Anda di halaman 1dari 9

Tegangan Gabungan

Untuk memenuhi tugas mata kuliah

Mekanika Material

Yang dibina oleh Bapak Drs. Putut Murdanto, S. T., M. T

Disusun oleh :
MOH. Ilham Amirudin

MOH. Irfan Baihaqi

Muhammad Samsu Rizal

Muhamad Sulton Ali Syabana

Muhammad ulil absor

Muhammad Farid Rifa’i

Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang konsep
momen gaya dan momen inersia.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat.

Malang, Agustus 2018


Jurusan Teknik Mesin

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pada kebanyakan struktur, elemen harus mampu menahan lebih dari satu jenis beban, misalnya suatu
balok dapat mengalami aksi stimulan momen lentur dan gaya aksial. Kondisi pembebanan gabunga banyak
terjadi pada struktur gedung dan jenis struktur lainnya
Suatu elemen struktur yang mengalami pembebanan gabungan seringkali dapat dianalisis dengan
super posisi tegangan dan regangan yang diakibatkan oleh setiap beban yang bekerja secara terpisah. Namun
superposisi tegangan dan rengangan hanya diizinkan pada kondisi tertentu
Salah satu pesyaratanya adalah bahwa tegangan dan regangan harus merupakan fungsi linier dari
beban yang bekerja. Dan peralihannya tetap kecil. Persyaratannya adalah bahwa tengangan dan rengangan
harus merupakan fungsi linier dari beban yang bekerja, yang pada gilirannya mengharuskan bahannya
mengikuti hukum Hooke dan peralihannya tetap kecil. Persyaratan lain adalh tidak boleh ada interaksi antara
berbagai beban, artinya tegangan dan regangan akibat satu beban tidak boleh dipengaruhi oleh adanya beban
lain. Kebanyakan struktur biasanya memengaruhu kondisi-kondisi ini sehingga penggunaan superposisi
sangat umum dalam dunia teknik

1.2 Rumusan Masalah


1. Mengetahui berbagai jenis dari tegangan gabungan
2. Rumus setiap jenis dari tegangan gabungan

1.3 Tujuan
1. Memahami jenis dari tegangan gabungan
2. Mengetahui rumus yang akan digunakan dalam tegangan gabungan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tegangan Lengkung

Misalnya, pada poros-poros mesin dan poros roda yang dalam keadaan ditumpu. Jadi, merupakan tegangan
tangensial.

Mb = momen lengkung
= RA.1/2 L
½L ½L

Momen lengkung dapat dicari sesuai dengan konstruksi dan bagaimana pembebanannya dan jenis beban
(beban titik, beban merata, beban campuran).

Wb = momen tahanan lengkung


momen tahanan lengkung (Wb) = I/c
Untuk penampang bulat:
c = jarak dari sumbu netral ke lapisan terluar (untuk bahan berpnampang bulat c = ½ d)
I = momen inersia ( bahan berpenampang bulat I = ∏/64. d4 )
Wb = π/64. d4
½.d
Wb = π /32. d3 = 0,1 d3
Untuk penampang lain, dapat dicari dari tabel momen inersia terhadap garis yang melalui titik pusatnya

Macam-Macam Tegangan Gabungan

1. Beban tekan dan bengkok/bending

P1 a P2 A B

+P2.a
Wb
-P2.a
Wb
A B
-P1 -P1
A A

+P2 - P1 -P2.a – P1
Wb A Wb A
Jadi Tegangan di A = +P2 - P1 dan Tegangan di B = -P2.a – P1
Wb A Wb A

2. Lengkung berganda
a1 P1 P1

B
A

C P2 h
D
a2 P2
b

P1 menyebabkan momen lengkung terhadap ABCD yaitu Mb1 = P1.a1.


Tegangan bengkok/bending (σb1) = Mb1/Wb1 = P1.a1
1/6.b.h2
σb1 adalah tegangan tarik pada AB dan tegangan tekan pada CD

P2 menyebabkan momen lengkung terhadap ABCD yaitu Mb2 = P2.a2


Tegangan bengkok/bending (σb2) = Mb2/Wb2 = P2.a2
1/6.h.b2
σb2 adalah tegangan tarik pada AD dan tegangan tekan pada BC
Dititik A dari penampang ABCD, kedua momen tersebut menyebabkan tegangan tarik maksimum sehingga
didapat σbA = σb1 + σb2. Sedangkan dititik C, kedua momen tersebut menyebabkab tegangan tekan
maksimum sehingga didapat σbC = - σb1 - σb2.

3. Lengkung dengan puntiran


Pada penampang yang diarsir terjadi
P1 Momen bengkok Mb = P1 x a1 dan
a Momen puntir Mpt = P x a2
1 Akibat adanya dua momen ini, maka
terjadi apa yang disebut dengan Momen
Bengkok Ideal Mi = √ Mb2 + Mpt2
(Rumus Guest untuk bahan yang liat)
M i ≤ Wb . σ b
a Untuk bahan keras
P2
2 Mi = 0,35.Mb + 0,65√ Mb2 + Mpt2
P
4. Tarik atau tekan dengan puntiran
P1

P2
a/2

a/2

P1

Bahwa peristiwa yang menimbulkan momen lengkung akan terdapat tegangan lengkung dan tegangan
tersebut juga merupakan tegangan tarik atau tekan. Maka pada peristiwa tarik/tekan dengan puntiran dapat
dipakai rumus peristiwa lengkung dan puntiran yaitu Mi (momen ideal). Adanya momen ideal dapat dicari
tegangan ideal yaitu : σi = Mi / Wb = √ Mb2 + Mpt2
Wb
2
σi = Mb + Mpt untuk penampang bulat Wb = ½ Mpt
2 2

Wb2 Wb2
σi2 = Mb2 + Mpt2 = σb2 + 4 σpt2 …….. jadi σi = √ σb2 + 4 σpt2
Wb2 ¼ Wpt2
Oleh karena tegangan lengkung sama dengan tegangan tarik atau tekan, maka untuk peristiwa tarik atau
tekan dengan puntir diperoleh : jadi σi = √ σt2 + 4 σpt2
σt = P2/A
σpt = Mpt = P1. a
Wpt 0,2.d3
Pada peristiwa tekan dengan puntir untuk bahan getas

σi = μ – 1. σt + μ + 1. √ σt2 + 4 σpt2
2. μ 2. μ
μ = koefesien kontraksi, untuk bahan dari baja μ – 1. = 0,35 dan μ + 1. = 0,65
2. μ 2. μ

Contoh soal tegangan gabungan. P1


a
P2
1. Bila pada gambar diketahui :
P1 = P2 = 6000 kg
a = 10 cm

Penampang dari tiang adalah segi panjang dengan sisi – sisi 10 cm dan 6 cm. Maka tegangan maksimumnya
dapat kita cari sebagai berikut :
Penyelesaian :
Tegangan di A = σa = +P2.a - P1
Wb A
Dalam hal ini :
A = 10 x 6 = 60 cm2
Wb = 1/6 x lebar x tinggi kwadrat.
Wb = 1/6 x 10 x 62 = 60 cm3
Jadi σa = 6000 x10 - 6000 = 900 kg/cm2
60 60
σa = 900 kg / cm2
Tegangan di titik B : σB = - P2.a - P1
Wb A
= - 6000 x 10 -
60
= - 1100 kg / cm2
Jadi tegangan maksimum adalah suatu tegangan tekan sebesar 1100 kg / cm 2 , sedangkan tegangan tarik
maksimum adalah 900 kg / cm2.

2. Mentransmisikan tenaga sebesar 50Kw pada kecepatan putara 100 rpm. Jika poros tersebut terbuat dari bahan

besi dengan modukus kekakuan (G) sebesar 50 GN/m2, tentukan:

a) Tegangan geser maksimum pada poros


b) Sudu puntir sepanjang poros tersebut

DAFTAR PUSTAKA
Mulyati, ST., MT (Tanpa Tahun) Mekanika Bahan Bahan Ajar

Timoshenko & Gere, (Tanpa Tahun) “Mekanika Bahan I & II”

V.N. Vasirani & M.N Ratwani, (Tanpa Tahun) “Analysis Of Structure”

Anda mungkin juga menyukai