Anda di halaman 1dari 7

VEDC MALANG

SERVIS
SERVIS MOBIL

Penyetelan Idle dengan Pengetes Gas Buang

TUJUAN PEMBELAJARAN :
 Mengontrol / mengkalibrasi pengetes gas buang
 Menyetel campuran idle dengan menggunakan pengetes gas buang.

ALAT BAHAN WAKTU


 Kotak alat  Mobil / motor hidup  Instruksi : 1 jam
 Lampu kerja  Latihan : ½ jam
 Takhometer
 Pengetes CO

Keselamatan kerja
Dilarang menghidupkan motor didalam ruang tertutup, karena gas buangnya beracun.

 Persyaratan penyetelan idle


Sebelum menyetel idle, kontrol saat pengapian, celah katup, sistem ventilasi karter
dan saringan udara.
Sewaktu penyetelan, motor harus pada temperatur kerja, tetapi jangan terlalu panas.
Penyetelan campuran idle harus dilaksanakan saat saringan udara terpasang.

Untuk mendapat hasil pengukuran CO yang benar, saluran buang dan knalpot
tidak boleh bocor

Dikeluarkan oleh : Tanggal : Halaman :


Program
N a m a :Studi : Sp 01-01-‘00
1-3
4 0 9 2 6 2 1 0
1 . d o c
MESIN OTOMOTIF
VEDC MALANG

Langkah kerja
 Hidupkan pengetes CO terlebih dahulu, selama 5 menit.
 Kalibrasikan pengetes CO supaya penunjukannya 0%. Perhatikan : nosel pengukur
harus mengisap udara murni.

1. Skala pengukur
2. Lampu diode
3. Pengontrol aliran gas
4. Rumah saringan gas
5. Sambungan baterai
6. Tomol kalibrasi
7. Sambungan gas buang

 Stel rpm idle dan campuran idle sesuai dengan lembaran kerja 60 45 10 42.
 Masukkan nosel pengukur pada ujung saluran gas buang (minimal 30 cm kedalam)
 Kontrol / perbaiki penyetelan campuran. Penyetelan yang benar menghasilkan
jumlah CO 2-3, 5%. Data tepat, lihat dibuku manual.

Dikeluarkan oleh : Tanggal : Halaman :


Program
N a m a :Studi : Sp 01-01-‘00
2-3
4 0 9 2 6 2 1 0
1 . d o c
MESIN OTOMOTIF
VEDC MALANG

Petunjuk
Penunjukan pada pengetes CO akan salah jika :
 Saluran isapnya bocor ( udara palsu )
 Rumah saringan gasnya tak ditutup dengan rapat ( udara palsu ).
 Saringan gasnya tersumbat
 Pemisah air penuh
 Temperatur kerja belum tercapai
 Kalibrasi salah.

Kesimpulan
 Pengetes CO harus dirawat / dikontrol secara periodik
 Jangan menyetel idle hanya berdasarkan penunjukan CO, melainkan gunakan
pengetes CO sebagai alat kontrol saja. Pengetes CO bukan pengganti untuk
ketrampilan !

Dikeluarkan oleh : Tanggal : Halaman :


Program
N a m a :Studi : Sp 01-01-‘00
3-3
4 0 9 2 6 2 1 0
1 . d o c
MESIN OTOMOTIF
Penyetelan Idle dengan Pengetes Emisi Gas Buang

2.1.1.1.1. TUJUAN PEMBELAJARAN :

 Pengoperasian pengetes emisi gas buang


 Penyetelan campuran idle dengan menggunakan pengetes emisi gas buang
 Pengujian campuran pada putaran menengah dan tinggi

ALAT BAHAN WAKTU


 Kotak alat  Mobil  Instruksi : 1 jam
 Lampu kerja  Motor stand  Latihan : 2 jam
 Takhometer
 Pengetes emisi gas
buang (TECHNOTEST)

Keselamatan kerja
Dilarang menghidupkan motor didalam ruang tertutup karena emisi gas buang beracun.

2.2. Persyaratan Penyetelan Idle

2.2.1. Sebelum penyetelan idle dilakukan beberapa hal / persyaratan harus


dipenuhi, agar hasil penyetelan idle menghasilkan data-data yang akurat.

Langkah-langkah yang dilaksanakan sebelum penyetelan idle adalah sebagai berikut :


 Kontrol kondisi busi dan kabel busi
 Kontrol sudut dwell dan saat pengapian
 Kontrol celah katup
 Kontrol tekanan kompresi ( bila perlu )
 Kontrol sistem ventilasi karter dan saringan udara
 Pada waktu penyetelan campuran idle, motor harus dalam kondisi temperatur kerja
 Kontrol kondisi saluran buang dan knalpot ( tidak boleh bocor )

Halaman:

4
2.2.2. LANGKAH KERJA

 Hidupkan pengetes emisi gas buang, dan biarkan alat beberapa saat untuk
melaksanakan proses pemanasan (kode pada display 01) dan proses kalibrasi (kode 21)

3 5 4
1
2 2.1.1. Keterangan

 Saklar ON – OFF berada


dibagian belakang
1. Layar monitor
2. Saklar ON dari posisi stand by
3. Tombol printer
4. Tempat kertas printer
5. Tombol printer memasukkan
 Proses pengujian dapat dilaksanakan bila parameter emisi gas buang pada monitor
kertas
sudah menyala semua
 Hidupkan motor pada posisi putaran idle
 Masukkan ujung probe paling sedikit 20 cm ke dalam ujung knalpot
 Lihat display layar monitor dan perhatikan kadar emisi gas buang
 Lakukan penyetelan jika hasil pengujian emisi gas buang diluar standar ( pada posisi
idle )
 Kemudian lakukan pengujian pada putaaran menengah ( 2000 – 2500 rpm dan
putaran tinggi 3000 – 3500 rpm )
 Hasil pengujian bandingkan dengan data standar dibawah ini

2.3. Mobil tanpa Katalysator

Exhaust gas Sebelum tahun 1986 Sesudah tahun 1986


 CO  4 % max  3,5 % max
 HC  400 ppm max  300 ppm max
 CO2  12 %- 15 %  12 % - 15 %
 O2  0,5 % - 2 %  0,5 % - 2 %
 Lambda  0,95 – 1,05  0,95 – 1,05

Halaman:

5
Mobil dilengkapi Katalysator
Exhaust gas 2.4. Nilai

 CO 0 % ( 2 % max )
 HC 0 ppm ( 100 ppm max )

 CO2 13 % - 16 %
0,3 % - 2 %
 O2
0,97 – 1,03
 Lambda

 Jika pengujian emisi gas buang telah selesai, lepas ujung probe dari knalpot
 Alat pengetes emisi gas buang tidak perlu dimatikan, biarkan ON terus, secara
otomotis. Alat pengetes emisi gas buang akan berada pada posisi 03  stand by /
energi saving ( siap dipakai setiap saat )
 Jika akan dipakai lagi, tinggal menekan ON-pump ( tombol paling kiri bagian atas /
No.2 )

2.5. Informasi

 Emisi gas buang sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan


 Emisi gas buang hasil pembakaran motor bersifat beracun yang terdiri atas ; Carbon
Monoksid ( CO ), Hidro Carbon ( HC ), Nitrogen Monoksid ( Nox ), Senyawa timah
hitam ( Pb ), Carbon Dioksid ( CO 2 ), dari beberapa kandungan gas beracun pada
emisi gas buang, hanya beberapa yang dapat diuji melalui alat ini yaitu ; HC, CO dan
CO2, dengan menganalisa kondisi HC, CO,CO 2 dan ditambah O2, maka kita dapat
menganalisa pembakaran didalam ruang bakar, yang secara otomatis kita juga dapat
melihat performance motor.

Halaman:

6
Petunjuk praktis cara analisa
 HC tinggi.umumnya disebabkan oleh problem pada sistem pengapian ( karena
bensin tidak terbakar )
Misal :  Kabel busi jelek, busi jelek, pengapian tidak tepat dan bisa juga
dipengaruhi oleh kompresi yang rendah

 CO besar disebabkan oleh campuran bahan bakar dan udara yang terlalu kaya ,
sehingga kekurangan O2, untuk mengubah CO menjadi CO2
Problem yang terjadi adalah :
 Carburator salah penyetelan ( dari sistem idle sampai dengan sistem utama )
 Filter udara kotor
 Katup cuk tertutup
 Injektor kotor
 Sistem start dingin terganggu
 Dsb

 Lambda merupakan perbandingan jumlah udara yang dibutuhkan dibagi jumlah


perbandingan udara + bahan bakar yang ideal ( 1kg bensin = 14,7 kg udara )
 Jika lambda (  ) kurang dari 1  campuran kaya / boros
 Lambda (  ) lebih besar dari 1  campuran kurus / irit

 O2 besar disebabkan knalpot bocor sehingga banyak O 2 yang masuk ke knalpot yang
akan juga mempengaruhi hasil pengujian dari gas buang yang lain
 O2 besar bisa juga disebabkan oleh campuran yang kurus / irit

 CO2 rendah disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :


 Campuran bensin dan udara salah ( terlalu kaya )
 Kurangnya pengapian ( pengapian lemah )
 Kualitas bensin yang jelek.

Halaman:

Anda mungkin juga menyukai