Anda di halaman 1dari 8

Pengukuran dan Pemeriksaan Poros Engkol

Pada Mesin
Amrie Muchta 9/13/2017

Poros engkol (crankshaft) memiliki beberapa jenis pemeriksaan, seperti pemeriksaan


run out, keovalan, dan oil clearence. Tujuan langkah pemeriksaan ini, adalah untuk
mengetahui apakah poros engkol masih layak digunakan atau harus diganti.

Lalu bagaimana langkah-langkahnya ? mari kita bahas secara rinci

Pemeriksaan Kelayakan Poros Engkol

Untuk memeriksa kondisi poros engkol, terlebih dahulu kita harus melakukan
pengukuran poros engkol.

Pengukuran ini akan bertujuan untuk mengetahui data dari poros engkol seperti
diameter crank pin dan crank journal. Nantinya hasil pengukuran akan disimpulkan
untuk memeriksa apakah poros engkol masih layak atau tidak.

Sebelumnya, ada alat yang perlu dipersiapkan antara lain ;

 V Block
 Meja Perata
 Outside Micrometer
 Cylinder Bore Gauge
 Dial Gauge

1. Pengukuran run out crankshaft

Run out atau kebengkokan poros engkol akan menunjukan kesejajaran poros saat
berputar, hal ini cukup penting karena poros yang bengkok akan mempengaruhi volume
dan tekanan kompresi yang dihasilkan piston. Untuk melakukan pengukuran ini,
pastikan poros engkol sudah dalam keadaan bersih tanpa kotoran dan lapisan oli.

 Tempatkan kedua ujung crank journal pada dua buah V block, ini bertujuan untuk
meahan poros agar bisa berputar.
 Siapkan meja perata sebagai tempat melakukan pengukuran, meja ini akan menjaga
kesejajaran antara v blok dan dial gauge kemudian tempatkan dua buah v blok diatas
meja ini.
 Tempatkan dial gauge pada journal bagian paling tengah.
 Set jarum dial pada angka 0 dan pastikan saat jarum dial masuk atau keluar akan
menggerakan penunjuk dial.
 Putar secara crankshaft secara berlahan hingga 360 derajat atau satu putaran. Sambil
memutar, perhatikan penunjuk dial untuk mencari pergerakan terjauh dari penunjuk ini.
 Kemungkinan penunjuk akan bergerak pada dua sisi, yakni sebelum 0 dan sesudah 0.
Misal jarum bergerak 0,07 mm setelah 0 dan jarum juga bergerak 0,03 sebelum 0. Maka
kebengkokan poros engkol adalah 0,07 + 0,03 = 0,10 mm.
2. Pengukuran crank pin poros engkol

Crankpin adalah poros pada crankshaft yang terhubung dengan connecting rod.
Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui beberapa hal seperti keovalan dan
ketirusan crank pin.

 Siapkan outside micrometer dengan skala pengukuran sesuai dengan diameter crank pin.
 Set outside micrometer hingga pembacaannya tepat.
 Masih tempatkan crankshaft pada v blok diatas meja perata.
 Ukur pin ini pada 4 posisi, yakni posisi A1, A2, B1, dan B2. Posisi A dan B merupakan
garis yang saling berpotongan pada crank pin, sementara posisi 1 dan 2 merupakan posisi
sisi kanan dan sisi kiri crank pin.
 Catat hasil pengukuran tersebut pada sebuah note, kemudian ukur ketiga crank pin
lainnya.
Gambar Pengukuran Poros Engkol

Data yang didapat pada pengukuran diatas, bisa kita gunakan untuk menentukan
keovalan dan ketirusan crank pin.
Advertisement

 Untuk mengetahui ketirusan crank pin, anda harus mencari selisih antara A1 dan A2 serta
B1 dan B2 (ketirusan sudut A = A1-A2, ketirusan sudut B = B1 - B2)
 Untuk mengetahui keovalan crank pin, anda harus mencari selisih antara A1 dan B1 serta
A2 dan B2 (keovalan posisi 1 = A1-A2, keovalan posisi 2 = A2-B2)

3. Pengukuran crank journal

Crank journal merupakan poros yang menjadi tumpuan crankshaft terhadap blok
silinder. journal ini, ada sekitar 5 buah untuk mesin 4 silinder. teknik pengukurannya
juga sama dimana tiap journal terdapat 4 posisi pengukuran (A1, A2, B1, B2).

Hasil pengukuran crank journal ini akan kita gunakan untuk mencari keovalan dan
ketirusan crank journal (caranya sama seperti nomor 2) serta untuk mengetahui oil
clearence crank journal (caranya ada dibawah).
4. Pengukuran journal oil clearence

Pengukuran ini akan menentukan celah antara bearing crankshaft dengan crank journal
pada blok silinder. pengukuran ini juga biasa disebut sebagai pengukuaran celah oli,
caranya anda bisa memakai cylinder bore gauge untuk mengukur inner diameter
penahan crankshaft pada blok silinder.

Sebelum anda mulai mengukur, anda harus memasang penahan crankshaft beserta
bearing pada blok silinder (seperti pada gambar) lalu kencangkan sesuai moment.

Cara mengukurnya juga hampir sama seperti pengukurandiameter silindermemakai


bore gauge, hanya saja pada pengukuran ini jarum alat ukur tida perlu ditambah
dengan pemanjang. Lakukan pengukuran pada 4 titik (A1, A2, B1, B2), pastikan anda
menggerakan bore gaguge sejajar dengan jarum alat ukur untuk mengetahui
pergerakan maksimal dari jarum penunjuk dial gauge.

Catat hasil pengukurannya, kemudian cari selisih penguran ini dengan hasil
pengukuran diameter crank journal. Bandingkan hasilnya dengan celah limit yang
sudah ditentukan. Jika celah itu melebihi limit maka celah oli bisa dipastikan lebih
longgar sehingga akan memicu terjadinya oblak ketika piston bergerak naik turun.

Namun, kelemahan dari cara ini yakni kurang akurat. Kalau SOP itu menggunakan alat
khusus berupa plastic gauge.

Alat ini dipasangkan pada masing-masing crank journal, lalu pasang poros engkol ke
blok silinder serta kencangkan sesuai moment. Plastic gauge akan menyesuaikan celah
oli antara bearing dan crank journal, sehingga ketebalan plastic gauge dapat
menunjukan journal oil clearence.

5. Pengukuran end play/thrust bearing

Pengukuran selanjutnya akan mengetahui keausan bantalan luncur atau thrust bearing
yang berjumlah dua buah yang terletak pada journal tengah. Pengukuran ini akan
mengetahui bagaimana pergerakan crankshaft dari gaya aksial, gaya ini mengarah
kedepan mesin yang diakibatkan oleh hentakan dari sistem powertrain.
 Untuk mengukurnya, pasang terlebih dahulu poros engkol ke dudukannya serta
kencangkan sesuai moment.
 Letakan dial indicator pada bagian belakang mesin, dan arahkan jarum dial pada ujung
poros engkol.
 Pastikan anda sudah setting jarum penunjuk dengan tepat.
 Gerakan poros engkol kearah depan dan belakang secara kuat hingga ada pergerakan
sedikit dari crankshaft.
 Saat menggerakan crankshaft, perhatikan perpindahan jarum penunjuk pada dial
indicator. Jumlahkan pergerakan jarum penunjuk sebelum 0 dan sesudah 0 untuk
mengetahui end play maksimal dari crankshaft.
 Terakhir, seperti biasa anda perlu membandingkan hasil pengukuran ini dengan limit
yang diperbolehkan. Jika celah ini melebihi limit maka anda harus mengganti bearingnya
bukan poros engkolnya.

Selain menggunakan bore gauge, anda memakai plasticgage. Cara ini terbilang mudah
karena kita hanya perlu menuangkan plastic ini kecelah oli pada journal crankshaft dan
mengencangkan baut penahan crankshaft sesuai momet. Tapi jika anda belum memiliki
alat ini maka bisa dilakukan dengan cara diatas.

Pemeriksaan poros engkol sejatinya dilakukan pada mesin-mesin tertentu yang sudah
masuk kategori masalah berat karena pekerjaan ini dilakukan saat mesin dalam kondisi
terbongkar. Sementara proses overhoule mesin dilakukan apabila ada permasalahan
serius yang dideteksi timbul akibat kerusakian komponen inti mesin.

Demikian artikel lengkap mengenai cara mengukur dan memeriksa poros engkol mesin,
semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang otomotif.

Anda mungkin juga menyukai