Transmisi Sabuk - V
Disusun Oleh :
(4312216252)
Universitas Pancasila
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin
1
ABSTRAK
Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkinkan transmisi langsung
dengan roda gigi. Dalam hal demikian, cara transmisi putaran atau daya yang lain dapat
diterapkan, dimana sebuah sabuk luwes atau rantai dibelitkan sekeliling puli atau sproket pada
poros.
Transmisi dengan elemen mesin yang luwes dapat digolongkan atas transmisi sabuk,
transmisi rantai, dan transmisi kabel atau tali. Dari macam-macam transmisi tersebut, kabel
atau tali hanya dipakai untuk maksud khusus. Transmisi sabuk dapat dibagi atas tiga
kelompok. Dalam kelompok pertama, sabuk rata dipasang pada puli silinder dan meneruskan
momen antara dua poros yang jaraknya dapat sampai 10 (m) dengan perbandingan putaran
antara 1/1 sampai 6/1. Dalam kelompok kedua, sabuk dengan penampang trapezium dipasang
pada puli dengan alur dan meneruskan momen antara dua poros yang jaraknya sampai 5 (m)
dengan perbandingan putaran antara 1/1 sampai 7/1. Kelompok yang terakhir terdiri atas
sabuk dengan gigi yang digerakkan dengan sproket pada jarak pusat sampai mencapai 2 (m),
dan meneruskan putaran secara tepat dengan perbandingan antara 1/1 dan 6/1. Sabuk rata
yang banyak ditulis dalam buku-buku lama belakangan ini pemakaiannya tidak seberapa luas
lagi. Namun akhir-akhir ini dikembangkan sabuk rata untuk beberapa pemakaian khusus.
Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk-V karena mudah penanganannya
dan harganya pun murah. Kecepatan sabuk direncanakan untuk 10 sampai 20 (m/s) pada
umumnya, dan maksimum sampai 25 (m/s). daya maksimum yang dapat ditransmisikan
kurang lebih sampai 500 (kW).
Karena dengan slip antara puli dan sabuk, sabuk-V tidak dapat meneruskan putaran
dengan perbandingan yang tepat. Dengan sabuk gilir transmisi dapat dilakukan dengan
perbandingan yang tepat. Dengan sabuk gilir transmisi dapat dilakukan dengan perbandingan
putaran yang tepat seperti pada roda gigi. Karena itu sabuk gilir telah digunakan secara luas
dalam industry mesin jahit, computer, mesin fotokopi, mensin tik listrik. Dsb.
*Note : Sebagai pembatasan karena yang paling sering digunakan adalah v-belt maka untuk
pembahasan perhitungan hanya akan dibahas perhitungan v-belt
BAB I PENDAHULUAN
Jenis Sabuk
Ada tiga jenis belt ditinjau dari segi bentuknya adalah sebagai berikut:
1. Flat belt (belt datar). Seperti ditunjukkan pada Gambar 1 (a), adalah banyak digunakan
pada pabrik atau bengkel, dimana daya yang ditransmisikan berukuran sedang dari pulley
yang satu ke pulley yang lain ketika jarak dua pulley adalah tidak melebihi 8 meter. Daya
yang ditansmisikan dari satu pulley ke pulley lain oleh beberapa jenis belt sebagai berikut:
a. Open belt drive (penggerak belt terbuka). Seperti ditunjukkan pada Gambar 2, belt
jenis ini digunakan dengan poros sejajar dan perputaran dalam arah yang sama.
Dalam kasus ini, penggerak A menarik belt dari satu sisi (yakni sisi RQ bawah) dan
meneruskan ke sisi lain (yakni sisi LM atas). Jadi tarikan pada sisi bawah akan
lebih besar dari pada sisi belt yang atas (karena tarikan kecil). Belt sisi bawah
(karena tarikan lebih) dinamakan tight side sedangkan belt sisi atas (karena tarikan
kecil) dinamakan slack side, seperti pada Gambar 2.
b. Crossed atau twist belt drive (penggerak belt silang). Seperti ditunjukkan pada
Gambar 3, belt jenis ini digunakan dengan poros sejajar dan perputaran dalam arah
yang berlawanan. Dalam kasus ini, penggerak menarik belt dari satu sisi (yakni sisi
RQ) dan meneruskan ke sisi lain (yakni sisi LM). Jadi tarikan dalam belt RQ akan
lebih besar dari pada sisi belt LM. Belt RQ (karena tarikan lebih) dinamakan tight
side sedangkan belt LM (karena tarikan kecil) dinamakan slack side, seperti pada
3
Gambar 3.
c. Quarter turn belt drive (penggerak belt belok sebagian). Mekanisme transmisi dapat
dilihat pada Gambar 4. Untuk mencegah belt agar tidak keluar/lepas dari pulley,
maka lebar permukaan pulley harus lebih besar atau sama dengan 1,4b, dimana b
adalah lebar belt.
d. Belt drive with idler pulley (penggerak belt dengan pulley penekan). Dinamakan
juga jockey pulley drive seperti ditunjukkan pada Gambar 5, digunakan dengan
poros parallel dan ketika open belt drive tidak dapat digunakan akibat sudut kontak
yang kecil pada pulley terkecil. Jenis ini diberikan untuk mendapatkan rasio
kecepatan yang tinggi dan ketika tarikan belt yang diperlukan tidak dapat diperoleh
4
e. Compound belt drive (penggerak belt gabungan). Seperti ditunjukkan pada Gambar
6, digunakan ketika daya ditransmisikan dari poros satu ke poros lain melalui
sejumlah pulley
f. Stepped or cone pulley drive (penggerak pulley kerucut atau bertingkat). Seperti
pada Gambar 7, digunakan untuk merubah kecepatan poros yang digerakkan ketika
poros utama (poros penggerak) berputar pada kecepatan konstan.
g. Fast and loose pulley drive (penggerak pulley longgar dan cepat). Seperti pada
Gambar 8, digunakan ketika poros mesin (poros yang digerakkan) dimulai atau
diakhiri kapan saja diinginkan tanpa mengganggu poros penggerak. Pulley yang
dikunci ke poros mesin dinamakan fast pulley dan berputar pada kecepatan yang
sama seperti pada poros mesin. Loose pulley berputar secara bebas pada poros
5
mesin dan tidak mampu mentransmisikan daya sedikitpun. Ketika poros mesin
dihentikan, belt ditekan ke loose pulley oleh perlengkapan batang luncur (sliding
bar).
2. V-Belt (belt bentuk V). Seperti ditunjukkan pada Gambar 1 (b), adalah banyak digunakan
dalam pabrik dan bengkel dimana besarnya daya yang ditransmisikan berukuran besar dari
pulley yang satu ke pulley yang lain ketika jarak dua pulley adalah sangat dekat. Menurut
standar India (IS:2494-1974), V-belt dibuat dalam lima tipe yaitu A,B,C,D, dan E. Dimensi
untuk V-belt standar ditunjukkan pada Tabel 1. Pulley untuk V- belt dibuat dari besi cor
atau baja untuk menurunkan berat.
Keuntungan V-belt:
1. Penggerak V-belt lebih kokoh akibat jarak yang pendek diantara pusat pulley.
2. Gerakan adalah pasti, karena slip antara belt dan alur pulley diabaikan.
3. Karena V-belt dibuat tanpa ujung dan tidak ada gangguan sambungan, oleh karena itu
pergerakan menjadi halus.
4. Mempunyai umur yang lebih lama, yaitu 3 sampai 5 tahun.
5. Lebih mudah dipasang dan dibongkar.
6. Belt mempunyai kemampuan untuk melindungi beban kejut ketika mesin di-start.
7. Mempunyai rasio kecepatan yang tinggi (maksimum 10).
8. Aksi desak belt dala alur memberikan nilai rasio tarikan yang tinggi. Oleh karena itu
daya yang ditransmisikan oleh V-belt lebih besar dari pada belt datar untuk koefisien
gesek, sudut kontak dan tarikan yang sama dalam belt.
9. V-belt dapat dioperasikan dalam berbagai arah, dengan sisi tight belt pada bagian atas
atau bawah. Posisi garis pusat bisa horizontal, vertical atau miring.
Kerugian V-belt:
1. V-belt tidak bisa digunakan untuk jarak pusat yang panjang, karena berat per unit
panjang yang besar.
2. V-belt tidak bisa tahan lama sebagaimana pada belt datar.
3. Konstruksi pulley untuk V-belt lebih rumit dari pada pulley dari belt datar.
4. Karena V-belt mendapat sejumlah creep tertentu, oleh karena itu tidak cocok untuk
penerapan kecepatan konstan.
5. Umur belt sangat dipengaruhi oleh perubahan temperature, tarikan belt yang tidak
tepat dan panjang belt yang tidak seimbang.
6. Tarikan sentrifugal mencegah penggunaan V-belt pada kecepatan di bawah 5 m/s dan
di atas 50 m/s.
3. Circular belt atau rope (belt bulat atau tali). Banyak digunakan dalam pabrik dan bengkel
dimana besarnya daya yang ditransmisikan berukuran besar dari pulley yang satu ke pulley
yang lain ketika jarak dua pulley adalah lebih dari 8 meter.
7
Pada makalah ini hanya sebatas membahas pada klasifikasi transmisi sabuk-V.
BAB II PEMBAHASAN
Sabuk-V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapezium. Tenunan tetoron
dan semacamnya dipergunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang besar
(Gambar 1). Sabuk-V dibelitkan di keliling alur puli yang berbentuk V pula. Bagian sabuk
yang sedang membelit puli ini mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan
bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh bentuk baji, yang akan
menghasilkan transmisi daya yang besar pada
1. Terpal
2. Bagian penarik
3. Karet Pembungkus
4. Bantal karet
Gbr. 1 Konstruksi sabuk-V.
tegangan yang relatif rendah. Hal ini merupakan salah satu keunggulan sabuk-V dibandingkan
dengan sabuk rata.
Dalam Gambar 2 diberikan berbagai proporsi penampang sabuk-V yang umum
dipakai.
Atas dasar daya rencana dan putaran poros penggerak, penampang sabuk-V yang
Tabel. 1 Faktor koreksi
sesuai dapat diperoleh dari Gambar 3. Daya rencana dihitung dengan mengalikan daya yang
akan diteruskan dengan faktor koreksi dalam Tabel 1. Diameter nominal puli-V dinyatakan
sebagai diameter dp (mm) dari suatu lingkaran di mana lebar alurnya di dalam Gambar 4
menjadi l0 dalam Tabel 2 Transmisi sabuk-V hanya dapat menghubungkan poros-poros yang
sejajar dengan arah putaran yang sama. Dibandingkan dengan transmisi roda gigi atau rantai,
sabuk-V bekerja lebih halus dan tak bersuara. Untuk mempertinggi daya yang ditransmisikan,
dapat dipakai beberapa sabuk-V yang dipasang sebelah-menyebelah.
sabuk-V
D
E
()
W*
34
11,95
101 125
36
12,12
38
34
12,30
15,86
161 200
36
16,07
38
34
16,29
21,18
251 315
36
21,45
38
36
21,72
30,77
38
36
31,14
36,95
38
37,45
Lo
Ko
9,2
4,5
8,0
15,0
10,0
12,5
5,5
9,5
19,0
12,5
16,9
7,0
12,0
25,5
17,0
24,6
9,5
15,5
37,0
24,0
28,7
12,7
19,3
44,5
29,0
10
Jarak sumbu poros harus sebesar 1,5 sampai 2 kali diameter puli besar. Di dalam
perdagangan terdapat berbagai panjang sabuk-V. Nomor nominal sabuk-V dinyatakan dalam
panjang kelelilingnya dalam inch. Tabel 3(a) dan (b) menunjukkan nomor-nomor nominal dari
sabuk standar utama. Dalam Tabel 3(c) diperlihatkan panjang keliling sabuk-V sempit yang
akan dibahas kemudian. Diameter puli yang terlalu kecil akan memperpendek umur sabuk.
Dalam Tabel 4 diberikan diameter puli minimum yang diizinkan dan dianjurkan menurut jenis
sabuk yang bersangkutan.
Sekarang lihatlah Gambar 5 di mana putaran puli penggerak dan di gerakkan berturutturut adalah n1 (rpm) dan n2 (rpm), dan diameter nominal masing-masing adalah dp (mm) dan
Dp (mm), serta perbandingan putaran u dinyatakan dengan n2|n1 ata dp|Dp. Karena sabuk_V
biasanya dipakai untuk menurunkan putaran, maka perbandingan yang umum dipakai ialah
perbandingan reduksi I (i > l), dimana
(1)
Jarak sumbu poros dan panjang keliling sabuk berturut-turut adalah C (mm) dan L (mm).
aO1A = bO2B = 2y
11
Tabel 2 (a)
13
Penampang A
*65
117
16
Penampang B
*68
*120
14
*66
*118
17
*69
121
15
*67
119
18
*70
*122
16
*68
*120
19
*71
123
*17
*69
121
20
*72
124
*18
*70
*122
21
*73
*125
*19
*71
123
22
*74
126
*20
*72
124
23
*75
127
*21
*73
*125
24
*76
*128
*22
*74
126
*25
*77
129
*23
*75
127
*26
*78
*130
*24
*76
*128
*27
*79
131
*25
*77
129
*28
*80
*132
*26
*78
*130
*29
*81
133
*27
*79
131
*30
*82
134
*28
*80
132
*31
*83
*135
*29
*81
133
*32
*84
136
*30
*82
134
*34
*85
137
*31
*83
*135
*35
*86
*138
*32
*84
136
*36
*87
139
*33
*85
137
*37
*88
*140
*34
*86
138
*38
*89
141
*35
*87
139
*39
*90
*142
*36
*88
*140
*40
*91
143
*37
*89
141
*41
*92
144
*38
*90
142
*42
*93
*145
*39
*91
143
*43
*94
146
*40
*92
144
*44
*95
147
*41
*93
*145
*45
*96
*148
*42
*94
146
*46
*97
149
*43
*95
147
*47
*98
*150
*44
*96
148
*48
*99
151
*45
*97
149
*49
*100
152
*46
*98
*150
*50
101
153
*47
*99
151
*51
*102
154
12
*48
*100
152
*52
103
*155
*49
101
153
*53
104
156
*50
*102
154
*54
*105
157
*51
103
*155
*55
106
158
*52
104
156
*56
107
159
*53
*105
157
*57
*108
*160
*54
106
158
*58
109
161
*55
107
159
*59
*110
162
*56
*108
*160
*60
111
163
*57
109
161
*61
*112
164
*58
*110
162
*62
113
*165
*59
111
163
*63
114
166
*60
*112
164
*63
*115
167
*61
113
*165
*64
116
168
*62
114
166
*65
117
169
*63
*115
167
*66
*118
*170
*64
116
168
*67
119
171
Nomor nominal
(inch)
(mm)
45
1143
Nomor nominal
(inch)
(mm)
80
2032
Nomor nominal
(inch)
(mm)
115
2921
11
279
46
1168
81
2057
116
2946
12
305
47
1194
82
2083
117
2972
13
330
48
1219
83
2108
118
1997
14
356
49
1245
84
2134
119
3023
15
31
50
1270
85
2159
120
3048
16
406
51
1295
86
2184
121
3073
17
432
52
1321
87
2210
122
3099
18
457
53
1346
88
2235
123
3124
19
483
54
1372
89
2261
124
3150
20
508
55
1397
90
2286
125
3175
21
533
56
1422
91
2311
126
3200
22
559
57
1448
92
2337
127
3226
23
584
58
1473
93
2362
128
3251
24
610
59
1499
94
2388
129
3277
25
635
60
1524
95
2413
130
3302
26
660
61
1549
96
2438
131
3327
27
686
62
1575
97
2464
132
3353
28
711
63
1600
98
2489
133
3378
13
29
737
64
1626
99
2515
134
3404
30
762
65
1651
100
2540
135
3429
31
787
66
1676
101
2565
136
3454
32
813
67
1702
102
2591
137
3480
33
838
68
1727
103
2616
138
3505
34
864
69
1753
104
2642
139
3530
35
889
70
1778
105
2667
140
3556
36
914
71
1803
106
2692
141
3581
37
940
72
1829
107
2718
142
3607
38
965
73
1854
108
2743
143
3632
39
991
74
1880
109
2769
144
3658
40
1016
75
1905
110
2794
145
3683
41
1041
76
1930
111
2819
146
3708
42
1067
77
1956
112
2845
147
3734
43
1092
78
1981
113
2870
148
3759
44
1118
79
2007
114
2896
149
3785
Tabel 3 (c)
5V
Panjang
Panjang
Nomor
Panjang
keliling pada
Nomor
Panjang
keliling pada
nominal sabuk
keliling (mm)
jarak bagi
nominal sabuk
keliling (mm)
jarak bagi
3V 250
635
sabuk (mm)
631
5V 500
1270
sabuk (mm)
1262
3V 265
673
669
5V 530
1346
1338
3V 280
3V 300
711
762
707
758
5V 560
5V 600
1422
1542
1414
1516
3V 315
800
796
5V 630
1600
1592
3V 355
3V 355
851
902
847
898
5V 670
5V 710
1702
1803
1694
1795
14
3V 375
953
949
5V 750
1905
1897
3V 400
3V 425
1016
1080
1012
1076
5V 800
5V 850
2032
2159
2024
2151
3V 450
1143
1139
5V 900
2286
2278
3V 475
3V 500
1207
1270
1203
1266
5V 950
5V 1000
2413
2540
2405
2532
3V 350
1346
1342
5V 1060
2692
2684
3V 560
1422
1418
5V 1120
2845
2839
Tabel 4
Penampang
Diameter min. yang
diizinkan
Diameter min. yang
dianjurkan
65
115
175
300
450
95
145
225
350
550
Maka
Oleh karena
Maka
(3)
15
Di mana
(5)
Sudut lilit atau sudut kontak dari sabuk pada alur puli penggerak harus diusahakan
sebesar mungkin untuk memperbesar panjang kontak antara sabuk dan puli. Gaya gesekan
berkurang dengan mengecilnya sehingga menimbulkan slip antara sabuk dan puli. Jika jarak
poros adalah pendek sedangkan perbandingan reduksinya besar, maka sudut kontak pada puli
kecil (puli penggerak) akan menjadi kecil. Dalam hal ini dapat dipakai dalam sebuah puli
penegang seperti dalam Gambar 7 untuk memperbesar sudut kontak tersebut.
Bila sabuk-V dalam keadaan diam tidak meneruskan momen, maka tegangan
diseluruh panjang sabuk adalah sama. Tegangan ini disebut tegangan awal. Bila sabuk bekerja
16
meneruskan momen, tegangan akan bertambah pada sisi tarik (bagian pangjang sabuk yang
menarik) dan berkurangnya pada sisi kendor (bagian panjang sabuk yang tidak menarik).
Jika tarikan pada sisi tarik dan sisi kendor berturut-turut adalah F 1 dan F2 (kg), maka
(6)
besarnya gaya tarik efektif Fe (kg) untuk menggerakkan puli yang digerakkan adalah
Fe adalah gaya tangensial efektif yang bekerja sepanjang lingkaran jarak bagi alur puli. Jika
koefisien gesek nyata antara sabuk puli adalah , maka
(7)
Persamaan ini disebut persamaan Eytelwein. Besarnya daya dapat ditransmisikan oleh satu
sabuk
(8)
Dimana Fe (kg) gaya tarik yang diizinkan untuk setiap sabuk, dan n1 (rpm) adalah putaran puli
penggerak. Dalam praktek, persamaan di atas harus dikoreksi terhadap faktor-faktor yang
bekerja pada sabuk seperti gaya sentrifugal, lenturan, dll.
Persamaan berikut ini biasanya dipakai untuk sabuk-V standar.
(9)
17
Sabuk-V sempit akan menjadi lurus pada kedua sisinya bila dipasang pada alur puli
(Gambar 8). dengan demikian akan terjadi kontak yang merata dengan puli sehingga keausan
pada sisinya dapat dihindari. Ada tiga macam proporsi penampang untuk sabuk-V sempit
seperti dalam gambar 9
18
Kapasitas transmisi daya Po (kW) untuk satu sabuk dapat dihitung dari
(10)
di mana C1 sampai C5 adalah konstanta-konstanta. Seperti juga pada sabuk-V standar, daya Po
tersebut juga dapat ditemui dalam daftar perhitungan yang terdapat dalam katalog produsen.
Tabel 6 memberikan kapasitas daya yang ditransmisikan dan faktor tambahan untuk masingmasing perbandingan reduksi untuk sabuk tipe 3V dan 5V yang mempunyai puli dengan
diameter minimum yang dianjurkan.
Tabel 6 Kapasitas daya yang ditransmisikan untuk satu sabuk-V sempit tunggal, Po (kW).
19
Harga N yang relative besar akan menyebabkan getaran pada sabuk yang
mengakibatkan penurunan efisiensinya. Dalam hal demikian perencanaan harus diperbaiki
dengan menggunakan sabuk yang lebih besar penampangnya. Dalam hal transmisi dengan
lebih dari satu sabuk perlu diperhatikan bahwa panjang, mutu, dll., dari masing-masing sabuk
dapat akan mengakibatkan tegangan yang berbeda pula.
Untuk dapat memelihara tegangan yang cukup dan sesuai pada sabuk, jarak poros puli
harus dapat disetel ke dalam aupun ke luar (Gambar 10). Daerah penyetelan untuk masingmasing penampang penampang sabuk diberikan dalam Tabel 8. Tegangan sabuk dapat diukur
dengan timbangan di mana sabuk ditarik pada titik tengah antara kedua
Tabel 7
Faktor koreksi K.
Sudut kontak puli kecil ()
Faktor koreksi K
0,00
180
1,00
0,10
174
0,99
0,20
169
0,97
0,30
163
0,96
0,40
157
0,94
0,50
151
0,93
0,60
145
0,91
0,70
139
0,89
0,80
133
0,87
0,90
127
0,85
1,00
120
0,82
1,10
113
0,80
1,20
106
0,77
1,30
99
0,73
1,40
91
0,70
1,50
83
0,65
20
Tabel 8
(Satuan : mm)
280-970
letak standar Ci
A B C D E
20 25
38-60
970-1500
20
25 40
40
60-90
1500-2200
20
35 40
50
90-120
2200-3000
25
35 40
65
120-158
3000-4000
25
35 40 50
75
Nomor nominal
Panjang keliling
sabuk
sabuk
11-38
Tabel 9
semua tipe)
25
Beban minimum
0,68
1,58
2,93
5,77
9,60
Beban maksimum
1,02
2,38
4,75
8,61
14,30
puli seperti dalam Gambar 11. Jika beban untuk melenturkan sabuk sebesar 1,6 (mm) setiap
100 (mm) jarak bentaengan terletak antara harga maksimum dan minimum yang diberikan
dalam Tabel 9, maka besarnya tegangan sabuk dianggap sesuai.
Jika transmisi sabuk diperlengkapi dengan puli pengikut untuk memelihara tegangan
sabuk, maka puli ini harus dipasang di sebelah dalam dari sisi kendor dekat pada puli besar,
seperti Gambar 12. Dipandang dari segi ketahanan sabuk, dianjurkan untuk tidak menekan
sabuk dari sebelah luarnya.
Sudut antara kesua sisi penampang sabuk yang dianggap sesuai adalah sebesar 30
sampai 40 derajat. Semakin kecil sudut ini, gesekan akan semakin besar karena efek baji,
sehingga perbandingan tarikan F1|F2 akan lebih besar. Namun demikian, kadang-kadang sudut
yang kecil pada sabuk yang sempit atau sabuk standar dapat menyebabkan terbenamnya
sabuk ke dalam alur puli. Akhir-akhir ini dalam perdagangan diperkenalkan sabuk-V dengan
21
sudut lebar, yaitu 60 derajat. Untuk sabuk ini dipakai bahan dengan perpanjangan yang kecil
untuk memperbaiki sifat buruk diatas. Tetapi dengan kondisi semacam ini, gesekan dan
perbandingan tarikan yang dicapai menjadi lebih rendah.
Sifat penting dari sabuk yang perlu diperhatikan adalah perubahan bentuknya karena
tekanan samping, dan ketahanannya terhadap panas. Bahan yang biasa dipakai sebagai adalah
karet alam atau sintesis. Pada masa sekarang, telah banyak dipakai karet neoprene. Sebagai
inti untuk menahan tarikan terutama dipergunakan rayon yang kuat. Tetapi akhir-akhir ini
pemakaian inti tetoron semakin popular untuk memperbaiki sifat perubahan panjang sabuk
karena kelembaban dan karena pembebanan. Dalam prose pembuatan sabuk, inti tetoron
dapat
mengerut
pada
waktu
pendinginan,
sehingga
perlu
proses
khusus
untuk
memperbaikinya. Ada juga proses yang membarkan pengerutan panas dan memulihkan
bentuknya ke keadaan semula.
Pada umumnya puli dibuat dari besi cor kelabu FC20 atau FC30. Untuk puli kecil
dipakai konstruksi plat karena lebih murah.
Pembatasan ukuran puli sering dikenakan pada panjang susunan puli atau lebar puli.
Panjang maksimum susunan puli Lmax adalah perlu untuk memenuhi persamaan berikut ini.
(13)
(14)
Jika dB dan DB berturut-turut adalah diameter bos atau naf puli kecil dan puli besar, ds1 dan ds2
berturut-turut adalah diameter poros penggerak dan yang digerakkan, maka
(15)
22
Jika naf tidak dapat dibuat cukup besar untuk memenuhi persamaan tersebut, ambillah bahan
poros yang lebih kuat untuk mengecilkan diameternya, atau ambil cara lain untuk memasang
poros pada naf.
S T A R
T
1. Daya yang akan ditransmisikan
P (kW) Putaran poros n1 (rpm)
Perbandingan putaran I Jarak
sumbu poros C (mm)
2. Faktor koreksi
fc
a
13. Pemilihan sabuk-V
(standar daya sempit ?)
Kapasitas daya transmisi
Dari satu sabuk Po (kW)
14. Perhitungan panjang
Keliling L (mm)
17.
Sudut kontak ()
Faktor koreksi K
9. Diameter lingkarang
Jarak bagi puli dp, Dp (mm)
Diameter luar puli
dk, Dk (mm)
Diameter naf dB, Db (mm)
11 v: 30
>
12.
Contoh
Soal
20 Penampang sabuk
Panjang keliling L (mm)
Jumlah sabuk N
Jarak sumbu poros C(mm)
Daerah penyetelan
Ci(mm), Ct(mm)
Diameter luar puli
dk, Dk (mm)
S T OP
>
END
a
23
Sebuah kompressor kecil digerakkan oleh sebuah motor listrik dengan daya 3,7
kW, 4 kutup, 1450 rpm dan diameter poros 25 mm. Diameter poros dan putaran
kompressor yang dikehendaki adalah 30 mm dan 870 rpm. Kompressor bekerja
selama 8 jam sehari. Carilah sabuk-v dan puli yang sesuai.
Penyelesaian:
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
IX.
P = 3,7 kW
n1 = 1450 rpm
i = 1450 / 870
C = 300 mm
fc = 1,4
Pd =1,4 x 3,7 = 5,18 kW
T1 = 9,74 x 105 x (5,18 x 1450) = 3480 kg mm
T1 = 9,74 x 105 x (5,18 x 870) = 5800 kg mm
Bahan poros S30C-D, B =58 kg/mm2
Sf1 = 6 , Sf2 = 2 (dengan alur pasak)
a = 58/(6 x 2) = 4,83 kg/mm2
Kt = 2 untuk beban tumbukan
Cb = 2 untuk lenturan
ds1 = {(5,14/4,83) x 2 x 2 x 3480} 1/3 = 24,5 mm baik
ds2 = {(5,14/4,83) x 2 x 2 x 5800} 1/3 = 29,0 mm baik
Penampang sabuk V: tipe B
dmin = 145 mm
dp = 145 mm , Dp = 145 x 1,67 = 242 mm
dk = 145 + 2 x 5,5 = 156 mm
Dk = 242 + 2 x 5,5 = 253 mm
5/3 ds1 + 10 = 52 dB = 60 mm
5/3 ds2 + 10 = 62,5 DB = 70 mm
X.
v=
XI.
= 11,4 m/s
XII.
300
XIII.
P0 = 3,14 + (3,42-3,14)(
XIV.
XV.
XVI.
XVII.
= 180o -
XVIII.
XIX.
XX.
N=
) = 3,22 kW
= 1215 mm
= 162o K = 0,96
=1,68 2 buah
Ci = 25 mm , Ct = 40 mm
Tipe B, no 48, 2 buah, dk = 156 mm , Dk =253 mm
24
Penampang sabuk-V : 3V
dp = 67 mm , Dp = 1,67 x 67 = 112 mm
x.
v=
xi.
xii.
300
xiii.
xiv.
xv.
xvi.
xvii.
= 180o -
xviii.
N=
xix.
xx.
= 5,1 m/s
= 2,31 kW
= 883 mm
= 171o K = 0,97
=2,3 3 buah
Ci = 15 mm , Ct = 25 mm
3V 355, 3 buah,
dk = 67 + 1,2 = 68,2 mm ,
Dk =112 +1,2= 113,2 mm
Jarak sumbu poros
A.
Kesimpulan
25
Transmisi sabuk, khusus nya sabuk V, merupakan suatu elemen mesin yang
sangat diperlukan karena fungsinya sangat vital, sebagai suatu elemen pemindah daya
yang diperlukan oleh banyak mesin dalam proses Manufaktur.
Pada Transmisi sabuk - V perlu diperhatikan perhitungan yang diperoleh sehingga
perhitungan yang diperoleh dapat diaplikasikan untuk menjadi sebuah desain yang
akurat dan mampu saing dengan produk sejenis lainnya sesuai fungsinya.
B.
Saran
Kami merasa dengan sistim pembelajaran seperti ini, yakni dengan membuat
mahasiswa aktif mencari ilmu dan perkembangan teknologi sekarang ini secara
individu / kelompok tanpa refernsi dari dosen pengajar sangatlah baik khususnya bagi
mahasiswa. Dan dengan sistim seperti itu juga dapat memupuk sikap rasa
keingintahuan yang tinggi dari mahasiswa terhadap perkembangan teknologi sekarang
ini terutama dalam dunia manufaktur yang semakin canggih.
http://www.howstaffwork.com
http://www.jjjtrain.com/vms
http://www.engineeringfundamentals.com
http://www.123eng.com/seminar/GEAR%20MFG.pdf
http://one.indoskripsi.com
27