Anda di halaman 1dari 7

ELECTRONIC CONTROL UNIT (ECU)

ECU sering juga disebut ECM dan PCM, padahal itu sama saja

ECU atau juga sering disebut Engine Control Module (ECM) ada juga yang


menyebut sebagai Powertrain Control Module (PCM) adalah merupakan "otak"
dari sistem yang mengontrol kerja mesin, kelistrikan, hingga fitur. Jika ECU tidak
berfungsi dengan baik maka sistem yang mengatur kerja mesin pasti akan
terganggu.

ECU didalamnya adalah berupa kumpulan sirkuit elektronik yang didalamnya ada
program untuk si mobil Begitu juga sistem yang terkait seperti sistem pengisian,
transmisi, kontrol emisi dan komunikasi dengan control module yang lainnya. Jika
dicurigai terjadi kerusakan pada ECU maka perlu dilakukan pemeriksaan yang
benar-benar teliti sebelum memutuskan untuk melakukan penggantian ECU.
Isu-Isu mengenai warranty (garansi) ECU

Hampir 50% penggantian ECU yang masih dalam masa warranty ternyata tidak


mengalami kerusakan. Hal ini dilakukan karena sering kali penggantian ECU
dilakukan hanya untuk memastikan apakah masalah yang terjadi pada mobil dapat
hilang setelah melakukan penggantian ECU, bukan berdasarkan hasil analisa yang
benar-benar merujuk pada kerusakan ECU.

Penjabaran bagian-bagian dalam ECU mobil 

Masalah dengan pengembalian ECU adalah saat terpasang di mobil, Anda


tidak memilki cara untuk mengatakan apakah ECU rusak atau tidak. Mungkin
ECU dialiri tegangan listrik yang terlalu tinggi akibat adanya kabel yang
dijumper saat melakukan pemeriksaan ECU. ECU harus dites berfungsi dengan
baik sebelum dijual kembali ke customer. Kerja dari fungsi dan fitur dari mobil
akan sempurna jika ECU dalam keadaan sehat  ”Namun sayangnya tidak mudah
untuk melakukan pemeriksaan apakah ECU berfungsi dengan baik atau
tidak. Untuk memastikan apakah ECU berfungsi dengan baik dibutuhkan sebuah
alat simulator canggih yang dapat mempelajari sinyal input dan output yang
berasal dari dan ke ECU, simulator ini biasanya hanya dimiliki oleh pabrikan
yang memproduksi ECU tersebut, jika tidak ditemukan kerusakan pada
ECU maka ECU akan dijual kembali,” jelas Henry Hutabarat, seorang Technical
Trainer dari Sewells MSXI.

Lalu Mengapa Engine Control Unit Bisa Mati?

Salah satu jalan untuk mengurangi masalah garansi pada ECU adalah


dengan mencari penyebab matinya atau rusaknya ECU. Penyebab kerusakan
ECU mungkin tidak selalu sama, namun sangat penting dipelajari untuk
mencegah terjadinya kerusakan ECU karena penyebab yang sama.

Kerusakan ECU biasanya disebabkan oleh beberapa alasan, seperti :

1. Terjadi tegangan listrik yang berlebihan (akibat short circuit atawa kortsleting


pada sirkuit solenoid dan aktuator)

2. Faktor lingkungan, seperti: korosi, panas berlebihan, suhu


ekstrim dan juga getaran yang berlebih

Jika penyebab kerusakan ECU adalah short circuit pada rangkaian solenoid atau


aktuator dan tidak dapat ditemukan serta diperbaiki maka dapat mengakibatkan
kerusakan yang sama pada ECU pengganti. Sedangkan berhubungan dengan
faktor lingkungan yang terutama adalah mencegah jangan sampai ECU terkena air

Kerusakan dari mobil dapat diketahui dari Scantool yang terhubung dengan ECU :

1. “Jika air sampai masuk ke dalam ECU maka dapat menimbulkan korosi
dan short circuit alias kortsleting pada komponen-komponen elektronik di
dalam ECU. Jika mobil bekas terendam banjir lebih baik disarankan
untuk mengganti ECU jika mengalami kerusakan daripada berusaha
memperbaikinya,” tambah Henry Hutabarat yang tinggal di Bintara,
Bekasi Selatan ini.
2. Panas dan getaran berlebih juga dapat mengakibatkan retak yang sangat
kecil (berukuran mikron) pada jalur PCB (namun hal ini dapat diperbaiki),
hal ini lebih sering disebabkan oleh kualitas dari papan PCB yang
digunakan, bukan karena faktor operasi kendaraan.

Identifikasi Engine Control Unit

Ketika akan melakukan penggantian unit ECU, maka harus dipastikan


menggunakan RCU yang sesuai dengan ECU yang lama. Jadi berhati-hatilah
dalam melakukan pemilihan karena bisa saja tampak luar dan ukurannya sama
namun program dan jalur di dalam ECU bisa sama sekali berbeda.

Jika ECU yang tidak sesuai digunakan kendaraan mungkin dapat hidup namun
tidak sempurna, sekedar mirip saja tidak dapat dijadikan patokan, ECU pengganti
harus benar-benar sama dengan ECU yang rusak. Untuk mengidentifikasi
ECU yang benar tidak hanya membutuhkan informasi tentang tahun perakitan,
merk, model dan kapasitas mesn kendaraan saja namun juga dibituhkan informasi
mengenai part number OEM yang tertera pada ECU.

ECU aftermarket stand alone dapat diatur dengan sesuka hati

Kebanyakan suplier ECU menyediakan katalog penggantian ECU yang


menyediakan informasi-informasi tersebut. Jika mengalami keraguan untuk
menentukan ECU yang tepat lebih baik lihat part number OEM dan kemudian
lihat di list katalog suplier ECU untuk menemukan part number replacement.

Inilah bagian-bagian yang diatur dalam ECU yaitu berupa engine management

Chip kalibrasi dan PROM berisi data program intruksi yang sesuai dengan
aplikasi kendaraan. Karena variasinya yang banyak maka tidak dapat mengganti
PROM saja jika ECU mengalami kerusakan. Pada kendaraan keluaran terbaru
menggunakan flash memory atau EEPROM (Electronically Erasable Program
Read Only Memory). Jika EPROM pengganti tidak diprogram dengan benar maka
harus dilakukan program ulang setelah instalasi.
ECU aftermarket juga ada yang dijual sepaket dengan race chrono alias on board
computernya

Namun sayangnya kemampuan program ulang ini tidak tersedia di aftermarket.


Pada intinya pabrikan kendaraan tidak ingin teknisi non dealer merubah data
program di dalam ECU karena dapat mempengaruhi performa mesin dan emisi
gas buang kendaraan. “Jika mau mengkustomisasi ECU, maka disarankan
menggunakan ECU stand alone aftermarket yang data didalamnya bisa diset
manual via komputer dan mobil harus naik ke mesin dynometer,” papar Yongki
Prioutomo seorang mekanik yang biasa menset ECU.

Perbaikan ECU dapat dilakukan dengan memeriksa kerja ECU, menganalisa dan


memperbaiki komponen yang rusak dan kemudian menguji kembali engine
control unit untuk memastikan telah berfungsi dengan normal. Tapi sekali lagi,
memperbaiki ECU yang rusak tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang dan
bengkel. Harus mekanik yang mengerti alur mekatronik dan alat serta skill yang
mumpuni.

Cara Penggantian ECU

Mengganti ECU sebenarnya hanyalah mengganti sebuah "kotak" berisi sirkuit


komputer. Namun terkadang sulit dilakukan jika lokasi ECU sulit diakses oleh
tangan. Seperti ditaruh di bawah dahboard, atau consul box. Satu hal yang harus
diingat sebelum melepas dan memasang ECU adalah selalu melepaskan kabel
baterai.
Pada beberapa mobil bahkan dibutuhkan proses relearning setelah mengganti
ECU atau bahkan jika melepas kabel baterai, ada yang dilakukan secara manual,
namun ada juga yang membutuhkan scantool untuk melakukan proses relearning
tersebut dan untuk reset anti theft system.
Perbaikan ECU dapat dilakukan oleh mekanik yang punya pemahaman ekstra
mengenai mekatronik

Pada beberapa aplikasi diperlukan prosedur relearn spesifik untuk


mendapatkan putaran mesin stasioner yang stabil dan mengoperasikan beberapa
para meter yang lain. Pada mobil yang lain ungkin diperlukan melakukan tes jalan
beberapa kilometer agar ECU dapat mempelajari setingan mobil atau self adjust.
Prosedur yang paling tepat biasanya disebutkan di dalam service manual. Langkah
yang paling disarankan adalah dengan melakukan test jalan setelah
melakukan penggantian ECU. Lakukan tes jalan setidaknya beberapa KM dengan
kecepatan diatas 40 km/Jam dapat mereset ECU agar bekerja dengan baik. ECU
selalu mempelajari dan melakukan penyesuaian campuran bahan bakar dan fungsi
lainnya seiring semakin jauhnya jarak tempuh mobil.

Jika ECU juga berfungsi mengontrol sistem transmisi maka ECU juga akan
mempelajari pola pengemudian yang dapat membuat perpindahan gigi transmisi
tidak persisi sama dengan sebelum mengganti ECU. Terakhir, jika lampu
Malfunction Indicator Lamp (MIL) atau check engine light menyala setelah
melakukan penggantian ECU berarti masih ada masalah di mobil.

Anda mungkin juga menyukai