Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 1

Ahmad
Hilal
Charles
Deny Gita
Jeri
Ardiyanto
I Putu Budi
Rifqi

Prosedur Pemeriksaan Injector

Tujuan
1. Mampu melakukan pemeriksaan injektor
2. Mampu menganalisa gelombang listrik pada injektor

Alat dan bahan


1. Unit Avanza
2. Osiloskop

SST
1. Kabel jumper

Keselamatan Kerja
1.
2.
3.
4.

Memakai APD yang di Perlukan pada saat Praktik


Menaruh Alat sesuai dengan tempatnya
Tidak bercanda atau bermain pada saat praktik
Mengikuti Prosedur sesuai dengan Job Sheet

Prosedur
1. Pengamatan bentuk pulsa elektronik injektor pada kondisi idle
a. Siapkan alat dan bahan
b. Posisikan kunci kontak pada posisi off
c. Lakukan kalibrasi osiloskop
d. Hubungkan probe osiloskop ke Injector dan E
e. Hidupkan mesin
f. Pada kondisi idle amati bentuk pulsa gelombang injektor dengan osiloskop
g. Gambarkan bentuk sinyal pada gambar 10.1
h. Isi Table 10.1
i. Rapihkan alat dan bahan
2. Pengamatan bentuk pulsa elektronik injektor pada saat akselerasi
a. Siapkan alat dan bahan
b. Posisikan kunci kontak pada posisi off
c. Lakukan kalibrasi osiloskop
d. Hubungkan probe osiloskop ke Injektor dan E
e. Hidupkan mesin
f. Pada saat akselerasi amati bentuk pulsa gelombang injektor dengan osiloskop

g.
h.
i.
j.

Gambarkan bentuk sinyal pada gambar 10.2


Matikan mesin
Isi table 10.2
Rapihkan alat dan bahan

3. Pengamatan bentuk pulsa elektronik injektor pada saat stabil di rpm tinggi
a. Siapkan alat dan bahan
b. Posisikan kunci kontak pada posisi off
c. Lakukan kalibrasi osiloskop
d. Hubungkan probe osiloskop ke Injektor dan E
e. Hidupkan mesin
f. Pada saat stabil di putaran tinggi (rpm

2000

amati bentuk pulsa

gelombang injektor dengan osiloskop


g. Gambarkan bentuk sinyal pada gambar 10.3
h. Matikan mesin
i. Isi table 10.3
j. Rapikan alat dan bahan
4. Pengamatan bentuk pulsa elektronik injektor pada saat deselerasi
a. Siapkan alat dan bahan
b. Posisikan kunci kontak pada posisi off
c. Lakukan kalibrasi osiloskop
d. Hubungkan probe osiloskop ke injektor dan E
e. Hidupkan mesin
f. Pada saat deselerasi amati bentuk pulsa gelombang injektor dengan osiloskop
g. Gambarkan bentuk sinyal pada gambar 10.4
h. Matikan mesin
i. Isi Table 10.4
j. Rapikan alat dan bahan
5. Isi Table 10.5
6. Isi kesimpulan 1

Data Tabel

Gambar 10.1 bentuk gelombang injektor saat idle

Tabel 10.1 Pengamatan Injektor 1


Parameter
Time/div
Volt/div
Durasi injeksi

Nilai
10 milisecond
2 volt
6 milisecond

Gambar 10.2 bentuk gelombang injektor saat akselerasi

Tabel 10.2 Pengamatan Injektor 2


Parameter
Time/div

Nilai
10 milisecond

Volt/div
Durasi injeksi

5 volt
26.20 milisecond

Gambar 10.3 bentuk gelombang injektor saat stabil di putaran tinggi

Tabel 10.3 Pengamatan Injektor 3


Parameter
Time/div
Volt/div
Durasi injeksi

Nilai
5 milisecond
5 volt
39.26 milisecond

Gambar 10.4 bentuk gelombang injektor saat deselerasi

Tabel 10.4 Pengamatan Injektor 3


Parameter
Time/dik
Volt/dik
Durasi injeksi

Nilai
5 milisecond
5 volt
0 milisecond

Tabel 10.5 Pengamatan Injektor 5


Kondisi (rpm)
Putaran rendah (800)
Akselerasi (800 2000)
Putaran tinggi (2000)
Deselerasi (2000 800)

Durasi injeksi (ms)


3.20
10.11
3.32
1.92

Materi Singkat

Sistem Udara Masuk(IAT)


upaya ECM untuk menjaga udara untuk bahan bakar rasio proporsional

Sensor temperature udara masuk (Intake air temperature) merupakan sensor


koreksi yang biasanya terpasang pada air cleaner atau hose antara air cleaner
dengan throttle body. Sensor ini berupa thermistor dengan bahan semikonduktor
yang mempunyai sifat semakin panas temperature maka nilai tahanannya
semakin kecil.
Sensor Intake air temperature memiliki 2 kabel yang keduany dari Engine Control
Modul (ECM). ECM akan mensuplay tegangan sebesar 5 volt dan memberi
ground untuk sensor. Karena nilai tahanan pada sensor bervariasi akibat
perubahan temperature maka tegangan yang mengalir dari ECM juga bervariasi.
Variasi tegangan inilah yang dijadikan dasar bagi ECM untuk menentukan
temperature udara masuk yang tepat sebagai input untuk menentukan koreksi
jumlah bahan bakar yang disemprotkan oleh injector.
Gejala-gejala IATS error
Diperpanjang engkol saat mesin dingin

Miskin ekonomi bahan bakar

Spark mengetuk

Kesimpulan
Pada kondisi idle lamanya penginjeksian sama dengan kondisi putaran tinggi,
tetapi terjadi perbedaan/jeda yang cukup signifikan antara kondisi idle dan
putaran tinggi. Perbedaannya adalah lamanya injeksi 1 ke lamanya injeksi 2 lebih
cepat saat putaran tinggi dari pada saat kondisi idle. Maka dapat disimpulkan
pemakaian bahan bakar pada kondisi putaran tinggi lebih banyak dari pada kondisi
idle dikarenakan injektor terus menerus menyemprotkan bahan bakar dari pada
kondisi idle. Ketika kondisi akselerasi waktu penginjeksian lebih lama dan jarak
antara penyemprotan lebih cepat. Hal ini dapat menyebabkan pemakaian bahan
bakar sangat boros karena mesin perlu bahan bakar berlebih untuk mencapai
kondisi putaran tinggi. Tetapi ketika deselerasi injeksi hampir/tidak

menyemprotkan bahan bakar dikarenakan saat deselerasi mesin tidak


menghasilkan tenaga.

Anda mungkin juga menyukai