Disusun Oleh :
ANDRIYANSYAH
2014030358
FAKULTAS TEHNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2018
i
2
Nama : ANDRIYANSYAH
NIM : 2014030358
Fakultas : Teknik
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan kerja praktek dengan judul
beserta isinya adalah karya saya dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
kutipan dengan cara yang tidak sesuai etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan.
Atas pertanyaan ini saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya
apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
karya saya atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini
ANDRIYANSYAH
2014030358
2
3
LEMBAR PENGESAHAN I
Di
Jalan Abdul Gani II No.217 Jati Mulya – Sukma Jaya Depok Jawa Barat 16413
Indonesia
Kerja praktek ini diajukan untuk memenuhi persyaratan kurikulum Sarjana Strata
satu (S-1) Jurusan Teknik Mesin Universitas Pamulang
Disusun Oleh :
ANDRIYANSYAH
2014030358
Menyetuji,
iii
4
LEMBAR PENGESAHAN II
Kerja praktek ini diajukan untuk memenuhi persyaratan kurikulum Sarjana Strata
satu (S-1) Jurusan Teknik Mesin Universitas Pamulang
Disusun Oleh :
ANDRIYANSYAH
2014030358
Menyetuji,
iv
YAYASAN SASMITA JAYA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Surya Kencana No. 1 Pamulang Barat, Pamulang. Tangerang-Banten.
Telp. / (021) 7412566
i
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek (KP) ini.
Laporan kerja praktek ini disusun berdasarkan hasil KP di PT. WAHU DJAYA
PERKASA, Depok Jawa Barat.
Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan dalam
penyusunan laporan KP in kepada :
6. Staf dan jajaean PT. Wahyu djaya Perkasa yang telah memberikan
kesempatanuntuk kerja praktek
7. teman teman yang senantiasa memberikan kritik dan saran yang
membangun
ANDRIYANSYAH
viii
7
MOTTO
PERSEMBAHAN
Laporan kerja praktek ini saya persembahan kepada
ix
8
ABSTRAK
x
9
ABSTRACT
The machine that moves will have friction on a component part of its
components. Each component of the blow will certainly damage, such as
crankshaft or a crankshaft that is the main component on diesel engine is used to
drive the generator set (genset) or as a driving force of naval vessels, crankshaft
became a central component of the change the vertical or horizontal motion of the
piston into a rotational motion (spin) crankshaft can be damaged at any time if
proper treatment is not. therefore in this Practicum report compilers will discuss
the measurement of crakshaft PT. Wahyu Djaya Perkasa Revelation located in
Depok, West Java. Inspection and measurement of the Crankshaft or a crankshaft
it has some important stages, namely test dye penetrant, magnetic particle
inspection, ultra sonic test, hardness test, measurement of Run Out of the
crankshaft, Crank Pin Crankshaft, Crank Journal, Journal Bearings and
Clearence Endplay measurement. All these measurements are performed
according to the standard procedures and limit products crankshaft.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PERNYATAAN HASIL KARYA SENDIRI ................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN I ........................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN II .......................................................................... iv
SURAT PERMOHONAN PRAKTEK ............................................................ v
SURAT BALASAN KERJA PRAKTEK ........................................................ vi
FORM NILAI KERJA PRAKTEK .................................................................. vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
MOTTO DAN PERSEMBAHANABSTRAK ................................................ ix
ABSTRAK ....................................................................................................... x
ABSTRACT ..................................................................................................... xi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... xii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Tujuan Kerja Praktek ....................................................................... 1
1.3. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.4. Batasan Masalah............................................................................... 2
1.5. Tujuan .............................................................................................. 2
1.6. Ruang Lingkup ................................................................................. 3
1.7. Sistematika Penulisan ...................................................................... 3
1.8. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 3
1.9. Sistematika Penulisan ..................................................................... 3
BAB II. PROFIL PERUSAHAAN .................................................................. 5
2.1. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................................ 5
2.2. Struktur Organisasi .......................................................................... 7
2.3 Resume Perusahaan ........................................................................... 8
BAB III. TEORI DASAR ................................................................................ 9
3.1. Crankshaft (crankshaft) .................................................................... 9
3.2. Fungsi poros engkol (crank shaft) .................................................... 11
3.3. Kontruksi Poros Engkol (crank shaft) .............................................. 12
3.4. Metode Pemeriksaan Crankshaft...................................................... 14
3.4.1 Dye Penetrant Test crankshaft.............................................. 15
3.4.2 Magnetic Particle Inspection ................................................ 20
3.4.3 Ultra Sonix (sinar x ) ............................................................ 21
3.4.4 Hardness Test ....................................................................... 22
3.5. Pengukuran Crankshaft .......................................................... 23
3.5.1 Pengukuran Round Out Crankshaft...................................... 23
i
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi ....................................................................... 7
Gambar 4.20 Hasil pengukuran crank pin dan crank journal 42...................... 42
i
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 2.1 proyek yang sudah di tangani ...................................................... 5
Data Pribadi
Nama : ANDRIYANSYAH
Agama : ISLAM
Kewarganegaraan : INDONESIA
Nomor HP : 085760126289
ANDRIYANSYAH
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Engine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara
kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk menggerakan kendaraan,
peralatan industri, penggerak generator pembangkit energi listrik, sebagai
penggerak propeler kapal dan lain-lain. Indonesia adalah Negara kepulauan
dengan luas laut lebih besar dari pada luas daratan , yang memungkinkan adanya
alat transfortasi laut yang memadai. Transportasi laut berupa kapal laut dengan
berbagai DWT yang dapat membawa muatan berupa barang dan manusia dari
suatu pulau ke pulau lainnya secara lokal dan domestik dalam wilayah Republik
Indonesia maupun Internasional.
Agar supaya mesin dapat beroperasi dalam waktu yang cukup panjang
maka mesin harus dirawat secara berkala dengan metode yang tepat dengan
sumber daya manusia yang terlatih.Universitas pamulang salah satu lembaga
pendidikan teknologi, harus giat menyiapkan tenaga tenaga ahli dalam bidang
teknik, karena di Indonesia akan memerlukan banyak sumber daya manusia
lulusan teknik mesin khusus nya.
Karena penting nya pengetahuan tentang dunia kerja atau situasi teknologi
dilapangan bagi mahasiswa S-1, maka setiap mahasiswa diwajibkan
melaksanakan kerja praktek minimal satu bulan dan setelah melaksanakan kerja
praktek di wajibkan membuat laporan kerja.
1
2
2. Pengukuran crankshaft ini dilakukan pada saat engine generator set sedang
dilakukan overhaul
3. Pembahasan hanya dilakukan pada bidang teknik mesin saja dan tidak
menyinggung masalah instrument atau bidang-bidang lainnya.
1.5 Tujuan
Pengukuran poros engkol atau crankshaft ini adalah salah satu tindakan
pengecekan kondisi komponen engine disaat engine sedang overhaul agar dapat
mengetahui kondisi kelayakan engine sebelum engine di operasikan kembali.
Tindakan ini berrtujuan agar tidak terjadi nya kerusakan yang sangat serius,
seperti terjadi nya keretakan pada crankshaft, kerusakan ini akan mengakibatkan
patah nya crankshaft.
3
Praktek kerja industri ini dilakukan di Work Shop PT. Wahyu Djaya
Perkasa yang menjadi tempat pelaksanaan nya Over Houl engine Generator Set
( GENSET ) di jl. Abdul gani II Sukma Jaya Depok terhitung pada tanggal 16
desember 2017 sampai 17 januari 2018.
1.7 Manfaat
Diharapkan dengan praktek pengukuran poros engkol ini dapat menambah
pengetahuan penulis mengenai penggunaan alat ukur, fungsi alat ukur, dan gejala
gejala kerusakan yg akan diketahui oleh penulis setelah melakukan pengukuran
crankshaf atau poros engkol dapat di bandingkan ilmu yang didapat antara duduk
di bangku pada saat belajar dengan belajar pada saat praktek kerja .
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan,manfaat, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.
BAB V Penutup
Pada bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran selama penulis melakukan
praktek kerja di lapangan.
5
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Wahyu Djaya Perkasa adalah perusahaan Nasional yang berkantor di
komplek Nirwana Karisma II Blok BY 03 Jalan Mengkudu IV di Cibinong –
Bogor Jawa Barat perusahaan ini didirikan pada tanggal 7maret 2005 di bawah
undang – undang Republik Indonesia.
Secara lebih spesifik perusahaan ini bergerak dalam bidang pengadaan
barang (Supplier Alat – Alat Berat ) Overhoul Engine , Serta perawatan baik
mekanikal maupun Elektrikal walaupun perusahaan ini belum cukup lama berdiri
tetapi sumber daya manusia nyamempunyai pengalaman dalam bidang –bidang
yang disebutkan diatas baik dengan pihak asing ataupun instansi pemerintah
terkait.
PT. Wahyu Djaya Perkasa didukung oleh sejumlah tenaga profesionalyang
mempunyai bidang keahlian yang bervariasi dengan pengalaman kerja dibidang
nya masing - masing minimal 5 tahun dengan kemampuan yang kami miliki.
Perusahaan kami memiliki komitmen umtuk selalu memberikan pelayanan terbaik
dalam kualitas pekejaan dan ketepatan waktu pelaksanaan.
Kemajuan yang didapat oleh PT Wahyu Djaya Perkasa adalah hasil kerja
keras para pimpinan dan semua karyawan yang kompeten dalam bidangnya
sehingga terus dipercaya owner dan semakin berkembang, berikut adalah
beberapa contoh referensi gedung yang telah bekerjasama dengan PT Wahyu
Djaya Perkasa dalam pekerjaan mekanikal dan elektrikal :
BAB III
TEORI DASAR
3.1 Crankshaft (crank shaft)
Crankshaft / Poros engkol menjadi suatu komponen utama dalam suatu
mesin pembakaran dalam. Crankshaft menjadi pusat poros dari setiap gerakan
piston. Pada umumnya crankshaft berbahan besi cor karena harus dapat
menampung momen inersia yang dihasilkan oleh gerakan naik turun piston.
Sehingga fungsi utama dari crankshaft adalah MENGUBAH gerakan naik turun
yang dihasilkan oleh piston menjadi gerakan memutar yang nantinya akan
diteruskan ke transmisi. Crankshaft harus terbuat dari bahan yang kuat dan
mampu menahan beban atau momen yang kuat karena crankshaft harus menerima
putaran mesin yang tinggi. Posisi crankshaft berada antara blok mesin bagian
bawah dengan oil pan. Crankshaft menjadi pusat dari putaran mesin. Putaran dari
Crankshaft biasa diteruskan lagi tidak hanya ke transmisi, namun juga ke
camshaft lewat timing belt atau timing gear atau timing chain karena memiliki
putaran timing yang serupa dengan pembukaan valve. Selain itu putaran dari
crankshaft juga biasa diteruskan untuk memutar kompresor AC dan juga pompa
power steering.
Poros engkol terpasang dibagian bawah pada blok silinder. Poros engkol
disebut juga dengan crank shaft. Pada mesin, crank shaft atau poros engkol ini
memiliki kegunaan yang sangat vital. Poros engkol berfungsi untuk mengubah
gerak naik turun piston menjadi gerak putar dengan perantara conecting rod, gerak
ini pada akhirnya juga menggerakkan roda penerus (fly wheel). Piston menerima
tenaga hasil pembakaran, dan tenaga ini akan diteruskan oleh connecting rod yang
selanjutnya akan dirubah menjadi gerak putar oleh poros engkol. Tenaga yang
sudah dirubah menjadi gerak putar ini, otomatis akan menggerakkan fly wheel.
Karena fly wheel berhubungan langsung dengan poros engkol ini. Bagian batang
torak yang berhubungan dengan piston adalah small end. Sedangkan bagian
batang torak (connecting rod) yang berhubungan dengan poros engkol disebut
dengan big end.
10
Selain mengubah gerak bolak balik piston menjadi gerak putar, poros
engkol juga menerima beban dan tekanan yang sangat tinggi dari hasil
pembakaran oleh piston untuk itu poros engkol haruslah terbuat dari bahan yang
sangat kuat dan tahan lama. Poros engkol berfungsi mengubah gerak turun naik
piston melalui batang piston untuk selanjutnya dirubah menjadi gerak putar,
tenaga inilah yang dipakai kendaraan untuk bisa berjalan. Poros engkol menerima
beban yang berat selama beroperasi, deng an alasan ini maka poros engkol dibuat
dari bahan baja carbon khusus sehingga memiliki daya tahan tinggi. Crank pin
terpasang tidak segaris dengan poros, oleh karena itu poros engkol perlu
ditambahkan counterbalance weight untuk menghindari getaran selama mesin
berputar.
11
Fungsi poros engkol adalah untuk mengubah gerak naik turun piston
(torak) menjadi gerak putar yang akhirnya dapat menggerakkan roda gila (fly
wheel). Tenaga yang dipergunakan untuk menggerakkan roda kendaraan
dihasilkan pada oleh hasil pembakaran (langkah usaha), kemudian hasil
pembakaran ini dapat menggerakan torak, kemudian melalui batang torak dan
dirubah menjadi gerakan putar oleh poros engkol atau crakshaft. Poros engkol
menerima beban yang sangat besar dari piston (torak) dan connecting rod,
ditambah dengan cara kerjanya yang bekerja pada kecepatan tinggi.
Dengan alasan tersebut, maka poros engkol biasanya dibuat dari baja
karbon dengan tingkatan dan daya tahan yang tinggi, dan dibuat dari bahan yang
berkualitas tinggi. Crank shaft ini akan menerima tenaga atau beban yang sangat
besar, selain itu juga poros engkol berputar dengan kecepatan yang sangat tinggi,
maka dari itulah poros engkol harus terbuat dari bahan yang berkualitas.
Persyaratan bahan pembuat poros engkol antara lain :
Umumnya poros engkol terbuat dari baja karbon dengan tingkatan dan daya tahan
yang sangat baik.
Crank pin (pena engkol), bagian poros engkol yang akan dihubungkan
dengan big end pada connecting rod, crank pin akan dipasangi bantalan yang
biasa disebut dengan metal jalan. Oil hole, merupakan lubang yang digunakan
sebagai jalan oli untuk melumasi poros engkol. Crank journal dan main jounal,
bagian poros engkol yang dihubungkan dengan block silinder, main journal
merupakan crank journal yang terletak di tengah. Crank jornal terdapat bantalan
yang disebut dengan bantalan duduk (metal duduk), sementara pada main journal
juga terdapat bantalan yang disebut dengan metal bulan. Crank journal ini
13
ditopang oleh bantalan poros engkol (metal duduk) pada crankcase, dan
poros engkol berputar pada jornal. Masing-masing crank jounal memiliki crank
arm, atau arm dan crankpin terletak di ujung armnya.
Pada poros engkol juga dilengkapi dengan balance weight yang berguna
untuk menjaga keseimbangan poros engkol ketika berputar. Pada jenis mesin yang
menggunakan susunan silinder tipe segari atau in line, jumlah dari pena engkol
atau crankpin adalah sama dengan jumlah silindernya. Sedangkan pada mesin
yang menggunakan susunan silinder tipe v, pena engkol (crank pin) berjumlah
setengah dari jumlah silindernya. Bentuk dari crank shaft ditentukan oleh banyak
hal, seperti jumlah silinder, firing order atau urutan pengapian, dan lain
sebagainya.
Untuk jenis mesin dengan susunan silinder yang sejajar satu garis (in-line),
jumlahnya pena engkol (crank pin) sama dengan banyaknya silinder. Mesin
dengan susunan silinder V dan H, jumlah crank pin biasanya separuh atau
setengah dari jumlah silindernya. Bentuk poros engkol di samping ditentukan oleh
banyak silindernya, juga ditentukan oleh urutan pengapiannya (FO = firing order).
Dalam menentukan urutan pengapian dari suatu mesin yang perlu diperhatikan
adalah keseimbangan getaran akibat pembakaran, beban dari bantalan utama dan
sudut puntiran yang terjadi pada crankshaft akibat adanya langkah kerja dari tiap
tiap silinder.
14
Oli pelumas harus disalurkan dengan cukup untuk mencegah gesekan yang
besar atau kontak langsung logam dengan logam yaitu antara fixed bearing dan
poros engkol selama berputar pada bantalan. Sehingga diperlukan adanya celah
yang tepat antara bantalan dan poros engkol untuk dapat membentuk lapisan oli.
Celah ini biasannya disebut celah oli (oil clearance). Ukurannya bermacam-
macam, tergantung pada jenis mesinnya itu sendiri, akan tetapi pada umumnya
berkisar antara 0,02 mm─0,06 mm.
1. Dye penetrant
2. magnet partikel inspeksi
3. Ultra Sonic.
4. Hardness Test
15
Permukaan uji dibersihkan terlebih dahulu agar kotoran, cat, minyak, atau
gemuk tidak menimbulkan indikasi yang tidak relevan atau palsu. Metode
pembersihan dapat menggunakan cairan pembersihnya (Cleaner/Remover), untuk
pembersihan redusi alkali, atau uap degreasing. Tujuan akhir dari langkah ini
adalah permukaan yang bersih di mana setiap cacat terlihat dan terbentuk
kepermukaan, kering, dan bebas dari kontaminasi.
16
Penetran test ini kemudian diterapkan pada permukaan material bahan yang diuji.
Penetran sebaiknya diberikan "waktu tunggu" untuk meresap ke dalam setiap
kemungkinan-kemungkinan cacat yang ada (biasanya 5 sampai 30 menit). Waktu
tunggu terutama tergantung pada penetran yang digunakan, bahan yang di uji dan
ukuran kekurangan dicari.
Seperti yang diharapkan, kekurangan kecil membutuhkan waktu lebih lama dalam
penetrasinya. Karena sifat yang tidak kompatibel mereka harus berhati-hati untuk
tidak menerapkan pelarut berbasis penetran ke permukaan yang akan diperiksa
dengan penetran .
17
5 Inspeksi
Uji kekerasan atau hardness test merupakan salah satu cara untuk
mengetahui kekuatan atau ketahanan suatu (bahan) material. Sedangkan kekerasan
itu sendiri (hardness) ialah salah satu sifat mekanik dari suatu material selain sifat
fisik dan teknologik yang dimilikinya. Uji keras merupakan pengujian paling
efektif karena dapat dengan mudah mengetahui gambaran sifat mekanik suatu
material. Meskipun pengukuran hanya dilakukan pada satu titik atau daerah
tertentu. Nilai kekerasan yang ditampilkannya cukup valid untuk menyatakan
kekuatan suatu material. Dengan demikian, material dapat dengan mudah
digolongkan sebagai material ulet atau getas.
Hardness tester atau yang sering disebut Uji keras juga dapat digunakan
sebagai salah satu metode untuk mengetahui pengaruh perlakuan panas dan
perlakuan dingin terhadap material. Material yang telah mengalami cold working,
hot working, dan heat treatment, dapat diketahui gambaran perubahan
kekuatannya, dengan mengukur kekerasan permukaan suatu material. Oleh sebab
itu, dengan uji keras kita dapat dengan mudah melakukan quality control terhadap
material.
23
Run out atau kebengkokan poros engkol akan menunjukan kesejajaran poros
saat berputar, hal ini cukup penting karena poros yang bengkok akan
mempengaruhi volume dan tekanan kompresi yang dihasilkan piston. Untuk
melakukan pengukuran ini, pastikan poros engkol sudah dalam keadaan bersih
tanpa kotoran dan lapisan oli.
Tempatkan kedua ujung crank journal pada dua buah V block, ini
bertujuan untuk meahan poros agar bisa berputar.
Tempatkan dial gauge pada journal bagian paling tengah.
24
Set jarum dial pada angka 0 dan pastikan saat jarum dial masuk atau
keluar akan menggerakan penunjuk dial.
Putar crankshaft secara Perlahan hingga 360 derajat atau satu putaran.
Sambil memutar, perhatikan penunjuk dial untuk mencari pergerakan
terjauh dari penunjuk ini.
Kemungkinan penunjuk akan bergerak pada dua sisi, yakni sebelum 0 dan
sesudah 0 Anda perlu mencatat pergerakan terjauh penunjuk dial sebelum
0 dan sesudah 0 Kemudian jumlahkan angka pergerakan tersebut dan
hasilnya akan menunjukan kebengkokan poros engkol.
Ukur pin ini pada 4 posisi, yakni posisi Xa, Xb, Ya, dan Yb. Posisi X dan
Y merupakan garis yang saling berpotongan pada crank pin, sementara
posisi A dan B merupakan posisi sisi kanan dan sisi kiri crank pin.
Catat hasil pengukuran tersebut pada sebuah note, kemudian ukur ketiga
crank pin lainnya.
BAB IV
1. Dye Penetrant
3. Hardness Test
5. Bore Gauge
6. Micro Meter
2. Sarung tangan
Sarung tangan dipakai untuk melindungi tangan dari hal-hal yang bisa
membuat tangan terluka baik dari cairan kimia maupun benda (sampai
batas tertentu). Adapun sarung tangan yang biasa dipakai pada kerja
plating adalah sarung tangan karet
3. Kaca Mata
Kacamata keselamatan dipakai untuk melindungi mata dari percikan
cairan kimia
5. Helm Kerja
Helm kerja selain untuk keselamatan kerja juga digunakan agar kita
nampak terlihat rapi. Fungsi utamanya adalah melindungi
kepala/rambut dari mesin yang berputar, dari debu dan dari benda-
benda lain yang dapat membahayakan kepala/rambut.
Timbul nya garis merah pada permukan crank pin adalah penetran merah
yang telah meresap kedalam struktur material crankshaft, menandakan cacat pada
crankshaft dan harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
37
Pemeriksaan ultra sonic dilakukan pada titik yang sudah di curigai terdapat
cacat keretakan , sebelum dilakukan pengetesan permukaan crankshaft harus di
baluti dengan oli atau gress untuk menghindari partikel partikel sepeti debu debu
yang menempel karena akan mengurangi tingkat keakuratan alat tersebut.
39
Hardness Test
pengujian yang paling efektif untuk menguji kekerasan dari crankshaft, karena
dengan pengujian ini kita dapat dengan mudah mengetahui gambaran sifat mekanis
crankshaft. Meskipun pengukuran hanya dilakukan pada suatu titik, atau daerah
tertentu saja, nilai kekerasan cukup valid untuk menyatakan kekuatan crankshaft.
Dengan melakukan uji keras, crankshaft dapat dengan mudah di golongkan sebagai
material ulet atau getas.
41
Bore Gauge
4.4 Pembahasan
1. Hasil dye penetran menunjukan bahwa crank pin terdapat cacat pada crank
pin nomor 9
2. Partikel besi pada crank pin nomor 9 berkumpul di permukaan menandakan
keretakan
3. Hardness test yang telah dilakukan pada crankshaft menunjukan bahwa
crankshaft masih pada batas standard kekerasan crankshaft
4. Ultra sonic mendapatkan record yang membuktikan bahwa crankshaft tidak
dapat di repair karda kedalaman cacat adalah 0.9 mm
5. Pengukuran crank pin dan crank jurnal mendapatkan hasil yang normal
masih dalam batas standard limit crankshaft tersebut
Berikut merupakan gambar hasil pengecekan crankshaft pada saat praktek kerja
lapangan :
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2. Saran
Crankshaft merupakan komponen engine yang harus dijaga dan diperbaiki
jika terjadi kerusakan.Untuk menjaga kualitas agar dapat bertahan lama, perlu
dilaksanakan proses perawatan yang terjadwal, sehingga dapat mengurangi
kerusakan - kerusakan yang tidak diinginkan.Semakin lama usia suatu diesel
pump maka perusahaan mendapatkan efisiensi yang optimal terhadap biaya yang
harus dikeluarkan dengan utilitas perlengkapan yang tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA