Jurusan Fisika
Universitas Negeri Padang
2020
INDUKTASI ELEKTROMAGNETIK
Konsep tentang fluks magnetik pertama kali dikemukaan oleh ilmuwan Fisika
yang bernama Michael Faraday untuk menggambarkan medan magnet. Ia menggambarkan
medan magnet dengan menggunakan garis-garis gaya, di mana daerah yang medan
magnetnya kuat digambarkan garis gaya rapat dan yang kurang kuat digambarkan dengan
garis gaya yang kurang rapat. Sedangkan untuk daerah yang memiliki kuat medan yang
homogen digambarkan garis-garis gaya yang sejajar. Garis gaya magnet dilukiskan dari kutub
utara magnet dan berakhir di kutub selatan magnet. Untuk menyatakan kuat medan magnetik
dinyatakan dengan lambang B yang disebut dengan induksi magnet, induksi magnetik
menyatakan kerapatan garis gaya magnet.
Sedangkan fluks magnetik menyatakan banyaknya jumlah garis gaya yang menembus
permukaan bidang secara tegak lurus, yang dapat dinyatakan dalam persamaan, sebagai
berikut.
atau
Persamaan kedua dipakai apabila arah B tidak tegak lurus permukaan bidang.
Dimana :
θ = sudut yang dibentuk antara arah B dengan garis normal (radian atau derajat)
Buka telapak tangan kanan dengan keempat jari selain jempol dirapatkan. Arahkan
keempat jari sesuai dengan arah induksi magnetic B kemudian putar jempol sehingga
menunjuk sesuai dengan arah kecepatan v, maka arah telapak tangan mendorong
menunjukkan arah induksi dalam kawat/penghantar. (gambar)
3. Hukum Faraday
Telah kita ketahui bahwa sebuah atau GGL akan mengalirkan arus listrik melalui
suatu rangkaian tertutup. jika arus listrik mengalir didalam suatu rangkaian, disekitar arus
tersebut akan timbul fluks magnet.
dari percobaan yang dilakukan faraday, diketahui bahwa GGL hasil induksi
bergantung pada laju perubahan fluks magnet yang melalui suatu rangkaian. kesimpulan ini
disebut hukum faraday, yang berbuyi :
“Ggl induksi yang timbul pada ujung-ujung suatu penghantar atau kumparan sebanding
dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh loop penghantar atau kumparan
tersebut”
Dari persamaan GGL Induksi yang terjadi pada penghantar yang bergerak dalam medan
magnet dinyatakan sebagai berikut :
, sehingga
jika bayaknya lilitan kumparan = N, maka indusi pada ujung ujung kumparan :
5. Pengertian Induktansi
6. Induktasi diri
Apabila arus berubah melewati suatu kumparan atau solenoida, terjadi perubahan fluks
magnetik di dalam kumparan yang akan menginduksi ggl pada arah yang berlawanan.
dengan I merupakan arus sesaat, dan tanda negatif menunjukkan bahwa ggl yang dihasilkan
berlawanan dengan perubahan arus. Konstanta kesebandingan L disebut induktansi diri atau
induktansi kumparan, yang memiliki satuan henry (H), yang didefinisikan sebagai satuan
untuk menyatakan besarnya induktansi suatu rangkaian tertutup yang menghasilkan ggl satu
volt bila arus listrik di dalam rangkaian berubah secara seragam dengan laju satu ampere per
detik
a. Induktansi Diri pada Solenoida dan Toroida
Solenoida merupakan kumparan kawat yang terlilit pada suatu pembentuk silinder. Pada kumparan
ini panjang pembentuk melebihi garis tengahnya. Bila arus dilewatkan melalui kumparan, suatu
medan magnetik akan dihasilkan di dalam kumparan sejajar dengan sumbu.
B = μ .n.I
dengan n = N/l, dari persamaan 3. pada induksi elektromagnetik dan (1) akan diperoleh:
Jadi,
Sehingga:
dengan:
Pada transformator ideal, energi listrik yang masuk ke dalam kumparan primer akan
dipindahkan seluruhnya ke dalam kumparan sekunder. Hal ini mengakibatkan besar efisiensi
transformator menjadi 100% atau secara matematis dituliskan sebagai berikut.
Wp = Ws
Vp Ip t = Vs Is t
Vp I s
=
V s I p
Is V p N p
Maka = =
Ip Vs Ns
Pada kenyataannya, tidak pernah dapat dibuat tranformator dengan efisiensi sebesar 100%,
karena biasanya sebagian energi listrik yang masuk ke dalam kumparan primer akan diubah
menjadi kalor. Dengan demikian, energi listrik yang masuk pada kumparan primer selalu
lebih besar daripada energi yang keluar pada kumparan sekunder. Akibatnya, daya primer
lebih besar daripada daya sekunder. Berkurangnya daya dan energi listrik pada sebuah trafo
ditentukan oleh besarnya efisiensi trafo. Perhitungan efisiensi trafo (η) yang tidak ideal
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut.
Keterangan :
Pout Pout = daya listrik pada kumparan sekunder.
η= x 100%
P in Pin = daya listrik pada kumparan prime
Vs.Is
η= x 100%
Vp.Ip
c. Efisensi transformator (η )
Pout Vs.Is 5 x 22
η= x 100% = x 100% = = x 100%
P in Vp.Ip 0,5 x 220
Catatan : dalam kehidupan sehari-hari tidak ada transformator yang efisiensinya 100%
d. Karena Vp > Vs dan Np > Ns maka transformator tersebut adalah transformator step down.
2. Generator
Generator adalah alat yang digunakan untuk merubah energi gerak (kinetik) menjadi energi
listrik. Energi gerak yang dimiliki generator dapat diperoleh dari berbagai sumber energi
alternatif, misalnya dari energi angin, energi air, dan sebagainya. Generator dibedakan
menjadi generator AC (Alternating Current) dan generator DC (Direct Current). Generator
AC atau alternator dapat menghasilkan arus listrik bolak-balik dengan cara menggunakan
cincin ganda, sedangkan generator DC dapat menghasilkan arus listrik searah dengan cara
menggunakan komutator (cincin belah).
3. Dinamo AC-DC
Dinamo adalah generator yang relatif kecil seperti yang digunakan pada sepeda. Cara kerja
dinamo dan generator hampir sama, termasuk penggunaan satu cincin yang dibelah menjadi
dua (komutator) pada dinamo DC dan cincin ganda pada dinamo AC. Perbedaan dinamo
dengan generator terletak pada dua komponen utama dinamo, yaitu rotor (bagian
yang bergerak) dan stator (bagian yang diam).