Anda di halaman 1dari 15

Materi Pembelajaran

Perawatan Sistem Utama Engine dan mekanisme katup

1. Bagian-Bagian Mekanisme Katup

Mekanisme katup pada mesin kendaraan berfungsi untuk mengatur pemasukan gas baru
(campuran bahan bakar dan udara) secara optimal ke dalam silinder dan mengatur
pembuangan gas bekas ke saluran buang.

2. Mekanisme Katup dengan Poros Kam Di Bawah

Gambar 1. 1 Katup di Samping (Side Valve atau SV)

a. Katup di Samping (Side Valve atau SV)


Konstruksi SV memiliki ciri katup berdiri dan berada di samping blok motor serta poros
kam terletak di bawah. Keuntungannya konstruksi mesin sederhana, mesin pendek/tidak
memakan tempat, suara tidak berisik, namun bentuk ruang bakar kurang
menguntungkan bagi proses pembakaran yang ideal dan penyetelan celah katup sulit.
Gambar 1. 2 Dua Poros Kam Di Kepala (DOHC

b. Katup di Kepala Silinder (Over Head Valve atau OHV)


Katupnya menggantung di kepala silinder, poros kam terletak di blok silinder bagian
samping bawah. Keuntungannya bentuk ruang bakar yang baik, namun kerugiannya
adalah banyak komponen/bagian-bagian yang bergerak, berarti kelembaman massa
besar sehingga tidak ideal untuk mesin putaran tinggi.

3. Mekanisme Katup Dengan Poros Kam Di Atas


a. Satu Poros Kam di Kepala (Single Over Head Camshaft atau SOHC)
Pada konstruksi SOHC atau OHC, poros kam berada di kepala silinder dan langsung
menggerakkan tuas katup (A) atau tuas ayun katup (B). Keuntungannya sedikit
komponen/ bagian-bagian yang bergerak, berarti kelembaman massa kecil, sehingga
baik untuk putaran tinggi.
Kerugiannya adalah konstruksi motor menjadi tinggi karena ada mekanisme tuas ayun

Gambar 1. 3 Satu Poros Kam di Kepala (SOHC)

b. Dua Poros Kam Di Kepala (Double Over Head Camsaft atau DOHC)

Konstruksi DOHC memiliki dua kam di kepala silinder, kam langsung menggerakkan
mangkok penumbuk katup. Keuntungannya bentuk ruang bakar baik dan susunan
katup-katup bentuk V menguntungkan bagi performance atau unjuk kerja mesin.
Kelembaman massa paling kecil, sehingga baik untuk motor putaran tinggi. Kerugiannya
konsrtuksi mesin mahal, mesin lebih berat dan penyetelan celah katup lebih sulit.
4. Celah Katup dan Penyetelnya
a. Fungsi celah katup
Agar supaya katup-katup dapat menutup dengan sempurna pada semua keadaan
temperature mesin.
b. Mengapa celah katup harus distel ?
Saat mesin hidup komponen mekanisme katup yang jumlahnya banyak bergerak
bergesekan dan mendapat gaya ke berbagai arah serta beban panas, maka semakin
lama komponen semakin aus pada sistem penekan katup dan pada daun katup dan
dudukannya serta pengikat-pengikat menjadi kendor, sehingga celah katup menjadi
berubah besar, Karena keausan-keausan tersebut tidak merata, celah katup berubah
dan perlu distel, sekitar setiap 20.000 km kendaraan berjalan. Celah katup berpengaruh
terhadap unjuk kerja mesin, seperti berikut :
1) Celah terlalu besar
a. Penggerak katup berisik (ada suara pukulan-pukulan logam)
b. Bagian penggerak katup bisa patah (pukulan dan kejutan)
c. Waktu pembukaan katup lebih sedikit dari waktu semestinya
d. Tenaga mesin berkurang.
2) Celah terlalu kecil
a. Waktu pembukaan katup lebih lama dari waktu semestinya
b. Gerak gunting juga lebih lama, kerugian gas baru yang keluar bersama gas
buang besar. Akibatnya : putaran Idle kurang stabil (motor bergetar)
3) Tidak ada celah katup
a. Katup tidak menutup dengan sempurna
b. Ada kerugian gas baru yang keluar bersama gas buang, tenaga motor berkurang
c. Pembakaran dapat merambat ke karburator
d. Katup-katup dapat terbakar karena pemindahan panas pada daun katup tidak
sempurna.

5. Macam-Macam Konstruksi Penyetel Katup


a. Konstruksi umum

Penyetelan celah katup dengan mengendorkan mur pengunci dan memutar skrup
penyetel. Untuk penyetelan celah katup, posisi penumbuk pada kam harus pada
lingkaran dasar

b. Melalui Tuas Ayun ( mis. Marcedes, Ford, Nissan )


Pengukuran celah harus antara tuas ayun dan kam, bukan antara ujung tuas ayun dan
ujung batang katup.
c. Dengan plat penyetel ( mis. Volvo, Fiat, VW )
Pada sistem ini, penyetelan dilaksanakan dengan penggantian plat penyetel yang
tersedia dalam bermacam macam ketebalan. Untuk menyetel celah katup, diperlukan
satu set plat penyetel dan alat khusus untuk menekan mangkok penekan katup

d. Tuas Katup Dengan Eksenter Penyetel (mis. BMW)

e. Penyetel Celah Katup Pada Motor Neptune (Colt T-120)

Referensi
https://www.scribd.com/document/380004440/Modul-Merawat-Sistem-Utama-Engine-Dan-
Mekanisme-Katup

Materi Pembelajaran
KERUSAKAN PADA KEPALA SILINDER

1. Gejala Kerusakan : Tekanan Kompressi Rendah


Kemungkinan Penyebab dan Langkah Perbaikan :
 Penyetelan pembukaan pada katup tidak tepat. Buka tutup katup masuk dan dan katup
buang dan stel pembukaan katup sesuai dengan standard.
 Katup aus / bengkok. Jika katup aus atau bengkok gantilah katup dengan yang baru
sesuai dengan standard.
 Pegas katup patah. Jika pegas katup patah, gantilah pegas dengan yang baru.
 Kepala silinder berubah bentuk atau rusak. Jika terjadi hal demikian gantilah kepala
silinder.
 Dinding silinder aus. Perbaiki dengan menambah oversize, ganti piston dan ring piston
sesuai oversize yang baru atau ganti dinding silinder.
 Piston dan ring piston aus. Jika terjadi hal demikian ganti piston dan ring piston.

2. Gejala Kerusakan : Tekanan Kompressi Terlalu Tinggi.


Kemungkinan Penyebab dan Langkah Perbaikan :
Terjadi / terdapat endapan kotoran diruang bakar. Buka kepala silinder dan bersihkan
kepala silinder dari endapan / kotoran.
 
3. Gejala Kerusakan : Suara Mesin Berisik.
Kemungkinan Penyebab dan Langkah Perbaikan :
 Penyetelan katup tidak tepat. Buka tutup katup dan katup buang lalu setel katup
dengan benar.
 Cam shaft dan rocker arm aus. Perbaiki roker arm dan cam shaft atau ganti dengan
yanng baru.
 Sistem Tensioner rantai mesin rusak / aus. Gantilah tensioner rantai mesin dengan
yang baru.
 Gigi sprocket aus. Ganti gigi sprocket dengan yang baru.
 Dudukan cam shaft dan roker arm aus. Gantilah dudukan tersebut dengan yang baru.

4. Gejala Kerusakan : Mesin Tidak Dapat stasioner.


Kemungkinan Penyebab dan Langkah Perbaikan :
 Katup meunutp tidak duduk atau rapat. Buka sistem katup dan diskir katup hingga
menutup dengan duduk atau rapat.
 Penyetelan katup tidak tepat. Setel pembukaan katup sesuai dengan standard.
 Insulator bocor. Gantilah insulator atau perbaiki jika masih dapat diperbaiki.
5. Gejala Kerusakan : Asap Knalpot (gas sisa pembakaran) Banyak.
Kemungkinan Penyebab dan Langkah Perbaikan :
 Silinder, ring dan piston aus. Perbaiki dengan menambah oversize silinder, ring dan
piston ganti yang baru sesuai oversize.
 Seal katup rusak. Gantilah seal katup jika terdapat kerusakan.
 Gasket kepala silinder bocor. Gatilah gasket dengan yang baru dan pengencangan
baut kepala sillinder sesuai dengan standard.

Referensi
https://www.scribd.com/document/329737898/Gejala-Kerusakan-Pada-Kepala-Silinder-Mtor

Materi Pembelajaran

Perawatan Sistem Pelumasan

1. FUNGSI SISTEM PELUMASAN


Pelumasan berfungsi untuk:
 Memperkecil gesekan sehingga mengurangi keausan
 Mendinginkan komponen (panas komponen berpindah ke oli)
 Sebagai perapat, misal antara ring piston dengan dinding silinder
 Sebagai pembersih dari keausan bidang lumas

2. MACAM-MACAM SISTEM PELUMASAN


a. Pelumasan Campur
Digunakan pada kebanyakan mesin stasioner 2 Tak yang kecil dan kendaraan ringan
seperti : Vespa, Yamaha, Suzuki.

Sifat-sifat yang menonjol


 Selalu menggunakan oli baru, karena oli yang tercampur bensin ikut terbakar
 dan habis.
 Timbul polusi dari gas buang
 Pemakaian oli boros
 Kandungan oli 2 ÷ 4 % dari bensin ( menurut spesifikasi pabrik )
 Pelumasan campur digunakan hanya untuk motor 2 Tak.
Gambar 1 Pelumasan Campur
b. Pelumasan Tekan
Sifat yang menonjol
 Pelumasan kontinyu, teratur dan merata
 Digunakan pada motor Otto (bensin) dan Diesel 4 tak dan Diesel 2 Tak
 Oli perlu diganti pada kurun waktu tertentu
 Pada umumnya: Motor Otto (bensin), oli diganti setiap 10.000 Km Motor Diesel , oli
diganti setiap 5.000 Km

Gambar 2 Pelumasan Tekan


c. Oli Mesin/Motor
Di pasaran banyak oli motor yang ditawarkan pabrik. Bagaimana menentukan oli yang
sesuai untuk kebutuhan motor / engine ? Hal iItu dapat ditentukan melalui spesifikasi oli
yang dapat dibaca pada tulisan yang menempel pada kaleng oli.
a. Spesifikasi Kekentalan (viskositas)
 Spesifikasi ini mengikuti standar SAE (Society of Automotive Engineering )
 SAE 20 tingkat kekentalannya encer
 SAE 30 tingkat kekentalannya sedang
 SAE 50 tingkat kekentalannya kental
 Motor (engine) biasanya menggunakan oli SAE 40

Oli “multigrade”
Oli “multigrade” adalah oli yang telah diberi bahan aditif yang dapat
meningkatkan kemampuan oli untuk tidak cepat encer bila suhunya naik dan
tidak cepat beku pada temperatur rendah.
Contoh :
 Mesran super SAE 20W-50
 Pada temperatur dingin ( W = Winter),
 kekentalan seperti oli biasa SAE 20
 Pada temperatur tinggi, kekentalan
 sama seperti oli biasa SAE 50

Penggunaan oli “multigrade” tidak lebih menguntungkan pada hawa yang


perubahannya tidak banyak / merata seperti di Indonesia.

b. Spesifikasi Kualitas
Spesifikasi ini mengikuti standar API (American Petrolium Institute).
 Motor bensin : SA, SB digunakan untuk tugas ringan
SF digunakan untuk tugas berat

 Motor Diesel : CA, CB digunakan untuk tugas ringan


CF digunakan untuk tugas berat

c. Oli yang biasa digunakan pada motor (engine) :


Motor Otto (bensin) menggunakan oli dengan kualitas SC,SE
Motor Diesel menggunakan oli dengan kualitas CC, CD
Contoh : oli Pertamina yang dapat memenuhi semua kebutuhan normal untuk
motor bensin dan motor Diesel adalah Mesran B40 (SAE 40, API SE/ CC)

d. Interval penggantian oli motor


Motor bensin, oli diganti setiap 10’000 km
Motor Diesel, oli diganti setiap 5’000 km (lebih cepat kotor)

e. Penggantian Elemen Saringan Oli

Gambar 3 Elemen Saringan Oli


Kadang-kadang mesin atau motor kendaraan menggunakan unit saringan oli
dengan elemen saringan yang dapat diganti sendiri.
Cara mengganti elemen saringan :
 Lepas baut pada pusat rumah saringan. Jika rumah saringan melekat/lengket,
pukul sedikit dengan palu plastik untuk melepasnya
 Cuci rumah saringan dan perlengkapannya. Elemen saringan dan seal nya harus
diganti dengan yang baru setiap  20’000 km.

Referensi
http://materismkotomotif.blogspot.com/2016/10/perawatan-berkala-sistem-pelumasan.html

Materi Pembelajaran

Perawatan System Pendingin

a. Fungsi Sistem Pendingin


Seperti halnya pada tubuh manusia bila suhu badan naik, maka bagian-bagian tubuh akan
merasa sakit atau perasaan yang kurang menyenangkan, sehingga mengganggu aktifitas
kita sehari-hari. Untuk mengatasi hal tersebut, maka setiap manusia membutuhkan suatu
proses pendinginan agar dapat mempertahankan suhu yang normal.

Bila kita lihat mesin-mesin yang ada, maka motor penggeraknya selalu memiliki suatu
sistem yang berfungsi mendinginkan komponen-komponen dalam mesin itu sendiri. Ketika
mesin bekerja, di dalam silinder akan terjadi proses pembakaran bahan bakar dan udara
yang berlangsung terus menerus. Hasil dari proses pembakaran bahan bakar ini akan
menghasilkan energi panas yang suhunya sangat tinggi yaitu ± 25000 C kemudian diubah
menjadi energi gerak. Proses ini terjadi berulang-ulang di dalam silinder, sehingga bagian-
bagian motor seperti silinder, kepala silinder, piston dan lain-lain menjadi panas sekali.
Apabila bagian tersebut menerima panas terus menerus ia dapat mengalami perubahan
bentuk dan akhirnya menimbulkan kerusakan. Untuk mencegah hal ini, maka pada motor
bakar mutlak adanya suatu sistem yang dapat menjaga suhu mesin pada batas suhu yang
diperbolehkan, dengan demikian komponen-komponen mesin pun dapat bekerja pada suhu
dan kondisi operasi yang baik.

b. Prinsip Perpindahan Panas


Panas ialah suatu bentuk energi yang dapat berpindah dari satu zat ke zat lain.
Perpindahan ini terjadi apabila kedua zat atau benda tadi mempunyai nilai suhu yang
berbeda. Panas berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi kepada yang lebih rendah.
Perpindahan panas pada dinding silinder terjadi ketika proses pembakaran, akhir
kompressi, selama ekspansi dan langkah pembuangan. Pada langkah pengisian dan awal
langkah kompressi sebagian panas dikembalikan ke gas yang baru masuk sampai suhunya
mencapai keseimbangan.

Panas dapat berpindah melalui 3 cara yaitu :


o Konduksi : perpindahan panas yang terjadi karena adanya singgungan langsung antara
bagian yang bersuhu tinggi dengan bagian yang suhunya lebih rendah (pada zat padat).
Contohnya : panas piston ke cincin kemudian ke dinding silinder.
o Konveksi : perpindahan panas dari tempat yang suhunya lebih tinggi pada suatu aliran
fluida. Perpindahan panas seperti ini dapat terjadi dengan tekanan (menggunakan
pompa air) atau terjadi secara alamiah karena perbedaan berat jenis. Contohnya pada
sistem aliran air pendingin mesin.
o Radiasi : perpindahan panas dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang
suhunya lebih rendah melalui pancaran panas (radiasi). Proses ini tidak memerlukan
media termasuk udara untuk melakukan perpindahan panas. Contohnya panas radiator
yang memancarkan gelombang panas ke ruang sekitarnya.

c. Komponen Sistem Pendingin Air


Komponen sistem pendingin dapat kita identifikasi melalui gambar berikut :
o Pompa air (Water pump)
Pompa air berfungsi untuk mensirkulasikan air dari radiator ke dalam water jacket dan
sebaliknya. Pompa ini terdiri dari sebuah impeller yang letaknya di bagian dalam pompa.
Bila pompa berputar, maka impeller-pun ikut berputar dan menekan air untuk
bersirkulasi. Water pump ditempatkan pada bagian mesin dan diputar oleh crankshaft
melalui timing gear.
o Mantel pendingin (Water jacket)
Water jacket merupakan rongga-rongga yang selalu terisi air pendingin mesin. Ia
terdapat di sekeliling cylinder liner, ruang bakar (combustion chamber), dan katup
(valve). Water jacket dituang sebagai bagian dari engine block dan cylinder head. Ia
berfungsi sebagai tempat aliran air pendingin di dalam block dan cylinder head.
o Thermostat Thermostat berfungsi mempercepat tercapainya suhu kerja normal dan
mempertahankannya saat mesin panas.
o Saluran bypass
Jika mesin dioperasikan dalam keadaan dingin, maka minyak pelumas mesin sangat
sulit mengalir diantara celah komponen mesin yang perlu mendapatkan pelumasan,
sehingga bagian tersebut akan bergesekan lebih besar dan meyebabkan keausan. Bila
hal ini berlangsung lebih lama, maka dapat dipastikan mesin akan mengalami suatu
kerusakan yang sangat fatal
o Radiator
Radiator berfungsi menyerap panas air pendingin dan melepaskannya ke udara yang
ada di sekelilingnya. Ketika air pendingin keluar dari mesin suhunya dapat melebihi
93,30 C (2000 F) Radiator terdiri dari pipa-pipa dan sirip-sirip dengan luas pendinginan
yang cukup luas.
o Tutup radiator (Radiator cap)
Radiator cap berfungsi untuk meningkatkan titik didih air pendingin mesin. Apabila air
radiator berhubungan dengan udara luar yang bertekanan 1 atmosfir, maka air akan
mendidih pada suhu 1000 C semakin tinggi tekanan pada air, maka titik didih air pun
juga akan meningkat, demikian pula sebaliknya .
o Selang radiator (Radiator hose)
Radiator hose berfungsi menyalurkan air pendingin dari blok mesin ke radiator dan
sebaliknya.
o Kipas Pendingin (Radiator fan)
Radiator fan berfungsi mengalirkan udara dengan cepat melalui sirip-sirip radiator,
sehingga panas mesin yang diserap air pendingin dapat diturunkan
o Kopling Fluida
Kopling fluida yang digunakan merupakan kopling yang memiliki kecepatan variabel dan
bersifat peka terhadap temperatur. Fungsinya adalah untuk mengontrol kecepatan
pengendalian/gerakan kipas yang digerakkan oleh mesin sehingga udara yang mengalir
melalui radiator untuk pendinginan dapat diatur
o Tali kipas (Fan belt)
Fan belt atau tali kipas berfungsi memindahkan tenaga crankshaft untuk dapat memutar
radiator fan.
o Sensor-sensor
Ada dua macam sensor suhu yang digunakan pada system pendingin yaitu jenis saklar
on/off dan jenis resistansi variabel. Tipe saklar on/off digunakan pada lampu peringatan
temperatur pada dashboard dan kipas pendingin tipe termal listrik. Saklar ini digunakan
untuk memassakan rangkaian listrik, sehingga dapat menyalakan lampu peringatan
temperatur atau menyalakan kipas listrik pendingin, jika temperatur cairan pendingin
mencapai temperatur kerja sensor misalnya 108o C.

d. Air Pendingin dan Zat Aditif


Coolant adalah salah satu komponen penting di dalam sistem pendinginan karena ia
merupakan media pendingin yang dapat membawa panas dari dalam mesin menuju
radiator. Air pendingin mesin (coolant) ini terdiri dari air tawar dicampur zat additive seperti
zat anti beku (antifreeze) dan condisioner. Ketiga bagian ini mempunyai fungsi masing-
masing untuk dapat mengamankan mesin terhadap overheating, membeku dan berkarat.

Additive adalah zat tambahan yang diberikan pada air pendingin untuk mengatasi
kekurangan sifat yang ada pada air tersebut. Additive yang dimaksud ialah :
 Antifreeze atau ethylene glycol digunakan untuk menaikkan titik didih dan menurunkan
titik beku air
 Conditioner berfungsi mencegah timbulnya karat dengan cara melapisi bagian dalam
semua komponen sistem pendinginan.

Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Air Pendinginan Mesin


Beberapa hal yang mempengaruhi air pendingin mesin :
3. Ketinggian tempat kerja dan tekanan yang ada pada sistem pendingin
 Bertambah tinggi suatu tempat, maka tekanan udara berkurang dan titik didih air akan
menurun.
 Semakin tinggi tekanan yang bekerja pada sistem, semakin tinggi pula titik didih air
1. Suhu kerja sistem pendingin
Ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi suhu kerja air pendingin yaitu :
 Ketinggian tempat dimana mesin bekerja
 Tekanan udara yang bekerja pada sistem pendingin
 Kadar zat anti beku
2. Uap (steam)
Merupakan sesuatu yang sangat penting mencegah agar air pendingin tidak mendidih,
sebab jika air mendidih akan terbentuk gelembung udara di dalam sistem yang akan
menurunkan kemampuan air menyerap dan memindahkan panas.
Gelembung udara dapat juga mengganggu kemampuan water pump mengalirkan air di
dalam sistem. Selain itu bila gelembung udara tadi pecah, ia dapat melepaskan partikel-
partikel pada permukaan logam. Kejadian seperti ini disebut dengan erosi.

Referensi
file:///C:/Users/User/Downloads/105810446-Modul-Sist-Pelumasan-Pendinginan.pdf
Materi Pembelajaran

SISTEM BAHAN BAKAR

 Komponen sistem bahan bakar mekanik terdiri atas : tanki bahan bakar, saluran bahan
bakar, chacoal canister (beberapa model saja), saringan bahan bakar, pompa bahan bakar,
dan karburator.
 Pompa bahan bakar yang biasa digunakan pada motor bensin adalah pompa bahan bakar
mekanik dan pompa bahan bakar listrik. Pompa bahan bakar mekanik digerakkan oleh
mesin itu sendiri, sedang pompa bahan bakar listrik digerakkan dengan arus listrik.
 Karburator berfungsi untuk merubah bahan bakar dalam bentuk cair menjadi kabut bahan
bakar dan mengalirkan ke dalam silinder sesuai dengan kebutuhan mesin.
 Karburator dengan venturi tetap (fixed venturi) dewasa ini masih banyak digunakan karena
konstruksinya sederhana. Sifat utama karburator tersebut menggunakan sebuah venturi
tetap dengan diameter tertentu. Besarnya vakum yang dihasilkan oleh udara yang mengalir
melalui venturi tersebut sesuai dengan kecepatan aliran. Salah satu keistimewaan
karburator tersebut adalah perubahan membukanya venturi sama saat kecepatan rendah
dan sedang, serta pada beban ringan dan sedang. Dengan alasan tersebut volume bahan
bakar berubah sesuai dengan volume udara yang masuk dan tahanan udara yang masuk
menjadi kecil.
 Pada karburator single barel, semua kebutuhan bahan bakar pada berbagai putaran mesin
dilayani oleh satu barel. Pada putaran mesin rendah, diameter venturi yang besar akan
lebih lambat menghasilkan tenaga dibanding diameter venturi yang kecil. Sebaliknya
diameter venturi yang kecil hanya mampu memenuhi kebutuhan bahan bakar pada putaran
mesin tertentu, tetapi pada putaran rendah lebih cepat menghasilkan tenaga. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut maka diciptakan karburator double barel. Pada putaran
rendah, karburator double barel cepat menghasilkan tenaga (output) karena yang bekerja
hanya primary venturi yang mempunyai diameter venturi kecil. Pada putaran tinggi, baik
prymary maupun secondary venturi bekerja bersama-sama sehingga output yang dicapai
akan tinggi karena total diameter venturinya besar.
 Sistem utama pada karburator antara lain : sistem stasioner, sistem kecepatan lambat,
sistem kecepatan tinggi, sistem pelampung, sistem cuk, dan sistem percepatan. Untuk
menyempurnakan kerja karburator dan mengurangi emisi gas buang, maka diperlukan
sistem tambahan, antara lain : Hot Idel Compensator, Mekanisme Idel Cepat, Deceleration
Fuel Cut-Off System, Anti Dieseling, Dash Pot, dan lain-lain.

Referensi
fhttp://otoproduct.blogspot.com/2015/05/sistem-bahan-bakar-konvensional.html
Materi Pembelajaran

KERUSAKAN PADA BLOK SILINDER

Adapun blok silinder dibagi dalam dua golongan besar yakni:


a. Blok Silinder Motor 4 Tak
 Silinder motor 4 tak tidak terdapat lubang-lubang apapun di bagian dalam dinding
silindernya.
b. Blok Silinder Motor 2 Tak
 Silinder motor 2 tak terdapat lubang-lubang pada bagian dalam dinding silinder.
c. Kerusakan Yang Sering Terjadi Pada Blok Silinder
 Kerusakan yang sering terjadi pada blok silinder ialah tergores/aus/lubang silinder
membesar, yang sehingga hal ini dapat mengakibatkan piston menjadi
rusak/kocak/longgar di dalam silinder.

Cara Mudah Mengatasi Kerusakan Pada Blok Silinder


Dan apabila blok silinder sampai mengalami kerusakan demikian maka akan terjadi hal-hal
berikut:

Akibat Kerusakan Blok Silinder Pada Motor 4 Tak


 Kompresi motor menjadi bocor.
 Motor sukar untuk dihidupkan.
 Tenaga motor berkurang/motor tidak bertenaga.
 Suara motor tidak normal/ngempos.
 Motor tidak bisa langsam/lepas handle gas motor akan mati.
 Gap ring piston cepat sejajar/segaris.
 Ring piston sejajar/segaris.
 Oli di bak perseneling naik/merembes masuk kedalam ruang bakar.
 Oli motor cepat kotor, hitam dan cepat encer.
 Oli motor cepat berkurang/habis.
 Ruang bakar cepat kotor dengan arang/karbon.
 Kepala piston cepat kotor dengan arang.
 Busi motor cepat kotor dengan arang.
 Busi motor cepat lemah/mati.
 Knalpot motor cepat kotor dan mengeluarkan asap yang tebal.

Akibat Kerusakan Blok Silinder Pada Motor 2 Tak


 Kompresi motor menjadi bocor/lemah.
 Motor sukar untuk dihidupkan.
 Tenaga motor berkurang/ngempos.
 Suara motor tidak normal/pincang.
 Motor tidak stationer/langsam.
 Ring piston cepat lemah/patah.

Perbaikan Pada Blok Silinder Yang Rusak


 Apabila blok silinder mengalami kerusakan yakni dinding silinder bagian dalam tergores/aus,
maka cara perbaikannya ialah dengan meng-korter silinder yakni dengan merubah ukuran
lubang.
 Dengan bertambahnya ukuran lubang silinder maka bertambah pula cc/isi silindernya yang
biasa disebut sebagai over size/perubahan ukuran di atas ukuran standar.

Perubahan Ukuran Silinder Terdiri Dari 4 Tahap


 0,25 berarti: over size 0,25 mm yakni silinder mengalami perubahan untuk pertama kalinya.
 0,50 berarti: over size 0,50 mm yakni silinder mengalami perubahan untuk kedua kalinya.
 0,75 berarti: over size 0,75 mm yakni silinder mengalami perubahan untuk ketiga kalinya.
 0,100 berarti: over size 0,100 mm yakni silinder mengalami perubahan ukuran untuk
keempat kalinya atau terakhir kalinya.

Setelah pada tahap silinder over size 0,100 maka silinder sudah tidak bisa di korter lagi, dan
langkah perbaikannya ialah dengan mengganti blok silinder baru atau blok silinder lama di
shock kembali. Pekerjaan over size silinder ataupun sok silinder ialah dilakukan oleh bengkel
bubut.

Referensi
https://www.teknikotomotif.co.id/%E2%88%9A-cara-mudah-mengatasi-kerusakan-pada-blok-silinder/

Anda mungkin juga menyukai