PEGAS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Elemen Mesin
Disusun Oleh :
Aji Dwi Yuniarso
Dian Slamet Sutrisno
Fazar Ramatulloh
Hariansyah
Imam Taufiq
M Mufrih Rizqullah
Syaiful Islam
3213110049
3213110011
3213110017
3213110065
3213110025
3213110090
3213110039
(Penulis)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Aplikasi Penggunana Pegas
1.3 Klafikasi Pegas
BAB II
BAB III
34
46
52
53
MATERIAL PEGAS
3.1 Material pegas
BAB IV
BAB V
1
2
3
57
PERENCANAAN PEGAS
4.1 Perencanaan Pegas Ulir
61
63
NILAI PEGAS
72
Daftar Pustaka
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Formula pegas tekan helix untuk 4 kondisi ujung lilitan
Tabel 1.2 Kekuatan yield torsional Ssyuntuk pegas tekan dan beban statik
Tabel 1.3 Kekuatan fatigue torsional Ssf untuk pegas tekan (stress ratio R=0)
Tabel 1.4 Kekuatan yield torsional dan bending material pegas tarik
Tabel 1.5 Kekutan fatigue material ASTM A228 dan SS 302
Tabel 1.6 Kekuatan yield bending maksimum
Tabel 1.7 Kekutan fatigue bending maksimum
Tabel 1.8 Tingkat tegangan tekan maksimum untuk pegas Belleville
Tabel 1.9 Sifat-sifat mekanik material pegas
Tabel 1.10 Koefesien dan ekponen kekuatan ultimate material pegas
Tabel 1.11 Standard wire gauge
Tabel 1.12 Diameter standart dari kawat baja keras dan kawat musik
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Pegas termasuk sebuah elemen mesin elastis yang berfungsi untuk mencegah
distorsi pada saat pembebanan dan menahan pada posisi semula pada saat posisinya
dirubah. Pegas juga merupakan
memberikan gaya,torsi, dan juga untuk menyimpan atau melepaskan energi. Energi
disimpan pada benda padat dalam bentuk twist, stretch, atau kompresi. Energi direcover dari sifat elastis material yang telah terdistorsi. Pegas haruslah memiliki
kemampuan untuk mengalami defleksi elastis yang besar. Beban yang bekerja pada
pegas dapat berbentuk gaya tarik, gaya tekan, atau torsi (twist force). Pegas umumnya
beroperasi dengan high working stresses dan beban yang bervariasi secara terus
menerus.
Suatu pegas bisa didefinisikan sebagai benda yang elastis, dimana pegas sendiri
mempunyai fungsi menahan saat terbebani dan mengembalikan ke bentuk asalnya saat
beban dilepaskan. Pegas dapat berfungsi sebagai pelunak tumbukan atau kejutan seperti
pegas kendaraan, sebagai penyimpan energi seperti pada jam, untuk pengukur seperti
pada timbangan, dan lain-lain. Aplikasi penting dari pegas, diantaranya:
1. Untuk mengurangi, menyerap, atau mengontrol energi yang disebabkan oleh
getaran maupun hentakan tiba-tiba pada pegas, bantalan rel kereta, penyerab
hentakan (Shock Absorber), peredam getaran.
2. Mengaplikasikan gaya pada rem, kopling, dan katup pegas yang terbebani.
3. Mengontrol gerakan dengan cara menjaga kontak antara dua elemen pada
bubungan dan pengikutnya.
4. Mengukur gaya, seperti pada keseimbangan pegas dan indikator mesin.
5. Menyimpan energi seperti pada jam, mainan, dan yang lainnya.
Gambar 1.1 Wire form spring: (a) Helical compression spring, (b) Helical extension
spring, (c) drawbarspring, (d) torsion spring
Pegas helix tarik perlu memiliki pengait (hook) pada setiap ujungnya sebagai
tempat untuk pemasangan beban. Bagian hook akan mengalami tegangan yang relative
lebih besar dibandingkan bagian coil, sehingga kegagalan umumnya terjadi pada bagian
ini. Kegagalan pada bagian hook ini sangat berbahaya karena segala sesuatu yang
ditahan pegas akan terlepas. Salah satu metoda untuk mengatasi kegagalan hook adalah
dengan menggunakan pegas tekan untuk menahan beban tarik seperti ditunjukkan pada
gambar 1.1(c). Pegas wire form juga dapat untuk memberikan/menahan beban torsi
seperti pada gambar 1.1(d). Pegas tipe ini banyak digunakan pada mekanisme
garagedoor counter balance, alat penangkap tikus, dan lain-lain.
Spring washer dapat memiliki bentuk yang sangat bervariasi, tetapi lima tipe
yang banyak digunakan ditunjukkan pada gambar 1.2 (a). Spring washer hanya mampu
menyediakan beban tekan aksial. Pegas jenis ini memiliki defleksi yang relatif kecil,dan
mampu memberikan beban yang ringan. Volute spring, seperti pada gambar 10.2(b)
mampu memberikan beban tekan tetapi ada gesekan dan histerisis yang cukup
signifikan. Beam spring dapat memiliki bentuk yang bevariasi, dengan menggunakan
prinsip kantilever atau simply supported. Spring rate dapat dikontrol dari bentuk dan
panjang beam. Pegas beam mampu memberikan atau menahan beban yang relatif besar,
tetapi dengan defleksi yang terbatas.
Gambar 1.2 Spring washer dan flat spring : (a) lima tipe spring washer, (b) Volute
spring, (c) Beam Spring,(d) Power spring
Power spring seperti ditunjukkan pada gambar 1.2(d) sering juga disebut pegas
motor atau clock spring. Fungsi utamanya adalah menyimpan energi dan menyediakan
twist. Contoh aplikasinya adalah pada windup clock, mainan anak-anak. Tipe yang
kedua disebut dengan constant force spring. Kelebihan pegas ini adalah defleksinya
atau stroke yang sangat besar dengan gaya tarik yang hampir konstan.
BAB II
PEGAS dan MACAM MACAMNYA
2.1 Pegas heliks
Pegas mempunyai bayak macamnya yang bisa dilihat dari bentuknya. Tiap bentuk
mempunyai fungsi, standar, dan cara kerja yang berbeda-beda. Berikut macam-macam
pegas:
1. Pegas Heliks
Pegas heliks dibuat dari sebuah kawat yang digulung dan dibentuk heliks dan
pegas itu terutama ditujukan beban tekan dan beban tarik. Penampang dari pegas heliks
bisa dibuat dalam bentuk segi empat, persegi, atau lingkaran. Contoh gambar pegas
heliks tekan dalam Gambar 1.3 dan pegas heliks tarik pada Gambar 1.4
Pegas heliks bisa dikatakan menjadi sangat erat saat kawat pada pegas tergulung
rapat dan kawat tersebut mengalami puntiran. Dalam kata lain, pada pegas heliks yang
terbebani, sudut heliks akan menjadi sangat kecil, biasanya kurang dari 10. Tegangan
terbesar yang dihasilkan pada pegas heliks adalah tegangan geser karena pegas tersebut
melintir. Pada pegas heliks yang terbuka, kawat pegas yang tergulung menyebabkan
sebuah celah atau gap antara dua konsektuif gulungan kawat, ini menyebabkan sudut
pegas heliks menjadi besar.Karena aplikasi dari pegas heliks terbuka itu terbatas, maka
bahasan kita hanya akan terfokus pada pegas heliks tertutup.
Pegas helix tekan yang paling umum adalah pegas kawat dengan
penampangbulat, diameter coil konstan, dan picth yang konstan. Geometri utama pegas
helix adalahdiameter kawat d, diameter rata-rata coil D, panjang pegas bebas Lf,
jumlah lilitan Nt, danpitch p. Pitch adalah jarak yang diukur dalam arah sumbu coil dari
posisi center sebuahlilitan ke posisi center lilitan berikutnya. Indeks pegas C, yang
menyatakan ukuran kerampingan pegas didefinisikan sebagai perbandingan antara
diameter lilitan dengan diameter kawat.
C=D/d
Index pegas biasanya berkisar antara 3 12. Jika C < 3, maka pegas sulit dibuat,
sedangkan jika C> 12, maka pegas mudah mengalami buckling.
Untuk memvisualisasikan bentuk pegas helix, dapat dimulai dengan sebuah
kawatlurus dengan panjang l dan diameter kawat d seperti ditunjukkan pada gambar
1.5(b).Pada masing-masing ujung kawat dipasang lengan dengan panjang R = D/2,
dimana gaya P bekerja. Gaya P akan menimbulkan momen torsi di sepanjang batang
kawat sebesar
T = PR
Jika kawat sepanjang l tadi dibuat menjadi bentuk helix dengan N lilitan, dengan
radius lilitan R, maka akan terjadi kondisi setimbang seperti ditunjukkan pada gambar
1.5 (c). Pada penampang kawat sekarang bekerja momen torsi dan gaya geser seperti
ditunjukkan pada gambar 1.5 (d).
Gambar 1.5 Geometri dan gaya-gaya pada pegas helix: (a) geometri, (b) kawat lurus
sebelum dililitkan,(c) gaya tekan pada pegas, (d) gaya dan momen dalam.
Tegangan Pada Pegas
Tegangan pada kawat lurus pada gambar 1.5(b) adalah tegangan geser
torsi,sedangkan pada penampang kawat sudah dibentuk helix akan terjadi tegangan
geserakibat beban torsi dan tegangan geser akibat gaya geser. Tegangan torsi maksimum
pada penampang pegas adalah
t .max
dimana
8 PD
Tc
= J = d3
T=torsi
c=radius terluar kawat
J=momen inersia polar=d 4/32
4P
P
= A = d2
MAX
8 PD 4 P
+
= d3 d2 =
MAX=
8 PD
1
3
d (1+ 2 C )
8 K s PD
d
KW
4 C1
= 4 C4 +
0.615
C
Sehingga tegangan maksimum yang terjadi pada pegas, jika pengaruh gaya
geser danefek konsentrasi tegangan diperhitungkan adalah :
MAX
8 K w PD
d3
Gambar 1.6 Distribusi tegangan pada penampang pegas: (a) tegangan akibat torsi, (b)
tegangan akibatgaya geser, (c) tegangan total tanpa pengaruh konsentrasi tegangan, (d)
tegangan total dengan pengaruhkonsentrasi tegangan.
Defleksi Pegas
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan defleksi pegas
helix yaitu dari pembebanan torsi dan dengan menggunakan teori Castigliano.
Regangan geser akibat beban torsi pada kawat lurus adalah :
r DEFLEKSI
=
I
PANJANG
G(
d
)
32
Gd
2
2
T L P L 4 P D N a 2 P D Na
+
U= 2 GJ 2 AG = G d 4 + G d 2
U 8 P D N a 4 PD N a 8 P C N a
0.5
= P = G d 4 + G d 2 = GD (1+ C 2 )
Spring Rate
Spring rate yang didefinisikan sebagai slope dari kurva gaya-defleksi sekarang
dapat dihitung. Untuk kurva gaya defleksi yang linier maka spring rate untuk pegas
helix tekan adalah :
Gd
Gd
=
P
3
kt =
0.5
3
t = 8C N a 8 N a C N a (1+ 2 )
c
k total =k 1 +k 2 .. + k n
Sedangkan untuk pegas yang disusun secara seri, total spring ratenya adalah :
1
k total
1 1
1
+ + ..+
k1 k2
kn
Gambar 1.7 Empat tipe ujung pegas: (a) plain, (b) plain and ground, (c) squared, (d)
squared and ground
Panjang Pegas Dan Jumlah Lilitan
Jumlah total lilitan belum tentu secara akurat berkontribusi terhadap defleksi
pegas. Halini dipengaruhi oleh bentuk ujung lilitan. Penggerindaan ujung lilitan akan
mengurangi 1lilitan aktif, sedangkan bentuk squared mengurangi 2 lilitan aktif.
Panjang pegas helix tekan dibedakan menjadi 4 buah seperti ditujukkan pada
gambar 1.8. Panjang bebas Lfadalah panjang pegas sebelum dibebani. Panjang
terpasang Liadalah panjang pegas setelah dipasang dan mendapat beban awal. Panjang
operasiminimum L0adalah panjang terkecil pada saat pegas beroperasi. Panjang padat
Ls adalahpanjang pegas dimana semua lilitan sudah saling berkontak. Persamaan
untukmenghitung panjang pegas untuk berbagai kondisi ujung pegas dicantumkan pada
table 1.1Panjang bebas pegas helix tekan adalah penjumlahan defleksi solid dengan
panjangsolid, lf=ls+s.
Gambar 1.8 Various panjang pegas helix tekan : (a) panjang bebas, (b) panjang
terpasang, (c) panjang minimum operasi, (d) panjang pejal
Tabel 1.1 Formula pegas tekan helix untuk empat kondisi ujung lilitan
panjang pegas terhadap terhadap diameter lilitan Lf/D. Gambar 1.9 menunjukkan daerah
kondisi kritis dimana pegas dapat mengalami buckling untuk pemasangan paralel dan
nonparalel. Masalah buckling dapat dihindari dengan menempatkan pegas di dalam
lubang atau pada batang.
Gambar 1.9 Kondisi critical buckling pegas untuk ujung paralel dan non-paralel
Dalam perancangan pegas helix, haruslah dihindari getaran arah longitudinal
dalambentuk surge.Surge adalah pulsa gelombang kompresi yang merambat pada koil
sampai pada salah satu ujung dimana pulsa akan dipantulkan dan kembali merambat
keujung yang lain, demikian seterusnya. Hal ini dapat terjadi jika pegas mendapat
eksitasi dinamik di sekitar frekuensi pribadinya. Frekuensi pribadi pegas fnatau n
tergantung pada kekakuan, massa, dan tipe tumpuan pada ujung pegas. Tumpuan fixed
pada kedua ujung pegas adalah paling umum digunakan, dimana dengan membuat
tumpuan fixed pada kedua ujung pegas, maka frekuensi pribadi terendah adalah dua
kali dibandingkan jika salah satu ujung dibebaskan berotasi. Untuk tumpuan fixed pada
kedua ujung pegas, frekuensi pribadi terendah didapat :
n=
gk
rad / sec
Wa
Atau
f n=
1 gk
Hz
2 Wa
dimana g adalah percepatan gravitasi, k adalah spring rate, dan Wa adalah berat pegas
yang dapat dihitung dengan persamaan :
2 d2 D Na
W a=
4
Dengan adalah massa jenis bahan pegas (kg/m3). Substitusi spring rate dan berat
pegas ke persamaan di atas maka akan didapatkan :
f n=
2 d
H
z
N a D2 32
Pembebanan Cyclic
Pegas sering digunakan dengan pembebanan yang berfluktuasi sehingga perlu
dilakukan perancangan yang mempertimbangkan fatigue dan konsentrasi tegangan.
Perlu diingat bahwa pegas tidak pernah digunakan sebagai pegas tekan dan pegas tarik
sekaligus.Pegas juga dipasang dengan preload tertentu sehingga selama pembebanan
tidak pernah mengalami tegangan bernilai nol. Untuk beban fatigue factor koreksi Wahl
harusdigunakan pada tegangan rata-rata maupun tegangan alternating. Beban
alternating dan beban rata-rata dapat dihitung dengan persamaan :
P a=
Pmax Pmin
2
Pa=
Pmax + P min
2
Tegangan
8 D K w Pa
3
alternating
dan
tegangan
denganpersamaan
m=
rata-rata
selanjutnya
dapat
dihitung
8 D K w Pm
d
Data ini menunjukkan bahwa untuk kawat d < 10 mm, ternyata memiliki
torsional endurance limitnya tidak tergantung pada ukuran, jenis paduan, dan kekuatan
ultimatetarik material. Se hanya tergantung pada proses peening, yaitu proses
pengerjaan
permukaan
yang
menimbulkan
compressive
residual
stress
dan
mempertangguh permukaan.
S F 6=
S sy
S d
= sy
, no curvature effect
max 8 D K s P
S F 6=
S sy
S sy d 3
=
, curvature effect
max 8 D K w P
Untuk pegas yang mengalami beban cyclic, ada tiga faktor keamanan pegas yang perlu
dipertimbangkan yaitu :
Faktor keamanan terhadap torsional endurance limit fatigue :
S
S F 6= se
a
Faktor keamanan terhadap torsional yielding adalah :
S
S F 6= se
a+ m
Faktor keamanan terhadap torsional fatigue strength adalah :
S
S F = st
a
Istilah Yang Ada Pada Pegas Tekan
Panjang Solid, keadaan yang menunjukan saat pegas tekan dikenai suatu beban
yang membuat ulir dari pegas tersebut saling menempel satu sama lain. Jadi,
saat keadaan tersebut panjang pegas dikatakan, solid. Panjang solid dihitung
dengan cara banyaknya ulir kawat pada pegas dikali dengan diameter kawat
pegas.
'
Ls=n . d
n' = Banyaknya ulir kawat pada pegas
d=
Panjang Bebas, panjang bebas dari pegas tekan merupakan panjang dari pegas
dalam keadaan tidak ada beban yang menimpa pegas. Panjang bebas pegas
dihitung dengan cara penjumlahan dari panjang solid ditambah defleksi
maksimum pada pegas dan ditambah lagi dengan jarak ulir pegas yang
berdekatan (kondisi fully compresed)
Panjang bebas pegas,
D
d
Kekakuan Pegas, kekakuan pegas dihitung dengan cara beban yang diperlukan
per satuan unit defleksi pada pegas. Secara matematis dihitung dengan cara
berikut,
Kekakuan pegas,
k=
W= Beban
Pitch, pitch merupakan jarak antara kawat pegas yang berdekatan saat kondisi
pergas tersebut tidak dikenakan beban. Secara matematis pitch dihitung dengan
cara sebagai berikut,
Pitch pada pegas,
p=
Panjang Bebas
n' 1
Lf Ls
n'
Lf
+d
d=
Ada beberapa poin yang harus diperhatikan pada masalah jarak antar kawat
pegas (pitch):
Jarak antar kawat pada pegas (pitch) harus disesuaikan agar saat pegas
menerima beban kejut, pegas tersebut tidak mengalami peningkatan nilai
kekuatan mengalah.
Pegas tidak boleh menjadi sangat rapat sebelum beban maksimum diberikan.
Gambar 1.11 Pegas helix tarik. (a) geometry; (b) bentuk hook konvensional; (c)
pandangan samping; (d) improved design; (e) pandangan samping
Lilitan Aktif
Semua lilitan dalam pegas adalah termasuk lilitan aktif, tetapi satu lilitan
biasanya ditambahkan pada lilitan aktif untuk menentukan panjang pegas Lb :
Nt = Na +1
Lb = dNt
dan panjang bebas diukur antara sisi dalam hook atau loop yaitu:
Lf = Lb + Lh + Ll
Spring Rate
Nilai gaya awal pegas tarik sebagai fungsi dari tegangan geser dinyatakan
denganpersamaan :
Gambar 1.12 Daerah tegangan geser awal yang direkomendasikan pada pegas tarik
Defleksi Pegas Tarik
Defleksi pegas helix tarik dapat dihitung dengan cara yang sama untuk pegas
tekan dengan modifikasi adanya preload :
Tegangan alternating dan tegangan rata-rata untuk beban cyclic dapat dihitung dengan
persamaan :
Pada hook terdapat dua daerah yang potesial mengalami tegangan kritis yaitu
padapenampang A dan B, seperti ditunjukkan pada gambar 1.13. Pada penampang A
akaterjadi tegangan akibat bending dan gaya dalam, sedangkan pada penampang B
akanterjadi tegangan geser torsional yang tinggi karena pada titik ini radius lengkungan
paling kecil. Tegangan maskimum akibat bending dan gaya dalam pada penampang A
adalah :
Tabel 1.4 Kekuatan yield torsional dan bending material pegas tarik
Faktor:
Coil Closure
Ketika pegas torsional dibebani sehingga merapatkan coil, diameter coil
mengecil dan bertambah panjang. Diameter dalam minimal pada saat defleksi penuh
adalah :
Batang yang dipasang di dalam coil harus lebih kecil dari 90% D i
min
. Panjang coil
maksimum :
Tegangan Coil
Tegangan tekan maksimum terjadi pada bagian dalam coil (pada saat dibebani
menyebabkan coil merapat) :
Dengan :
Pada pegas torsional, kegagalan statik (yield) terjadi pada bagian dalam karena
tegangantekan maksimum. Tetapi, kegagalan fatigue (fenomena tegangan tarik) terjadi
karena tegangan tarik maksimum pada bagian luar coil :
Dengan :
Tabel 1.6 Kekuatan yield bending maksimum Sy yang direkomendasikan untuk pegas
helix torsional padapembebanan static
Tabel 1.7 Kekuatan fatigue bending maksimum Ssf yang direkomendasikan untuk pegas
helix torsionalpada pembebanan dinamik (rasio tegangan, R=0)
Yang menghasilkan :
Seb = 45,0/0.577 ksi = 78 ksi (537 Mpa) untuk unpeened spring
Seb = 67,5/0.577 ksi = 117 (806 Mpa) untuk peened spring
Factor Keamanan Untuk Pegas Torsional
Kegagalan yield terjadi pada bagian dalam coil, faktor keamanannya adalah :
Data fatigue dan endurance yang tersedia adalah untuk tegangan repeated (komponen
rata-rata dan alternating sama besar), faktor keamanan fatigue :
Dengan :
dapat bergerak bebas saat panjang pegas berubah-ubah karena pengaruh perubahan
beban.
Sampai saat ini banyak kendaraan darat yang menggunakan suspensi model
pegas daun. Jenis suspensi ini terdiri dari beberapa susunan lempeng. Penelitian ini
difokuskan sebatas test laboratorium saja dan tidak menggunakan pengujian lapangan
atau ekperimen karenanya hasil atau kesimpulan yang diperoleh bersifat teoritis.
Besarnya harga frekuensi natural dari semua mode getaran berdasarkan hasil modal
analisis diperoleh harga diatas 100 Hz yang melampaui batas aman baik dari segi
kemanan desain konstruksi suspensi itu sendiri maupun bagi keamanan penumpangnya.
Tetapi dengan menggunakan simulasi harmonik dengan input frekuensi sebesar 1 Hz
samapi dengan 10 Hz dihasilkan besarnya simpangan atau ampltudo getar tidak lebih
dari 20 mm yang masih masuk batas aman untuk kenyamanan penumpang atau manusia
berdasarkan diagram kenyamanan menurut Jane Way. Hal inilah yang menyebabkan
masih terpakainya suspensi jenis pegas daun untuk kendaraan darat oleh masyarakat
pengguna otomotif.
Pegas daun bisa disederhanakan menjadi kantilever segitiga sederhana seperti
pada gambar 1.16(b) atau papan segitiga seperti pada gambar 1.16(b). Papan segitiga
dibagi menjadi n strip dengan lebar b, ditumpuk menjadi seperti gambar 1.16 (b).
Gambar 1.16Pegas daun, (a) Papan segitiga, pegas kantilever (b) Pegas daun
bertumpuk ekivalennya
Untuk pegas kantilever dengan penampang segi emapat, lebar penampang b, tinggi t,
dibebani bending :
Dalam merancang pegas daun, tegangan sepanjang beam diusahakan konstan dengan
cara membuat t konstan dan b bervariasi, atau sebaliknya :
Pegas daun yang umumnya digunakan pada mobil adalah bentuk semi-elliptikal
seperti ditunjukkan pada Gambar 1.17. Pegas daun ini terbentuk dari sejumlah pelatpelat (berbentuk seperti daun). Daun-daun ini biasanya mempunyai ciri dilengkungkan
sehingga daun-daun itu akan melayani untuk melentur menjadi lurus oleh karena kerja
beban.
desakan pada daun yang berbatasan, ujung-ujung dari graduated leaves diatur dalam
bermacam-macam bentuk seperti diperlihatkan oleh gambar 1.17.
Analisis Pegas Daun
Pada kasus plat tunggal, salah satu ujungnya dijepit dan ujung lainnyadiberikan
beban W seperti ditunjukkan pada Gambar 1.18. Plat ini dapatdigunakan sebagai pegas
datar.
Defleksi maksimum untuk kantilever dengan beban terkonsentrasi pada ujung bebas
adalah :
Jika pegas bukan tipe kantilever tetapi seperti balok tumpuan sederhana (untuk
konstruksi dimana pegas ditumpu pada kedua ujungnya), dengan panjang 2L dan beban
di tengah 2W, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.19
Dari atas kita melihat bahwa pegas seperti pegas mobil dengan panjang 2L di
pusat dan diberikan beban 2W, dapat diperlakukan sebagai kantilever ganda.
Selanjutnya jika plat kantilever dipasang seperti ditunjukkan pada Gambar 1.20
maka persamaan (i) dan (ii) dapat ditulis sebagai :
seragam dimana ditempatkan satu di bawah yang lain (susunan menurun / vertikal),
seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 1.21 (b).
Defleksi :
Sebuah pegas daun umum digunakan dalam mobil adalah bentuk semielips
seperti ditunjukkan pada Gambar. 1.22 Hal ini dibangun dari sejumlah pelat (dikenal
sebagai daun). Daun biasanya diberikan kelengkungan awal atau melengkung. Daun
disatukan dengan menggunakan band atau baut. Band dapat memberikan efek yang
kaku dan memperkuat.
Gambar 1.24(a) Pegas Belleville yang ada di pasaran (b) Dimensi pegas Belleville
(posisi bebas/tidakterdefleksi)
Parameter yang digunakan pada pegas Belleville adalah rasio diameter
Rd=Do/Didan h/t. Rd=2 berarti pegas mempunyai kapasitas penyimpanan energi
maksimum. Dari gambar 1.25, pada h/t kecil, karakteristik pegas hampir linear,
sedangkan pada h/tbesar, karakteristik pegas sama sekali tidak linear. Pegas yang tidak
terdefleksi dan tidakterbebani ditunjukkan pada gambar 1.24 (b). Defleksi 100% adalah
pada kondisi pegasflat. Gaya 100% menunjukkan gaya yang dibutuhkan untuk
terjadinya defleksi 100%.Besarnya gaya dan defleksi absolut tergantung rasio h/t,
ketebalan t, dan material.
Dengan :
Dan :
Persamaan :
Tabel 1.8 Tingkat tegangan tekan maksimum yang direkomendasikan untuk pegas
Belleville padapembebanan statik (asumsi Suc=Sut)
Pembebanan Dinamik
Pada pembebanan dinamik, Tegangan tarik maksimum dan minimal ti dan to
pada posisi ekstrim range defleksinya bisa dihitung dengan persamaan :
dan :
Untuk mendapatkan faktor keamanan untuk fatigue bisa didapat dari analisis diagram
Goodman dan persamaan :
Pegas ini juga termasuk dalam pegas ulir puntir atau pegas spiral seperti yang
terlihat dalam Gambar 1.29. Pegas ulir puntir biasanya digunakan untuk menahan beban
secara konstan seperti pada meja gambar teknik atau juga pada peralatan elektronik, dan
pegas spiral biasanya digunakan pada jam tangan dan jam dinding.
Sifat-sifat
Memerlukan sedikit tempat
Energi yang diabsorsi lebih besar daripada pegas lain
Tidak mempunyai sifat meredam getaran sendiri
Dapat menyetel tinggi bebas mobil
Langkah pemegasan panjang
Mahal
Ketika ujung pegas A ditarik oleh gaya W, maka momen lentur pada pegas :
M=Wxy
Momen lentur terbesar terjadi pada pegas di B yang berada pada jarak maksimum dari
beban tarik W.
Dengan asumsi bahwa kedua ujung pegas dijepit, sudut defleksi (dalam radian) dari
pegas adalah :
pegas :
semakin bertambah sesuai dengan beban yang dibutuhkan. Pegas ulir tekan konis
mempunyai bentuk yang puncaknya lancip sedangkan pegas ulir tekan penampang segi
empat panjang mempunyai puncak berbentuk parabol.
BAB III
MATERIAL PEGAS
3.1 Material pegas
Material pegas yang ideal adalah material yang memiliki kekuatan ultimate yang
tinggi, kekuatan yield yang tinggi, dan modulus elastisitas atau modulus geser yang
rendah untuk menyediakan kemampuan penyimpanan energi yang maksimum.
Parameter loss coefficient, v yang menyatakan fraksi energi yang didisipasikan pada
siklus stress-strain juga merupakan faktor penting dalam pemilihan material. Material
pegas yang baik haruslah memiliki sifat loss coefficient yang rendah. Nilai loss
coefficient suatu material dapat dihitung dengan persamaan (lihat gambar 1.34) :
stainlesssteel, sehingga material jenis ini paling banyak digunakan untuk pegas.
Kelemahan bajakarbon adalah modulus elastisitasnya yang tinggi. Untuk beban yang
ringan, paduancopper, seperti berylium copper serta paduan nikel adalah material yang
umum digunakan. Tabel 1.9 menampilkan sifat-sifat mekanik beberapa material yang
sangat umum digunakaN
Tabel 1.9 Sifat-sifat mekanik material pegas.
penampang sangat kecil akan memiliki kekuatan ikatan antar atom yang sangat tinggi.
Sehinggakekuatan kawat baja yang halus akan memiliki kekuatan ultimate yang tinggi.
Fenomena ini ditunjukkan dalam kurva semi-log pada gambar 1.35 untuk beberapa
jenis material pegas.
dimana A dan b diberikan pada table 1.10 untuk range ukuran kawat yang tertentu.
Fungsi empiris ini sangat membantu dalam perancangan pegas karena proses iterasi
dapat dilakukan dengan bantuan komputer. Perlu dicatat bahwa untuk A dalam ksi maka
d harus dalam inch, sedangkan jika A dalam satuan Mpa maka d harus dalam satuan
mm.
Diameter
SW
Diameter
SW
Diameter
SW
Diameter
G
7/0
6/0
5/0
4/0
3/0
2/0
0
1
2
3
4
(mm)
12.70
11.875
10.973
10.160
9.490
8.839
8.829
7.620
7.010
6.401
5.893
G
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
(mm)
4.470
4.064
3.658
3.251
2.946
2.642
2.337
2.032
1.829
1.626
1.422
G
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
(mm)
0.914
0.813
0.711
0.610
0.559
0.508
0.457
0.4166
0.3759
0.3454
0.3150
G
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
(mm)
0.2540
0.2337
0.2134
0.1930
0.1727
0.1524
0.1321
0.1219
0.1118
0.1016
0.0914
5
6
5.385
4.877
18
19
1.219
1.016
31
32
0.2946
0.2743
44
45
0.0813
0.0711
BAB IV
PERENCANAAN PEGAS
Bila tarikan atau kompresi bekerja pada pegas ulir, besarnya momen puntir T
(kg.mm) adalah tetap untuk seluruh penampang kawat yang bekerja untuk diameter
lilitan rata-rata ( diukur pada sumbu kawat) D (mm), besar momen puntir tersebut
adalah :
T = (D/2) Wl
Jika diameter kawat adalah d (mm), maka besarnya momen tahanan puntir kawat adalah
Zp = (/16)d3 , dan tegangan gesernya (kg/mm) dapat dihitung dari :
= T/Zp = 16/(d3) .(dWl)/2
= (8DWl)/d3
Tegangan maksimum yang terjadi di permukaan dalam lilitan pegas ulir adalah :
= K (8DWl)/(d3 ) = K 8/ .( D/d ) .Wl /d2
Wl =( d3)/8KD
Jika dalam persamaan (1.12) diganti dengan a, diameter kawat dan diameter
lilitan rata-rata dapat di tentukan. Diameter kawat d (mm) dapat dipilih dari Tabel 1.12.
Tabel 1.12Diameter standar dari kawat baja keras dan kawat music (mm)
0,08
0,50
2,90
*6,50
0,09
0,55
3,20
*7,00
0,10
0,60
3,50
*8,00
0,12
0,65
0,14
0,70
4,00
*9,00
0,16
0,80
4,50
*10,00
0,18
0,90
0,20
1,00
5,50
0,23
1,20
6,00
0,26
1,40
0,29
1,60
0,32
1,80
0,35
2,00
0,40
2,30
0,45
2,60
5,00
Dimana
a : konstanta yang besarnya = jika kedua ujung pegas tetap atu bebas, dan = jika
satu ujung bebas dan ujung yang lain tetap.
d : diameter kawat (mm).
D : diameter lilitan rata-rata (mm)
n : jumlah lillitan yang aktif
G : modulus geser : untuk baja = 8.000 (kg/mm).
: berat jenis pegas ; untuk baja = 7,85 x 10-6 (kg/mm).
Dalam hal pegas katup, Wl harus diambil cukup besar sehingga batang katup tidak
sampai terlepas dari kamnya pada putaran tinggi .
Dibawah ini akan diuraikan hal pegas kawat musik dan kawat baja yang bebas
atau tetap pada kedua ujungnya. Dalam hal dimikian dapat diambil a= , G = 8.400
(kg/mm) untuk kawat musik dan 8.000 (kg/mm). Untuk kawat baja biasa, dan = 7,85
x 10-6 (kg/mm). Maka frekuensi pribadi pegas, dalam jumlah putaran per menit
adalah:
Selanjutnya :
Kerena :
Wl/k = (lendutan), maka
Ns = 8190 /K untuk kawat music,
Ns = 8360 /K untuk kawat baja biasa.
Jika W (kg) adalah pertambahan beban pegas karena katup diangkat
maksimum setinggi h (mm), dan jika (kg/mm) adalah pertambahan tegangan
gesernya, maka :
a = 30 (a/6)
Pada motor berputaran tinggi biasanya diperlukan 2 atau 3 pegas ulir yang
dipasang secara konsentris untuk masing-masing katup, karena asatu pegas tidak cukup.
Jika panjang pegas dinyatakan dengan Hf (mm), panjang terpasang dinyatakan dengan
Hs (mm), beban awal terpasang dinyatakan dengan Wo (kg), dan lendutan awal
terpasang dinyatakan dengan o (mm), maka :
Hf Hs = o = Wo/k
Jika h (mm) adalah lendutan efektif (lendutan pada pembukaan katup maksimum),
Wl(kg) adalah beban pada lendutan maksimum, dan H1 (mm) adalah tinggi pegas pada
lendutan maksimum, maka :
= Hf Hl = h + o = Wl /k
Wl = Wo + k
Hs = Hl + = Hl + ( Wl Wo ) / k
Jika pegas dimampatkan hingga menjadi padat, maka panjang padat pegas H c, untuk
jumlah lilitan mati (untuk dudukan) pada ujung-ujungnya sebanyak 1 atau1,5 lilitan,
adalah :
Hc = ( n + 1,5) d, atau Hc = (n + 2,3) d
Jika jumlah lilitan mati adalah 1, mak kelonggaran kawat C s (mm) untuk keadaan awal
terpasang, dan Ct pada lendutan maksimum adalah :
Cs = ( Hs Hc ) / ( n + 1,5 )
Cl = ( Hl Hc ) / ( n + 1,5 )
Untuk pegas katub disini dapat dapat diambil Cs = 1,0 2,0 (mm) dan C 1 = 0,20,6 (mm), meskipun sebenarnya kelonggaran tersebut juga tergantung padsa besarnya
diameter kawat dan diameter lilitan rata-rata.
Pegas tekan pada dasarnya merupakan kolom yang sangat lunak. Jika pegas
cukup ramping, mak akan mudah terjadi tekukan. Hal ini tidak akan terjadi jika panjang
bebasnya tidak lebih dari 6x diameter lilitan rata-rata, dan lendutannya tidak lebih dari
40 (%) panjang bebasnya atau jika panjang bebasnya adalah 8x diameter lilitan rataratanya dan lendutannya tidak lebih dari 20 (%) panjang bebasnya.
Pegas yang cenderung akan menglami tekukan, meskipun memenuhi
persyaratan diatas, harus diberi batang atau pipa penjaga. Dalam hal demikian perlu
diperhatikan keausan dan perubahan konstanta pegas yang dapat terjadi
Temperatur yang tinggi atau rendah dapat memberi pengaruh yang merugikan
pada pegas. Pada temperature lebih rendah dari 46C dibawah 0, ada bahaya kegetasan
pada baja. Dalam hal demikian beban tumpukan harus dihindari kecuali untuk pegas
dari logam bukan besi. Temperatur kerja maksimum untuk baja pegas adalah 150C,
asalkan tegangan yang diizinknan diambil dari 80 (%) dari harga pada temperatur
ruangan. Untuk pegas inconel, temperatur kerja maksimumnya adalah 370C dengan
kondisi seperti diatas, sedangkan unutuk pegas perunggu fospor adalah 75 C, dan
untuk pegas baja tahan karat 260 C. Temperatur tinggi akan mengurangi modulus
gesernya, sedangkan temperatur rendah akan memperbesarnya. Dalam perhitungannya
perbedaan tersebut tidak perlu diperhatikan.
Disamping pegas logam, ada juga alat yang dipergunakan untuk mencegah dan
meredam getaran. Ada beberapa jenis gabungan antara pegas logam dengan alat ini
yang dapat meredam getaran dengan asangat baik, seperti diuraikan dibawah ini.
a) Pegas karet (gambar 1.36 ) mempunyai sifat menyerap getaran dengan
amplitude kecil karena elastisitasnya yang sangat besar. Pegas ini juga tidak
cenderung untuk memperbesar getaran seperti pada pegas logam pada frekuensi
pribadinya. Dengan dikembangkannya karet sintetis yang tahan minyak dan
tahan panas serta kemajuan dalam teknik pengelasan karet pada permukaan
logam, maka kini dapat dihasilkan karet pencegah getaran untuk tumpuan
mesin. Karet sangat baik untuk mencegah penerusan getaran dan bunyi dari
1.
Reservoir udara
2.
Katup pengatur
3.
4.
Udara buangan
5.
6.
Roda
c) Peredam fluida umumnya berbentuk silinder dengan torak dan beris cairan yang
umumnya berupa minyak. Silinder tersebut tertutup seluruhnya dan pagda torak
terdapat lubang tembus sempit yang menghubungkan ruangan di kedua sisi
torak tersebut. Jika torak bergerak, maka minyak akan berpindah melalui lubang
sempit tersebut dengan tahanan besar, hingga gerakan torak akan terhambat.
Semakin besar kecepatan torak, semakin besar pula gaya yang menghambatnya.
Dalam gambar 1.38 diperlihatkan suatu alat penggetar yang ditahan dengan
pegas ulir dan peredam fluida. Peredam ini banyak dipakai, terutama pada
kendaraan. Perlu dikemukakan pula bahwa peredam macam ini hanya dapat
meredam gerakan, tetapi tak dapat menghentikannya tanpa pembatas lain.
Gambar 1.38 Keadaan eksentrik yang ditimbulkan oleh gerakan bolak-balik /
berputar yang tak balance dan peredaman getaran.
1.
2.
Peredam minyak
BAB V
NILAI PEGAS
Elastisitas, adalah sifat suatu bahan yang memungkinkan ia kembali ke
bentuknya semulasetelah mengalami perubahan bentuk. Gambar 6.6 menunjukkan
sebuah gelagar lurus denganpanjang l yang ditumpu secara sederhana pada ujungujungnya dan diberi beban gayamelintang F. Besar defleksi y mempunyai hubungan
yang linear dengan gaya, sejauh bataselastis bahan itu tidak dilampaui, seperti terlihat
pada grafik gelagar ini disebut sebagai suatupegas linear.
tidak berhubungan secara linear dengandefleksi, dank arena itu gelagar ini disebut
sebagai pegas yang mengeras secara non-linear.