PENDAHULUAN
1.1.
dan menghubungkan daya dan putaran. Komponen ini adalah kopling. Kopling
(cluth) adalah suatu komponen mesin yang berfungsi sebagai penerus dan
pemutus putaran daya dari poros penggerak ke poros. Dalam hal ini diusahakan
supaya tidak terjadi slip yang dapat merugikan atau mengurangi efisiensi suatu
mesin.
Dalam rangka mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sedemikian cepat. Maka, setiap mahasiswa teknik mesin harus
mengetahui dan memahami proses perencanaan, pembuatan, pemasangan dan
pemeliharaan sistem itu sendiri. Walaupun lebih ditekankan pada proses
perencanaannya.
Sesuai dengan tujuan seperti tersebut diatas, maka setiap mahasiswa prodi
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
diberikan tugas perencanaan ulang sistem kopling dari suatu peralatan atau mesin
yang merupakan syarat untuk mengikuti tugas akhir.
1.2.
Tujuan Perencanaan
Tujuan perencanaan kopling antara lain adalah :
1. Untuk merancang sebuah kopling yang digunakan untuk memutuskan
dan menghubungkan putaran daya dari poros penggerak ke poros yang
digerakkan.
2. Untuk mengetahui tegangan yang terjadi pada kopling.
3. Agar dapat memilih / mengetahui bahan-bahan dan jenis bahan dalam
perencanaan sebuah kopling.
4. Agar dapat menghitung perbandingan putaran pada sistem kopling.
1.3.
Batasan Masalah
Dalam perencanaan Tugas Rancangan Elemen Mesin ini penulis
Daya = 275 Ps
= 6200 rpm
Sistematika Penulisan
Menguraikan tentang latar belakang, tujuan, perencanaan, batasan
Perhitungan Poros
Perhitungan Pegas
Perhitungan Bantalan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Kopling
Kopling merupakan komponen mesin yang banyak sekali digunakan
kopling harus
Jika ditinjau dari sistem pengoperasian dan cara kerjanya maka kopling dapat
dibedakan atau diklasifikasikan menjadi sebagi berikut :
a. Kopling tetap
b. Kopling tidak tetap
a.
Kopling tetap
Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai
penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan
secara pasti (tanpa terjadi slip), dimana sumbu kedua poros tersebut
terletak pada satu garis lurus atau dapat sedikit berbeda sumbunya.
Berbeda dengan kopling tidak tetap yang dapat dilepaskan dan
dihubungkan bila diperlukan, maka kopling tetap selalu dalam keadaan
terhubung.
b.
tidak
tetap
adalah
suatu
elemen
mesin
yang
2.2.
Macam-macam Kopling
a.
Kopling Kaku
Kopling kaku dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan
dengan sumbu segaris. Kopling ini tidak mengizinkan ketidak lurusan
kedua sumbu poros serta tidak dapat mengurangi tumbukan dan
getaran pada transmisi. Kopling ini umun dipergunakan pada poros
mesin dan transmisi dipabrik - pabrik. Kopling kaku ini terbagi atas
tiga jenis yaitu :
Kopling Bus
Kopling ini bekerja dengan menghubungka poros penggerak dan
poros yang digerakkan dengan satu lubang pengikat dan pada poros
tidak terjadi gerakan atau poros dapat berputar dengan baik tanpa
terjadi kejutan pada putaran awal.
Kopling Gigi
Kopling Rantai
Pada kopling ini diantara poros penggerak dengan poros yang
digerakkan diikat oleh rantai, yang mana rantai tersebut dipasang
pada masing-masing poros.
c.
Kopling Universal
d.
Kopling Cakar
Kontruksi kopling ini adalah yang paling sederhana diantara kopling
tidak tetap lainnya. Ada dua bentuk kopling cakar, yaitu kopling cakar
persegi dan kopling cakar spiral. Kopling cakar persegi dapat
meneruskan momen dalam dua arah putaran, tetapi tidak dapat
dihubungkan dalam keadaan berputar. Dengan demikian tidak dapat
sepenuhnya berfungsi sebagai kopling tidak tetap yang sebenarnya.
Sebaliknya kopling cakar spiral dapat dihubungkan dalam keadaan
berputar, tetapi hanya baik untuk satu arah putaran saja.
e.
Kopling Plat
f.
Kopling Kerucut
Kopling kerucut merupakan kopling gesek dengan kontruksi sedehana
dan mempunyai keuntungan dimana dengan gaya aksial yang kecil
dapat ditransmisikan momen yang besar. Tetapi daya yang diteruskan
tidak seragam. Meskipun demikian, dalam keadaan dimana bentuk
plat tidak dikehendaki dan ada kemungkinan terkena minyak, kopling
kerucut sering lebih menguntungkan.
g.
Kopling Friwil
Kopling friwil adalah kopling yang dapat lepas dengan sendirinya bila
poros penggerak mulai berputar lebih lambat atau dalam arah
berlawanan dari poros yang digerakkan. Bola - bola atau rol - rol
dipasang dalam ruangan yang bentuknya sedemikian rupa hingga jika
poros penggerak (bagian dalam) berputar searah jarum jam, maka
gesekan yang timbul akan menyebabkan rol atau bola terjepit diantara
poros penggerak dan cincin luar, sehingga cincin luar bersama poros
yang digerakkan akan berputar meneruskan daya.
Jika poros penggerak berputar berlawanan arah jarum jam, atau jika
poros yang digerakkan berputar lebih cepat dari poros penggerak,
maka bola atau rol akan lepas dari jepitan hingga terjadi penerusan
momen lagi. Kopling ini sangat banyak gunanya dalam otomatisasi
mekanis.
BAB 3
3.1.
Poros
Poros adalah salah satu bagian yang terpenting dalam konstruksi roda gigi,
sangking pentingnya poros dan roda gigi mempunyai fungsi yang sama, poros dan
roda gigi berfungsi sebagai penerus daya dan putaran, poros dan roda gigi dapat
direncakan sesuai dengan perencanaan seperti dibawah ini.
Poros sebagai pemindah daya dan putaran, Poros yang terbuat dari batang
baja mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
ds
(N) = 275 Ps
1 Ps = 0,735 kW
P
= 275 x 0,735 kW
= 202,125 kW
Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak, maka faktor
keamanan dapat diambil dalam perencanaan. Jika faktor koreksi adalah fc (Tabel
3.1) maka daya rencana Pd (kW) sebagai berikut:
Pd fc P (kW )
Dimana :
Pd
fc
= Daya rencana
= faktor koreksi
P = Daya
Tabel 3.1. Faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan (fc)
Daya yang di transmisikan
Daya rata-rata yang diperlukan
fc
1,2 - 2,0
0,8 - 1,2
Daya normal
1,0 - 1,5
Sumber : lit. 1 hal 7, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Sularso dan Kiyokatsu Suga
Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0,8 - 1,2. diambil fc = 1,0
Maka daya rencana Pd adalah :
Pd fc P
1,0 202,125
202,125 kW
Jika momen puntir (torsi) adalah T (kg.mm), maka torsi untuk daya maksimum :
T 9,74 x10 5
Pd
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( Lit 1, hal 7 )
n
T 9,74 x10 5
202,125
6200
T 31753,185 kg mm
Lambang
Perlakuan
Kekuatan tarik
Keterangan
Baja karbon
konstruksi mesin
(JIS G 4501)
S30C
S35C
S40C
S45C
S50C
S55C
panas
Penormalan
(kg/mm2)
48
52
55
58
62
66
S35C-D
S45C-D
S55C-D
53
60
72
Macam
Ditarik dingin,
digerinda,
dibubut, atau
gabungan antara
hal-hal tersebut
Sumber : lit. 1 hal 3, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Sularso dan Kiyokatsu Suga
B
sf 1 sf 2
dimana :
a = tegangan geser yang diizinkan poros (kg/mm)
( lit 1
hal 8 )
spline
pada poros, harga sebesar 1,3- 3,0 maka di ambil 2,5 ( lit 1 hal 8 )
Bahan poros di pilih baja karbon konstruksi mesin S35C dengan kekuatan
tarik B 52 kg / mm 2
a
maka :
B
sf 1 sf 2
52
6,0 2,5
= 3,47 kg / mm 2
Pertimbangan untuk momen diameter poros :
5,1
K t Cb T
a
ds
hal 8 )
1/ 3
.....................
( Lit 1,
dimana :
ds =
(diambil 1,2).
K t = faktor bila terjadi kejutan dan tumbukan besar atau kasar 1,5 -
3,0
(diambil 1,5)
maka :
5,1
ds
1,5 1,2 31753,18
3,47
43,79
mm
45
1/ 3
*11,2
12
*12,5
*5,6
14
(15)
16
28
30
*31,5
32
45
35
*35,5
55
56
38
60
48
50
*112
120
125
130
280
300
*315
320
340
450
460
480
500
530
140
150
160
*355
360
380
560
600
Sumber : lit. 1 hal 9, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Sularso dan Kiyokatsu Suga
Keterangan :
1.
dimana :
5,1 T
d s3
.........................
( Lit 1, hal 7 )
ds
maka :
5,1 31753,18
45 3
,22
161941
91125
1,78 kg / mm 2
1.
Daya yang ditransmisikan : P =
202,125 kW
Putaran poros : n1 = 6200 rpm
2. Faktor koreksi : fc = 1,1
5.
Bahan poros S35C, baja
karbon
kekuatan tarik : B = 52
kg/mm2
Faktor keamanan Sf1 = 6, Sf2
= 2,5
6. Tegangan geser yang diizinkan : a = 3,47 kg/mm2
10.
STOP
END
3.2.
<
Spline adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagianbagian roda gigi sebagai penerus momen torsi dari kopling ke poros kemudian ke
roda gigi dan Naaf adalah pasangan dari spline. Hubungan antara roda gigi maju
dan mundur pada waktu perpindahan kecepatan.
Ringan
DIN 5462
Banyaknya Baji
(I)
d2 (mm)
b (mm)
6
26
6
6
30
6
6
32
7
8
36
6
8
40
7
8
46
8
8
50
9
Menengah
DIN 5463
Banyaknya Baji
(I)
d2 (mm)
b (mm)
6
14
3
6
16
3,5
6
20
4
6
22
5
6
25
5
6
28
6
6
32
6
6
34
7
8
38
6
8
42
7
8
48
8
8
54
9
Dimana :
d s 0,81 d 2
Berat
DIN 5464
Banyaknya Baji
(I)
d2 (mm)
10
20
10
23
10
26
10
29
10
32
10
35
10
40
10
45
10
52
10
56
b (mm)
2,5
3
3
4
4
4
5
5
6
7
d2
ds
0,81
d2
45
0,81
55,55
mm 56 mm
Spline dan Naaf yang direncanakan atau ketentuan ukurannya (dari tabel 3.4.)
antara lain :
Jumlah ( i )
= 10 buah
Lebar ( b )
= 7 mm
Diameter luar ( d2 )
= 56 mm
Panjang ( L )
Jarijari ( Rm )
d2 ds
2
56 45
= 5,5
2
1,5 d s
1,5 45
d2 ds
4
56 45
= 25,25
4
0,5 d 2
0,5 45
T
Rm
mm
= 67,5
mm =
mm
mm
22,5
mm
dimana :
T
kg.mm
maka :
31753,18
25,25
1257,55 kg
F
iwL
dimana :
g = tegangan geser yang terjadi pada spline (kg/mm2)
maka :
g
1257,55
10 22,5 67,5
0,082 kg / mm 2
F
iH L
1257,55
10 5,5 67,5
0,339 kg / mm 2
Kekuatan tarik dari bahan yang direncanakan adalah 52 kg/mm2 dengan faktor
keamanan untuk pembebanan dinamis (8 10) diambil 10 untuk meredam getaran
yang terjadi.
Tegangan geser yang diizinkan :
gi 0,8 trk
dimana :
trk
52
5,2 kg / mm 2
10
maka :
gi 0,8 5,2 4,16 kg / mm 2
Maka spline dan naaf aman terhadap tegangan geser yang terjadi.
dimana dapat dibuktikan :
gi
4,16
g
0,082
Tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari tegangan geser yang diizinkan
1. Diameter poros : ds = 45 mm
8. Faktor keamanan = 10
10.
STOP
END
6. Tegangan tumbukan : p = 0,339
kg/mm2
3.3.
Plat Gesek
Plat gesek berfungsi untuk meneruskan daya dan putaran poros penggerak
dengan poros yang digerakkan akibat terjadinya gesekan pada plat, sekaligus juga
sebagai penahan dan penghindar dari adanya pembebanan yang berlebihan.
p a (kg/mm2)
Kering
Dilumasi
0,10 0,20
0,08 0,12
0,09 0,17
0,10 0,20
0,10 0,20
0,05 0,08
0,35 0,65
0,007 0,07
0,05 0,10
0,05 0,10
0,005 0,03
0,10 0,35
0,02 0,03
Sumber : lit. 1 hal 63, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Sularso dan Kiyokatsu Suga
Diketahui :
N = 275 Ps
n = 6200 rpm
ds = 45 mm ( diameter poros )
Dimana :
1 Ps = 0,735 kW
Maka :
P N 0,735
275 0,735
202,125 kW
Pd
n
202,125
6200
31753,18 kg mm
Perbandingan diameter dalam bidang gesek D1 dan diameter luar bidang gesek
D2
D2 D12 Pa
4
.....................
( Lit 1, hal
3,14 2
1 0,8 2 D22 0,02
4
0,00565 D 22
rm D1 D2 / 4
0,8 1 D2 / 4 0,45 D 2
Berdasarkan tabel 3.5 dari bahan Besi cor dan asbes (ditenun), harga
koefisien gesekan kering ( 0,35 - 0,65 ) diambil 0,4
maka :
T F rm
.....................
( Lit 1, hal 62 )
D2 3
D 23 508,5 10 6 D 23
31753,18
3 62444808,26
508,5 10 6
D2 396,73 397
mm
mm 318 mm
Tabel 3.6. Momen puntir gesek statis kopling plat tunggal kering
Nomor Kopling
1,2
2,5
10
20
40
70
100
1,2
2,5
10
20
40
70
100
0,0013
0,0034
0,0089
0,0221
0,0882
0,2192
0,4124
1,1257
0,0022
15
0,0052
20
0,0150
25
0,0322
30
0,1004
40
0,2315
50
0,5036
60
1,0852
70
Alur pasak
5x2
5x2
7x3
7x3
10 x 3,5
15 x 5
15 x 5
18 x 6
Sumber : lit. 1 hal 68, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Sularso dan Kiyokatsu Suga
GD2 pada sisi rotor diambil berdasarkan diameter lubang = 45 dari tabel di atas.
maka :
45 40
0,4124 0,2192
70 40
GD 2 0,2192
Ta
GD 2 n r
Tl1
375 t e
....................
( Lit 1, hal
67 )
dimana :
Ta = momen start (kg.m)
GD 2
Tl1
maka :
Ta
0,251 6200
31,75318
375 0,3
45,59 kg m
Tdo
GD 2 n r
.................
( Lit 1, hal 70 )
dimana :
= kerja penghubungan pada kopling (kg.m)
GD 2
nr
Tdo
Tl1
maka :
E
0,251 6200
35
7160
35 31,75318
2,343 kg m
t ae
GD 2 n r
375 Tdo Tl1
..................
( Lit 1, hal 70 )
0,251 6200
375 35 31,75318
1, 28
w = [cm3/(kg.m)]
(3 - 6) x 10-7
(4 - 8) x 10-7
(5 - 10) x 10-7
(6 - 12) x 10-7
Sumber : lit. 1 hal 72, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Sularso dan Kiyokatsu Suga
Tabel 3.8. Batas keausan rem dan kopling pelat tunggal kering
Nomor kopling / rem
1,2
2,5
10
20
40
70
100
Batas keausan
permukaan (mm)
2,0
2,0
2,5
2,5
3,0
3,0
3,5
3,5
7,4
10,8
22,5
33,5
63,5
91,0
150
210
Sumber : lit. 1 hal 72, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Sularso dan Kiyokatsu Suga
150 91
70 40
L3 91
91 0,13 59
98,67 cm 3
L3
Ew
.....................
( Lit 1, hal 72 )
98,67
280,22 kali
0,710 4
a
11. Kerja penghubungan : E = 2,343 kg.m
14.
Bahan gesek paduan tembaga sinter
Volume keausan yang diizinkan : L3 = 98,67 cm3
Laju keausan permukaan : w = 4x10-7 cm3/kg.m
SETNODP
7.
GD2 pada poros kopling = 0,251
kg/mm2
Puratan relatif : nr = 6200 rpm
8. Waktu penghubungan rencana : te = 0,3 s
Faktor keamanan kopling : f = 2,1
10.
Pemilihan tipe kopling
Nomor tipe kopling 45
Momen gesekan statis : Tso = 45 kg.m
Momen gesekan dinamis Tdo = 45,2
kg.m
3.4.
Pegas
Pegas berfungsi sebagai peredam getaran dan penahan gaya permukaan
Hf
Harga G
( kg/mm2 )
Baja pegas
SUP
8 x 103
SW
8 x 103
Kawat piano
SWP
8 x 103
---
8 x 103
SUS
7,5 x 103
BsW
4 x 103
NSWS
4 x 103
PBW
4,5 x 103
BeCuW
5 x 103
Bahan
Sumber : lit. 1 hal 313, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Sularso dan Kiyokatsu Suga
T = 31753,18 kg.mm
n = 4 (direncanakan)
d = 7 mm
Harga perbandingan D/d berkisar antara 4 - 10. Dalam rancangan ini, harga D/d
diambil 4, sehingga diperoleh :
D/d = 4
D = d . D/d = 28 mm
Beban maksimum Wl :
T D / 2 Wl
maka :
Wl
D / 2
.....................
( Lit 1, hal 72 )
31753,18
2268,08 kg
28 / 2
4c 4
c
.....................
( Lit 1, hal
316 )
4 4 1 0,615
44 4
4
1,404
Tegangan geser :
8 D Wl
d3
1,404
8 28 2268,08
3,14 7 3
662,3 kg / mm 2
Wl
2268,08
113,4 kg / mm
20
Gd4
8n D 3
8000 7
113,4
3
8n 28
8n 7,72
n 0,965
Lendutan total :
1
20 20
1
20
mm
18 20 , baik
Tinggi bebas H f :
H c n 1,5 d
4 1,5 7 38,5
mm
H l 40,7
mm
Maka :
H f Hl
20 H f 40,7
H f 40,7 20 60,7
mm
C s H s H c / n 1,5
1,5 H s 38,5 / 4 1,5
H s 38,5 8,25
H s 46,75
mm
mm
Lendutan efektif h :
h o
20 13,95
6,05
mm
mm
mm
mm
Hc
38,5
mm , baik
Kelonggaran kawat pada awal terpasang antara 1,0 2,0 mm, maka diambil
C s 1,5
mm
Kelonggaran kawat pada awal terpasang antara 0,2 0,6 mm, maka diambil
C l 0,4
mm
Hf /D
60,7 / 28
2,17
Diameter kawat d 7
5
5
<
mm
mm
38,5 mm
Lendutan total 20
Tinggi tekan H c
a
11. Beban awal terpasang : Wo = 1581,93 kg
Lendutan efektif : h = 6,05 mm
Tinggi pada lendutan maksimum : Hl = 40,7 mm
12.
Jumlah lilitan mati pada setiap
ujung 1
2. Taksiran awal :
Indeks pegas : c = 4
Diameter kawat : d = 7 mm
>
14.
16.
8. Lendutan total : = 20 mm
10.
STOP
END
3.5.
Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros yang berbeban
sehingga putaran dan getaran bolak - balik dapat berputar secara halus, dan tahan
lama. Bantalan harus kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesinnya
bekerja dengan baik, jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi
seluruh sistem akan menurun atau tidak berkerja semestinya.
10
12
15
17
20
25
30
35
40
45
50
26
28
32
35
42
47
55
62
68
75
80
8
8
9
10
12
12
13
14
15
16
16
0,5
0,5
0,5
0,5
1
1
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
Kapasitas
nominal
dinamis
spesifik C (kg)
360
400
440
470
735
790
1030
1250
1310
1640
1710
Kapasitas
nominal statis
spesifik Co
(kg)
196
229
263
296
465
530
740
915
1010
1320
1430
Sumber : lit. 1 hal 143, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Sularso dan Kiyokatsu Suga
D 75
Lebar bantalan
B 16
mm
mm
C 1640 kg
C o 1320 kg
Fa
Co
bawah ini :
Tabel 3.11. Faktor - faktor V, X, Y dan X0, Y0
Beban Beban
Baris
putar pd putar pd tunggal
cincin cincin
Fa / VFr > e
dalam
luar
V
X
Y
Jenis bantalan
Fa /C0 = 0,014
= 0,028
= 0,056
Bantalan
bola alur
dalam
Bantalan
bola
sudut
= 0,084
= 0,11
= 0,17
= 0,28
= 0,42
= 0,56
= 20o
= 25o
= 30o
= 35o
= 40o
Baris ganda
Fa /VFr e Fa /VFr > e
X
2,30
1,99
1,71
1
1,2
0,56
1,2
0,43
0,41
0,39
0,37
0,35
1,55
1,45
1,31
1,15
1,04
1,00
1,00
0,87
0,76
0,66
0,57
0,56
1,09
0,92
0,78
0,66
0,55
0,70
0,67
0,63
0,60
0,57
Baris
tunggal
X0
Y0
X0
Y0
0,5
0,6
0,5
0,84
0,76
0,66
0,58
0,52
2,30
1,99
1,71
0,19
0,22
0,26
1,55
1,45
1,31
1,15
1,04
1,00
0,28
0,30 0,6
0,34
0,38
0,42
0,44
1,63
1,41
1,24
1,07
0,93
0,57
0,42
0,68
0,38
0,80 0,5 0,33
0,95
0,29
1,14
0,26
Sumber : lit. 1 hal 135, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Sularso dan Kiyokatsu Suga
dimana :
Baris
ganda
dengan
Fa
ve
Fr
maka :
18,48
97,26 kg
1 0,19
dimana :
Fr
Fa
X ,Y
= harga - harga baris tunggal yang terdapat dalam tabel 3.12. di atas
maka :
P 0,56 97,26 2,30 18,48
96,96 kg
Jika C (kg) menyatakan beban nominal dinamis spesifik dan P (kg) beban
ekivalen dinamis, maka faktor kecepatan f n bantalan adalah :
33,3
1/ 3
33,3
6200
1/ 3
fn
fn
0,178
C
P
0,178
1640
3,01
96,96
3
500 3,01 13635,45 jam
S TAR T
1.
Momen yang ditransmisikan : T = 31753,185
kg.mm
Putaran poros : n = 6200 rpm
Diagram aliran
<
6. Lh atau Ln : Lha
STOP
END
3.6.
mencegah kecelakaan atau kerusakan pada mesin. Pemilihan baut dan mur
sebagai alat pengikat harus dilakukan dengan seksama untuk mendapatkan ukuran
yang sesuai. Di dalam perencanaan kopling ini. Baut dan mur berfungsi sebagai
pengikat gear box. Untuk menentukan ukuran baut dan mur, berbagai faktor harus
diperhatikan seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan
bahan, kelas ketelitian, dan lain-lain.
W d 1,2 96,96
116 ,352 kg
Faktor keamanan :
B 42 kg / mm 2
S f 7 dengan tegangan yang di izinkan a 6 kg / mm 2
( difinis tinggi )
4 Wd
a
d1
4 116,352
3,14 6
d 1 4,97
mm
Ulir
1
M6
Jarak
bagi
p
Tinggi
kaitan
H1
0,541
Diameter
luar D
Diameter
luar d
6,000
Ulir dalam
Diameter Diameter
efektif D2 dalam D1
Ulir luar
Diameter Diameter
efektif d2
inti d1
5,350
4,917
M8
M7
1
1,25
0,541
0,677
7,000
8,000
6,350
7,188
5,917
6,647
M9
1,25
1,5
1,5
0,677
0,812
0,812
9,000
10,000
11,000
8,188
9,026
10,026
7,647
8,376
9,376
1,75
2
2
0,947
1,083
1,083
12,000
14,000
16,000
10,863
12,701
14,701
10,106
11,835
13,835
2,5
2,5
2,5
1,353
1,353
1,353
18,000
20,000
22,000
16,376
18,376
20,376
15,294
17,294
19,294
3
3
3,5
1,624
1,624
1,894
24,000
27,000
30,000
22,051
25,051
27,727
20,752
23,752
26,211
3,5
4
4
1,894
2,165
2,165
33,000
36,000
39,000
30,727
34,402
36,402
29,211
31,670
34,670
M 10
M 11
M 12
M 14
M 16
M 18
M 20
M 22
M 24
M 27
M 30
M 33
M 36
M 39
Sumber : lit. 1 hal 290, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Sularso dan Kiyokatsu Suga
atas.
mm
diameter luar
d 7
diameter inti
d 1 4,917
p 1
jarak bagi
mm
mm
diambil 0,5
maka :
a 0,5 6 3 kg / mm 2
mm
6,350 mm
D7
D2
H 1 0,541
mm
Wd
D2 H q a
116 ,352
3,14 6,350 0,541 3
z 3,6
Tinggi mur
H z p
H 4 1 4 mm
H
p
z'
4
4
1
W
d1 k p z
(dimana k 0,84 )
96,96
1,55 kg / mm 2
3,14 5,917 0,84 1 4
W
D j pz
(dimana j 0,75 )
96,96
1,47 kg / mm 2
3,14 7 0,75 1 4
S TAR T
1.
a
9. Jumlah ulir mur yang diperlukan : z = 4
Beban : W = 96,96 kg
2. Faktor koreksi : fc =
1,2
3. Beban rencana : Wd = 116,352 kg
4.
kg/mm2
Faktor keamanan : Sf = 7
Tegangan geser yang
diizinkan : a = 6 kg/mm2
>
6. Pemilihan ulir standar
Diameter luar : d = 7 mm
Diameter inti : d1 = 5,917 mm
Jarak bagi : p = 1 mm
13.
b : a
n : a
7.
8.
3.7.
STOP
END
Paku Keling
Paku keling merupakan alat penyambung tetap/mati. Dalam banyak kasus
mm
mm
mm
D1 D2
4
dimana :
Rm = jarak antara paku keling (mm)
D1
D2
maka :
Rm
64 115
4
44,75
mm
dimana :
kg.mm
Rm
maka :
F
31753,18
44,75
709,57 kg
F
n
dimana :
709,57
29,57 kg
24
kg / mm 2 , tegangan tarik b 88
kg / mm 2
An
709,57
4,5
157
mm
maka :
An
v
4,5
6,02 mm 2
0,75
F'
A
29,7
4,93 kg / mm 2
6,02
4,93
Tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari tegangan geser yang diizinkan.
Bahan paku keling Baja St 37
Diameter paku keling d 4
mm
4.
St 37
6.
Tegangan tarik : b = 88
kg/mm2
7. Luas penampang paku keling : A = 4,02 mm2
10. >
gi
g
END
STOP
BAB 4
KESIMPULAN
Dan dari hasil perhitungan rancangan Kopling untuk Toyota Alphard 3.5 G
diperoleh data sebagai berikut :
1.
2.
Perhitungan Poros
Momen Torsi ( T )
31753,18 kg.mm
Bahan Poros
S35C
Diameter Poros
45 mm
S35C
Lebar spline ( b )
5 mm
10
40 mm
18 mm
3,8 mm
67,5 mm
4.
5.
6.
740,32 kg
Diameter dalam ( D1 )
318 mm
Diameter luar ( D2 )
397 mm
Momen start ( Ta )
45,59 kg.m
98,67 cm3
Bahan pegas
Beban maksimum ( Wl )
2268,08 kg
Diameter pegas ( d )
7 mm
28 mm
Tinggi bebas ( Hf )
60,7 mm
Diameter bantalan ( D )
75 mm
Lebar bantalan ( B )
16 mm
Perhitungan Pegas
Perhitungan Bantalan
96,96 kg
13635,45 jam
Diameter luar ( D )
7 mm
Diameter efektif ( D2 )
6,350 mm
Diameter dalam ( D1 )
5,917 mm
Diameter inti ( d1 )
5,917 mm
Jarak bagi ( p )
1 mm
Tinggi kaitan ( H1 )
0,541 mm
Tinggi mur ( H )
7.
4 mm
4 mm
6,4 mm
2,4 mm
Baja St 37
709,57 kg
6,02 mm2
DAFTAR PUSTAKA
Daya ( N )
: 275 Ps
Putaran ( n )
: 6200 Rpm
Disusun oleh :
MITA AFRIANI
NPM : 0907230143
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS RANCANGAN ELEMEN MESIN
KOPLING TOYOTA ALPHARD 3.5 G
Daya ( N )
: 275 Ps
Putaran ( n )
: 6200 Rpm
Disusun oleh :
MITA AFRIANI
NPM : 0907230143
Diketahui Oleh :
Ketua Jurusan Teknik Mesin
Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI MUHAMMADIYAH
LEMBAR ASISTENSI
HARI / TANGGAL
U R AI AN
PARAF
Nama Mahasiswa
MITA AFRIANI
NPM
0907230143
Semester
VI ( Enam )
SPESIFIKASI :
Rencanakanlah KOPLING untuk kendaraan TOYOTA ALPHARD 3.5 G dengan:
Daya
(N)
275 Ps
Putaran
(n)
6200 rpm
Perencanaan meliputi bagian-bagian utama KOPLING dan gambar teknik, data lain
tentukan sendiri.
Diberikan Tanggal
Selesai tanggal
Asistensi Setiap
: ..............
: ..............
: ..............
Medan, 21 Mei 2012
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayahNya maka penulis dapat menyelesaikan Tugas Rancangan Elemen
Mesin ini, yang mana sudah menjadi kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jurusan Teknik Mesin
untuk merancang sebuah Kopling. Dalam tugas Perancangan Kopling ini, penulis
merancang Kopling jenis kendaraan TOYOTA ALPHARD 3.5 G dengan Daya :
275 Ps dan Putaran : 6200 Rpm.
Untuk menyelesaikan tugas ini penulis mengambil dari beberapa sumber
yakni buku-buku yang berhubungan dengan perancangan Kopling yang ditambah
dengan mata kuliah yang telah diberikan oleh dosen mata kuliah Elemen Mesin.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam merancang Kopling ini masih
banyak sekali ditemukan kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari sempurna.
Untuk itulah penulis tetap mengundang saran dan kritik untuk perbaikan dimasa
mendatang.
Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak H.
Muharnif M, S.T, M.Sc sebagai Dosen Pembimbing dan rekan-rekan mahasiswa
yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini. Penulis
berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi khususnya dan bagi
pihak yang membutuhkan.
Medan, 21 Mei 2012
MITA AFRIANI
0907230143
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR DIAGRAM ALIRAN
SKEMA GAMBAR KOPLING
i
ii
iii
iv
v
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perencanaan
1.2. Tujuan Perencanaan
1.3. Batasan Masalah
1.4. Sistematika Penulisan
1
1
1
2
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Kopling
2.2. Macam-macam Kopling
3
3
4
BAB 3
12
12
18
23
30
36
41
BAB 4
46
KESIMPULAN
51
DAFTAR PUSTAKA
GAMBAR TEKNIK
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
NAMA GAMBAR
HALAMAN
2.1.
Kopling Bus
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
Kopling Gigi
2.8.
Kopling Rantai
2.9.
Kopling Universal
2.10.
Kopling Cakar
2.11.
Kopling Plat
10
2.12.
Kopling Kerucut
10
2.13.
Kopling Friwil
11
3.1.
Poros
12
3.2.
18
3.3.
Kopling Plat
23
3.4.
Pegas
30
3.5.
Bantalan Gelinding
36
3.6.
41
3.7.
Paku Keling
46
DAFTAR TABEL
iii
TABEL
NAMA TABEL
HALAMAN
3.1.
13
3.2.
14
3.3.
Diameter poros
15
3.4.
18
3.5.
Harga dan Pa
23
3.6.
26
3.7.
28
3.8.
28
3.9.
30
3.10.
Bantalan Bola
36
3.11.
37
3.12.
42
DAFTAR DIAGRAM
ALIRAN
iv
NO
NAMA DIAGRAM
HALAMAN
1.
17
2.
22
3.
29
4.
35
5.
40
6.
45
7.
50
SKEMA GAMBAR
v
1
2
3
6
7
Keterangan gambar :
1.
Plat Gesek
2.
Poros
3.
Bantalan Gelinding
4.
5.
Pegas
6.
Baut
7.
Paku Keling
8.
Poros Penggerak
vii