Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM KUNCI

MOMEN DAN DIAL INDICATOR

Nama : Moch Nur Fachrudin


NIM : 2031240080
Hari/Tanggal : Selasa, 20 September 2022
Kegiatan Praktikum : Kunci Momen & Dial Indicator

1. Kunci Momen

a) Cara Menggunakan Kunci Momen

Cara kerja kunci torsi sebenarnya hampir sama dengan kunci pada umumnya.
Namun, perbedaan kunci momen dengan yang lainnya ada pada indikator ukur di dekat
gagang pegangannya.

Supaya Anda lebih paham lagi bagaimana cara menggunakan kunci torsi, mari
simak ulasannya di bawah ini.
 Longgarkan Mur Penyetel

Langkah pertama yang harus Anda lakukan untuk menggunakan kunci torsi
adalah melonggarkan mur penyetelnya. Jika mur telah dilonggarkan, maka selanjutnya
Anda harus menggeser skala kekencangan mur.

Geser sampai jarum terletak pada angka yang diinginkan. Nilai kekencangan
mur satu dengan yang lainnya harus dibuat sama agar tidak rusak karena tegangan yang
berbeda.

 Kunci Batas Beban

Jika mur penyetel sudah berhasil dilonggarkan, maka yang harus Anda lakukan
selanjutnya adalah mengunci batas beban. Penguncian tersebut bisa dilakukan dengan
mengencangkan mur pengunci. Dengan demikian, batas beban akan terkunci.

 Gunakan Kunci Biasa untuk Mengencangkan Mur dan Baut

Fungsi kunci momen memang untuk mengencangkan baut dan mur. Namun,
gunakan pula kunci biasa di awal pengerjaan. Jika mur dan baut sudah agak
mengencang, baru Anda gunakan kunci torsi untuk lebih menguatkannya.

 Pasang Kunci Soket

Sebelum menggunakan kunci torsi untuk mengencangkan baut dan mur, kunci
soket harus dipasang terlebih dahulu. Silahkan Anda pasang kunci soket yang
sebelumnya telah disesuaikan ukurannya dengan baut atau mur ke kunci torsi.

 Masukkan Mur atau Baut ke Kunci Soket

Langkah selanjutnya adalah memasang kunci soket ke baut atau mur yang telah
sesuai ukurannya. Masukkan baut atau mur tersebut ke kunci soket melalui lubang yang
terdapat pada ujung kunci torsi.

Namun, terlebih dulu Anda pasang mur atau baut ke benda yang hendak
dieratkan. Baru kemudian Anda bisa memasukkan baut atau mur tersebut ke kunci
soketnya.
 Putar-Putar Kunci Torsi

Langkah terakhir dari cara menggunakan kunci torsi adalah memutar-memutar


kunci tersebut searah dengan jarum jam.

Putar-putar kunci torsi sampai pada nilai kekencangan yang diinginkan. Jika
Anda menggunakan model klik, maka putar-putar kunci torsi sampai ada bunyi `klik`.

Sedikit catatan, jika mur atau baut yang hendak dikencangkan memiliki momen
puntir yang besar, sebaiknya Anda lakukan secara bertahap. Semisal pengencangan
baut yang memiliki momen sebesar 8 kg, maka harus dilakukan secara bertahap, yaitu
mulai dari 4 - 6 - 8 kg.

Kunci momen memang merupakan peralatan terpenting dalam pekerjaan di


industri otomotif. Masing-masing mesin pun memiliki standar kekencangan yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, gunakan kunci torsi untuk mengeratkannya agar baut
dan mur tidak mengalami kerusakan.

b) Cara Membaca Kunci Momen

Sekilas nampak sederhana, tapi jika kita tidak jeli membaca satuan besaran
momen maka hasilnya bisa fatal. Ada alat yang satuanya Nm atau kgm atau foot
pound. Misal anda membaca di buku manual kekencangan silinder head Mitsubishi
L300 senilai 27 Nm, tapi ternyata alat yang anda pegang satuanya foot pound, dan
ternyata anda keliru dikencangan jadi 27 footpound, sementara 27 footpound = 36,6
Nm, bisa muntir atau dol itu baut. Sehinga jika alat anda berbeda satuan kekencanganya
(momen) harus dikonversi terlebih dahulu, bisa dari Nm ke foot pound, atau dari Nm ke
kgm. Tapi tenang saja jika anda tidak terbiasa dengan satuan dan konversinya, sekarang
tinggal masukkan ke software on-line.
TABEL TORSI BAUT MESIN TRITON 4N15 MIVEC DOHC

ITEM N·m

Solenoid valve and vacuum hose

Bracket bolt 26 ± 6

EGR cooler bypass control solenoid valve nut 5.5 ± 1.5

Engine cover bracket bolt 11 ± 3

Harness bracket bolt (M6) 11 ± 3

Harness bracket bolt (M8) 26 ± 6

Manifold absolute pressure sensor bolt <4N15> 5.0 ± 1.0

Stud ball 9.5 ± 2.5

Vacuum pipe and hose assembly bolt <4WD> 11 ± 3

Vacuum pipe and hose assembly bolt (Fuel return pipe B


bolt) <4WD> 9.5 ± 2.5

Vacuum pipe bolt 25 ± 5

Variable geometry control solenoid valve bolt 5.5 ± 1.5

Cylinder head and valves

50 ± 2 → +90° → +90° → 0 → 50 ± 2 → +90° →


Cylinder head bolt assembly (Cold engine) +90° → +90°

Camshaft bearing cap left and right mounting bolt 11 ± 1

Camshaft bearing cap left and right mounting bolt 20 ± 1


ITEM N·m

Piston and connecting rod

Connecting rod cap bolt 5.0 → 20 → +90°

Crankshaft and cylinder block

Crankshaft pulley 250 → 0 → 110 → +60°

Bearing cap bolt (M8) 26 ± 6

Bearing cap bolt (M11) 65 ± 2 → +120° to 125°

Check valve <4N15> 32 ± 2

Crankshaft sensing ring bolt 11 ± 1

Engine support bracket bolt 54 ± 13

Engine support bracket bolt (Stiffener bolt) 54 ± 13

Oil jet bolt <4N14> 8.5 ± 1.5


2. Dial Bore Gauge

a) Cara Menggunakan Dial Indicator


Persiapan
1. Pastikan Dial Gauge pada CBG dapat bergerak dan tidak macet
2. Pasang dial gauge pada tangkai CBG sampai jarum pada Dial Indicator bergerak
(dial gauge tertekan)
3. Pastikan dial gauge bergerak ketika measuring point ditekan
Pengukuran (Metode 1)

1. Ukur diameter cylinder dengan Vernier caliper untuk mendapatkan diameter


kasar silinder untuk menentukan replacement rod dan washer yang akan
digunakan, ( jika angka angka dibelakang koma hasil pengukuran kurang dari
0.5 maka dibulatkan ke bawah dan jika lebih dari 0.5 maka dibulatkan ke atas)
Contoh:
Bila hasil pengukuran 72.90mm, maka dibulatkan menjadi 73.00 mm, sehingga
Replacement Rod dan Washer yang digunakan adalah:
Replaccemen Rod = 70 mm
Washer = 3 mm
Atau : Bila hasil pengukuran 72.30mm, maka dibulatkan menjadi 72.00 mm,
sehingga Replacement Rod dan Washer yang digunakan adalah:
Replaccemen Rod = 70 mm
Washer = 2 mm

2. Kalibrasi Cylinder Bore Gauge


1) Set 0 Micrometer
2) Set micrometer sesuai dengan panjang replacement rod dan washer
(berdasarkan contoh diatas : 73mm)

3) Masukan replacement rod dan measuring point ke micrometer dan set dial
gauge pada angka 0
3. Pengukuran Cylinder
1) Masukan cylinder bore gauge ke dalam cylinder pada posisi diagonal /
miring2) Gerakan (goyangkan) cylinder bore gauge sampai diperoleh hasil
angka pembacaan yang terkecil,
Catatan dan Contoh : Jika jarum dial indicator bergerak searah jarum jam
artinya diameter semakin kecil, dan bila bergerak berlawanan jarum jam
berarti diameter semakin besar, satu strip pada micrometer berarti 0.01mm
Contoh : jika jarum bergerak 4 strip dari angka 0 ke arah kanan maka diameter
silinder = 73.00 – 0.04 mm = 72.96mm

Pengukuran (metode 2)
1. Ukur diameter cylinder dengan Vernier caliper untuk mendapatkan diameter
kasar silinder untuk menentukan replacement rod dan washer yang akan
digunakan, ( jika angka angka dibelakang koma hasil pengukuran kurang dari
0.5 maka dibulatkan ke bawah dan jika lebih dari 0.5 maka dibulatkan ke atas)
Contoh:
Bila hasil pengukuran 72.90mm, maka dibulatkan menjadi 73.00 mm, sehingga
Replacement Rod dan Washer yang digunakan adalah:
Replaccemen Rod = 70 mm
Washer = 3 mm
Atau : Bila hasil pengukuran 72.30mm, maka dibulatkan menjadi 72.00 mm,
sehingga Replacement Rod dan Washer yang digunakan adalah:
Replaccemen Rod = 70 mm
Washer = 2 mm

2. Pengukuran
1) Masukan cylinder bore gauge ke dalam cylinder pada posisi diagonal / miring

2) Gerakan (goyangkan) cylinder bore gauge sampai diperoleh hasil angka


pembacaan yang terkecil dan Posisikan angka pada dial indicator pada angka 0
3) Set 0 micrometer
4) Masukan replacement rod dan measuring point ke micrometer dan putar
micrometer sampai jarum dial gauge menunjuk angka 0, diameter cylinder =
angka hasil pengukuran micrometer

b) Cara membaca dial gauge mekanik

Pertama, perhatikan arah gerak jarum. Bernilai negatif jika berlawanan arah
jarum jam dan bernilai positif jika searah dengan jarum jam. Selanjutnya, setiap strip
angka pada skala besar yang dilalui oleh jarum panjang harus dikali dengan 0,01 mm
(skala peningkatan yang tertera pada dial). Misalnya, jarum panjang menunjukkan
angka 20, maka 20 x 0,01 mm = 0,2 mm.

Sedangkan setiap strip angka pada skala kecil yang dilalui oleh jarum pendek
bernilai 1 mm. Misalnya, jarum pendek menunjukkan angka 3 saat pengukuran, yang
berarti jarum panjang sudah berputar sebanyak 3 kali, maka 3 x 1 mm = 3 mm.
Setelah pengukuran selesai, nilai jarum panjang dijumlahkan dengan nilai jarum
pendek. Maka 3 mm + 0,2 mm = 3,02 mm.
c) Pengukuran Keovalan,Ketirusan dan Keausan Silinder

Anda mungkin juga menyukai