Induksi magnetik
3.1 Fluks Magnetik ( Ф )
Konsep fluks magnetik untuk pertama kali dikemukakan oleh Michael Faraday untuk
menyatakan medan magnetik. Ia menggambarkan medan magnetik sebagai garis-garis yang
disebut garis medan atau garis gaya. Garis-garis medan yang semakin rapat menunjukkan medan
magnetik yang semakin kuat.
Untuk menyatakan kuat medan magnetik, digunakan induksi magnetik. Induksi magnetik
(B) adalah ukuran kerapatan garis-garis medan. Dengan demikian dapat didefenisikan bahwa
fluks magnetik adalah banyaknya garis medan magnetik yang dilingkupi oleh suatu luas daerah
tertentu (A) dalam arag tegak lurus. Secara matem,atik dapat dituliskan bahwa
Ф = ABL = AB cos Ѳ
Dalam bentuk vektor, persamaan di atas dapat dinyatakan dengan perkalian titik yaitu :
Ф = A.B
Jika perubahan fluks magnetik terjadi dalam waktu singkat ( Δt → 0 ), maka GGL induksi
diberikan oleh
Dengan :
ε = GGL induksi antara ujung-ujung penghantar ( volt )
N = banyak lilitan kumparan
ΔФ = perubahan fluks magnetik ( Wb )
Δt = selang waktu untuk perubahan fluks magnetik (s)
dФ/dΔ = turunan pertama fungsi fluks magnetik terhadap waktu
ü Hukum Lenz
Telah kita ketahui bahwa beda potensial yang terjadi akibat perubahan fluks magnetik
disebut GGL induksi. Apabila GGL induksi dihubungkan dengan suatu rangkaian tertutup
dengan hambatan tertentu, maka mengalirlah arus listrik. Arus ini dinamakan arus induksi. GGL
induksi dan arus induksi hanya ada selama perubahan fluks magnetik terjadi.
Arah arus induksi dapat ditentukan dengan hukum Lenz. Bunyi hukum Lenz adalah
sebagai berikut
Jika GGL induksi timbul pada suatu rangkaian, maka arah arus induksi yang dihasilkan
mempunyai arah sedemikian rupa sehingga menimbulkan medan magnet induksi yang
menentang perubahan medan maget (arus induksi berusaha mempertahankan fluks magnet
totalnya konstan).
Beberapa faktor yang dapat mengakibatkan fluks magneti
· GGL induksi akibat perubahan luas bidang kumparan
I C
B l
X D
Untuk membahas perubahan luas bidang kumparan yang melingkupi garis medan
magnet, kita amati perpindahan kawat CD yang panjangnya l seperti tampak pada gambar di
atas. Kawat CD digeser ke kanan dengan kecepatan v yang mengakibatkan terjadi perubahan
luas persatuan waktu sebesar
Kemudian untuk kumparan yang terdiri dari satu lilitan ( N = 1), berlaku huubungan:
ε=Blv
Perhatikan bahwa persamaan di atas hanya berlaku untuk B tegak lurus v. Apabila B dan v
membentuk sudut Ѳ, maka:
ε = B l v sin Ѳ
Dengan:
Vs = Tegangan sekunder atau sisi beban (V)
Vp = Tegangan primer atau sisi sumber (V)
Ns= Jumlah lilitan kumparan sekunder
Np= Jumlah lilitan kumparan primer
Kenyataan menunjukkan bahwa pada trafo selalu ada daya yang hilang sehingga daya sekunder
Ps selalu lebih kecil dari daya primer Pp. Jika efisiensi trafo adalah η, dapat ditulis:
Persamaan ini telah diperkenalkan oleh Faraday dalam menentukan GGL induksi pada sebuah
kumparan.
a. Generator Arus Bolak-Balik ( AC )
Generator arus bolak-balik disebut juga alternator. Generator AC tidak
memiliki komutator untuk membalik hubungan di dalam sirkuit. Sebagai gantinya pada poros
kumparan terdapat dua cincin geser. Pada setiap cincin selalu menempel sebuah penghantar yang
disebut sikat. Sikat ini yang menghubungkan generator ke rangkaian luar.
b. Generator Arus Searah ( DC )
Alat yang menggunakan prinsip generator arus searah disebut juga dinamo. Agar dapat
menghasilkan arus dalam satu arah, digunakan cincin yang dibelah di tengah-tengahnya yang
disebut dengan cincin belah atau komutator. Kumparan yang berada di antara kutub-kutub
magnet dihubungkan dengan sebuah poros ke cincin belah tersebut.
2) Transformator
Alat yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan listrik AC ini disebut
transformator. Transformator terdiri atas dua kumparan primer dan kumparan sekunder yang
bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik.
Pada transformator terdapat hubungan antara jumlah lilitan kedua kumparan dengan tegangan
listriknya. Jika jumlah lilitan primer = N1, jumlah lilitan sekunder N2, tegangan primer = V1, dan
tegangan sekunder V2, pada transformator akan berlaku persamaan
Transformator yang berfungsi untuk menaikkan tegangan listrik disebut transformator step-
up, yaitu nilai V2 > V1. Adapun transformator untuk menurunkan tegangan listrik disebut
transformator step-down, yaitu V2 < V1.
Pada transformator ideal, daya listrik yang masuk pada kumparan primer sama dengan daya
listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder. Oleh karena itu, untuk transformator ideal akan
berlaku
P1 = P2 V1 I1 = V2 I2
Dengan I1 adalah kuat arus yang masuk pada kumparan primer dan I2adalah kuat arus yang
dihasilkan pada kumparan sekunder.
Pada kenyataannya, daya listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder selalu lebih kecil
daripada daya listrik yang masuk pada kumparan primer. Hal ini disebabkan adanya daya listrik
yang berubah menjadi kalor pada kumparan tersebut.
Perbandingan daya listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder terhadap daya listrik
yang diberikan pada kumparan primer disebut efisiensi transformator. Secara matematis, dapat
dirumuskan sebagai
x 100 % = x 100 %
Dengan η adalah efisiensi transformator . Untuk transformator ideal, efisiensi η = 100 %.