Anda di halaman 1dari 83

BAB 3

PERHITUNGAN BAGIAN UTAMA

3.1. Kopling
3.1.1. Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dasi setiap mesin,
termasuk perancangan kopling. Hampir semua mesin meneruskan tenaga
bersama-sama dengan putaran. Peranan utama yang dalam transmisi seperti itu
dipegang oleh poros.
Untuk merancang sebuah poros, ada bebrapa hal yang perlu diperhatikan,
sebagai berikut :
1. Kekuatan poros,
2. Kekakuan poros,
3. Putaran kritis,
4. Korosi, dan
5. Bahan poros.

Gambar 3.1 Poros

Pada perencanaan ini poros memindahkan Daya (N) sebesar 104 PS dan
Putaran (n) sebesar 6000 rpm. Jika daya di berikan dalam daya kuda (PS) maka
harus dikalikan 0,735 untuk mendapatkan daya dalam (kW). Dari data tersebut
dapat diperoleh harga Torsi (T) dengan faktor koreksi (fc) untuk daya maksimum
adalah 0,8-1,2 (diambil 1,2) seperti tabel berikut :

Tabel 3.1 Faktor-faktor koresksi daya yang aka di transmisikan, fc (Sularso, 1978)

Daya yang akan ditransmiskan fc


Daya rata-rata yang diperlukan 1,2-2,0
Daya maksimum yang diperlukan 0,8-1,2
Daya normal 1,0-1,5

32
Daya (P) : 104 Ps
Putaran : 6000 rpm

Dimana : 1 Ps = 0,735 kW
P = 104 x 0,735
= 76,44 kW
Maka :
Pd = P . fc (kW)
= 76,44 . 1,12
= 89,328 kW

Jadi daya rencana adalah 89,328 kW, sehingga besar Torsi (momen puntir) untuk
daya rencana adalah :
Pd 76,44 kW Sularso 1983. Hal 7)
T =9,74 x 105 mm 9,74 x 10 5
¿....................(Sumber;
n 6000
¿ 13897,81 Kg . mm=13,9 Kg .m

Tabel 3.2 Baja karbon untuk konsrtuksi mesin dan baja yang difinis dingin untuk
bahan poros (Sularso, 1978)

Kekuatan
Tarik
Perlakuan Kg/mm
Standar dan macam Lambang Keterangan
panas ¿
¿
¿
)
S30C Penormalan 48
S35C “ 52
Baja karbon
S40C “ 55
konstruksi mesin
S45C “ 58
(JIS G 4501)
S50C “ 62
S55C “ 66
S35C-D - 53 Ditarik dingin,
Baja karbon yang digerinda, atau
S45C-D - 60
difinis dingin gabungan antara
S55C-D - 72 hal-hal tersebut

33
Bahan yang dipilih untuk poros adalah bahan yang difinis dingin SC35C-D
dengan kukutan Tarik σ B=53 Kg/mm2 , dapat dilihat pada table diatas.
Maka tegangan geser yang diizinkan :
τ a =σ B /( Sf 1 x Sf 2 ) ......................... (Sumber; Sularso 1983. Hal 8

Dimana :
Kg/ mm
τa = Tegangan geser yang diizinkan (¿ ¿ 2)
¿
Kg/mm
σ B = Tegangan taik izin (¿ ¿ 2)
¿
Sf 1 = Faktor keamanan akibat pengaruh masa untuk bahan S-C
(baja
karbon) diambil 6,0 sesuai dengan standart ASME
(Sumber; Sularso 1983. Hal 8)
Sf 2 = Faktor keamanan akibat pengaruh bentuk poros atau daya
spline pada poros, di mana harga sebesar 1,3-3,0 maka
di ambil 1,85

τ a =53/(6 x 1,85)
2
τ a =4,77 Kg/mm

Pertimbangan momen untuk diameter poros, dapat dihitung dengan persamaan


berikut :
1
ds=
[ 5,1
K C T
τa t b ] 3
....................(Sumber; Sularso 1983. Hal 8)

Dengan :
ds = Diameter poros (mm)
Kt = Faktor bila terjadi kejutan dan tumbukan besar atau kasar
1,5 - 3,0 diambil 2,25
Cb = Faktor keamanan terhadap beban lentur harganya
1,2 - 2,3 diambil 1,87

34
T = Momen torsi rencana (Kg/mm2 )

Maka :
1
ds= [
5,1
4,77
2,25 . 1,87 . 13897,81 ] 3

d s =41,45 mm
d s =42 mm (diambil sesui table diameter poros)

Tabel 3.3 Tabel Diameter Poros (Sularso, 1978)

4 10 *22,4 40 100 *224 400


24 (105) 240
11 25 42 110 250 420
260 440
4,5 *11,2 28 45 *112 280 450
12 30 120 300 460
31,5 48 *315 480
5 *12,5 32 50 125 320 500
130 340 530
35 55
*5,6 14 35,5 56 140 *335 560
(15) 150 360
6 16 38 60 160 380 600
(17) 170
*6,3 18 63 180 630
19 190
20 200
22 65 220
7 70
*7,1 71
75
8 80
85
9 90

Keterangan :
1. Tanda * menyatakan bahwa bilangan yang bersangkutan dipilih dari
bilangan standart.
2. Bilangan di dalam kurung hanya di pakai untuk bagian di mana akan di
pasang bantalan gelinding.

35
Anggap diameter yang menjadi tempat bantalan 48 mm maka diperoleh (lihat
pada gambar 3.2).

Jari-jari filet = (48−42)/2=3 mm


r 3 mm
= =0,071
d s 42 mm
D 47 mm
= =1,14
d s 42 mm

Gambar 3.2 Faktor koreksi tegangan β untuk pembebanan momen puntir statis
dari suatu poros bulat dengan pengecilan diameter yang diberi filet
(Sularso, 1978)

dari gambar 3.2 maka β = 1,2

36
Gambar 3.3 Faktor koreksi tegangan α untuk pembebanan puntir statis dari
suatu poros bulat dengan alur pasak persegi yang diberi filet (Sularso, 2004)
dari diameter 42 mm diperoleh:
d s 42mm
b= = =10,5 mm
4 4
d s 42 mm
t= = =5,25 mm
8 8
Filet = 0,6 (besar dari JIS)
maka diapati alur pasak 12 x 8 x 0,6
Konsentrasi tegangan pada poros alur pasak adalah :
r 3
= =0,071
d s 42 mm

Dari gambar 3.3 diperoleh α = 2,1 (α > β)


Tegangan geser yang diizinkan adalah:
T
τ =5,1 3
(ds)
13897,81
τ =5,1
423
2
τ =0,9947 Kg/mm

maka dapat dibuktikan bahwa poros tersebut layak digunakan

37
τa . S f 2
>C b . K t . τ
α
4,77 Kg/mm2 .1,85
>1,87 . 2,25. 0,9947
2,1
4,2021> 4,18522 (Baik)

Dari perhitungnan diatas diperoleh


d s =42 mm
Bahan SC35C-D
Diameter poros : ϕ 42 x ϕ 46
Jari-jari filet = 3 mm
Pasak : 12 x 8 (lihat table ukuran-ukuran utama : Sularso 1983. Hal 10)
Alur pasak : 10,5 x 5,25 x 0,6
Diagram Alir Perhitungan Poros

S TAR T a

1. Daya yang ditrasmisikan : 76,49 kW


Putaran poros : 6000 rpm 10. Diameter poros ds (mm)
Bahan poros, Perlakuan Panas
Jai-jari filet dari poros bertangga
Ukuran pasak, dan alur pasak

38
3.1.2. Spline dan Naf
Putaran dari poros
2. Faktor Koreksi f : 1,12 penggerak akan diteruskan ke flywheel dan plat gesek
c

melalui plat penekan. Dengan berputarnya plat gesek maka poros yang digerakkan
3. Daya Rencana Pd (kW)
akan ikut berputar dengan perantaraan naaf dan
STOP
spline. 4.Fungsi spline
Momen puntir adalah
Rencana sama dengan pasak,
T (kg mm)

yaitu meneruskan daya dan putaran dari poros ke


END
kompone-komponen lain
5. Bahan poros, perlakuan panas, yang terhubung
kekuatan tarik σB (kg/mm2)
dengannya, ataupun
Apakan poros bertanggasebaliknya.
atau ber- Perbedaannya adalah spline menyatu atau
alur pasak
menjadiFaktor
bagian dariSf poros
Keamanan , Sf sedangkan pasak merupakan komponen yang terpisah
1 2

dari poros dan memerlukan alur pada poros untuk pemasangannya. Selain itu
6. Tegangan geser yang dizinkan τa (Kg/mm2)
jumlah spline pada suatu konstruksi telah tertentu (berdasarkan standar SAE).
7. Faktor koreksi untuk momen puntir Kt
Faktor lenturan Cb
3.1.2.1. Perhitungan Spline

8. Diameter Poros ds (mm)

9. Jari-jari fillet dari poros bertangga r (mm)


Ukuran pasak dan alur pasak

10. Faktor koreksi tegangan pada poros bertangga β, pada


pasak α
Gambar 3.4 Spline
11. Tegangan geser τ (Kg/mm2)

Untuk pemakaian spline pada kendaraan bermotor, mesin perkakas, dan


τ Sf
mesin produksi, perhitungannya dilakukan berdasarkan pada standar dari SAE
< 12= a 2 :Cb K t τ
α atau βEngineering). Simbol-simbol yang dipakai dalam standar
(Society of Automotive
ini adalah:

Keterangan Gambar :
D = diameter luar spline
h =a tinggi spline
w = lebar spline
L = panjang spline
d = diamater dalam spline (diameter poros)

39
Ukuran spline untuk berbagai kondisi operasi telah ditetapkan dalam standar
SAE pada tabel:
Tabel 3.4 Spesifikasi spline untuk berbagai kondisi operasi (standar SAE)

Number To Slide When To Slide When


Permanent Fit All Fits
of not Under Load Under Load
Splines h d h d h d w
4 0,075D 0,850D 0,125D 0,750D - - 0,241D
6 0,050D 0,900D 0,075D 0,850D 0,100D 0,800D 0,250D
10 0,045D 0,910D 0,070D 0,860D 0,095D 0,810D 0,156D
16 0,045D 0,910D 0,070D 0,860D 0,095D 0,810D 0,098D

Pada kopling Grand New Veloz jenis spline yang dipergunakan adalah
spline dengan jumlah 16 buah pada kondisi meluncur saat tidak dibebani (to slide
when not under load). Dari Tabel 3.4 diperoleh data sebagai berikut :
h=0,070 . D
d=0,860 . D
w=0,098 . D

Dari perhitungan poros diperoleh diameter poros adalah 42 mm, di mana


harga ini adalah sama dengan diameter dalam dari spline. Dengan memasuk harga
ini ke data di atas diperoleh :
Diameter luar:
d
d=0,860 . D D=
0,860
42
D=
0,860
D=48,83 mm

Tinggi spline (h)


h=0,070 . 48,83 mm
h=3,41mm

lebar spline (w)


w=0,098 . 48,83 mm

40
w=4,78
Sedangkan panjang spline diperoleh dari :

D3
l= 2
d

48,833
l=
422
l=66,03 mm

Dan jari-jari rata-rata spline adalah


D+d 48,83 mm+42 mm
r m= r m=
4 4
r m=22,73 mm

Besar gaya yang bekerja pada spline


T
F= .......................( Statika , Ferdinan F Beer, hal 151 )
rm
dimana :
F=¿ gaya-gaya yang bekerja pada spline (Kg)
T =¿ momen torsi rencana (Kg.mm)
r m=¿ jari-jari spline (mm)

maka :
13807,81 Kg. mm
F=
22,77 mm
F=611,43 kg

Karena spline menyatu dengan poros maka mahannya sama yaitu Bahan SC35C-
2
D dengan kekutan tarik sebesar σ B=53 Kg/mm
.......................( Statika, maka tumbukan
, Ferdinan yang
F Beer, hal terjadi
151 )
pada spline ditentukan dengan persamaan berikut :
F
P=
i. h . w
dimana :
P=¿ tegangan geser yang terjadi pada spline (kg/mm2)

41
i=¿ jumlah gigi spline
h=¿ tinggi spline(kg)
w=¿ lebar spline (mm)
maka :
611,43 kg
P= P=2,34 Kg /mm
2
16 .(3,41).( 4,78 mm)
Sedangkan tumbukan yang terjadi pada spline adalah :
F 611,43 kg
τ g= τ g=...................( Statika , Ferdinan F Beer, hal 163 )
i. w . l 16 .(4,78 mm).(66,03 mm)
2
τ g=0,1210 Kg/mm

Kekuatan tarik dari bahan yang direncanakan adalah 60 kg/mm2 dengan faktor
keamanan untuk pembebanan dinamis (8 – 10) diambil 9 untuk meredam getaran
yang terjadi.

Tegngan geser yang diizinkan adalah dicari dengan persamaa berikut :


τ gi =0,8 . σ trk

dimana :
2
53 Kg /m m
σ trk =
9
2
σ trk =5,8 Kg/mm
maka :
τ gi =0,8 .5,8 Kg/m m2
τ gi =4,71 Kg/mm2

Maka spline aman terhadap tegangan geser yang terjadi, dimana dapat dibuktikan
:
τ gi ≥ τ g
2 2
4,71 Kg/ mm ≥ 0,1210 Kg/mm

Tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari tegangan geser yang diizinkan.

42
3.1.2.2. Perhitungan Naf

Terkadang ukuran spline dan naaf disamakan dalam suatu rancangan, namun
dalam kondisi yang sebenarnya terdapat perbedaan ukuran yang sangat kecil
antara spline dan naaf. Walaupun perbedaannya adalah kecil tetapi dapat menjadi
sangat berpengaruh apabila mesin tersebut memerlukan ketelitian yang tinggi atau
bekerja pada putaran tinggi. Oleh karena pertimbangan kemungkinan putaran
mesin yang tinggi maka ukuran naaf akan dihitung tersendiri berdasarkan pada
ukuran spline yang telah dihitung.

Standar yang digunakan dalam perancangan naaf adalah sama dengan yang
digunakan dalam perancangan spline, yaitu berdasarkan standar SAE (Society of
Automotive Engineering). Simbol-simbol yang dipakai adalah:

Gambar 3.5 Naf

Simbom-simbol dan ukuran naaf untuk berbagai kondisi operasi telah


ditetapkan dalam standar SAE di mana adalah sama dengan ukuran untuk spline.
Sesuai dengan spesifikasi spline yang telah ditentukan, maka data untuk ukuran
naaf adalah:
h = 0,070D
d = 0,860D
w = 0,098D

Dari data ukuran spline yang telah diketahui, lebar gigi naaf dapat diperoleh dari :

π . D spl−i . w spl (Perencanaan Tehnik Mesin, Joseph,hal 112)


w=
i
dimana :

43
w = lebar gigi naaf (mm)
Dspl = diameter luar spline (perhitungan spline sebesar 46,51 mm)
wspl = lebar spline (perhitungan spline sebesar 4,55 mm)
i = jumlah spline / gigi naaf, yaitu 16 buah,
π . 48,83−16 . 4,78
maka : w= w=4,80 mm
16

Dengan memasukkan harga w kedalam data diatas maka diperoleh ukuran-


ukuran naf sebagai berikut :
diameter luar naf :
w
w=0,098 . D D=
0,098
4,80 mm
D=
0,098
D=49,05 mm

tinggi gigi naf :


h=0,070 . 49,05
h=3,43mm

diameter dalam naf :


d=0,860 . D
d=0,860 . 46,73
d=40,19 mm

panjang naf diperoleh dari rumus yang sama dengan panjang spline :
3
D
l= 2
d

49,053
l=
42,192
l=63,17 mm

Dan jari-jari rata-rata naf adalah

44
D+d
r m=
4
49,05+ 42,19
r m=
4
r m=22,81mm

Besar gaya yang bekerja pada naf


T
F= ..................................( Statika , Ferdinan F Beer, hal
rm
151 )
dimana :
F=¿ gaya-gaya yang beerja pada naf (Kg)
T =¿ momen torsi rencana (Kg.mm)
r m=¿ jari-jari spline (mm)
maka :
13897,81 Kg. mm
F= F=609,02 kg
22,81 mm

Bahan yang digunakan untuk naf sama dengan spline dan poros yaitu SC45C-D
2
dengan kekutan tarik sebesar σ B=60 Kg/mm , maka tumbukan yang terjadi
pada naf ditentukan dengan persamaan berikut :
F
P= .........................( Statika , Ferdinan F Beer, hal
i. h . l
151 )
dimana :
P=¿ tegangan geser yang terjadi pada spline (kg/mm2)
i=¿ jumlah gigi spline
h=¿ tinggi naf (kg)
l=¿ panjang naf (mm)
maka :
609,02 kg
P= P=0,1668 Kg/mm
2
16 .(3,43). (66,52)

Sedangkan tumbukan yang terjadi pada spline adalah :

45
F
τ g= ………………( Statika , Ferdinan F Beer, hal 163 )
i. w . l
609,02 kg 2
τ g= τ g=0,1192 Kg/mm
16 .(4,80 mm).(66,52 mm)

Kekuatan tarik dari bahan yang direncanakan adalah 53 kg/mm2 dengan faktor
keamanan untuk pembebanan dinamis (8 – 10) diambil 9 untuk meredam getaran
yang terjadi.

Tegangan geser yang diizinkan adalah dicari dengan persamaa berikut :


τ gi =0,8 . σ trk
dimana :
53 Kg /m m2 2
σ trk = σ trk =5,8 Kg/mm
9

maka :
2
τ gi =0,8 .5,8 Kg/m m
τ gi =4,71 Kg/mm
2

Maka naf aman terhadap tegangan geser yang terjadi, dimana dapat dibuktikan :
τ gi ≥ τ g
2 2
4,71 Kg/ mm ≥ 0,1192 Kg/mm

Tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari tegangan geser yang diizinkan.

Diagram aliran perencanaan spline dan naf

S TAR T

1. Diameter poros d s =42 mm

2. Jumlah spline dan naf = 16


Lebar spline dan naf b = 10 mm 46
Diameter luar D = 46,51

2
6.4.Kekuatan
Tegangan geser τg :(Kg/mm )
7.
8.5.
9. gaya pada
Tegangan
Faktor
Tegangan
tarik τbahan
spline
tumbukan
keamanan
geser :τ(Kg)
yang
>Fdiizinkan
p (Kg/mm2τ)
3.direncanakan = yang
tinggi : h (mm), 52gijari-jari
ETNgOD:Prm (mm)gi
Skg/mm2
3.1.3. Plat Gesek
Plat gesek berfungsi untuk meneruskan momen akibat terjadinya gesekan
pada plat, sekaligus berfungsi sebagai penahan dan penghindar dari adanya
pembebanan yang berlebihan dan sebagai pembatas momen.
Syarat plat gesek antara lain :
1. Tahan pada suhu yang tinggi
2. Tahan pada gesekan

47
Berikut ini sket pelat gesek yang direncanakan beserta simbol-simbol yang
digunakan :

Gambar 3.6 Plat Gesek

Keterangan gambar :
D1 = diameter dalam plat gesek
D2 = diameter luar plat gesek
ds = diameter poros

Pada perencanaan ini bahan yang digunakan ialah besi cor dan asbes.
Dengan asumsi material sangat baik untuk menghantar putaran serta tahan pada
temperature tinggi. Koefisien gesekan µ antara berbagai permukaan diberikan
pada Tabel dibawah. Harga-harga koefisien gesekan dalam tabel tersebut
ditentukan dengan memperhitungkan keadaan bidang gesek yang sudah agak
menurun gesekannya karena telah terpakai beberapa waktu, serta didasarkan atas
harga tekanan yang diizinkan yang dianggap baik.
Tabel 3.5 Harga µ dan Pa (Sularso, 2004)

µ 2
Bahan permukaan kontak Pa (Kg/mm )
Kering Dilumasi
1. Besi cor dan perunggu 0,10-0,20 0,10-0,20 0,05-0,08
2. Besi cor dan asbes (ditenun) 0,35-0,65 - 0,007-0,07
3. Besi cor dan serat 0,05-0,10 0,05-0,10 0,005-0,03
4. Besi cor dan kayu - 0,10-0,35 0,02-0,03

48
Diketahui dari spesifikasi
Daya (P) : 104 Ps
Putaran (n) : 6000 rpm

Karena D1 adalah diameter dalam, dan D2 adalah diameter luar bidang


gesek, dan bagian bidang gesek yang terlalu dekat dengan sumbu poros hanya
mempunyai pengaruh yang kecil pada pemindahan momen, maka bessar
perbandingan D1/D2 jarang lebih rendah dari 0,5. Maka diencanakan perbandingan
diameter 0,8.
Gaya tekan geser, F.

Sesuai dengan Tabel 3.5 harga tekanan yang diizinkan untuk bahan asbes dan besi
cor pada kondisi kering adalah, Pa = 0,007 – 0,07 kg/mm2 (diambil harga rata-
ratanya yaitu 0,02 kg/mm2)
π 2 2
F= ( D −2 ) P …………...…(Sumber; Sularso 198 Hal 63)
4 2 1 a
π
¿ ( 12−0,82 ) 0,02 Kg /mm2
4
2
¿ 0,00565 D2

r m=(D1 +D2)/4
¿(0,8+ 1) D2 /4
¿ 0,45 D2

Dari tabel 3.5 koefisien gesekan untuk besi cor dan asbes adalah 0,5, dan seluruh
gaya gesekan dianggap bekerja pada keliling rata-rata bidang gesek, maka momen
gesekan T adalah :
D 1+ D2
T =μ . F ( ) …………..……(Sumber; Sularso 1983.
4
Hal 63)
¿ μ . F .r m

¿ 0,2 .0,00565 D22 . 0,44 D2

49
3
¿ 0,0005085 D2
¿ 508,5 x 10−6 D32

Dengan memasukkan harga T sebesar 13897,81 Kg . mm maka diameter luar D2


plat gesek adalah:
−6 3
13897,81=585,5 x 10 D2


D 2= 3
13897,81
585,5 x 10−6
D2=301,220 mm ≈ 310 mm

Dari perhitungan diameter luar plat gesek D2 diperoleh sebesar 310 mm. Dengan
memasukkan harga ini ke data yang telah diketahui di atas doperoleh:
D1=0,8 . 310 mm
D 1=248 mm
D2 −D1
b=
2
310 mm−248 mm
b=
2
b=31mm

Untuk menentukan tebal plat gesek yang sesuai, terlebih dahulu perlu diketahui
besarnya daya yang hilang akibat gesekan, yang mana dapat diperoleh dari :
T D3 n t z
P= ………(Sumber ; Machine and Design,hal
( 9,74 x 105 ) 3600
425)
dimana :
P=¿ daya hilang akibat gesekan (kW)
P = momen gesek (Kg . mm)
D=¿ diameter luar plat gesek (mm)
n=¿ kecepatan sudut (putaran mesin dari spesifikasi)
t=¿ waktu penyambungan kopling, diambil 0,3

50
z=¿ jumlah kerja tiap jam, direncanakan 200 hb/jam

(508,5 x 10−6)(310)3 .6000 . 0,3 . 200


P=
( 9,74 x 105 ) 3600
P=0,5553 kW
P=0,744669 Hp

selanjutnya tebal plat gesek dapat diperoleh dari persamaan berikut :


L p . Pg
a= ………………(Sumber ; Machine and Design, hal
A .Wk
427)
Dimana :
a=¿ tebal plat gesek (mm)
LP =¿ lama pemakaian, direncanakan 5000 jam
Pg =¿ hilang daya akibat gesekan (Ps)
A=¿ luas bidang gesekan (mm2)
W k =¿ kerja yang menyebabkan kerusakan, bahan asbes dengan
besi
cor harganya berkisar antara 5 – 8 hp.jam/cm3, dalam
perencanaan ini diambil 8 hp.jam/cm3.

π
A= ( D21−D22)
4
π
A= (3102−2482 )
4
2 2
A=27171,63mm =271,7162 cm

Maka tebal plat gesek yang direncanakan :


(3000).( 0,744669)
a=
(271,7163).( 8)
a=1,027 cm≈ 1,1 cm
a=11 mm

51
Sebagai kesimpulan ukuran-ukuran dari plat gesek yang dirancang adalah:
diameter luar, D2 : 310 mm
diameter dalam, D1 : 248 mm
lebar, b : 31 mm
tebal, a : 11 mm
Setelah didapati ukuran-ukunran diatas maka dilakukan pemerikaan kopling dan
pemilihan nomot kopling.

Tabel 3.6 Momen punter gesek untuk kopling plat tumggal kering (Sularso, 2004)

Nomor
1,2 2,5 5 10 20 40 70 100
Kopling
Momen gesek 1,2 2,5 5 10 20 40 70 100
statis (Kg.m)
0,001 0,003 0,008 0,022
2
GD sisi rotor 3 4 0 1 0,0822 0,2192 0,4124 1,1257
GD2 sisi stator 0,002 0,005 0,015 0,032 0,1004 0,2315 0,5036 1,0852
2 2 0 2

Diameter 12 20 25 30 40 50 60 70
lubang dH7 5x2 5x2 7x3 7x3 10 x 15 x 5 15 x 5 18 x 6
Alur pasak dE9 3,5
x t0+0,3

Dengan diameter lubang 42 mm dari table 3.6 diperoleh GD2 sisi rotor (dengan
interpolasi).
GD2 = 0,2320 (Kg.m),
Putaran Relatif, nr = 6000
Waktu penghubung rencana te = 0,3 s
Faktor keamana kopling fc = 1,7
Momen start :
2
GD nr
T a= +T l 1
375 f c
(0,2320)(6000)
T a= +13,89781
375(0,3)
T a=26,71 Kg . m

52
T a . f =( 26,71 Kg. m ) . 1,7

T a . f =44,6 Kg . m

Kopling plat tunggal kering dengan pelayanan elektromagnetik (untuk


pengendalian otomatis)

Nomor kopling 42, momen gesek statis (Tso) = 42 kg.m, momen gesek dinamis
(Tdo) = 44,6 kg.m > 25,54 kg.m, frekwensi penghubungan (z) = 200 hb/h, maka
kerja penghubung yang diizinkan (Ea) = 400 kg.m
Waktu penghubung yang sesungguhnya
2
GD nr
t ae=
375(T d 0 −T l 1 )
(0,232)(6000)
t ae=
375(44,6−13,9)
t ae=0,011( s)
0,12 ( s )< 0,3 ( s ) ,baik

Tabel 3.7. Laju keausan permukaan plat gesek (Sularso, 2004)

Bahan Permukaan w [cm3/(kg.m)]


Paduan Tembaga Sinter (3 – 6) x 10-7
Paduan Sinter Besi (4 – 8) x 10-7
Setengah Logam (5 – 10) x 10-7
Damar Cetak (6 – 12) x 10-7

Tabel 3.8. Batas keausan Rem dan Kopling Elektromagnetik Plat Tunggal Kering
(Sularso, 2004)

No Kopling/Rem 1,2 2,5 5 10 20 40 70 100


Batas Keausan Permukaan
2,0 2,0 2,5 2,5 3,0 3,0 3,5 3,5
(mm)
Volume Total pada Batas 33,
7,4 10,8 22,5 63,5 91,0 150 210
Keausan (cm3) 5

53
Bahan plat gesek paduan tembaga sinter, dari (Table 3.7) laju keausan permukaan
w = 6 × 10-7 cm3/(kg.m), dan nomor kopling 42 dari (Tabel 3.8) volume keausan
yang diizinkan adalah (dengan interpolasi):

L3=91,5+
[( 40−70
41−40 )
. ( 150−91 )
]
L3=95 cm3

Diagram alir untuk plat gesek


START
a

1.Daya yang akan ditansmisikan = 76,69kw putaran


poros motor nm = 6000 (rpm)
15. Bahan gesek
Volume kehausan yang
diizinkan L3 (cm3)
2.Faktor koreksi fc = 1,12

16.umur dalam jumlah penghubungan NmL (kali)


3.Daya rencana Pd (kw)

17.Umur dalam jumlah hari atau tahun NmD (hari,


4.Momen poros motor T1 (kg.m)
bulan)
Momen poros kopling T2 (kg.m)

5.Momen beban pada saat start Tl1 (kg/m) 18. Nomor kopling elektro magnit ,
Momen beban setelah start Tl2 (kg/m) Bahan gesek
Waktu penggantian bahan gesek

6.GD2 pada poros kopling (kg.m2)


putaran relatif nr (rpm)

7.Waktu penghubung rencana te (s) STOP


Faktor keamanan kopling f

8.Moment start ta (kg.m)


END
9. Pemilihan tipe kopling
Pemilihan nomor tipe kopling
momen gesekan statis Tso (kg.m)
momen gesekan dinamis Tdo (kg.m)

10.Kerja penghubungan yang diizinkan Ea (kg.m)

11. Kerja penghubung E (kg.m)

> 12. E/Ea ≤ 1

54
<

13.Waktu penghubung sesungguhnya tae (s)

> 14. tae : te

<

a
3.1.4. Perhitungan Pegas
Pada kopling pegas tekan berfungsi sebagai peredam getaran dan penahan
gaya permukaan terhadap plat gesek.

Hf

Gambar. 3.7 Pegas

Tabel 3.9 Harga modulus geser G (Sularso, 2004)


Harga G
Bahan Lambang
(Kg/mm2)
Baja Pegas SUP 8 x 103
Kawat baja keras SW 8 x 103
Kawat piano SWP 8 x 103
Kawan distemper dengan minyak -- 8 x 103
Kawat baja tahan karat SUS 7,5 x 103
(SUS 27, 32, 40)
Kawat kuningan BsW 4 x 103
Kawat perak nikel NSWS 4 x 103
Kawat perunggu fosfor PBW 4,5 x 103
Kawat tembaga berilium BeCuW 5 x 103

Diketahui :
T =13897,81 Kg . mm
n=4 (direncanakan)

55
d=5 mm

Jumlah pegar direncanakan 4 buah maka T/4,


Harga perbandingan D/d berkisar antara 4 - 10. Dalam rancangan ini, harga D/d
diambil, 6 sehingga diperoleh :
D
=4
d
D=4 x 5=20 mm

Beban maksimun, Wl
T =( D/2 ) W l ..............................(Sumber; Sularso 1983. Hal

T
315) W l=
( D/2 )
13897,81
W l=
20 /2
W l=1387,78 Kg

Lendutan yang terjadi pada beban δ berkisar (18-20) mm, diambil 20 mm


Indeks pegas :
D
c=
d
c=4

Faktro tegangan :
4 c −1 0,615
K= + … … … … … …(Sumber ; Sularso1983. Hal 316)
4 c−4 c

16−1 0,615
K= +
16−4 4
K=1,4

Tegangan geser, τ :
8 D Wl
τ =K 3
πd

56
5
¿
¿
π¿
8(20)(1387,78)
τ =1,4 ¿
2
τ =310 Kg /mm

Bahan p egas SUP4 (Baja pegasn) dengan tegangan geser maksimum yang

τ a =65 2 2
diizinkan kg/mm , Modulus geser G=8000 kg/mm
(berdasarkan tabel 3.9).

Tegangan rencana :
τ d =τ a . 0,8
τ d =65 . 0,8

τ d =52 Kg /mm2

Wl
k=
δ
1389,78
k= k =69,48 Kg /mm
20

Jumlah lilitan yang bekerja :

G d4
k=
8 n D3
( 8000)54
69,48= n=1,1
8 n (20)3

Lendutan total :
1,1
δ =20 =19,56
1,233
δ =19,5 mm → ( 18−20 ) baik

Jumlah lilitan untuk masing-masing ujung diambil 1, maka panjang padat pegas,

57
H c =( n+1,5 ) d
H c =( 1,1+1,5 ) 5
H c =13 mm

Tinggi pegas pada lendutan maksimum (Hl), Cl = 0,2 -0,6 mm (diambil 0,6 mm)
Cl =(H l −H c )/n+1,5
0,5=(H l−13)/1,1+1,5
H l−13=1,56
H l=14,56 m

Tinggi bebas pegas (Hf),


δ =H f −H l
19,5=H f −14,56
H f =19,51+14,56
H f =34,07 mm

Tinggi awal terpasang (Hs), Cs = 1,0 – 2,0 mm (diambil 1,6 mm)


Cl =(H s−H c ) /n+ 1,5
1,6=(H s −13)/1,1+1,5
H s−13=4,16
H s=17,16 mm

Lendutan awal terpasang


δ 0=H f −H s
δ 0=34,07−17,16
δ 0=16,91 mm

Beban awal terpasang W0,


W 0= ( H f −H s ) k
W 0= ( 34,07−17,16 ) 69,48
W 0=1174,9 Kg

58
Lendutan efektif h,
h=δ −δ 0
h=19,5−16,91
h=2,59mm

Tinggi pada lendutan maksimum, H l=14,56 mm

Jumlah lilitan mati pada setiap ujung 1, Tinggi mampat H c =13 mm

Hl>Hc
14,56 mm>13 mm (baik)
Kelonggaran kawat pada awal terpasang antara (Cs) antara 1,0 – 2,0 mm, maka
diambil 1,6 mm

Kelonggaran kawat pada awal terpasang antara (Cl) antara 0,2 -0,6 mm, maka
diambil 0,6 mm
H f / D<5

34,07/20<5

1,7<5

Diameter kawat, 5 mm

Bahan pegas SUP 4 ( Baja pegas ) perlakuan panas


Jumlah lilitan yang bekerja n, 1,1 lilitan
Lilitan yang mati 1 pada setiap ujung
Lendutan efektif h, 2,59 mm
Lendutan total δ, 19,5 mm
Tinggi tekan Hc, 13 mm
Beban awal terpasang W0, 1174,

Diagram aliran pegas

START b a

59
11. Beban awal terpasang : Wo = kg
1. Beban maksimum : Wl (kg) Lendutan efektif : h = mm
Lendutan : δ = 18 – 20 mm Tinggi pada lendutan maksimum : Hl = mm
Tarik atau tekan
Diameter rata-rata : D (mm)
12. Jumlah lilitan mati pada setiap
ujung 1
2. Taksiran awal :
Indeks pegas : c = 4 13. Tinggi mampat : Hc = mm
Diameter kawat : d (mm)

c d f

c d f

3. Faktor tegangan : Wahl K


> 14.
Hl :

4. Tegangan geser : τ (kg/mm ) 2


Hc
<

5. Bahan pegas SUP4 (Baja pegas)


Tegangan geser maksimum yang 15. Kelonggaran kawat pada
diizinkan : τa = 65 kg/mm2 awal terpasang : Cs = 1,5 mm
Modulus geser : G = 8000 kg/mm2 Kelonggaran kawat pada
Tegangan rencana : τd = kg/mm2
lendutan maksimum : Cl = 0,4 mm

7. Jumlah lilitan yang bekerja : n


T
16.
Hf / D ¿
8. Lendutan total : δ (mm) 5
17. Diameter kawat : d = mm
9. Konstanta pegas : k (kg/mm)
Bahan pegas SUP4 (Baja pegas)
Perlakuan panas
Jumlah lilitan yang bekerja : n
10. Tinggi bebas : Hf (mm) Lilitan mati 1
Tinggi awal terpasang : Hs (mm) Lendutan efektif : h = mm
Lendutan awal terpasang : δo Lendutan total : δ = mm
Tinggi tekan : Hc = mm
Beban awal : Wo = kg
a

STOP

60
END

3.1.5. Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros yang berbeban
sehingga putaran dan getaran bolak - balik dapat berputar secara halus, dan tahan
lama. Bantalan harus kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesinnya
bekerja dengan baik, jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi
seluruh sistem akan menurun atau tidak berkerja semestinya.

Gambar. 3.8 Bantalan gelinding

Momen yang ditransmisikan dari poros (T) 13897,81 Kg.mm dan putaran
(n) 6000 rpm.

Tabel 3.10 Bantalan Bola (Sularso, 2004)


Kapasitas Kapasitas
nominal nominal
Nomor Bantalan Ukuran luar (mm) dinamis statis
spesifik spesifik Co
C (kg) (kg)
Dua
Jenis Dua sekat
d D B r
terbuka sekat tanpa
kontak

61
6000 10 26 8 0,5 360 196
6001 6001ZZ 6001VV 12 28 8 0,5 400 229
6002 6002ZZ 6002VV 15 32 9 0,5 440 263
6003 6003ZZ 6003VV 17 35 10 0,5 470 296
6004 6004ZZ 6004VV 20 42 12 1 735 465
6005 6005ZZ 6005VV 25 47 12 1 790 530
6006 6006ZZ 6006VV 30 55 13 1,5 1030 740
6007 6007ZZ 6007VV 35 62 14 1,5 1250 915
6008 6008ZZ 6008VV 40 68 15 1,5 1310 1010
6009 6009ZZ 6009VV 45 75 16 1,5 1640 1320
6010 6010ZZ 6010VV 50 80 16 1,5 1710 1430

Pada perhitungan ini telah diperoleh ukuran diameter porosnya (


ds )
sebesar (42 mm). Berdasarkan dari tabel 3.10 di atas maka ukuran - ukuran dari
bantalan dapat ditentukan sebagai berikut :
Nomor bantalan 6008,
Diameter bantalan, D = 68 mm
Lebar bantalan,B = 15 mm
Kapasitas nominal dinamis spesifik, C = 1310 Kg
Kapasitas nominal statis spesifik, C0 = 1010 Kg

Untuk bantalan bola alur dalam F a /C a=0,014 (direncanakan) dari tabel 3.11.
di bawah ini :

Tabel 3.11. Faktor - faktor V, X, Y dan X0, Y0 (Sularso, 2004)


cincin dalamBeban putar pada

Baris
cincin luarBeban putar pada

Baris ganda
tunggal

Baris Baris
E
Jenis bantalan tunggal ganda
Fa / VFr > e Fa /VFr ≤ e Fa /VFr > e

V X Y X Y X Y X0 Y0 X0 Y0

62
Fa /C0 =
0,014 2,30 2,30 0,19
= 0,028 1,99 1,99 0,22
Bantalan = 0,056 1,71 1,71 0,26
bola alur = 0,084 1 1,2 0,56 1,55 1 0 0,56 1,55 0,28 0,6 0,5 0,6 0,5
= 0,11 1,45 1,45 0,30
dalam = 0,17 1,31 1,31 0,34
= 0,28 1,15 1,15 0,38
= 0,42 1,04 1,04 0,42
= 0,56 1,00 1,00 0,44

α = 20o 0,43 1,00 1,09 0,70 1,63 0,57 0,42 0,84


Bantalan = 25o 0,41 0,87 0,92 0,67 1,41 0,68 0,38 0,76
bola = 30o 1 1,2 0,39 0,76 1 0,78 0,63 1,24 0,80 0,5 0,33 1 0,66
sudut = 35o 0,37 0,66 0,66 0,60 1,07 0,95 0,29 0,58
= 40o 0,35 0,57 0,55 0,57 0,93 1,14 0,26 0,52

Beban aksial bantala, Fa


F a=C 0 . 0,014
F a=1010 .0,014
F a=14,14 Kg

Dari tabel 3.11 dapat diketahui harga beban radial Fr dengan menggunakan
persamaan:
Fa
>e
v . Fr
Dimana:
v = beban putar pada cincin dalam
e = 0,19
Maka:
Fa
v .e
14,12
=74,42 Kg
1 . 0,19

Dengan demikian beban ekivalen dinamis P dapat diketahui melalui persamaan di


bawah ini :

63
P= X . FY +Y . F a
Dimana:
P = beban ekivalen (kg)
Fr = beban radial (kg)
Fa = beban aksial (kg)
X ,Y = harga - harga baris tunggal yang terdapat dalam
(tabel 3.12) di atas

Dengan memasukkan harga-harganya maka didapat:


P=0,56 . 74,42+2,30 .14,14
P=74,1927 Kg

Jika C (kg) menyatakan beban nominal dinamis spesifik dan P (kg) beban

ekivalen dinamis, maka faktor kecepatan


fn bantalan adalah:
1 /3
33,3
f n=( )
n
1 /3
33,3
f n=( )
6000
f n=0,1770

Faktor umur bantalan


fh :

C 1310
f h=f n f h=0,1770
P 74,1927

f h=3,1729

Umur nominal dari bantalan, Lh


3
Lh=500( f h )
3
Lh=500 ( 3,1729 )
Lh=15972,0697 jam

Diagram alir perancangan bantalan gelinding

64
S TAR T

1. Momen yang ditransmisikan : T = 13897,81 kg.mm


Putaran poros : n = 6000 rpm

2. Nomor nominal bantalan


Kapasitas nominal dinamis
spesifik : C = kg
Kapasitas nominal statis spesifik :
Co = kg

3. Cincin yang berputar dalam


∑ Fa / Co = 0,014, faktor e = 0,19
∑ Fa / V . ∑ Fr : faktor X = 0,56
faktor Y = 2,30
Beban ekivalen dinamis : P = kg

4. faktor kecepatan : fn
Faktor umur : fh

a b

a b

5. Umur : Lh = jam

< 6. Lh atau Ln : Lha

7. Nomor nominal bantalan


Pasan, ketelitian, dan
umur bantalan

65
STOP

END

3.1.6. Baut dan Mur

Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting untuk
mencegah kecelakaan atau kerusakan pada mesin. Pemilihan baut dan mur sebagai
alat pengikat harus dilakukan dengan seksama untuk mendapatkan ukuran yang
sesuai. Di dalam perencanaan kopling ini. Baut dan mur berfungsi sebagai
pengikat gear box. Untuk menentukan ukuran baut dan mur, berbagai faktor harus
diperhatikan seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan
bahan, kelas ketelitian, dan lain-lain.

Gambar 3.9 Baut dan Mur

Momen torsi rencana, T: 13897,81 Kg . mm


Jumlah baut yang direncanakan, z : 8
Diameter jarak lingkaran baut,r : 40 mm
Bahan mur dipakai baja liat dengan kadar karbon 0,22 %, dengan tegangan geser
yang diizinkan 6 Kg/mm2.

Maka gaya geser yang bekrja pada baut adalah:


T
F=
z .r
13897,81
F=
8 . 40
F=43,43 Kg

66
Maka diameter baut yang diperlukan adalah:

d1≥
√ 4. F
π . σa

d1≥
√ 4 . 43,43
π .6

d 1 ≥ 9,4 mm

Dari hitungan diatas dan menurut table 3.12 d1 = 10,106 mm (pada tabel) > 9,4
mm (pada hutungan). Baut yang digunakan adalah M12.

Jumlah ulir mur yang digunakan dapat dihitung sebagai berikut:


Wd
z≥
π . D 2 . H 1 .q a
83,35
z≥
π . 5,350 .0,541 . 3
z ≥ 3,05=4

Tinggi mur adalah:


H=z . p
H=4 . 1
H=4 mm

Jumlah ulir mur:


' H 4
z= = =4
p 1

Tegangan geser akar ulir baut:


Wd
τb= ( dimana k=0,84)
π . d1. k . p . z
83.,35
τb=
π . 4,917 . 0,84 .1 . 4
2
τ b =1,6 Kg/ mm

67
Tegangan geser akar ulir mur:
Wd
τb= (dimana j=0,75)
π . D. j . p . z
83,35
τb=
π . 6 . 0,75. 1 . 4
τ b =1,47 Kg/mm2

Tegangan geser akar ulir baut (τb) dan tegangan geser akar ulir mur (τn) lebih kecil
dari tegangan geser yang diizinkan (τa), maka baut dan mur yang direncanakan
aman terhadap tegangan geser.

Bahan baut dan mur baja liat dengan kadar karbon 0,22 %.
Diameter nominal ulir : Baut = M 6, dan Mur = M 6, tinggi mur = 4 mm

Diagram alir baut dan mur

S TAR T b a

1. Beban : W = kg 9. Jumlah ulir mur yang diperlukan : z

2. Faktor koreksi : fc = 1,2 10. Tinggi mur : H = mm

3. Beban rencana : Wd = kg 11. Jumlah ulir mur : z’ = mm

4. Bahan baut : baja liat 12. Tegangan geser akar


Kekuatan tarik : σB = 42 kg/mm2 ulir baut : τb = kg/mm2
Faktor keamanan : Sf = 7
Tegangan geser akar
Tegangan geser yang
diizinkan : τa = 6 kg/mm2 ulir mur : τn = kg/mm2

5. Diameter inti yang diperlukan : d1 = mm

13. τb : τa
τn : τa
68
>
6. Pemilihan ulir standar
Diameter luar : d = mm
Diameter inti : d1 = mm
Jarak bagi : p = mm ≤

7. Bahan mur : baja liat


14. Bahan baut : baja liat
Kekuatan tarik : σB = 42 kg/mm2 Bahan mur : baja liat
Tegangan geser yang diizinkan : τa = 6 kg/mm2 Diameter nominal ulir :
Tegangan permukaan yang baut = M , mur = M
diizinkan : qa = 3 kg/mm2 Tinggi mur : H = mm

8. Diameter luar ulir dalam : D = mm


Diameter efektif ulir dalam : D2 = mm
Tinggi kaitan gigi dalam : H1 = mm STOP

b a END

3.1.7. Paku Keling


Paku keling merupakan alat penyambung tetap / mati. Dalam banyak kasus
penggunaannya, sambungan paku keling digantikan dengan sambungan las karena
sambungan paku keling memerlukan waktu lebih lama dari pada sambungan las
yang lebih sederhana. Pada sisi lain sambungan paku keling terlihat jauh lebih
aman dan mudah untuk dilakukan pengontrolan yang lebih baik (dibunyikan
dengan pukulan). Khususnya untuk sambungan logam ringan orang lebih
menyukai pengelingan, untuk menghindarkan penuruna kekuatan disebabkan
tingginya suhu seperti karena pengelasan (pengaruh dari struktur pengelasan).
Paku keling yang dipasang pada plat gesek dan plat penghubung berfungsi
untuk meneruskan putaran plat gesek ke plat penghubung dan selanjutnya ke
poros.

69
Gambar 3.10. Paku Keling

Jumlah paku keling dalam perencanaan ini sebanyak 24 buah.


Diameter paku keling d = (2,3 – 6) mm, diambil 2,8 mm.

Diameter kepala paku keling :


D=1,6 . d
D=1,6 . 2 ,3
D=3,68 mm

Tinggi kepala paku keeling:


K=0,6 .d
K=0,6 .2,3
K=1,38 mm

Karena paku keling terletak di tengah - tengah kopling plat gesek, sehingga:
D1 + D2
rm=
4
Dimana:
rm = Jarak paku keeling dari sumbu poros
D1 = Diameter dalam plat gesek
D2 = Diameter luar plat gesek

248+310
rm=
4
rm=139,5 mm

70
Gaya yang bekerja pada paku keeling adalah:
T
F=
rm
dimana :
F = Gaya yang bekerja pada paku keling (kg)
T = Momen puntir yang bekerja pada poros sebesar
(13897,81 kg.mm)
rm = Jarak antara paku keling (mm)
Maka,
13897,81
F=
139,5
F=99,6 kg

Jadi seluruh paku keling mengalami gaya F = 99,6 kg


Sedangkan gaya yang berkerja pada masing - masing paku keling dapat di
asumsikan dengan persamaan berikut ini :
F
F' =
n
dimana :
F' = gaya yang diterima setiap paku keling (kg)
F = gaya yang diterima seluruh paku keling (kg)
n = banyaknya paku keling yang direncanakan

Maka,

99,6
F' =
24
'
F =4,15 kg
Jadi setiap paku keling menerima gaya F’ = 4,10 kg

Bahan paku keling aluminium dengan tegangan tarik


σ b =37 kg/mm2

faktor keamanan paku keling v=( 8−10 ) , diambil 9


Tegangan izin paku keling.

71
σb
σi=
v
37
σi=
9
2
σ i =4,11 Kg/mm

Luas penampang paku keling, A:


π
A= . d 2
4
π
A= . 2,32
4
A=4,15 mm

Tegangan geser yang terjadi:


'
F
τ g=
A
4,15
τ g=
4,15
2
τ g=1 Kg/mm

Tegangan geser yang dizinkan:


τ gi =0,8 . σ i
τ gi =0,8 . 4,11
2
τ gi =3,2280 Kg /mm

Maka paku keling aman terhadap tegangan geser yang terjadi.


dimana dapat dibuktikan :

τ gi > τ g

3,2280>1

Diagram aliran paku keling

S TAR T

1. Banyak paku keling : n = 24

72
2. Diameter paku keling : d = 4 mm

3. Gaya yang bekerja pada paku keling : F = 709,57 kg

4. Bahan paku keling Baja St 37

5. Faktor keamanan 0,75

6. Tegangan tarik : τb = 88 kg/mm2

7. Luas penampang paku keling : A = 4,02 mm2

8. Tegangan geser yang terjadi : τg = 4,93 kg/mm2

9. Tegangan geser yang diizinkan : τgi = 125,6 kg/mm2

10. τgi > τg

11. Bahan paku keling Baja St 37


Diameter paku keling : d = 4 mm
Banyaknya paku keling : n = 24

STOP

END

3.2. Roda Gigi (Transmisi)


Adapun spesifikasi roda gigi transmisi yang direncanakan adalah :
Daya (P) = 77 Ps
Putaran (n) = 6000 rpm

73
Pemindahan daya dan putaran direncanakan dengan transmisi roda gigi
secara bertingkat dengan perbandingan gigi sebagai berikut :

Tabel 3.13. Perbandingan Gigi (Sumber; Spesifikasi Grand New Veloz)

1st 3,769
2nd 2,045
3rd 1,376
Perbandingan Gigi (Gear Ratio)
4th 1,000
5th 0,838
Reverse 4,128
Perbandingan Gigi Akhir (Final Gear Ratio) 4,875

Gambar 3.11. Roda Gigi Lurus

Tabel 3.14. Faktor Bentuk Gigi

Jumlah gigi Jumlah gigi Jumlah gigi


Y Y Y
z z z
10 0,201 19 0,314 43 0,396
11 0,226 20 0,320 50 0,408
12 0,245 21 0,327 60 0,421
13 0,261 23 0,333 75 0,434
14 0,276 25 0,339 100 0,446
15 0,289 27 0,349 150 0,459
16 0,295 30 0,358 300 0,471
17 0,302 34 0,371 Batang Gigi 0,484
18 0,308 38 0,383
Tabel 3.15. Faktor Dinamis fv

Kecepatan 3
Rendah v =0,5−10 m/s f v=
3+ v
Kecepatan 6
Sedang v =5−20 m/s f v=
6+ v

74
Kecepatan 5,5
Tinggi v =20−50 m/s f v=
5,5+ √ v

Tabel 3.16. Harga modul standar (JIS B 1701-1973)

Seri ke-1 Seri ke-2 Seri ke-3 Seri ke-1 Seri ke-2 Seri ke-3

0,1 3,5
0,15 4
0,2 4,5
0,25 5
0,3 5,5
0,35 6
0,4 7
0,45 8 3,75
0,5 9
0,55 10
0,6 11
0,65 12 6,5
0,7 14
0,8 0,75 16
18
1 0,9 20
1,25 22
1,5 25
28
2 1,75 3.25 32
36
2,5 2,25 40
45
3 2,75 50

3.2.1. Perhitungan Gigi Kecepatan 1


Diketahui : P = 104 Ps
n1 = 6000 rpm
i = 3,769 (perdandingan roda gigi berdasarkan spesifikasi)
a = 200 mm (jarak sumbu poros direncanakan)

Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2 (diambil 1,2)
Maka daya yang direncanakan adalah (Pd) :
Pd = P . fc (kW)
= 76,44 . 1,12
= 89,328 kW

75
Diameter lingkaran jarak bagi (d) :
2. a
d 1=
1+i
2. 200
d 1=
1+ 3,769
d 1=83,87 mm

2 .a . i
d 2=
1+i
2. 200 . 3,769
d 1=
1+ 3,769
d 1=316,12 mm

Jumlah gigi
Y
z
DF10 0,201
11 0,226
12 0,245
13 0,261
14 0,276
15 0,289

Jumlah gigi diambil 14, Modul pahat yang direncanakan adalah:


d
m=
z
83,87
m=
14
m=5,99

Modul pahat yang dugunakan adalah m = 6


Jumlah gigi (z):
d d
m= → z =
z m
d1
z 1=
m
83,87
z 1=
6

76
z 1=13,97 ≈ 14

d2
z 2=
m
316,12
z 2=
6
z 2=52,68 ≈ 53

Perbandingan gigi (i) :


z2
i=
z1
53
i=
14
i=3,78

Diameter lingkaran jarak bagi (roda gigi standart) (d0) :


d 01=z 1 . m
d 01 =14 . 6
d 01=84

d 02 =z 2 . m
d 02=53 . 6
d 02 =318

Jarak sumbu poros (a0):


d 01+d 02
a0 =
2
84+318
a0 =
2
a0 =201

Kelonggaran sisi c 0 = 0
Kelonggaran puncak (Ck) :
C k =0,25 . m

77
C k =0,25 . 6
C k =1,5

Diameter kepala (dk) :


d k 1=( z 1 +2 ) . m

d k 1=( 14+ 2 ) . 6
d k 1=96

d k 2=( z 2 +2 ) . m

d k 2=( 53+2 ) . 6
d k 2=330

Diameter kaki ( d f )
d f 1 =( z 1−2 ) . m−2. C k

d f 1 =( 14−2 ) . 6−2 .1,5


d f 1 =69 mm

d f 2=( z 2−2 ) . m−2 .C k

d f 2=( 53−2 ) . 6−2. 1,5


d f 2=303 mm

Kedalaman potongan (H):


H=2 . m+C k
H=2 . 6+1,5
H=13,5 mm

Faktor bentuk gigi (Y):


dari table 3.14
z 1=14 →Y 1=0,276
z 2=53 →Y 2=0,412 (Interpolasi)

Kecepatan keliling (v) :

78
π . d 01 . n
v=
60 . 1000
π . 84 . 6000
v=
60 . 1000
v =26,38 m/s

Gaya tangensial (Ft) :


102. Pd
Ft =
v
102. 89,328
Ft =
26,38
Ft =345,39 Kg

Faktor dinamis (fv) :


Harga kecepatan v yang diperoleh ( 26,38 m/s ), maka diambil faktor dinamis

dari tabel 3.15 ( v =20−50 m/s ) untuk kecepatan tinggi dengan persamaan :
5,5
f v=
5,5+ √ v
5,5
f v=
5,5+ √ 26,38
f v =0,521

Bahan masing-masing gigi perlakuan panas :


Pinyon S 45 C dengan spesifikasi sebagai berikut :
σ
Kekuatan Tarik (¿¿ B1) = 58 Kg/mm2
¿
Kekerasan permukaan gigi (H B 1 ) = 198 (rata-rata)

Roda gigi besar FC 20 :


σ
Kekuatan Tarik (¿¿ B 2) = 20 Kg/mm2
¿
Kekerasan permukaan gigi ( H B 2 ) = 170 (rata-rata)

Tegangan lentur yang dizinkan :

79
σ
S 45 C (¿¿ a 1) = 30 Kg/mm2
¿
σ
FC 20 (¿¿ a 2) = 9 Kg/mm2
¿
Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 Hb dengan besi cor

maka, K H =0, 079 Kg/mm2

Beban lentur yang dizinkan persatuan lebar :


Fb =σ B .m .Y . f v
'
Fb 1 =σ B 1 . m. Y 1 . f v
'
Fb 1 =30 .6 . 0,276 . 0,521
F'b 1 =25,88 Kg /mm

'
Fb 2 =σ B 2 . m. Y 2 . f v
'
Fb 2 =9 .6 .0,412 . 0,521
F'b 2 =11,59 Kg/mm

Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar :


2 . z2
F'H =f v . k H . d 01 .
z1+ z2
' 2 .53
F H =0,521 . 0,079 .84 .
14+53
'
F H =5,46 Kg/mm

Harga minimum adalah F'min =5,46 Kg/mm dari F'H

3.2.2. Perhitungan Gigi Kecepatan 2


Diketahui : P = 104 Ps
n1 = 6000 rpm
i = 2,045 (perdandingan roda gigi berdasarkan spesifikasi)
a = 200 mm (jarak sumbu poros direncanakan)

80
Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2 (diambil 1,2)
Maka daya yang direncanakan adalah (Pd) :
Pd = P . fc (kW)
= 76,44 . 1,12
= 89,328 kW

Diameter lingkaran sementara jarak bagi :


2. a
d 1=
1+i
2. 200
d 1=
1+ 2,045
d 1=131,36 mm

2 .a . i
d 2=
1+i
2 .200 . 2,045
d 2=
1+2,045
d 2=268,63 mm

Modul pahat yang dugunakan adalah m = 6


Jumlah gigi (z):
d d
m= → z =
z m
d1
z 1=
m
131,36
z 1=
6
z 1=21,89 ≈ 22

d2
z 2=
m
268,63
z 2=
6
z 2=44,77 ≈ 45

81
Perbandingan gigi (i) :
z2
i=
z1
45
i=
22
i=2,045

Diameter lingkaran jarak bagi (roda gigi standart) (d0) :


d 01 =z 1 . m
d 01=22 .6
d 01 =132

d 02=z 2 . m
d 02 =45 . 6
d 02=270

Jarak sumbu poros (a0):


d 01+d 02
a0 =
2
132+270
a0 =
2
a0 =201

Kelonggaran sisi c 0 = 0
Kelonggaran puncak (Ck) :
C k =0,25 . m
C k =0,25 . 6
C k =1,5

Diameter kepala (dk) :


d k 1=( z 1 +2 ) . m

82
d k 1=( 22+2 ) . 6
d k 1=144

d k 2=( z 2 +2 ) . m

d k 2=( 45+2 ) .6
d k 2=282

Diameter kaki ( d f )
d f 1 =( z 1−2 ) . m−2. C k

d f 1 =( 22−2 ) . 6−2 . 1,5


d f 1 =117 mm

d f 2=( z 2−2 ) . m−2 .C k

d f 2=( 45−2 ) .6−2 .1,5


d f 2=255 mm

Kedalaman potongan (H):


H=2 . m+C k
H=2 . 6+1,5
H=13,5 mm

Faktor bentuk gigi (Y):


dari table 3.14
z 1=22→ Y 1=0,33 (Interpolasi)
z 2=45 → Y 2=0,3994 (Interpolasi)

Kecepatan keliling (v) :


π . d 01 . n
v=
60 . 1000
π .132 . 6000
v=
60 .1000

83
v =41,46 m/s

Gaya tangensial (Ft) :


102. Pd
Ft =
v
102. 89,328
Ft =
41,46
Ft =219,76 Kg

Faktor dinamis (fv) :


Harga kecepatan v yang diperoleh ( 26,38 m/s ), maka diambil faktor

dinamis dari tabel 3.15 ( v =20−50 m/s ) untuk kecepatan tinggi dengan
persamaan :
5,5
f v=
5,5+ √ v
5,5
f v=
5,5+ √ 41,46
f v =0,48

Bahan masing-masing gigi perlakuan panas :


Pinyon S 45 C dengan spesifikasi sebagai berikut :
σ
Kekuatan Tarik (¿¿ B1) = 58 Kg/mm2
¿
Kekerasan permukaan gigi (H B 1 ) = 198 (rata-rata)

Roda gigi besar FC 20 :


σ
Kekuatan Tarik (¿¿ B 2) = 20 Kg/mm2
¿
Kekerasan permukaan gigi ( H B 2 ) = 170 (rata-rata)

Tegangan lentur yang dizinkan :

84
σ
S 45 C (¿¿ a 1) = 30 Kg/mm2
¿
σ
FC 20 (¿¿ a 2) = 9 Kg/mm2
¿
Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 Hb dengan besi cor

maka, K H =0, 079 Kg/mm2

Beban lentur yang dizinkan persatuan lebar :


Fb =σ B .m .Y . f v
'
Fb 1 =σ B 1 . m. Y 1 . f v
F'b 1 =30 .6 . 0,33 . 0,48
'
Fb 1 =28,51 Kg/mm

F'b 2 =σ B 2 . m. Y 2 . f v
'
Fb 2 =9 .6 .0,3994 .0,48
F'b 2 =10,35 Kg/mm

Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar :


' 2 . z2
F H =f v . k H . d 01 .
z1+ z2
' 2 . 45
F H =0,48 . 0,079 .132 .
22+ 45
'
F H =6,72 Kg/mm

' '
Harga minimum adalah Fmin =5,46 Kg/mm dari FH

3.2.3. Perhitungan Gigi Kecepatan 3


Diketahui : P = 104 Ps
n1 = 6000 rpm
i = 1,376 (perdandingan roda gigi berdasarkan spesifikasi)
a = 200 mm (jarak sumbu poros direncanakan)

85
Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2 (diambil 1,2)
Maka daya yang direncanakan adalah (Pd) :
Pd = P . fc (kW)
= 76,44 . 1,12
= 89,328 kW

Diameter lingkaran sementara jarak bagi :


2. a
d 1=
1+i
2. 200
d 1=
1+ 1,376
d 1=168,35 mm

2 .a . i
d 2=
1+i
2 .200 . 1,376
d 2=
1+1,376
d 2=231,64 mm

Modul pahat yang dugunakan adalah m = 6


Jumlah gigi (z):
d d
m= → z =
z m
d1
z 1=
m
168,35
z 1=
6
z 1=28,05 ≈ 28

d2
z 2=
m
231,64
z 2=
6

86
z 2=38,6 ≈ 39

Perbandingan gigi (i) :


z2
i=
z1
39
i=
29
i=1,344

Diameter lingkaran jarak bagi (roda gigi standart) (d0) :


d 01=z 1 . m
d 01 =28 . 6
d 01=168

d 02 =z 2 . m
d 02=39 . 6
d 02 =234

Jarak sumbu poros (a0):


d 01+d 02
a0 =
2
168+ 234
a0 =
2
a0 =201

Kelonggaran sisi c 0 = 0
Kelonggaran puncak (Ck) :
C k =0,25 . m
C k =0,25 . 6
C k =1,5

Diameter kepala (dk) :

87
d k 1=( z 1 +2 ) . m

d k 1=( 28+2 ) . 6
d k 1=180 mm

d k 2=( z 2 +2 ) . m

d k 2=( 39+2 ) . 6
d k 2=246 mm

Diameter kaki ( d f )
d f 1 =( z 1−2 ) . m−2. C k
d f 1 =( 28−2 ) . 6−2. 1,5
d f 1 =153 mm

d f 2=( z 2−2 ) . m−2 .C k

d f 2=( 39−2 ) . 6−2. 1,5


d f 2=219 mm

Kedalaman potongan (H):


H=2 . m+C k
H=2 . 6+1,5
H=13,5 mm

Faktor bentuk gigi (Y):


dari table 3.14
z 1=28 →Y 1=0,352 (Interpolasi)
z 2=39 →Y 2=0,386 (Interpolasi)

Kecepatan keliling (v) :


π . d 01 . n
v=
60 . 1000

88
π .168 . 6000
v=
60 .1000
v =52,77 m/ s

Gaya tangensial (Ft) :


102. Pd
Ft =
v
102. 89,328
Ft =
52,77
Ft =172,66 Kg

Faktor dinamis (fv) :


Harga kecepatan v yang diperoleh ( 52,77 m/s ), maka diambil faktor

dinamis dari tabel 3.15 ( v =20−50 m/s ) untuk kecepatan tinggi dengan
persamaan :
5,5
f v=
5,5+ √ v
5,5
f v=
5,5+ √ 52,77
f v =0,43

Bahan masing-masing gigi perlakuan panas :


Pinyon S 45 C dengan spesifikasi sebagai berikut :
σ
Kekuatan Tarik (¿¿ B1) = 58 Kg/mm2
¿
Kekerasan permukaan gigi (H B 1 ) = 198 (rata-rata)

Roda gigi besar FC 20 :


σ
Kekuatan Tarik (¿¿ B 2) = 20 Kg/mm2
¿
Kekerasan permukaan gigi ( H B 2 ) = 170 (rata-rata)

89
Tegangan lentur yang dizinkan :
σ
S 45 C (¿¿ a 1) = 30 Kg/mm2
¿
σ
FC 20 (¿¿ a 2) = 9 Kg/mm2
¿
Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 Hb dengan besi cor

maka, K H =0, 079 Kg/mm2

Beban lentur yang dizinkan persatuan lebar :


Fb =σ B .m .Y . f v
'
Fb 1 =σ B 1 . m. Y 1 . f v
'
Fb 1 =30 .6 . 0,352 .0,43
'
Fb 1 =27,24 Kg/ mm

'
Fb 2 =σ B 2 . m. Y 2 . f v
'
Fb 2 =9 .6 .0,386 . 0,43
F'b 2 =8,96 Kg/mm

Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar :


' 2 . z2
F H =f v . k H . d 01 .
z1+ z2
2 . 39
F'H =0,43 . 0,079 .168 .
28+39
F'H =6,64 Kg/mm

' '
Harga minimum adalah Fmin =6,64 Kg /mm dari FH

3.2.4. Perhitungan Gigi Kecepatan 4


Diketahui : P = 104 Ps

90
n1 = 6000 rpm
i = 1,000 (perdandingan roda gigi berdasarkan spesifikasi)
a = 200 mm (jarak sumbu poros direncanakan)

Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2 (diambil 1,2)
Maka daya yang direncanakan adalah (Pd) :
Pd = P . fc (kW)
= 76,44 . 1,12
= 89,328 kW

Diameter lingkaran sementara jarak bagi :


2. a
d 1=
1+i
2. 200
d 1=
1+1
d 1=200 mm

2 .a . i
d 2=
1+i
2 .200 . 1,376
d 2=
1+1,376
d 2=200 mm

Modul pahat yang dugunakan adalah m = 6


Jumlah gigi (z):
d d
m= → z =
z m
d1
z 1=
m
200
z 1=
6
z 1=33,3 ≈ 34

91
d2
z 2=
m
200
z 2=
6
z 2=33,3 ≈ 34

Perbandingan gigi (i) :


z2
i=
z1
34
i=
34
i=1

Diameter lingkaran jarak bagi (roda gigi standart) (d0) :


d 01=z 1 . m
d 01 =34 . 6
d 01=201 mm

d 02 =z 2 . m
d 02=34 . 6
d 02=201 mm

Jarak sumbu poros (a0):


d 01+d 02
a0 =
2
201+201
a0 =
2
a0 =201 mm

Kelonggaran sisi c 0 = 0
Kelonggaran puncak (Ck) :
C k =0,25 . m
C k =0,25 . 6

92
C k =1,5

Diameter kepala (dk) :


d k 1=( z 1 +2 ) . m

d k 1=( 34 +2 ) . 6
d k 1=213 mm

d k 2=( z 2 +2 ) . m

d k 2=( 34 +2 ) .6
d k 2=213 mm

Diameter kaki ( d f )
d f 1 =( z 1−2 ) . m−2. C k

d f 1 =( 34−2 ) . 6−2 .1,5


d f 1 =186 mm

d f 2=( z 2−2 ) . m−2 .C k

d f 2=( 34−2 ) . 6−2 .1,5


d f 2=186 mm

Kedalaman potongan (H):


H=2 . m+C k
H=2 . 6+1,5
H=13,5 mm

Faktor bentuk gigi (Y):


dari table 3.14
z 1=34 →Y 1=0,371
z 2=34 → Y 2=0,371

93
Kecepatan keliling (v) :
π . d 01 . n
v=
60 . 1000
π . 204 .6000
v=
60 . 1000
v =64,08 m/ s

Gaya tangensial (Ft) :


102. Pd
Ft =
v
102. 89,328
Ft =
64,08
Ft =142,18 Kg

Faktor dinamis (fv) :


Harga kecepatan v yang diperoleh (64,08 m/s ), maka diambil faktor

dinamis dari tabel 3.15 ( v =20−50 m/s ) untuk kecepatan tinggi dengan
persamaan :
5,5
f v=
5,5+ √ v
5,5
f v=
5,5+ √ 64,08
f v =0,4

Bahan masing-masing gigi perlakuan panas :


Pinyon S 45 C dengan spesifikasi sebagai berikut :
σ
Kekuatan Tarik (¿¿ B1) = 58 Kg/mm2
¿
Kekerasan permukaan gigi (H B 1 ) = 198 (rata-rata)

Roda gigi besar FC 20 :

94
σ
Kekuatan Tarik (¿¿ B 2) = 20 Kg/mm2
¿
Kekerasan permukaan gigi ( H B 2 ) = 170 (rata-rata)

Tegangan lentur yang dizinkan :


σ
S 45 C (¿¿ a 1) = 30 Kg/mm2
¿
σ
FC 20 (¿¿ a 2) = 9 Kg/mm2
¿
Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 Hb dengan besi cor

maka, K H =0, 079 Kg/mm2

Beban lentur yang dizinkan persatuan lebar :


Fb =σ B .m .Y . f v
'
Fb 1 =σ B 1 . m. Y 1 . f v
'
Fb 1 =30 .6 . 0,371. 0,4
'
Fb 1 =26,71 Kg/mm

'
Fb 2 =σ B 2 . m. Y 2 . f v
'
Fb 2 =9 .6 .0,371 . 0,4
F'b 2 =8,01 Kg/mm

Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar :


' 2 . z2
F H =f v . k H . d 01 .
z1+ z2
' 2 .34
F H =0,4 .0,079 . 168 .
34+34
F'H =5,3 Kg/mm

' '
Harga minimum adalah Fmin =5,3 Kg/mm dari FH

95
3.2.5. Perhitungan Gigi Kecepatan 5
Diketahui : P = 104 Ps
n1 = 6000 rpm
i = 0,838 (perdandingan roda gigi berdasarkan spesifikasi)
a = 200 mm (jarak sumbu poros direncanakan)

Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2 (diambil 1,2)
Maka daya yang direncanakan adalah (Pd) :
Pd = P . fc (kW)
= 76,44 . 1,12
= 89,328 kW
Diameter lingkaran sementara jarak bagi :
2. a
d 1=
1+i
2. 200
d 1=
1+ 0,838
d 1=217,62 mm

2 .a . i
d 2=
1+i
2 .200 . 0,838
d 2=
1+0,838
d 2=182,37 mm

Modul pahat yang dugunakan adalah m = 6


Jumlah gigi (z):
d d
m= → z =
z m
d1
z 1=
m
217,62
z 1=
6
z 1=36,27 ≈ 36

96
d2
z 2=
m
182,37
z 2=
6
z 2=30,395 ≈ 31

Perbandingan gigi (i) :


z2
i=
z1
31
i=
36
i=0,861

Diameter lingkaran jarak bagi (roda gigi standart) (d0) :


d 01 =z 1 . m
d 01=36 . 6
d 01 =216 mm

d 02 =z 2 . m
d 02=31 .6
d 02=186 mm

Jarak sumbu poros (a0):


d 01+d 02
a0 =
2
216+ 186
a0 =
2
a0 =201 mm

Kelonggaran sisi c 0 = 0
Kelonggaran puncak (Ck) :
C k =0,25 . m
C k =0,25 . 6
C k =1,5

97
Diameter kepala (dk) :
d k 1=( z 1 +2 ) . m

d k 1=( 36+2 ) . 6
d k 1=228 mm

d k 2=( z 2 +2 ) . m

d k 2=( 31+2 ) . 6
d k 2=198 mm
Diameter kaki ( d f )
d f 1 =( z 1−2 ) . m−2. C k
d f 1 =( 36−2 ) . 6−2. 1,5
d f 1 =201mm

d f 2=( z 2−2 ) . m−2 .C k


d f 2=( 31−2 ) . 6−2 . 1,5
d f 2=171mm

Kedalaman potongan (H):


H=2 . m+C k
H=2 . 6+1,5
H=13,5 mm

Faktor bentuk gigi (Y):


dari table 3.14
z 1=37 →Y 1 =0,380(Intepolasi)
z 2=31→ Y 2=0,361 (Intepolasi)

Kecepatan keliling (v) :


π . d 01 . n
v=
60 . 1000

98
π . 222. 6000
v=
60 .1000
v =69,74 m/s

Gaya tangensial (Ft) :


102. Pd
Ft =
v
102. 89,328
Ft =
64,08
Ft =142,18 Kg

Faktor dinamis (fv) :


Harga kecepatan v yang diperoleh (69,74 m/s ), maka diambil faktor

dinamis dari tabel 3.15 ( v =20−50 m/s ) untuk kecepatan tinggi dengan
persamaan :
5,5
f v=
5,5+ √ v
5,5
f v=
5,5+ √ 59,74
f v =0,39

Bahan masing-masing gigi perlakuan panas :


Pinyon S 45 C dengan spesifikasi sebagai berikut :
σ
Kekuatan Tarik (¿¿ B1) = 58 Kg/mm2
¿
Kekerasan permukaan gigi (H B 1 ) = 198 (rata-rata)

Roda gigi besar FC 20 :


σ
Kekuatan Tarik (¿¿ B 2) = 20 Kg/mm2
¿
Kekerasan permukaan gigi ( H B 2 ) = 170 (rata-rata)

Tegangan lentur yang dizinkan :

99
σ
S 45 C (¿¿ a 1) = 30 Kg/mm2
¿
σ
FC 20 (¿¿ a 2) = 9 Kg/mm2
¿
Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 Hb dengan besi cor

maka, K H =0, 079 Kg/mm


2

Beban lentur yang dizinkan persatuan lebar :


Fb =σ B .m .Y . f v
'
Fb 1 =σ B 1 . m. Y 1 . f v
'
Fb 1 =30 .6 . 0,380. 0,39
F'b 1 =26,67 Kg/ mm

F'b 2 =σ B 2 . m. Y 2 . f v
'
Fb 2 =9 .6 .0,361 . 0,39
F'b 2 =8 Kg/mm
Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar :
' 2 . z2
F H =f v . k H . d 01 .
z1+ z2
2 . 31
F'H =0,39 . 0,079 .168 .
37 +31
F'H =4,71 Kg/mm

' '
Harga minimum adalah Fmin =4,71 Kg/mm dari FH

3.2.6. Perhitungan Gigi Mundur (Reverse)


Diketahui : P = 104 Ps
n1 = 6000 rpm
i = 4,128 (perdandingan roda gigi berdasarkan spesifikasi)
a = 200 mm (jarak sumbu poros direncanakan)

Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2 (diambil 1,2)

100
Maka daya yang direncanakan adalah (Pd) :
Pd = P . fc (kW)
= 76,44 . 1,12
= 89,328 kW

Diameter lingkaran sementara jarak bagi :


2. a
d 1=
1+i
2. 200
d 1=
1+ 4,128
d 1=78 mm

2 .a . i
d 2=
1+i
2 .200 . 4,128
d 2=
1+4,128
d 2=321,99 mm

Modul pahat yang dugunakan adalah m = 6


Jumlah gigi (z):
d d
m= → z =
z m
d1
z 1=
m
78
z 1=
6
z 1=13

d2
z 2=
m
321,99
z 2=
6
z 2=53,66 ≈ 54

101
Perbandingan gigi (i) :
z2
i=
z1
54
i=
13
i=4,53

Diameter lingkaran jarak bagi (roda gigi standart) (d0) :


d 01 =z 1 . m
d 01=13 . 6
d 01 =78 mm

d 02=z 2 . m
d 02 =54 . 6
d 02=324 mm

Jarak sumbu poros (a0):


d 01+d 02
a0 =
2
78+324
a0 =
2
a0 =201 mm

Kelonggaran sisi c 0 = 0
Kelonggaran puncak (Ck) :
C k =0,25 . m
C k =0,25 . 6
C k =1,5

Diameter kepala (dk) :


d k 1=( z 1 +2 ) . m

d k 1=( 13+2 ) . 6

102
d k 1=90 mm

d k 2=( z 2 +2 ) . m

d k 2=( 54 +2 ) . 6
d k 2=336 mm

Diameter kaki ( d f )
d f 1 =( z 1−2 ) . m−2. C k

d f 1 =( 13−2 ) . 6−2 . 1,5


d f 1 =63 mm

d f 2=( 54−2 ) . m−2 . Ck


d f 2=( 31−2 ) . 6−2 . 1,5
d f 2=309 mm

Kedalaman potongan (H):


H=2 . m+C k
H=2 . 6+1,5
H=13,5 mm

Faktor bentuk gigi (Y):


dari table 3.14
z 1=13 →Y 1=0,261
z 2=54 →Y 2=0,413 (Intepolasi)

Kecepatan keliling (v) :


π . d 01 . n
v=
60 . 1000
π .78 . 6000
v=
60 .1000
v =24,5 m/s

103
Gaya tangensial (Ft) :
102. Pd
Ft =
v
102. 89,328
Ft =
24,5
Ft =371,89 Kg

Faktor dinamis (fv) :


Harga kecepatan v yang diperoleh (24,5 m/s ), maka diambil faktor

dinamis dari tabel 3.15 ( v =20−50 m/s ) untuk kecepatan tinggi dengan
persamaan :
5,5
f v=
5,5+ √ v
5,5
f v=
5,5+ √ 24,5
f v =0,2

Bahan masing-masing gigi perlakuan panas :


Pinyon S 45 C dengan spesifikasi sebagai berikut :
σ
Kekuatan Tarik (¿¿ B1) = 58 Kg/mm2
¿
Kekerasan permukaan gigi (H B 1 ) = 198 (rata-rata)
Roda gigi besar FC 20 :
σ
Kekuatan Tarik (¿¿ B 2) = 20 Kg/mm2
¿
Kekerasan permukaan gigi ( H B 2 ) = 170 (rata-rata)

Tegangan lentur yang dizinkan :


σ
S 45 C (¿¿ a 1) = 30 Kg/mm2
¿

104
σ
FC 20 (¿¿ a 2) = 9 Kg/mm2
¿
Faktor tegangan kontak antara baja karbon kekerasan 200 Hb dengan besi cor

maka, K H =0, 079 Kg/mm2

Beban lentur yang dizinkan persatuan lebar :


Fb =σ B .m .Y . f v
'
Fb 1 =σ B 1 . m. Y 1 . f v
'
Fb 1 =30 .6 . 0,261. 0,2
'
Fb 1 =9,396 Kg/ mm

'
Fb 2 =σ B 2 . m. Y 2 . f v
'
Fb 2 =9 .6 .0,413 . 0,2
F'b 2 =4,46 Kg/mm

Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar :


' 2 . z2
F H =f v . k H . d 01 .
z1+ z2
2 . 54
F'H =0,2 . 0,079.78 .
13+54
F'H =1,98 Kg/mm

' '
Harga minimum adalah Fmin =1,98 Kg/mm dari FH

Diagram aliran roda gigi

START a

105
1. Daya yang ditransmisikan P (kW) 12. Faktor dinamis : fv
Putaran poros n1 (rpm)
Perbandingan reduksi i
13. Bahan masing - masing gigi
Kekuatan tarik : σB1, σB2 (kg/mm2)
Kekerasan permukaan gigi : HB1, HB2
5 2. Faktor koreksi fc

3. Daya rencana Pd (kW) 14. Tegangan lentur yang


diizinkan : σa1, σa2 (kg/mm2)
Faktor tegangan kontak : kH (kg/mm2)
4. Diameter sementara lingkaran jarak
bagi d’1, d’2 (mm)
15. Beban lentur yang diizinkan persatuan
lebar : F’b1, F’b2 (kg/mm)
Beban permukaan yg diizinkan
5. Modul pahat : m
persatuan lebar : F’H (kg/mm)
Harga minimum : F’H = F’min (kg/mm)

6. Jumlah gigi : z1, z2


Perbandingan gigi : i
16. Modul pahat : m
Jumlah gigi : z1, z2
Jarak sumbu poros : a
7. Diameter lingkaran jarak bagi (roda standar) :
Diameter luar : dk1, dk2 (mm)
d01, d02 (mm)
Jarak sumbu poros : a0 (mm)

8. Kelonggaran sisi C0 (mm) STOP


Kelonggaran puncak Ck (mm)

9. Diameter kepala : dk1, dk2 (mm) END


Diameter kaki : df1, df2 (mm)
Kedalaman pemotongan : H (mm)

10. Faktor bentuk gigi : Y1, Y2

11. Kecepatan keliling : v (m/s)


Gaya tangensial : Ft (kg)

3.2.7. Perhitungan Bantalan


Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros yang berbeban
sehingga putaran dan getaran bolak - balik dapat berputar secara halus, dan tahan
lama. Bantalan harus kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesinnya

106
bekerja dengan baik, jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi
seluruh sistem akan menurun atau
tidak berkerja semestinya.

Gambar. 3.8 Bantalan gelinding

Momen yang ditransmisikan dari poros (T) 13897,81 Kg.mm dan putaran
(n) 6000 rpm.

Tabel 3.10 Bantalan Bola (Sularso, 2004)


Kapasitas Kapasitas
nominal nominal
Nomor Bantalan Ukuran luar (mm) dinamis statis
spesifik spesifik Co
C (kg) (kg)
Dua
Jenis Dua sekat
d D B r
terbuka sekat tanpa
kontak
6000 10 26 8 0,5 360 196
6001 6001ZZ 6001VV 12 28 8 0,5 400 229
6002 6002ZZ 6002VV 15 32 9 0,5 440 263
6003 6003ZZ 6003VV 17 35 10 0,5 470 296
6004 6004ZZ 6004VV 20 42 12 1 735 465
6005 6005ZZ 6005VV 25 47 12 1 790 530
6006 6006ZZ 6006VV 30 55 13 1,5 1030 740
6007 6007ZZ 6007VV 35 62 14 1,5 1250 915
6008 6008ZZ 6008VV 40 68 15 1,5 1310 1010
6009 6009ZZ 6009VV 45 75 16 1,5 1640 1320
6010 6010ZZ 6010VV 50 80 16 1,5 1710 1430

107
Pada perhitungan ini telah diperoleh ukuran diameter porosnya (
ds )
sebesar (42 mm). Berdasarkan dari tabel 3.10 di atas maka ukuran - ukuran dari
bantalan dapat ditentukan sebagai berikut :
Nomor bantalan 6008,
Diameter bantalan, D = 68 mm
Lebar bantalan,B = 15 mm
Kapasitas nominal dinamis spesifik, C = 1310 Kg
Kapasitas nominal statis spesifik, C0 = 1010 Kg

Untuk bantalan bola alur dalam F a /C a=0,014 (direncanakan) dari tabel 3.11.
di bawah ini :

Tabel 3.11. Faktor - faktor V, X, Y dan X0, Y0 (Sularso, 2004)


cincin dalamBeban putar pada

Baris
cincin luarBeban putar pada

Baris ganda
tunggal

Baris Baris
E
Jenis bantalan tunggal ganda
Fa / VFr > e Fa /VFr ≤ e Fa /VFr > e

V X Y X Y X Y X0 Y0 X0 Y0

Fa /C0 =
0,014 2,30 2,30 0,19
= 0,028 1,99 1,99 0,22
Bantalan = 0,056 1,71 1,71 0,26
bola alur = 0,084 1 1,2 0,56 1,55 1 0 0,56 1,55 0,28 0,6 0,5 0,6 0,5
= 0,11 1,45 1,45 0,30
dalam = 0,17 1,31 1,31 0,34
= 0,28 1,15 1,15 0,38
= 0,42 1,04 1,04 0,42
= 0,56 1,00 1,00 0,44

108
α = 20o 0,43 1,00 1,09 0,70 1,63 0,57 0,42 0,84
Bantalan = 25o 0,41 0,87 0,92 0,67 1,41 0,68 0,38 0,76
bola = 30o 1 1,2 0,39 0,76 1 0,78 0,63 1,24 0,80 0,5 0,33 1 0,66
sudut = 35o 0,37 0,66 0,66 0,60 1,07 0,95 0,29 0,58
= 40o 0,35 0,57 0,55 0,57 0,93 1,14 0,26 0,52

Beban aksial bantala, Fa


F a=C 0 . 0,014
F a=1010 .0,014
F a=14,14 Kg

Dari tabel 3.11 dapat diketahui harga beban radial Fr dengan menggunakan
persamaan:
Fa
>e
v . Fr
Dimana:
v = beban putar pada cincin dalam
e = 0,19
Maka:
Fa
v .e
14,12
=74,42 Kg
1 . 0,19

Dengan demikian beban ekivalen dinamis P dapat diketahui melalui persamaan di


bawah ini :

P= X . FY +Y . F a
Dimana:
P = beban ekivalen (kg)
Fr = beban radial (kg)
Fa = beban aksial (kg)
X ,Y = harga - harga baris tunggal yang terdapat dalam
(tabel 3.12) di atas

109
Dengan memasukkan harga-harganya maka didapat:
P=0,56 . 74,42+2,30 .14,14
P=74,1927 Kg

Jika C (kg) menyatakan beban nominal dinamis spesifik dan P (kg) beban

ekivalen dinamis, maka faktor kecepatan


fn bantalan adalah:
33,3 1 /3
f n=( )
n
33,3 1 /3
f n=( )
6000
f n=0,1770

Faktor umur bantalan


fh :

C 1310
f h=f n f h=0,1770
P 74,1927

f h=3,1729

Umur nominal dari bantalan, Lh


3
Lh=500( f h )
3
Lh=500 ( 3,1729 )
Lh=15972,0697 jam

Diagram alir perancangan bantalan gelinding

S TAR T

1. Momen yang ditransmisikan : T = 13897,81 kg.mm


Putaran poros : n = 6000 rpm

2. Nomor nominal bantalan


Kapasitas nominal dinamis
spesifik : C = kg
Kapasitas nominal statis spesifik :
Co = kg
110
a b

a b

3. Cincin yang berputar dalam


∑ Fa / Co = 0,014, faktor e = 0,19
∑ Fa / V . ∑ Fr : faktor X = 0,56
faktor Y = 2,30
Beban ekivalen dinamis : P = kg

4. faktor kecepatan : fn
Faktor umur : fh

5. Umur : Lh = jam

< 6. Lh atau Ln : Lha

7. Nomor nominal bantalan


Pasan, ketelitian, dan
umur bantalan

STOP

END

3.1.6. Baut dan Mur

Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting untuk
mencegah kecelakaan atau kerusakan pada mesin. Pemilihan baut dan mur sebagai
alat pengikat harus dilakukan dengan seksama untuk mendapatkan ukuran yang
sesuai. Di dalam perencanaan kopling ini. Baut dan mur berfungsi sebagai
pengikat gear box. Untuk menentukan ukuran baut dan mur, berbagai faktor harus

111
diperhatikan seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan
bahan, kelas ketelitian, dan lain-lain.

Gambar 3.9 Baut dan Mur

Momen torsi rencana, T: 13897,81 Kg . mm


Jumlah baut yang direncanakan, z : 6
Diameter jarak lingkaran baut,r : 168 mm
Bahan mur dipakai baja liat dengan kadar karbon 0,22 %, dengan tegangan geser
yang diizinkan 6 Kg/mm2.

Maka gaya geser yang bekrja pada baut adalah:


T
F=
z .r
13897,81
F=
6 .168
F=13,78 Kg

Maka diameter baut yang diperlukan adalah:

d1≥
√ 4. F
π . σa

d1≥
√ 4 . 6,89
π .6

d 1 ≥ 2,92 mm

Dari hitungan diatas dan menurut table 3.12 d1 = 4,917 mm (pada tabel) > 2,219
mm (pada hutungan). Maka pemilihan ulir standar adalah M6.

112
Tabel 3.12. Ukuran standar ulir kasar metris (Sularso, 2004)

Ulir dalam
Ulir Diameter Diameter Diameter
Jarak Tinggi luar D efektif D2 dalam D1
bagi kaitan
p H1 Ulir luar
1 2 3 Diameter Diameter Diameter
luar d efektif d2 inti d1
M6 1 0,541 6,000 5,350 4,917
M7 1 0,541 7,000 6,350 5,917
M8 1,25 0,677 8,000 7,188 6,647
M9 1,25 0,677 9,000 8,188 7,647
M 10 1,5 0,812 10,000 9,026 8,376
M 11 1,5 0,812 11,000 10,026 9,376
M 12 1,75 0,947 12,000 10,863 10,106
M 14 2 1,083 14,000 12,701 11,835
M 16 2 1,083 16,000 14,701 13,835
M 18 2,5 1,353 18,000 16,376 15,294
M 20 2,5 1,353 20,000 18,376 17,294
M 22 2,5 1,353 22,000 20,376 19,294
M 24 3 1,624 24,000 22,051 20,752
M 27 3 1,624 27,000 25,051 23,752
M 30 3,5 1,894 30,000 27,727 26,211
M 33 3,5 1,894 33,000 30,727 29,211
M 36 4 2,165 36,000 34,402 31,670
M 39 4 2,165 39,000 36,402 34,670

Dari hitungan diatas dan menurut table 3.12 d1 = 4,917 mm (pada tabel) > 4,4 mm
(pada hutungan).

Maka pemilihan ulir standar adalah:


diameter luar, d = 6 mm
diameter inti, d1 = 4,917 mm
jarak bagi, p = 1 mm

Tegangan geser yang diizinkan:


τ a =( 05−0,7 ) . σ a diambil 0,5
τ a =0,5 . 6

τ a =3 Kg/mm2

Dengan tekanan permukaan yang dizinkan qa = 3 kg/mm2

113
Diameter luar ulir dalam, D = 6 mm
Diameter efektif ulir dalam, D2 = 5,350 mm
Tinggi kaitan gigi dalam, H1 = 0,541 mm

Diagram alir baut dan mur

S TAR T b a

1. Beban : W = kg 9. Jumlah ulir mur yang diperlukan : z

2. Faktor koreksi : fc = 1,2 10. Tinggi mur : H = mm

3. Beban rencana : Wd = kg 11. Jumlah ulir mur : z’ = mm

4. Bahan baut : baja liat 12. Tegangan geser akar


Kekuatan tarik : σB = 42 kg/mm2 ulir baut : τb = kg/mm2
Faktor keamanan : Sf = 7
Tegangan geser akar
Tegangan geser yang
diizinkan : τa = 6 kg/mm2 ulir mur : τn = kg/mm2

5. Diameter inti yang diperlukan : d1 = mm

> 13. τb : τa
τn : τa
6. Pemilihan ulir standar
Diameter luar : d = mm
Diameter inti : d1 = mm
Jarak bagi : p = mm ≤

7. Bahan mur : baja liat


Kekuatan tarik : σB = 42 kg/mm2 14. Bahan baut : baja liat
Tegangan geser yang diizinkan : τa = 6 kg/mm2 Bahan mur : baja liat
Tegangan permukaan yang Diameter nominal ulir :
diizinkan : qa = 3 kg/mm2 baut = M , mur = M
Tinggi mur : H = mm

8. Diameter luar ulir dalam : D = mm


Diameter efektif ulir dalam : D2 = mm
Tinggi kaitan gigi dalam : H1 = mm STOP

b a END

114

Anda mungkin juga menyukai