Anda di halaman 1dari 6

POROS

“ Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin

dan difinis, baja karbon konstruksi mesin (disebut bahan S-C) yang dihasilkan dari ingot

yang di “kill” ( baja yang dioksidasikan dengan ferro silikon dan di cor, kadar karbon

terjamin)”.

Tabel 2.8 : Baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja karbon yang
difinis dingin untuk poros

Standar dan Lambang Perlakuan Kekuatan Keterangan


macam Panas tarik(Kg/mm²)
Baja karbon S 30 C Penormalan 48
konstruksi mesin S 35 C “ 52
(JIS G 4501) S 40 C “ 55
S 45 C “ 58
S 50 C “ 62
S 55 C 66
Batang baja yang S 35 C-D “ 53 Ditarik dingin,
difinis dingin S 40 C-D “ 60 digerinda,
S 45 C-D “ 72 dibubut, atau
gabungan dari
hal-hal tersebut

Dalam perencangan ini penulis mengambil bahan poros dari S 45 C atau AISI 1045

yang mempunyai kekuatan tarik 58 Kg/mm².

Poros merupakan bagian yang terpenting dari suatu mesin. Hampir semua mesin

meneruskan tenaga dan putaranya melalui poros. Menurut pembebanannya poros dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :


1. Poros transmisi, poros semacam ini mendapat beban puntiran

murni atau puntiran lentur.

Gambar 2.6 : Poros Transmisi

2. Poros dukung, poros yang berputar atau diam, memikul

beban tertentu atau berubah.

Gambar 2.7 : Poros Dukung

3. Poros dukung transmisi, poros ini mendapat pembebanan

gabungan, karena berfungsi sebagai penerus daya, juga memikul suatu beban

tertentu.

Gambar 2.8 : Poros Dukung Transmisi

Momen puntir pada poros yang menggerakan adalah :

Pd
T1 = 9,74 .10 5 ...............................................(kgmm) (Sularso,1997:7)
n1

Diamana :

T1 = Momen puntir (kgmm)

Pd = Daya rencana (KW)


n1 = Putaran poros (rpm)

Sedangkan Pd = f c . P .....................................(KW) ( Sularso, 1997 :7)

Dimana :

fc = Faktor koreksi daya

P = Daya motor (KW)

Momen puntir yang terjadi pada saat poros yang digerakan adalah :

Pd
T2 = 9,74 .10 5 …………………………..(kgmm) (Sularso, 1997:7)
n2

Dimana :

T2 = Momen puntir (kgmm)

Pd = Daya rencana (KW)

n2 = Putaran poros (rpm)

Tabel 2.9 : Faktor-faktor Koreksi Daya yang akan ditransmisikan f c :

Daya rencana yang akan ditransmisikan fc


Daya rata-rata yang diperlukan 1,2 – 2,0

Daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2

Daya Normal 1,0 -1,5


(Sularso, 1997 :8)

Untuk menghitung diameter poros yang akan dipergunakan maka dapat dicari

dengan rumus :
1
5,1  3
ds =  K t CbT  .....................................................(Sularso, 1997:8)
 g 

Dimana :

Kt = faktor beban tumbukan

Cb = faktor beban lentur

T = momen puntir
Faktor beban tumbukan ( K t ) dipilih sebesar 1,0 jika beban dikenakan secara halus

1,0 – 1,5 jika terjadi kejutan atau tumbukan, dan 1,5 – 3,0 jika beban dikenakan dengan

kejutan atau tumbukan besar. Faktor beban lenur ( C b ) yang harganya antara 1,2 sampai

2,3 ( jika diperkirakan tidak akan terjadi pembebanan lentur maka C b diambil = 1,0)
TUGAS ELEMEN MESIN
POROS

OLEH: WISNU GATOT WIBOWO

BP/NIM: 87553/07

TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


PADANG 2010

Anda mungkin juga menyukai