Anda di halaman 1dari 60

Bab 1

Pengertian Hidrokarbon
hidrokarbon merupakan sebuah senyawa yang terdiri pada unsur atom karbon (C)
dan juga atom hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon mempunyai sebuah rantai karbon
dan atom-atom hidrogen yang saling berikatan pada rantai tersebut. Pada istilah
tersebut dipakai juga dengan pengertian pada hidrokarbon alifatik.

Contoh, pada metana (gas rawa) yang merupakan hidrokarbon dengan satu atom
karbon dan memiliki empat atom hidrogen: CH4. Etana merupakan hidrokarbon
yang lebih terperinci pada sebuah alkana, terdiri dari dua atom karbon bersatu pada
sebuah ikatan tunggal, masing-masing berikatan pada tiga atom karbon: C2H6.
Propana mempunyai tiga atom C (C3H8) dan selanjutnya (CnH2·n+2).

Tata Nama Senyawa Hidrokarbon


1. Alkana
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh dan memiliki rumus umum
CnH2n+2. Alkana membentuk sebagai deret homolog, yang merupakan kelompok
senyawa dengan rumus umum sama dan sifatnya sama. Lihat tabel deret homolog
alkana dan rumus molekulnya, rumus bangun, kemudian nama pada masing-masing
senyawa.

tabel
deret alkana
Aturan IUPAC dalam penamaan alkana berikut dibawah ini.

1. Rantai C yang paling panjang ditetapkan menjadi rantai utama. Bila rantai
terpanjang memiliki dua atau lebih yang panjangnya sama, maka akan dipilih
rantai dengan cabang paling banyak sebagai rantai utama.

rantai C
2. Cabang pada rantai utama dengan memiliki substituen hidrokarbon (gugus
alkil) dengan mengganti akhir kata ana pada alkana menjadi sebuah il.
Berikut dibawah ini tabel struktur dan nama pada beberapa gugus alkil.

tabel gugus alkil


3. Atom-atom C yang berada pada rantai utama akan diberi nomor secara
berurutan dimulai dari ujung rantai yang posisinya pada cabang akan
mendapat nomor terkecil.

atom atom C
4. Pada substituen cabang yang memiliki sejenis akan dinyatakan dengan
awalan di, tri, tetra, penta, dan berikutnya.

substituen cabang
5. bstituen-substituen cabang akan ditulis berdasarkan pada urutan alfabetik.
Awal pada substituen seperti di, tri, n– (normal), sek– (sekunder), ters–
(tersier) dibiarkan dengan pengurutan alfabetik, terkecuali pada awalan iso

tidak dibiarkan. Substituen urutan alfabetik

2. Alkena
Alkena merupakan suatu senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh dan memiliki ikatan
rangkap dua. Rumus umum pada alkena yaitu CnH2n. Aturan IUPAC pada
penamaan alkena hampir memiliki persamaan dengan alkana, tetapo dengan
beberapa modifikasi pada aturan dibawah ini.

1. Rantai utama yang akan dipilih merupakan rantai terpanjang dan memiliki
kandungan ikatan rangkap. Tetapi pada rantai utama akan diturunkan dengan
nama alkana dari jumlah C yaitu mengganti akhir kata ana menjadi ena.

rantai utama alkena


2. Urutan nomor pada rantai utama dimulai pada ujung rantai posisi atom C
memiliki ikatan rangkapnya akan mendapat nomor terkecil. Pada nomor
posisi ikatan rangkap berdasarkan pada nomor atom C yang memiliki ikatan
rangkap dari nomor lebih kecil.

Urutan penomoran rantai utama alkena


3. Alkuna
Alkuna merupakan suatu senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan memiliki
ikatan rangkap tiga. Rumus umum pada alkuna yaitu CnH2n−2. Aturan IUPAC pada
penamaan alkuna hampir memiliki persamaan dengan alkena. Pada penamaan
alkuna, nama rantai utama yang berikan pada alkena dengan jumlah C, pada akhir
kata ena diubah menjadi una. Berikut contohnya:

rantai utama
alkuna
Kegunaan Senyawa Hidrokarbon

kegunaan senyawa
hidrokarbon
Secara spesifik, kegunaan dari hidrokarbon alifatik, antara lain:

1. Alkana
 Alkana sebagai sebuah bahan bakar, contohnya pada metana yaitu sebuah
komponen utama LNG (Liquefied Natural Gas), propana atau butana yaitu
sebuah komponen utama LPG (Liqufied Petroleum Gas).
 Alkana sebagai pelarut organik nonpolar, misalnya pada pentana, heksana,
dan heptana.
 Alkana sebagai bahan baku pada industri petrokimia, misalnya pada
pembuatan alkena yang memiliki reaksi cracking dan pembuatan haloalkana.
2. Alkena
Alkena sebagai bahan baku pada industri petrokimia, misalnya pada pembuatan
alkana, haloalkana, alkohol, aldehid, keton, dan polimer. Etena yaitu sebuah hormon
tumbuhan yang akan mempercepat kematangan pada buah, kemudian etena juga
adalah sebuah bahan baku pada plastik polietilena.

Propena adalah bahan baku dalam pembuatan plastik polipropilena. 1,3-Butadiena


adalah bahan baku pembuatan pada karet sintetis polibutadiena. Isoprena (2-metil-
1,3-butadiena) yaitu sebuah bahan baku dalam pembuatan karet poliisoprena.

3. Alkuna
Senyawa alkuna yang paling utama yaitu etuna (asetilena). Asetilena dipakai
sebagai bahan bakar pada pemotongan logam dan penyambungan logam
menggunakan las karbit (oxyacetylene welding).

Pembakaran pada asetilena menggunakan oksigen yang dapat menghasilkan panas


sampai 3000°C.

Jika jumlah sedikit, asetilena bisa dibuat dengan reaksi batu karbit (kalsium karbida)
menggunakan air seperti dibawah ini.

rumus air
Contoh Senyawa Hidrokarbon
1. Gas alam dan bahan bakar
Banyak sumber bahan bakar yang telah digunakan yaitu hidrokarbon. Contohnya
seperti metana, butana, propana, dan heksana dengan memiliki hidrokarbon. Pada
rumus kimianya terdiri dengan karbon dan hidrogen atom, pada beberapa rasio dan
konfigurasi kimia.

2. Plastik
Banyak plastik yang telah digunakan pada kehidupan sehari-hari dan pada industri
terbuat dengan rantai panjang, terbentuk dengan petrokimia. Petrokimia ini memilihi
hanya hidrokarbon komposisi kimia yang berbeda.

3. Parafin
The lilin yang telah digunakan pada berbagai industri, pada saat dari pembuatan lilin
dan pengawetan makanan dengan keperluan medis kemudian industri yang telah
mengandung hidrokarbon.
4. Isopropyl alkohol
Isopropyl alkohol memiliki kandungan hidrokarbon, lalu terikat atom karbon dengan
lanjut. Pada hidrokarbon awal, CH3, obligasi pada atom lain akan membentuk (CH3)
2CHOH.

5. Asphalt
zat umum yang digunakan pada kebanyakan orang sebenarnya hidrokarbon yang
sudah dipanaskan dalam membentuk tar substansi. Kemudian akan dicampur
dengan bahan utama industri lainnya ketika akan membentuk campuran permukaan
jalan itu atau disebut Asphalt.

Soal 1
Nama senyawa CH3CH(CH3)C(CH3)3 ialah ...
A. 2,2-dimetilpentana
B. 2,2,3-trimetilbutana
C. 2,3,3-trimetilbutana
D. 1,1,1,1-tetrametilpropana
E. Isoheptana

Pembahasan :
Berikut langkah-langkah untuk memilih nama senyawa hidrokarbon:
1. Gambar atau modifikasi rumus bangunnya
2. Tentukan rantai terpanjang sebagai rantai induk
3. Lakukan penomoran dari ujung sedemikian supaya cabang menerima nomor terkecil
4. Tuliskan nama senyawa dengan urutan nomor posisi cabang, nama cabang, dan
nama rantai induk.

Rumus bangkit untuk CH3CH(CH3)C(CH3)3 adalah:


CH3
4 3 |2 1
CH3 —CH —C —CH3
| |
CH3 CH3

Penamaan :
⇒ Rantai induk : 4 = butana
⇒ Rantai cabang = 3 cabang CH3 = trimetil
⇒ posisi cabang = 2,2,3

melaluiataubersamaini demikian, nama senyawa itu adalah:


2,2,3-trimetilbutana
Jawaban : B

Soal 2
Perhatikan rumus bangkit diberikut!
CH3
|
CH3 —CH—CH2—CH—CH3
|
CH2
|
CH3
Nama senyawa dengan rumus di atas berdasarkan IUPAC ialah ...
A. 3-metil-4-isoprofilbutana
B. 4-etil-2-metilpentana
C. 2-metil-4-etilpentana
D. 2,4-dimetilheksana
E. 3,5-dimetilheksana

Pembahasan :
Penentuan rantai induk dan penomoran
CH3
1 |2 3 4
CH3—CH—CH2— CH —CH3
|
5CH2
|
6CH3

Penamaan :
⇒ Rantai induk : 6 = heksana
⇒ Rantai cabang = 2 cabang CH3 = dimetil
⇒ posisi cabang = 2,4

melaluiataubersamaini demikian, nama senyawa itu adalah:


2,4-dimetilheksana
Jawaban : D

Baca juga : Pembahasan SBMPTN Kimia Teori Asam Basa.

Soal 3
Nama yang sempurna untuk senyawa diberikut
CH2=C— CH—CH2—CH3
| |
CH3CH3
ialah ....
A. 2,3-metil-1-pentena
B. 2,3-dimetil-1-pentena
C. 2,3-dimetilpentena
D. 2-metil-3 metilpentena
E. 2-metil-3 metil-1-pentena

Pembahasan :
Penentuan rantai induk dan penomoran
1 2 3 4 5
CH2=C— CH—CH2—CH3
| |
CH3CH3

Penamaan :
⇒ Rantai induk : 5 = pentena
⇒ Posisi ikatan rangkap = 1
⇒ Rantai cabang = 2 cabang CH3 = dimetil
⇒ posisi cabang = 2,3

melaluiataubersamaini demikian, nama senyawa itu adalah:


2,3-dimetil-1-pentena
Jawaban : B

Soal 4
Reaksi adisi Cl2 pada senyawa n-propana tidak sanggup berlangsung.
SEBAB
Senyawa n-propana ialah senyawa alkana jenuh

Pembahasan :
Senyawa n-propana ialah senyawa alkana yaitu senyawa karbon yang bersifat jenuh
atau spesialuntuk mempunyai ikatan tunggal.

Adisi ialah reaksi pemecahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Karena n-propana
tidak punya ikatan rangkap, maka n-propana tidak sanggup diadisi.

Jadi, pernyataan benar alasan benar dan mengatakan lantaran akibat.


Jawaban : A

Baca juga : Pembahasan SBMPTN Kimia Konsentrasi Larutan.

Soal 5
Perhatikan rumus bangkit senyawa diberikut!
CH3 —CH—CH =C —CH3
| |
C2H5 CH3
Nama yang sempurna untuk senyawa tersebut ialah ...
A. 4-etil-2-metil-2-pentena
B. 2-metil-4-etil-2-pentena
C. 2-etil-4-metil-3-pentena
D. 2,4-dimetil-2-heksena
E. 3,5-dimetil-4-heksena

Pembahasan :
Penentuan rantai induk dan penomoran
4 3 2 1
CH3 —CH—CH =C —CH3
| |
5CH2 CH3
|
6 CH3

Penamaan :
⇒ Rantai induk : 6 = heksena
⇒ Posisi ikatan rangkap = 2
⇒ Rantai cabang = 2 cabang CH3 = dimetil
⇒ posisi cabang = 2,4

melaluiataubersamaini demikian, nama senyawa itu adalah:


2,4-dimetil-2-heksena
Jawaban : D

Soal 6
Perhatikan rumus bangkit senyawa diberikut!
CH3 —CH—CH2 —CH2 —CH —CH3
| |
CH2 CH3
|
CH3
Nama yang sempurna untuk senyawa di atas ialah ...
A. 2-etil-5-metilheksena
B. 5-etil-2-etilheksana
C. 2,5-dimetilheptana
D. 2-etil-5-metilheksana
E. 2,5-dimetilheksana

Pembahasan :
Penentuan rantai induk dan penomoran
Penamaan :
⇒ Rantai induk : 7 = heptana
⇒ Rantai cabang = 2 cabang CH3 = dimetil
⇒ posisi cabang = 2,5

melaluiataubersamaini demikian, nama senyawa itu adalah:


2,5-dimetilheptana
Jawaban : C

Baca juga : Pembahasan SBMPTN Kimia Larutan Penyangga Buffer.

Soal 7
Jumlah isomer dari C6H14 ialah ...
A. 3
B. 4
C. 5
D. 6
E. 7

Pembahasan :
C6H14 ialah senyawa hidrokarbon golongan alkana dengan nama heksana. Jumlah
isomer suatu senyawa hidrokarbon sanggup dilihat dengan cara menggambarkan rumus
bangunnya.

Jumlah isomer tidak sanggup dihitung dengan rumus tertentu. Namun, semakin banyak
jumlah atom C pada rumus melekul suatu alkana, maka akan semakin banyak jumlah
isomernya.

Rumus molekul Jumlah atom C Jumlah isomer

C4H10 4 2

C5H12 5 3

C6H14 6 5
C7H16 7 9

C8H18 8 18

Jawaban : C

Soal 8
Perhatikan rumus bangkit senayawa diberikut!
CH3 —CH—C≡C —CH3
|
C2H5
Nama yang sempurna untuk senyawa tersebut ialah ...
A. 4-metil-2-heksuna
B. 4-etil-2-pentuna
C. 4-etil-2-pentena
D. 4-metil-2-heksena
E. 4-etilpentena

Pembahasan :
Penentuan rantai induk dan penomoran
4 3 2 1
CH3 —CH—C≡C —CH3
|
5CH2
|
6 CH3

Penamaan :
⇒ Rantai induk : 6 = heksuna
⇒ Posisi ikatan rangkap = 2
⇒ Rantai cabang = 1 cabang CH3 = metil
⇒ posisi cabang = 4

melaluiataubersamaini demikian, nama senyawa itu adalah:


4-metil-2-heksuna
Jawaban : A
Soal 9
Hasil reaksi identifikasi senyawa dengan rumus molekul C H O sebagai berikut:
3 6 2

1. dapat memerahkan lakmus biru


2. dapat menetralkan larutan yang bersifat basa
Gugus fungsi senyawa karbon tersebut adalah ….
Pembahasan:
Senyawa karbon C H O merupakan senyawa karbon golongan asam
3 6 2

karboksilat karena dapat memerahkan lakmus biru dan dapat menetralkan


larutan yang bersifat basa. Gugus fungsi asam karboksilat adalah – COOH.
Jawaban: E
Soal 10
Suatu senyawa dengan rumus C H O dapat membentuk ikatan hidrogen
n 2n+2

antarmolekul dan bereaksi dengan logam natrium menghasilkan gas hidrogen.


Senyawa tersebut mengandung gugus fungsi ….
A. −OH
B. −O−
C. −COOH
D. −CHO
E. −CO−
Pembahasan
Senyawa dengan rumus C H O kemungkinan besar adalah alkohol (R – OH )
n 2n+2

atau eter (R – O – R ). Akan tetapi, hanya alkohol yang dapat membentuk ikatan

hidrogen dan berikatan dengan natrium, sedangkan eter tidak dapat


membentuk ikatan hidrogen dan beraksi dengan natrium. Jika kita reaksikan
antara alkohol dengan natrium maka hasilnya sebagai berikut:
R−OH + Na → R−ONa + H 2

Jawaban: A
Soal 11
Di antara rumus struktur berikut yang mempunyai titik didih tertinggi adalah ….
Pembahasan:
Sifat-sifat alkana:

1. Semakin bertambah jumlah atom C, titik didih dan titik leleh semakin tinggi.
2. Alkana rantai lurus mempunyai titik didih dan titik leleh lebih tinggi
dibandingkan dengan alkana rantai bercabang.
3. Semakin banyak cabang, titik didih dan titik leleh semakin rendah.
Jawaban: D
Soal 12
Perhatikan rumus struktur karbon berikut!

Nama IUPAC salah satu isomer senyawa tersebut adalah ….

A. 4,4-dimetil-2-pentanol
B. 3,3-dimetil-1-pentanol
C. 2,3,4-trimetil-1-pentanol
D. 4,4-dimetil pentanal
E. 3,3-dimetil-2-pentanon

Pembahasan:
Nama senyawa karbon tersebut adalah 4,4-dimetil-2-pentanol. Namun, yang
ditanyakan adalah nama isomernya. Karena jumlah atom C pada senyawa
karbon tersebut sebanyak 7 maka jumlah atom C pada isomernya harus 7.
Sehingga nama isomernya adalah 3,3-dimetil-1-pentanol.
Jawaban: B
Soal 13
Senyawa 3-metil-2-pentena diadisi oleh asam bromida menurut persamaan
reaksi:

Produk utama dari reaksi tersebut adalah ….

Pembahasan:
Reaksi adisi alkena merupakan reaksi pemutusan ikatan rangkap menjadi
ikatan tunggal. Berdasarkan aturan Markovnikov maka hasil reaksi adisi di atas
adalah sebagai berikut:
Jawaban: B
Soal 14
Suatu senyawa memiliki rumus molekul C H O. Jika bereaksi dengan logam
3 8

natrium menghasilkan gas hidrogen. Senyawa tersebut adalah ….


A. 1-propanol
B. 2-propanol
C. metoksi metana
D. metoksi etana
E. propanon

Pembahasan:
Yang dapat bereaksi dengan natrium adalah golongan alkohol. Alkohol yang
dapat menghasilkan gas hidrogen jika direaksikan dengan natrium adalah
alkohol primer. Menurut reaksi berikut:

Jawaban: A
Soal 15
Perhatikan gambar uji senyawa karbon berikut!
Zat cair yang dihasilkan pada tabung reaksi diuji dengan kertas kobalt (II)
klorida yang berwarna biru berubah menjadi merah jambu. Hal ini membuktikan
bahwa sampel (senyawa karbon) tersebut mengandung unsur ….

A. kalsium dan oksigen


B. kalsium dan hidrogen
C. hidrogen dan nitrogen
D. nitrogen dan oksigen
E. hidrogen dan oksigen

Pembahasan:
Uji senyawa karbon bertujuan untuk membuktikan adanya atom C, H, dan O
pada sampel.

Jawaban: E
Soal 16
Perhatikan rumus struktur senyawa karbon berikut!

Nama senyawa yang merupakan isomer fungsi dari senyawa tersebut adalah
….

A. etil etanoat
B. etoksi propana
C. asam butanoat
D. asam metil butanoat
E. metil propanoat

Pembahasan:
Nama senyawa karbon tersebut adalah metil propanoat. Sedangkan isomer
fungsinya adalah asam buatanoat.

Ingat! isomer fungsi suatu senyawa karbon selalu memiliki jumlah atom karbon
sama dengan jumlah atom karbon senyawanya.
Dalam reaksi tersebut, terdapat 4 atom karbon yang dalam penulisan IUPAC
ditulis sebagai “buta”. Sehingga, isomer fungsi yang memungkinkan berarti
asam butanoat.

Jawaban: C
Soal 17
Perhatikan gambar berikut!

Senyawa yang dihasilkan dari reaksi tersebut adalah ….

A. metil propanoat
B. etil propanoat
C. etil pentanoat
D. propil pentanoat
E. propil etanoat

Pembahasan:
Reaksi diatas merupakan reaksi esterifikasi antara propanol dengan asam
etanoat yang menghasilkan propil etanoat dan uap air.

propanol + asam etanoat → propil etanoat + air

Jawaban: D
Soal 18
Perhatikan reaksi-reaksi berikut!

1. CH -CH OH → CH =CH + H O
3 2 2 2 2

2. CH -CH=CH + HCl → CH -CHCl-CH


3 2 3 3

3. CH -CH Cl + CH OK → CH =CH + KCl + CH -OH


3 2 3 2 2 3

4. C H Cl + NaOH → C H OH + HCl
2 5 2 5

5. CH≡C-CH + H → CH =CH-CH
3 2 2 3

Jenis reaksi substitusi ditunjukkan oleh persamaan reaksi ….


A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)

Pembahasan:
Reaksi substitusi adalah reaksi pertukaran gugus atom. Dari kelima persamaan
reaksi di atas, hanya persamaan reaksi nomor 4 yang melakukan pertukaran
gugus atom. Pertukaran atom Cl dengan gugus OH.

Jawaban: D
Soal 19
Nama IUPAC dan rumus struktur dari senyawa dengan rumus molekul C H O 4 8

yang benar adalah ….

Pembahasan:
Nama IUPAC senyawa tersebut adalah 2-metilpropanal. Karena senyawa
tersebut termasuk kedalam golongan alkanal (aldehid).
Jawaban: B
Soal 20
Hasil reaksi identifikasi senyawa dengan rumus molekul C H O sebagai berikut:
2 4

1. dengan larutan KMnO bereaksi menghasilkan asam,


4

2. dengan pereaksi Tollens menghasilkan endapan perak.


Gugus fungsi senyawa karbon tersebut adalah ….
Pembahasan:
Berdasarkan hasil reaksi identifikasi di atas dapat disimpulkan bahwa senyawa
karbon tersebut adalah aldehid.

A. Aldehid

B. Alkohol

C. Eter

D. Asam karboksilat

E. Keton

Jawaban: A

Bab 2

Pengertian Termokimia
Termokimia adalah ilmu tentang perubahan kalor (panas)
suatu zat yang melibatkan proses kimia dan
fisika. Termokimia yang merupakan bagian dari Termodinamika
membahas tentang perubahan energi yang menyertai suatu reaksi
kimia yang dimanifestasikan sebagai kalor reaksi. Partikel-partikel
penyusun zat selalu bergerak konstan, sehingga zat memiliki energi
kinetik. Energi kinetik rata-rata suatu objek berbanding lurus
dengan temperature absolutnya (0K).
ini berarti jika suatu objek dalam keadaan panas, atom-atom
molekulnya-molekul penyusun objek tersebut bergerak cepat,
sehingga energy kinetic objek tersebut besar. Energi potensial suatu
zat muncul dari gaya tarik menarik dan tolak-menolak antara
partikel-partikel penyusun zat. Salah satu bentuk energi yang umum
dijumpai adalah energi kalor.

Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipertukarkan


antara sistem dan lingkungan. Kalor reaksi adalah perubahan energi
dalam reaksi kimia dalam bentuk kalor. Secara umum untuk
mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu
dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka
kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga
sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.

Alat untuk mengukur kalor reaksi dari suatu reaksi kimia adalah
kalorimeter. Kalorimeter yang menggunakan teknik pencampuran
dua zat didalam suatu wadah, umumnya digunakan untuk
menentukan kalor jenis suatu zat. Ada dua jenis kalorimeter yaitu
kalorimeter volume tetap dan kalorimeter tekanan tetap.

Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika


terhadap peristiwa kimia yang membahas tentang kalor yang
menyertai reaksi kimia.
Termokimia dapat didefinisikan sebagai bagian ilmu kimia yang
mempelajari dinamika atau perubahan reaksi kimia dengan
mengamati panas/termalnya saja. Salah satu terapan ilmu ini dalam
kehidupan sehari-hari ialah reaksi kimia dalam tubuh kita dimana
produksi dari energi-energi yang dibutuhkan atau dikeluarkan untuk
semua tugas yang kita lakukan. Pembakaran dari bahan bakar
seperti minyak dan batu bara dipakai untuk pembangkit listrik.

Bensin yang dibakar dalam mesin mobil akan menghasilkan


kekuatan yang menyebabkan mobil berjalan. Bila kita mempunyai
kompor gas berarti kita membakar gas metan (komponen utama dari
gas alam) yang menghasilkan panas untuk memasak. Dan melalui
urutan reaksi yang disebut metabolisme, makanan yang dimakan
akan menghasilkan energi yang kita perlukan untuk tubuh agar
berfungsi. Hampir semua reaksi kimia selalu ada energi yang diambil
atau dikeluarkan.

Dengan kajian-kajian yang dilakukan mengenai pengaplikasian


termokimia dalam kehidupan sehari-hari. Dan untuk menguraikan
permasalahan tersebut lebih detail lagi, penulis mencoba membuat
makalah yang isinya membahas tentang “Aplikasi Termokimia
Dalam Kehidupan Sehari-hari”.

Persamaan Termokimia
 Adalah persamaan reaksi yang mengikutsertakan perubahan
entalpinya ( DH ).
 Nilai DH yang dituliskan di persamaan termokimia,
disesuaikan dengan stoikiometri reaksinya, artinya = jumlah
mol zat yang terlibat dalam reaksi kimia = koefisien reaksinya;
( fase reaktan maupun produk reaksinya harus dituliskan).

 Perubahan Energi Dalam Reaksi Kimia


Hampir dalam setiap reaksi kimia akan selalu terjadi penyerapan
dan pelepasan energi. Apabila perubahan kimia terjadi pada wadah
sekat, sehingga tidak ada kalor yang masuk maupun keluar dari
sistem. Dengan demikian energy total yang dimiliki sistem adalah
tetap. Perubahan energi dalam reaksi kimia ada dua yaitu perubahan
endoterm dan perubahan eksoterm. Perubahan endorterm adalah
perubahan yang mampu mengalirkan kalor dari sistem ke
lingkungan atau melepaskan kalor ke lingkungan.
Bila perubahan eksoterm terjadi temperatur sistem meningkat,
energi potensial zat-zat yang terlibat dalam reaksi
menurun. Sedangkan perubahan eksoterm adalah kalor yang akan
mengalir ke dalam sistem. Bila suatu perubahan endoterm terjadi,
temperatur sistem menurun, energi potensial zat-zat yang terlibat
dalam reaksi akan meningkat.

Kapasitas Kalor dan Kalor Jenis


Kapasitas kalor (C) adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan temperatur dari suatu sampel bahan sebesar 1 Co. Secara
matematis dinyatakan dengan persamaan berikut :
DQ = C DT
Kalor jenis (s) adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan temperatur dari 1 gr massa bahan sebesar 1 Co. Jika kita
mengetahui kalor jenis dan jumlah suatu zat, maka perubahan
temperatur zat tersebut () dapat menyatakan jumlah kalor (q) yang
diserap atau dilepaskan dalam suatu reaksi kimia.

Keterangan:
q = kalor yang dilepas atau diserap (J)
= perubahan temperatur (takhir – tawal) (0C)
Hubungan antara kapasitas kalor dengan kalor jenis dirumuskan
sebagai berikut :
Keterangan:
C = kapasitas kalor (J/0C)
m = massa sampel (gr)
c = kalor jenis (J/g0C)
 Entalpi
Entalpi (H) adalah jumlah total dari semua bentuk energi. Entalpi
(H) suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk
energi yang dimiliki zat yang jumlahnya tidak dapat diukur dan akan
tetap konstan selama tidak ada energi yang masuk atau keluar dari
zat. Energi kinetik ditimbulkan karena atom – atom dan molekul
molekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah total dari semua
bentuk energi itu disebut entalpi (H) . Entalpi akan tetap konstan
selama tidak ada energi yang masuk atau keluar dari zat. Misalnya
entalpi untuk air dapat ditulis H H20 (l) dan untuk es ditulis H H20
(s).

Untuk menyatakan kalor reaksi pada tekanan tetap (qp ) digunakan


besaran yang disebut Entalpi ( H ).
H = E + ( P.V )
DH = DE + ( P. DV )
DH = (q + w ) + ( P. DV )
DH = qp – ( P. DV ) + ( P. DV )
DH = qp
Untuk reaksi kimia :
DH = Hp – Hr
Hp = entalpi produk
Hr = entalpi reaktan
Reaksi pada tekanan tetap : qp = DH ( perubahan entalpi )
Reaksi pada volume tetap : qv = DE ( perubahan energi dalam )

Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama proses penerimaan


atau pelepasan kalor dinyatakan dengan ” perubahan entalpi (ΔH)
” . Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur.
Tetapi ΔH dapat ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor
yang diserap sistem. Misalnya pada perubahan es menjadi air, yaitu
89 kalori/gram.
Pada perubahan es menjadi air, ΔH adalah positif, karena entalpi
hasil perubahan, entalpi air lebih besar dari pada entalpi es. Pada
perubahan kimia selalu terjadi perubahan entalpi. Besarnya
perubahan entalpi adalah sama besar dengan selisih antara entalpi
hasil reaksi dan jumlah entalpi pereaksi.

Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan


didalamnya. Energi potensial berkaitan dengan wujud zat, volume,
dan tekanan. Energi kinetik ditimbulkan karena atom – atom dan
molekul-molekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah total dari
semua bentuk energi itu disebut entalpi (H) . Entalpi akan tetap
konstan selama tidak ada energi yang masuk atau keluar dari
zat. . Misalnya entalpi untuk air dapat ditulis H H20 (l) dan untuk es
ditulis H H20 (s).

Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dan semua
bentuk energi yang dimiliki zat yang jumlahnya tidak dapat diukur.
Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama proses penerimaan
atau pelepasan kalor dinyatakan dengan ” perubahan entalpi (ΔH)
” . Misalnya pada perubahan es menjadi air, maka dapat ditulis
sebagai berikut:
Δ H = H H20 (l) -H H20 (s)

Apabila kita amati reaksi pembakaran bensin di dalam mesin motor.


Sebagian energi kimia yang dikandung bensin, ketika bensin
terbakar, diubah menjadi energi panas dan energi mekanik untuk
menggerakkan motor. Demikian juga pada mekanisme kerja sel aki.
Pada saat sel aki bekerja, energi kimia diubah menjadi energi listrik,
energi panas yang dipakai untuk membakar bensin dan reaksi
pembakaran bensin menghasilkan gas, menggerakkan piston
sehingga menggerakkan roda motor.

Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur.


Tetapi ΔH dapat ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor
yang diserap sistem. Misalnya pada perubahan es menjadi air, yaitu
89 kalori/gram. Pada perubahan es menjadi air, ΔH adalah positif,
karena entalpi hasil perubahan, entalpi air lebih besar dari pada
entalpi es.
Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari
perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi. Pada perubahan
kimia selalu terjadi perubahan entalpi. Besarnya perubahan entalpi
adalah sama besar dengan selisih antara entalpi hasil reaksi dam
jumlah entalpi pereaksi.

Pada reaksi endoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih besar,


sehingga ΔH positif. Sedangkan pada reaksi eksoterm, entalpi
sesudah reaksi menjadi lebih kecil, sehingga ΔH negatif. Perubahan
entalpi pada suatu reaksi disebut kalor reaksi. Kalor reaksi untuk
reaksi-reaksi yang khas disebut dengan nama yang khas pula,
misalnya kalor pembentukan,kalor penguraian, kalor pembakaran,
kalor pelarutan dan sebagainya.

1. Entalpi Pembentukan Standar (ΔH◦f)


Entalpi pembentukan standar suatu senyawa menyatakan jumlah
kalor yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembentukan 1
mol senyawa dari unsur-unsurnya yang stabil pada keadaan standar
(STP). Entalpi pembentukan standar diberi simbol (ΔH◦f), simbol f
berasal dari kata formation yang berarti pembentukan. Contoh
unsur-unsur yang stabil pada keadaan standar, yaitu :
H2,O2,C,N2,Ag,Cl2,Br2,S,Na,Ca, dan Hg.
2. Entalpi Penguraian Standar (ΔH◦d)
Entalpi penguraian standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor
yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses penguraian 1 mol
senyawa dari unsure-unsurnya yang stabil pada keadaan standar
(STP). Entalpi penguraian standar diberi simbol (ΔH◦d) simbol d
berasal dari kata decomposition yang berarti penguraian.

Menurut Hukum Laplace, jumlah kalor yang dibebaskan pada


pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah
kalor yang diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi
unsur-unsurnya. Jadi, entalpi penguraian merupakan kebalikan dari
entalpi pembentukan senyawa yang sama. Dengan demikian jumlah
kalornya sama tetapi tandanya berlawanan karena reaksinya
berlawanan arah.

3. Entalpi Pembakaran Standar (ΔH◦c)


Entalpi pembakaran standar suatu senyawa menyatakan jumlah
kalor yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembakaran 1
mol senyawa dari unsur-unsurnya yang stabil pada keadaan standar
(STP). Entalpi penguraian standar diberi simbol (ΔH◦c) simbol d
berasal dari kata combustion yang berarti pembakaran.Pembakaran
selalu membebaskan kalor sehingga nilai entalpipembakaran selallu
negatif (eksoterm)

4. Entalpi Pelarutan Standar (ΔH◦s)


Entalpi pelarutan standar menyatakan jumlah kalor yang diperlukan
atau dibebaskan untuk melarutkan 1 mol zat pada keadaan standar
(STP). Entalpi penguraian standar diberi simbol (ΔH◦s) simbol s
berasal dari kata solvation yang berarti pelarutan.

5. Entalpi Netralisasi Standar


Adalah entalpi yang terjadi pada penetralan 1 mol asam oleh basa
atau 1 mol basa oleh asam pada keadaan standar. Jika pengukuran
tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan
DHn. Satuannya = kJ / mol

6. Entalpi Penguapan Standar


Adalah entalpi yang terjadi pada penguapan 1 mol zat dalam fase cair
menjadi fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak
dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHvap.
Satuannya = kJ / mol.

7. Entalpi Peleburan Standar


Adalah entalpi yang terjadi pada pencairan / peleburan 1 mol zat
dalam fase padat menjadi zat dalam fase cair pada keadaan standar.
Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka
dinotasikan dengan DHfus. Satuannya = kJ / mol.

8. Entalpi Sublimasi Standar


Adalah entalpi yang terjadi pada sublimasi 1 mol zat dalam fase padat
menjadi zat dalam fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran
tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan
DHsub. Satuannya = kJ / mol.

 Kalorimeter
Kalorimetri yaitu cara penentuan kalor reaksi dengan menggunakan
kalorimeter.Perubahan entalpi adalah perubahan kalor yang diukur
pada tekanan konstan, untuk menentukan perubahan entalpi
dilakukan dengan cara yang sama dengan penentuan perubahan
kalor yang dilakukan pada tekanan konstan. Perubahan kalor pada
suatu reaksi dapat diukur melalui pengukuran perubahan suhu yang
terjadi pada reaksi tersebut. Pengukuran perubahan kalor dapat
dilakukan dengan alat yang disebut kalorimeter.
Kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi ( tidak ada perpindahan
materi maupun energi dengan lingkungan di luar kalorimeter
). Kalorimeter terbagi menjadi dua, yaitu kalorimeter bom dan
kalorimeter sederhana. Jika dua buah zat atau lebih dicampur
menjadi satu maka zat yang suhunya tinggi akan melepaskan kalor
sedangkan zat yang suhunya rendah akan menerima kalor, sampai
tercapai kesetimbangan termal.
Menurut azas Black : Kalor yang dilepas = kalor yang diterima

Rumus yang digunakan adalah :


dengan :
q = jumlah kalor ( J )
m = massa zat ( g )
DT = perubahan suhu ( oC atau K )
c = kalor jenis ( J / g.oC ) atau ( J / g. K )
C = kapasitas kalor ( J / oC ) atau ( J / K )
Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka
kalor reaksi = kalor yang diserap / dibebaskan oleh larutan dan
kalorimeter, tetapi tandanya berbeda.

Beberapa jenis kalorimeter :


1. Kalorimeter bom
Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur
jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran
sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan makanan,
bahan bakar atau khusus digunakan untuk menentukan kalor dari
reaksi-reaksi pembakaran. Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bom
(tempat berlangsungnya reaksi pembakaran, terbuat dari
bahan stainless steel dan diisi dengan gas oksigen pada tekanan
tinggi ) dan sejumlah air yang dibatasi dengan wadah yang kedap
panas.

Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup


dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dan sampel akan
terbakar oleh api listrikdari kawat logam terpasang dalam
tabung. Reaksi pembakaran yang terjadi di dalam bom, akan
menghasilkan kalor dan diserap oleh air dan bom. Oleh karena tidak
ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka :
Jumlah kalor yang diserap oleh air dapat dihitung dengan rumus :
qair = m x c x DT
dengan :
m = massa air dalam kalorimeter ( g )
c = kalor jenis air dalam kalorimeter (J / g.oC ) atau ( J / g. K )
DT = perubahan suhu ( oC atau K )
Jumlah kalor yang diserap oleh bom dapat dihitung dengan rumus :
qbom = Cbom x DT
dengan :
Cbom = kapasitas kalor bom ( J / oC ) atau ( J / K )
DT = perubahan suhu ( oC atau K )

Reaksi yang berlangsung pada kalorimeter bom berlangsung


pada volume tetap (DV = nol ). Oleh karena itu, perubahan kalor
yang terjadi di dalam sistem = perubahan energi dalamnya.
DE = q + w dimana w = – P. DV ( jika DV = nol maka w = nol )
maka DE = qv
Kalorimeter makanan adalah alat untuk menentukan
nilai kalor zat makanankarbohidrat, protein, atau lemak. Alat ini
terdiri dari sebuah tabung kaca yang tingginya kurang lebih 19 cm
dan garis menengahnya kurang lebih 7,5 cm. Bagian dasarnya
melengkung ke atas membentuk sebuah penyungkup. Penyungkup
ini disumbat dengan sebuah sumbat karet yang yang berlubang di
bagian tengah. Bagian atas tabung kaca ini ditutup dengan
lempeng ebonit yang bundar.

Di dalam tabung kaca itu terdapat sebuah pengaduk, yang


tangkainya menembus tutup ebonit, juga terdapat sebuah
pipa spiraldari tembaga. Ujung bawah pipa spiral itu menembus
lubang sumbat karet pada penyungkup dan ujung atasnya
menembus tutup ebonit bagian tengah. Pada tutup ebonit itu masih
terdapat lagi sebuah lubang, tempat untuk memasukkan sebuah
termometer ke dalam tabung kaca.

Tabung kaca itu diletakkan di atas sebuah kepingasbes dan ditahan


oleh 3 buah keping. Keping itu berbentuk bujur sangkar yang sisinya
kurang lebih 9,5 cm. Di bawah keping asbes itu terdapat
kabel listrik yang akan dihubungkan dengan sumber listrik bila
digunakan. Di atas keping asbes itu terdapat sebuah
cawan aluminium. Di atas cawan itu tergantung sebuah
kawat nikelin yang berhubungan dengan kabel listrik di bawah
keping asbes. Kawat nikelin itulah yang akan menyalakan makanan
dalam cawan bila berpijar oleh arus listrik. Dekat cawan terdapat
pipa logam untuk mengalirkan oksigen.

2. Kalorimeter Sederhana
Pengukuran kalor reaksi; selain kalor reaksi pembakaran dapat
dilakukan dengan menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap
yaitu dengan kalorimeter sederhana yang dibuat dari gelas
stirofoam. Kalorimeter ini biasanya dipakai untuk mengukur kalor
reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan ( misalnya
reaksi netralisasi asam – basa / netralisasi, pelarutan dan
pengendapan ).
Pada kalorimeter ini, kalor reaksi = jumlah kalor yang diserap /
dilepaskan larutan sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan
lingkungan; diabaikan.
qreaksi = – (qlarutan + qkalorimeter )
qkalorimeter = Ckalorimeter x DT
dengan :
Ckalorimeter = kapasitas kalor kalorimeter ( J / oC ) atau ( J / K )
DT = perubahan suhu ( oC atau K )

Jika harga kapasitas kalor kalorimeter sangat kecil; maka dapat


diabaikan sehingga perubahan kalor dapat dianggap hanya berakibat
pada kenaikan suhu larutan dalam kalorimeter.
qreaksi = – qlarutan
qlarutan = m x c x DT
dengan :
m = massa larutan dalam kalorimeter ( g )
c = kalor jenis larutan dalam kalorimeter (J / g.oC ) atau ( J / g. K )
DT = perubahan suhu ( oC atau K )
Pada kalorimeter ini, reaksi berlangsung pada tekanan tetap (DP =
nol ) sehingga perubahan kalor yang terjadi dalam sistem =
perubahan entalpinya.
DH = qp

Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur


jumlah kaloryang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem larutan.
Pada dasarnya, kalor yang dibebaskan/diserap menyebabkan
perubahan suhu pada kalorimeter. Berdasarkan perubahan suhu per
kuantitas pereaksi kemudian dihitung kalor reaksi dari reaksi sistem
larutan tersebut. Kini kalorimeter larutan dengan ketelitian cukup
tinggi dapat diperoleh dipasaran.
Dalam menentukan entalpi berlaku persamaan
Qreaksi = – (Qlarutan + Q kalorimeter )
Q reaksi = – (m.c.∆T + c.∆T)
Jika kapasitas kalori dalam kalorimeter diabaikan, maka
Qreaksi = – (m.c.∆T)
Keterangan :
m = massa zat (kg)
c = kalor jenis (J/kg⁰C)
∆t = perubahan suhu (Celcius)

Sementara itu, persamaan reaksi yang mengikutsertakan perubahan


entalpinya disebut persamaan termokimia.
H2 (g) + 1/2 O2 (g) ——> H2O (l) ΔH = -286 kJ
Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu,
entalpi sistem akan bertambah. Artinya entalpi produk (Hp) lebih
besar daripada entalpi pereaksi (Hr). Akibatnya, perubahan entalpi,
merupakan selisih antara entalpi produk dengan entalpi pereaksi
(Hp -Hr) bertanda positif. Sehingga perubahan entalpi untuk reaksi
endoterm dapat dinyatakan:
ΔH = Hp- Hr > 0

Reaksi eksoterm , sistem membebaskan energi, sehingga entalpi


sistem akan berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada
entalpi pereaksi. Oleh karena itu , perubahan entalpinya bertanda
negatif. Sehingga p dapat dinyatakan sebagai berikut:
ΔH = Hp- Hr < 0

Manfaat Termokimia
1. Dapat mempelajari suatu bentuk energi yang dibutuhkan oleh
manusia untuk bergerak dalam bentuk energi kinetik dan
tambahan-tambahan dalam melakukan proses fotosintesis
yang membutuhkan energi dari sinar matahari.
2. Dapat mempelajari suatu sistem atau bagian alam semasta
yang menjadi objek penelitian serta lingkungan atau bagian
alam semesta yang berinteraksi dengan satu sistem.

 Aplikasi Termokimia Dalam Kehidupan Sehari-Hari


1. Gas Elpiji
Penggunaan elpiji pada kompor gas. Utamanya adalah
butana bereaksi dengan udara.
C4H10 + Udara –> CO2 + H20 + N2
Untuk mempermudah udara sepenuhnya bergantung dari
oksigen.
C4H10 + (13/2)O2 –> 4CO2 + 5H2O
Untuk reaksi sempurna dengan udara,
C4H10 + (O2 + 3,76 N2) –> CO2 + H20 + 3,76N2
Penyetaraan,
C4H10 + 13/2(O2 + 3,76 N2) –> 4CO2 + 5H2O + (13/2)*3,76N2
Reaksi juga bisa melibatkan bentuk tidak sempurna, misal
memerlukan 200% udara.
C4H10 + 13(O2 + 3,76 N2) –> 4CO2 + 5H2O + (13/2)O2 +
(13/2)*3,76N2
Pembakaran ini pun bisa melibatkan beberapa fraksi, karena elpiji
biasanya tidak murni hanya bahan bakar butana.

2. Thermometer
Termometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur suhu.

Cara kerja thermometer:


Ketika temperature naik, cairan dibola tabung mengembang lebih
banyak daripada gelas yang menutupinya. Hasilnya, benang cairan
yang tipis dipaksa ke atas secara kapiler. Sebaliknya, ketika
temperature turun, cairan mengerut dan cairan yang tipis ditabung
bergerak kembali turun. Gerakan ujung cairan tipis yang dinamakan
meniscus dibaca terhadap skala yang menunjukkan temperature.

Zat untuk thermometer haruslah zat cair dengan sifat termometrik


artinya, mengalami perubahan fisis pada saat dipanaskan atau
didinginkan, misalnya raksa dan alkohol. Zat cai tersebut memiliki
dua titik tetap (fixed points), yaitu titik tertinggi dan titik terendah.
Misalnya, titik didih air dan titik lebur es untuk suhu yang tidak
terlalu tinggi. Setelah itu, pembagian dilakukan diantara kedua titik
tetap menjadi bagian-bagian yang sama besar, misalnya
thermometer skala celcius dengan 100 bagian yang setiap bagiannya
sebesar 1C.

3. Pembakaran Batu Bara


Batubara banyak dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar, baik
dirumah tangga maupun industri. PLTU menggunakan batubara
untuk menggerakkan turbin sebagai sumber energi arus listrik.
Selain itu, batubara juga dimanfaatkan untuk pembuatan kosmetik
dan compac disk (CD). Kelemahan dari pembakaran batubara
adalah dihasilkannya gas SO2. Untuk menghilangkan gas SO2 dapat
diterapkan proses desulfurisasi. Proses ini menggunakan serbuk
kapur (CaCO3) atau spray air kapur [Ca(OH)2] dalam alat scrubers.
Reaksi yang terjadi:
CaCO3(s) + SO2(g) → CaSO3(s) + CO2(g)
Ca(OH)2(aq) + SO2(g) → CaSO3(s) + H2O( ?)

Namun, biaya operasional desulfurisasi dan pembuangan deposit


padatan kembali menjadi masalah baru. Untuk meningkatkan nilai
dari batubara dan menghilangkan pencemar SO2, dilakukan
rekayasa batubara, seperti gasifikasi dan reaksi karbon-uap. Pada
gasifikasi, molekul-molekul besar dalam batubara dipecah melalui
pemanasan pada suhu tinggi (600°C – 800°C) sehingga dihasilkan
bahan bakar berupa gas. Reaksinya adalah sebagai berikut.

Batubara(s) ® batubara cair (mudah menguap) ® CH4(g) + C(s)


Arang yang terbentuk direaksikan dengan uap air menghasilkan
campuran gas CO dan H2, yang disebut gas sintetik. Reaksinya:
C(s) + H2O()® CO(g) + H2(g) ΔH = 175 kJ mol–1

Untuk meningkatkan nilai gas sintetik, gas CO diubah menjadi


bahan bakar lain. Misalnya, gas CO direaksikan dengan uap air
menjadi CO2 dan H2. Reaksinya:
CO(g) + H2O(g) ® CO2(g) + H2(g) ΔH = –41 kJ mol–1
Gas CO2 yang dihasilkan selanjutnya dipisahkan. Campuran gas CO
dan H2 yang telah diperkaya akan bereaksi membentuk metana dan
uap
air. Reaksinya:
CO(g) + 3H2(g) ® CH4(g) + H2O(g) ΔH = –206 kJ mol–1
Setelah H2O diuapkan, akan diperoleh CH4 yang disebut gas alam
sintetik. Dengan demikian, batubara dapat diubah menjadi metana
melalui proses pemisahan batubara cair

Sistem dan Lingkungan Termokimia


Segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam mempelajari
suatu perubahan energi dan berubah selama proses itu berlangsung
disebut dengan sistem. Sedangkan hal-hal yang tidak berubah
selama proses berlangsung dan yang membatasi sistem dan juga
bisa mempengaruhi sistem disebut dengan lingkungan.
Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibagi menjadi
tiga macam, yakni sebagai berikut :

1. Sistem Terbuka
Sistem terbuka yaitu suatu sistem yang memungkinkan terjadi suatu
perpindahan energi dan zat (materi) antara lingkungan dengan
sistem. Pertukaran materi artinya ada suatu reaksi yang bisa
meninggalkan wadah reaksi, misalnya gas.
2. Sistem tertutup
Suatu sistem yang mana antara sistem dan lingkungan bisa terjadi
suatu perpindahan energi, tapi tidak terjadi pertukaran materi.
3. Sistem terisolasi
Sistem teriolasi yaitu Suatu sistem yang memungkinkan terjadinya
perpindahan energi dan materi antara sistem dengan lingkungan.

Reaksi Termokimia
Reaksi pada termokimia terbagi atas reaksi eksoterm dan reaksi
endoterm yaitu sebagai berikut:
1. Reaksi Eksoterm
Reaksi yang terjadi saat berlangsungnya pelepasan panas atau kalor.
Reaksi panas ditulis dengan tanda negatif.
Contoh : N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) – 26,78 Kkal
Perubahan entalpi pada reaksi ini digambarkan sebagai berikut:

Menurut hukum kekekalan energi :

2. Reaksi Endoterm
Reaksi yang terjadi ketika berlangsungnya penyerapan panas atau
kalor, maka suatu perubahan entalpi reaksi bernilai positif.
Contoh : 2NH3 N2 (g) + 3H2 (g) + 26,78 Kkal
Perubahan entalpi pada reaksi endoterm dirumuskan yaitu sebagai
berikut:

Kesimpulan :
Besarnya perubahan entalpi (ΔH) sama dengan besarnya panas
reaksi, tapi dengan tanda berlawanan.
Jenis Perubahan Entalpi
1. Perubahan Entalpi Pembentukan (ΔHf)
Merupakan suatu perubahan entalpi pembentukan 1 mol senyawa
dari unsur-unsur penyusunnya pada keadaan standar.
Nilai entalpi pembentukan standar ditentukan memakai tabel data
entalpi pembentukan standar.

Nilai entalpi pembentukan standar:

 Bernilai positif, bila menerima energi


 Bernilai negatif, bila melepas energi
 Bernilai nol, bila unsur tersebut sudah terdapat di alam secara
alami
 Bentuk unsur yang sudah di alam terbagi atas monoatomik dan
poliatomik. Poliatomik berarti unsur pembentuknya lebih dari
1 unsur.

Contoh monoatomik : C(s), Fe(s), H+(aq), Ba(s), Ca(s), Mg(s),


Na(s), Al(s), B(s), Zn(s), P(s). Monoatomik termasuk golonga gas
mulia dan logam lainnya.
Contoh poliatomik : O2(g), Cl2(g), P4(s), H2(g), Br2(l), N2(g),
I2(g), F2(g). Poliatomiktermasuk halogaen dan gas selain gas mulia.
Semua unsur-unsur yang sudah terdapat dialam ini nilai entalpi
pembentukannya nol.
Misal:
2. Perubahan entalpi penguraian (ΔHd)
yaitu ΔH untuk menguraikan 1 mol suatu senyawa menjadi unsur-
unsur penyusunnya pada keadaan standar.
Nilai entalpi penguraian standar berlawanan dengan nilai entalpi
pembentukan standar. Pada reaksi penguraian reaktan berpindah ke
kanan dan produk berpindah ke kiri.

Perubahan Entalpi
Penguraian

3. Perubahan entalpi pembakaran (ΔHc)


yaitu ΔH dalam pembakaran sempurna 1 mol suatu senyawa pada
keadaan standar.
Nilai entalpi pembakaran standar ditentukan menggunakan tabel
data entalpi pembakaran standar
Ciri utama dari reaksi pembakaran yaitu sebaagi berikut :

 Merupakan reaksi eksoterm


 Melibatkan oksigen dalam reaksinya
 Karbon terbakan menjadi CO2, hidrogen terbakar menjadi
H2O, dan belerang terbakar menjadi SO2.

Perubahan Entalpi
Pembakaran

4. Perubahan entalpi netralisasi (ΔHn)


Termasuk reaksi eksoterm. yaitu suatu kalor yang dilepas pada
pembentukan 1 mol air dan reaksi asam-basa pada suhu 25 derjat
celsius dan tekanan 1 atmosfer.

Perubahan
Entalpi Netralisasi

Penentuan Entalpi Reaksi


Penentuan ini dilakukan dengan:

 Menggunakan kalorimetri
 Menggunakan hukum Hess atau hukum penjumlahan
 Menggunakan data tabel entalpi pembentukan
 Menggunakan data energi ikatan

1. Penentuan dengan kalorimetri


Kalorimetri yaitu cara penentuan energi kalor reaksi dengan
kalorimeter. Kalorimeter yaitu suatu sistem terisolasi, sehingga
semua energi yang dibutuhkan atau dibebaskan tetap berada dalam
kalorimeter. Dengan mengukur perubahan suhu, kita bisa
menentukan jumlah energi kalor reaksi berdasarkan rumus:
Keterangan :
Ql = energi kalor pada larutan (J)
m = massa zat (kg)
c = kalor jenis zat (J/kg°C)
C = kapasitas kalor (J/°C)
Δt = perubahan suhu (°C)
Karena kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi, maka tidak ada
energi yang terbuang ke lingkungan, sehingga jumlah energi kalor
reaksi dan perubahan entalpi reaksi menjadi:

2. Penentuan dengan data energi ikatan


Energi ikatan (E) yaitu suatu energi yang dibutuhkan untuk
memutuskan 1 mol ikatan kovalen dari suatu senyawa, setiap ikatan
membutuhkan sebuah energi yang berbeda supaya bisa terputus.
Reaksi berlangsung dalam dua tahap:

o Pemutusan ikatan reaktan

 Pembentukan ikatan produk


Hukum Terkait Termokimia
1. Hukum Laplace
Hukum ini dikemukakan oleh Marquis de Laplace (1749-1827), yang
berbunyi :
“Jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan suatu senyawa
dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor yang diperlukan
untuk menguraikan senyawa itu menjadi unsur-unsurnya”.
Contoh :
H2(g) + ½ O2(g) à H2O(l) ΔH = -68,3 kkal/mol
H2O(l) à H2(g) + ½ O2(g) ΔH = 68,3 kkal/mol

2. Hukum Hess
Hukum Hess
Pengukuran perubahan entalpi suatu reaksi kadangkala tidak dapat
ditentukan langsung dengan kalorimeter, misalnya penentuan
perubahan entalpi pembentukan standar (DHf o )CO. Reaksi
pembakaran karbon tidak mungkin hanya menghasilkan gas CO saja
tanpa disertai terbentuknya gas CO2. Jadi, bila dilakukan
pengukuran perubahan entalpi dari reaksi tersebut; yang terukur
tidak hanya reaksi pembentukan gas CO saja tetapi juga perubahan
entalpi dari reaksi pembentukan gas CO2.

Untuk mengatasi hal tersebut, Henry Hess melakukan


serangkaian percobaan dan menyimpulkan bahwa perubahan
entalpi suatu reaksi merupakan fungsi keadaan.
Artinya : “ perubahan entalpi suatu reaksi hanya tergantung pada
keadaan awal ( zat-zat pereaksi ) dan keadaan akhir ( zat-zat hasil
reaksi ) dari suatu reaksi dan tidak tergantung pada jalannya
reaksi.” Pernyataan ini disebut Hukum Hess, rumus yang dapat
dipakai yaitu :
ΔHreaksi = ΔH1 + ΔH2 +…
Menurut hukum Hess, karena entalpi adalah fungsi keadaan,
perubahan entalpi dari suatu reaksi kimia adalah sama, walaupun
langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh produk
berbeda. Dengan kata lain, hanya keadaan awal dan akhir yang
berpengaruh terhadap perubahan entalpi, bukan langkah-langkah
yang dilakukan untuk mencapainya.

Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi dapat dihitung


sekalipun tidak dapat diukur secara langsung. Caranya adalah
dengan melakukan operasi aritmatika pada beberapa persamaan
reaksi yang perubahan entalpinya diketahui. Persamaan-persamaan
reaksi tersebut diatur sedemikian rupa sehingga penjumlahan semua
persamaan akan menghasilkan reaksi yang kita inginkan. Jika suatu
persamaan reaksi dikalikan (atau dibagi) dengan suatu angka,
perubahan entalpinya juga harus dikali (dibagi).

Jika persamaan itu dibalik, maka tanda perubahan entalpi harus


dibalik pula (yaitu menjadi -ΔH). Berdasarkan Hukum Hess,
penentuan DH dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu :
1) Perubahan entalpi ( DH ) suatu reaksi dihitung melalui
penjumlahan dari perubahan entalpi beberapa reaksi yang
berhubungan.
2) Perubahan entalpi ( DH ) suatu reaksi dihitung berdasarkan
selisih entalpi pembentukan ( DHf o ) antara produk dan reaktan.
3) Perubahan entalpi ( DH ) suatu reaksi dihitung berdasarkan
data energi ikatan.

Selain itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai ΔH juga dapat


diketahui dengan pengurangan entalpi pembentukan produk-
produk dikurangi entalpi pembentukan reaktan. Secara
matematis untuk reaksi-reaksi lainnya secara umum.
Dengan mengetahui ΔHf (perubahan entalpi pembentukan) dari
reaktan dan produknya, dapat diramalkan perubahan entalpi reaksi
apapun, dengan rumus
ΔH=ΔHfP-ΔH fR
Perubahan entalpi suatu reaksi juga dapat diramalkan dari
perubahan entalpi pembakaran reaktan dan produk, dengan rumus
ΔH=-ΔHcP+ΔHcR

Konsep dari hukum Hess juga dapat diperluas untuk menghitung


perubahan fungsi keadaan lainnya, seperti entropi dan energi bebas.
Kedua aplikasi ini amat berguna karena besaran-besaran tersebut
sulit atau tidak bisa diukur secara langsung, sehingga perhitungan
dengan hukum Hess digunakan sebagai salah satu cara
menentukannya.
Untuk perubahan entropi:

 ΔSo = Σ(ΔSfoproduk) – Σ(ΔSforeaktan)


 ΔS = Σ(ΔSoproduk) – Σ(ΔSoreaktan).

Untuk perubahan energi bebas:

 ΔGo = Σ(ΔGfoproduk) – Σ(ΔGforeaktan)


 ΔG = Σ(ΔGoproduk) – Σ(ΔGoreaktan)

3. Hukum kekekalan energy


Dalam perubahan kimia atau fisika energi tidak dapat diciptakan
atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke
bentu lainnya. Hukum ini merupakan hukum termodinamika
pertama dan menjadi dasar pengembangan hukum tentang energi
selanjutnya, seperti konversi energi.
Penentuan ΔH Reaksi
Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi tidak
tergantung pada berapa banyak tahapan reaksi, tetapi tergantung
pada keadaan awal dan akhir. Dengan kata lain, untuk suatu reaksi
keseluruhan tertentu, perubahan entalpi selalu sama, tak peduli
apakah reaksi itu dilaksanakan secara langsung ataukah secara tak
langsung dan lewat tahap-tahap yang berlainan.

1. Penentuan ∆H Reaksi berdasarkan Eksperimen


(Kalorimeter)
Penentuan kalor reaksi secara kalorimetris merupakan penentuan
yang didasarkan atau diukur dari perubahan suhu larutan dan
kalorimeter dengan prinsip perpindahan kalor, yaitu jumlah kalor
yang diberikan sama dengan jumlah kalor yang diserap. Kalorimeter
adalah suatu sistem terisolasi (tidak ada pertukaran materi maupun
energi dengan lingkungan di luar kalorimeter). Dengan demikian,
semua kalor yang dibebaskan oleh reaksi yang terjadi dalam
kalorimeter, kita dapat menentukan jumlah kalor yang diserap oleh
air serta perangkat kalorimeter berdasarkan rumus:
q.larutan = m c ∆T
q.kalorimeter = C ∆T
dimana :
q = jumlah kalor
m = massa air (larutan) di dalam calorimeter
c = kalor jenis air (larutan) di dalam calorimeter
C = kapasitas kalor dari calorimeter
∆T = kenaikan suhu larutan (kalorimeter)

Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka


kalor reaksi sama dengan kalor yang diserap oleh larutan dan
kalorimeter, tetapi tandanya berbeda :
Kalorimeter yang sering digunakan adalah kalorimeter bom.
Kalorimeter bom terdiri dari sebuah bom (wadah
tempatberlangsungnya reaksi pembakaran, biasanya terbuat dari
berlangsungnya reaksi pembakaran, biasanya terbuat dari bahan
stainless steel) dan sejumlah air yang dibatasi dengan wadah kedap
panas.
Jadi kalor reaksi sama dengan kalor yang diserap atau dilepaskan
larutan, sedangkan kalor yang diserap atau dilepaskan larutan,
sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan.

2. Penentuan ∆H Reaksi dengan Hukum Hess


Hukum Hess : ” Kalor reaksi yang dilepas atau diserap hanya
bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir”. Untuk
mengubah zat A menjadi zat B (produk) diperlukan kalor reaksi
sebesar ∆H. Atau cara lain yaitu mengubah zat A menjadi zat B
dengan kalor reaksi ∆H1, zat B diubah menjadi zat C dengan kalor
reaksi ∆H2 dan zat C diubah menjadi zat D dengan kalor reaksi ∆H3
. Sehingga harga perubahan entalpi adalah :

∆Hreaksi = ∆H1 + ∆H2 + ∆H3 .


Hal tersebut dapat dibuat siklus dan diagram tingkat energinya
sebagai
berikut :

 Siklus energi pembentukan zat D dari zat A


 Diagram tingkat energi pembentukan zat D dari zat A

3. Penentuan ∆H Reaksi Berdasarkan Data Perubahan


Entalpi
Pembentukan Standar ( ∆Hof )
Cara lain perhitungan entalpi reaksi yaitu berdasarkan entalpi
pembentukan standar( ∆Hof ) zat-zat yang ada pada reaksi tersebut.
∆Hreaksi = ∑∆Hof produk – ∑∆Hof reaktan
Jadi pada pembakaran 56 gram gas C2H4 dibebaskan kalor
sebesar = 2612,2 Kj

4. Penentuan ∆H Reaksi Dari Energi Ikatan


Reaksi kimia antarmolekul dapat dianggap berlangsung dalam 2
tahap yaitu :

1. Pemutusan ikatan pada pereaksi


2. Pembentukan ikatan pada produk

Misalnya, pada reaksi antara gas klorin dengan gas hidrogen


membentuk gas hidrogen klorida dapat digambarkan sebagai berikut
:
Sesuai dengan hukum Hess, ∆H reaksi total adalah ∆H tahap-I + ∆H
tahap-II.
∆H tahap-I = ∑ Energi ikatan pada pereaksi (yang putus)
∆H tahap-II = -∑ Energi ikatan pada produk (yang terbentuk).
∆H reaksi = ∑ Energi ikatan pereaksi yang putus – ∑ Energi
ikatan produk yang terbentu

Energi Ikatan
Energi ikatan didefinisikan sebagai panas reaksi yang dihubungkan
dengan pemecahan ikatan kimia dari molekul gas menjadi bagian-
bagian gas. Terkadang disebut juga entalpi ikatan, nama yang
sesungguhnya lebih tepat.
Energi disosiasi ikatan (B,E) dapat digunakan untuk menghitung
panas reaksi yang dihubungkan dengan

ΔH0= – ∑ ni BEi + ∑ njBEj


dimana BE adalah energi ikatan per mol ikatan, nj dan ni adalah
jumlah mol ikatan yang pecah atau terbentuk dalam hal reaktan dan
produk.
Dalam hal yang sama, data panas reaksi dapat juga digunakan untuk
menghitung energi disosiasi ikatan dari setiap ikatan tertentu, asal
saja data lain dalam persamaan diketahui. Satu hal yang harus
diingat bahwa lingkungan sekeliling atom sangat mempengaruhi
energy ikatan dari ikatan tertentu; oleh karena itu harga yang
diperoleh dari persamaan adalah harga rata-rata atau harga kira-
kira.
Walaupun energi ikatan adalah untuk molekul dalam fase gas, tetapi
harga kira-kira panas reaksi dapat dihitung dari fase terkondensasi
dapat dikoreksi jika panas penguapan, panas sublimasi dan lain-lain
dapat diikutsertakan.

Suatu reaksi yang DH–nya ditentukan dengan menggunakan energi


ikatan, maka atom-atom yang terlibat dalam reaksi harus berwujud
gas.
Berdasarkan jenis dan letak atom terhadap atom-atom lain dalam
molekulnya, dikenal 3 jenis energi ikatan yaitu :

1. Energi Atomisasi.

Adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan semua ikatan 1


mol molekul menjadi atom-atom bebas dalam keadaan gas.
Energi atomisasi = jumlah seluruh ikatan atom-atom dalam 1 mol
senyawa.

1. Energi Disosiasi Ikatan.

Adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan salah 1 ikatan


yang terdapat pada suatu molekul atau senyawa dalam keadaan gas.

1. Energi Ikatan Rata-Rata.

Adalah energi rerata yang diperlukan untuk memutuskan ikatan


atom-atom pada suatu senyawa ( notasinya = D ). Energi ikatan
suatu molekul yang berwujud gas dapat ditentukan dari data entalpi
pembentukan standar (DHf ) dan energi ikat unsur-unsurnya.
Prosesnya melalui 2 tahap yaitu :
o Penguraian senyawa menjadi unsur-unsurnya.
o Pengubahan unsur menjadi atom gas.
Reaksi kimia pada dasarnya terdiri dari 2 proses :
o Pemutusan ikatan pada pereaksi.
o Pembentukan ikatan pada produk reaksi.
Pada proses pemutusan ikatan = memerlukan energi.
Pada proses pembentukan ikatan = membebaskan energi

1. Jenis-Jenis Kalor

Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan


didalamnya. Energi potensial berkaitan dengan wujud zat, volume,
dan tekanan. Energi kinetik ditimbulkan karena atom–atom dan
molekul-molekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah total dari
semua bentuk energi itu disebut entalpi (H). Sedangkan kalor adalah
bentuk energi yang berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah. Jika
suatu benda menerima / melepaskan kalor maka suhu benda itu
akan naik/turun atau wujud benda berubah.

2. Kalor Pembentukan Standar

Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol
senyawa dariunsur-unsurnya pada suhu dan tekanan standar ( 25 oC,
1 atm ). Entalpinya bisadilepaskan maupun diserap. Satuannya
adalah kJ / mol. Bentuk standar dari suatu unsur adalah bentuk yang
paling stabil dari unsur itu pada keadaan standar ( 298 K, 1 atm ).
Jika perubahan entalpi pembentukan tidak diukur pada keadaan
standar maka dinotasikan dengan DHf.
Catatan :
o DHf unsur bebas = nol
o Dalam entalpi pembentukan, jumlah zat yang dihasilkan adalah 1
mol.
o Dibentuk dari unsur-unsurnya dalam bentuk standar.

3. Kalor Penguraian Standar

Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi pada penguraian 1 mol
senyawa menjadi unsur-unsur penyusunnya pada keadaan standar.
Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka
dinotasikan dengan DHd. Satuannya = kJ / mol. Perubahan entalpi
penguraian standar merupakan kebalikan dari perubahan entalpi
pembentukan standar, maka nilainya pun akan berlawanan tanda.
Menurut Marquis de Laplace, “ jumlah kalor yang dilepaskan pada
pembentukan senyawa dari unsur-unsur penyusunnya = jumlah
kalor yang diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi
unsur-unsur penyusunnya. “ Pernyataan ini disebut Hukum
Laplace.

4. Kalor Pembakaran Standar

Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol
suatu zat secara sempurna pada keadaan standar. Jika pengukuran
tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan
DHc. Satuannya = kJ / mol.

5. Kalor Netralisasi Standar

Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi pada penetralan 1 mol
asam oleh basa atau 1 mol basa oleh asam pada keadaan standar. Jika
pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka
dinotasikan dengan DHn. Satuannya = kJ / mol.

6. Kalor Penguapan Standar

Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi pada penguapan 1 mol zat
dalam fase cair menjadi fase gas pada keadaan standar. Jika
pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka
dinotasikan dengan DHvap. Satuannya = kJ / mol.
7. Kalor Peleburan Standar

Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi pada pencairan /


peleburan 1 mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase cair
pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada
keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHfus. Satuannya = kJ
/ mol.

8. Kalor Sublimasi Standar

Adalah entalpi yang terjadi pada sublimasi 1 mol zat dalam fase padat
menjadi zat dalam fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran
tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan
DHsub. Satuannya = kJ / mol.

9. Pelarutan Standar

Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi ketika 1 mol zat melarut
dalam suatu pelarut ( umumnya air ) pada keadaan standar. Jika
pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka
dinotasikan dengan DHsol. Satuannya = kJ / mol.

1. Diketahui
CS2 + 3O2 → CO2 + 2SO2 ΔH = - 1110 kj
CO2 → C + O2 ΔH = + 394 kj
SO2 → S + O2 ΔH = + 297 kj
Maka kalor pembentukan CS2 adalah....
A. + 122 kj
B. + 419 kj
C. + 906 kj
D. – 122 kj
E. – 419 kj
2. Ke dalam kalorimeter dimasukkan 100 ml air dan 2,14 gram NH4Cl ternyata suhu larutan turun dari
270 C menjadi 23,50C . bila kalor jenis air 4,18 Jgram-1C-1, maka ΔH pelarutan adalah...
A. 36,575 kj/mol
B. 37,36 kj/mol
C. 365,75 kj/mol
D. 1463 kj/mol
E. 1494,3 kj/mol

3. Perhatikan diagram tingkat energi berikut ini

Berdasarkan digram diatas, reaksi tersebut termasuk reaksi ....


A. Eksoterm, karena H1 < H2
B. Endoterm karena H1 < H2
C. Eksoterm karena H1 > H2
D. Endoterm karena melepas kalor
E. Endoterm ΔH > 0

4. Diketahui

ΔHf0 CH4 = - 75 Kj/mol


ΔHf0 CO2 = - 393,5 Kj/mol
ΔHf0 H2O = - 242 Kj/mol

Reaksi pembakaran metana adalah sbb:


CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
Besar harga ΔH reaksi pembakaran 1 mol gas metana adalah....
A. – 802,5 Kj
B. – 702,5 Kj
C. – 602,5 Kj
D. – 502,5 Kj
E. – 402,5 Kj

5. Ke dalam 50 cm3 larutan HCl 1 M dengan suhu 260C ditambahkan 500 cm3 larutan NaOH 1 M. Suhu
tertinggi campuran adalah 330C . jika kalor jenis 4,2 J.g-1.K-1 mak perubahan entalpi reaksi
adalah.....J/mol
6. Diketahui persamaan termokimia berikut
2NO(g) + O2 (g) → N2O4 ΔH = a kj
NO (g) + ½ O2 (g) → NO2 (g) ΔH = b kj
Besarnya harga ΔH reaksi berikut adalah...
2NO2(g) → N2O4 (g)
A. ( a + b ) kj
B. ( a + 2b ) kj
C. ( -a + 2b ) kj
D. ( a – 2b ) kj
E. ( 2a + b ) kj

7. Jika diketahui
MO2 + CO → MO + CO2 ΔH = - 20 kj
M3O4 + CO → 2MO + CO2 ΔH = - 6 kj
3M2O3 + CO → 2M3O4 + CO2 ΔH = + 12 kj
Maka nilai ΔH untuk reaksi
4MO2 + CO → 3M2O3 + CO2 adalah...(kj/mol)
A. + 18
B. – 18
C. – 26
D. – 28
E. – 80

8. Diketahui ΔH0 pembentukan NH3 (g) = - 46 kj/mol


Untuk reaksi :
2NH3 (g) → N2 (g) + 3H2 (g)maka harga ΔH dalam kj/mol ....
A. – 46
B. + 46
C. – 92
D. + 92
E. + 138

9. 2Fe (s) + 3/2 O2 → Fe2O3 (s) ΔH = - 840 kj


2Al (s) + 3/2 O2 → Al2O3 (s) ΔH = - 1680 kj
Perubahan entalpi untuk reaksi dibawah ini
2Al (s) + Fe2O3 (s) → 2Fe (s) + Al2O3 (s) adalah.....(kj)
A. + 840
B. – 840
C. + 2520
D. – 2520
E. 0

10. Diketahui reaksi termokimia sbb:


2C (s) + O2 (g) → 2CO (g) ΔH = A kkal
CO (g) + ½ O2 (g) → CO2 (g) ΔH = B kkal
C (s) + O2 (g) → CO2 (g) ΔH = C kkal
Menurut hukum Hess yang memenuhi syarat adalah....
A. C=A+B
B. B=A+C
C. 2C = A + C
D. C=½A+B
E. A = C – 2B

11. Diketahui reaksi-reaksi berikut


N2 (g) + 2O2 (g) → 2NO (g) + O2 (g) ΔH = 180,7 kj
2NO2 (g) → 2NO (g) + O2 (g) ΔH = 113,0 kj
Kalor pembentukan gas NO2 dinyatakan dalam kj/mol
A. + 146,9
B. + 67,7
C. + 56,5
D. + 33,9
E. – 56,3

12. Diketahui
CO32- (g) + 2H+(aq) → H2O (l) + CO2 (g) ΔH = a kj
HCO3- (aq) + H+(aq) → H2O (l) + CO2 (g) ΔH = b kj
Maka untuk reaksi HCO3-
CO32- (aq) + H+ (aq) → HCO3- (aq) adalah...
A. (a-b) kj
B. (a+b) kj
C. (b-a) kj
D. (–a-b) kj
E. (1/2 a – b)
13. Diketahui
kalor pembakaran siklopropana (CH2)3 = - a kj/mol
kalor pembentukan CO2 = - bkj
kalor pembentukan H2O = - c kj
maka kalor pembentukan siklopropana ( dalam kj/mol) adalah...
A. A – 3b – 3c
B. A – 3b + 3c
C. A + 3b – 3c
D. A + 3b + 3c
E. –a + 3b + 3c

14. Diketahui reaksi-reaksi berikut


2H2 + O2 → 2H2O ΔH = a kj
2Ca + O2 → 2CaO ΔH = b kj
CaO + H2O → Ca(OH)2 ΔH = c kj
Besarnya ΔH pembentukan Ca(OH)2 adalah...
A. a + b + c
B. a – b + 2c
C. ½ a + ½ b – c
D. a + b – 2c
E. ½ a + ½ b + c
15. Jika diketahui
C(intan) + O2 → CO2 ΔH = - 394,1 kj
C(grafis) + O2 → CO2 ΔH = - 396,0 kj
Maka ΔH untuk reaksi C grafis → C intan adalah
A. + 1,95 kj
B. + 0,95 kj
C. – 790,1 kj
D. – 1,9 kj
E. + 790,1 kj

16. Berdasarkan diagram sbb

Berdasarkan diagram diatas, maka nilai dari ΔH2 adalah...


A. – 124,25
B. + 124,25
C. – 90,37
D. – 56,49
E. + 56,49
17. Jika diketahui
H2 + Br2 → 2HBr ΔH = - 72 kj. Maka untuk menguraikan 11,2 dm3 ( pada STP)gas HBr menjadi
H2 dan Br2diperlukan kalor sebanyak....
A. 9 kj
B. 18 kj
C. 36 kj
D. 72 kj
E. 144 kj

18. Diketahui
H2 (g) + ½ O2 (g) →H2O (l) ΔH = -286 kj/mol
H2 (g) + ½ O2 (g) → H2O (g) ΔH = -242 kj/mol
Penguapan 5,4 gram air dari tubuh kita berlangsung melalui...
A. Penyerapan 44 kj
B. Pembebasan 44 kj
C. Penyerapan 13,2 kj
D. Pembebasan 13,2 kj
E. Penyerapan 528 kj

19. Reaksi 3 magnesium (Ar = 24) dengan nitrogen (Ar = 14) berlebih menghasilkan Mg3N2 pada
keadaan standar, proses tersebut melepaskan kalor sebesar 28 kj. Entalpi pembentukan standar
Mg3N2 adalah...
A. – 75 kj
B. – 177 kj
C. – 224 kj
D. – 350 kj
E. – 672 kj

20. Sebanyak 5,8 gram butana, C4H10 Mr 58 dibakar dalam kalorimeter bom dengan oksigen berlebih
terjadi perubahan suhu dari 250C menjadi 290C . jika kapasitas panas sistem 18 kkal0C , maka
entalpi pembakaran ΔHcadalah.....
A. -720 kkal/mol
B. -1440 kkal/mol
C. -2880 kkal/mol
D. +720 kkal/mol

E. + 2880 kkal/mol

21. Pada

Anda mungkin juga menyukai