemah sisa dan garamnya.
Larutan penyangga menggunakan asam lemah , sehingga larutannya bersifat
asam. Konsentrasi ion dapat dihitung dari pH sebagai berikut.
Selanjutnya, kita gunakan persamaan matematis larutan penyangga asam sebagai berikut.
NaOH yang tersedia tidak memenuhi kebutuhan. Oleh sebab itu, sebagian NaOH yang
dibutuhkan digantikan dengan KOH dengan jumlah mol sama karena valensinya sama.
Massa KOH yang perlu ditambahkan sebanyak 0,47 g.
18. Agar 1 kg air mendidih pada suhu perlu ditambahkan etilen glikol ( = 62 g/mol).
Jika diketahui , pernyataan berikut yang benar adalah …
1. Diperlukan etilen glikol minimal sebanyak 310 g.
2. Etilen glikol tidak dapat terionisasi.
3. Larutan etilen glikol adalah nonelektrolit.
4. Tidak terbentuk ikatan hidrogen antara etilen glikol dan air.
A. 1, 2, dan 3 SAJA yang benar.
B. 1 dan 3 SAJA yang benar.
C. 2 dan 4 SAJA yang benar.
D. HANYA 4 yang benar.
E. SEMUA pilihan benar.
Pembahasan:
Etilen glikol merupakan suatu zat nonelektrolit yang tidak dapat terionisasi dalam air menjadi
ion-ionnya.
Salah satu alasan penggunaan etilen glikol karena kelarutannya cukup tinggi dalam air. Hal
ini dikarenakan terbentuknya ikatan hidrogen dengan air.
Pembahasan:
Keempat larutan merupakan larutan basa kuat. pH larutan basa kuat dapat dihitung sebagai
berikut.
Larutan yang memiliki pH paling tinggi, berarti memiliki konsentrasi paling besar.
Konsentrasi larutan diketahui dalam massa per volume, maka bisa diubah menjadi seperti
berikut.
Karena massa dan volume tiap larutan sama (1 g dalam 1 L larutan), maka yang dijadikan
penentu dalam menghitung konsentrasi adalah seperti berikut.
Pembahasan:
Katoda: (PBO = 1)
Elektrolisis kedua larutan menggunakan arus yang sama, maka muatan listrik yang diberikan
juga sama, sehingga berlaku Hukum Faraday II, yaitu sebagai berikut.
Karena perubahan biloks A adalah 2, maka reaksi yang terjadi di katoda, yaitu
Dengan demikian, ion logam A yang berikatan dengan ion bromin akan membentuk
senyawa: