Anda di halaman 1dari 62

i

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PEMERIKSAAN DAN PENGUKURAN CRANKSHAFT

Disusun Oleh :

ANDRIYANSYAH

2014030358

PROGRAM TEHNIK MESIN

FAKULTAS TEHNIK

UNIVERSITAS PAMULANG

TANGERANG SELATAN

2018

i
2

LEMBAR PERNYATAAN HASIL KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan dibawag ini :

Nama : ANDRIYANSYAH

NIM : 2014030358

Program Studi : Teknik Mesin

Fakultas : Teknik

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan kerja praktek dengan judul

“ PEMERIKSAAN DAN PENGUKURAN POROS ENGKOL “

beserta isinya adalah karya saya dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
kutipan dengan cara yang tidak sesuai etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan.

Atas pertanyaan ini saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya
apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
karya saya atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini

Tanggerang Selatan,07 Januari 2018

ANDRIYANSYAH

2014030358

2
3

LEMBAR PENGESAHAN I

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Di

PT. WAHYU DJAYA PERKASA – DEPOK

Jalan Abdul Gani II No.217 Jati Mulya – Sukma Jaya Depok Jawa Barat 16413
Indonesia

PEMERIKSAAN DAN PENGUKURAN POROS ENGKOL

Kerja praktek ini diajukan untuk memenuhi persyaratan kurikulum Sarjana Strata
satu (S-1) Jurusan Teknik Mesin Universitas Pamulang

Disusun Oleh :

ANDRIYANSYAH

2014030358

Menyetuji,

Kepala HRD- PT.WDP Pembimbing Kerja


Praktek

(Andi Adi Hidayatno) ( Muhariyanto )

iii
4

LEMBAR PENGESAHAN II

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PEMERIKSAAN DAN PENGUKURAN POROS ENGKOL

Kerja praktek ini diajukan untuk memenuhi persyaratan kurikulum Sarjana Strata
satu (S-1) Jurusan Teknik Mesin Universitas Pamulang

Disusun Oleh :
ANDRIYANSYAH
2014030358

Menyetuji,

Dosen Pembimbing Ka.Prodi Teknik Mesin

( Joko Setiyono, S.T ) ( Ir. Djuhana, M.si )

iv
YAYASAN SASMITA JAYA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Surya Kencana No. 1 Pamulang Barat, Pamulang. Tangerang-Banten.
Telp. / (021) 7412566

LEMBAR PENILAIAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA


NAMA : Andriyansyah
NIM : 2014030358
PROGRAM STUDI : TEKNIK MESIN
TEMPAT KERJA PRAKTEK : PT. WAHYU DJAYA PERKASA
WAKTU PELAKSANAAN : 16 DESEMBER, 2017 - 16 JANUARI,2018
KRITERIA PENILAIAN
PENILAIAN PEMBIM BING LAPANGAN
(instansi tempat kerja praktek) Stempel, Nama & Tanda Tangan
Nilai Pembimbing Instansi
No. Materi Penilaian (Dalam
Angka)
1 Keaktifan, Disiplin, dan Inisiatif
2 Kemampuan Kerjasama
3 Kemampuan Bekerja Mandiri
4 Tugas Khusus (……………………………………….)
NIlai Rata-Rata

PENILAIAN PEMBIMBING PROGRAM STUDI Stempel, Nama & Tanda Tangan


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS PAMULANG Pembimbing Program Studi
Nilai
No. Materi Penilaian (Dalam
Angka)
1 Kedalaman Materi
2 Penguasaan Materi
Penyajian Laporan (……………………………………….)
3

Nilai Rata-Rata Akhir : …………….(dalam angka)


: …………….(dalam Huruf)

Komponen Penilaian Pamulang, ………………….2017


80 – 100 :A
Ketua Program Studi Teknik Mesin
70 – 79 :B
56 – 69 :C
45 – 55 :D
Ir. Djuhana, M.Si.
NIDN. 0405065404

i
6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek (KP) ini.
Laporan kerja praktek ini disusun berdasarkan hasil KP di PT. WAHU DJAYA
PERKASA, Depok Jawa Barat.
Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan dalam
penyusunan laporan KP in kepada :

1. Orang tua yang senantiasa memberikan motivasi dan tak hentinya


memberikan dukungan baik berbentuk doa ataupun materinya
2. Bapak Ir. Djuhana, M.Si selaku Ketua Jurusan program Teknik Mesin,
Universitas Pamulang.
3. Bapak Joko Setyono, S.T. Selaku Dosen Pembimbing Teknik Mesin,
Universitas Pamulang.
5. Bapak Andi Adi Hidayatno selaku pembimbing selama proses kerja
praktek

6. Staf dan jajaean PT. Wahyu djaya Perkasa yang telah memberikan
kesempatanuntuk kerja praktek
7. teman teman yang senantiasa memberikan kritik dan saran yang
membangun

Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih banyak


kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis selalu
berusaha membuka diri terhadap semua masukan kritik dan saran yang bersifat
membangun dan berguna.

Tangerang, 7 Januari 2018

ANDRIYANSYAH

viii
7

MOTTO

1. Lebih baik mencoba dari pada tidak sama sekali


2. lebih baik datang telat dari pada tidak sama sekali
3. Tidak ada kata menyerah sebelum berjuang
4. Keberhasilan tidak datang secara instan, namun dibutuhkan usaha dan kerja
keras
5. tidak ada jalan pintas untuk menuju sukses
6. orang cerdas bukanlah yang paing banyak ilmu nya namun rang bodoh yang
selalu belajar untuk menghapus kekurangan nya
7. Berdoa tanpa usaha adalah bohong, dan berusaha tanpa doa adalah sombong

PERSEMBAHAN
Laporan kerja praktek ini saya persembahan kepada

1. orang tua dan keluarga tercinta


2. kepala jurusan teknik mesin IR. Djuhana,M.Si
3. dosen pembimbing, bapak Joko Setiyono, S.T.
4. Segenap dosen dosen universitas Pamulang
5. pembimbing kerja praktek di PT. Wahyu Djaya Perkasa, bapak Muhariyanto
6. teman teman seperjuangan

ix
8

ABSTRAK

Mesin yang bergerak akan mengalami gesekan pada bagian komponen


komponennya. Setiap komponen yang bergesekan pasti akan mengalami
kerusakan, seperti crankshaft atau poros engkol yang menjadi komponen utama
pada engine diesel yang biasa digunakan untuk menggerakan generator set
(genset) atau sebagai penggerak kapal laut, poros engkol mejadi suatu komponen
utama yang mengubah gerak vertikal atau horizontal dari piston menjadi gerak
rotasi ( putaran ) poros engkol dapat mengalami kerusakan kapan saja jika tidak
tepat perawatannya. oleh karena itu pada laporan kerja praktek ini penyusun akan
membahas pengukuran crakshaft di PT. Wahyu Djaya Perkasa yang terletak di
Depok Jawa Barat. Pemeriksaan dan Pengukuran Crankshaft atau poros engkol ini
memiliki beberapa tahapan penting, yaitu uji dye penetrant, magnetic particle
inspection, ultra sonic test,hardness test, pengukuran Run Out crankshaft, Crank
Pin Crankshaft, Crank Journal, Journal Bearing Clearence dan pengukuran
Endplay. Semua pengukuran ini dilakukan sesuai prosedur perusahaan dan standar
limit produk crankshaft tersebut.

x
9

ABSTRACT

The machine that moves will have friction on a component part of its
components. Each component of the blow will certainly damage, such as
crankshaft or a crankshaft that is the main component on diesel engine is used to
drive the generator set (genset) or as a driving force of naval vessels, crankshaft
became a central component of the change the vertical or horizontal motion of the
piston into a rotational motion (spin) crankshaft can be damaged at any time if
proper treatment is not. therefore in this Practicum report compilers will discuss
the measurement of crakshaft PT. Wahyu Djaya Perkasa Revelation located in
Depok, West Java. Inspection and measurement of the Crankshaft or a crankshaft
it has some important stages, namely test dye penetrant, magnetic particle
inspection, ultra sonic test, hardness test, measurement of Run Out of the
crankshaft, Crank Pin Crankshaft, Crank Journal, Journal Bearings and
Clearence Endplay measurement. All these measurements are performed
according to the standard procedures and limit products crankshaft.

xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PERNYATAAN HASIL KARYA SENDIRI ................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN I ........................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN II .......................................................................... iv
SURAT PERMOHONAN PRAKTEK ............................................................ v
SURAT BALASAN KERJA PRAKTEK ........................................................ vi
FORM NILAI KERJA PRAKTEK .................................................................. vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
MOTTO DAN PERSEMBAHANABSTRAK ................................................ ix
ABSTRAK ....................................................................................................... x
ABSTRACT ..................................................................................................... xi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... xii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Tujuan Kerja Praktek ....................................................................... 1
1.3. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.4. Batasan Masalah............................................................................... 2
1.5. Tujuan .............................................................................................. 2
1.6. Ruang Lingkup ................................................................................. 3
1.7. Sistematika Penulisan ...................................................................... 3
1.8. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 3
1.9. Sistematika Penulisan ..................................................................... 3
BAB II. PROFIL PERUSAHAAN .................................................................. 5
2.1. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................................ 5
2.2. Struktur Organisasi .......................................................................... 7
2.3 Resume Perusahaan ........................................................................... 8
BAB III. TEORI DASAR ................................................................................ 9
3.1. Crankshaft (crankshaft) .................................................................... 9
3.2. Fungsi poros engkol (crank shaft) .................................................... 11
3.3. Kontruksi Poros Engkol (crank shaft) .............................................. 12
3.4. Metode Pemeriksaan Crankshaft...................................................... 14
3.4.1 Dye Penetrant Test crankshaft.............................................. 15
3.4.2 Magnetic Particle Inspection ................................................ 20
3.4.3 Ultra Sonix (sinar x ) ............................................................ 21
3.4.4 Hardness Test ....................................................................... 22
3.5. Pengukuran Crankshaft .......................................................... 23
3.5.1 Pengukuran Round Out Crankshaft...................................... 23

3.5.2 Pengukran Crank pin Crankshaft ......................................... 24

3.5.3 Pengukuran Crank Jurnal Crankshaft ................................... 25

3.5.4 Pengukuran Journal Bearing Clearencg ............................... 26

3.5.5 Pengukuran Endplay/ Trusht Bearing .................................. 27

BAB IV. PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ............................................ 29

4.1 Alat – Alat Inspeksi ......................................................................... 29

4.2 Alat Pelindung Diri ........................................................................... 33

4.3 Pelaksanaan Kerja Praktek ................................................................ 36

4.4 Pembahasan ....................................................................................... 44

BAB V. PENUTUP .......................................................................................... 46


5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 46
5.2. Saran ................................................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 47

i
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi ....................................................................... 7

Gambar 3.1 Crank Shaft ................................................................................... 10

Gambar 3.2 fungsi utama crankshaft .......................................................................... 11

Gambar 3.3 Kontruksi Poros Engkol (crank shaft) .......................................... 12


Gambar 3.4 Cleaner Penetrant ......................................................................... 15

Gambar 3.5 Ceck Penetrant.............................................................................. 16

Gambar 3.6 Cleaning Crankshaft ..................................................................... 17

Gambar 3.7 Penerapan developer .................................................................... 18

Gambar 3.8 Pengamatan permukaan crank journal ......................................... 19

Gambar 3.9 Magnetic particle inspection ........................................................ 20

Gambar 3.10 Alat Ultra Sonic Ceck ................................................................ 21

Gambar 3.11 Hardness testing system ............................................................. 22

Gambar 3.12 Pengukuran Round Out .............................................................. 23

Gambar 3.13 Pengecekan Crank pin Crankshaft ............................................. 24

Gambar 3.14 Outside Micrometer.................................................................... 25

Gambar 3.15 Pengukuran Jurnal Bearing Clearence ....................................... 26

Gambar 3.16 Pengukuran Endplay .................................................................. 27

Gambar 4.1 Dye Penetrant ............................................................................... 29

Gambar 4.2 Magnetic Particle Inspection ........................................................ 29

Gambar 4.3 Hardness Test ............................................................................... 30

Gambar 4.4 Ultra Sonic Test ............................................................................ 30

Gambar 4.5 Bore Guage .................................................................................. 31

Gambar 4.6 Micro Meter.................................................................................. 31

Gambar 4.7 Dial Guage Stand ......................................................................... 32

Gambar 4.8 Masker .......................................................................................... 33


Gambar 4.9. Sarung Tangan Kain .................................................................... 33
Gambar 4.10. Kaca Mata34 ............................................................................. 34
Gambar 4.11 Ear Plug34 .................................................................................. 34
Gambar 4.12. Helm Kerja35 ............................................................................ 35

Gambar 4.13. Sepatu Kerja35 .......................................................................... 35


Gambar 4.14 Tanda Cacat Crankshaft 36 ........................................................ 36

Gambar 4.15 Berkumpulnya partikel magnet37 .............................................. 37

Gambar 4.16 Ultra sonic test 38....................................................................... 38

Gambar 4.17 Titik cacat pada monitor ultra sonic39 ....................................... 39

Gambar 4.18 Pengambilan data hardness 40 ................................................... 40

Gambar 4.19 Hasil pemeriksaan bore gauge 41............................................... 41

Gambar 4.20 Hasil pengukuran crank pin dan crank journal 42...................... 42

Gambar 4.21 Pengecekan MPI43 ..................................................................... 43

Gambar 4.22 Pengukuran crank pin 43 ............................................................ 43

Gambar 4.23 Pengecekan MPI43 ..................................................................... 43

Gambar 4.24 Pengukuran crank jurnal 43........................................................ 43

Gambar 4.25 pengukuran bore gauge 44 ......................................................... 44

Gambar 4.26 hardness test 44 .......................................................................... 44

Gambar 4.27 Ultra Sonic Ceck 44 ................................................................... 44

Gambar 4.28 Hardness Test 44 ........................................................................ 44

i
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 2.1 proyek yang sudah di tangani ...................................................... 5

TABEL 2.3 Resume Perusahaan ..................................................................... 7


15

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : ANDRIYANSYAH

Tempat,tanggal lahir : BOGOR, 15 MARET 1993

Jenis Kelamin : LAKI-LAKI

Agama : ISLAM

Kewarganegaraan : INDONESIA

ALAMAT : JL. BENDA BARAT 2 RT.O6/05 NO. 37


CIPAYUNG DEPOK JAWA BARAT

Nomor HP : 085760126289

Riwayat Pendidikan : SD ISLAM CIPAYUNG lulus tahun 2005

SMP N 9 DEPOK lulus tahun 2008

SMK PRISMA DEPOK lulus tahun 2011

Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya

Tangerang Selatan, 7 Januari 2018

ANDRIYANSYAH

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Engine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara
kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk menggerakan kendaraan,
peralatan industri, penggerak generator pembangkit energi listrik, sebagai
penggerak propeler kapal dan lain-lain. Indonesia adalah Negara kepulauan
dengan luas laut lebih besar dari pada luas daratan , yang memungkinkan adanya
alat transfortasi laut yang memadai. Transportasi laut berupa kapal laut dengan
berbagai DWT yang dapat membawa muatan berupa barang dan manusia dari
suatu pulau ke pulau lainnya secara lokal dan domestik dalam wilayah Republik
Indonesia maupun Internasional.
Agar supaya mesin dapat beroperasi dalam waktu yang cukup panjang
maka mesin harus dirawat secara berkala dengan metode yang tepat dengan
sumber daya manusia yang terlatih.Universitas pamulang salah satu lembaga
pendidikan teknologi, harus giat menyiapkan tenaga tenaga ahli dalam bidang
teknik, karena di Indonesia akan memerlukan banyak sumber daya manusia
lulusan teknik mesin khusus nya.
Karena penting nya pengetahuan tentang dunia kerja atau situasi teknologi
dilapangan bagi mahasiswa S-1, maka setiap mahasiswa diwajibkan
melaksanakan kerja praktek minimal satu bulan dan setelah melaksanakan kerja
praktek di wajibkan membuat laporan kerja.

1.2 Tujuan Kerja Praktek


Tujuan kerja praktik adalah
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui permasalahan tentang situasi kerja
secara langsung yag dihadapi oleh suatu perusahaan, industri atau bengkel
dengan kemampuan menganalisa dengan baik.
2. Mahasiswa memperoleh pengalaman bekerja, terutama yang berhubungan
dengan prosedur pengukuran poros engkol di PT. Wahyu Djaya Perkasa.
3. Mengasah pola pikir rasional serta keterampilan dan luwes dalam
memahami dan menghadapi masalah pada mesin

1
2

1.3 Rumusan Masalah


Pada engine diesel Mitsubishi S 16 R PTA yang sering ditangani oleh PT.
Wahyu Djaya Perkasa , akan dilakukan pengukuran poros engkol yang meliputi
beberapa tahapan tahapan penting dalam pengukuran poros engkol yaitu
pengukuran Run Out crankshaft, Crank Pin Crankshaft, Crank Journal, Journal
Bearing Clearence dan pengukuran Endplay.

1.4 Batasan Masalah


Pada penulisan laporan ini perlu dilakukan pembatasan masalah yang
bertujuan untuk memperjelas dan sesuai dengan tujuan penyusunan laporan ini.
Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pengukuran crankshaft Run Out crankshaft, Crank Pin Crankshaft, Crank


Journal, Journal Bearing Clearence dan pengukuran Endplay.

2. Pengukuran crankshaft ini dilakukan pada saat engine generator set sedang
dilakukan overhaul

3. Pembahasan hanya dilakukan pada bidang teknik mesin saja dan tidak
menyinggung masalah instrument atau bidang-bidang lainnya.

1.5 Tujuan

Pengukuran poros engkol atau crankshaft ini adalah salah satu tindakan
pengecekan kondisi komponen engine disaat engine sedang overhaul agar dapat
mengetahui kondisi kelayakan engine sebelum engine di operasikan kembali.
Tindakan ini berrtujuan agar tidak terjadi nya kerusakan yang sangat serius,
seperti terjadi nya keretakan pada crankshaft, kerusakan ini akan mengakibatkan
patah nya crankshaft.
3

1.6 Ruang Lingkup

Praktek kerja industri ini dilakukan di Work Shop PT. Wahyu Djaya
Perkasa yang menjadi tempat pelaksanaan nya Over Houl engine Generator Set
( GENSET ) di jl. Abdul gani II Sukma Jaya Depok terhitung pada tanggal 16
desember 2017 sampai 17 januari 2018.

1.7 Manfaat
Diharapkan dengan praktek pengukuran poros engkol ini dapat menambah
pengetahuan penulis mengenai penggunaan alat ukur, fungsi alat ukur, dan gejala
gejala kerusakan yg akan diketahui oleh penulis setelah melakukan pengukuran
crankshaf atau poros engkol dapat di bandingkan ilmu yang didapat antara duduk
di bangku pada saat belajar dengan belajar pada saat praktek kerja .

1.8 Metode Pengumpulan Data


Dalam penyusunan penulisan ini menggunakan metode pengumpulan data
untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. Adapun teknik pengumpulan data
yang dilakukan antara lain :
1. Studi Lapangan
Mengumpulkan informasi penanganan crankshaft yang diterapkan di
lapangan.
2. Wawancara
Wawancara bertujuan untuk memperoleh data-data yang lebih lengkap
mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan pemeriksaan dan
pengukuran poros engkol
3. Browsing
Mencari informasi melalui website yang berkaitan dengan pemeriksaan
dan pengukuran poros engkol

1.9 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut :
4

BAB I Pendahuluan
Pada bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan,manfaat, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.

BAB II Profil Perusahaan


Pada bab ini berisikan tentang sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan.

BAB III Teori Dasar


Pada bab ini berisikan mengenai komponen dari poros engkol, macam macam alat
untuk mengukur poros engkol, dan segala jenis tahapan pengukuran poros engkol.

BAB IV Hasil dan Pembahasan


Pada bab ini berisikan mengenai hasil dari pengukuran poros engkol dan langkah
langkah yang akan di ambil setelah mengetahui kondisi crankshaft atau poros
engkol.

BAB V Penutup
Pada bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran selama penulis melakukan
praktek kerja di lapangan.
5

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Wahyu Djaya Perkasa adalah perusahaan Nasional yang berkantor di
komplek Nirwana Karisma II Blok BY 03 Jalan Mengkudu IV di Cibinong –
Bogor Jawa Barat perusahaan ini didirikan pada tanggal 7maret 2005 di bawah
undang – undang Republik Indonesia.
Secara lebih spesifik perusahaan ini bergerak dalam bidang pengadaan
barang (Supplier Alat – Alat Berat ) Overhoul Engine , Serta perawatan baik
mekanikal maupun Elektrikal walaupun perusahaan ini belum cukup lama berdiri
tetapi sumber daya manusia nyamempunyai pengalaman dalam bidang –bidang
yang disebutkan diatas baik dengan pihak asing ataupun instansi pemerintah
terkait.
PT. Wahyu Djaya Perkasa didukung oleh sejumlah tenaga profesionalyang
mempunyai bidang keahlian yang bervariasi dengan pengalaman kerja dibidang
nya masing - masing minimal 5 tahun dengan kemampuan yang kami miliki.
Perusahaan kami memiliki komitmen umtuk selalu memberikan pelayanan terbaik
dalam kualitas pekejaan dan ketepatan waktu pelaksanaan.
Kemajuan yang didapat oleh PT Wahyu Djaya Perkasa adalah hasil kerja
keras para pimpinan dan semua karyawan yang kompeten dalam bidangnya
sehingga terus dipercaya owner dan semakin berkembang, berikut adalah
beberapa contoh referensi gedung yang telah bekerjasama dengan PT Wahyu
Djaya Perkasa dalam pekerjaan mekanikal dan elektrikal :

No Project Name Capacity Merk Location

1 Supermall Karawaci 2000 KVA x 8 MITSUBISHI Tangerang

2 Surya Pacific Sejahtera 750 KVA x 2 MITSUBISHI Jakarta

3 The Best Fatmawati 750 KVA x 3 DEUTC Jakarta

4 Carefour HO 1500 KVA x 4 MITSUBISHI Lebak Bulus, Jakarta

5 Carefour Puri Kembangan 1250 KVA x 2 MITSUBISHI Jakarta


6 Bank Permata 1500 KVA x 3 MITSUBISHI Jakarta

7 The Ritz Carlton, Bali 1250 KVA x 3 MITSUBISHI Bali

8 The St Regis Bali Resort 1500 KVA x 3 MITSUBISHI Bali

9 Karma Kandara 750 KVA x 1 PERKIN Bali

10 Mall Ambasador 1250 KVA x 4 MITSUBISHI Jakarta

11 PLTD Banda Aceh 1500 KVA x 6 MITSUBISHI Banda Aceh

12 Diamon Panakukang 1500 KVA x 4 CAT Makasar

13 Pluit Megamall 1500 KVA x 8 MITSUBISHI Jakarta

14 Sun Plaza 2000 KVA x 6 MITSUBISHI Medan

15 Apartemen Mediterania 2000 KVA x 2 MITSUBISHI Jakarta

16 Dainipon Printing 1500 KVA x 1 MITSUBISHI Pulo Gadung

17 RS. Saraswati 650 KVA x 1 NISSAN Karawang

18 Baja Mas Mulia Diamon 750 KVA x 5 CUMMIN Makasar

19 GTC Makasar 2000 KVA x 1 MITSUBISHI Makasar

20 Sumber Daya Sewatama 1740 KVA x 1 MITSUBISHI Jakarta

21 Sinarindo Wiranusa Elektrik 1500 KVA x 23 MITSUBISHI Jakarta

22 Plaza BII 1250 KVA x 5 MITSUBISHI Jakarta

23 Plaza Medan Fair 2000 KVA x 3 MITSUBISHI Medan

24 Hotel W 1250 KVA x 3 PERKIN'S Bali

25 Park Land 1500 KVA x 1 MITSUBISHI Jakarta

26 BRI 2 1500 KVA x 4 CUMMIN'S Jakarta

TABEL 2.1 proyek yang sudah di tangani


7

2.2 Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PT. WAHYU DJAYA PERKASA

GAMBAR 2.1 Struktur Organisasi


8

2.3 Resume Perusahaan

1 Bentuk Usaha : Perseroan Terbatas


2 Nama Perusahaan : WAHYU DJAYA PERKASA
3 Alamat Surat KOMPLEK NIRWANA KARISMA II BLOK BY NO.
: 3 CIBINONG BOGOR
4 No. Telpon : 021 87905577
Fak : 021 87907766
5 Bank : SYARIAH MANDIRI
6 TDP. PT : 10.20.1.46.03017
7 NPWP : 02.438.615.3.403.000
8 SIUP : 510.41/018.P/02304/BPMPTSP/2015
9 AKTE PENDIRIAN PT : C-1333 HT.03.01.TH.2002
10 SPKP : PEM-2550/WJP.08/KP.0403/2005

TABEL 2.3 Resume Perusahaan


9

BAB III
TEORI DASAR
3.1 Crankshaft (crank shaft)
Crankshaft / Poros engkol menjadi suatu komponen utama dalam suatu
mesin pembakaran dalam. Crankshaft menjadi pusat poros dari setiap gerakan
piston. Pada umumnya crankshaft berbahan besi cor karena harus dapat
menampung momen inersia yang dihasilkan oleh gerakan naik turun piston.
Sehingga fungsi utama dari crankshaft adalah MENGUBAH gerakan naik turun
yang dihasilkan oleh piston menjadi gerakan memutar yang nantinya akan
diteruskan ke transmisi. Crankshaft harus terbuat dari bahan yang kuat dan
mampu menahan beban atau momen yang kuat karena crankshaft harus menerima
putaran mesin yang tinggi. Posisi crankshaft berada antara blok mesin bagian
bawah dengan oil pan. Crankshaft menjadi pusat dari putaran mesin. Putaran dari
Crankshaft biasa diteruskan lagi tidak hanya ke transmisi, namun juga ke
camshaft lewat timing belt atau timing gear atau timing chain karena memiliki
putaran timing yang serupa dengan pembukaan valve. Selain itu putaran dari
crankshaft juga biasa diteruskan untuk memutar kompresor AC dan juga pompa
power steering.
Poros engkol terpasang dibagian bawah pada blok silinder. Poros engkol
disebut juga dengan crank shaft. Pada mesin, crank shaft atau poros engkol ini
memiliki kegunaan yang sangat vital. Poros engkol berfungsi untuk mengubah
gerak naik turun piston menjadi gerak putar dengan perantara conecting rod, gerak
ini pada akhirnya juga menggerakkan roda penerus (fly wheel). Piston menerima
tenaga hasil pembakaran, dan tenaga ini akan diteruskan oleh connecting rod yang
selanjutnya akan dirubah menjadi gerak putar oleh poros engkol. Tenaga yang
sudah dirubah menjadi gerak putar ini, otomatis akan menggerakkan fly wheel.
Karena fly wheel berhubungan langsung dengan poros engkol ini. Bagian batang
torak yang berhubungan dengan piston adalah small end. Sedangkan bagian
batang torak (connecting rod) yang berhubungan dengan poros engkol disebut
dengan big end.
10

Gambar 3.1 Crank Shaft

Selain mengubah gerak bolak balik piston menjadi gerak putar, poros
engkol juga menerima beban dan tekanan yang sangat tinggi dari hasil
pembakaran oleh piston untuk itu poros engkol haruslah terbuat dari bahan yang
sangat kuat dan tahan lama. Poros engkol berfungsi mengubah gerak turun naik
piston melalui batang piston untuk selanjutnya dirubah menjadi gerak putar,
tenaga inilah yang dipakai kendaraan untuk bisa berjalan. Poros engkol menerima
beban yang berat selama beroperasi, deng an alasan ini maka poros engkol dibuat
dari bahan baja carbon khusus sehingga memiliki daya tahan tinggi. Crank pin
terpasang tidak segaris dengan poros, oleh karena itu poros engkol perlu
ditambahkan counterbalance weight untuk menghindari getaran selama mesin
berputar.
11

3.2 Fungsi poros engkol (crank shaft)

Fungsi poros engkol adalah untuk mengubah gerak naik turun piston
(torak) menjadi gerak putar yang akhirnya dapat menggerakkan roda gila (fly
wheel). Tenaga yang dipergunakan untuk menggerakkan roda kendaraan
dihasilkan pada oleh hasil pembakaran (langkah usaha), kemudian hasil
pembakaran ini dapat menggerakan torak, kemudian melalui batang torak dan
dirubah menjadi gerakan putar oleh poros engkol atau crakshaft. Poros engkol
menerima beban yang sangat besar dari piston (torak) dan connecting rod,
ditambah dengan cara kerjanya yang bekerja pada kecepatan tinggi.

Gambar 3.2 fungsi utama crankshaft

Dengan alasan tersebut, maka poros engkol biasanya dibuat dari baja
karbon dengan tingkatan dan daya tahan yang tinggi, dan dibuat dari bahan yang
berkualitas tinggi. Crank shaft ini akan menerima tenaga atau beban yang sangat
besar, selain itu juga poros engkol berputar dengan kecepatan yang sangat tinggi,
maka dari itulah poros engkol harus terbuat dari bahan yang berkualitas.
Persyaratan bahan pembuat poros engkol antara lain :

 Kuat, tahan terhadap pembebanan yang berubah-ubah


 Permukaan pada bantalan harus tahan terhadap tekanan tinggi dan keausan
12

Umumnya poros engkol terbuat dari baja karbon dengan tingkatan dan daya tahan
yang sangat baik.

3.3 Kontruksi Poros Engkol (crank shaft)

1. Oil hole : Untuk saluran pelumasan


2. Crank pin: untuk tempat tumpuan big end connecting rod
3. Crank journal: sebagai titik tumpu pada blok motor
4. Counter balance weight: sebagai bobot penyeimbang putaran

Gambar 3.3 kontruksi poros engkol

Crank pin (pena engkol), bagian poros engkol yang akan dihubungkan
dengan big end pada connecting rod, crank pin akan dipasangi bantalan yang
biasa disebut dengan metal jalan. Oil hole, merupakan lubang yang digunakan
sebagai jalan oli untuk melumasi poros engkol. Crank journal dan main jounal,
bagian poros engkol yang dihubungkan dengan block silinder, main journal
merupakan crank journal yang terletak di tengah. Crank jornal terdapat bantalan
yang disebut dengan bantalan duduk (metal duduk), sementara pada main journal
juga terdapat bantalan yang disebut dengan metal bulan. Crank journal ini
13

ditopang oleh bantalan poros engkol (metal duduk) pada crankcase, dan
poros engkol berputar pada jornal. Masing-masing crank jounal memiliki crank
arm, atau arm dan crankpin terletak di ujung armnya.

Pada poros engkol juga dilengkapi dengan balance weight yang berguna
untuk menjaga keseimbangan poros engkol ketika berputar. Pada jenis mesin yang
menggunakan susunan silinder tipe segari atau in line, jumlah dari pena engkol
atau crankpin adalah sama dengan jumlah silindernya. Sedangkan pada mesin
yang menggunakan susunan silinder tipe v, pena engkol (crank pin) berjumlah
setengah dari jumlah silindernya. Bentuk dari crank shaft ditentukan oleh banyak
hal, seperti jumlah silinder, firing order atau urutan pengapian, dan lain
sebagainya.

Oli pelumas harus selalu melumasi bagian-bagian poros engkol yang


bergerak, hal ini tentunya digunakan untuk mencegah terjadinya kontak langsung
antara logam dengan logam, terutama antara fixed bearing dengan poros engkol
selama berputar. Untuk menyalurkan oli ini, poros engkol dilengkapi dengan oil
hole (lubang oli), dan juga diperlukan adanya celah yang sesuai antara bantalan
dan poros engkol. Celah ini digunakan sebagai ruang oli dalam membentuk oil
film (lapisan oli). Celah ini sering disebut dengan oil clearance. Setiap kali
melakukan overhaul, celah ini diperiksa dengan alat yang disebut dengan plastic
gauge. Untuk spesifikasinya, setiap kendaraan pastinya berbeda-beda, silahkan
lihat pada buku manual kendaraan yang bersangkutan.

Untuk jenis mesin dengan susunan silinder yang sejajar satu garis (in-line),
jumlahnya pena engkol (crank pin) sama dengan banyaknya silinder. Mesin
dengan susunan silinder V dan H, jumlah crank pin biasanya separuh atau
setengah dari jumlah silindernya. Bentuk poros engkol di samping ditentukan oleh
banyak silindernya, juga ditentukan oleh urutan pengapiannya (FO = firing order).
Dalam menentukan urutan pengapian dari suatu mesin yang perlu diperhatikan
adalah keseimbangan getaran akibat pembakaran, beban dari bantalan utama dan
sudut puntiran yang terjadi pada crankshaft akibat adanya langkah kerja dari tiap
tiap silinder.
14

Oli pelumas harus disalurkan dengan cukup untuk mencegah gesekan yang
besar atau kontak langsung logam dengan logam yaitu antara fixed bearing dan
poros engkol selama berputar pada bantalan. Sehingga diperlukan adanya celah
yang tepat antara bantalan dan poros engkol untuk dapat membentuk lapisan oli.
Celah ini biasannya disebut celah oli (oil clearance). Ukurannya bermacam-
macam, tergantung pada jenis mesinnya itu sendiri, akan tetapi pada umumnya
berkisar antara 0,02 mm─0,06 mm.

3.4 Metode Pemeriksaan Crankshaft

Ketika sebuah crankshaft dipasang atau diinstall ataupun dipindahkan


handle lah dengan hati hati karena dapat merusak jurnal.gunakan sling nilon
unntuk mengankat.Letakkan sling pada kedua main jurnalnya atau rod jurnalnya
dengan jarak yang sama pada kedua unjungnya.Pastikan benda besi tidak
berkontak langsung pada permukaan jurnal ataupun permukaan lain. segera
setelah crankshaft dilepas dari engine perharikan jika anda tanda kerusakan berat
yang memungkiankan cranksaht tidak dapat diperbaiki atau direcondisi.Periksa
keretakan pada lubang oli dan fillet. Periksa wear step dan karat pada thrust face
dan kerusakan atau kekendoran counterweight dan keyway dan periksa pulley dan
permukaan oil seal akan adanya keausan yang berlebihan. Jika permukaan seal
tidak dapat diperbaiki hanya dengan mem-polish dengan kain amplas (emery
cloth), kemungkinan perlu untuk menggunakan wear sleeve untuk memperbaiki
crankshaft. Bersihkan permukaan luar cranshat dengan high pressure steam,
solvent, degreaser gunakanlah sikat kawat untuk membersihkan jalur oli.
Bersihkan kembali crankshaft dan keringkan dengan udara bertekanan.Journal
yang mengalami overheat menunjukkan warna kebiru-biruan .setelah crankshaft
dibersihkan, crankshaft harus diperiksa ulang terhadap adanya retak yang
kemungkinan tidak terlihat sebelumnya. Beberapa metode dapat digunakan:

1. Dye penetrant
2. magnet partikel inspeksi
3. Ultra Sonic.
4. Hardness Test
15

3.4.1 Dye Penetrant Test crankshaft

Berikut adalah langkah-langkah utama Inspeksi penetran cair / "dye penetrant


inspection" - cara kerja penetrant test:

1. Bersihkan permukaan crankshaft

Gambar 3.4 Cleaner Penetrant

Permukaan uji dibersihkan terlebih dahulu agar kotoran, cat, minyak, atau
gemuk tidak menimbulkan indikasi yang tidak relevan atau palsu. Metode
pembersihan dapat menggunakan cairan pembersihnya (Cleaner/Remover), untuk
pembersihan redusi alkali, atau uap degreasing. Tujuan akhir dari langkah ini
adalah permukaan yang bersih di mana setiap cacat terlihat dan terbentuk
kepermukaan, kering, dan bebas dari kontaminasi.
16

2. Semprotkan penetrant ke seluruh permukaan crank pin dan crank journal:

Gambar 3.5 Ceck Penetran

Penetran test ini kemudian diterapkan pada permukaan material bahan yang diuji.
Penetran sebaiknya diberikan "waktu tunggu" untuk meresap ke dalam setiap
kemungkinan-kemungkinan cacat yang ada (biasanya 5 sampai 30 menit). Waktu
tunggu terutama tergantung pada penetran yang digunakan, bahan yang di uji dan
ukuran kekurangan dicari.
Seperti yang diharapkan, kekurangan kecil membutuhkan waktu lebih lama dalam
penetrasinya. Karena sifat yang tidak kompatibel mereka harus berhati-hati untuk
tidak menerapkan pelarut berbasis penetran ke permukaan yang akan diperiksa
dengan penetran .
17

3.Bersihkan Sisa Penetrant :

Gambar 3.6 Cleaning Crankshaft

Sisa-sisa penetran kemudian dihapus dari permukaan. Metode


penghapusan dikendalikan oleh jenis penetran digunakan. Air-dicuci, pelarut-
removable,lipofilik pasca-diemulsikan, atau hidrolik pasca-diemulsikan adalah
pilihan umum.pengemulsi merupakan tingkat sensitivitas tertinggi, dan kimia
berinteraksi dengan penetran berminyak untuk membuatnya dilepas dengan
semprotan air. Bila menggunakan remover pelarut dan kain adalah penting untuk
tidak menyemprot pelarut pada permukaan tes langsung, karena ini dapat
menghapus penetran dari kekurangan. Jika penetran berlebih tidak benar dihapus,
setelah pengembang diterapkan, hal itu mungkin meninggalkan latar belakang di
daerah maju yang dapat menutupi indikasi atau cacat. Selain itu, ini juga dapat
menghasilkan indikasi palsu sangat menghambat kemampuan Anda untuk
melakukan pemeriksaan yang tepat.
18

4. Penerapan Pengembang (developer):

Gambar 3.7 Penerapan developer

Setelah penetran berlebih telah dihapus pengembang putih diterapkan pada


sampel. Jenis pengembang tersedia beberapa, termasuk non ber air penetran
basah, bubuk kering, air suspendable, dan larut dalam air. Pilihan pengembang
diatur oleh kompatibilitas penetran (satu tidak dapat menggunakan pengembang
yang larut dalam air atau suspendable dengan air-dicuci penetran), dan oleh
kondisi inspeksi. Bila menggunakan non-berair pengembang basah (NAWD) atau
bubuk kering, sampel harus dikeringkan sebelum aplikasi, sedangkan
pengembang larut dan suspendable diterapkan dengan bagian masih basah dari
langkah sebelumnya. NAWD tersedia secara komersial dalam kaleng semprot
aerosol, dan dapat menggunakan aseton dan alkohol isoprofil , atau propelan yang
merupakan kombinasi dari dua. Pengembang harus membentuk semi-transparan,
bahkan lapisan pada permukaan.
Pengembang menarik penetran dari cacat keluar ke permukaan untuk
membentuk indikasi yang terlihat, umumnya dikenal sebagai berdarah-out. Setiap
daerah yang berdarah-out dapat menunjukkan lokasi, orientasi dan jenis
kemungkinan cacat pada permukaan. Menafsirkan hasil dan karakterisasi cacat
dari indikasi yang ditemukan mungkin memerlukan beberapa pelatihan dan / atau
pengalaman [ukuran indikasi bukanlah ukuran sebenarnya dari cacat.
19

5 Inspeksi

Gambar 3.8 pengamatan permukaan crank journal

Inspektur akan menggunakan cahaya tampak dengan intensitas yang


memadai (100 kaki – lilin atau 110 lux khas) untuk dye penetrant terlihat.
Ultraviolet (UV-A) radiasi intensitas yang memadai (1.000 mikro-watt per
sentimeter kuadrat umum), bersama dengan rendah tingkat cahaya ambient
(kurang dari 2 foot-candle) untuk pemeriksaan penetran neon. Inspeksi permukaan
uji harus dilakukan setelah 10 sampai 30 menit waktu pengembangan, tergantung
jenis produk.
Ini penundaan waktu memungkinkan tindakan blotting terjadi. Inspektur
dapat mengamati sampel untuk pembentukan indikasi kapan menggunakan
pewarna terlihat. Ini juga kebiasaan yang baik untuk mengamati indikasi karena
mereka terbentuk karena karakteristik berdarah keluar adalah bagian penting dari
karakterisasi penafsiran kekurangan.
20

3.4.2 Magnetic Particle Inspection


Inspeksi partikel magnetik adalah metode inspeksi yang digunakan dengan
memagnetisasi material inspeksi terlebih dahulu dan menggunakan partikel
magnet sebagai indikator adanya cacat. Dengan menggunakan metode ini, cacat
permukaan (surface) dan bawah permukaan (subsurface) suatu komponen dari
bahan ferromagnetik dapat diketahui. Hal ini bergantung pada saat material atau
bagian yang diuji di bawah medan magnet maka diskontinuitas magnet yang
umumnya tegak lurus terhadap arah medan akan menyebabkan timbulnya
kebocoran medan magnet pada permukaan material. Kehadiran dari kebocoran
medan magnet pada suatu diskontinuitas dapat dideteksi menggunakan sebuk/
partikel feromagnetik yang ditaburkan pada permukaan material. Dimana partikel
magentik tersebut akan berkumpul pada bagian yang mengalami kebocoran
medan magnet. Berkumpulnya partikel magnet pada daerh diskontinuitas, pada
umumnya dapat mengindikasikan lokasi, ukuran, bentuk, dan luas. partikel
magnetik tersebut diaplikasikan di atas permukaan material sebagai magnetik
kering atau pertikel basah dalam suatu cairan seperti air atau minyak.

Gambar 3.9 magnetic particle inspection


21

3.4.3 Ultra Sonix (sinar x )

Gambar 3.10 Alat Ultra Sonic Ceck

Prinsip yang digunakan adalah prinsip gelombang suara. Gelombang suara


yang dirambatkan pada spesimen uji dan sinyal yang ditransmisi atau dipantulkan
diamati dan interpretasikan. Gelombang ultrasonic yang digunakan memiliki
frekuensi 0.5 – 20 MHz. Gelombang suara akan terpengaruh jika ada void, retak,
atau delaminasi pada material. Gelombang ultrasinic ini dibnagkitkan oleh
tranducer dari bahan piezoelektri yang dapat menubah energi listrik menjadi
energi getaran mekanik kemudian menjadi energi listrik lagi.
22

3.4.4 Hardness Test

Gambar 3.11 Hardness testing system

Uji kekerasan atau hardness test merupakan salah satu cara untuk
mengetahui kekuatan atau ketahanan suatu (bahan) material. Sedangkan kekerasan
itu sendiri (hardness) ialah salah satu sifat mekanik dari suatu material selain sifat
fisik dan teknologik yang dimilikinya. Uji keras merupakan pengujian paling
efektif karena dapat dengan mudah mengetahui gambaran sifat mekanik suatu
material. Meskipun pengukuran hanya dilakukan pada satu titik atau daerah
tertentu. Nilai kekerasan yang ditampilkannya cukup valid untuk menyatakan
kekuatan suatu material. Dengan demikian, material dapat dengan mudah
digolongkan sebagai material ulet atau getas.
Hardness tester atau yang sering disebut Uji keras juga dapat digunakan
sebagai salah satu metode untuk mengetahui pengaruh perlakuan panas dan
perlakuan dingin terhadap material. Material yang telah mengalami cold working,
hot working, dan heat treatment, dapat diketahui gambaran perubahan
kekuatannya, dengan mengukur kekerasan permukaan suatu material. Oleh sebab
itu, dengan uji keras kita dapat dengan mudah melakukan quality control terhadap
material.
23

3.5 Pengukuran Crankshaft


Pada umum nya pengukuran crankshaft dilakukan pada saat engine Over
Haul karena akan mempermudah dalam proses pengukuran nya. Ketika sebuah
crankshaft dipindahkan atau dikeluarkan dari crankcase handle lah dengan hati
hati karena dapat merusak jurnal.gunakan sling nilon untuk mengankat. Letakkan
sling pada kedua main jurnalnya atau rod jurnalnya dengan jarak yang sama pada
kedua unjungnya. Pengukuran crankshaft memiliki beberapa tahapan antara lain :

1. Pengukuran Round Out


2. Pengukuran Crank pin
3. Pengukuran Crank Jurnal
4. Pengukuran Jurnal Bearing
5. Pengukuran EndPlay

3.5.1 Pengukuran Round Out Crankshaft

Run out atau kebengkokan poros engkol akan menunjukan kesejajaran poros
saat berputar, hal ini cukup penting karena poros yang bengkok akan
mempengaruhi volume dan tekanan kompresi yang dihasilkan piston. Untuk
melakukan pengukuran ini, pastikan poros engkol sudah dalam keadaan bersih
tanpa kotoran dan lapisan oli.

Gambar 3.12 Pengukuran Round Out

 Tempatkan kedua ujung crank journal pada dua buah V block, ini
bertujuan untuk meahan poros agar bisa berputar.
 Tempatkan dial gauge pada journal bagian paling tengah.
24

 Set jarum dial pada angka 0 dan pastikan saat jarum dial masuk atau
keluar akan menggerakan penunjuk dial.
 Putar crankshaft secara Perlahan hingga 360 derajat atau satu putaran.
Sambil memutar, perhatikan penunjuk dial untuk mencari pergerakan
terjauh dari penunjuk ini.
 Kemungkinan penunjuk akan bergerak pada dua sisi, yakni sebelum 0 dan
sesudah 0 Anda perlu mencatat pergerakan terjauh penunjuk dial sebelum
0 dan sesudah 0 Kemudian jumlahkan angka pergerakan tersebut dan
hasilnya akan menunjukan kebengkokan poros engkol.

3.5.2 Pengukran Crank pin Crankshaft

Crankpin adalah poros pada crankshaft yang terhubung dengan connecting


rod. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui conecting rod bearing clearence,
jika clearence ini terlalu lebar maka hubungan poros engkol dengan batang
penghubung piston akan oblak.

Gambar 3.13 Pengecekan Crank pin Crankshaft


 Siapkan outside micrometer dengan skala pengukuran sesuai dengan
diameter crank pin.
 Set outside micrometer hingga pembacaannya tepat.
 Masih tempatkan crankshaft pada v blok diatas meja perata.
25

 Ukur pin ini pada 4 posisi, yakni posisi Xa, Xb, Ya, dan Yb. Posisi X dan
Y merupakan garis yang saling berpotongan pada crank pin, sementara
posisi A dan B merupakan posisi sisi kanan dan sisi kiri crank pin.
 Catat hasil pengukuran tersebut pada sebuah note, kemudian ukur ketiga
crank pin lainnya.

3.5.3 Pengukuran Crank Jurnal Crankshaft

Crank journal merupakan poros yang menjadi tumpuan crankshaft terhadap


blok silinder. journal ini, ada sekitar 5 buah untuk mesin 4 silinder. teknik
pengukurannya juga sama dimana ada 4 posisi pada satu jurnal yang diukur.
Gunakan outside micrometer seperti yang dijelaskan diatas dan catat juga semua
hasil pengukurannya.

Gambar 3.14 Outside Micrometer


26

3.5.4 Pengukuran Journal Bearing Clearence

Pengukuran ini akan menentukan celah antara crank journal terhadap


bantalan journal pada dudukanya pada blok silinder. pengukuran ini juga biasa
disebut sebagai pengukuaran celah oli, caranya anda bisa memakai cylinder bore
gauge untuk mengukur diameter dalam penahan crankshaft pada blok silinder.

Gambar 3.14 Pengukuran Jurnal Bearing Clearence

Cara mengukurnya juga hampir sama seperti pengukurandiameter silinder


memakai bore gauge, hanya saja pada pengukuran ini jarum alat ukur tida perlu
ditambah dengan pemanjang. Lakukan pengukuran pada 4 titik, pastikan anda
menggerakan bore gaguge sejajar dengan jarum alat ukur untuk mengetahui
pergerakan maksimal dari jarum penunjuk dial gauge.Catat hasil pengukurannya,
kemudian cari selisih penguran ini dengan hasil pengukuran diameter crank
journal. Bandingkan hasilnya dengan celah limit yang sudah ditentukan. Jika
celah itu melebihi limit maka celah oli bisa dipastikan lebih longgar sehingga
akan memicu terjadinya oblak ketika piston bergerak naik turun.
27

3.5.5 Pengukuran Endplay/ Trusht Bearing

Pengukuran selanjutnya akan mengetahui keausan bantalan luncur atau


thrust bearing yang berjumlah dua buah yang terletak pada journal ujung.
Pengukuran ini akan mengetahui bagaimana pergerakan crankshaft dari gaya
aksial, gaya ini mengarah kedepan mesin yang diakibatkan oleh hentakan dari
sistem powertrain.

Gambar 3.15 Pengukuran Endplay

 Untuk mengukurnya, pasang terlebih dahulu poros engkol ke dudukannya


serta kencangkan sesuai moment.
 Letakan dial indicator pada bagian belakang mesin, dan arahkan jarum dial
pada ujung poros engkol.
 Pastikan anda sudah setting jarum penunjuk dengan tepat.
 Gerakan poros engkol kearah depan dan belakang secara kuat hingga ada
pergerakan sedikit dari crankshaft.
 Saat menggerakan crankshaft, perhatikan perpindahan jarum penunjuk
pada dial indicator. Jumlahkan pergerakan jarum penunjuk sebelum 0 dan
sesudah 0 untuk mengetahui end play maksimal dari crankshaft.
28

 Terakhir, seperti biasa anda perlu membandingkan hasil pengukuran ini


dengan limit yang diperbolehkan. Jika celah ini melebihi limit maka anda
harus mengganti bearingnya bukan poros engkolnya.
29

BAB IV

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

4.1 Alat – Alat Inspeksi

1. Dye Penetrant

Gambar 4.1 dye penetrant

2. Magnetic Particle Inspection

Gambar 4.2 magnetic particle Inspection


30

3. Hardness Test

Gambar 4.3 Hardness Test


4. Ultra sonic

Gambar 4.4 Ultra Sonic Test


31

5. Bore Gauge

Gambar 4.5 bore guage

6. Micro Meter

Gambar 4.6 micro meter


32

7. Dial Guage Stand

Gambar 4.7 dial guage stand


33

4.2 Alat Pelindung Diri


Diantaranya alat keselamatan yang dipakai dalam proses perawatan
Mesin plating adalah:
1. Masker
Masker dipakai sebagai saringan udara yang masuk saat kita bernafas
sehingga debu, gas dan kotoran lainnya tidak ikut terhirup karena
adanya saringan tadi. Jenis masker yang dipakai pada proses
platingadalah masker kimia,dan masker kain.Tergantung jenis
perawatan yang akan di lakukan

Gambar 4.8 Masker

2. Sarung tangan
Sarung tangan dipakai untuk melindungi tangan dari hal-hal yang bisa
membuat tangan terluka baik dari cairan kimia maupun benda (sampai
batas tertentu). Adapun sarung tangan yang biasa dipakai pada kerja
plating adalah sarung tangan karet

Gambar 4.9. Sarung Tangan Kain


34

3. Kaca Mata
Kacamata keselamatan dipakai untuk melindungi mata dari percikan
cairan kimia

Gambar 4.10. Kaca Mata

4. Tutup Telinga (Ear plug)


Tempat kerja plating terdiri dari banyak mesin yang menjadikan
ruangan kerjanya bising. Tutup telinga berfungsi untuk mengurangi
rasa tidak nyaman pada telinga karena kebisingan tersebut.

Gambar 4.11 Ear Plug


35

5. Helm Kerja
Helm kerja selain untuk keselamatan kerja juga digunakan agar kita
nampak terlihat rapi. Fungsi utamanya adalah melindungi
kepala/rambut dari mesin yang berputar, dari debu dan dari benda-
benda lain yang dapat membahayakan kepala/rambut.

Gambar 4.12. Helm Kerja


6. Sepatu Kerja
Sepatu kerja dipakai untuk melindungi kaki dari benda panas, benda
tajam, atau tertimpa benda berat dan sebagainya.

Gambar 4.13. Sepatu Kerja


36

4.3 Pelaksanaan Kerja Praktek


Berikut adalah hasil pemeriksaan dan pengukuran crankshaft engine Mitsubishi
type S 16 R PTA yang sudah dilakukan dengan beberapa metode, dilampirkan
dalam bentuk gambar .

 Metode Dye Penetran

Gambar 4.14 tanda cacat crankshaft

Timbul nya garis merah pada permukan crank pin adalah penetran merah
yang telah meresap kedalam struktur material crankshaft, menandakan cacat pada
crankshaft dan harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
37

 Magnetic Particle Inspection

Gambar 4.15 berkumpulnya partikel magnet

Tahapan Kedua setelah dilakukannya pemeriksaan Dye Penetran yaitu


magnetic particle inspection untuk meyakinkan hasil dari pemeriksaan
sebelumnya, dan foto tersebut juga menunjukan bahwa particle besi telah
berkumpul disuatu titik menandakan hasil yang sama dengan metode sebelum
nya.
38

 Ultra Sonic Inspection

Gambar 4.16 Ultra sonic test

Pemeriksaan ultra sonic dilakukan pada titik yang sudah di curigai terdapat
cacat keretakan , sebelum dilakukan pengetesan permukaan crankshaft harus di
baluti dengan oli atau gress untuk menghindari partikel partikel sepeti debu debu
yang menempel karena akan mengurangi tingkat keakuratan alat tersebut.
39

Gambar 4.17 titik cacat pada monitor ultra sonic

Laju ultrasonic di bahan yang berbeda akan menghasilkan kecepatannya


yang berbeda. Gelombang ultrasonic akan terus merambat melalui material
dengan kecepatan tertentu dan tidak kembali kecuali hits reflector. Reflector
memperkirakan adanya retak/cacat antara dua material yang berbeda. Gelombang
suara frekuensi tinggi yang diberikan ke material kemudian dipantulkan kembali
dari permukaan yang cacat, energy suara yang dipantulkan ditampilkan terhadap
waktu,, dan divisualisasikan terhadap specimen. Hasil dari gelombang suara
tersebut ditampilkan pada layar monitor dan terdeteksi terdapat cacat atau bebas
cacat pada material tersebut.
40

 Hardness Test

Gambar 4.18 pengambilan data hardness

pengujian yang paling efektif untuk menguji kekerasan dari crankshaft, karena
dengan pengujian ini kita dapat dengan mudah mengetahui gambaran sifat mekanis
crankshaft. Meskipun pengukuran hanya dilakukan pada suatu titik, atau daerah
tertentu saja, nilai kekerasan cukup valid untuk menyatakan kekuatan crankshaft.
Dengan melakukan uji keras, crankshaft dapat dengan mudah di golongkan sebagai
material ulet atau getas.
41

 Bore Gauge

Gambar 4.19 hasil pemeriksaan bore gauge


42

 Hasil Pengukuran crank pin dan crank journal

Gambar 4.20 hasil pengukuran crank pin dan crank journal


43

4.4 Pembahasan

1. Hasil dye penetran menunjukan bahwa crank pin terdapat cacat pada crank
pin nomor 9
2. Partikel besi pada crank pin nomor 9 berkumpul di permukaan menandakan
keretakan
3. Hardness test yang telah dilakukan pada crankshaft menunjukan bahwa
crankshaft masih pada batas standard kekerasan crankshaft
4. Ultra sonic mendapatkan record yang membuktikan bahwa crankshaft tidak
dapat di repair karda kedalaman cacat adalah 0.9 mm
5. Pengukuran crank pin dan crank jurnal mendapatkan hasil yang normal
masih dalam batas standard limit crankshaft tersebut

Berikut merupakan gambar hasil pengecekan crankshaft pada saat praktek kerja
lapangan :

Gambar 4.21 pengecekan MPI Gambar 4.22 pengukuran crank pin

Gambar 4.23 pengecekan MPI Gambar 4.24 Pengukuran crank jurnal


44

Gambar 4.25 pengukuran bore gauge Gambar 4.26 hardness test

Gambar 4.27 Ultra Sonic Ceck Gambar 4.28 Hardness Test


45

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pengukuran crankshaft dilakukan sesuai dengan prosedur dari perusahaan


untuk mengetahui kondisi crankshaft yang akan digunakan dan pada hasil
pemeriksaan dan pengukuran crankshaft , bahwa crankshaft tidak dapat di repair
atau digunakan kembali.

5.2. Saran
Crankshaft merupakan komponen engine yang harus dijaga dan diperbaiki
jika terjadi kerusakan.Untuk menjaga kualitas agar dapat bertahan lama, perlu
dilaksanakan proses perawatan yang terjadwal, sehingga dapat mengurangi
kerusakan - kerusakan yang tidak diinginkan.Semakin lama usia suatu diesel
pump maka perusahaan mendapatkan efisiensi yang optimal terhadap biaya yang
harus dikeluarkan dengan utilitas perlengkapan yang tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Supandiyanto. 2012. Mesin Diesel K3. Bandung : Ganeca Exact


[2] Milbun, 2015 ,Prosedur Pemeriksaan Crankshaft
[3] Panji Sudarmawan,2013.magnetic particle inspection
[4] zulfikar,2014, Alat Ukur
[5] https://www.manualslib.com/manual/1008969/Mitsubishi-S16r.html
[6] https://id.wikipedia.org/wiki/Alat_pelindung_diri
[7] Himawan Tri Raharjo,2007, uji tak merusak

Anda mungkin juga menyukai