Crankshaft
Jika keausan yang terjadi pada komponen-komponen tersebut telah melebihi batas standarnya
maka akan timbul beberapa gejala diantaranya adalah kinerja mesin kurang optimal, terdengar
suara berisik pada bagian engkol dan lain sebagainya.
Untuk mengetahui keausan pada bagian-bagian poros engkol maka harus dilakukan overhoul
kemudian baru dapat melakukan pemeriksaan bagian-bagian dari poros engkol.
Pemeriksaan dan pengukuran yang dilakukan pada bagian poros engkol sebagai berikut :
2. Bandingkan hasil pengukuran celah samping dengan nilai spesifikasi kendaraan tersebut.
Misalnya pada kendaraan kijang dengan mesin seri K memiliki nilai spesifikasi sebagai berikut :
Celah standar = 0,040 mm – 0,242 mm (0,0016 inchi – 0,0095 inchi)
Celah maksimum = 0,30 mm (0,0016 inchi)
Apabila celah samping poros engkol melebihi celah maksimum maka gantilah thrust washer satu
pasang.
Ketebalan thrust washer
Ukuran standar = 2,430 mm – 2,480 mm (0,0957 inchi – 0,0976 inchi)
O/S 0,125 = 2,490 mm – 2,540 mm (0,980 inchi – 0,1000 inchi)
3. Angkat poros engkol dari blok silinder dan biarkan bearing atas dan thrust washer atas (pada
main bearing no 3) tetap menempel pada blok silinder.
4. Bersihkan crank journal dan bearing dari kemungkinan adanya kotoran dan lapisan oli serta
periksa crank journal dan bearing dari kemungkinan tergores atau tidak.
5.Tempatkan poros engkol pada blok silinder kembali.
6.Letakkan plastic gauge pada masing-masing crank journal.
7. Pasang kembali main bearing cap. Momen pengencangan baut main bearing cap adalah 59 N.m
atau 6 kgf.m. Selama pengencangan jangan memutarkan poros engkol.
8. Setelah main bearing cap dipasang dengan momen pengencangan spesifikasi maka lepas
kembali main bearing cap.
9. Ukur plastic gauge pada tempat yang paling lebar, kemudian bandingkan hasil pengukuran
dengan nilai spesifikasinya. Pada kendaraan kijang dengan mesin seri K nilai spesifikasinya yaitu :
10. Apabilah celah oli melebihi celah maksimum maka gantilah bearing atau jika perlu gerinda
poros engkol atau ganti poros engkol.
2. Dengan menggunakan alat ukur dial indikator, ukurlah run out pada poros engkol tepat pada
jounal poros engkol bagian tengah seperti pada gambar di bawah ini :
3. Baca hasil pengukuran run out poros engkol kemudian bandingkan dengan nilai spesifikasinya.
Pada kendaraan kijang dengan mesin seri K memiliki nilai spesifikasi run out maksimum yaitu
0,03 mm (0,0012 inchi).
4. Apabila run out poros engkol melebihi nilai run out maksmumnya maka lakukan langkah under
size atau gantilah poros engkol
Pemeriksaan crank pin
Pemeriksaan crank pin dilakukan dengan memeriksa diameter dari crank pin dengan cara sebagai
berikut :
1. Dengan menggunakan alat ukur micrometer luar, ukurlah diameter crank pin yang ada pada
poros engkol.
2. Bandingkan hasil pengukuran diameter crank pin dengan nilai spesifikasinya. Pada kendaraan
kijang dengan mesin seri K nilai spesifikasinya adalah :
Item Crank journal
3. Periksalah ketirusan dan keovalan pada crank pin seperti yang ditunjukkan pada gambar di
bawah ini :
4. Bandingkan hasil pengukuran dengan nilai spesifikasinya. Pada kendaraan kijang dengan mesin
seri K nilai spesifikasi ketirusan dan keovalan maksimum adalah 0,005 mm (0,002 inchi).
5. Apabila ketirusan dan keovalan melebihi nilai maksimum maka lakukan under size poros engkol
atau gantilah poros engkol dengan yang baru.