PROGRAM
1
MEASUREMENT
Reguler Scale
Vernier Scale
Outside Caliper
• Jarak satu bagian (tingkat ketelitian) vernier pada umumnya adalah = 0.05mm.
Yang perlu diperhatikan :
• Bersihkan permukaan alat ukur dan benda yang akan diukur.
• Periksa permukaan alat, untuk mengukur pada vernier caliper.
• Pergunakan bagian yang tipis dari “Jaw” untuk mengukur permukaan yang sempit & bagian
tengah untuk permukaan yang normal.
MEASUREMENT
Cara membaca
Perhatikan animasi berikut!
MEASUREMENT
A. B.
C. D.
MEASUREMENT
PRINSIP KERJA.
Prinsip kerja micrometer menggunakan
prinsip kerja bolt dan nut.
Putar thimble 1 putaran, maka pada
skala sleeve terbaca 0.5mm.
Skala thimble terdiri dari 50 bagian
yang sama.
Jadi tingkat ketelitiannya adalah 0.01mm
(0.5mm : 50 bagian).
MEASUREMENT
A. B.
C. D.
MEASUREMENT
3. DIAL INDICATOR/GAUGE.
Prinsip kerja dial indicator adalah merubah gerakan lurus
menjadi gerakan berputar, di mana gerakan berputar dapat
dilihat pada gerakan jarum.
Measuring procedure
MEASUREMENT
Tightening portion
Post
Measurement of bend
MEASUREMENT
5. CYLINDER GAUGE
Fungsi Cylinder gauge.
1. Mengukur keausan diameter cylinder (oil Clearance).
2. Mengukur diameter dalam cyinder.
Spacer
cylinder gauge
Replacement Rod
Cylinder gauge set
MEASUREMENT
6.Torque Wrench
Adalah alat yang digunakan untuk
mengencangkan baut atau mur, sambil
mengukur kekencangan-nya. Plate type
Adjustable type
MEASUREMENT
7. Thickness Gauge.
Thickness gauge biasanya digunakan untuk
mengecek clearance.
Item-item yang diukur adalah :
• Distributor point clearance.
• Valve clearance.
• End play in axial direction.
• Various kinds of clearances.
Jika gauge bisa ditarik dengan gaya kira-kira
500 sampai 600 g, maka clearance-nya sama
dengan gauge thickness.
8. Plastic Gauge.
Mengukur lebar smashed plastic gauge mengunakan
scala yang di cetak pada palstic gauge bag.
MEASUREMENT
Staight edge
MEASUREMENT
27
BASIC ENGINE
C. KLASIFIKASI ENGINE
a. Berdasarkan jumlah langkah 2
2 Langkah
4 Langkah
Panas Kompresi
Air Cooling
d. Berdasarkan mekanisme valve
OHV
OHC
e. Berdasarkan susunan silinder
In-line
V type
28
BASIC ENGINE
D. 4 STROKE ENGINE
Intake Compression
4. 3.
Exhaust Expansion
29
BASIC ENGINE 30
E. Proses Pembakaran
1. Gasoline Engine
BASIC ENGINE 31
E. Proses Pembakaran
2. Diesel Engine
Direct In-direct
BASIC ENGINE
F. SUSUNAN CYLINDER
1.
Straight/in-line
2.
V - type
32
BASIC ENGINE
33
BASIC ENGINE
I. SPESIFIKASI ENGINE
1. LONG STROKE ENGINE (BORE < STROKE)
34
BASIC ENGINE 35
Titik A percikan bunga api, titik B mulai terbakar, titik C tekanan tertinggi, titik D
akhir pembakaran.
BASIC ENGINE
36
BASIC ENGINE 37
SOHC DOHC
BASIC ENGINE 38
L. VALVE TIMING
Waktu membuka dan menutupnya valve intake dan exhaust.
Overlap
Kondisi dimana kedua valve intake dan Penyetelan valve clearance hanya dapat
exhaust terbuka bersamaan dalam satu dilakukan pada saat valve tertutup (rocker arm
silinder. dalam kondisi bebas)
Apa tujuannya?
BASIC ENGINE 39
Back fire = Pembakaran yang terjadi di Carburator karena igniton timing terlalu maju.
After fire = Terjadinya ledakan/pembakaran di muffler karena igniton timing terlalu lambat.
Run on = Engine tetap hidup meskipun ignition switch telah diputa ke off biasanya
disebabkan karena engine panas, penyetelan idling terlalu tinggi dsb.
Knocking = Timbulnya suara abnormal pada engine seperti suara ketukan valve karena
pembakaran campuran udara dan bahan bakar secara spontan dan meledak sebelum
datangnya “flame front” yang menyebabkan terjadinya pantulan tekanan gelombang
ultrasonic dari dinding cylinder.
Detonation = Terjadi pada engine dengan perbandingan kompressi yang tinggi, atau ketika
menggunakan bahan bakar dengan nilai octane rendah.
BASIC ENGINE 40
c. Catalytic Converter
BASIC ENGINE 42
Fuel system
Intake/exhaust system
Electrical system
4G15-MPI Engine
ENGINE COMPONENT 45
Timing Chain
ENGINE COMPONENT 47
Rocker Arm
Rocker Arm dengan Roller Follower Rocker Arm dan Lash adjuster (SOHC)
Rocker Arm
Rocker Shaft
Rocker Shaft
Camshaft
Camshaft
ENGINE COMPONENT
Valve
ENGINE COMPONENT
Camshaft
ENGINE COMPONENT 51
Cylinder Head
ENGINE COMPONENT 52
Valve Spring
Fungsi Valve Spring
menekan valve kearah
menutup, untuk mencegah
supaya kedap udara dan tidak
ada kebocoran.
Pajero Sport
Piston
Piston Ring
Susunan piston ring
Piston ring dipasang pada groove yang ada pada piston, ini bertujuan :
a. Menjaga agar kerenggangan antara piston dan cylinder selalu ada
sehingga tidak terjadi kebocoran kompressi
b. Mengikis kelebihan oil dan kotoran pada didnding cylinder
c. Menyalurkan panas yang diterima piston ke dinding cylinder
Oil Ring
Oil Ring dengan expander
Sectional View
Oil ring dengan expander Combination Ring
Connecting rod
Jenis-jenis bearing
1. Terbuat dari white metal (Tin Antimony Alloy)
2. Kelmet (copper lead alloy)
3. Trimetal
Trimetal Bearing
ENGINE COMPONENT 58
Crankshaft
Flywheel
Untuk menyimpan tenaga putaran dari langkah combustion
mesin dan menjadikan putaran yang halus pada langkah
kompressi dan langkah yang lainnya.
Flywheel
Main Bearing
1. Sebagai bantalan block dengan
crankshaft
2. Sebagai Thrust bearing
Main Bearing
ENGINE COMPONENT 60
Cylinder block adalah bagian utama dari mesin, dengan lubang cylinder sebagai dasar block
untuk menahan dan penempatan piston crankshaft dan parts lainnya.
Monoblock Type
Cylinder Liner
ENGINE COMPONENT 61
Water Pump
Thermostat
Saat temperatur air pendingin masih dingin, air akan bersirkulasi didalam mesin
saja.
Bila temperatur air naik, air akan bersirkulasi melalui radiator ke mesin.
Fan
Mengalirkan udara pada radiator agar panas yang terdapat pada inti
radiator dapat dirambatkan dengan mudah ke udara.
Aliran Pelumasan
Tujuan Pelumasan :
1. Untuk mengurangi keausan pada bagian yang bergerak.
2. Mengurangi friction, hubungannya dengan power loss.
3. Menyerap panas/sebagai pendingin.
4. Sebagai sealing antara piston dan dinding cylinder.
5. Menyerap shock antara bagian parts dengan yang lain, memperkecil engine noise
dan memperpanjang pemakaian kendaraan.
ENGINE COMPONENT 67
Oil Pump
Fungsi :
Oil pump mengisap oil dari oil pan dan mengirimkannya dengan tekanan ke tiap bagian mesin.
Gear Pump
• External Gear Pump
• Internal Gear Pump
Oil Filter
Fungsi :
membantu menjaga kebersihan oil dan menahan serbuk-serbuk dari dalam mesin
yang dapat merusak bearing-bearing atau bagian mesin lainnya.
ENGINE COMPONENT 69
71
ENGINE OVERHAUL
73
ENGINE OVERHAUL
75
ENGINE OVERHAUL
HAL – HAL POKOK PADA SAAT PELEPASAN & PEMASANGAN INTAKE &
FUEL CONTROL SYSTEM
76
ENGINE OVERHAUL
Perhatian
Jangan memberikan engine oil atau peluma apapun pada O-
ring
78
ENGINE OVERHAUL
HAL – HAL POKOK PADA SAAT PELEPASAN & PEMASANGAN ROCKER ARM DAN
CAMSHAFT
1. Pasang rocker shaft pada cylinder head
2. Kencangkan bolt yang terpasang pada rockershaft sedikit
demi sedikit secara rata
3. Kencangkan bolt sesuai dengan spesifikasi torquenya
79
ENGINE OVERHAUL
81
ENGINE OVERHAUL
HAL – HAL POKOK PADA SAAT PELEPASAN & PEMASANGAN CYLINDER HEAD
& VALVE
Pasang valve spring dengan tanda cat pada sisi rocker arm
83
ENGINE OVERHAUL
HAL – HAL POKOK PADA SAAT PELEPASAN & PEMASANGAN FRONT CASE &
OIL PUMP
1. Gunakan sst MD998727
2. Pukul sst sampai masuk kedalam celah oil pan dengan
cylinder block
3. Pukul bagian sisi dari sst sampai bergeser ke seluruh
bagian celah dari oil pan untuk melepasnya
85
ENGINE OVERHAUL
Masukkan oil ring spacer ke piston ring groove (Side rail dan
spacer boleh dipasang pada semua arah)
1. Pasang upper side rail, dengan cara masukkan satu sisi rail
ke piston groove dan kemudian tekan sisi lainnya dengan
tangan
2. Jangan gunakan piston ring expander ketika memasang side
rail
86
ENGINE OVERHAUL
87
ENGINE OVERHAUL
88
ENGINE OVERHAUL
89
ENGINE OVERHAUL
Catatan:Roundness (keovalan) = Diameter A atau B terbesar dikurangi A atau B terkecil pada satu jalur.
Ambil nilai yang paling BESAR .
Cylindricity(ketirusan) = Diameter A terbesar dikurangi A terkecil dan B terbesar dikurangi B
terkecil.Ambil nilai yang TERBESAR.
Oil clearence (celah ) = Diameter cylinder terkecil dikurangi Diameter piston terbesar (piston
skirt )
90
ENGINE OVERHAUL
91
ENGINE OVERHAUL
92
ENGINE OVERHAUL
93
ENGINE OVERHAUL
94
ENGINE OVERHAUL
95
KNOWLEDGE IS
POWER
CHARACTER IS
MORE
96
MPI
PENGERTIAN MPI
97
MPI
Kelebihan M P I System
Terjadi fuel cut saat deccelerasi max.speed sehingga lebih ekonomis Dan
aman
Sangat baik dipakai untuk jalan yang kasar Dan menanjak
98
MPI
99
FUEL LINE SYSTEM
filter
3,35 Kg/cm2
Fuel
Intake manifold press.reg
Delivery pipe
Fuel tank
injector filter
MPI
FUEL INJECTION
Yang
berperan
sebagai
actuatornya
adalah
INJECTOR
101
MPI
IGNITION
Yang berperan
sebagai
actuatornya
adalah POWER
TRANSISTOR
102
MPI
IDLE SPEED
Yang berperan
sebagai
actuatornya
adalah
STEPPER
MOTOR
Untuk engine yang menggunakan Electronic Throttle Valve (ETV) yang menjadi aktuator untuk idle speed
control adalah throttle valve control servo.
103
MPI
EMISSION
HC
HC
Yang berperan sebagai actuatornya adalah EGR solenoid valve dan Purge Control
solenoid valve
104
MPI
105
MPI
106
KNOWLEDGE IS
POWER
CHARACTER IS
MORE
107
CRS
Difficult to Start
108
CRS
Vehicle Speed
Accelerator Opening
Intake Air Pressure
Intake Air Temperature
Coolant Temperature E.C.U.
Crankshaft Position Fuel Delivered to
Cylinder Recognition Injectors
Sensor
Intake Airflow Rate
Injector
Pressure
Limiter
Rail
Rail Pressure
Sensor
Supply
Pump
Common Rail Fuel Injection yaitu system injeksi bahan bakar (Fuel injection) yang
dikontrol secara electronic di diesel engine yang dikembangkan untuk meningkatkan
standar emission gas buang
Injection Rate
Main
Injection Pressure
Injection Timing
System Crankshaft Angle
Rail
Particulate
System NOx
Injection Quantity Control
Cylinder Injection Volume
Conventional Correction
Pump
Speed
Conventional
Pump
Engine Injection Engine 1 3 4 2
Speed Pressure Speed
110
CRS
Cara Control
111
CRS
Injector
Supply Pump
Suction Control
Valve
112
CRS
Fuel Pressure
Sensor
Fuel pressure
limiter
Fuel Filter
113
KNOWLEDGE IS
POWER
CHARACTER IS
MORE
114
BASIC CHASSIS
115
BASIC CHASSIS
116
BASIC CHASSIS
117
BASIC CHASSIS
FRONT
118
BASIC CHASSIS
119
BASIC CHASSIS
3. CASTER.
Untuk memberikan kemampuan mempertahankan arah roda-roda depan selama
pengendaraan.
120
BASIC CHASSIS
121
BASIC CHASSIS
Konstruksi Roda
122
BASIC CHASSIS
123
BASIC CHASSIS
Tire Pressure
124
BASIC CHASSIS
Wheel Balance
Wheel yang tidak seimbang
dapat menimbulkan getaran
karena gaya sentrifugal, karena
itu wheel harus di balance.
Wheel balance dapat dilakukan
dengan Static balance & dinamic
Balance.
125
BASIC CHASSIS
Prinsip Steering
Steering dipergunakan untuk merubah arah putaran sesuai dengan keinginan pengemudi.
Persyaratan steering :
1. Arah kendaraan dapat dirubah dengan mudah dan lancar.
2. Radius putaran harus kecil, agar mampu merubah arah pada jarak yang sempit.
3. Arah harus tetap stabil saat kendaraan dikendarai.
126
BASIC CHASSIS
127
BASIC CHASSIS
Power Steering
128
BASIC CHASSIS
129
BASIC CHASSIS
130
BASIC CHASSIS
131
BASIC CHASSIS
Disc Brake
132
BASIC CHASSIS
KEUNGGULAN KERUGIAN
1. PENYERAPAN PANAS NYA BAIK 1. TIDAK MEMPUNYAI AKSI SERVO, PADA
SEKALI. KECEPATAN RENDAH
2. PENGERINGAN DISC BAIK. 2. DIPERLUKAN TEKANAN HYDRAULIK &
3. PERAWATANNYA MUDAH TEKANAN KAKI YANG LEBIH KERAS
133
BASIC CHASSIS
134
BASIC CHASSIS
Knowledge is Power, Character is more
Pemeriksaan Keausan Pad dan Disc
135
BASIC CHASSIS
Pemeriksaan Brake Shoe Lining, Keausan Drum dan Free Play Pedal:
136
BASIC CHASSIS
137
BASIC CHASSIS
Komponen AC :
138
KNOWLEDGE IS
POWER
CHARACTER IS
MORE
KTB - TC. 139
BASIC POWERTRAIN
A. Fungsi Powertrain :
Untuk meneruskan putaran/tenaga Engine ke roda.
140
BASIC POWERTRAIN 141
C. Clutch:
142
BASIC POWERTRAIN
Kontruksi Clutch :
A. Cable Control B. Hydrolic Clutch
143
BASIC POWERTRAIN
144
BASIC POWERTRAIN
D. Transmission
145
BASIC POWERTRAIN 146
1. Fungsi Transmisi
Merubah kecepatan.
Merubah output torque.
Merubah arah kendaraan.
Meneruskan putaran E/G.
BASIC POWERTRAIN
2. Jenis-jenis Transmisi
FF Type
147
BASIC POWERTRAIN
2. Jenis-jenis Transmisi
FR Type
148
BASIC POWERTRAIN
3. Gear Ratio
Driven gear : Drive gear
(D:A)
B D
T/ M. Ge a r ra tio = x
A C
149
BASIC POWERTRAIN
17 23 29 33 34 22 Gear Ratio
4th 3rd 2nd 1st Rev 5th
1st =
Input shaft output shaft
2nd =
3rd =
17 4th =
Counter
Gear
14
5th =
Rev.=
29 26 21 13 45
150
Pemeriksaan Transmission Oil
151
BASIC POWERTRAIN
4
2
152
BASIC POWERTRAIN
2. Oil Pump berfungsi untuk membangkitkan oli bertekanan tinggi yang akan disalurkan ke sistem
hidrolik
3. Gear Unit berfungsi untuk menciptakan gear rasio yang bervariasi dan gerakan maju/mundur
sesuai dengan kerja dari clutch dan brake yang terhubung, terputus, atau menahan gear yang
berbeda.
4. Electronic Control System ECU menentukan perubahan gigi yang akan dilakukan dengan
menggunakan pola yang telah terprogram, tergantung dari kecepatan kendaraan, pembukaan
throttle, dan data lain yang relevan dari sensor yang ada.
5. Hydraulic Control System sistem ini mengatur tekanan hidrolis yang dihasilkan oil pump dan
kemudian mengarahkan ATF melalui jalur2 yang ada ke clutch dan brake sesuai dengan sinyal
perintah yang dikirim dari ECU tergantung pada berbagai kondisi kendaraan dan input driver
153
BASIC POWERTRAIN
E. Drive Shaft
154
BASIC POWERTRAIN
155
BASIC POWERTRAIN
156
BASIC POWERTRAIN
157
BASIC POWERTRAIN
F. Differential
1. Membedakan putaran roda kiri dan kanan saat berbelok.
2. Menurunkan putaran mesin ( >>> output torque)
3. Merubah arah putaran PPS menjadi putaran roda.
158
BASIC POWERTRAIN
Kerja Differential
159
BASIC POWERTRAIN
160
KNOWLEDGE IS
POWER
CHARACTER IS
MORE
161
ELECTRICAL
A. Besaran Listrik
1. Tegangan Listrik (V)
Banyaknya muatanI
listrik yang mengalir melalui
suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu.
Dinyatakan dalam satuan Ampere
162
ELECTRICAL
A. Besaran Listrik
163
ELECTRICAL
A. Besaran Listrik
164
ELECTRICAL
B. Rangkaian Listrik
I3 R3
I I I2 R2
R1 V1
I1 R1
Vs
R2 V2
Vs
R3
V3
165
ELECTRICAL
166
ELECTRICAL
167
ELECTRICAL
168
ELECTRICAL
169
ELECTRICAL
A. Menggunakan Multimeter/AVOmeter
Multimeter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur Voltage (Tegangan),
Ampere (Arus Listrik), dan Ohm (Hambatan/resistansi) dalam satu unit.
Display
Probe
Saklar
Selektor
170
ELECTRICAL
171
ELECTRICAL
172
ELECTRICAL
173
ELECTRICAL
174
ELECTRICAL
175
ELECTRICAL
176
ELECTRICAL
177
ELECTRICAL
178
ELECTRICAL
179
ELECTRICAL
Warna Connector
KODE WARNA WARNA
B Black/Hitam
BR Brown/Coklat
G Green/Hijau
GR Grey/Abu-abu
L Blue/Biru
None Milk White/Putih Susu
O Orange
R Red/Merah
V Violet
Y Yellow/Kuning
180
ELECTRICAL
Connector symbol
KODE LOKASI
A Engine Compartment
B Transmission
C Instrument Panel
D Floor & Roof
E Door
F Tailgate
181
ELECTRICAL
Engine Electrical
182
ELECTRICAL
A. Starting System
Magnetic Switch
1. Fungsi Starter Motor
Untuk memutarkan/ menghidupkan engine
183
ELECTRICAL
B. Ignition System
1. Fungsi Ignition
a. Menyediakan bunga api yang baik agar dapat membakar campuran udara
dan bahan bakar.
b. Memberikan/mengatur pengapian yang tepat.
a. Contact point
b. Semi transistor
c. CDI
d. Full transistor ( MPI )
185
ELECTRICAL
Ignition Coil Molded Tyoe Ignition Coil Plug On Top Type Busi
186
ELECTRICAL
C. Charging System
Charging System di dalam sistem kendaraaan adalah sebagai :
1. Sebagai Pembangkit listrik (generator)
2. Sebagai Penyedia listrik untuk komponen - komponen listrik di kendaraan
3. Sebagai Charging/mengisi batery
187
ELECTRICAL
Measurement Output Current
Std : 0.3 V at 30 A
ELECTRICAL
D. Glow System
Sebuah perangkat untuk
memanaskan combustion chamber
dengan sebuah glow plug untuk
memudahkan waktu start pada
diesel engine
Glow Plug
189
KNOWLEDGE IS
POWER
CHARACTER IS
MORE
190
PDI
PENDAHULUAN
1. Persaingan pasar yang semakin ketat
2. Untuk mempertahankan loyalitas konsumen
3. Mengembangkan standar pelayanan baru bagi
konsumen, yaitu ‘’ Only in Mitsubishi’’
191
PDI
192
PDI
193
CRS
194
PDI
195
PDI
196
PDI
197
PDI
198
PDI
199
PDI
200
PDI
201
PDI
202
PDI
203
PDI
204
PDI
205
PDI
206
PDI
207
PDI
208
PDI
209
PDI
210
PDI
211
PDI
212
PDI
213
PDI
214
PDI
215
PDI
216
PDI
217
218
PDI
219
PDI
220
PDI
221
PDI
222
PDI
223
PDI
224
PDI
225
PDI
226
PDI
227
PDI
228
PDI
229
PDI
230
PDI
231
PDI
232
PDI
233
PDI
234
PDI
235
PDI
Saat pengisian Tanggal PDI yang akan dilaporkan ke KTB harus berdasarkan
Tanggal Pelaksaan seperti yang tercantum pada Lembar PDI
236
KNOWLEDGE IS
POWER
CHARACTER IS
MORE
237