Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

‘’RELAY”

Dipresentasikan Pada Mata Kuliah alat ukur


Semester 1 Kelas PTA 02/B

Disusun oleh:
Juliana (220205502016)
Serli lestari T (220205502034)
Reski Amelia (220205502039)
Reski nur ihsan (220205502030)
Dio anugrah thimoty (220205502032)

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nyalah hingga makalah yang berjudul “Peranan Filsata
Ilmu Dalam Memberi Penguratan Kecerdasan Mahasiswa di Era Industri 4.0” ini
dapat saya selesaikan dengan cukup mudah dan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin saya tidak akan mampu
menyelesaikan tepat pada waktunya. makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas
dari mata kuliah Sistem alat ukur dan pegukuran.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Kakak. Marlinda pagayang selaku


kating di program studi Pendidikan Teknik Elektronika. Yang telah memberikan
arahan dalam menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Saya menyadari bahwa makalah ini
masih kurang sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca. Terima Kasih.

Wassalamu’alakum Warohmatullahi Wabarokatuh.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI ………......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .....................................................................................


B. Rumusan Masalah.................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Cara memeriksa relay........................................................................


B. Jenis-jenis relay...................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sistem tenaga listrik merupakan sekumpulan pusat pembangkit listrik dan gardu induk
serta pusat beban yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh jaringan transmisi energi
listrik sehingga menjadi sebuah kesatuan sistem interkoneksi. Komponen tersebut
mempunyai fungsi yang saling berkaitan untuk menghasilkan energi listrik yang
disalurkan ke konsumen dengan kualitas yang baik. Beberapa gangguan yang terjadi
tidak akan berpengaruh pada sistem yang lain apabila didukung dengan proteksi yang
memenuhi syarat (Marsudi, 2016) Gangguan-gangguan yang terjadi antara lain adalah
kawat penghantar putus, kerusakan pembangkit, gangguan pada saluran transmisi akibat
petir (surja) dan gangguan hubung singkat, serta gangguan lainnya. Oleh karena itu
diperlukan suatu peralatan yang dapat mengamankan peralatan proteksi (sistem proteksi)
yang tepat dan bisa diandalkan. Sistem proteksi adalah sistem pengamanan yang
dilakukan terhadap peralatan-peralatan listrik, yang terpasang pada sistem tenaga listrik
misalnya, Generator, Transformator, Jaringan transmisi / distribusi dan lainlain ternadap
kondisi operasi tidak normal (abnormal) dari sistem itu sendiri. Hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya kerusakan pada peralatan – peralatan terkait yang akan
menyebabkan terhambatnya penyaluran tenaga/daya listrik ke beban atau konsumen
(Taqiyyuddin, 2006). Komponen penting yang memegang peranan yang sangat vital yaitu
salauran transmisi sehingga pengamanan pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian
khusus. Pengaman pada sistem tenaga listrik yaitu menggunakan relay proteksi yang
berfungsi mendeteksi keadaan tidak normal yang terjadi pada sistem saluran transmisi
energi listrik. Salah satu proteksi yang digunakan pada Saluran Transmisi Listrik
Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV adalah relay jarak (distance relay). 2 Relay Jarak
digunakan sebagai pengaman pada saluran transmisi karena kemampuanya dalam
meminimalisir dan menghilangkan gangguan dengan cepat, Selain sebagai proteksi utama
penghantar, relay ini juga berfungsi sebagai proteksi cadangan jauh terhadap proteksi
utama penghantar di depannya. Pada prinsip kerjanya relay jarak membandingkan nilai
arus gangguan dan tegangan pada lokasi yang sama sehingga nilai impedansi sampai titik

4
terjadinya gangguan dapat ditentukan. Koordinasi relay dibutuhkan agar dapat
mengisolasi gangguan dengan tepat, Untuk itu diperlukan analisa perhitungan untuk
mengatur relay jarak (distance relay). Artinya: Supaya Dia mengetahui, bahwa
sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang
(sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala
sesuatu satu persatu. (AlJin 72:28) Dengan mengacu ayat Al-Quran diatas dan
berdasarkan hal tersebut dalam penelitian ini akan di bahas mengenai Analisis
Perhitungan Setting Relay Jarak (Distance Relay) Pada Sistem Transmisi Listrik
Tegangan Tinggi 150 kV, Gardu Induk 150 kV Bantul- Godean- Kentungan

5
Cara Memeriksa Relay Yang Baik Dan Benar ( Mengetahui Kerusakan )

Layaknya seperti saklar-saklar pada sistem kelistrikan pada mobil yang berfungsi memutus dan
menghubungkan yang sering mengalami kerusakan karena terbakar atau sejenisnya, maka relay
juga mengalami hal yang demikian karena fungsinya yang hampir mirip dengan saklar. Relay
yang bekerja berdasarkan kemagnetan sering mengalami putus atau terbakar pada kontak point
nya. Akibatnya relay rusak dan tidak dapat mengalirkan tegangan ke beban.

Secara umum, relay yang digunakan pada bidang otomotif atau yang terpasang pada mobil
terbagi menjadi  3 (tiga ) jenis yaitu :

1. Relay Normali Open ( NO )

6
2. Normali Closed ( NC )

Jenis relay ini keterbalikan dari Normali Open. Yang mana pada kondisi normal, saklar terututup
( terhubung). Sednagkan jika dialiri oleh arus listrik, saklarnya menjadi terbuka akibat dari gaya
magnet yang menarik saklar menjadi terbuka.

3. Relay Double Throw 

Jenis relay ini adalah gabungan antara relay Normali Open dan Normali Closed. Yang mana
didalam rangkaian relay tersebut terdapat satu saklar yang dapat terhubung  pada dua contak poin
tergantung dari kemagnetan yang terjadi.

7
Oleh sebab itu, sebelum kita memeriksa kondisi relay apakah baik atau tidak maka kita harus
mengetahui jenis relay yang digunakan pada mobil tersebut. Dengan demikian, kita akan mudah
untuk memeriksa kondisi relay tersebut.

Dan perlu anda ketahui bahwa  antara relay, fuse dan fusible link adalah komponen yang berbeda
dan memiliki fungsi berbeda pula.

Untuk memeriksa relay, anda harus mempersiapkan beberapa hal yaitu :

 Baterai dengan tegangan 12 Volt

 AVO Meter ( Skala Ohm / Hambatan )

 Kabel secukupnya.

A. Memeriksa Jenis Relay Normali Open

 Periksalah kumparan lilitan relay dengan menggunakan skala Ohm meter yang
dihubungkan pada terminal 85 dan 86. Jika tahanannya ada ( misal 0,03 Ohm ) maka
lilitan kumparan dalam keadaan baik. 

 Setelah dipastikan kumparan dalam kondisi OK, selanjutnya hubungkan kontak point  85
pada negatif baterai, sedangkan 86 ke positif baterai. 

 Setelah kedua terminal dihubungkan pada baterai, selanjutnya adalah ukur tahanan antara
kontak point 30 dan 87. Kontak point 30 dan 87 harus terbuhung, ini bisa kita lihat
dengan mengukur  tahanannya  ( misal 0,05 Ohm ) maka kesimpulannya relay pada
kondisi baik. 

B. Memeriksa Jenis Relay Normali Closed

8
 Periksalah kumparan lilitan relay dengan menggunakan skala Ohm meter yang
dihubungkan pada terminal 85 dan 86. Jika tahanannya ada ( misal 0,03 Ohm ) maka
lilitan kumparan dalam keadaan baik. 

 Setelah dipastikan kumparan dalam kondisi OK, selanjutnya hubungkan kontak point 85
pada negatif baterai, sedangkan 86 ke positif baterai. 

 Setelah kedua terminal dihubungkan pada baterai, selanjutnya adalah ukur tahanan antara
kontak point 30 dan 87. Kontak point 30 dan 87 harus terputus, ini bisa kita lihat dengan
cara mengukur tahannya. Yang mana nilai tahannya harus tidak ada ( tidak terhingga ).

C. Memeriksa Jenis Relay Normali Closed

 Periksalah kumparan lilitan relay dengan menggunakan skala Ohm meter yang
dihubungkan pada terminal 85 dan 86. Jika tahanannya ada ( misal 0,03 Ohm ) maka
lilitan kumparan dalam keadaan baik. 

 Setelah dipastikan kumparan dalam kondisi OK, selanjutnya hubungkan kontak point 85
pada negatif baterai, sedangkan 86 ke positif baterai. 

 Kontak point 30 dan 87 a harus ada hubungan pada saat relay tidak dihubungkan dengan
baterai

 Sedangkan pada saat relay dihubungkan dengan baterai, maka kontak point 30 dan 87 a
menjadi terputus, yang mana kontak poin 30 menjadi terhubung ke kontak point 87 b.

Demikianlah cara mudah memeriksa relay dengan baik dan benar yang dapat anda lakukan
sendirian. Karena pemeriksaan relay yang salah tidak mengakibatkan kerusakan ataupun
ledakan. jadi anda bisa mencoba untuk memeriksa relay kendaraan anda tanpa harus
membawanya ke bengkel. Dengan catatan anda harus memiliki alat - alat yang diperlukan pada
saat pemeriksaan. 
Jenis Relay Berdasarkan Posisi Awalnya

Jenis relay yang pertama yaitu Relay berdasarkan posisi awal dari kontak pointnya. Berdasarkan
posisi awal dari kontak pointnya, Relay dibagi menjadi dua yaitu :

Relay Type Normally Close (NC)

9
Tipe Relay yang satu ini merupakan relay yang pada kondisi awal sebelum diaktifkan berada
pada posisi terhubung atau menutup (close).

Relay Type Normally Open (NO)

Tipe Relay Normally Open adalah merupakan relay yang pada kondisi awal sebelum diaktifkan
berada pada posisi terputus atau terbuka (open).

2. Jenis Relay Berdasarkan Jumlah Pole dan Throw

Jenis relay yang kedua adalah dibedakan berdasarkan jumlah pole (banyaknya kontak yang
dimiliki) dan throw (banyaknya kondisi berdasarkan kontak pointnya).

Berdasarkan Pole dan Throw, Relay dikelompokan menjadi beberapa yaitu :

Relay Tipe Single Pole Single Throw (SPST)

Jenis Relay tipe Single Pole Single Throw adalah salah satu jenis Relay yang memiliki empat
kaki terminal.

Yang mana dua kaki terminal berfungsi sebagai kontak point (saklar) dan dua kaki terminal yang
lainnya memiliki fungsi sebagai kumparan elektromagnet.

Relay Type Single Pole Double Throw (SPDT)

Relay tipe yang satu ini didesain dengan memiliki lima kaki terminal. Dimana tiga kaki terminal
ini digunakan sebagai kontak point (saklar) sedangkan dua kaki terminal yang lainnya memiliki
fungsi sebagai kumparan elektromagnet.

Relay Type Double Pole Single Throw (DPST)

Tipe relay yang satu ini memiliki karakteristik yaitu memiliki enam kaki terminal. Dimana empat
kaki terminal berfungsi sebagai saklar dan dua kaki terminal berfungsi sebagai kumparan
elektromagnet.

Pada relay jenis ini, empat kaki terminalnya terdiri dari dua pasang saklar single pole double
throw.

10
11
12

Anda mungkin juga menyukai