Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elemen Mesin 1
Anggota Kelompok :
1. Conistia Valenciana Utari
2. Joni Wijayanto
3. Rizki Armando Saputra
5214220010
5214220003
5214220020
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, Puji syukur penulis panjatkan kehadirah Allah
SWT Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya ,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul pegas.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis menerima koreksi, kritik dan saran yang
bertujuan untuk perbaikan makalah seminar ini. Harapan penulis adalah semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Dalam penulisan makalah
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pegas merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang
peranan cukup penting. Fungsi dari pegas yaitu pegas memiliki fungsi menyerap
kejut dari jalan dan getaran roda agar tidak diteruskan ke bodi kendaraan secara
langsung. Selain itu, pegas juga berguna untuk menambah daya cengkeram ban
terhadap permukaan jalan.
A. Latar Belakang
Pegas(Spring) merupakan salah satu jenis komponenmesing yang sering
digunakan untuk peredam kejut. Karena digunakan secara luas dan penting,
maka sangat penting mengetahui karakteristik pegas, . Oleh karena itu, kita
menulis makalah ini sebagai salah satu referensi tentang bantalan gelincir.
Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi tugas kuliah Elemen Mesin I.
B. Tujuan
1. Memahami karakteristik dan fungsi pegas
2. Mengetahuibahan-bahanpembentukpegas
3. Mengetahui jenis-jenis pegas
4. Mengetahuiaplikasiberbagaijenispegas
5. Memahamibeban-beban yang terjadipadapegas
6. Mengetahui cara perawatan pegas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Elastisitas dapat didefinisikan sebagai sifat suatu benda atau bahan yang
dapat kembali ke bentuk semula. Bola yang terbuat dari karet, bila diberi gaya
tekan maka bentuknya tidak bulat lagi. Namun jika gaya tersebut dihilalangkan,
bentuk bola tersebut juga akan kembali pada bentuk semula. Akan tetapi jika bola
yang terbuat dari tanah liat diberi gaya yang sama dan gayanya dihilangkan, maka
bentuk bola tersebut tidak dapat kembali pada bentuk semula.
Dari kejadian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ada 2 golongan
bahan, yaitu bahan elastis dan bahan tidak elastis. Bahan elastis adalah bahan
yang dapat kembali pada bentuk semula jika diberi suatu gaya,contohnya adalah
karet,baja dan kayu. Sedangkan bahan tidak elastis adalah bahan yang tidak dapat
kembali lagi pada bentuk semula jika diberi gaya meski gaya tersebut telah
dihilangkan, contohnya adalah tanah liat dan plastisin.menurut hkum hooke jika
gaya tarik tidak melampaui batas elastic pegas maka pertambahan panjang pegas
berbanding lurus dengan gaya tariknya.Persamaan ini sering dikenal sebagai
persamaan pegas dan merupakan hukum hooke. Hukum ini dicetuskan oleh
Robert Hooke (1635-1703).
F = k.x
Dimana :
BAB III
ISI
Gambar 1. Pegas
B. Fungsi
1. Menyimpan Energi
Contoh : Penggerak jam
Karena tidak menggunakan
baterai,
jam
bandul
bekerja
dengan
2. Melunakkan Kejutan
Contoh : Untuk melunakkan tumbukan antara lain sebagai pegas kejut pada
kendaraan bermotor.
Suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang berfungsi meredam
kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak
rata yang dapat meningkatkan kenyamanan berkendara dan pengendalian
kendaraan. Sistem suspensi kendaraan terletak di antara bodi (kerangka) dengan
roda.
3. Pendistribusian Gaya
Contoh : Pada pembebenan roda dari kendaraan dan landasan mesin
4. Elemen Ayun
Contoh : Sebagai pegas pemberat, pembalik atau penghentian ayunan
5. Pembatas Gaya
Contoh : Seperti penggunaan pada mesin pres
6. Pengukur
Contoh : Pengukur seperti pada timbangan.
Neraca pegas digunakan sebagai pengukur berat pada timbangan dengan
mendefleksikan pegas dan menampilkannya dengan skala massa. Pada timbangan
analog output dalam didefleksikan pada penunjukkan jarum, pada timbangan
digital output diubah menjadi digital.
C.
Bahan-bahanpembentukpegas
Material Pegas
Material pegas yang ideal adalah material yang memiliki kekuatan
ultimate yangtinggi, kekuatan yield yang tinggi, dan modulus elastisitas
atau modulus geser yangrendah untuk menyediakan kemampuan
penyimpanan energi yang maksimum.Parameter loss coefficient, v yang
menyatakan fraksi energi yang didisipasikan padasiklus stress-strain juga
merupakan faktor penting dalam pemilihan material.
Materialpegas yang baik haruslah memiliki sifat loss coefficient yang
rendah. Nilai loss coefficientsuatu material dapat dihitung dengan
persamaan (lihat gambar 10.3) :
yield yang tinggidapat dipenuhi oleh baja karbon rendah sampai baja karbon
tinggi, baja paduan, stainlesssteel, sehingga material jenis ini paling banyak
digunakan untuk pegas. Kelemahan bajakarbon adalah modulus elastisitasnya
yang tinggi. Untuk beban yang ringan, paduancopper, seperti berylium copper
serta paduan nikel adalah material yang umum digunakan. Tabel dibawah ini
menampilkan sifat-sifat mekanik beberapa material yang sangatumum digunakan.
Data sifat material pada gambar 10.4 di atas dapat didekati dengan
persamaaneksponensial
dimana A dan b diberikan pada Tabel 10.2 untuk range ukuran kawat yang
tertentu.Fungsi empiris ini sangat membantu dalam perancangan pegas karena
proses iterasidapat dilakukan dengan bantuan komputer. Perlu dicatat bahwa
untuk A dalam ksi makad harus dalam inch, sedangkan jika A dalam satuan Mpa
maka d harus dalam satuanmm.
Dalam perancangan pegas, tegangan yang diijinkan adalah dalam kekuatan
gesertorsional. Hasil penelitian untuk material pegas menunjukkan bahwa
kekuatan gesertorsional adalah sekitar 67% dari kekuatan ultimate tarik.
D. Jenis-jenis pegas
1. Pegas Heliks
Pegas heliks di buat dari kawat yang dililit dalam bentuk heliks dan
pada dasarnya dimaksudkan untuk beban tekan dan beban tekan.
Penampang kawat dari pegas heliks dapat berbentuk melingkar,persegi dan
persegi panjang. Dua bentuk dari pegas heliks adalah compression helical
spring seperti yang ditunjukan gambar dan tension helical spring seperti
yang ditunjukan gambar
Pegas helix tekan yang paling umum adalah pegas kawat dengan
penampangbulat, diameter coil konstan, dan picth yang konstan. Geometri
utama pegas helix adalahdiameter kawat d, diameter rata-rata coil D,
panjang pegas bebas Lf, jumlah lilitan Nt, danpitch p. Pitch adalah jarak
yang diukur dalam arah sumbu coil dari posisi center sebuahlilitan ke
posisi center lilitan berikutnya. Indeks pegas C, yang menyatakan ukuran
kerampingan pegas didefinisikan sebagai perbandingan antara diameter lilitan
dengandiameter kawat.
C=D/d
Index pegas biasanya berkisar antara 3 12. Jika C < 3, maka pegas sulit
dibuat,sedangkan jika C> 12, maka pegas mudah mengalami buckling.
Untuk memvisualisasikan bentuk pegas helix, dapat dimulai dengan sebuah
kawatlurus dengan panjang l dan diameter kawat d seperti ditunjukkan pada
gambar 10.5(b).
Pada masing-masing ujung kawat dipasang lengan dengan panjang R = D/2,
dimanagaya P bekerja. Gaya P akan menimbulkan momen torsi di sepanjang
batang kawatsebesar
T = PR
Jika kawat sepanjang l tadi dibuat menjadi bentuk helix dengan N lilitan,
denganradius lilitan R, maka akan terjadi kondisi setimbang seperti ditunjukkan
pada gambar10.5(c). Pada penampang kawat sekarang bekerja momen torsi dan
gaya geser sepertiditunjukkan pada gambar 10.5(d).
Geometri dan gaya-gaya pada pegas helix: (a) geometri, (b) kawat lurus seblum
dililitkan,
(c) gaya tekan pada pegas, (d) gaya dan momen dalam
Pegasterdiridari
jenisheliksatauspiralseperti
gambar.tipehelikshanya
dapat
digunakandalam
manabebancenderungmenggulungpegas
berbagaimekanismelistrik.
yang
ditunjukkanpada
aplikasi
di
dan
digunakandalam
tipespiraljuga
digunakandi
dalamjam
tangan
dan
jam.
Pegas torsi yang ditunjukan pada gambar dapat dibuat dari kawat
berpenampang lingkaran, persegi panjang dan pesegi. Bentuk tersbut di
lilit dengan cara yang sama seperti pegas tekan heliks dan pegas tarik
heliks tetapi pada bagian ujungnya dibentuk untuk meneruskan torsi.
Tekanan utama pada pegas torsi heliks adalah tekanan lentur. Padahal pada
pegas tekan dan tarik, tekanannya adalah tekanan geser torsi. Pegas torsi
heliks diguanakan secara luas untuk meneruskan torsi kecil seperti pada
engsel pintu, pegangan sikat pada motor listrik, stater otomatis dan
sebagainya. Sedikit pertimbangan akan menunjukkan bahwa jari-jari
kelengkungan dari kumparan berubah ketika moment putar diterapkan
untuk pegas. dengan demikian, kawat dalam keadaan lentur murni.
menurut A.M. Wahl, tekanan lentur dalam pegas torsi heliks terbuat dari
putaran kawat.
b=K
32 M
32 W . y
=K
3
3
d
d
Dimana
4 C 2C1
4 C 24 C
C=indeks pegas
M=momen lentur=Wxy
W=beban yang bekerja pada pegas
Y=jarak beban dari sumbu pegas
D=diameter kawat pegas
Dan sudut total untuk defleksi putaran atau angular
=
M .l
M Dn
64 M . D .n
=
=
4
E . I E d 64
E d4
Dimana
l=panjang kawat= . D . n
E=modulus young
d4
I=momen inersia 4
D=diameter pegas
N=jumlah putaran
Dan defleksi
= y =
64 M . D. n
y
E d4
Ketiks pegas terbuat dari kawat yang persegi panjang yang memiliki lebar b
dan ketebalan t maka
b=K
Dimana
Defleksi angular
Pada kasus pegas yang terbuat dari kawat persegi dengan setiap sisi yang sama
b, lalu mensubtitusikan t=b dari hubungan di atas, kita memiliki
Ketika ujung luar atau dalam dari jenis pegas menggulung sedemikian
rupa bahwa ada kecenderungan dalam peningkatan jumlah spiral pegas,
energi regangan disimpan ke dalam spiral nya. energi ini dimanfaatkan
dengan cara yang bermanfaat sedangkan spiral terbuka perlahan-lahan.
biasanya ujung bagian dalam pegas dijepit ke sebuah arbor sementara
ujung luar dapat disematkan atau dijepit. Ketika radius kelengkungan
setiap spiral menurun ketika pegas ini tergulung, oleh karena itu bahan
pegas dalam keadaan murni lentur.
Dengan mengasumsikan kedua ujung dari pegas di jepit. Defleksi angular (dalam
radian) dari pegas diketahui
6. Pegas Khusus
Pegas ini merupakan pegas udara atau pegas cairan, pegas karet,
pegas cincin dan lain-lain. cairan (udara atau cair) dapat berperilaku
sebagai pegas tekan. pegas ini hanya digunakan untuk jenis aplikasi
khusus.
Tegangan pada Pegas
Tegangan pada kawat lurus pada gambar 10.5(b) adalah tegangan geser torsi,
sedangkan pada penampang kawat sudah dibentuk helix akan terjadi tegangan
geser
akibat beban torsi dan tegangan geser akibat gaya geser. Tegangan torsi
maksimum
pada penampang pegas adalah
dimana T = torsi
c = radius terluar kawat
Distribusi tegangan geser pada penampang kawat ditunjukkan pada gambar 10.6.
Gambar Distribusi tegangan pada penampang pegas: (a) tegangan akibat torsi, (b)
tegangan akibat
gaya geser, (c) tegangan total tanpa pengaruh konsentrasi tegangan, (d) tegangan
total dengan pengaruh
konsentrasi tegangan
Defleksi Pegas
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan defleksi pegas helix
yaitu
dari pembebanan torsi dan dengan menggunakan teori Castigliano. Regangan
geser
akibat beban torsi pada kawat lurus adalah
menggunakan teori Castigliano. Total energi regangan akibat torsi dan gaya geser
adalah
Gd
Spring rate
Spring rate yang didefinisikan sebagai slope dari kurva gaya-defleksi sekarang
dapat
dihitung. Untuk kurva gaya defleksi yang linier maka spring rate untuk pegas
helix tekan
adalah
Persamaan pertama hanya berlaku untuk geser torsional, sedangkan rumus kedua
berlaku untuk beban torsi dan gaya geser melintang.
Spring rate total untuk n buah pegas yang disusun secara paralel adalah
ktotal = k1 + k2 + k3 + ... + kn (10.17)
Sedangkan untuk pegas yang disusun secara seri, total spring ratenya adalah
pada gambar 10.7. Ujung plain dihasilkan dengan memotong kawat dan
membiarkannya
memiliki pitch yang sama dengan keseluruhan pegas. Tipe ini paling murah, tapi
alignment-nya sangat sulit dan efek eksentrisitasnya tinggi. Tipe plain ground
adalah
ujung plain yang digerinda sampai permukaan ujung pegas tegak lurus terhadap
sumbu
pegas. Hal ini akan memudahkan aplikasi beban pada pegas. Ujung pegas tipe
squared
atau tertutup didapat dengan mengubah sudut lilitan menjadi 00. Performansi
aplikasi
beban dan alignment akan lebih baik lagi jika ujungnya digerinda yang
ditunjukkan pada
gambar (d). Tipe ini memerlukan biaya paling mahal, tetapi ini adalah bentuk
yang
direkomendasikan untuk kompenen mesin kecuali diameter kawat sangat kecil (<
0,02 in
atau < 0,5 mm).
Gambar Empat tipe ujung pegas: (a) plain, (b) plain and ground, (c) squared, (d)
squared and ground
Panjang Pegas dan Jumlah Lilitan
Jumlah total lilitan belum tentu secara akurat berkontribusi terhadap defleksi
pegas. Hal ini dipengaruhi oleh bentuk ujung lilitan. Penggerindaan ujung lilitan
akan mengurangi 1 lilitan aktif, sedangkan bentuk squared mengurangi 2 lilitan
aktif.Panjang pegas helix tekan dibedakan menjadi 4 buah seperti ditujukkan pada
gambar 10.8. Panjang bebas Lf adalah panjang pegas sebelum dibebani. Panjang
terpasang Li adalah panjang pegas setelah dipasang dan mendapat beban awal.
Panjang operasi minimum L0 adalah panjang terkecil pada saat pegas beroperasi.
Panjang padat Ls adalah panjang pegas dimana semua lilitan sudah saling
berkontak. Persamaan untuk menghitung panjang pegas untuk berbagai kondisi
ujung pegas dicantumkan pada tabel 10.3.Panjang bebas pegas helix tekan adalah
penjumlahan defleksi solid dengan panjang solid, lf=ls+s.
Gambar Various panjang pegas helix tekan : (a) panjang bebas, (b) panjang
terpasang, (c) panjang
minimum operasi, (d) panjang pejal
Tabel Formula pegas tekan helix untuk empat kondisi ujung lilitan
pegas terhadap terhadap diameter lilitan Lf/D. Gambar 10.9 menunjukkan daerah
kondisi
kritis dimana pegas dapat mengalami buckling untuk pemasangan paralel dan non
10-12 paralel. Masalah buckling dapat dihindari dengan menempatkan pegas di
dalam lubang atau pada batang.
Gambar Kondisi critical buckling pegas untuk ujung paralel dan non-paralel
Dalam perancangan pegas helix, haruslah dihindari getaran arah longitudinal
dalam bentuk surge. Surge adalah pulsa gelombang kompresi yang merambat
pada koil sampai pada salah satu ujung dimana pulsa akan dipantulkan dan
kembali merambat keujung yang lain, demikian seterusnya. Hal ini dapat terjadi
jika pegas mendapat eksitasi dinamik di sekitar frekuensi pribadinya. Frekuensi
pribadi pegas fn atau n tergantung pada kekakuan, massa, dan tipe tumpuan
pada ujung pegas. Tumpuan fixed pada kedua ujung pegas adalah paling umum
digunakan, dimana dengan membuat tumpuan fixed pada kedua ujung pegas,
maka frekuensi pribadi terendah adalah dua kali dibandingkan jika salah satu
ujung dibebaskan berotasi, lihat gambar 10.9. Untuk tumpuan fixed pada kedua
ujung pegas, frekuensi pribadi terendah didapat
Atau
dimana g adalah percepatan gravitasi, k adalah spring rate, dan Wa adalah berat
pegas yang dapat dihitung dengan persamaan
dengan adalah massa jenis bahan pegas (kg/m3). Substitusi spring rate dan berat
pegas ke persamaan di atas maka akan didapatkan
7.
F.
1.
2.
3.
4.
http://veethaadiyani.blog.uns.ac.id/2011/08/29/pendulum-clocks-aplikasi-ayunanmekanik/
http://www.anneahira.com/timbangan-dan-pengukur-berat.htm