Anda di halaman 1dari 50

GROUP 13

FUEL DAN ENGINE CONTROL

SPESIFIKASI ..................................................................................... 13-2

STRUCTURE DAN OPERATION


1. Fuel System (Diagram Aliran Fuel) .............................................. 13-4
2. Engine Control ............................................................................ 13-4
3. Fuel Filter .................................................................................... 13-5
4. Water Separator ........................................................................... 13-5
5. Injection Pump Body ................................................................... 13-6
6. Governor ..................................................................................... 13-8
7. Feed Pump .................................................................................. 13-9
8. Automatic Timer ........................................................................ 13-10
9. Injection Nozzle .......................................................................... 13-11

TROUBLESHOOTING ..................................................................... 13-12

PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN PADA KENDARAAN


1. Pemeriksaan dan Penyetelan Fuel Injection Timing ................... 13-16
2. Pemeriksaan dan Penyetelan Pada Kecepatan Minimum dan
Maksimum Engine - Tanpa Beban................................................... 13-19
3. Air-bleeding pada Fuel System .................................................. 13-20
4. Pembersihan Gauze Filter .......................................................... 13-21
5. Penggantian Fuel Filter .............................................................. 13-22

FUEL TANK...................................................................................... 13-24

FUEL FILTER .................................................................................... 13-26

WATER SEPARATOR ...................................................................... 13-28

ENGINE CONTROL ......................................................................... 13-30

INJECTION PUMP ........................................................................... 13-36

INJECTION NOZZLE ....................................................................... 13-42

13-1
SPESIFIKASI

Item Spesifikasi
Engine model 4D34T5 4D34T7 4D34T8
Manufacturer DENSO
Model NB
Model R901
Injection pump Governor
Type All speed mechanical governor
Timer Mechanical timer (SBO)
Feed pump KS
Manufacturer DENSO
Injection nozzle Model Hole type dengan 2 spring
Orifice diameter mm φ0,19 φ0,185
Fuel filter Type Spin-on type

13-2
13
CATATAN

13-3
STRUCTURE DAN OPERATION
1. Fuel System (Diagram Aliran Fuel)

• Feed pump, digerakkan oleh driveshaft dari injection pump, menarik fuel dari dalam fuel tank kemudian mengirim-
kannya ke fuel filter, dimana debu dan partikel lain dalam fuel akan disaring terlebih dahulu.
• Fuel yang telah melewati filter kemudian disalurkan ke injection pump dan dipampatkan serta dikabutkan melalui
injection nozzle ke dalam combustion chamber.
• Leak-off (sisa) fuel dari injection nozzle dikembalikan ke fuel tank melalui fuel leak-off hose dan fuel return pipe.
• Bila internal fuel pressure dari injection pump melewati limit, overflow valve akan membuka untuk mengalirkan
sebagian fuel dan dikembalikan ke dalam fuel tank.

2. Engine Control
A: Idling revolution rising
B: Engine-stop position
C: Engine start-up position
D: Full-load position
E: Idling position
2.1 Idling control knob
Idling control knob digunakan untuk
membuat penyetelan yang sempurna
pada putaran idle engine. Memutar knob
searah jarum jam akan menaikkan
putaran, karena mekanisme kerjanya
serupa dengan accelerator pedal yang
bekerja pada saat ditekan.
2.2 Fuel-cut motor
Fuel-cut motor terhubung dengan starter
switch, dan diaktifkan oleh starter switch
saat diputar ke posisi ON (atau posisi S).
Hal ini membuat engine-stop lever dari
governor bergeser ke engine-stop
position (atau engine start-up position),
sehingga men-stop (atau men-start)
engine.
2.3 Accelerator pedal
Ketika accelerator pedal bebas dari
injakan kaki, governor mengembalikan
tekanan spring dari idling control lever ke
posisi idle sehingga mengembalikan
pedal pada posisi semula.
13-4
13
3. Fuel Filter
Pressurized fuel (fuel bertekanan) di-
salurkan melalui feed pump dari injection
pump ke fuel filter yang berfungsi
memisahkan air dari fuel. Debu dan
partikel asing lain juga disaring oleh fuel
filter.

4. Water Separator
Water separator dipasang antara fuel tank dan feed pump. Apabila
ditemukan air dalam fuel, maka akan dipisahkan oleh baffle plate
dan screen assy.

13-5
STRUCTURE DAN OPERATION
5. Injection Pump Body

Injection pump didesain sehingga dapat berfungsi sebagai part yang dapat dibongkar dan dirakit dari bagian atas
pump tanpa harus membongkar camshaft. Tanpa adanya proses membuka bagian depan dan dasar dari pump
housing, maka akan meningkatkan kekuatannya serta bearing yang ada. Hal ini sangat cocok untuk high-pressure
injection karena memang dibutuhkan konstruksi yang tertutup rapat.

5.1 Delivery dari pressurized fuel (fuel bertekanan)


A: Suction
B: Start of pressurized delivery
C: End of pressurized delivery
D: Fuel inlet port
E: Fuel outlet port
F: Lead
Pada saat langkah plunger ke arah atas, lead bertemu dengan fuel
outlet port sehingga fuel mengalir melalui slot vertical dari plunger
dan dikeluarkan melalui fuel outlet port. Pressurized fuel tidak akan
mengalir meskipun plunger masih dalam posisi mengangkat.

Plunger stroke, pada saat pressurized fuel dihantarkan, maka


disebut sebagai effective stroke.

G: Plunger stroke

13-6
13
5.2 Fuel injection quantity control mechanism
Jumlah injeksi fuel dapat dikendalikan sesuai dengan beban
engine dengan menaikkan atau menurunkan effective stroke. Hal
ini dilaksanakan dengan memutar plunger sesuai kebutuhan yang
ada, dan mengubah posisi dimana lead bertemu dengan fuel inlet
port atau fuel outlet port pada saat langkah ke atas. Ball area di
upper sleeve dari tiap plunger menggerakkan alur dari L-shaped
control rack.

5.3 Delivery valve


Pada saat putaran penuh, delivery valve akan mempertahankan
residual pressure dalam injection pipe pada level tetap, mencegah
timbulnya rongga, sehingga memungkinkan terjadinya high-
pressure injection.

• Start of pressurized delivery


Pada saat langkah plunger ke atas, ketika fuel dari plunger
menjadi residual pressure dalam pipa ditambah daya balik
spring dari delivery valve spring, menyebabkan delivery valve
ditekan ke atas dan pengaliran pressurized fuel dimulai.
• End of pressurized delivery
Ketika pressurized delivery dari plunger berakhir, fuel dalam
injection pipe dengan sendirinya akan kembali ke plunger, dan
delivery valve menutup. Residual fuel dikembalikan melalui
orifice, mengurangi pressure dalam pipa. Ketika daya balik
spring dalam valve sesuai dengan pressure dalam pipa, ball
akan menutup orifice, dan menjaga residual pressure dalam
pipa pada pressure yang tetap.

5.4 Overflow valve


Ketika fuel pressure dalam injection pump menjadi lebih tinggi dari
level tertentu, steel ball akan terdorong ke atas untuk melepaskan
fuel dari injection pump dan masuk ke dalam fuel tank. Hal ini
menjaga temperature fuel stabil, menjaga penyebaran temperature
dalam injection pump, dan mempertahankan kestabilan jumlah fuel
untuk melakukan injeksi ke dalam cylinder.

13-7
STRUCTURE DAN OPERATION
6. Governor

Governor adalah suatu alat dengan tipe mekanikal dan menggunakan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh
flyweight, karakteristiknya berada di antara minimum/maksimum governor serta allspeed governor. Daya balik dari
governor spring tidak bekerja langsung pada control lever saat accelerator pedal ditekan, tetapi daya baliknya
ditransmisikan ke accelerator pedal melalui control lever yang dijaga tetap ringan sehingga operasional accelerator
pedal mudah.

6.1 Boost compensator


Boost compensator adalah suatu alat yang secara otomatis
menyetel jumlah injection. Pada saat penggunaan turbo, jumlah
udara yang dihisap ke dalam engine cylinder menaikkan boost
compensator untuk melakukan fuel injection yang sesuai.

13-8
13
7. Feed Pump
Feed pump digerakkan oleh camshaft
dari injection pump. Priming pump dapat
dioperasikan secara manual sehingga
kita dapat memompa fuel ketika injection
pump tidak bekerja, hal ini berfungsi
untuk membuang udara dari fuel system.
Gauze filter berfungsi menyaring kotoran
besar dan partikel lainnya pada fuel yang
dipompa dari fuel tank sehingga
penyumbatan pada feed pump oleh
kotoran dapat dihindari. Gauze filter
harus dibersihkan dengan gas oil secara
berkala.

7.1 Saat suction


Saat camshaft injection pump mendorong push rod, fuel di dalam
suction chamber diberi tekanan untuk membuka outlet check
valve. Sebagian besar fuel yang terdorong keluar chamber dihisap
ke dalam pressure chamber di bawah piston.

7.2 Saat delivery pressurized fuel


Selama no push up - cycle di camshaft, piston didorong balik oleh
daya balik dari piston spring dan mendorong fuel pada pressure
chamber ke dalam fuel filter dengan tekanan. Kemudian outlet
check valve menutup dan inlet check valve membuka lalu
menghisap fuel ke dalam suction chamber.

7.3 Saat engine standstill


Ketika pressure dalam pressure chamber menjadi lebih besar dari
pada level standar, piston tidak dapat dikembalikan ke posisi awal
oleh daya balik piston spring, sehingga pump berhenti. Hal ini
mengontrol fuel pressure dalam fuel filter, sehingga pressure tidak
akan melebihi level standar.

13-9
STRUCTURE DAN OPERATION
8. Automatic Timer
Alat automatic timer ini merubah injection
timing secara otomatis sesuai dengan
kecepatan putaran engine. Alat ini di-
tempatkan pada injection pump camshaft
dengan round nut dan digerakkan oleh
idler gear bersama dengan injection
pump gear.

8.1 Saat standstill


Flyweight masih ada pressure karena adanya beban pemasangan
timer spring.

8.2 Saat operation


Daya sentrifugal meningkat sesuai dengan bertambahnya putaran
engine dan mengatasi daya balik dari timer spring, sehingga
flyweight dapat mengangkat. Pada saat ini, cam kecil dan cam
besar bergerak sesuai arah putarannya. Karena cam besar di-
pasang pada hole dalam hub, maka pergerakannya diteruskan ke
hub sehingga menyebabkan gerakan maju (advancement).

A : Advancement angle

13-10
13
9. Injection Nozzle

• Nozzle dipasangkan dengan pre-lift (clearance) antara washer dan spring seat, dan injection opening pressure
dari nozzle ditentukan oleh daya balik dari pressure spring no.1.
• Ketika fuel pressure diberikan oleh injection pump (internal pressure nozzle) mengalahkan daya dorong pressure
spring no.1, needle valve naik sebesar pre-lift. Hasilnya, daya akan diteruskan dengan tahap berikutnya dan
pressure spring no.1 terangkat.
• Ketika washer naik sebesar pre-lift, washer membentur spring seat. Kemudian daya baliknya menjadi kombinasi
antara daya pressure spring no.1 dan pressure spring no.2, dan needle valve berhenti naik untuk sementara
waktu .
• Saat fuel pressure meningkat dan internal pressure nozzle dapat mengalahkan gabungan daya kedua spring,
needle valve naik lagi menghasilkan main fuel spray dari nozzle.
Hasilnya, daya akan diteruskan dengan tahap berikutnya dan pressure spring no. 2 terangkat.

13-11
TROUBLESHOOTING
Gejala

Putaran engine tidak mencapai kecepatan maksimum


Engine output tidak menghasilkan full power
Putaran maksimum engine terlalu tinggi

Engine hidup sesaat kemudian mogok

Accelerator pedal berat saat diinjak


Group acuan

Engine output tidak stabil


Engine tidak dapat start

Engine tidak dapat mati

Suplai fuel tidak cukup


Idle engine tidak stabil
Engine mengelitik
Engine sulit start
Kemungkinan penyebab
Plunger macet O
Control rack macet O
Delivery valve macet O
Tappet aus O
Camshaft aus O
Kesalahan penyetelan injection timing O O O O
Plunger aus O O
Kesalahan pemasangan delivery valve O
Injection timing terlalu cepat O
Plunger sliding stroke pendek O
Injection pump
body Plunger spring rusak O O
Control rack tidak bergerak lancar O O O O
Tappet aus, gerak tidak lancar O
Delivery valve spring rusak O O
Kedap udara bermasalah karena delivery valve
O O
holder kendur
Delivery valve tidak bergerak lancar O
Control pinion kendur O
Kesalahan penyetelan plunger spring O
Pengencangan delivery valve holder berlebihan O
Besar injeksi tiap cylinder tidak sama O O
Gauze filter tersumbat O O O
Check valve tidak berfungsi O
Piston macet O
Fuel feed pump Push rod macet O
Tappet aus O
Gerak check valve tidak lancar O O O
Piston aus O O O

13-12
13
Gejala

Putaran engine tidak mencapai kecepatan maksimum


Engine output tidak menghasilkan full power
Putaran maksimum engine terlalu tinggi

Engine hidup sesaat kemudian mogok

Accelerator pedal berat saat diinjak


Group acuan

Engine output tidak stabil


Engine tidak dapat start

Engine tidak dapat mati

Suplai fuel tidak cukup


Idle engine tidak stabil
Engine mengelitik
Engine sulit start
Kemungkinan penyebab
Penyetelan full-load stopper position kurang dari
O
nilai standar
Governor spring lemah O O
Kesalahan penyetelan posisi control lever O O O
Flyweight tidak berfungsi O
Idling spring lemah O
Governor Linkage bent (bengkok) O
Friksi pada linkage berlebihan atau linkage
O
terlalu kendur
Round nut kendur O
Kesalahan penyetelan idling set bolt O
Control lever tidak bergerak lancar O
Stop mechanism rusak O
Automatic timer Kesalahan advancement angle O O
Needle valve macet O
Valve opening pressure terlalu rendah O O
Injection nozzle tersumbat O O O O O
Kedap udara nozzle tidak sesuai O O O O O
Injection nozzle Valve opening pressure terlalu tinggi O
Spring patah O O
Needle valve tidak bergerak lancar O
Kesalahan valve opening pressure O
Spring lemah O
Fuel filter Filter tersumbat O O O O
Fuel tank kosong O
Fuel pipe tersumbat atau kebocoran fuel pada sambungan O
Ada campuran udara atau air dalam fuel system O O O O
Menggunakan fuel berkualitas rendah O O O O

13-13
TROUBLESHOOTING
Gejala

Putaran engine tidak mencapai kecepatan maksimum


Engine output tidak menghasilkan full power
Putaran maksimum engine terlalu tinggi

Engine hidup sesaat kemudian mogok

Accelerator pedal berat saat diinjak


Group acuan

Engine output tidak stabil


Engine tidak dapat start

Engine tidak dapat mati

Suplai fuel tidak cukup


Idle engine tidak stabil
Engine mengelitik
Engine sulit start
Kemungkinan penyebab
Kesalahan penyetelan accelerator pedal stopper
O O
bolt
Accelerator pedal arm berkarat O
Hubungan accelerator control cable bermasalah O
Engine control
Accelerator control cable tidak bekerja dengan
O
baik
Engine stop cable rusak O
Penyetelan engine stop cable tidak tepat O
Fuel pipe retak O
Kedap udara pada fuel tank tidak sesuai O
Viskositas oli tidak sesuai O Group 12
Kesalahan valve clearance O O
Head gasket bermasalah O O
Valve dan valve seat aus serta terdapat carbon deposit O O
Valve spring fatik O O Group 11
Piston ring aus atau rusak O O
Alur piston ring aus atau rusak O O
Piston dan cylinder aus O
Cooling system tidak berfungsi O O Group 14
Starter switch bermasalah O
Multipurpose timing control unit bermasalah O
Group 54
Fuel-cut motor bermasalah O O
Engine stop relay bermasalah O O

13-14
13
CATATAN

13-15
PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN PADA KENDARAAN
1. Pemeriksaan dan Penyetelan Fuel Injection Timing
Service standard
Location Maintenance item Nilai standar Limit Tindakan
– Fuel injection timing 7° BTDC – Setel*

*Bila diperlukan,lakukan pemeriksaan dan penyetelan fuel injection timing di Bengkel Resmi DENSO terdekat.

Pemeriksaan Fuel Injection Timing


Pemeriksaan fuel injection timing dapat dilakukan dengan dua
metode, yaitu sebagai berikut :
(1) Metode 1
• Gunakan crank handle untuk memutar engine hingga cylinder
No.1 berada di posisi ± 30o BTDC.

B1253D

• Lepaskan high pressure pipe cylinder No.1 pada injection pump.


• Lepaskan delivery valve holder cylinder No.1 pada injection
pump.
• Pasang kembali delivery valve holder tanpa menggunakan
spring dan o-ring nya, kemudian kencangkan hingga torque
mencapai ± 4 Kgf.m (sementara).

• Pasang swan neck pipe/ high pressure pipe ke delivery valve


holder, akan tetapi ujung high pressure pipe yang satunya lagi
jangan dipasang ke injection nozzle.
• Putar starter switch pada posisi ON.

06910

13-16
13
• Buka dan pompa priming pump hingga fuel mengalir keluar dari
high pressure pipe secara terus-menerus.
• Putar engine searah jarum jam secara perlahan-lahan (menuju
Top) sampai fuel yang dipompa oleh priming pump mulai
berhenti mengalir keluar. Setelah itu, jangan memutar engine
lagi (stop).

• Pastikan pointer pada crankshaft pulley menunjukkan angka


timing 7o BTDC.

• Bila penunjukkan di pulley tidak tepat maka perlu dilakukan


penyetelan dengan menggeser injection pump housing.
PERHATIAN
• Untuk mempercepat injection timing, maka geser injection
pump housing ke arah crankcase. Sebaliknya, untuk
memperlambat injection timing, maka geser injection pump
housing menjauhi crankcase.

• Pastikan injection timing tepat setelah dilakukan penyetelan,


kemudian pasang kembali delivery valve spring dan o-ring, dan
kencangkan delivery valve holder sesuai torque pengencangan-
nya (8,0 s/d 10,0 kgf.m).
PERHATIAN
• Metode ini dapat mengukur timing dengan tepat, akan tetapi
o-ring delivery valve holder akan rusak/ sobek pada saat
pembongkaran.

PERINGATAN
• Lakukan pekerjaan ini di tempat yang bersih (bebas dari
debu).
• Kesalahan/ kekeliruan dapat berakibat fatal hingga
menyebabkan kerusakan pada injection pump.

13-17
PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN PADA KENDARAAN
(2) Metode 2
• Gunakan crank handle untuk memutar engine hingga cylinder
No.1 berada di posisi ± 30o BTDC.

B1253D
• Lepaskan high pressure pipe cylinder No.1 pada injection pump.
• Bersihkan solar yang ada di atas delivery valve holder cylinder
No.1.
• Putar starter switch pada posisi ON.
• Putar engine searah jarum jam secara perlahan-lahan (menuju
Top) sampai fuel muncul ke permukaan atas delivery valve
holder. Setelah itu, jangan memutar engine lagi (stop).

• Baca penunjukkan pointer di pulley (lihat tanda pulley yang di


bawah). Penunjukkan pada pulley harus 5o dikarenakan ada
keterlambatan 2o.

B1267C

• Bila penunjukkan di pulley tidak tepat maka perlu dilakukan


penyetelan dengan menggeser injection pump housing.
PERHATIAN
• Untuk mempercepat injection timing, maka geser injection
pump housing ke arah crankcase. Sebaliknya, untuk
memperlambat injection timing, maka geser injection pump
housing menjauhi crankcase.
• Lakukan pemeriksaan sekali lagi untuk didapatkan hasil
yang tepat.

13-18
13
2. Pemeriksaan dan Penyetelan Pada Kecepatan Minimum dan Maksimum Engine
- Tanpa Beban
Service standard
Location Maintenance item Nilai standar Limit Tindakan
Kecepatan minimum - Tanpa beban
– 665 s/d 675 rpm – Setel
(kecepatan idling)
4D34T5 3295 ± 25 rpm –
– Kecepatan maksimum - Tanpa beban Setel
4D34T7, T8 3800 ± 25 rpm –

[Pekerjaan sebelum pemeriksaan dan penyetelan]


• Sebelum memulai pemeriksaan dan penyetelan, lakukan
persiapan berikut :
• Panaskan engine hingga temperature engine coolant mencapai
80 s/d 95 °C.
• Matikan semua lampu dan aksesoris.
• Tempatkan transmission pada posisi netral.
• Posisikan steering wheel pada posisi lurus ke depan.

[Pemeriksaan dan penyetelan]


(1) Kecepatan minimum - Tanpa beban
• Pastikan adjusting lever bertemu dengan idling set bolt, dan
pada kondisi tersebut pastikan putaran minimum sesuai dengan
nilai standar.
• Bila putaran minimum tidak mencapai nilai standar, setel
dengan menggunakan idling set bolt.
• Setelah melakukan penyetelan untuk menaikkan putaran antara
2800 rpm – 3400 rpm, periksa putaran minimum-nya.
(2) Kecepatan maksimum - Tanpa beban
• Pastikan adjusting lever bertemu dengan full-speed set bolt, dan
pada kondisi tersebut pastikan putaran maksimum sesuai
dengan nilai standar.
• Bila putaran maksimum tidak mencapai nilai standar, setel
dengan menggunakan full-speed set bolt.
PERHATIAN
• Jangan pernah mengubah fixed-position dari full load
stopper bolt.

• Pastikan engine tidak mati atau tersendat saat penyetelan lever


diubah dari full-speed position ke idling position secara cepat.
Bila terjadi masalah pada performa engine, lakukan penyetelan
hingga mencapai nilai standar.

13-19
PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN PADA KENDARAAN
3. Air-Bleeding pada Fuel System
Torque pengencangan (satuan: kgf·m)
Mark Part yang dikencangkan Torque pengencangan Keterangan
– Air plug 0,8 s/d 1,2 –

• Kendurkan fuel filter air plug.

• Putar priming pump knob berlawanan arah jarum jam sampai


bebas.
• Gerakkan priming pump knob ke atas dan ke bawah untuk
mengalirkan fuel melewati fuel filter.
• Bila fuel yang keluar dari fuel filter air plug tidak mengeluarkan
gelembung udara lagi, maka kencangkan air plug dengan baik.

• Kemudian, lakukan bleeding pada fuel injection pump.


• Kendurkan air bleeder screw pada pump dan gerakkan priming
pump knob ke atas dan ke bawah menghisap fuel.
• Bila fuel yang keluar dari air bleeder screw tidak mengeluarkan
gelembung udara lagi, maka kencangkan air bleeder screw
dengan baik.

• Gerakkan priming knob ke atas dan ke bawah lebih dari lima


atau enam kali.
Kemudian tekan knob ke bawah dan putar searah arah jarum
jam untuk mengunci pada posisi tersebut.
• Bersihkan semua fuel yang tumpah, kemudian hidupkan engine.
• Pastikan bahwa tidak terjadi kebocoran fuel.
PERINGATAN
• Pastikan untuk membersihkan semua tumpahan fuel. Bila
tidak, maka dapat menyebabkan kebakaran.
• Fuel sangat mudah terbakar. Jauhkan dari api dan sumber
panas lainnya.

13-20
13
4. Pembersihan Gauze Filter
Torque pengencangan (satuan: kgf·m)
Mark Part yang dikencangkan Torque pengencangan Keterangan
– Eyebolt 1,5 s/d 2 –

• Lepaskan eyebolt dari suction port pada fuel feed pump.


• Lepaskan gauze filter dari eyebolt.
• Bersihkan gauze filter dalam diesel fuel.
• Pasang kembali gauze filter dan eyebolt dengan prosedur
pemasangannya adalah kebalikan dari urutan saat melepas.
• Lakukan air bleeding (pembuangan udara) pada fuel system.
• Hidupkan engine dan pastikan tidak terjadi kebocoran fuel.
PERINGATAN
• Untuk meminimalkan resiko terjadi kebakaran, maka segera
bersihkan fuel yang tercecer.
• Fuel merupakan bahan yang mudah terbakar. Oleh karena
itu, jauhkan dari api dan sumber panas lainnya.
• Setelah memasangkan kembali gauze filter, pastikan tidak
terjadi kebocoran fuel.

13-21
PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN PADA KENDARAAN
5. Penggantian Fuel Filter
Pelumas dan/atau sealant
Location Bagian yang dilumasi Spesifikasi pelumas dan/atau sealant Jumlah
– Gasket diantara fuel filter dan fuel filter head Engine oil sesuai kebutuhan

Special tool (satuan: mm)


Mark Nama dan Bentuk Tool Part No. Penggunaan

Filter wrench
MH061509 Pelepasan fuel filter
A
90,2

[Pelepasan]
PERINGATAN
• Fuel merupakan bahan yang mudah terbakar. Oleh karena
itu, jauhkan dari api dan sumber panas lainnya.
• Untuk meminimalkan resiko terjadinya kebakaran, segera
bersihkan fuel yang tercecer.

[Pemasangan]
PERINGATAN
• Penggunaan fuel filter yang tidak sesuai dapat mengakibat-
kan terjadinya kebocoran fuel dan kebakaran. Gunakan
selalu genuine part Mitsubishi.

• Untuk memasang fuel filter,putar filter hingga gasket menyentuh


permukaan fuel filter head. Kemudian, kencangkan filter 1
hingga 1 1/8 putaran. Putar filter dengan menggunakan tangan.
• Lakukan air bleeding pada fuel system. lihat bagian selanjutnya.
PERINGATAN
• Setelah memasang fuel filter, hidupkan engine dan pastikan
tidak terjadi kebocoran fuel. Kebocoran fuel akan
menyebabkan kebakaran.

13-22
13
CATATAN

13-23
FUEL TANK

Urutan Pembongkaran
<Two-piece type>
1 Drain plug
2 Suction hose
3 Return hose
4 Air vent tube
5 Fuel level sensor
6 Fuel tank
7 Cover
8 Fuel tank bracket

Urutan Perakitan
Kebalikan dari urutan pembongkaran.

BAHAYA
• Jangan pernah mendekatkan percikan api atau sumber panas lainnya dengan fuel tank, karena dapat
mengakibatkan ledakan.

PERINGATAN
• Fuel merupakan bahan yang mudah terbakar. Oleh karena itu, jauhkan dari api dan sumber panas
lainnya.
• Untuk menghindarkan resiko kebakaran, segera bersihkan setiap tumpahan fuel.

PERHATIAN
• Pastikan memasang fuel tank bracket pada frame terlebih dahulu dengan torque yang telah ditentukan,
kemudian pasang fuel tank pada fuel tank bracket dengan torque yang telah ditentukan pula.

CATATAN
• Masukkan air vent tube ke dalam hole pada bracket sepanjang 22 ± 5 mm. Pastikan ujung dari tube tidak
tersumbat.
• Diaplikasikan pada kendaraan FE 71.

Torque Pengencangan (Satuan: kgf·m)


Tanda Part yang dikencangkan Torque Pengencangan Keterangan
Drain plug 1,5 s/d 2,5 –
Screw (fuel level sensor mounting) 0,10 s/d 0,15 –
Bolt (fuel tank mounting) 1,7 s/d 2,6 –
Bolt (fuel tank bracket mounting) 7,1 s/d 9,2 –

13-24
13
Urutan pelepasan
<Box type>
1 Drain plug
2 Suction hose
3 Return hose
4 Air vent tube
5 Fuel level sensor
6 Fuel tank band
7 Fuel tank
8 Fuel tank bracket

Urutan pemasangan
Kebalikan dari urutan pelepasan.

BAHAYA
• Jangan pernah mendekatkan percikan api atau sumber panas lainnya dengan fuel tank, karena dapat
mengakibatkan ledakan.

PERINGATAN
• Fuel merupakan bahan yang mudah terbakar. Oleh karena itu, jauhkan dari api dan sumber panas
lainnya.
• Untuk menghindarkan resiko kebakaran, segera bersihkan fuel yang tercecer.

CATATAN
• Masukkan air vent tube ke dalam fuel tank bracket sepanjang 90 - 120 mm dan jangan sampai merusak
tube.
• Diaplikasikan pada kendaraan selain FE 71.

Torque pengencangan (satuan: kgf·m)


Mark Part yang dikencangkan Torque pengencangan Keterangan
Drain plug 2,0 ± 0,5 –
Screw (fuel level sensor mounting) 0,10 s/d 0,15 –
Nut (fuel tank mounting) 1,0 s/d 1,4 –
Bolt (fuel tank bracket mounting) 7,1 s/d 9,2 –
Nut (fuel tank mounting) 0,4 s/d 0,8 –

13-25
FUEL FILTER
Urutan pembongkaran
1 Eyebolt
2 Fuel feed pipe
3 Fuel filter
4 Air plug
5 Fuel filter head

Urutan perakitan
Kebalikan dari urutan pembongkaran.

Torque pengencangan (satuan: kgf·m)


Mark Part yang dikencangkan Torque pengencangan Keterangan
Eyebolt 2,5 s/d 3,5 –
Air plug 0,8 s/d 1,2 –

Pelumas dan/atau sealant


Location Bagian yang dilumasi Spesifikasi pelumas dan/atau sealant Jumlah
Permukaan kontak gasket antara fuel filter dan fuel filter
Engine oil sesuai kebutuhan
head

13-26
13
CATATAN

13-27
WATER SEPARATOR
Urutan pembongkaran
1 Fuel feed hose
2 Fuel feed hose
3 Drain plug
4 O-ring
5 Ring nut
6 Case
7 Water level ring
8 Screen
9 O-ring
10 Air vent plug
11 Head

: Part yang tidak dapat dipakai


ulang

Urutan perakitan
Kebalikan dari urutan pembongkaran.

PERINGATAN
• Fuel merupakan bahan mudah
terbakar. Oleh karena itu, jauhkan
dari percikan api dan sumber panas
lainnya.
• Setelah merakit water separator,
hidupkan engine dan pastikan tidak
terjadi kebocoran fuel karena dapat
menyebabkan kebakaran.

• Lakukan air bleeding pada fuel


system. (lihat PEMERIKSAAN DAN
PENYETELAN PADA KENDARAAN.)

Torque pengencangan (satuan: kgf·m)


Mark Part yang dikencangkan Torque pengencangan Keterangan
Drain plug 0,4 ± 0,05 –
Ring nut 2,5 ± 0,2 –
Air vent plug 1 ± 0,2 –

13-28
13
CATATAN

13-29
ENGINE CONTROL

Urutan pelepasan
1 Knob 5 Accelerator pedal (lihat bagian selanjutnya)
2 Idle control cable 6 Accelerator link (lihat bagian selanjutnya)
3 Clip 7 Engine stop cable
4 Accelerator control cable 8 Fuel-cut motor

Urutan pemasangan
Kebalikan dari urutan pelepasan.

PERHATIAN
• Pasang kabel dan pastikan agar tidak menyentuh dengan bagian runcing dari metal (logam).

Torque pengencangan (satuan: kgf·m)


Mark Part yang dikencangkan Torque pengencangan Keterangan
Adjusting nut of accelerator control cable
1,0 s/d 1,5 –
Adjusting nut of engine stop cable
Nut (idle control cable mounting) 0,2 s/d 0,25 –

Pelumas dan/atau sealant


Mark Bagian yang dilumasi Spesifikasi pelumas dan/atau sealant Jumlah
Permukaan kontak antara accelerator control cable dan Chassis grease
sesuai kebutuhan
accelerator link [NLGI No.1 (Li soap)]

13-30
13
Prosedur pelepasan
Pelepasan: Accelerator pedal
• Tahan stopper-nya dengan plier. Lepaskan accelerator pedal
sambil memutar stopper kira-kira 15o.
PERHATIAN
• Jangan menarik stopper terlalu kuat, karena akan
merusaknya.

Prosedur pemasangan
Pemasangan: Engine stop cable
• Dengan menekan stop lever ke stopper bolt sebesar 10 s/d 15
kgf, kencangkan engine stop cable tanpa play.
• Setel tegangan kabel sehingga stop lever dapat bergerak
seperti ilustrasi di samping saat lever dilepaskan.
• Setelah penyetelan, hidupkan engine dan pastikan engine dapat
dimatikan dengan memutar starter switch ke posisi ACC.

Pemasangan: Accelerator control cable


• Hubungkan accelerator control cable ke accelerator link.

• Tanpa menekan accelerator pedal, hubungkan accelerator


control cable dengan control lever pada injection pump.
• Setel tegangan accelerator control cable. Saat bagian tengah
cable diberi tekanan sebesar 0,5 s/d 0,7 kgf, besar warpage
cable akan terlihat seperti pada gambar.

• Tekan accelerator pedal hingga control lever menyentuh


stopper bolt.

13-31
ENGINE CONTROL
• Setel stopper bolt sampai didapat clearance yang tepat antara
permukaan kontak accelerator pedal dan stopper bolt.

Pemasangan: Idle control cable


• Putar knob berlawanan arah jarum jam sampai posisi dimana
inner cable mengulur hingga panjang maksimal.

• Dalam kondisi tersebut, hubungkan idle control cable ke


accelerator link.

13-32
13
Accelerator Pedal
Urutan pembongkaran
1 E-ring
2 Clevis pin
3 Accelerator pedal
4 Stopper bolt
5 Accelerator pedal bracket

Urutan perakitan
Kebalikan dari urutan pembongkaran.

Torque pengencangan (satuan: kgf·m)


Mark Part yang dikencangkan Torque pengencangan Keterangan
Nut (stopper bolt mounting) 0,9 s/d 1,4 –

Pelumas dan/atau sealant


Mark Bagian yang dilumasi Spesifikasi pelumas dan/atau sealant Jumlah
Chassis grease
Permukaan kontak antara accelerator pedal dan bracket sesuai kebutuhan
[NLGI No.1 (Li soap) ]

13-33
ENGINE CONTROL
Accelerator Link
Urutan pelepasan
1 Bushing
2 Spring
3 Accelerator arm
4 Bushing
5 Rubber stopper
6 Upper lever
7 Accelerator switch
8 Rubber stopper
9 Accelerator link bracket

Urutan pemasangan
Kebalikan dari urutan pelepasan.

Torque pengencangan (satuan: kgf·m)


Mark Part yang dikencangkan Torque pengencangan Keterangan
Nut (accelerator switch mounting) 0,9 s/d 1,4 –

Pelumas dan/atau sealant


Mark Bagian yang dilumasi Spesifikasi pelumas dan/atau sealant Jumlah
Chassis grease
Permukaan dalam bushing sesuai kebutuhan
[NLGI No.1 (Li soap)]

Prosedur pemasangan
Pemasangan: Accelerator switch
• Putar dan pasang the accelerator switch dengan nut. Pastikan
clearance antara ujung ulir dari switch dan accelerator arm
seperti yang ditunjukkan pada gambar.

13-34
CATATAN

13-35
INJECTION PUMP

Urutan pembongkaran
1 Accelerator control cable 14 Fuel suction pipe
2 Engine stop cable 15 Eyebolt
3 Eyebolt 16 Air pipe
4 Fuel feed pipe 17 Pump stay
5 Eyebolt 18 Injection pump
6 Fuel feed pipe 19 O-ring
7 Injection pipe 20 O-ring
8 Overflow valve 21 Air bleeder screw
9 Fuel return hose
10 Fuel return pipe
*a: Timing gear case
11
12
Eyebolt
Oil pipe
*b:: Front plate
Part yang tidak dapat dipakai ulang
13 Eyebolt
Urutan perakitan
Kebalikan dari urutan pembongkaran.
Torque pengencangan (satuan: kgf·m)
Mark Part yang dikencangkan Torque pengencangan Keterangan
Eyebolt (fuel feed pipe mounting)
1,75 –
Overflow valve
Injection pipe 2,5 –
Eyebolt (oil pipe mounting) 0,8 s/d 1,5 –
Eyebolt (air pipe mounting) 1,2 s/d 1,5 –
13-36
13

Torque pengencangan (satuan: kgf·m)


Part yang dikencangkan Torque pengencangan Keterangan
Air bleeder screw 0,8 - 1,0 –
Pushing screw 1,4 - 2,1 –
Screw plug 6,7 - 9,1 –
Governor round nut 6,7 - 9,1 –
Rack guide screw 0,6 - 0,8 –
Delivery valve holder 8,0 - 10,0 –
Nut 1,7 - 2,5 –
Hollow screw 1,5 - 2,2 –
Bolt 1,4 - 1,8 –
13,0 - 15,0 (M18) –
Timer round nut
8,5 - 10,0 (M14) –
Set screw 0,7 - 0,9 –

13-37
INJECTION PUMP
PERINGATAN
• Fuel mudah terbakar. Oleh karena itu, jauhkan dari api dan sumber panas lainnya.
• Untuk menghindarkan resiko terjadinya kebakaran, segera bersihkan fuel yang tercecer.

PERHATIAN
• Pastikan untuk melindungi semua bagian yang terbuka dengan menutupnya setelah melepas hose dan
pipa-pipa karena performa engine akan berkurang bila kotoran atau partikel asing lainnya masuk ke
dalam injection pump.
• Pastikan permukaan seat dari injection pipe tidak menunjukkan kerusakan atau terdapat cacat.
• Jangan menahan control lever saat mengangkat injection pump. Dan juga, jangan melepas control lever
karena akan menyebabkan performa dari pump menurun.

Pelumas dan/atau sealant


Mark Bagian yang dilumasi Spesifikasi pelumas dan/atau sealant Jumlah
Seluruh body dari O-ring Engine oil sesuai kebutuhan

Special tool (satuan: mm)


Mark Nama dan Bentuk Tool Part No. Penggunaan

Cranking handle MH061289 Cranking engine


A
36

Socket wrench Pelepasan dan pemasangan injection


31391-14100
pump
A
12

Prosedur pelepasan
Pelepasan: Injection pump

13-38
13
Prosedur pemasangan
Pemasangan: Injection pump
• Lepaskan rocker cover.
• Tempatkan cylinder piston no.1 di posisi top dead center (TDC)
pada langkah compression dengan cara berikut :
• Putar crankshaft pulley seperti pada gambar untuk menyetel “0”
yang pada sisinya terbagi dengan pointer “1-4”. Ada dua pointer
dan salah satunya dapat digunakan.
• Tempatkan cylinder piston no.1 atau no.4 pada posisi TDC
dalam langkah compression; bila kedua IN dan EX rocker dapat
digerakkan dengan tangan sebesar valve clearance, yaitu
clearance yang menempati posisi TDC. Putaran engine dari
posisi tersebut akan mengubah cylinder piston no. 1 atau no. 4
ke posisi TDC lainnya.
• Luruskan notch pada flange plate dengan alignment mark pada
injection pump gear.
• Cut–out area dari gear hampir berseberangan dengan
alignment mark pada gear end face.

• Masukkan guide bar dari flange plate ke dalam guide hole pada
front plate, kemudian dorong ke dalam injection pump gear
sampai sebesar pertautan pendek dengan idler gear.

• Pastikan notch pada flange plate bertemu dengan alignment


mark pada injection pump gear, kemudian tekan injection pump
ke tempatnya. Alignment mark pada injection pump gear akan
bergerak sesuai arah tanda panah.

13-39
INJECTION PUMP
• Tekan, flange plate pada guide bar ke front plate, kemudian
kencangkan bolt.
PERHATIAN
• Untuk memastikan injection pump terpasang dengan baik,
kencangkan bolt sehingga flange plate menekan front plate
secara bersamaan.

13-40
13
CATATAN

13-41
INJECTION NOZZLE

Urutan pembongkaran
1 Injection pipe 9 Needle valve 16 Adjusting shim
2 Fuel leak-off pipe 10 Nozzle (untuk penyetelan 1st valve
3 Nozzle bridge 11 2nd spring opening pressure)
4 Retaining nut 12 Adjusting shim 17 Nozzle holder
5 Spring seat (untuk penyetelan 2nd valve 18 O-ring
(untuk penyetelan pre-lift) opening pressure) 19 Nozzle tip gasket
6 Tip packing 13 Spring seat
7 Straight pin 14 Pressure pin : Part yang tidak dapat dipakai
8 Washer (untuk penyetelan 15 1st spring ulang
needle valve lift)

Urutan perakitan
Kebalikan dari urutan pembongkaran.
PERINGATAN
• Fuel merupakan bahan yang mudah terbakar. Oleh karena itu, jauhkan dari api dan sumber panas
lainnya.
• Untuk menghindarkan resiko terjadinya kebakaran, segera bersihkan fuel yang tercecer.

PERHATIAN
• Bersihkan carbon deposit pada injection nozzle sebelum melakukan pembongkaran, perakitan dan
penyetelan. Sebelum memulai pembongkaran, periksa injection pressure, kondisi spray, kemungkinan
terjadinya kebocoran fuel. Bila terlihat kondisi yang tidak normal, jangan lakukan pembongkaran.
• Needle valve dan noozle tiap injection noozle tiap cylinder adalah satu set. Jangan menukar needle valve
dan noozle antar cylinder.

13-42
13
Service standard (Satuan: mm)
Location Maintenance item Nilai standar Limit Tindakan
1st valve opening pressure 180 s/d 190 kgf/cm2 –
4D34T5 305 s/d 315 kgf/cm2 Setel
Injection pressure 2nd valve opening –
pressure 4D34T7 261 s/d 271 kgf/cm2
4 (cover pressure)
4D34T8 261 s/d 271 kgf/cm2
Pre-lift 0,08 ± 0,01 – Setel
+0,03
Full lift (needle valve lift) 0,25 -0,020 – Setel

Torque pengencangan (satuan: kgf·m)


Mark Part yang dikencangkan Torque pengencangan Keterangan
Union nut (injection pipe) 2,5 –
Bolt (pemasangan nozzle bridge) 2,6 –
Retaining nut 2,5 s/d 3,5 –

Special tool
Mark Nama dan Bentuk Tool Part No. Penggunaan
Nozzle cleaning tool 105789-0010 Pembersihan injection nozzle assy
Pembongkaran, perakitan dan
Tool set *95093-00040 penyetelan injection nozzle

*a Attachment measure *95093-10300 Pengukuran pre-lift

*a Base *95093-10230 Perakitan injection nozzle


Penyetelan 2nd valve opening
Master spring seat *95093-10330 pressure
: Part No. Bosch
* : Part No. Denso
* a: Komponen dari tool set 95093-00040

Pemeriksaan Sebelum Pelepasan


Pemeriksaan: Injection nozzle
• Pasang injection nozzle assy pada nozzle tester untuk
melakukan persiapan pemeriksaan.
• Sebelum melakukan pemeriksaan, operasikan tuas nozzle
tester dua atau tiga kali untuk membuang udara keluar dari
nozzle.

(1) Pemeriksaan valve opening pressure


• Tekan tuas nozzle tester pada kecepatan kira-kira 1 s/d 2 detik
setiap langkah. Pressure gauge akan menunjukkan naik secara
bertahap, kemudian needle akan turun secara tiba-tiba. Baca
gauge pada saat needle mulai turun dengan tiba-tiba.
• Apabila hasil pembacaan gauge melewati dari nilai standar,
lakukan pembongkaran dan bersihkan nozzle, kemudian setel
valve opening pressure dengan mengganti adjusting shim.
• Apabila hasil pembacaan gauge masih melebihi nilai standar
setelah penyetelan, maka ganti injection nozzle.
PERINGATAN
• Jangan menyentuh spray yang keluar dari nozzle.

13-43
INJECTION NOZZLE
(2) Checking spray pattern
• Pompa tuas nozzle tester dengan rata-rata 1 s/d 2 detik tiap
langkah dan pertahankan kesinambungan spray.
A: Spray merata dari kelima injection orifice-nya (Baik)
B: Rata dan simetris spray (Baik)
C: Asimetris spray (Tidak Baik)
D: Spray tidak beraturan (Tidak Baik)
E: Spray Tipis (Tidak Baik)
F: Spray tidak beraturan (Tidak Baik)
PERINGATAN
• Jangan menyentuh spray yang keluar dari nozzle.

• Pastikan nozzle tidak bergetar setelah melakukan injection.


• Bila ditemukan ketidaknormalan, bongkar dan bersihkan
injection nozzle kemudian lakukan kembali pemeriksaan.
• Bila masih terlihat cacat pada injection nozzle setelah
pembongkaran dan pembersihan, ganti injection nozzle.

(3) Oil tightness dan kebocoran oli


• Jaga nozzle pressure pada level 20 kgf/cm2 lebih rendah dari
yang ditentukan dari 1st valve opening pressure. Periksa bila
terdapat fuel yang menetes keluar dari ujung nozzle dalam
waktu 10 detik.
• Bila ditemukan ketidak-normalan, bongkar kemudian bersih-
kan injection nozzle kemudian lakukan kembali pemeriksaan.
• Bila injection nozzle masih terlihat cacat setelah dilakukan
pembongkaran dan pembersihan, ganti injection nozzle.

Prosedur pelepasan
Pelepasan: Injection nozzle

PERHATIAN
• Jangan menyentuh dengan tangan permukaan sliding dari
needle valve. (Bila tersentuh maka bersihkan menggunakan
kerosene).
• Jangan menukar needle valve dan nozzle antar cylinder.
Gunakanlah needle valve dan nozzle untuk masing-masing
cylinder .

Prosedur pembersihan
Cleaning: Injection nozzle
• Cuci needle valve dan nozzle dengan kerosene, kemudian
gunakan untuk melepaskan carbon deposit dengan cara
berikut:
• Bersihkan carbon dari ujung needle valve menggunakan
cleaning bar .
PERHATIAN
• Jangan menggunakan sikat kawat atau benda keras lainnya
untuk melakukan pembersihan.

13-44
13
• Masukkan needle cleaner ke dalam injection orifice
pada nozzle. Kemudian putarlah untuk membersihkan carbon
yang menempel pada orifice.Cleaning needle diameter φ 0,23
mm atau kurang.

• Bersihkan dudukan nozzle menggunakan cleaning scraper


.
• Untuk membersihkan carbon yang menumpuk gunakan
carbon remover.
• Untuk membersihkan carbon yang menumpuk gunakan
carbon remover.

Prosedur pemeriksaan
Pemeriksaan: Injection nozzle
• Cuci needle valve dan nozzle dengan kerosene sebelum dirakit.
• Tarik keluar needle valve kira-kira 1/3 dari panjangnya,
kemudian pastikan needle valve meluncur ke bawah seiring
dengan bebannya sendiri. (Ulangi pengujian ini dan putar
needle valve beberapa kali).
• Bila needle valve tidak meluncur ke bawah seiring dengan
bebannya sendiri, cuci needle valve dan lakukan pengujian ini
sekali lagi. Bila needle valve masih bermasalah, maka ganti
needle valve dan nozzle secara bersamaan.
PERHATIAN
• Setelah mengganti nozzle, pastikan untuk menyetel ulang
pre-lift untuk melihat apakah valve opening pressure sesuai
dengan nilai standar yang telah ditentukan.

Prosedur penyetelan
Penyetelan: Injection nozzle
• Sebelum melakukan penyetelan, cuci semua part dengan
kerosene yang bersih untuk menghilangkan semua kotoran dan
partikel asing lainnya.
• Pada saat merakit kembali part, lakukan penyetelan dengan
urutan seperti di bawah ini :
PERHATIAN
• Jangan menyentuh permukaan sliding pada needle valve
dengan menggunakan tangan.

Periksa full lift pada needle valve

Periksa pre-lift

Penyetelan 2nd valve opening pressure

Penyetelan 1st valve opening pressure

13-45
INJECTION NOZZLE
(1) Full lift pada needle valve
• Pasang pada dial gauge.

• Pasang nozzle, needle valve dan spring seat (untuk penyetelan


pre-lift) pada .

• Pasang pada nozzle.


• Setel dial gauge pada posisi nol.

• Lepaskan . Ubah pensejajaran dari spring seat (untuk


penyetelan pre-lift), kemudian pasang kembali dengan
pensejajaran spring seat yang baru (untuk penyetelan pre-lift).

• Pasang pada nozzle. Baca indikasi pada dial gauge


dengan dimensi L1.

13-46
13
• Lepas dan needle valve. Pasang tip packing pada nozzle
sehingga tip packing sejajar seperti yang terlihat pada gambar

• Setel dial gauge pada posisi nol di .

• Pasang pada tip packing. Baca indikasi pada dial gauge


dengan dimensi L2.

• Ukur ketebalan washer (untuk penyetelan needle valve lift). Nilai


ini adalah dimensi L3.

• Gunakan rumus yang di bawah untuk menghitung full lift pada


needle valve dari ukuran dimensi L1, L2, dan L3.
Full lift = (L1 + L2) - L3
• Bila hasil perhitungan di luar spesifikasi, lakukan penyetelan
seperlunya dengan mengubah washer (untuk penyetelan needle
valve lift) <untuk dimensi L3>.
Washer tersedia dalam lima ketebalan : 2,40 mm, 2,425 mm,
2,45 mm, 2,475 mm dan 2,50 mm.

13-47
INJECTION NOZZLE
(2) Penyetelan pre-lift
• Ukur ketebalan dari tip packing. Nilai ini adalah dimensi L4.
• Ukur dimensi L5 dari spring seat (untuk penyetelan pre-lift).

• Gunakan dimensi L4 & L5 dan dimensi L1 & L3 (yang diukur


pada bagian 1), perhitungkan pre-lift sebagai berikut :
Pre-lift = L4 - L5 - L3 - L1
• Bila hasil perhitungan di luar spesifikasi, lakukan penyetelan
seperlunya dengan mengubah spring seat (untuk penyetelan
pre-lift) <untuk dimensi L5>.
Spring seat tersedia dalam 22 ketebalan (dari 2,59 mm s/d 2,80
mm dengan kenaikan 0,01 mm).

(3) Penyetelan 2nd valve opening pressure


• Pasang part pada nozzle holder seperti yang ditunjukkan pada
gambar. Pasang di tempat spring seat (untuk penyetelan
pre-lift).
• Kencangkan retaining nut dengan torque yang telah ditentukan.
• Pasang assy pada nozzle tester. Ukur 2nd valve opening
pressure.
PERHATIAN
• Jangan menyentuh spray yang keluar dari nozzle.

• Bila hasil perhitungan di luar spesifikasi, lakukan penyetelan


seperlunya dengan mengubah adjusting shim (untuk penyetelan
2nd valve opening pressure).
Adjusting shim tersedia dalam beberapa ketebalan :
0,70 mm s/d 2,15 mm {dalam 0,05 mm kenaikan (total 30
ketebalan)}
0,975 mm s/d 1,775 mm {dalam 0,05 mm kenaikan (total 17
ketebalan)}
Perubahan 0,025 mm pada ketebalan dari adjusting shim
menghasilkan perubahan valve opening pressure sebesar
3,5 kgf/cm2.

13-48
13
(4) Penyetelan 1st valve opening pressure
• Pasang part pada nozzle holder seperti ditunjukkan pada
gambar.
• Kencangkan retaining nut torque yang telah ditentukan.
• Pasang assy pada nozzle tester. Ukur 1st valve opening
pressure.
PERHATIAN
• Jangan menyentuh spray yang keluar dari nozzle.

• Bila hasil perhitungan di luar spesifikasi, lakukan penyetelan


seperlunya dengan mengubah adjusting shim (untuk penyetelan
1st valve opening pressure).
Adjusting shim tersedia dalam beberapa ketebalan :
0,8 mm s/d 2,0 mm, 2,05 mm, 2,075 mm s/d 2,2 mm [dalam
0,025 mm kenaikan (total 56 ketebalan)]
Perubahan 0,025 mm pada ketebalan dari adjusting shim
menghasilkan perubahan valve opening pressure sebesar
3,5 kgf/cm2.

13-49
CATATAN

13-50

Anda mungkin juga menyukai