Anda di halaman 1dari 20

MEMAHAMI KLASIFIKASI ENGINE SEPEDA MOTOR

A. PENDAHULUAN
Mesin sepeda motor berfungsi untuk menghasilkan tenaga dan memindah
tenaga tersebut untuk menggerakkan roda. Pada mesin sepeda motor unit
penghasil tenaga  yaitu motor, sedangkan pemindah tenaga  yaitu kopling
dan transmisi.

Dengan demikian mesin sepeda motor  terdiri dari bagian :


1. Komponen utama motor, yaitu: bak engkol (crank case) , blok
silinder, kepala silinder, piston, ring piston, batang piston, poros
engkol, mekanisme katup.
2. Sistem pelumas, yaitu: pompa pelumas, bak engkol, filter oli
3. Sistem pendingin, yaitu:
      Pendinginan udara:  kisi pendingin, kipas pendingin
Pendinginan air :  Radiator, tutup radiator, pompa air, slang air.
4. Sistem pemasukan dan pembuangan, yaitu: saringan udara,
karburator, intake manifold, knalpot.
5. Sistem kelistrikan, yaitu: sistem pengapian, sistem pengisian, sistem
starter.

1
Pada bagian ini hanya akan dibahas komponen utama motor, yaitu bak
engkol (crank case) , blok silinder, kepala silinder, piston, ring piston,
batang piston, poros engkol motor 2 tak maupun 4 tak, serta  mekanisme
katup.

B. BAK ENGKOL (CRANK CASE)

Bak engkol merupakan bagian utama motor yang menyangga semua


komponen mesin. Bak engkol terbuat dari bahan paduan almunium, proses
pembuatannya menggunakan teknik pengecoran. Terdapat dua tipe bak
engkol ditinjau dari metode memisahkan bak engkol, yaitu:

1. Herizontally split type crank case


2. Vertically split type crank case
Konstruksi bak engkol motor 4 tak berbeda dengan motor 2 tak, pada motor
4 tak bak engkol menjadi tempat penampung oli mesin , ruang engkol
berhubungan dengan bak transmisi, sedangkan pada motor 2 tak bak engkol
dijadikan pompa bilas, sehingga bak engkol harus benar-benar rapat.

Kerapat bak engkol pada motor 2 tak sangat besar pengaruhnya pada
kinerja motor, sebab kebocoran kecil saja menyebabkan proses pemasukan
campuran bahan bakar tidak sempurna karena pompa bilas tidak berfungsi
dengan baik. Penyebab kebocoran bak engkol antara lain:
1. Seal poros engkol sudah rusak atau keras
2. Pengencangan kurang sempurna, atau retak akibat salah
pengencangan
3. Terdapat luka pada bagian bak akibat pemisahan bak engkol dengan
cara diungkit menggunakan obeng atau benda keras lainnya.
4. Terganjal kotoran saat memasang

2
5. Kualitas perapat (sealer) yang digunakan kurang baik.

C. BLOK SILINDER (CYLINDER  BLOCK)

Silinder blok merupakan tempat dimana piston bekerja. Blok silinder,


piston, ring piston dan kepala silinder membentuk suatu ruangan tertutup
tempat proses kerja motor terjadi, yaitu proses hisap, kompresi, usaha dan
buang.

Blok silinder harus mempunyai tahan gesek yang kecil, pemuaian kecil,
tahan panas dan penghantar panas yang baik.Terdapat 3 macam blok
silinder ditinjau dari bahannya, yaitu:
1. Cast iron
Blok silinder besi tuang  (Cast iron). Blok jenis ini proses pembuatan lebih
mudah, namun ukuran mesin lebih berat, digunakan untuk motor ukuran
kecil.
2. Sleeve
      Blok silinder terbuat dari paduan almunium dengan teknik pengecoran,
kemudian disisikan besi tuang dengan suaian sesak. Kelebihan
jenis sleeve adalah proses pendinginan lebih baik karena almunium
merupakan bahan penghantar panas yang baik, digunakan untuk motor
sedang maupun besar.
3. Blok silinder almunium dengan pelapisan chroom
Blok silinder model ini terbuat dari paduan almunium, dengan teknik tuang.
Pada dinding silinder dikeraskan menggunakan chroom secara
electroplating. Kelebihan model ini adalah bobot lebih ringan, proses
pendinginan lebih baik karena almunium penghantar panas yang baik.
Digunakan pada motor balap.

3
Konstruksi blok silinder motor 2 tak berbeda dengan motor 4 tak.
Perbedaan tersebut antara lain pada motor 4 tak tidak ada lubang pada
dinding silinder, sedangkan motor 2 tak pada dinding silinder terdapat
lubang, yaitu lubang bilas (scavenging port)  dan lubang buang  (exhaust
port). Adanya lubang pada silinder motor 2 tak menyebabkan peluang ring
piston patah lebih tinggi, untuk mencegah hal itu maka pada alur ring piston
motor 2 tak dilengkapi dengan nok, yang berfungsi mencegah ring piston
berputar saat motor bekerja sehingga ujung ring piston bergerak melintasi
lubang bilas maupun lubang buang.
        
Saat motor bekerja piston bergerak dan bergesekan terus menerus dengan
dinding silinder, untuk mengurangi gesekan  diperlukan sistem pelumas
yang baik, bila sistem pelumas kurang baik maka keausan silinder, ring
piston dan piston akan cepat terjadi.  Keausan komponen tersebut
menyebabkan:

1. Motor sulit dihidupkan


Kompresi bocor menyebabkan kevakuman di dalam silinder  saat langkah
hisap lemah sehingga  jumlah campuran yang masuk sedikit. Selain itu
kebocoran kompresi juga menyebabkan tekanan dan temperatur akhir
kompresi kurang, kondisi awal untuk proses pembakaran kurang terpenuhi
sehingga motor sulit dihidupkan. 

2. Tenaga motor lemah


Kebocoran kompresi menyebabkan tekanan hasil pembakaran yang
mendorong piston berkurang karena sebagian tekanan bocor sehingga 
tenaga yang memutar engkol berkurang, dan tenaga motor lemah.

4
3. Oli mesin cepat rusak
Saat kompresi sebagian campuran bahan bakar akan bocor sehingga masuk
bak engkol, di bak engkol bahan bakar akan bercampur dengan oli, hal ini
menyebabkan oli cepat encer dan rusak.

4. Bahan bakar boros dan polusi meningkat


Saat kompresi sebagian campuran bahan bakar akan bocor sehingga masuk
bak engkol, dari bak engkol terbuang keluar ke udara dan mencemari
lingkungan. Campuran yang terbuang berarti tidak  dirubah menjadi tenaga
sehingga untuk menghasilkan tenaga yang sama diperlukan campuran
bahan bakar  lebih banyak, hal ini menyebabkan bahan bakar boros.

5. Suara mesin kasar


Keausan menyebabkan kelonggaran piston dengan dinding silinder lebih
besar, jarak yang lebih lebar menyebabkan benturan lebih besar sehingga
suara benturan lebih besar dan suara mesin lebih kasar.

D. TEST KOMPRESI
Sebelum membongkar blok silinder untuk melakukan pemeriksaan, perlu
dipastikan bahwa silinder telah aus dengan cara melakukan test kompresi
menggunakan compression gauge. Langkah untuk melakukan test
kompresi adalah:
1. Panaskan mesin sampai mencapai panas kerja normal
2. Buka busi, kemudian pasang compression gauge.
3. Buka gas penuh, kemudian slah starter sampai tekanan kompresi
tidak naik lagi.
4. Baca tekanan kompresi yang ditunjukkan pada alat, bandingkan
dengan spesifikasi motornya. Besar tekanan kompresi 10 – 13
kg/cm2
Bila tekanan kompresi kurang dari spesifikasi, masuk 1-2 cc oli, kemudian

5
lakukan pengetesan lagi

Bila tekanan kompresi  naik, maka kemungkinan keausan terletak pada


silinder, piston atau ring piston, namun bila tekanan kompresi tetap rendah
kemungkinan penyebabnya adalah kebocoran dari
katup.                                    

E. PEMERIKSAAN BLOK SILINDER


Pemeriksaan blok silinder meliputi pemeriksaan kerataan permukaan dan
keausan silinder. Alat yang diperlukan untuk pemeriksaan keausan
adalah straight adge dan feeler gauge.
Langkah pemeriksaan adalah:
1. Bersihkan permukaan silinder
2. Letakan straight adge pada permukaan blok silinder. Periksa, apakah
terdapat celah antara straight adge dengan permukaan blok silinder
3. Sisipkan feeler gauge diantara  straight adge dengan permukaan blok
silinder,  catat tebal feeler yang dapat masuk.
4. Lakukan pada beberapa posisi seperti gambar, bandingkan hasil
pemeriksaan dengan spesifikasi. Bila melebihi sepesifikasi ratakan
permukaan dengan cara dibubut atau di skrap.      Spesifikasi kerataan
sebesar  0,05 mm atau feeler 5.

Pemeriksaan keausan blok silinder menggunakan alat cylinder


gauge. Langkah pemeriksaan adalah sebagai berikut:

1. Bersihkan blok silinder dari kotoran


2. Lihat pada buku pedoman standard diameter silinder, misalkan motor
Honda NSR 150R spesifikasi diameter blok silinder adalah: 59,000 –
59,005 mm.
3. Pasang batang ukur sehingga kondisi awal 60,00 mm, periksa
menggunakan micrometer untuk memastikan pasisi awal tepat 60,00 mm.

6
4. Masukkan cylinder gauge ke silinder di tiga tempat  pada sumbuh  x dan
y. Goyang alat sampai penyimpangan maksimal
5. Catat hasil pengukuran analisa datanya

Contoh: hasil pengukuran dan analisanya

Bagian Hasil pengukuran


Standard X Y Selisih
blok
Atas 59,35 59,30 0,05
Tengah 59,005 59,26 59,23 0,03
Bawah 59,20 59,20 0

Keausan =  hasil pengukuran terbesar – Standard


               =   59,35 – 59,005  =   0, 345 mm

Bentuk keausan adalah  oval dan tirus. Keovalan maksimal di bagian atas
yaitu sebesar 0,05 mm dan ketirusan sebesar 0,15 mm.

Berdasarkan data tersebut berarti keausan 0,345 mm, sehingga perlu over


size 50, artinya diameter silinder diperbesar 0,50 mm dari diameter
standard. Piston dan ring piston juga harus diganti dengan oversize 50.
Ukuran silinder setelah diover size 50 adalah sebesar 59,005 + 0,50 mm =
59,505 mm.

Ukuran over size piston dan ring piston yang dipasarkan adalah 25, 50, 75
dan 100.  Tanda oversize terletak pada kepala piston dan sisi atas ring
piston.

Catatan.
Seseorang sering menentukan keausan dengan menentukan selisih ukuran X
– Y. Dari contoh data diatas berarti terdapat kekeliruan besar dalam

7
menyimpulkan, dimana ia akan menyimpulkan keausan 0,05 mm, jadi
silinder masih baik.

Guna mengatasi kelemahan tersebut selain informasi diameter silinder


beberapa buku pedoman telah memuat ukuran toleransi atau celah  silinder
dengan piston sebagai referensi menentukan keausan silinder. Contoh
beberapa ukuran toleransi piston dan silinder adalah sebagai berikut.

Tabel 3.  Toleransi piston dengan silinder

No Merk/ Tipe motor Toleransi


1 Honda Karisma 0,005 – 0,054
2 Honda NSR150R 0,065 – 0,080
3 Suzuki Shogun 0,03 -  0,04
4 Suzuki Tornado 0,035 – 0,045
5 Yamaha F1ZR 0,055 – 0,060
6 Yamaha α IIR 0,040 – 0,045
7 Yamaha Jupiter R 0,02 – 0,025

Dari penelitian di bengkel  60 % keausan piston dan silinder berbentuk


goresan. Bentuk keausan ini disebabkan oleh pelumasan kurang sempurna
atau debu yang masuk ke dalam silinder akibat filter dilepas. Sistem
pelumas yang kurang baik karena pemilik kurang taat dalam penggantian
oli, adanya kebocoran silinder dan seal sehingga jumlah oli sangat kurang
bahkan habis. Selain itu terdapat 5 % disebabkan karena kesalahan proses
kolter saat oversize, sehingga celah antara piston dengan dinding silinder
terlalu besar.

F. KEPALA SILINDER (CYLINDER HEAD)


Kepala silinder berfungsi sebagai tutup silinder sehingga membentuk ruang
tertutup  tempat motor melakukan proses pembakaran. Ruang dimana

8
proses pembakaran terjadi disebut ruang bakar.  Macam ruang bakar motor
2 tak:

Macam ruang bakar motor 4 tak.


1. Ruang bakar langsung
2. Ruang bakar tidak langsung

Pada motor 2 tak konstruksi kepala silinder  lebih sederhana dibandingkan


pada motor 4 tak. Kepala silinder motor 2 tak terdapat busi dan sirip
pendingin, sedangkan pada motor 4 tak terdapat katup, roker arm, poros
nok, busi dan saluran pelumas poros nok dan katup. Melepas kepala silinder
motor 2 tak cukup melepas baut pengikatnya, sedangkan pada motor 4 tak
harus melepas rantai penggerak nok (timing cains).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang kepala silinder antara


lain:

1. Bahan : besi tuang atau campuran almunium. Campuran almunium


lebih sering digunakan karena ringan, penghantar panas yang baik
sehingga memungkinkan merencanakan motor putaran tinggi dan
kecepatan tinggi.
2. Letak busi : letak busi harus memungkinkan busi mendapatkan
campuran gas baru sebagai upaya pendinginan. Lokasi busi yang
baik adalah dipusat sehingga tekanan pembakaran menyebar dan 
menekan piston lebih merata.
3. Saluran : saluran masuk dan buang harus didisain untuk
meningkatkan torbulansi aliran agar campuran lebih homogen.
Hindari sudut mati aliran karena dapat menyebabkan terjadi
timbunan karbon pada saluran maupun pada katup.

9
4. Bentuk ruang bakar : bentuk ruang bakar harus memungkinkan
terjadi torbulensi aliran, proses perambatan panas yang merata,
tekanan pembakaran yang menghasilkan daya dorong ke piston 
paling optimal, tidak ada sudut mati agar tidak terjadi penumpukan
karbon di dalam silinder sehingga  dapat menyebabkan detonasi.

Di bagian kepala silinder terdapat bagian yang disebut squish area. Squish


area berfungsi untuk mengatur pemusatan campuran bahan bakar
yang masuk ke arah busi, torbulensi aliran dan distribusi tekanan hasil
pembakaran pada piston. Squish dengan sudut yang terlalu kecil yaitu
mendekati nol memungkinkan campuran terjebak di squis area,  sehingga
torbulensi lemah, temperatur tinggi,  peluang detonasi tinggi.
Sudut squish yang terlalu besar  proses torbulensi lemah dan distribusi
tekanan hasil pembakaran kurang terpusat. Sudut squish areayang banyak
digunakan adalan 5 – 15º. Selain squish area, torbulensi aliran sangat
ditentukan dari disain manifold dan intake port. Bagian yang sering
menghambat aliran pada manifold adalah valve guide. Adanya valve
guidemenyebabkan luasan manifold menyempit dan terjadi pusaran aliran
dibelakang valve guide. Pusaran aliran akan menghambat campuran bahan
bakar yang masuk ke dalam silinder.

G. PEMERIKSAAN KEPALA SILINDER


Kepala silinder merupakan bagian yang membentuk ruang bakar. Ruang
bakar harus benar-benar rapat agar kompresi dan tekanan hasil pembakar
tidak bocor. Penyebab kebocoran ruang bakar diantaranya:
1. Gasket keras atau rusak
2. Pengerasan kepala silinder kurang atau baut aus

10
3. Ulir busi rusak atau aus
4. Katup  menutup kurang rapat atau bocor
5. Keretakan kepala silinder
6. Kepala silinder tidak rata atau melengkung.

Batas kelengkungan adalah 0,03 -0,05 mm


Untuk mencegah kepala silinder  melengkung maka:
1. Hindari mesin sampai over heating,
2. Secara periodik periksa momen pengencangan baut kepala silinder
3. Saat melakukan pengendoran maupun pengencangan baut dengan
cara menyilang dan bertahap.

H. PISTON
Piston/ seker/ Torak berfungsi untuk membentuk ruang bakar,  dan 
mentransfer  tekanan hasil pembakaran ke pena piston, batang piston
(connecting rod) dan poros engkol.   Gerak piston bolak balik dirubah
menjadi gerak putar pada poros engkol melalui batang piston. Pada motor 2
tak piston juga berfungsi sebagai katup yang membuka dan menutup
saluran bilas dan saluran buang.

Bagian-bagian piston
1. Kepala piston
Kepala piston merupakan bagian yang paling mendapat beban temperature
dan tekanan tinggi, sehingga kepala piston harus kuat dan tahan panas.
Bentuk kepala piston ada bermacam-macam diantaranya bentuk datar,

11
cembung maupun cekung. Bentuk kepala piston tergantung disain ruang
bakar.

Pada kepala piston terdapat tanda pemasangan maupun


ukuran oversize silinder. Tanda pemasangan dapat berupa tanda panah,
coakan, maupun hurup F atau IN sedangkan ukuran oversize berupa angka
25, 50, 75 maupun 100.

2. Alur ring piston (ring groove)

Alur ring piston merupakan tempat ring piston bekerja. Alur ring piston
antara motor 4 tak berbeda dengan motor 2 tak.
a. Motor 4 tak terdapat 2 jenis alur yaitu alur ring kompresi dan alur
ring oli. Jumlah alur ring kompresi biasanya ada 2 alur, sedangkan
ring oli 1 alur. Pada alur ring oli terdapat lubang pengembali oli.
b. Motor 2 tak  hanya mempunyai satu jenis alur, yaitu alur ring
kompresi. Pada alur terdapat pin kecil (nok) yang berfungsi sebagai
tempat sambungan ring, dan mencegah ring berputar saat bekerja.
Bila sambungan ring piston berputar dan sambungan berada di
saluran bilas maupun saluran buang maka kemungkinan besar ring
piston akan patah saat melintasi lubang. Patahnya ring akan
menimbulkan goresan yang dalam pada dinding silinder, sehingga
blok harus di oversize ukuran besar yaitu 100, atau diganti silinder
liner baru.

3. Dinding piston (piston skirt)


Dinding piston merupakan bagian yang menderita beban  gesek, sehingga
bila pelumasan piston kurang baik bagian ini menjadi cepat aus dan
tergores. Tergoresnya  piston  dan dinding silinder akan meyebabkan

12
kompresi bocor. Guna mengatasi hal tersebut pada beberapa produsen
motor melapisi dinding piston dengan teflon.

4. Lubang pena piston


Lubang pena piston merupakan tempat menyambung piston dengan batang
piston. Terdapat 3 tipe hubungan  antara piston dengan batang piston, yaitu:
a. Fixed type : pena dan piston diikat mati menggunakan suaian sesak
atau baut pengikat. Bagian pena dengan batang piston bergerak
bebas.
b. Semi floating type: pena dan piston bergerak bebas, sedangkan pena
piston dengan  batang piston diikat mati menggunakan baut maupun
suaian sesak.
c. Full floating type: hubungan piston, pena piston dan batang piston
bebas, untuk menjamin pena tidak keluar digunakan klip pengunci
yang dipasang pada lubang pena piston.

Piston menderita beban tekan dan temperatur pembakaran yang tinggi


dan piston bergerak bolak-balik  selama proses kerja motor, oleh
karena itu bahan piston harus:
a. Tahan tekanan tinggi
b. Tahan temperature tinggi
c. Koefisien pemuaian kecil
d. Ringan
Besi tuang mempunyai keungulan a-c , namun bobot piston menjadi berat,
untuk itu piston banyak terbuat dari paduan almunium. Kelemahan paduan
almunium adalah koefisien pemuaian besar, untuk mengatasi kelemahan
tersebut maka:

c. Mengikat ring baja pada ujung piston (jenis autothermic piston).

13
d. Pada diding piston diberikan potongan berbentuk “U” atau “T” untuk
melokalisir pemuaian (jenis Split piston)
e. Diameter piston pada bagian yang sejajar dengan pena piston lebih
kecil dibandingkan dengan bagian tegak lurus dengan lubang pena
piston, hal ini karena dinding piston yang sejajar dengan pena lebih
tebal dibandingkan dinding yang tegak lurus (bentuk piston oval).
f. Diameter piston bagian atas lebih kecil dibandingkan bagian bawah,
karena pada bagian atas temperatur lebih tinggi, sehingga pemuaian
lebih besar (bentuk piston tirus).
g. Bagian bawah lubang pena piston dipotong guna mengurangi bobot
piston.

I. PEMERIKSAAN PISTON

Sebelum melakukan pemeriksaan kondisi piston, maka piston harus bersih


dari kotoran dan karbon yang menempel.

Pemeriksaan piston meliputi pemeriksaan visual dan pengukuran.


Pemeriksaan visual antara lain:
1.     Jenis piston, tanda pemasangan, tanda oversize
2.     Goresan pada dinding piston dan dinding silinder

Bila pemeriksaan visual menunjukkan piston telah tergores berlebihan,


maka ganti piston.

Pemeriksaan dengan pengukuran meliputi pemeriksaan celah antara piston dengan


dinding silinder. Langkah menentukan celah adalah sebagai berikut:
a.   Ukur diameter silinder 10 mm dari bawah
b.   Ukur diameter silinder
c.   Cari celah dengan mengurangi dimeter silinder dengan diameter piston

14
Mengukur celah juga dapat menggunakan feller gauge dengan cara:
a.     Bersihkan silider dan piston
b.    Masukkan piston ke dalam silinder
c.     Ukur celah menggukan feller gauge

Kerusakan piston antara lain :


a.     Kotoran karbon pada dinding piston maupun alur piston
b.    Dinding piston tergores
c.     Celah antara silinder dengan piston berlebihan karena kesalahan saat
kolter silinder dan aus

Penyebab kerusakan:
a. Usia pemakaian
b. Sistem pelumas kurang sempurna (pompa oli rusak, jumlah oli kurang,
kualitas oli rendah, penggantian oli tidak tertib)
c. Debu masuk ke silinder akibat filter dilepas
d. Cara pengendaraan kurang baik
e. Overheating

J. RING PISTON
Ring piston ada dua jenis, yaitu:
1. Ring kompresi berfungsi untuk mencegah kebocoran kompresi dan
tekanan akhir pembakaran, menyalurkan panas dari piston ke
dinding silinder.
2. Ring oli berfungsi untuk mengoleskan oli ke dinding silinder saat
piston bergerak dari TMB menuju TMA dan mengkikis oli di
dinding silinder saat piston dari TMA ke TMB.

15
Motor 2 tak hanya memiliki 1 jenis ring piston yaitu ring kompresi. Jumlah
ring kompresi ada 2 buah, yaitu: 
1. Ring atas (top ring) berfungsi untuk  mencegah kebocoran kompresi
dan tekanan akhir pembakaran, menyalurkan panas dari piston ke
dinding silinder.
2. Ring kedua (second ring) berfungsi menahan kebocoran yang
berhasil menerobos ring atas dan mengoleskan oli untuk membentuk
oil film pada dinding silinder serta mengkikis oli saat piston
bergerak ke TMB.

Pemasangan ring kompresi tidak boleh terbalik atau tertukar. Agar


pemasangan tidak terbalik maka  pada bagian atas ring terdapat tulisan
oversize ring yaitu STD atau 25, 50, 75, 100, sedangkan untuk mencegah
ring tidak tertukar maka ring atas biasanya model plain ring sedangkan ring
kedua model keystone ring. Pada beberapa model model sepeda motor  ring
kedua dilingkapi rangka pendorong (expander ring). Expander
ring berfungsi untuk menambah tegangan ring kompresi dan mengurangi
suara ring (ring noise). Ujung ring piston tidak boleh berputar sehingga
pada ujung ring ditahan oleh nok. Terdapat dua model nok penahan yaitu:

1.     Upper side knock type :  lokasi pin sebagai nok penahan berada disisi
bagian atas alur ring piston (piston groove).
2.     Inner side knock type: lokasi pin sebagai nok penahan berada disisi
bagian dalam alur ring piston (piston groove).

Motor 4 tak memiliki 2 ring kompresi dan 1 ring oli. Konstruksi ring
kompresi sedikit berbeda  dengan ring kompresi motor 2 tak, perbedaan
terletak pada ujung ring pada motor 4 tak tidak ada lokasi untuk nok.

K. PEMERIKSAAN RING PISTON

16
1. Secara visual
Periksa bagian ring yang bergesekan dengan dinding silinder dari keausan
atau goresan. Periksa bagian yang bergesekan dengan alur ring, dengan cara
dirabah dengan jari, bila aus maka terasa ada bagian yang menonjol

2. Pemeriksaan dengan alat ukur yaitu feller gauge, yaitu:


a. Pemeriksaan celah samping yang mengukur celah antara ring dengan alur
ring menggunakan feller gauge. Spesifikasi celah top ring 0,03
-0,07, second ring 0,02-0,06  dengan limit 0,12 mm.
b. Pemeriksaan celah ujung dengan cara masukan ring piston ke dalam
silinder. Dorong ring piston menggunakan piston pada jarak 40 mm dari
bawah. Ukur celah menggunakan feller gauge. Spesifikasi celah 0,1 -0,25
dengan limit 0,4 mm.

Celah samping yang berlebihan akan menyebabkan suara ring piston


berlebihan (ring noise), dan kebocoran. Celah ujung yang berlebihan
sebagai indikasi keausan ring yang bergesekan dengan dinding silinder
berlebihan, gaya pegas lemah kompresi bocor.

L. BATANG PISTON (CONNECTING ROD)


Batang piston berfungsi untuk menghubungkan piston dengan poros engkol,
meneruskan tenaga dari tekanan pembakaran yang mendorong piston untuk
memutar poros engkol, mengubah gerak bolak-balik piston menjadi gerak
putar poros engkol.

Batang piston terbuat dari besi tuang dengan profil “I”. Bagian yang
berhubungan dengan piston disebut small end dan bagian yang
berhubungan dengan poros engkol disebut big end. Terdapat dua tipe
batang piston yaitu:

17
1. Intergret type :  big end menyatu dengan poros engkol, untuk
melepas batang piston dengan cara melepas pena engkol (crank pin).
Pemasangan pena engkol menggunakan suaian sesak, untuk melepas
pena engkol denganhydrolic press. Jenis batang piston ini banyak
digunakan untuk motor satu silinder.
2. Separated type: big end dapat dipisahkan dengan poros engkol,
untuk melepas batang piston dengan cara melepas baut pengikat big
end. Poros engkol menjadi satu kesatuan sehingga  pena engkol tidak
dapat dilepas.Jenis batang piston ini banyak digunakan untuk motor 
silinder dua atau lebih.

M. POROS ENGKOL (CRANK SHAFT)


Poros engkol terbuat dari baja karbon, proses pembuatan melalui
pengecoran. Bagian poros engkol antara laian:
1. Pena engkol (Crank pin), yaitu bagian yang berhubungan dengan
batang piston, terdapat dua tipe pena engkol yaitu tipe terpisah untuk
motor satu silinder dan tipe menyatu untuk motor multi silinder.
Pada pena engkol tipe terpisah antara pena engkol dengan batang
piston dipasang bearing tipe jarum  (needle bearing), sedangan pada
pena engkol tipe menyatu menggunakan metal (insert type bearing).
2. Jurnal (crank journal), yaitu bagian yang berhubungan dengan bak
engkol (crank case). Pada tipe pena engkol terpisah crank journal
ditumpu oleh bearing (ball bearing), sedangkan tipe pena engkol
menyatu ditumpu dengan metal (insert type bearing).
3. Bobot balance (counterbalance weight), merupakan bagian yang
berfungsi untuk menyeimbangkan fluktuasi gayayang yang bekerja
pada poros engkol, selama  poros engkol putaran atau mesin hidup.
Penyebab getaran yang terjadi pada mesin terutama disebabkan gerak naik
turun piston. Saat di TMA kecepatan piston nol, demikian pula saat di
TMA, kecepatan maksimal piston berada sekitar pertengahan langkah.

18
Perubahan kecepatan piston menyebabkan adanya percepatan dan
perlambatan, adanya percepatan dan perlambatan
menyebabkan gaya inersia dengan arah yang bervariasi.

Bobot balance ada dua tipe, yaitu:


1. Intergret type counterbalance weight: pada tipe ini bobot
penyeimbang menyatu dengan pipi engkol, sehingga ukuran pipi
engkol menjadi lebih besar.

2. Separated type counterbalance weight: bobot penyeimbang pada


pipi engkol dikurangi , kemudian dibuat bobot penyeimbang
tersendiri.

Bila piston gergerak ke atas akan menghasilkan gaya inersia sebesar 100%,
gerakan ini akan dibalance oleh gaya inersia poros engkol sebesar 50%,
sisanya akan dibalance oleh balancer masing-masing 25 %, sehingga total
daribalance dari gaya inersia ke bawah sebesar 100%. Demikian pula untuk
gerakan piston turun.

Dengan demikian getaran yang timbul akibat gaya inersia oleh gerakan


piston saat motor beroperasi dapat direduksi oleh bobot balance, sehingga
getaran mesin lebih halus.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menangani Separated


type counterbalance weight adalah:
1. Periksa kondisi permukaan bidang gesek balance dari keausan
2. Periksa bearing poros bobot balance dari keausan
3. Periksa bidang kontak gigi dari keausan
4. Saat memasang balance pastikan tanda pemasangan tepat. Kesalahan
saat pemasangan menyebabkan getaran mesin tinggi.

19
20

Anda mungkin juga menyukai