Anda di halaman 1dari 3

Galang Bintang Pramudya

180511625571

Pengukuran dan Pemeriksaan Poros Engkol Pada Mesin

Poros engkol (crankshaft) memiliki beberapa jenis pemeriksaan, seperti pemeriksaan run out, keovalan, dan oil
clearence. Tujuan langkah pemeriksaan ini, adalah untuk mengetahui apakah poros engkol masih layak digunakan
atau harus diganti.

Lalu bagaimana langkah-langkahnya ? mari kita bahas secara rinci

Pemeriksaan Kelayakan Poros Engkol

Untuk memeriksa kondisi poros engkol, terlebih dahulu kita harus melakukan pengukuran poros engkol.

Pengukuran ini akan bertujuan untuk mengetahui data dari poros engkol seperti diameter crank pin dan crank
journal. Nantinya hasil pengukuran akan disimpulkan untuk memeriksa apakah poros engkol masih layak atau tidak.

Sebelumnya, ada alat yang perlu dipersiapkan antara lain ;


V Block
Meja Perata
Outside Micrometer
Cylinder Bore Gauge
Dial Gauge

1. Pengukuran run out crankshaft

Run out atau kebengkokan poros engkol akan menunjukan kesejajaran poros saat berputar, hal ini cukup penting
karena poros yang bengkok akan mempengaruhi volume dan tekanan kompresi yang dihasilkan piston. Untuk
melakukan pengukuran ini, pastikan poros engkol sudah dalam keadaan bersih tanpa kotoran dan lapisan oli.

mengukur oil clearence main journal

Tempatkan kedua ujung crank journal pada dua buah V block, ini bertujuan untuk meahan poros agar bisa berputar.
Siapkan meja perata sebagai tempat melakukan pengukuran, meja ini akan menjaga kesejajaran antara v blok dan
dial gauge kemudian tempatkan dua buah v blok diatas meja ini.
Tempatkan dial gauge pada journal bagian paling tengah.
Set jarum dial pada angka 0 dan pastikan saat jarum dial masuk atau keluar akan menggerakan penunjuk dial.
Putar secara crankshaft secara berlahan hingga 360 derajat atau satu putaran. Sambil memutar, perhatikan
penunjuk dial untuk mencari pergerakan terjauh dari penunjuk ini.
Kemungkinan penunjuk akan bergerak pada dua sisi, yakni sebelum 0 dan sesudah 0. Misal jarum bergerak 0,07
mm setelah 0 dan jarum juga bergerak 0,03 sebelum 0. Maka kebengkokan poros engkol adalah 0,07 + 0,03 = 0,10
mm.

2. Pengukuran crank pin poros engkol

Crankpin adalah poros pada crankshaft yang terhubung dengan connecting rod. Pengukuran ini bertujuan untuk
mengetahui beberapa hal seperti keovalan dan ketirusan crank pin.
pemeriksaan camshaft
Siapkan outside micrometer dengan skala pengukuran sesuai dengan diameter crank pin.
Set outside micrometer hingga pembacaannya tepat.
Masih tempatkan crankshaft pada v blok diatas meja perata.
Ukur pin ini pada 4 posisi, yakni posisi A1, A2, B1, dan B2. Posisi A dan B merupakan garis yang saling berpotongan
pada crank pin, sementara posisi 1 dan 2 merupakan posisi sisi kanan dan sisi kiri crank pin.
Catat hasil pengukuran tersebut pada sebuah note, kemudian ukur ketiga crank pin lainnya.

Gambar Pengukuran Poros Engkol

Data yang didapat pada pengukuran diatas, bisa kita gunakan untuk menentukan keovalan dan ketirusan crank pin.
Advertisement

Untuk mengetahui ketirusan crank pin, anda harus mencari selisih antara A1 dan A2 serta B1 dan B2 (ketirusan
sudut A = A1-A2, ketirusan sudut B = B1 - B2)
Untuk mengetahui keovalan crank pin, anda harus mencari selisih antara A1 dan B1 serta A2 dan B2 (keovalan
posisi 1 = A1-A2, keovalan posisi 2 = A2-B2)

3. Pengukuran crank journal

Crank journal merupakan poros yang menjadi tumpuan crankshaft terhadap blok silinder. journal ini, ada sekitar 5
buah untuk mesin 4 silinder. teknik pengukurannya juga sama dimana tiap journal terdapat 4 posisi pengukuran
(A1, A2, B1, B2).

Hasil pengukuran crank journal ini akan kita gunakan untuk mencari keovalan dan ketirusan crank journal (caranya
sama seperti nomor 2) serta untuk mengetahui oil clearence crank journal (caranya ada dibawah).

4. Pengukuran journal oil clearence

Pengukuran ini akan menentukan celah antara bearing crankshaft dengan crank journal pada blok silinder.
pengukuran ini juga biasa disebut sebagai pengukuaran celah oli, caranya anda bisa memakai cylinder bore gauge
untuk mengukur inner diameter penahan crankshaft pada blok silinder.

Sebelum anda mulai mengukur, anda harus memasang penahan crankshaft beserta bearing pada blok silinder
(seperti pada gambar) lalu kencangkan sesuai moment.

Cara mengukurnya juga hampir sama seperti pengukurandiameter silinder memakai bore gauge, hanya saja pada
pengukuran ini jarum alat ukur tida perlu ditambah dengan pemanjang. Lakukan pengukuran pada 4 titik (A1, A2,
B1, B2), pastikan anda menggerakan bore gaguge sejajar dengan jarum alat ukur untuk mengetahui pergerakan
maksimal dari jarum penunjuk dial gauge.

Catat hasil pengukurannya, kemudian cari selisih penguran ini dengan hasil pengukuran diameter crank journal.
Bandingkan hasilnya dengan celah limit yang sudah ditentukan. Jika celah itu melebihi limit maka celah oli bisa
dipastikan lebih longgar sehingga akan memicu terjadinya oblak ketika piston bergerak naik turun.

Namun, kelemahan dari cara ini yakni kurang akurat. Kalau SOP itu menggunakan alat khusus berupa plastic gauge.

Alat ini dipasangkan pada masing-masing crank journal, lalu pasang poros engkol ke blok silinder serta kencangkan
sesuai moment. Plastic gauge akan menyesuaikan celah oli antara bearing dan crank journal, sehingga ketebalan
plastic gauge dapat menunjukan journal oil clearence.
5. Pengukuran end play/thrust bearing

Pengukuran selanjutnya akan mengetahui keausan bantalan luncur atau thrust bearing yang berjumlah dua buah
yang terletak pada journal tengah. Pengukuran ini akan mengetahui bagaimana pergerakan crankshaft dari gaya
aksial, gaya ini mengarah kedepan mesin yang diakibatkan oleh hentakan dari sistem powertrain.

Untuk mengukurnya, pasang terlebih dahulu poros engkol ke dudukannya serta kencangkan sesuai moment.
Letakan dial indicator pada bagian belakang mesin, dan arahkan jarum dial pada ujung poros engkol.
Pastikan anda sudah setting jarum penunjuk dengan tepat.
Gerakan poros engkol kearah depan dan belakang secara kuat hingga ada pergerakan sedikit dari crankshaft.
Saat menggerakan crankshaft, perhatikan perpindahan jarum penunjuk pada dial indicator. Jumlahkan pergerakan
jarum penunjuk sebelum 0 dan sesudah 0 untuk mengetahui end play maksimal dari crankshaft.
Terakhir, seperti biasa anda perlu membandingkan hasil pengukuran ini dengan limit yang diperbolehkan. Jika celah
ini melebihi limit maka anda harus mengganti bearingnya bukan poros engkolnya.

Selain menggunakan bore gauge, anda memakai plasticgage. Cara ini terbilang mudah karena kita hanya perlu
menuangkan plastic ini kecelah oli pada journal crankshaft dan mengencangkan baut penahan crankshaft sesuai
momet. Tapi jika anda belum memiliki alat ini maka bisa dilakukan dengan cara diatas.

Pemeriksaan poros engkol sejatinya dilakukan pada mesin-mesin tertentu yang sudah masuk kategori masalah
berat karena pekerjaan ini dilakukan saat mesin dalam kondisi terbongkar. Sementara proses overhoule mesin
dilakukan apabila ada permasalahan serius yang dideteksi timbul akibat kerusakian komponen inti mesin.

pilihan ganda

Water sedimenter pada system bahan bakar diesel berfungsi :

a. Menahan air agar tidak masuk ke dalam system bahan bakar

b. Menghilangkan air dalam system bahan bakar

c. Memberi isyarat bila dalam system bahan bakar kemasukan air

d. Menyaring bahan bakar agar menjadi lebih bersih

essay

Bila terjadi kesalahan penyetelan pre stroke pada pompa injeksi in line, masing masing pompa tidak sam,
apakah akibatnya bagi mesin ?

Putaran mesin tidak stabil

Anda mungkin juga menyukai