3.1. Kopling
3.1.1. Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dasi setiap mesin,
termasuk perancangan kopling. Hampir semua mesin meneruskan tenaga
bersama-sama dengan putaran. Peranan utama yang dalam transmisi seperti itu
dipegang oleh poros.
Untuk merancang sebuah poros, ada bebrapa hal yang perlu diperhatikan,
sebagai berikut :
1. Kekuatan poros,
2. Kekakuan poros,
3. Putaran kritis,
4. Korosi, dan
5. Bahan poros.
Pada perencanaan ini poros memindahkan Daya (N) sebesar 104 PS dan
Putaran (n) sebesar 6000 rpm. Jika daya di berikan dalam daya kuda (PS) maka
harus dikalikan 0,735 untuk mendapatkan daya dalam (kW). Dari data tersebut
dapat diperoleh harga Torsi (T) dengan faktor koreksi (fc) untuk daya maksimum
adalah 0,8-1,2 (diambil 1,2) seperti tabel berikut :
Tabel 3.1 Faktor-faktor koresksi daya yang aka di transmisikan, fc (Sularso, 1978)
32
Daya (P) : 104 Ps
Putaran : 6000 rpm
Dimana : 1 Ps = 0,735 kW
P = 104 x 0,735
= 76,44 kW
Maka :
Pd = P . fc (kW)
= 76,44 . 1,12
= 89,328 kW
Jadi daya rencana adalah 89,328 kW, sehingga besar Torsi (momen puntir) untuk
daya rencana adalah :
Pd 76,44 kW Sularso 1983. Hal 7)
T =9,74 x 105 mm 9,74 x 10 5
¿....................(Sumber;
n 6000
¿ 13897,81 Kg . mm=13,9 Kg .m
Tabel 3.2 Baja karbon untuk konsrtuksi mesin dan baja yang difinis dingin untuk
bahan poros (Sularso, 1978)
Kekuatan
Tarik
Perlakuan Kg/mm
Standar dan macam Lambang Keterangan
panas ¿
¿
¿
)
S30C Penormalan 48
S35C “ 52
Baja karbon
S40C “ 55
konstruksi mesin
S45C “ 58
(JIS G 4501)
S50C “ 62
S55C “ 66
S35C-D - 53 Ditarik dingin,
Baja karbon yang digerinda, atau
S45C-D - 60
difinis dingin gabungan antara
S55C-D - 72 hal-hal tersebut
33
Bahan yang dipilih untuk poros adalah bahan yang difinis dingin SC35C-D
dengan kukutan Tarik σ B=53 Kg/mm2 , dapat dilihat pada table diatas.
Maka tegangan geser yang diizinkan :
τ a =σ B /( Sf 1 x Sf 2 ) ......................... (Sumber; Sularso 1983. Hal 8
Dimana :
Kg/ mm
τa = Tegangan geser yang diizinkan (¿ ¿ 2)
¿
Kg/mm
σ B = Tegangan taik izin (¿ ¿ 2)
¿
Sf 1 = Faktor keamanan akibat pengaruh masa untuk bahan S-C
(baja
karbon) diambil 6,0 sesuai dengan standart ASME
(Sumber; Sularso 1983. Hal 8)
Sf 2 = Faktor keamanan akibat pengaruh bentuk poros atau daya
spline pada poros, di mana harga sebesar 1,3-3,0 maka
di ambil 1,85
τ a =53/(6 x 1,85)
2
τ a =4,77 Kg/mm
Dengan :
ds = Diameter poros (mm)
Kt = Faktor bila terjadi kejutan dan tumbukan besar atau kasar
1,5 - 3,0 diambil 2,25
Cb = Faktor keamanan terhadap beban lentur harganya
1,2 - 2,3 diambil 1,87
34
T = Momen torsi rencana (Kg/mm2 )
Maka :
1
ds= [
5,1
4,77
2,25 . 1,87 . 13897,81 ] 3
d s =41,45 mm
d s =42 mm (diambil sesui table diameter poros)
Keterangan :
1. Tanda * menyatakan bahwa bilangan yang bersangkutan dipilih dari
bilangan standart.
2. Bilangan di dalam kurung hanya di pakai untuk bagian di mana akan di
pasang bantalan gelinding.
35
Anggap diameter yang menjadi tempat bantalan 48 mm maka diperoleh (lihat
pada gambar 3.2).
Gambar 3.2 Faktor koreksi tegangan β untuk pembebanan momen puntir statis
dari suatu poros bulat dengan pengecilan diameter yang diberi filet
(Sularso, 1978)
36
Gambar 3.3 Faktor koreksi tegangan α untuk pembebanan puntir statis dari
suatu poros bulat dengan alur pasak persegi yang diberi filet (Sularso, 2004)
dari diameter 42 mm diperoleh:
d s 42mm
b= = =10,5 mm
4 4
d s 42 mm
t= = =5,25 mm
8 8
Filet = 0,6 (besar dari JIS)
maka diapati alur pasak 12 x 8 x 0,6
Konsentrasi tegangan pada poros alur pasak adalah :
r 3
= =0,071
d s 42 mm
37
τa . S f 2
>C b . K t . τ
α
4,77 Kg/mm2 .1,85
>1,87 . 2,25. 0,9947
2,1
4,2021> 4,18522 (Baik)
S TAR T a
38
3.1.2. Spline dan Naf
Putaran dari poros
2. Faktor Koreksi f : 1,12 penggerak akan diteruskan ke flywheel dan plat gesek
c
melalui plat penekan. Dengan berputarnya plat gesek maka poros yang digerakkan
3. Daya Rencana Pd (kW)
akan ikut berputar dengan perantaraan naaf dan
STOP
spline. 4.Fungsi spline
Momen puntir adalah
Rencana sama dengan pasak,
T (kg mm)
dari poros dan memerlukan alur pada poros untuk pemasangannya. Selain itu
6. Tegangan geser yang dizinkan τa (Kg/mm2)
jumlah spline pada suatu konstruksi telah tertentu (berdasarkan standar SAE).
7. Faktor koreksi untuk momen puntir Kt
Faktor lenturan Cb
3.1.2.1. Perhitungan Spline
Keterangan Gambar :
D = diameter luar spline
h =a tinggi spline
w = lebar spline
L = panjang spline
d = diamater dalam spline (diameter poros)
39
Ukuran spline untuk berbagai kondisi operasi telah ditetapkan dalam standar
SAE pada tabel:
Tabel 3.4 Spesifikasi spline untuk berbagai kondisi operasi (standar SAE)
Pada kopling Grand New Veloz jenis spline yang dipergunakan adalah
spline dengan jumlah 16 buah pada kondisi meluncur saat tidak dibebani (to slide
when not under load). Dari Tabel 3.4 diperoleh data sebagai berikut :
h=0,070 . D
d=0,860 . D
w=0,098 . D
40
w=4,78
Sedangkan panjang spline diperoleh dari :
D3
l= 2
d
48,833
l=
422
l=66,03 mm
maka :
13807,81 Kg. mm
F=
22,77 mm
F=611,43 kg
Karena spline menyatu dengan poros maka mahannya sama yaitu Bahan SC35C-
2
D dengan kekutan tarik sebesar σ B=53 Kg/mm
.......................( Statika, maka tumbukan
, Ferdinan yang
F Beer, hal terjadi
151 )
pada spline ditentukan dengan persamaan berikut :
F
P=
i. h . w
dimana :
P=¿ tegangan geser yang terjadi pada spline (kg/mm2)
41
i=¿ jumlah gigi spline
h=¿ tinggi spline(kg)
w=¿ lebar spline (mm)
maka :
611,43 kg
P= P=2,34 Kg /mm
2
16 .(3,41).( 4,78 mm)
Sedangkan tumbukan yang terjadi pada spline adalah :
F 611,43 kg
τ g= τ g=...................( Statika , Ferdinan F Beer, hal 163 )
i. w . l 16 .(4,78 mm).(66,03 mm)
2
τ g=0,1210 Kg/mm
Kekuatan tarik dari bahan yang direncanakan adalah 60 kg/mm2 dengan faktor
keamanan untuk pembebanan dinamis (8 – 10) diambil 9 untuk meredam getaran
yang terjadi.
dimana :
2
53 Kg /m m
σ trk =
9
2
σ trk =5,8 Kg/mm
maka :
τ gi =0,8 .5,8 Kg/m m2
τ gi =4,71 Kg/mm2
Maka spline aman terhadap tegangan geser yang terjadi, dimana dapat dibuktikan
:
τ gi ≥ τ g
2 2
4,71 Kg/ mm ≥ 0,1210 Kg/mm
Tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari tegangan geser yang diizinkan.
42
3.1.2.2. Perhitungan Naf
Terkadang ukuran spline dan naaf disamakan dalam suatu rancangan, namun
dalam kondisi yang sebenarnya terdapat perbedaan ukuran yang sangat kecil
antara spline dan naaf. Walaupun perbedaannya adalah kecil tetapi dapat menjadi
sangat berpengaruh apabila mesin tersebut memerlukan ketelitian yang tinggi atau
bekerja pada putaran tinggi. Oleh karena pertimbangan kemungkinan putaran
mesin yang tinggi maka ukuran naaf akan dihitung tersendiri berdasarkan pada
ukuran spline yang telah dihitung.
Standar yang digunakan dalam perancangan naaf adalah sama dengan yang
digunakan dalam perancangan spline, yaitu berdasarkan standar SAE (Society of
Automotive Engineering). Simbol-simbol yang dipakai adalah:
Dari data ukuran spline yang telah diketahui, lebar gigi naaf dapat diperoleh dari :
43
w = lebar gigi naaf (mm)
Dspl = diameter luar spline (perhitungan spline sebesar 46,51 mm)
wspl = lebar spline (perhitungan spline sebesar 4,55 mm)
i = jumlah spline / gigi naaf, yaitu 16 buah,
π . 48,83−16 . 4,78
maka : w= w=4,80 mm
16
panjang naf diperoleh dari rumus yang sama dengan panjang spline :
3
D
l= 2
d
49,053
l=
42,192
l=63,17 mm
44
D+d
r m=
4
49,05+ 42,19
r m=
4
r m=22,81mm
Bahan yang digunakan untuk naf sama dengan spline dan poros yaitu SC45C-D
2
dengan kekutan tarik sebesar σ B=60 Kg/mm , maka tumbukan yang terjadi
pada naf ditentukan dengan persamaan berikut :
F
P= .........................( Statika , Ferdinan F Beer, hal
i. h . l
151 )
dimana :
P=¿ tegangan geser yang terjadi pada spline (kg/mm2)
i=¿ jumlah gigi spline
h=¿ tinggi naf (kg)
l=¿ panjang naf (mm)
maka :
609,02 kg
P= P=0,1668 Kg/mm
2
16 .(3,43). (66,52)
45
F
τ g= ………………( Statika , Ferdinan F Beer, hal 163 )
i. w . l
609,02 kg 2
τ g= τ g=0,1192 Kg/mm
16 .(4,80 mm).(66,52 mm)
Kekuatan tarik dari bahan yang direncanakan adalah 53 kg/mm2 dengan faktor
keamanan untuk pembebanan dinamis (8 – 10) diambil 9 untuk meredam getaran
yang terjadi.
maka :
2
τ gi =0,8 .5,8 Kg/m m
τ gi =4,71 Kg/mm
2
Maka naf aman terhadap tegangan geser yang terjadi, dimana dapat dibuktikan :
τ gi ≥ τ g
2 2
4,71 Kg/ mm ≥ 0,1192 Kg/mm
Tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari tegangan geser yang diizinkan.
S TAR T
2
6.4.Kekuatan
Tegangan geser τg :(Kg/mm )
7.
8.5.
9. gaya pada
Tegangan
Faktor
Tegangan
tarik τbahan
spline
tumbukan
keamanan
geser :τ(Kg)
yang
>Fdiizinkan
p (Kg/mm2τ)
3.direncanakan = yang
tinggi : h (mm), 52gijari-jari
ETNgOD:Prm (mm)gi
Skg/mm2
3.1.3. Plat Gesek
Plat gesek berfungsi untuk meneruskan momen akibat terjadinya gesekan
pada plat, sekaligus berfungsi sebagai penahan dan penghindar dari adanya
pembebanan yang berlebihan dan sebagai pembatas momen.
Syarat plat gesek antara lain :
1. Tahan pada suhu yang tinggi
2. Tahan pada gesekan
47
Berikut ini sket pelat gesek yang direncanakan beserta simbol-simbol yang
digunakan :
Keterangan gambar :
D1 = diameter dalam plat gesek
D2 = diameter luar plat gesek
ds = diameter poros
Pada perencanaan ini bahan yang digunakan ialah besi cor dan asbes.
Dengan asumsi material sangat baik untuk menghantar putaran serta tahan pada
temperature tinggi. Koefisien gesekan µ antara berbagai permukaan diberikan
pada Tabel dibawah. Harga-harga koefisien gesekan dalam tabel tersebut
ditentukan dengan memperhitungkan keadaan bidang gesek yang sudah agak
menurun gesekannya karena telah terpakai beberapa waktu, serta didasarkan atas
harga tekanan yang diizinkan yang dianggap baik.
Tabel 3.5 Harga µ dan Pa (Sularso, 2004)
µ 2
Bahan permukaan kontak Pa (Kg/mm )
Kering Dilumasi
1. Besi cor dan perunggu 0,10-0,20 0,10-0,20 0,05-0,08
2. Besi cor dan asbes (ditenun) 0,35-0,65 - 0,007-0,07
3. Besi cor dan serat 0,05-0,10 0,05-0,10 0,005-0,03
4. Besi cor dan kayu - 0,10-0,35 0,02-0,03
48
Diketahui dari spesifikasi
Daya (P) : 104 Ps
Putaran (n) : 6000 rpm
Sesuai dengan Tabel 3.5 harga tekanan yang diizinkan untuk bahan asbes dan besi
cor pada kondisi kering adalah, Pa = 0,007 – 0,07 kg/mm2 (diambil harga rata-
ratanya yaitu 0,02 kg/mm2)
π 2 2
F= ( D −2 ) P …………...…(Sumber; Sularso 198 Hal 63)
4 2 1 a
π
¿ ( 12−0,82 ) 0,02 Kg /mm2
4
2
¿ 0,00565 D2
r m=(D1 +D2)/4
¿(0,8+ 1) D2 /4
¿ 0,45 D2
Dari tabel 3.5 koefisien gesekan untuk besi cor dan asbes adalah 0,5, dan seluruh
gaya gesekan dianggap bekerja pada keliling rata-rata bidang gesek, maka momen
gesekan T adalah :
D 1+ D2
T =μ . F ( ) …………..……(Sumber; Sularso 1983.
4
Hal 63)
¿ μ . F .r m
49
3
¿ 0,0005085 D2
¿ 508,5 x 10−6 D32
√
D 2= 3
13897,81
585,5 x 10−6
D2=301,220 mm ≈ 310 mm
Dari perhitungan diameter luar plat gesek D2 diperoleh sebesar 310 mm. Dengan
memasukkan harga ini ke data yang telah diketahui di atas doperoleh:
D1=0,8 . 310 mm
D 1=248 mm
D2 −D1
b=
2
310 mm−248 mm
b=
2
b=31mm
Untuk menentukan tebal plat gesek yang sesuai, terlebih dahulu perlu diketahui
besarnya daya yang hilang akibat gesekan, yang mana dapat diperoleh dari :
T D3 n t z
P= ………(Sumber ; Machine and Design,hal
( 9,74 x 105 ) 3600
425)
dimana :
P=¿ daya hilang akibat gesekan (kW)
P = momen gesek (Kg . mm)
D=¿ diameter luar plat gesek (mm)
n=¿ kecepatan sudut (putaran mesin dari spesifikasi)
t=¿ waktu penyambungan kopling, diambil 0,3
50
z=¿ jumlah kerja tiap jam, direncanakan 200 hb/jam
π
A= ( D21−D22)
4
π
A= (3102−2482 )
4
2 2
A=27171,63mm =271,7162 cm
51
Sebagai kesimpulan ukuran-ukuran dari plat gesek yang dirancang adalah:
diameter luar, D2 : 310 mm
diameter dalam, D1 : 248 mm
lebar, b : 31 mm
tebal, a : 11 mm
Setelah didapati ukuran-ukunran diatas maka dilakukan pemerikaan kopling dan
pemilihan nomot kopling.
Tabel 3.6 Momen punter gesek untuk kopling plat tumggal kering (Sularso, 2004)
Nomor
1,2 2,5 5 10 20 40 70 100
Kopling
Momen gesek 1,2 2,5 5 10 20 40 70 100
statis (Kg.m)
0,001 0,003 0,008 0,022
2
GD sisi rotor 3 4 0 1 0,0822 0,2192 0,4124 1,1257
GD2 sisi stator 0,002 0,005 0,015 0,032 0,1004 0,2315 0,5036 1,0852
2 2 0 2
Diameter 12 20 25 30 40 50 60 70
lubang dH7 5x2 5x2 7x3 7x3 10 x 15 x 5 15 x 5 18 x 6
Alur pasak dE9 3,5
x t0+0,3
Dengan diameter lubang 42 mm dari table 3.6 diperoleh GD2 sisi rotor (dengan
interpolasi).
GD2 = 0,2320 (Kg.m),
Putaran Relatif, nr = 6000
Waktu penghubung rencana te = 0,3 s
Faktor keamana kopling fc = 1,7
Momen start :
2
GD nr
T a= +T l 1
375 f c
(0,2320)(6000)
T a= +13,89781
375(0,3)
T a=26,71 Kg . m
52
T a . f =( 26,71 Kg. m ) . 1,7
T a . f =44,6 Kg . m
Nomor kopling 42, momen gesek statis (Tso) = 42 kg.m, momen gesek dinamis
(Tdo) = 44,6 kg.m > 25,54 kg.m, frekwensi penghubungan (z) = 200 hb/h, maka
kerja penghubung yang diizinkan (Ea) = 400 kg.m
Waktu penghubung yang sesungguhnya
2
GD nr
t ae=
375(T d 0 −T l 1 )
(0,232)(6000)
t ae=
375(44,6−13,9)
t ae=0,011( s)
0,12 ( s )< 0,3 ( s ) ,baik
Tabel 3.8. Batas keausan Rem dan Kopling Elektromagnetik Plat Tunggal Kering
(Sularso, 2004)
53
Bahan plat gesek paduan tembaga sinter, dari (Table 3.7) laju keausan permukaan
w = 6 × 10-7 cm3/(kg.m), dan nomor kopling 42 dari (Tabel 3.8) volume keausan
yang diizinkan adalah (dengan interpolasi):
L3=91,5+
[( 40−70
41−40 )
. ( 150−91 )
]
L3=95 cm3
5.Momen beban pada saat start Tl1 (kg/m) 18. Nomor kopling elektro magnit ,
Momen beban setelah start Tl2 (kg/m) Bahan gesek
Waktu penggantian bahan gesek
54
<
<
a
3.1.4. Perhitungan Pegas
Pada kopling pegas tekan berfungsi sebagai peredam getaran dan penahan
gaya permukaan terhadap plat gesek.
Hf
Diketahui :
T =13897,81 Kg . mm
n=4 (direncanakan)
55
d=5 mm
Beban maksimun, Wl
T =( D/2 ) W l ..............................(Sumber; Sularso 1983. Hal
T
315) W l=
( D/2 )
13897,81
W l=
20 /2
W l=1387,78 Kg
Faktro tegangan :
4 c −1 0,615
K= + … … … … … …(Sumber ; Sularso1983. Hal 316)
4 c−4 c
16−1 0,615
K= +
16−4 4
K=1,4
Tegangan geser, τ :
8 D Wl
τ =K 3
πd
56
5
¿
¿
π¿
8(20)(1387,78)
τ =1,4 ¿
2
τ =310 Kg /mm
Bahan p egas SUP4 (Baja pegasn) dengan tegangan geser maksimum yang
τ a =65 2 2
diizinkan kg/mm , Modulus geser G=8000 kg/mm
(berdasarkan tabel 3.9).
Tegangan rencana :
τ d =τ a . 0,8
τ d =65 . 0,8
τ d =52 Kg /mm2
Wl
k=
δ
1389,78
k= k =69,48 Kg /mm
20
G d4
k=
8 n D3
( 8000)54
69,48= n=1,1
8 n (20)3
Lendutan total :
1,1
δ =20 =19,56
1,233
δ =19,5 mm → ( 18−20 ) baik
Jumlah lilitan untuk masing-masing ujung diambil 1, maka panjang padat pegas,
57
H c =( n+1,5 ) d
H c =( 1,1+1,5 ) 5
H c =13 mm
Tinggi pegas pada lendutan maksimum (Hl), Cl = 0,2 -0,6 mm (diambil 0,6 mm)
Cl =(H l −H c )/n+1,5
0,5=(H l−13)/1,1+1,5
H l−13=1,56
H l=14,56 m
58
Lendutan efektif h,
h=δ −δ 0
h=19,5−16,91
h=2,59mm
Hl>Hc
14,56 mm>13 mm (baik)
Kelonggaran kawat pada awal terpasang antara (Cs) antara 1,0 – 2,0 mm, maka
diambil 1,6 mm
Kelonggaran kawat pada awal terpasang antara (Cl) antara 0,2 -0,6 mm, maka
diambil 0,6 mm
H f / D<5
34,07/20<5
1,7<5
Diameter kawat, 5 mm
START b a
59
11. Beban awal terpasang : Wo = kg
1. Beban maksimum : Wl (kg) Lendutan efektif : h = mm
Lendutan : δ = 18 – 20 mm Tinggi pada lendutan maksimum : Hl = mm
Tarik atau tekan
Diameter rata-rata : D (mm)
12. Jumlah lilitan mati pada setiap
ujung 1
2. Taksiran awal :
Indeks pegas : c = 4 13. Tinggi mampat : Hc = mm
Diameter kawat : d (mm)
c d f
c d f
STOP
60
END
3.1.5. Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros yang berbeban
sehingga putaran dan getaran bolak - balik dapat berputar secara halus, dan tahan
lama. Bantalan harus kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesinnya
bekerja dengan baik, jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi
seluruh sistem akan menurun atau tidak berkerja semestinya.
Momen yang ditransmisikan dari poros (T) 13897,81 Kg.mm dan putaran
(n) 6000 rpm.
61
6000 10 26 8 0,5 360 196
6001 6001ZZ 6001VV 12 28 8 0,5 400 229
6002 6002ZZ 6002VV 15 32 9 0,5 440 263
6003 6003ZZ 6003VV 17 35 10 0,5 470 296
6004 6004ZZ 6004VV 20 42 12 1 735 465
6005 6005ZZ 6005VV 25 47 12 1 790 530
6006 6006ZZ 6006VV 30 55 13 1,5 1030 740
6007 6007ZZ 6007VV 35 62 14 1,5 1250 915
6008 6008ZZ 6008VV 40 68 15 1,5 1310 1010
6009 6009ZZ 6009VV 45 75 16 1,5 1640 1320
6010 6010ZZ 6010VV 50 80 16 1,5 1710 1430
Untuk bantalan bola alur dalam F a /C a=0,014 (direncanakan) dari tabel 3.11.
di bawah ini :
Baris
cincin luarBeban putar pada
Baris ganda
tunggal
Baris Baris
E
Jenis bantalan tunggal ganda
Fa / VFr > e Fa /VFr ≤ e Fa /VFr > e
V X Y X Y X Y X0 Y0 X0 Y0
62
Fa /C0 =
0,014 2,30 2,30 0,19
= 0,028 1,99 1,99 0,22
Bantalan = 0,056 1,71 1,71 0,26
bola alur = 0,084 1 1,2 0,56 1,55 1 0 0,56 1,55 0,28 0,6 0,5 0,6 0,5
= 0,11 1,45 1,45 0,30
dalam = 0,17 1,31 1,31 0,34
= 0,28 1,15 1,15 0,38
= 0,42 1,04 1,04 0,42
= 0,56 1,00 1,00 0,44
Dari tabel 3.11 dapat diketahui harga beban radial Fr dengan menggunakan
persamaan:
Fa
>e
v . Fr
Dimana:
v = beban putar pada cincin dalam
e = 0,19
Maka:
Fa
v .e
14,12
=74,42 Kg
1 . 0,19
63
P= X . FY +Y . F a
Dimana:
P = beban ekivalen (kg)
Fr = beban radial (kg)
Fa = beban aksial (kg)
X ,Y = harga - harga baris tunggal yang terdapat dalam
(tabel 3.12) di atas
Jika C (kg) menyatakan beban nominal dinamis spesifik dan P (kg) beban
C 1310
f h=f n f h=0,1770
P 74,1927
f h=3,1729
64
S TAR T
4. faktor kecepatan : fn
Faktor umur : fh
a b
a b
5. Umur : Lh = jam
65
STOP
END
Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting untuk
mencegah kecelakaan atau kerusakan pada mesin. Pemilihan baut dan mur sebagai
alat pengikat harus dilakukan dengan seksama untuk mendapatkan ukuran yang
sesuai. Di dalam perencanaan kopling ini. Baut dan mur berfungsi sebagai
pengikat gear box. Untuk menentukan ukuran baut dan mur, berbagai faktor harus
diperhatikan seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan
bahan, kelas ketelitian, dan lain-lain.
66
Maka diameter baut yang diperlukan adalah:
d1≥
√ 4. F
π . σa
d1≥
√ 4 . 43,43
π .6
d 1 ≥ 9,4 mm
Dari hitungan diatas dan menurut table 3.12 d1 = 10,106 mm (pada tabel) > 9,4
mm (pada hutungan). Baut yang digunakan adalah M12.
67
Tegangan geser akar ulir mur:
Wd
τb= (dimana j=0,75)
π . D. j . p . z
83,35
τb=
π . 6 . 0,75. 1 . 4
τ b =1,47 Kg/mm2
Tegangan geser akar ulir baut (τb) dan tegangan geser akar ulir mur (τn) lebih kecil
dari tegangan geser yang diizinkan (τa), maka baut dan mur yang direncanakan
aman terhadap tegangan geser.
Bahan baut dan mur baja liat dengan kadar karbon 0,22 %.
Diameter nominal ulir : Baut = M 6, dan Mur = M 6, tinggi mur = 4 mm
S TAR T b a
13. τb : τa
τn : τa
68
>
6. Pemilihan ulir standar
Diameter luar : d = mm
Diameter inti : d1 = mm
Jarak bagi : p = mm ≤
b a END
69
Gambar 3.10. Paku Keling
Karena paku keling terletak di tengah - tengah kopling plat gesek, sehingga:
D1 + D2
rm=
4
Dimana:
rm = Jarak paku keeling dari sumbu poros
D1 = Diameter dalam plat gesek
D2 = Diameter luar plat gesek
248+310
rm=
4
rm=139,5 mm
70
Gaya yang bekerja pada paku keeling adalah:
T
F=
rm
dimana :
F = Gaya yang bekerja pada paku keling (kg)
T = Momen puntir yang bekerja pada poros sebesar
(13897,81 kg.mm)
rm = Jarak antara paku keling (mm)
Maka,
13897,81
F=
139,5
F=99,6 kg
Maka,
99,6
F' =
24
'
F =4,15 kg
Jadi setiap paku keling menerima gaya F’ = 4,10 kg
71
σb
σi=
v
37
σi=
9
2
σ i =4,11 Kg/mm
τ gi > τ g
3,2280>1
S TAR T
72
2. Diameter paku keling : d = 4 mm
STOP
END
73
Pemindahan daya dan putaran direncanakan dengan transmisi roda gigi
secara bertingkat dengan perbandingan gigi sebagai berikut :
1st 3,769
2nd 2,045
3rd 1,376
Perbandingan Gigi (Gear Ratio)
4th 1,000
5th 0,838
Reverse 4,128
Perbandingan Gigi Akhir (Final Gear Ratio) 4,875
Kecepatan 3
Rendah v =0,5−10 m/s f v=
3+ v
Kecepatan 6
Sedang v =5−20 m/s f v=
6+ v
74
Kecepatan 5,5
Tinggi v =20−50 m/s f v=
5,5+ √ v
Seri ke-1 Seri ke-2 Seri ke-3 Seri ke-1 Seri ke-2 Seri ke-3
0,1 3,5
0,15 4
0,2 4,5
0,25 5
0,3 5,5
0,35 6
0,4 7
0,45 8 3,75
0,5 9
0,55 10
0,6 11
0,65 12 6,5
0,7 14
0,8 0,75 16
18
1 0,9 20
1,25 22
1,5 25
28
2 1,75 3.25 32
36
2,5 2,25 40
45
3 2,75 50
Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2 (diambil 1,2)
Maka daya yang direncanakan adalah (Pd) :
Pd = P . fc (kW)
= 76,44 . 1,12
= 89,328 kW
75
Diameter lingkaran jarak bagi (d) :
2. a
d 1=
1+i
2. 200
d 1=
1+ 3,769
d 1=83,87 mm
2 .a . i
d 2=
1+i
2. 200 . 3,769
d 1=
1+ 3,769
d 1=316,12 mm
Jumlah gigi
Y
z
DF10 0,201
11 0,226
12 0,245
13 0,261
14 0,276
15 0,289
76
z 1=13,97 ≈ 14
d2
z 2=
m
316,12
z 2=
6
z 2=52,68 ≈ 53
d 02 =z 2 . m
d 02=53 . 6
d 02 =318
Kelonggaran sisi c 0 = 0
Kelonggaran puncak (Ck) :
C k =0,25 . m
77
C k =0,25 . 6
C k =1,5
d k 1=( 14+ 2 ) . 6
d k 1=96
d k 2=( z 2 +2 ) . m
d k 2=( 53+2 ) . 6
d k 2=330
Diameter kaki ( d f )
d f 1 =( z 1−2 ) . m−2. C k
78
π . d 01 . n
v=
60 . 1000
π . 84 . 6000
v=
60 . 1000
v =26,38 m/s
dari tabel 3.15 ( v =20−50 m/s ) untuk kecepatan tinggi dengan persamaan :
5,5
f v=
5,5+ √ v
5,5
f v=
5,5+ √ 26,38
f v =0,521
79
σ
S 45 C (¿¿ a 1) = 30 Kg/mm2
¿
σ
FC 20 (¿¿ a 2) = 9 Kg/mm2
¿
Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 Hb dengan besi cor
'
Fb 2 =σ B 2 . m. Y 2 . f v
'
Fb 2 =9 .6 .0,412 . 0,521
F'b 2 =11,59 Kg/mm
80
Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2 (diambil 1,2)
Maka daya yang direncanakan adalah (Pd) :
Pd = P . fc (kW)
= 76,44 . 1,12
= 89,328 kW
2 .a . i
d 2=
1+i
2 .200 . 2,045
d 2=
1+2,045
d 2=268,63 mm
d2
z 2=
m
268,63
z 2=
6
z 2=44,77 ≈ 45
81
Perbandingan gigi (i) :
z2
i=
z1
45
i=
22
i=2,045
d 02=z 2 . m
d 02 =45 . 6
d 02=270
Kelonggaran sisi c 0 = 0
Kelonggaran puncak (Ck) :
C k =0,25 . m
C k =0,25 . 6
C k =1,5
82
d k 1=( 22+2 ) . 6
d k 1=144
d k 2=( z 2 +2 ) . m
d k 2=( 45+2 ) .6
d k 2=282
Diameter kaki ( d f )
d f 1 =( z 1−2 ) . m−2. C k
83
v =41,46 m/s
dinamis dari tabel 3.15 ( v =20−50 m/s ) untuk kecepatan tinggi dengan
persamaan :
5,5
f v=
5,5+ √ v
5,5
f v=
5,5+ √ 41,46
f v =0,48
84
σ
S 45 C (¿¿ a 1) = 30 Kg/mm2
¿
σ
FC 20 (¿¿ a 2) = 9 Kg/mm2
¿
Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 Hb dengan besi cor
F'b 2 =σ B 2 . m. Y 2 . f v
'
Fb 2 =9 .6 .0,3994 .0,48
F'b 2 =10,35 Kg/mm
' '
Harga minimum adalah Fmin =5,46 Kg/mm dari FH
85
Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2 (diambil 1,2)
Maka daya yang direncanakan adalah (Pd) :
Pd = P . fc (kW)
= 76,44 . 1,12
= 89,328 kW
2 .a . i
d 2=
1+i
2 .200 . 1,376
d 2=
1+1,376
d 2=231,64 mm
d2
z 2=
m
231,64
z 2=
6
86
z 2=38,6 ≈ 39
d 02 =z 2 . m
d 02=39 . 6
d 02 =234
Kelonggaran sisi c 0 = 0
Kelonggaran puncak (Ck) :
C k =0,25 . m
C k =0,25 . 6
C k =1,5
87
d k 1=( z 1 +2 ) . m
d k 1=( 28+2 ) . 6
d k 1=180 mm
d k 2=( z 2 +2 ) . m
d k 2=( 39+2 ) . 6
d k 2=246 mm
Diameter kaki ( d f )
d f 1 =( z 1−2 ) . m−2. C k
d f 1 =( 28−2 ) . 6−2. 1,5
d f 1 =153 mm
88
π .168 . 6000
v=
60 .1000
v =52,77 m/ s
dinamis dari tabel 3.15 ( v =20−50 m/s ) untuk kecepatan tinggi dengan
persamaan :
5,5
f v=
5,5+ √ v
5,5
f v=
5,5+ √ 52,77
f v =0,43
89
Tegangan lentur yang dizinkan :
σ
S 45 C (¿¿ a 1) = 30 Kg/mm2
¿
σ
FC 20 (¿¿ a 2) = 9 Kg/mm2
¿
Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 Hb dengan besi cor
'
Fb 2 =σ B 2 . m. Y 2 . f v
'
Fb 2 =9 .6 .0,386 . 0,43
F'b 2 =8,96 Kg/mm
' '
Harga minimum adalah Fmin =6,64 Kg /mm dari FH
90
n1 = 6000 rpm
i = 1,000 (perdandingan roda gigi berdasarkan spesifikasi)
a = 200 mm (jarak sumbu poros direncanakan)
Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2 (diambil 1,2)
Maka daya yang direncanakan adalah (Pd) :
Pd = P . fc (kW)
= 76,44 . 1,12
= 89,328 kW
2 .a . i
d 2=
1+i
2 .200 . 1,376
d 2=
1+1,376
d 2=200 mm
91
d2
z 2=
m
200
z 2=
6
z 2=33,3 ≈ 34
d 02 =z 2 . m
d 02=34 . 6
d 02=201 mm
Kelonggaran sisi c 0 = 0
Kelonggaran puncak (Ck) :
C k =0,25 . m
C k =0,25 . 6
92
C k =1,5
d k 1=( 34 +2 ) . 6
d k 1=213 mm
d k 2=( z 2 +2 ) . m
d k 2=( 34 +2 ) .6
d k 2=213 mm
Diameter kaki ( d f )
d f 1 =( z 1−2 ) . m−2. C k
93
Kecepatan keliling (v) :
π . d 01 . n
v=
60 . 1000
π . 204 .6000
v=
60 . 1000
v =64,08 m/ s
dinamis dari tabel 3.15 ( v =20−50 m/s ) untuk kecepatan tinggi dengan
persamaan :
5,5
f v=
5,5+ √ v
5,5
f v=
5,5+ √ 64,08
f v =0,4
94
σ
Kekuatan Tarik (¿¿ B 2) = 20 Kg/mm2
¿
Kekerasan permukaan gigi ( H B 2 ) = 170 (rata-rata)
'
Fb 2 =σ B 2 . m. Y 2 . f v
'
Fb 2 =9 .6 .0,371 . 0,4
F'b 2 =8,01 Kg/mm
' '
Harga minimum adalah Fmin =5,3 Kg/mm dari FH
95
3.2.5. Perhitungan Gigi Kecepatan 5
Diketahui : P = 104 Ps
n1 = 6000 rpm
i = 0,838 (perdandingan roda gigi berdasarkan spesifikasi)
a = 200 mm (jarak sumbu poros direncanakan)
Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2 (diambil 1,2)
Maka daya yang direncanakan adalah (Pd) :
Pd = P . fc (kW)
= 76,44 . 1,12
= 89,328 kW
Diameter lingkaran sementara jarak bagi :
2. a
d 1=
1+i
2. 200
d 1=
1+ 0,838
d 1=217,62 mm
2 .a . i
d 2=
1+i
2 .200 . 0,838
d 2=
1+0,838
d 2=182,37 mm
96
d2
z 2=
m
182,37
z 2=
6
z 2=30,395 ≈ 31
d 02 =z 2 . m
d 02=31 .6
d 02=186 mm
Kelonggaran sisi c 0 = 0
Kelonggaran puncak (Ck) :
C k =0,25 . m
C k =0,25 . 6
C k =1,5
97
Diameter kepala (dk) :
d k 1=( z 1 +2 ) . m
d k 1=( 36+2 ) . 6
d k 1=228 mm
d k 2=( z 2 +2 ) . m
d k 2=( 31+2 ) . 6
d k 2=198 mm
Diameter kaki ( d f )
d f 1 =( z 1−2 ) . m−2. C k
d f 1 =( 36−2 ) . 6−2. 1,5
d f 1 =201mm
98
π . 222. 6000
v=
60 .1000
v =69,74 m/s
dinamis dari tabel 3.15 ( v =20−50 m/s ) untuk kecepatan tinggi dengan
persamaan :
5,5
f v=
5,5+ √ v
5,5
f v=
5,5+ √ 59,74
f v =0,39
99
σ
S 45 C (¿¿ a 1) = 30 Kg/mm2
¿
σ
FC 20 (¿¿ a 2) = 9 Kg/mm2
¿
Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 Hb dengan besi cor
F'b 2 =σ B 2 . m. Y 2 . f v
'
Fb 2 =9 .6 .0,361 . 0,39
F'b 2 =8 Kg/mm
Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar :
' 2 . z2
F H =f v . k H . d 01 .
z1+ z2
2 . 31
F'H =0,39 . 0,079 .168 .
37 +31
F'H =4,71 Kg/mm
' '
Harga minimum adalah Fmin =4,71 Kg/mm dari FH
Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2 (diambil 1,2)
100
Maka daya yang direncanakan adalah (Pd) :
Pd = P . fc (kW)
= 76,44 . 1,12
= 89,328 kW
2 .a . i
d 2=
1+i
2 .200 . 4,128
d 2=
1+4,128
d 2=321,99 mm
d2
z 2=
m
321,99
z 2=
6
z 2=53,66 ≈ 54
101
Perbandingan gigi (i) :
z2
i=
z1
54
i=
13
i=4,53
d 02=z 2 . m
d 02 =54 . 6
d 02=324 mm
Kelonggaran sisi c 0 = 0
Kelonggaran puncak (Ck) :
C k =0,25 . m
C k =0,25 . 6
C k =1,5
d k 1=( 13+2 ) . 6
102
d k 1=90 mm
d k 2=( z 2 +2 ) . m
d k 2=( 54 +2 ) . 6
d k 2=336 mm
Diameter kaki ( d f )
d f 1 =( z 1−2 ) . m−2. C k
103
Gaya tangensial (Ft) :
102. Pd
Ft =
v
102. 89,328
Ft =
24,5
Ft =371,89 Kg
dinamis dari tabel 3.15 ( v =20−50 m/s ) untuk kecepatan tinggi dengan
persamaan :
5,5
f v=
5,5+ √ v
5,5
f v=
5,5+ √ 24,5
f v =0,2
104
σ
FC 20 (¿¿ a 2) = 9 Kg/mm2
¿
Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 Hb dengan besi cor
'
Fb 2 =σ B 2 . m. Y 2 . f v
'
Fb 2 =9 .6 .0,413 . 0,2
F'b 2 =4,46 Kg/mm
' '
Harga minimum adalah Fmin =1,98 Kg/mm dari FH
START a
105
1. Daya yang ditransmisikan P (kW) 12. Faktor dinamis : fv
Putaran poros n1 (rpm)
Perbandingan reduksi i
13. Bahan masing - masing gigi
Kekuatan tarik : σB1, σB2 (kg/mm2)
Kekerasan permukaan gigi : HB1, HB2
5 2. Faktor koreksi fc
106
bekerja dengan baik, jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi
seluruh sistem akan menurun atau
tidak berkerja semestinya.
Momen yang ditransmisikan dari poros (T) 13897,81 Kg.mm dan putaran
(n) 6000 rpm.
107
Pada perhitungan ini telah diperoleh ukuran diameter porosnya (
ds )
sebesar (42 mm). Berdasarkan dari tabel 3.10 di atas maka ukuran - ukuran dari
bantalan dapat ditentukan sebagai berikut :
Nomor bantalan 6008,
Diameter bantalan, D = 68 mm
Lebar bantalan,B = 15 mm
Kapasitas nominal dinamis spesifik, C = 1310 Kg
Kapasitas nominal statis spesifik, C0 = 1010 Kg
Untuk bantalan bola alur dalam F a /C a=0,014 (direncanakan) dari tabel 3.11.
di bawah ini :
Baris
cincin luarBeban putar pada
Baris ganda
tunggal
Baris Baris
E
Jenis bantalan tunggal ganda
Fa / VFr > e Fa /VFr ≤ e Fa /VFr > e
V X Y X Y X Y X0 Y0 X0 Y0
Fa /C0 =
0,014 2,30 2,30 0,19
= 0,028 1,99 1,99 0,22
Bantalan = 0,056 1,71 1,71 0,26
bola alur = 0,084 1 1,2 0,56 1,55 1 0 0,56 1,55 0,28 0,6 0,5 0,6 0,5
= 0,11 1,45 1,45 0,30
dalam = 0,17 1,31 1,31 0,34
= 0,28 1,15 1,15 0,38
= 0,42 1,04 1,04 0,42
= 0,56 1,00 1,00 0,44
108
α = 20o 0,43 1,00 1,09 0,70 1,63 0,57 0,42 0,84
Bantalan = 25o 0,41 0,87 0,92 0,67 1,41 0,68 0,38 0,76
bola = 30o 1 1,2 0,39 0,76 1 0,78 0,63 1,24 0,80 0,5 0,33 1 0,66
sudut = 35o 0,37 0,66 0,66 0,60 1,07 0,95 0,29 0,58
= 40o 0,35 0,57 0,55 0,57 0,93 1,14 0,26 0,52
Dari tabel 3.11 dapat diketahui harga beban radial Fr dengan menggunakan
persamaan:
Fa
>e
v . Fr
Dimana:
v = beban putar pada cincin dalam
e = 0,19
Maka:
Fa
v .e
14,12
=74,42 Kg
1 . 0,19
P= X . FY +Y . F a
Dimana:
P = beban ekivalen (kg)
Fr = beban radial (kg)
Fa = beban aksial (kg)
X ,Y = harga - harga baris tunggal yang terdapat dalam
(tabel 3.12) di atas
109
Dengan memasukkan harga-harganya maka didapat:
P=0,56 . 74,42+2,30 .14,14
P=74,1927 Kg
Jika C (kg) menyatakan beban nominal dinamis spesifik dan P (kg) beban
C 1310
f h=f n f h=0,1770
P 74,1927
f h=3,1729
S TAR T
a b
4. faktor kecepatan : fn
Faktor umur : fh
5. Umur : Lh = jam
STOP
END
Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting untuk
mencegah kecelakaan atau kerusakan pada mesin. Pemilihan baut dan mur sebagai
alat pengikat harus dilakukan dengan seksama untuk mendapatkan ukuran yang
sesuai. Di dalam perencanaan kopling ini. Baut dan mur berfungsi sebagai
pengikat gear box. Untuk menentukan ukuran baut dan mur, berbagai faktor harus
111
diperhatikan seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan
bahan, kelas ketelitian, dan lain-lain.
d1≥
√ 4. F
π . σa
d1≥
√ 4 . 6,89
π .6
d 1 ≥ 2,92 mm
Dari hitungan diatas dan menurut table 3.12 d1 = 4,917 mm (pada tabel) > 2,219
mm (pada hutungan). Maka pemilihan ulir standar adalah M6.
112
Tabel 3.12. Ukuran standar ulir kasar metris (Sularso, 2004)
Ulir dalam
Ulir Diameter Diameter Diameter
Jarak Tinggi luar D efektif D2 dalam D1
bagi kaitan
p H1 Ulir luar
1 2 3 Diameter Diameter Diameter
luar d efektif d2 inti d1
M6 1 0,541 6,000 5,350 4,917
M7 1 0,541 7,000 6,350 5,917
M8 1,25 0,677 8,000 7,188 6,647
M9 1,25 0,677 9,000 8,188 7,647
M 10 1,5 0,812 10,000 9,026 8,376
M 11 1,5 0,812 11,000 10,026 9,376
M 12 1,75 0,947 12,000 10,863 10,106
M 14 2 1,083 14,000 12,701 11,835
M 16 2 1,083 16,000 14,701 13,835
M 18 2,5 1,353 18,000 16,376 15,294
M 20 2,5 1,353 20,000 18,376 17,294
M 22 2,5 1,353 22,000 20,376 19,294
M 24 3 1,624 24,000 22,051 20,752
M 27 3 1,624 27,000 25,051 23,752
M 30 3,5 1,894 30,000 27,727 26,211
M 33 3,5 1,894 33,000 30,727 29,211
M 36 4 2,165 36,000 34,402 31,670
M 39 4 2,165 39,000 36,402 34,670
Dari hitungan diatas dan menurut table 3.12 d1 = 4,917 mm (pada tabel) > 4,4 mm
(pada hutungan).
τ a =3 Kg/mm2
113
Diameter luar ulir dalam, D = 6 mm
Diameter efektif ulir dalam, D2 = 5,350 mm
Tinggi kaitan gigi dalam, H1 = 0,541 mm
S TAR T b a
> 13. τb : τa
τn : τa
6. Pemilihan ulir standar
Diameter luar : d = mm
Diameter inti : d1 = mm
Jarak bagi : p = mm ≤
b a END
114