Anda di halaman 1dari 35

TUGAS AKHIR MODUL 2

Nama : Tri Setyo Nugroho


No Peserta : 19031842710865
Kelas : Kompetensi Profesional – UNNES S32019 – 427 – Teknik Otomotif – Kelas B

Soal:
1. Pada beberapa komponen utama motor terdapat tanda berupa simbol, huruf, atau tanda lain sebagai
petunjuk pada waktu melakukan perakitan komponen motor. Komponen utama apa saja yang ada
tanda pemasangannya dan apa dampaknya apabila tanda-tanda tersebut terbalik atau tidak sesuai
dengan petunjuk pemasangan seperti yang tertera pada buku pedoman reparasi? Tugas Anda adalah
mengidentifikasi komponen utama motor yang biasanya dilengkapi dengan tanda pemasangan dan
dampak yang ditimbulkan apabila tanda tersebut terbalik pada saat perakitan komponen motor.
2. Untuk menentukan kondisi komponen utama motor perlu dilakukan pengukuran pada tiap-tiap
komponen motor. Kemudian hasil pengukuran komponen tersebut dibandingkan dengan spesifikasi
dalam pedoman reparasi untuk menentukan kelayakan komponen motor tersebut. Tugas Anda
adalah mempelajari prosedur pengukuran tiap-tiap komponen motor untuk beberapa merk atau type
kendaraan sekaligus mempelajari bagaimana menginterpretasi hasil pengukuran komponen motor.
Untuk itu Anda memerlukan beberapa buku pedoman reparasi (manual book) sebagai acuan untuk
menentukan kondisi komponen motor.
3. Pada mekanisme katup, ada beberapa cara untuk menggerakkan poros nok, antara lain dengan
timing belt, timing chain, dan timing gear. Tugas Anda adalah mengidentifikasi kebaikan dan
kelemahan dari masing-masing penggerak tersebut dengan disertai alasan yang jelas.
4. Pada saat melakukan penyetelan celah katup, mekanik perlu mengetahui katup-katup mana yang
perlu distel. Katup-katup yang dapat distel adalah katup-katup yang sedang menutup, karena antara
batang katup dengan rocker arm sedang tidak bersentuhan (ada celah). Apabila diketahui suatu
motor 3 silinder in line dengan Firing Order 1-2-3 sedang pada posisi top kompresi silinder 1,
tentukan katup-katup yang dapat distel. Tugas Anda adalah menggambar diagram proses kerja
motor dan menentukan katup-katup yang perlu distel saat top kompresi silinder 1 dengan disertai
penjelasan mengapa katup-katup tersebut dapat distel.
5. Pada sistem bahan bakar konvensional motor bensin, peran karburator sangat vital karena
komponen tersebut berfungsi untuk mengatur kebutuhan bahan bakar sesuai putaran dan beban
mesin dan menghasilkan emisi gas buang serendah mungkin. Untuk keperluan tersebut maka
karburator dilengkapi dengan komponen-komponen dan sistem-sistem untuk mengatur suplai bahan
bakar ke dalam silinder. Tugas Anda adalah mempelajari fungsi komponen-komponen karburator
dan cara kerja sistem-sistem yang ada pada karburator baik sistem utama maupun sistem tambahan.
6. Pada motor bensin multi silinder dengan menggunakan sistem bahan bakar konvensional seringkali
timbul permasalahan yang disebabkan gangguan pada sistem bahan bakar. Apabila sistem
pengapiannya dalam kondisi normal, tetapi timbul gejala mesin tidak normal, kemungkinan apa
saja yang menyebabkannya? Tugas Anda adalah mengidentifikasi kemungkinan gejala atau
gangguan apa saja yang dapat terjadi dan mendiagnosis beberapa kemungkinan penyebabnya.
7. Pada motor diesel terdapat beberapa komponen dan sistem-sistem yang berkaitan dengan sistem
bahan bakar. Apabila suatu motor diesel yang masih menggunakan sistem bahan bakar
konvensional, komponen dan sistem apa saja yang ada? Tugas Anda adalah mengidentifikasi
komponen dan sistem-sistem yang ada dan menjelaskan cara kerjanya apabila sistem bahan bakar
motor diesel menggunakan:
1. Pompa injeksi IN LINE
2. Pompa injeksi distributor type VE
8. Pada motor diesel sering terjadi gangguan antara lain knocking, asap tebal, kurang tenaga dan
sebagainya. Tugas Anda adalah mengidentifikasi gangguan-gangguan yang mungkin timbul dan
mendiagnosis kemungkinan penyebabnya. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang
mungkin terjadi, hal-hal yang penyebab gangguan tersebut dibatasi khusus untuk motor diesel
dengan sistem bahan bakar konvensional.
9. Fungsi sistem pelumasan baik pada motor bensin maupun pada motor diesel adalah untuk
mencegah kontak langsung antara dua bagian mesin yang saling bergesekan/bersinggungan. Tugas
Anda adalah mempelajari cara kerja sistem pelumasan basah dan mengidentifikasi kemungkinan
gangguan mesin khusunya pada sistem pelumasan serta mendiagnosis kemungkinan penyebabnya.
10. Fungsi sistem pendinginan baik pada motor bensin maupun pada motor diesel adalah untuk
mempertahankan agar temperatur motor selalu pada temperatur kerja yang paling efisien pada
berbagai kondisi. Tugas Anda adalah mempelajari cara kerja sistem pendinginan dan
mengidentifikasi kemungkinan gangguan mesin khusunya pada sistem pendinginan serta
mendiagnosis kemungkinan penyebabnya.

Jawab :
1. Mengidentifikasi komponen utama motor yang biasanya dilengkapi dengan tanda pemasangan dan
dampak yang ditimbulkan apabila tanda tersebut terbalik pada saat perakitan komponen motor yaitu
a. Pegas torak
Pemasangan pegas torak harus memperhatikan tanda yang tertera pada pegas torak. Tanda
tersebut dapat berupa angka, kode, titik, dan sebagainya.
Dampak apabila tanda tersebut terbalik adalah mengakibatkan oli pelumas pada didnding
silinder mesin tidak tersapu bersih pada waktu torak turun ke bawah, sehingga pelumas masuk
ke dalam ruang bakar. Dalam hal ini bisa menimbulkan berbagai macam gannguan pada mesin
nantinya.
b. Torak dan batang orak serta tutup bantalan batang torak
Pada torak, batang torak, dan tutup bantalan batang torak juga terdapat tanda pemasangan.
Semua tanda yang ada tersebut dalam pemasangannya harus menghadap ke depan.
Dampak tanda pemasangan pada torak terbalik, maka akan mempengaruhi offset engine
sehingga gaya ke samping yang ditimbulkan torak semakin besar dan mengakibatkan dinding
silinder akan cepat aus. Pada jenis mesin tertentu, apabila pemasangan torak terbalik akan
mengakibatkan torak dan katup saling tumbukan, karena pada kepala torak terdapat coakan
yang ditempati kepala katup yang diameternya berbeda antara katup masuk dan katup buang.
Dampak pemasangan batang torak terbalik, mengakibatkan pelumasan pada dinding silinder
menjadi tidak sempurna, karena lubang oli yang terdapat pada big end batang torak tertutup.
Lubang oli pada big end batang torak akan menyemburkan oli pada saat big end pada posisi
paling atas.
Dampak pemaangan tutup bantalan batang torak salah, maka dapat mengakibatkan poros
engkol tidak dapat berputar karena diameter big end batang torak menjadi tidak silindris atau
tidak benar-benar bulat.
c. Pemasangan torak pada silinder
Dampak Pemasangan torak pada silinder terbalik ruang bakar akan mempengaruhi offset
engine yaitu titik tengah dari piston dan titikl tengah dari poros engkol tidak segris.
d. Pemasangan tutup bantalan batang torak
Tanda pemasangan yang ada di samping harus lurus dengan tanda yang ada pada batang torak.
e. Pemasangan perpak kepala silinder
Pemasangan perpak kepala silinder perlu mendapat perhatian khusus, sebab pada perpak kepala
silinder terdapat lubang untuk aliran minyak pelumas.
Dampak Apabila pemasangan perpak kepala silinder terbalik, maka akan mengakibatkan
lubang pelumasan yang menuju ke rocker arm terhambat sehingga bagian atas mesin tidak
mendapat pelumasan.

2. Prosedur pengukuran tiap-tiap komponen motor untuk beberapa merk atau type kendaraan
sekaligus mempelajari bagaimana menginterpretasi hasil pengukuran komponen motor
a. Pemeriksaan dan pengukuran mekanisme katup.
1) Tonjolan nok diukur menggunakan mikrometer (STD in : 36,588 - 36,688 mm dan ex :
36,403 - 36,503 mm)

Contoh hasil pengukuran :


IN EX
Nok 1 36,62 mm Nok 1 36,42 mm
Nok 2 36,62 mm Nok 2 36,42 mm
Nok 3 36,62 mm Nok 3 36,42 mm
Nok 4 36,62 mm Nok 4 36,42 mm
Kesimpulan : Tonjolan nok masih baik.

2) Mengukur diameter jurnal camshaft.


Contoh hasil pengukuran :
Jurnal camshaft no.1 (STD : 43,209 – 43,225 mm) : 43,21 mm
Jurnal camshaft no.2 (STD : 42,954 – 42,970 mm) : 42,96 mm
Jurnal camshaft no.3 (STD : 42,704 – 42,720 mm) : 42,71 mm
Jurnal camshaft no.4 (STD : 42,459 – 42,475 mm) : 42,47 mm
Kesimpulan : Diameter jurnal masih sesuai spesifikasi (baik)
3) Memeriksa celah oli bantalan camshaft, dengan mengukur diameter bantalan camshaft
dikurangi diameter jurnal camshaft (STD : 0,070 – 0,3 mm).
Contoh hasil ukur :
Celah oli no.1 : 43,25 mm – 43,21 mm = 0,04 mm
Celah oli no.2 : 43,01 mm – 42,96 mm = 0,05 mm
Celah oli no.3 : 42,78 mm – 42,71 mm = 0,06 mm
Celah oli no.4 : 42,49 mm – 42,45 mm = 0,04 mm
Kesimpulan : Celah oli belum masuk standar harus diperbaiki.
4) Memeriksa diameter valve lifter (STD : 21,387 - 21,404 mm).
Contoh Hasil ukur :
in : No.1 : 21,42 mm
No.2 : 21,41 mm
No.3 : 21,41 mm
No.4 : 21,41 mm
ex : No.1 : 21,42 mm
No.2 : 21,41 mm
No.3 : 21,41 mm
No.4 : 21,42 mm
Kesimpulan : Diameter valve lifter masih masuk (STD).

b. Pemeriksaan dan pengukuran mekanisme engkol.


Mengukur diameter torak untuk menentukan apakah torak masih standar atau sudah
oversize (STD 80,450 – 80,980 mm).

Contoh Hasil ukur :


Torak no.1 : 80,430 mm
Torak no.2 : 80,440 mm
Torak no.3 : 80,430 mm
Torak no.4 : 80,430 mm
Kesimpulan : Ukuran torak dibawah standar dan tidak ada tanda di permukaan torak jika
sudah di oversize. Maka perlu diganti dan di oversize.
c. Mengukur diameter main journal poros engkol, STD diameter main journal (49,976 mm –
49,984 mm).

Contoh Hasil ukur :


main journal Hasil
Main Jurnal Pengukuran
No (mm)
1 49,720
2 49,640
3 49,600
4 49,700
5 49,540
Kesimpulan : Ukuran main journal dibawah standar, sehingga perlu diperbaiki dan di
undersize.

d. Pemeriksaan dan pengukuran blok silinder.


Mengukur keovalan dan ketirusan lubang silinder menurut arah aksial dan arah dorong di
bagian atas, tengah dan bawah menggunakan cylinder bore gauge (ukuran lubang standar
80,500 - 80,530 mm).

Hasil pengukuran (mm)


Posisi Silinder 1 Silinder 2 Silinder silinder 4 Ukuran Standar (mm)
3
A (atas) 80,540 80,540 80,540 80,540 80,500 - 80,530
B (tengah) 80,550 80,540 80,560 80,550 80,500 - 80,530
C (bawah) 80,550 80,550 80,540 80,550 80,500 - 80,530
Kesimpulan : hasil pengukuran menunjukkan bahwa pengukuran diameter lubang silinder
telah di atas ukuran standarnya, sehingga lubang silinder perlu pembubutan atau oversize.
3. Mengidentifikasi kebaikan dan kelemahan dari timing belt, timing chain, dan timing gear dengan
disertai alasan yang jelas.
a. Timing belt
Keuntungan :
– Lebih murah lantaran tak menggunakan bahan logam
– Lebih senyap (tidak berisik layaknya timing chain, apalagi timing gear)
– Lebih mudah dalam penggantian
– Minim vibrasi (getaran mesin)
– Fleksibeldan bisa diposisikan sesuai keinginan mekanik
– Lebih ringan (bila dibandingkan timing chain ataupun timing gear)
Kelemahan :
– Sulit mencapai rpm tinggi
– Mudah rusak bila terkena panas berlebih
– Mudah slip dan respon putaran crank shaft ke cam shaftnya sangat inferior bila
dibandingkan dengan 2 penggerak lainnya (banyak loss power)
– Lebih rentan putus sehingga mengakibatkan tabrakan valve (klep) dan piston
– Masa pakainya paling rendah bila dibandingkan 2 penggerak lainnya
– Masa pakai sangat bergantung pada material pembuat & perawatannya
b. Timing chain
Keuntungan :
– Masa pakainya lebih lama dari pada timing belt
– Lebih kuat dalam penggunaan sehari – hari
– Mampu dipasang pada mesin yang mempunyai karakter tenaga penuh dan Mid-High
RPM
– Lebih minim loss power ketimbang timing belt
– Minim perawatan berkala (kecuali dalam kondisi tertentu)
Kekurangan :
– Lebih berat dari padatiming belt
– Masih sering ditemui gejala slip, sehingga power tidak bisa merata
– Lebih mahal dibandingkantiming belt, meski tak semahal timing gear
– Kaku, sehingga rata-rata konfigurasinya sama
– Lebih sulit dalam hal penggantian karena terletak dalam mesin
– Vibrasi (getaran) di mesin lebih tinggi
c. Timing Gear
Keuntungan :
– Masa pakai (lifespan) paling tahan lama
– Paling kuat
– Paling minim loss power antara putaran crank shaftdan cam shaft
– Mampu dipakai di mesin berperforma tinggi yang juga memiliki putaran mesin (rpm)
tinggi
– Sangat minim perawatan
– Tidak mudah slip
– Tingkat vibrasi rendah meskipun menggunakan logam
Kekurangan :
– Paling mahal diantara 2 penggerak cam shaft lainnya (termasuk cost produksinya)
– Paling kompleks &rumit dalam hal pembuatannya
– Penggantiannya sangat rumit
– Membutuhkan tingkat presisi& akurasi yang tinggi
– Hanya bisa digunakan pada mesin yang memiliki langkah piston (stroke) pendek
– Lebih berisik

4. Diketahui suatu motor 3 silinder in line dengan Firing Order 1-2-3 sedang pada posisi top kompresi
silinder 1, tentukan katup-katup yang dapat distel. Tugas Anda adalah menggambar diagram proses
kerja motor dan menentukan katup-katup yang perlu distel saat top kompresi silinder 1 dengan
disertai penjelasan mengapa katup-katup tersebut dapat distel.
DIAGRAM PROSES KERJA MOTOR DENGAN FO 1-2-3
LANGKAH (DERAJAT POROS ENGKOL)
Sil
0O 60O 120O 180O 240O 300O 360O 420O 480O 540O 600O 660O 720O
1 U U U B B B I I I K K K

2 I K K K U U U B B B I I

3 B B I I I K K K U U U B

Pada posisi top kompresi silinder 1, katup-katup yang dapat distel adalah :
a. Silinder 1 yang bisa dstel adalah Katup In dan Ex karena posisi top kompresi katup in dan ex
posisi menutup.
b. Silinder 2 sedang melaksanakan langkah Isap baru 120 0 dari TMA sehingga yang bias distel
hanya katup Ex.
c. Silinder 3 Sedang melaksanakan langkah buang 60 o dari TMB, sehingga yang bias dstel katup
In.

5. Fungsi komponen-komponen karburator dan cara kerja sistem-sistem yang ada pada karburator
baik sistem utama maupun sistem tambahan.
Fungsi semua komponen yang ada di karburator, cara kerja sistem yang ada pada karburator, baik
sistem utama maupun sistem tambahan adalah :

Gambar. Komponen Karburator


a. Komponen dan fungsi komponen karburator
1) Main Jet
Main jet berfungsi untuk mengatur volume bahan bakar yang mengalir dari ruang
pelampung menuju ruang bakar melalui idle port, slow port, dan nozzle utama.

Gambar .Main jet


2) Slow Jet
Slow jet berfungsi untuk mengatur volume bahan bakar yang menuju idle port dan slow
port.

Gambar .Slow jet


3) Economizer Jet
Economizer jet berfungsi untuk mempercepat aliran bahan bakar karena laju aliran
bahan bakar akan terhambat setelah melewati slow jet yang lubangnya sangat kecil.

Gambar .Economizer jet

4) Air Bleeder
Air bleeder berfungsi untuk membantu atomisasi bahan bakar yang keluar melalui nosel
utama

Gambar .Air bleeder


5) Main Nozzle
Nosel utama (main nozzle) merupakan lubang keluarnya bahan bakar pada saat motor
berputar pada kecepatan tinggi.
6) Throttle Valve
Katup throttle (Throttle Valve) atau biasa disebut katup gas adalah katup yang berfungsi
untuk mengatur pembukaan saluran udara yang masuk ke dalam silinder
7) Choke Valve
Katup cuk (choke valve) merupakan katup yang mengatur besarnya kevakuman yang terjadi
di bawah katup cuk tersebut
8) Idle Mixture Adjusting Screw
Baut penyetel campuran idel (idle mixture adjusting screw) berfungsi untuk mengatur
campuran udara dan bahan bakar pada saat motor berputar pada putaran idel (stasioner)
sehingga diperoleh campuran yang ideal

Gambar .Idle Mixture Adjusting Screw

b. Cara kerja Sistem Utama Karburator


Untuk memenuhi kebutuhan kerjanya, pada karburator pada system utama terdapat
beberapa sistem yaitu:
1) Sistem pelampung
2) Sistem Stasioner dan Kecepatan Lambat
3) Sistem Kecepatan Tinggi Primer
4) Sistem Kecepatan Tinggi Sekunder
5) Sistem Tenaga (Power System)
6) Sistem Percepatan
7) Sistem Cuk
Cara kerja sistem utama karburator dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Sistem Pelampung

Gambar. Cara Kerja Sistem Pelampung


Cara Kerja system pelampung :
Apabila permukaan bahan bakar di dalam ruang pelampung turun, maka pelampung
akan turun sehingga jarum pelampung membuka saluran masuk. Akibatnya bahan bakar
yang berasal dari pompa bahan bakar mengalir masuk ke ruang pelampung.
Selanjutnya apabila permukaan bahan bakar dalam ruang pelampung naik, maka
pelampung ikut naik sehingga jarum pelampung menutup saluran bahan bakar.
Akibatnya aliran bahan bakar terhenti.
Demikian seterusnya sehingga permukaan bahan bakar diharapkan selalu konstan
walaupun putaran mesin berubah-ubah.
2) Sistem Stasioner dan Kecepatan Lambat

Gambar. Cara Kerja Sistem Stasioner


Cara Kerja Sistem Stasioner adalah :
Pada saat mesin berputar stasioner, bahan bakar mengalir dari ruang pelampung melalui
primary main jet, kemudian ke slow jet, economizer jet, dan akhirnya ke ruang bakar
melalui idle port.

Gambar. Cara Kerja Sistem Kecepatan Lambat

Cara Kerja Sistem Kecepatan Lambat adalah :


pada saat pedal gas ditekan sedikit, maka katup gas akan membuka lebih lebar sehingga
aliran bahan bakar dari ruang pelampung tersebut masuk ke ruang bakar selain melalui
idle port juga melalui slow port.
3) Sistem kecepatan Tinggi Primer
Cara Kerja Sistem kecepatan Tinggi Primer adalah :
Pada saat pedal gas dibuka lebih lebar, aliran bahan bakar dari ruang pelampung
langsung menuju primary main nozle (nosel utama primer). Sementara dari idel port dan
slow port tidak lagi mengeluarkan bahan bakar karena kevakuman pada idel port dan
slow port lebih rendah dari pada di daerah primary main nozle.

Gambar. Cara Kerja Sistem kecepatan Tinggi Primer

4) Sistem Kecepatan Tinggi Sekunder


Cara Kerja Sistem Kecepatan Tinggi Sekunder adalah :
Pada saat pedal gas dibuka penuh, maka katup gas sekunder (secondary throttle valve)
terbuka sehingga bahan bakar keluar selain dari nosel utama primer juga melalui nosel
utama sekunder. Dengan demikian jumlah bahan bakar yang masuk lebih banyak lagi,
karena dari kedua nosel mengeluarkan bahan bakar.
Gambar. Cara Kerja Sistem Kecepatan Tinggi Sekunder

5) Sistem Tenaga

Gambar. Cara Kerja Sistem Tenaga

Cara Kerja Sistem Tenaga adalah :


Apabila katup gas hanya terbuka sedikit, kevakuman pada intake manifold besar,
sehingga power piston akan terhisap pada posisi atas. Hal tersebut akan menyebabkan
power spring (B) menekan power valve sehingga power valve tertutup.
Apabila katup gas dibuka lebih lebar, maka kevakuman pada intake manifold akan
berkurang sehingga kevakuman tersebut tidak mampu melawan tegangan pegas power valve
(spring A). Akibatnya power piston akanmenekanpower valve sehingga saluran power jet
terbuka. Pada keadaan seperti ini bahan bakar disuplai dari primary main jet dan power jet.

Gambar. Power valvepada sistem tenaga

6) Sistem Percepatan

Gambar. Cara Kerja Sistem Percepatan

Cara Kerja Sistem Percepatan adalah :


Pada saat pedal gas diinjak secara tiba-tiba, plunger pompa akan bergerak turun
menekan bahan bakar yang ada di ruangan di bawah plunger pompa. Akibatnya bahan
bakar akan mendorong outlet steel ball dan discharge weight, sehingga bahan bakar
keluar melalui pump jet menuju ruang bakar.
Setelah melakukan penekanan, plunger pompa kembali ke posisi semula karena adanya
pegas yang ada di bawah plunger pompa. Akibatnya bahan bakar yang ada di ruang
pelampung terhisap melalui inlet steel ball.
7) Sistem Cuk
Cara Kerja Sistem Cuk Manual Adalah :
Pada sistem cuk manual untuk membuka dan menutup katup cuk digunakan linkage yang
dihubungkan ke ruang kemudi. Apabila pengemudi akan membuka atau menutup katup cuk
cukup menarik atau menekan tombol cuk yang ada pada instrumen panel (dashboard)

Gambar. Cara Kerja Sistem Cuk Manual

Cara Kerja Sistem Cuk Otomatis adalah :


Pada sistem cuk otomatis, katup cuk membuka dan menutup secara otomatis tergantung dari
temperatur mesin. Pada umumnya sistem cuk otomatis yang digunakan pada karburator ada
dua macam yaitu: sistem pemanas dari exhaust dan sistem electric.
Pada saat mesin masih dingin :
Pada saat mesin distart katup cuk tertutup rapat hingga temperatur di ruang mesin mencapai
25˚ C. Apabila mesin dihidupkan dalam keadaan katup cuk menutup maka akan terjadi
kevakuman di bawah katup cuk. Hal tersebut akan menyebabkan bahan bakar keluar melalui
primary low dan high speed system dan campuran menjadi kaya.

Gambar. Cara Kerja Sistem Cuk Otomatis Saat Dingin


Pada saat mesin Panas :
Setelah mesin hidup, pada terminal L timbul arus dari voltage regulator, arus tersebut
akan mengalir ke choke relay sehingga menjadi ON. Akibatnya arus dari ignition switch
mengalir melalui choke relay menuju ke masa electric heat coil. Apabila electric heat
coil membara/panas maka bimetal element akan mengembang dan akan membuka choke
valve.

Gambar. Cara Kerja Sistem Cuk Otomatis Saat Panas

c. Cara kerja Sistem Tambahan Karburator


1) Mekanisme Idel Cepat
Cara kerja mekanisme Idel Cepat adalah :
Apabila katup cuk menutup penuh dan katup throttle ditekan sekali, kemudian
dibebaskan, maka pada saat yang sama, fast idle cam yang dihubungkan dengan cuk
melalui rod berputar berlawanan arah jarum jam. Kemudian fast idle cam menyentuh
cam follower yang dihubungkan dengan katup throttle sehingga katup throttle akan
membuka sedikit.

Gambar. Cara kerja Mekanisme Idel Cepat


2) Hot Idel Compensator (HIC)
Cara kerja Hot Idel Compensator (HIC) adalah :
Pada saat temperatur mesin naik, maka bimetal membuka thermostatic valve, sehingga
udara dari air horn mengalir ke dalam intake manifold melalui saluran udara dalam
flange sehingga campuran udara dan bahan bakar menjadi normal kembali. Katup
thermostatic mulai membuka apabila temperatur di sekeliling elemen bimetal telah
mencapai 55˚ C dan akan membuka penuh pada temperatur 75˚ C.

Gambar cara kerja Hot Idel Compensator (HIC

3) Anti Dieseling
Cara Kerja Anti Dieseling adalah :
Apabila kunci kontak di ON kan, maka arus akan mengalir dari baterai ke solenoid
sehingga selonoid akan menjadi magnit. Akibatnya katup tertarik sehingga saluran pada
economiser jet terbuka dan bahan bakar dapat mengalir ke idle port. Setelah kunci
kontak dimatikan, arus yang ke solenoid tidak ada sehingga kemagnitannya hilang.
Akibatnya katup solenoid turun ke bawah karena adanya pegas sehingga saluran pada
economiser jet tertutup. Dengan demikian tidak akan terjadi dieseling karena bahan
bakar tidak dapat mengalir ke idle port.

Gambar cara kerja Anti Dieseling


4) Choke Opener
Cara kerja choke opener adalah :
Pada saat motor masih dalam keadaan dingin. Posisi katup sedang menutup saluran
vakum dari choke opener menuju intake manifold.
Pada saat suhu motor telah mencapai di atas 68º C, maka TVSV akan mengembang dan
membuka saluran vakum dari choke opener menuju intake manifold. Akibatnya
membran akan tertarik ke kanan karena besarnya kevakuman pada intake manifold
dapat melawan tegangan pegas pada choke opener. Dengan tertariknya membran ke
kanan maka katup cuk (choke valve) akan membuka.

Gambar cara kerja choke opener

5) Ckocke Breaker
Cara kerja Ckocke Breaker adalah :
Ckocke Breaker akan membuka katup cuk perlahan-lahan setelah motor hidup.
Membukanya katup cuk karena adanya gerakan batang yang dihubungkan dengan
membran pada choke breaker, dan bergeraknya membran tersebut karena kevakuman
pada intake manifold.

Gambar Cara kerja Ckocke Breaker


6) Altitude Compensator
Cara kerja Altitude Compensator adalah :
Pada saat kendaraan berjalan di dataran tinggi, maka aneroid bellows akan
mengembang sehingga katup akan terdorong ke kiri membuka saluran udara. Dengan
demikian udara yang masuk ke dalam ruang bakar disamping lewat jalur utama, juga
melalui jalur alternatif yang dikendalikan oleh aneroid bellows tersebut.

Gambar cara kerja Altitude Compensator


7) Dashpot
Cara kerja Dashpot adalah :
Selama pengendaraan berjalan normal, tidak ada vakum pada TP port, sehingga pegas
dalam TP port menekan diafragma ke kiri menggerakkan TP adjusting screw ke kiri.
Selama perlambatan, tuas pengait pada katup throttle menyentuh adjusting screw,
mencegah katup throttle menutup penuh. Kemudian vakum dari TP port bekerja pada
diafragma melalui jet memungkinkan katup throttle berangsur-angsur menutup.

Gambar cara kerja dashpot


8) Deceleration Fuel Cut-Off System
Cara kerja Deceleration Fuel Cut-Off System sebagai berikut :
Selama pengendaraan normal dengan putaran mesin di bawah 2000 rpm, solenoid valve
pada posisi ON. Pada saat ini saluran bahan bakar pada slow port terbuka karena
solenoid mendapat masa dari Emission Control Computer.
Apabila putaran mesin mencapai 2000 rpm atau lebih, Emission Control Computer akan
menghubungkan arus solenoid ke masa melalui vacuum switch. Pada saat ini vacuum
switch pada posisi ON karena vacuum pada TP port lebih kecil dari 400 mmHg.
Apabila pada putaran mesin di atas 2000 rpm, kemudian pedal gas tiba-tiba dilepas
(deselerasi) maka vacuum pada TP port akan lebih besar dari 400 mmHg, vacuum
switch akan OFF dan solenoid valve tidak mendapat masa sehingga solenoid valve
menutup saluran bahan bakar yang ke slow port.
Apabila putaran mesin mencapai 2000 rpm , maka solenoid valve akan mendapat masa
dari emission control computer kembali sehingga saluran bahan bakar yang ke slow port
dan idle port terbuka dan bahan bakar akan mengalir kembali. Hal tersebut untuk
mencegah mesin mati dan mempertahankan agar mesin dapat hidup pada putaran idle.

Gambar Deceleration Fuel Cut-Off System


6. Mengidentifikasi kemungkinan gejala atau gangguan apa saja yang dapat terjadi dan mendiagnosis
beberapa kemungkinan penyebab mesin tidak normal adalah :
a. Mobil Tidak Mau Stasioner
Salah satu masalah yang sering terjadi pada sistem karburator mobil adalah mobil yang tidak
mau stasioner.
Cara mendiagnosa :
1) Periksa katup solenoid bekerja atau tidak serta bersihkan ujung katup selenoidnya.
2) Lakukan penyetelan pada IMAS, apabila tidak bisa distel berarti ada ganggua, buka dan
bersihkan.
3) Periksa selang vakum, cek apakah terdapat keretakan pada selang atau tidak
4) Periksa posisi pada katup cuk apakah dalam kondisi cuk/ tidak
5) Periksa kondisi selang bahan bakar, jangan sampai posisi kotor ataupun terjepit.
6) lakukan pengecekan pada pelampung karburator apakah pelampung sudah bekerja sesuai
fungsinya.
b. Carburator Banjir
Cara mendiagnosa:
1) Lakukan mengecek jarum pelampung. Apakah komponen ini rusak atau aus, periksa
juga pegas jarum pelampung agar jangan sampai ada bagian yang patah.
2) Periksa permukaan ada bahan bakar kendaraan di dalam pelampung agar jangan sampai
melebihi batas yang ada. Jika perlu lakukan pengecekan pada needle valve apakah
tersumbat dengan kotoran atau tidak.
3) Cek kerja pelampung, apakah bekerja secara optimal atau tidak.
c. Tidak dapat melakukan akselerasi
Cara mendiagnosa :
Lakukan pemeriksaan pada pompa akselerasi dengan cara membuka katup trotle dengan
cepat, apabila tidak ada bahan bakar yang keluar melalui pump jet maka lakukan
pembongkaran pada carburetor.
d. Saat deceleration mesin mati
Cara mendiagnosa :
1) Lakukan pengecekan pada solenoid apakah bekerja atau tidak
2) Lakukan pemeriksaan pada selang vacuum dari kebocoran
3) Lakukan pemeriksaan wiring diagram deceleration full cut off.
e. Saat pedal gas dilepas dengan cepat saat melakukan pengereman mesin mati yaitu terjadi
dashpot.
Cara mendiagnosa :
Lakukan pemeriksaan pada diafragma apakah bekerja atau tidak
7. Pada motor diesel terdapat beberapa komponen dan sistem-sistem yang berkaitan dengan sistem
bahan bakar. Apabila suatu motor diesel yang masih menggunakan sistem bahan bakar
konvensional, komponen dan sistem apa saja yang ada? Tugas Anda adalah mengidentifikasi
komponen dan sistem-sistem yang ada dan menjelaskan cara kerjanya apabila sistem bahan bakar
motor diesel menggunakan:
1. Pompa injeksi IN LINE
Komponen pompa injeksi IN LINE
a. Elemen pompa injeksi
Elemen pompa injeksi pada pompa injeksi in line terdiri atas: plunger dan barrel
(cylinder). Pada plunger terdapat control groove atau control helix yang berfungsi
untuk mengatur banyak sedikitnya bahan bakar yang diinjeksikan. Pada cylinder
terdapat feed hole sebagai saluran masuk bahan bakar dan coakan untuk mengunci
supaya barrel tidak bisa berputar.
Cara Kerja :

Gambar Cara kerja Elemen Pompa Injeksi

1) Gambar (a) menunjukkan bahwa plunger sedang pada posisi di titik mati bawah,
bahan masuk melalui feed hole ke ruang penyalur (delivery chamber) pada bagian
atas plunger.
2) Pada saat camshaft berputar dan nok mulai menyentuh plunger, maka plunger
bergerak ke atas (gambar b), maka ketika lubang feed hole tertutup oleh plunger
terjadilah proses penekanan bahan bakar. Ketika plunger bergerak ke atas lagi,
bahan bakar yang ada di dalam delivery chamber mendorong delivery valve (katup
penyalur) dan keluar melalui pipa tekanan tinggi menuju injektor.
3) Selama camshaft berputar, plunger tetap bergerak ke atas, tetapi ketika bibir atas
control groove bertemu dengan bibir bawah feed hole, maka penyaluran bahan
bakar akan terhenti.
4) Gerakan plunger ke atas selanjutnya akan mengakibatkan bahan bakar yang ada di
dalam delivery chamber masuk melalui lubang pada permukaan atas plunger dan
mengalir ke feed hole menuju ruang isap (suction chamber), sehingga tidak ada
bahan bakar yang disalurkan (gambar d).
b. Governor
Governor pada motor diesel berfungsi untuk mengatur putaran sesuai beban mesin.
Cara Kerja :

a. Saat pedal gas dilepas b. Saat pedal gas ditekan

Pada saat pedal gas dilepas, kevakuman yang terjadi di venturi besar sehingga
kevakuman yang terjadi di ruang vakum mampu melawan pegas utama (main spring)
mengakibatkan membran bergerak ke kanan. Dengan demikian maka control rack juga
bergerak ke kanan sehingga suplay bahan bakar ke dalam sillinder berkurang
(minimum).
Pada saat pedal gas ditekan, maka kevakuman yang terjadi di venturi semakin kecil.
Dengan demikian kevakuman yang terjadi di ruang vakum juga mengecil sehingga
membran bergerak ke kiri terdorong oleh pegas utama. Akibatnya control rack
bergerak ke kiri menyebabkan suplay bahan bakar ke dalam silinder bertambah.

c. Automatic timer
automatic timer berfungsi untuk memajukan saat injeksi pada putaran tinggi
Cara Kerja :
Apabila putaran mesin bertambah maka gaya sentrifugal (F) juga bertambah
mangakibatkan timer weight (E) bergerak ke arah luar. Permukaan (D) dari timer
weight meluncur sesuai dengan advance flange pada sisi sepanjang journal (A) dari
driving flange. Pada kondisi tersebut, jarak (L) antara journal (A) dan dowel (B) pada
timer hub akan berkurang.
Dengan demikian driving flange, timer hub (tetap pada drive shaft) dan cam shaft
pompa dapat berubah relatif terhadap posisi putarannya sebesar sudut advance.
Komponen gaya sentrifugal untuk menggerakkan timer weight ke luar sesuai dengan
tegangan pegas (C). Sudut advance bertambah sesuai dengan bertambahnya putaran
mesin.

2. Pompa injeksi distributor type VE


Komponen Pompa injeksi distributor type VE adalah :
a. Pump plunger dan kelengkapannya
Rangkaian penggerak plunger terdiri atas: drive shaft, roller ring, coupling, cam plate,
dan plunger. Apabila drive shaft berputar, maka coupling, cam plate, dan plunger ikut
berputar. Sementara roller ring tidak berputar (diam)
Cara Kerja :
Pada saat suction port bertemu dengan suction groove, maka bahan bakar akan masuk
ke suction groove. Dari suction groove kemudian bahan bakar mengalir ke lubang
tengah plunger. Proses pengisapan ini terjadi saat plunger bergerak ke kiri. Ketika
plunger bergerak ke kanan, bahan bakar keluar melalui distribution port dalam keadaan
sudah bertekanan. Dari distribution port selanjutnya bahan bakar disalurkan ke
distribution passage menuju ke injektor.
b. Feed pump
Feed pump berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari tanki menuju ruang dalam
pompa
Cara Kerja :
Pada saat rotor berputar ke kiri (sesuai arah anak panah), maka pada posisi tertentu
sudu-sudu akan keluar dari rotor akibat gaya sentrifugal yaitu gaya yang cenderung
meninggalkan titik pusat. Pada kondisi tersebut sudu tersebut membawa bahan bakar
menuju ke ruang dalam pompa dan ke timer. Tekanan bahan bakar akan semakin
meningkat seiring dengan putaran rotor. Semakin tinggi putaran rotor, maka tekanan
bahan bakar di dalam rumah pompa semakin meningkat. Apabila tekanan bahan bakar
melebihi tegangan pegas regulating valve, maka bahan bakar akan mengalir ke saluran
masuk melalui regulating valve. Dengan demikian tekanan bahan bakar di dalam ruang
pompa akan konstant pada putaran tertentu.
c. Termination
Cara Kerja :
Bila plunger bergerak ke kanan lebih lanjut, dua spill port pada plunger terbuka dari
spill ring dan bahan bakar bertekanan rendah tertekan ke belakang masuk ke rumah
pompa melalui spill port. Tekanan bahan bakar tiba-tiba akan turun dan injeksipun
berakhir.
d. Pressure Equalization(Penyamaan Tekanan)
Cara Kerja :
Apabila plunger berputar 180° setelah pengiriman bahan bakar, alur penyamaan tekanan
(pressure equalizing groove) segaris dengan saluran distribusi (distribution passage)
sehingga tekanan bahan bakar di dalam saluran dan ruang pompa menjadi sama. Hal
tersebut untuk menghindari terjadinya perbedaan pengiriman bahan bakar ke setiap
silinder.
e. Fuel cut solenoid
Cara Kerja :
Apabila kumparan tersebut dialiri arus, maka kumparan akan menjadi magnet sehingga
katup akan tertarik ke atas. Akibatnya saluran terbuka sehingga bahan bakar yang ada di
ruangan dalam pompa mengalir menuju suction port yang ada di pump plunger.
Kondisi tersebut terjadi pada saat mesin hidup, karena fuel cut solenoid terhubung
dengan baterei melalui kunci kontak. Apabila kunci kontak di-offkan, maka aliran arus
ke fuel cut solenoid terputus sehingga kemagnitannya hilang. Akibatnya katup bergerak
ke bawah karena adanya pegas pengembali sehingga aliran bahan bakar dari ruang
pelampung menuju suction port terhenti.
f. Pump plungerdan spill ring
Cara Kerja :
Apabila sipll ring bergerak ke kiri, maka akan memperkecil langkah efektif (L), sehingga
bahan bakar yang diinjeksikan semakin sedikit. Sebaliknya jika spill ring digeser ke kanan,
maka akan memperbesar langkah efektif (L), sehingga bahan bakar yang diinjeksikan
semakin banyak.
Mekanisme yang menggerakkan spill ring adalah pedal gas melalui governor. Apabila
pedal gas ditekan, maka spill ring akan bergerak ke kanan sehingga langkah efektif semakin
besar. Sebaliknya apabila pedal gas dilepas, maka spill ring bergerak ke kiri sehingga
langkah efektif semakin kecil.
g. Mechanical governor
Cara Kerja :
1) Saat starting
Apabila pedal gas ditekan, adjusting lever akan bergerak ke arah posisi terbuka penuh.
Tension lever tertarik oleh control spring sehingga tension lever menyentuh stoper atas.
Pada saat mesin berhenti, bandul-bandul (flyweight) tidak bergerak dan control lever
menekan governor sleeve dengan tegangan ringan dari start spring, jadi flyweight dalam
keadaan menutup penuh. Pada kondisi tersebut, control lever pada titik tumpu A
berputar berlawanan arah jarum jam dan menggerakkan spill ring ke arah posisi start.
2) Saat idling
Setelah mesin hidup dan pedal gas dilepas, adjusting lever kembali ke posisi idle. Pada
posisi ini hampir tidak ada tegangan control spring pada adjusting lever sehingga pada
rpm rendah flyweight mengembang ke arah luar. Idle spring dan damper spring menjadi
mengkerut oleh dorongan governor sleeve, sedangkan control lever dan tension lever
bergerak ke kanan. Dengan demikian control lever berputar searah jarum jam pada titik
tumpu A memposisikan spill ring pada posisi idle.
3) Saat kecepatan maksimum
Apabila putaran mesin bertambah, dorongan flyweight menjadi lebih besar dibanding
tegangan control spring. Tension lever dan control lever akan menyatu dan berputar
searah jarum jam pada titik tumpu A. Dengan demikian spill ring bergerak ke arah
pengurangan bahan bakar untuk mencegah engine overrun.
4) Saat beban penuh
Apabila pedal gas ditekan, adjusting lever bergerak ke posisi full dan tegangan control
spring menjadi lebih besar, damper spring mengkerut penuh dan tidak bekerja. Tension
lever akan menyentuh stoper atas dan tetap tidak bergerak. Selanjutnya control lever
didorong oleh governor sleeve, control lever berhubungan dengan tension lever sehingga
spill ring mempertahankan pada posisi full load.

h. Automatic timer
Cara Kerja :
Apabila tekanan bahan bakar dalam ruang pompa masih di bawah tekanan timer spring,
maka timer piston pada posisi paling kanan. Pada saat putaran mesin dinaikkan, maka
tekanan bahan bakar dalam ruang pompa bertambah sehingga mampu menggerakkan timer
piston ke kiri melawan tekanan timer spring. Pada kondisi ini slide pin menggerakkan roller
ring searah jarum jam atau berlawanan dengan putaran cam plate. Akibatnya bertemunya
cam pada cam plate dengan roller ring lebih cepat, sehingga saat injeksi lebih maju.
Apabila putaran mesin diturunkan, maka tekanan bahan bakar dalam ruang pompa juga
turun sehingga tekanan timer spring lebih besar dibanding tekanan bahan bakar dalam
ruang pompa. Akibatnya timer piston bergerak ke kanan dan berakibat slide pin
menggerakkan roller ring berlawanan jarum jam atau searah dengan putaran cam plate
sehingga timing injeksi menjadi mundur.
8. Pada motor diesel sering terjadi gangguan antara lain knocking, asap tebal, kurang tenaga dan
sebagainya. Tugas Anda adalah mengidentifikasi gangguan-gangguan yang mungkin timbul dan
mendiagnosis kemungkinan penyebabnya. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang
mungkin terjadi, hal-hal yang penyebab gangguan tersebut dibatasi khusus untuk motor diesel
dengan sistem bahan bakar konvensional.
a. Terjadi Detonasi Penyebab :
 Pada mesin diesel, knocking diawali dari adanya sisa solar yang keluar dari injektor
setelah proses pembakaran. Hal itu membuat ada bahan bakar mentah yang tidak
terbakar, ketika piston berada pada langkah kompresi maka solar tersebut akan terbakat
sebelum injektor mengeluarkan solar karena temperatur udara yang dikompresi cukup
tinggi.
Umumnya suara knocking ini terdengar seperti dua benda yang saling berketukan
dengan interval tertentu secara terus menerus atau bisa juga terdengar ngelitik. Kondisi
ini memang tidak selamanya terjadi, biasanya suara knocking akan terdengar ketika
mesin mengalami overheat, atau ketika mesin berada pada RPM tinggi.
 Penyebab lainnya adalah terkait angka cetane solar yang terlalu rendah. Jika solar
memiliki cetane yang rendah maka solar akan terbakar sebelum temperature puncak
udara dicapai, akibatnya terjadilah pre-ignition.
Solusi untuk masalaj ini adalah dengan mengganti bahan bakar solar cetane tinggi,
apalagi pada mesin commonrail yang memiliki perbandingan kompresi tinggi ini wajib
dipenuhi.
b. Gangguan pada Pengabutan, Penyebabnya :
NO JENIS GANGGUAN PENYEBAB
1 Bahan bakar bocor dari pipa tekanan Mur pengikat pipa tekanan tinggi
tinggi dengan pipa tekanan sudah aus
2 Nozzle rusak nozzle tersumat atau mati
3 Ada udara pada saluran bahan bakar Pipa saluran bahan bakar tersumbat
atau terdapat kebocoran.
4 Saat penginjeksian bahan bakar Setelan penginjeksian bahan bakar
terlambat kurang tepat
5 Control rack tidak berfungsi Mekanisme control rack macet atau
rusak
6 Automatic timer tidak tepat Automatic timer rusak
9. Fungsi sistem pelumasan baik pada motor bensin maupun pada motor diesel adalah untuk
mencegah kontak langsung antara dua bagian mesin yang saling bergesekan/bersinggungan. Tugas
Anda adalah mempelajari cara kerja sistem pelumasan basah dan mengidentifikasi kemungkinan
gangguan mesin khusunya pada sistem pelumasan serta mendiagnosis kemungkinan penyebabnya.
Fungsi minyak pelumas didalam mesin bukan hanya sekedar untuk mencegah terjadinya
gesekan anatara kedua komponen yang saling meluncur, seperti contohnya antara torak dan
dinding silinder, bantalan-bantalan dan komponen lainnya.
Minyak pelumas dapat juga berfungsi sebagai sekat untuk mencegah menerobosnya gas dari
bagian ruang bakar ke bangian bak engkol, kemudian minyak pelumas dapat memindahkan
energy panas dari komponen-komponen didlam mesin untuk dibuang pada udara didalam bak
penampung minyak (carter).
Disamping itu, dengan adanya minyak pelumas berarti dapat dicegah terbentuknya karat
didalam mesin dan produk-produk gas pembuangan akibat penyalaan bahan bakar dapat
diredam atau dikurangi.
Cara Kerja Sistem Pelumas :
Pompa oli bekerja berdasarkan putaran poros engkol. Pompa oli melakukan hisapan oli dari oil
pan dan saringan kasar pada bak oli. Oli yang terhisap kemudian ditekan melalui sistem
pengatur tekanan dan melalui filter oli kemudian oli melumasi komponen-komponen mesin dan
kembali ke bak oli oleh gaya gravitasinya sendiri. Begitu seterusnya sirkulasi pelumasan terjadi
terus-menerus selama sistem pelumasan dapat bekerja dengan baik.
ALIRAN OLI PADA SISTEM PELUMASAN TEKANAN PENUH

Mengidentifikasi kemungkinan gangguan mesin khusunya pada sistem pelumasan serta


mendiagnosis kemungkinan penyebabnya
a. Mesin tidak dapat distarter, tetapi tekanan oli tetap atau tidak ada tekanan
Kemungkinan Penyebab Kerusakan Cara Perbaikan
1) Minyak pelumas terlalu rendah Ganti minyak pelumas dengan
minyak pelumas yang sesuai
2) Kerusakan komponen-komponen Bomgkar dan periksa komponen-
pompa komponen pompa, ganti jika aus
3) Saringan oli tersumbat Ganti saringan oli
4) Katup pengatur tekanan oli rusak Bongkar katup pengatur tekanan oli
dang anti jika rusak
5) Alat pengukur tekanan oli rusak  Buka sending unit & hidupkan
mesin, apabila oli memancar
berarti alat pengontrol rusak
 Periksa system pengontrol
tekanan oli, perbaiki/ganti jika
rusak
6) Minyak pelumas terlalu sedikit Tambah minyak pelumas, sesuai
kebutuhan
7) Paking atau sil yang berhubungan Ganti paking atau sil dengan yang
dengan saluran minyak pelumas baik
bocor

b. Pada waktu mesin beroperasi, tekanan oli berkurang


Kemungkinan Penyebab Kerusakan Cara Perbaikan
1) Kekentalan minyak pelumas Periksa mesin, setel system
berkurang, karena mesin terlalu pengapian dan perbaiki system
panas bahan bakar
2) Kerusakan pada bantalan Bongkar mesin dan perbaiki
3) Tutup pembuangan oli pada carter Perbaiki tutup pembuangan oli
oli bocor
4) Sil pada poros engkol bocor Ganti sil poros engkol

10. Fungsi sistem pendinginan baik pada motor bensin maupun pada motor diesel adalah untuk
mempertahankan agar temperatur motor selalu pada temperatur kerja yang paling efisien pada
berbagai kondisi. Tugas Anda adalah mempelajari cara kerja sistem pendinginan dan
mengidentifikasi kemungkinan gangguan mesin khusunya pada sistem pendinginan serta
mendiagnosis kemungkinan penyebabnya.
a. Cara kerja system pendingin
Ketika Mesin Masih Dalam Keadaan Dingin
Pendingin diberi tekanan oleh pompa air dan bersirkulasi. Ketika mesin masih dalam
keadaan dingin, air pendingin masih dalam keadaan dingin dan thermostat masih tertutup,
sehingga cairan bersirkulasi melalui selang bypass dan kembali ke pompa air.

Ketika Mesin Dalam Keadaan Panas


Setelah mesin menjadi panas, thermostat terbuka dan katup baypass tertutup dalam baypass
sirkuit. Cairan pendingin yang telah menjadi panas di dalam water jacket (yang menyerap
panas dari mesin) kemudian disalurkan ke radiator untuk didinginkan dengan kipas dan
putaran udara dengan adanya gerakan maju kendaraan itu sendiri. Cairan dingin yang sudah
dingin ditekan kembali oleh pompa air ke water jacket.

b. Jenis kerusakan dan cara perbaikannya


1) Thermostat rusak
Termostat yang berfungsi untuk mengatur masuknya air pendingin yang masuk ke
dalam mantel air supaya didapatkan suhu mesin yang sesuai dan apabila pada alat ini
terjadi kerusakan akan mengakibatkan mesin manjadi dingin atau sebaliknya.
Cara mengatasinya:
Tes bagaimana kerja termostat tersebut masih bisa bekerja dengan baik apa tidak
apabila termostat membuka terus ini karena alat tersebut tidak bisa menutup saat mesin
dingin, salah satu yang dapat dilakukan adalah menggantinya.
2) Sistem Pendinginan Bocor
Penyebab terjadinya sistem pendingin bocor:
Pemakaian yang lama dan perawatan sistem pendinginan ynag kurang teratur dapat
menyebabkan kebocoran. Kebocoran ini akan menggangu sirkulasi air pendingin.
Untuk mengetahui bocor atau tidaknya sistem pendinginan yaitu dengan menggunakan
tes tekanan sistem pendingin.
Cara mengatasinya:
Tes tekanan sistem pendingin ini untuk menemukan tempat yang mengalami kebocoran.
Alat yang digunakan adalah radiator tester. Bagian-bagian yang rawan bocor adalah
pada sambungan pipa air dan bak penampung air. Pemompaan ke dalam tidak boleh
melebihi tekanan kerja (1,2 kg/cm2 atau 118 kpa) dari sistem pendingin karena dapat
merusakkan bagian–bagian system pendingin. Setelah sistem diberi tekanan (1,2 kg/cm 2
atau 118 kpa) dengan radiator tester dapat diketahui tempat kebocoran yang akan
diperbaiki.
3) Radiator Tersumbat
Penyebab radiator tersumbat:
Di dalam radiator terdapat komponen yaitu pipa air. Pemakaian yang lama
menyebabkan banyak kotoran atau kerak yang mengendap dan menyumbat saluran air,
sehingga kemampuan membuang panas menjadi menurun. Temperatur yang tinggi akan
merusak komponen-komponen mesin yang lainnya.
Bagian-bagian dari radiator yang bisa terjadi kemungkinan kerusakan yaitu:
a) Mulut Pipa-pipa Air
Pada bagian mulut pipa-pipa air sering terjadi adanya kerak-kerak yang menempel
pada setiap bagian lubang sehingga air tidak dapat masuk malalui pipa yang
tersumbat kotoran tadi.
Cara mengatasinya yaitu:
Untuk membersihkan kotoran tersebut pada bagian ujung pipa dapat dibersihkan
dengan alat penggores besi atau baja yang dibentuk seperti skrap.
b) Pipa-pipa Air
Cara mengatasinya:
Gangguan pada pipa-pipa yang tersumbat oleh kotoran air atau kerakkerak dengan
menggunakan alat korok ke dalam pipa-pipa tersebut, sehingga kerak-kerak yang
menempel bisa dikeluarkan. Perlu diperhatikan bahwa pipa-pipa tersebut dari bahan
yang mudah rusak, maka di dalam membersihkan perlu hati-hati jangan sampai
terjadi kebocoran.
4) Inti Radiator kotor
Bentuk sirip-sirip pada radiator ada dua jenis, yaitu berbentuk plat dan berbentuk zig-
zag. Pada Daihatsu Charade menggunakan sirip jenis zig-zag, sirip-sirip inilah yang
mudah terkena kotoran.
Cara mengatasinya:
Untuk membersihkan kotoran pada sirip-sirip radiator ini dengan cara menyemprotkan
udara dari kompresor ke dalam sirip sampai kotoran keluar.

5) Pompa Air Rusak


Penyebab terjadinya pompa air rusak:
Pompa air berfungsi mensirkulasikan air ke dalam sstem pendinginan. Apabila pompa
air macet atau tidak berfungsi, maka sirkulasi pendinginan akan terganggu, sehungga air
yang mengalir dari radiator ke mesin tidak dapat bersirkulasi dengan sempurna. Adanya
karat di dalam sistem pendinginan dapat merusakkan seal pompa yang akhirnya dapat
menimbulkan kerusakan pada poros dan bantalan.
Pemasangan tali ipas yang terlalu kencang juga menyebabkan kerusakan pada bantalan
dari pompa air pendingin karena akan timbul beban ynag terlalu berat penekanan kesatu
sisi. Seal dari poros pompa yang rusak dapat menimbulkan kebocoran.
Cara mengatasinya:
Dengan memeriksa dimana letak kerusakan itu dengan mengetesnya apabila ditemukan
kerusakan pada seal yang bocor maka diperbaiki seal yang bocor itu apabila tidak dapat
diperbaiki maka ganti pompa itu.
6) Tutup Radiator Bocor
Penyebab terjadinya tutup radiator bocor:
Salah satu fungsi tutup radiator adalah untuk mengurangi tekanan apabila tekanan di
dalam sistem berlebihan sehingga dapat mencegah kerusakan bagian-bagian sistem,
apabila tidak ada kebocoran di dalam sistem pendinginan dan radiator tidak terganggu,
tetapi motor mengalami gejala overheating, maka dapat juga disebabkan karena tutup
radiator yang kurang baik sehingga sistem terlalu tinggi.
Terjadinya tutup radiator bocor diakibatkan karena tekanan air pada radiator yang
sangat tinggi dan tutup radiator tidak mampu menahannya maka komponen pada tutup
radiator itu rusak dan akibatnya bocor.
Cara mengatasinya:
Pemeriksaan tutup radiator untuk mengetahui keadaan katup tekan dan katup isapnya
dengan menggunakan pompa radiator tester seperti terlihat dalam gambar.
Dengan alat tersebut dapat diketahui tekanan pembukaan katup tekan dan katup
vakumnya, serta dapat diketahui apakah ada kebocoran pada tutup radiator atau tidak.
Apabila tutup rusak maka harus diganti.

Anda mungkin juga menyukai