Anda di halaman 1dari 8

PEMERIKSAAN SISTEM AC MOBIL

Oleh : Drs. Bintoro, ST, MT


Widyaiswara Madya pada Departemen Otomotif
PPPPTK BOE / VEDC Malang

A. Pengantar
Kenyamanan di dalam ruangan mobil merupakan hal sangat penting bagi penumpang. Penumpang
akan merasa nyaman di dalam mobil jika temperatur dan kelembaban udara di dalam mobil sesuai,
tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, dengan kelembaban dan hembusan udara yang sesuai.
Di negara yang mengalami beberapa musim, ketika musim panas maka penumpang akan
cenderung merasa kepanasan. Oleh karena itu sistem AC harus mampu mendinginkan panas
tersebut sehingga udara terasa sejuk. Hal ini juga berlaku di negara tropis seperti negara kita.
Sebaliknya saat musim dingin, temperatur udara dibawah 5oC bahkan bisa mencapai – 200C, maka
penumpang mobil pasti merasa kedinginan. Dalam hali ini sistem AC harus mampu memanaskan
udara di dalam ruang mobil sehingga udara terasa sejuk.
Pada pembahasan dalam artikel ini yang dimaksud sistem AC mobil adalah sistem AC (Air
Conditioning) yang digunakan pada mobil di negara tropis, yaitu untuk mendinginkan udara
sehingga udara di dalam ruang mobil terasa sejuk.
Sistem AC mobil memiliki komponen sebagai berikut :
1. Kompresor
2. Kondensor
3. Filter (tabung freon dengan pengering)
4. Sistem pengaman meliputi saklar tekanan, sensor tekanan tinggi dan sensor temperatur
5. Katup ekspansi
6. Evaporator
7. Saluran dan pipa
8. Freon (zat pendingin)
Gambar 1. Sirkulasi Zat Pendingin Pada Sistem AC Mobil

B. Pengetesan Sistem AC
Berbagai cara dapat dilaksanakan untuk pengetesan sistem AC, antara lain :

 Tes tekanan
 Tes temperatur
 Tes kebocoran

1. Tes Tekanan

a. Sistem AC Bekerja Normal


Gambar 2. Tekanan Manometer Normal
(Keterangan :TR = Tekanan rendah & TT = Tekanan tinggi)

Setelah manometer pengetes di pasang pada sistem AC mobil, kemudian hidupkan mesin sampai
putarannya minimal 2000 rpm. Kemudian baca penunjukan tekanan pada manometer. Sistem
AC dalam kondisi bekerja normal dan baik jika :
1). pada saluran isap kompresor, zat pendingin harus berupa gas dan dengan tekanan 1,5 – 2 bar
(21 – 29 psi),
2). pada saluran tekan kompresor, zat pendingin masih berbentuk gas dengan tekanan 14,5
– 15,4 bar (200 – 213 psi). Besar tekanan ini juga berlaku sampai zat pendingin masuk ke katup
ekspansi.

b. Sistem AC Tidak Bekerja Normal

1). Tekanan Dibawah Normal


Gambar 3. Tekanan Manometer Dibawah Normal

Jika kedua manometer menunjukkan tekanan yang rendah dari semestinya, maka tekanan yang
kurang pada saluran tekan dan saluran isap kompresor menunjukkan bahwa zat pendingin yang
beredar dalam sistem volumenya sudah berkurang. Jika tetap terjadi kekurangan zat
pendingin meskipun sebelumnya dalam sistem freon sudah diisi penuh, hal ini disebabkan
kebocoran pada sistem, akibatnya sistem AC bekerja tidak efisien (AC kurang dingin).
Bila setelah filter hasil pengukuran menunjukkan tekanan tinggi, hal ini
bisa menunjukkan bahwa filter sudah kotor.

2). Tekanan Lebih Besar


Gambar 4. Tekanan Manometer Lebih Besar

Kedua manometer menunjukkan tekanan yang lebih besar. Penyebabnya adalah :


a) Jika pengisian zat pendingin terlalu banyak, maka tekanan pada bagian tekanan tinggi akan
naik dan volume zat pendingin yang disemprotkan katup ekspansi akan lebih besar. Akibatnya,
tekanan akan naik pada saluran tekanan rendah.
b) Pendinginan kondensor yang kurang baik, menyebabkan temperatur evaporator naik dan
tekanan pipa kontrol katup ekspansi juga naik, mengakibatkan katup ekspansi akan selalu
membuka lebih lebar. Tekanan kedua bagian saluran tekanan tinggi & rendah akan naik.
c) Bila manometer menunjukkan tekanan yang lebih besar lagi pada kedua saluran, hal
ini berarti ada uap air yang beredar dalam sistem.

3). Tekanan Lebih Tinggi dan Lebih Rendah


Gambar 5. Tekanan Lebih Tinggi dan Lebih Rendah

Jika manometer menunjukkan bahwa tekanan lebih tinggi pada manometer tekanan rendah
dan tekanan lebih rendah pada manometer tekanan tinggi, maka hal ini menunjukkan adanya
kebocoran pada bagian yang bergesekan dari kompresor seperti katup, cincin
torak, mengakibatkan langkah tekan kompresor tidak menghasilkan tekanan yang lebih tinggi dan
temperatur evaporator naik, katup expansi akan selalu terbuka.
Katup–katup kompresor yang rusak akan menyebabkan zat pendingin yang ditekan akan
mengalami kebocoran kebagian saluran isap, akibatnya saluran isap tekanannya akan lebih tinggi
dan pada bagian saluran tekanan, tekanannya akan turun rendah.

2. Tes Temperatur

a. Mengukur Temperatur Udara Dalam Saluran Evaporator


Pengetesan kemampuan sistem AC dengan cara ini masih pada putaran mesin 2000 rpm, AC
bekerja dengan beban penuh dan pengetesan dengan manometer menunjukkan sistem tidak ada
kesalahan.
Tabel perbandingan temperatur udara luar dan temperatur udara dalam saluran evaporator di
bawah ini, dapat dijadikan pedoman untuk tes temperatur.
Bila temperatur udara pada saluran evaporator antara 4 - 6ºC, berarti pada waktu
kopling magnet menhubung temperaturnya adalah 6ºC dan waktu
melepas temperaturnya adalah 4ºC.

b. Mengukur Temperatur Ruangan AC & Kelembaban Udara


Prosentase kelembaban udara relatif yang lebih besar dapat diturunkan oleh sistem AC, karena
udara yang basah/lembab akan dikeringkan oleh evaporator, hal ini terlihat adanya kondensasi di
sekitar pipa evaporator.

Dengan Higrometer kita dapat mengukur kelembaban udara dalam ruangan AC, kelembaban
udara yang ideal adalah 45 –50% dengan temperatur ruangan 20ºC - 22ºC.
Bila kelembaban udara luar tidak jauh berbeda dengan kelembaban udara dalam ruangan AC, hal
ini berarti evaporator terlalu basah & kotor. Gejala ini juga mengakibatkan AC terasa kurang
dingin.

3. Tes Kebocoran

Mengetes kebocoran zat pendingin pada sistem dapat dilakukan


dengan berbagai cara. Tes kebocoran freon (zat pendingin) dapat dilakukan dengan memakai busa
sabun, atau dengan kompor nyala api sipiritusatau dengan alat detektor pada sambungan –
sambungan instalasi pipa sistem AC mobil.
Daftar Pustaka :
1. Bohner, Max, Fachkunde Kraftfahrzeugtechnik, Verlag Europa Lehrmittel, Nourney,
Vollmer GmbH & Co., Duesslberger Strasse 23, 42781 Hanan-Gruiten, 27 Auflage 2008.
2. Juni Handoko, Merawat dan Memperbaiki AC Mobil, Penerbit PT Kawan Pustaka,
Jakarta, 2008.

Anda mungkin juga menyukai