Terletak pada bagian bawah mesin tepatnya yaitu menempel pada blok silinder bagian bawah.
Cara melepas carter yaitu :
a. Menggunakan potongan plat ke celah antara bak oli dengan blok silinder
b. Buka bak penampung oli
c. Bersihkan bak penampung oli
d. Pasang gasket dan beri sealent
e. Pasang baut bak oli dengn kunci momen 2 kg
f. Periksa kembali bak oli
g. Periksa baut pembuangan oli
2. Oil Strainer
Terletak pada bagian bawah bak penampung oli yang terhubung langsung dengan pompa oli dan
berfungsi untuk menyaring kotoran sebelum minyak pelumas terhisap oleh pompa.
Langkah pemeriksaan Oil Strainer :
a. Bersihkan oil strainer dari kotoran yang menempel
b. Periksa penyaring dari kondisi pipa oil strainer
Keterangan :
- Diameter dalam pipa : 15 mm
- Diameter luar pipa : 16,3 mm
- Celah kawat : 0,5 mm
- Diameter oil strainer : 110 mm
3. Pompa Oli
Terletak pada bagian depan blok silinder
Berfungsi sebagai penyaring kotoran yang ada pada minyak pelumas. Katup pembebas
dilengkapi pada saringan oli untuk menyalurkan minyak pelumas apabila ada penyumbatan pada
elemen saringan. Bila terjadi pemampatan maka tekanan diluar saringan oli akan meningkat pada
tekanan kurang lebih 1,0 kg/c di atas tekanan pada tengah filter. Tekanan ini menyebabkan
katup pembebas terbuka, memungkinkan oli mengalir ke bagian tiap mesin tanpa melalui elemen
filter.
Keterangan :
- Panjang saringan oli : 110 mm
- Diameter Saringan oli : 90 mm
- Diameter lubang oli : 5 mm
- Diameter lubang outlet : 10 mm
5. Bagian Mesin yang Memerlukan Pelumasan
Bagian Mesin yang Memerlukan Pelumasan adalah bagian – bagian mesin yang memiliki
konsentrasi kerja penuh dengan mekanisme gerakan antar logam.
Komponen yang memerlukan pelumasan :
1. Crank journal dan Crank pin poros engkol
2. Pin piston
3. Dinding silinder dan Piston
4. Bantalan poros camshaft dan mekanisme katup
Pengecekan oli yang ada pada carter yaitu dengan cara menggunakan dip stick. Dengan
mengangkat dip stick keatas dan lihat apakah oli berada pada titik minimum atau maximum, jika
berada pada titik minimum maka harus dilakukan pergantian oli. Untuk kendaraan disarankan
menggunakan oli yang SAE nya sesuai dengan kondisi wilayahnya. Biasanya disarankan
menggunakan oli yang mempunyai SAE 10w-40, 20w-50 dan 15w-30. Dan juga perhatikan API
Servicenya, untuk kendaraan jenis mesin besin maka harus menggunakan oli yang mempunyai
API Service dengan huruf awal yaitu “S” dan untuk mesin diesel maka cari yang huruf awalnya
“C”. Semakin jauh huruf kedua dari A dan mendekati Z maka oli tersebut memiliki kualitas yang
bagus.
Pada konstruksi SOHC atau OHC, poros kam berada di kepala silinder dan
langsung menggerakkan tuas katup (A) atau tuas ayun katup (B).
Keuntungannya sedikit komponen/ bagian-bagian yang bergerak, berarti
kelembaman massa kecil, sehingga baik untuk putaran tinggi.
Kerugiannya adalah konstruksi motor menjadi tinggi karena ada mekanisme tuas
ayun
b. Dua Poros Kam di Kepala (Double Over Head Camshaft atau DOHC)
Gambar 5. Dua Poros Kam Di Kepala (DOHC)
Konstruksi DOHC memiliki dua kam di kepala silinder, kam langsung
menggerakkan mangkok penumbuk katup. Keuntungannya bentuk ruang bakar
baik dan susunan katup-katup bentuk V menguntungkan bagi performance atau
unjuk kerja mesin. Kelembaman massa paling kecil, sehingga baik untuk motor
putaran tinggi. Kerugiannya konsrtuksi mesin mahal, mesin lebih berat dan
penyetelan celah katup lebih sulit.
c. Langkah kerja
Cari besar celah katup di dalam buku data / manual. Besarnya celah katup
pada mesin panas / dingin biasanya tidak sama.
Lepas tutup kepala silinder.
Kencangkan baut-baut kepala silinder dengan kunci momen sesuai dengan
urutan pengencangan yang benar seperti gambar. Data kekuatan pengencangan
baut lihat
di Modul manual.
Gambar 13. Urutan Pengencangan Baut /Mur Unit Tuas Penekan Katup
Putar motor searah dengan putarannya sampai tanda TMA tepat. Tanda TMA
terletak pada puli motor (gambar) atau pada roda gaya.
Gambar 14. Penepatan Tanda TMA
Tentukan posisi saat akhir langkah kompresi pada silinder 1.
Ketika tanda TMA tepat maka torak silinder 1 (silinder yang posisinya terjauh
dari roda gaya) pada posisi TMA, namun terdapat 2 kemungkinan
langkah/proses yang terjadi, yaitu akhir langkah kompresi atau akhir langkah
buang/awal langkah isap (katup overlaping). Akhir langkah kompresi dapat
diketahui dari adanya celah pada kedua katupnya, karena posisi kedua katup
tertutup atau tidak ada penekanan pada komponen penekan katup.
Sementara untuk akhir langkah buang/awal langkah isap dapat diketahui dari
adanya penekanan pada komponen penekan katup isap dan buang atau
adanya pergerakan katup isap dan buang (overlaping) jika puli digerakkan
bolak-balik pada daerah sekitar TMA.
1). Penyetelan Katup Motor 4 dan 6 Silinder
a). Motor 4 Silinder Sebaris
Jika silinder pertama pada saat akhir langkah kompresi, maka katup
yang dapat disetel ( X ) adalah :
Pada sistem ini, penyetelan plat penyetel dilaksanakan melalui mengganti plat
penyetel dengan bermacam- macam ketebalan. Untuk menyetel celah katup,
diperlukan satu set plat penyetel, mikrometer dan alat khusus untuk menekan
mangkok penumbuk katup.
Ukurlah tebal plat yang telah dilepas (E) dengan mikrometer, kemudian
masukkan ke kotak set yang sesuai dengan ketebalannya.
Cari plat penyetel yang tebalnya sesuai (D) untuk menghasilkan celah katup
yang benar, yaitu D = E + C.
Kontrol ketebalan plat baru dengan mikrometer.
Pasang plat penyetel yang baru pada mangkok.
Kontrol celah katup kembali.