ANALISA PERHITUNGAN
Dalam merancang poros bintang ini akan dipilih baja batang yang ditarik dingin dan difinish.
Baja jenis ini merupakan baja karbon konstruksi mesin yang dioksidasi dengan ferro-silikon, dan
dicor dengan kadar karbon terjamin. Untuk itu dipilih bahan poros JIS G3123 S 55 C-D
1. Poros ini merupakan komponen tetap sehingga dibutuhkan bahan yang cukup keras dan
2. Torsi/Momen Puntir Maksimum, Mpmaks = 110 Nm, pada putaran n = 3.600 rpm ~ 4.000
rpm.
Bahan poros S 55 C-D dengan besar tegangan tarik, = (670 ~ 830) MPa (Lampiran I).
Pada perancangan ini dipilih = 670 MPa. Untuk faktor pengaman, SF Dinamis I, Golongan
II (Lampiran II) diketahui besarnya = 2,3 ~ 2,7. Pada perancangan ini dipilih faktor pengaman,
SF = 2,5.
σ
σ =
SF
670
= = 268 MPa.
2,5
σ
τ =
√3
268
=
√3 = 154,72 MPa.
σ bd = kt . σ
kt = 1,5 ~ 2[1]
Diperhitungkan terjadi sentakan dan tumbukan–tumbukan ringan, maka diambil nilai 1,8.
σ bd = 1,8 . σ
Untuk menghitung diameter poros diperlukan momen puntir yang terjadi akibat daya
N
Mp = 955.500 n
57
= 955 .500 = 9.725,6 Ncm ≈ 97.256 Nmm.
5600
Dari sini terlihat bahwa Mp yang direncanakan ternyata < dari Mpmaks , maka untuk
perhitungan selanjutnya akan digunakan nilai Mpmaks = 110.000 Nmm, agar tidak terjadi slip.
1
Tedjakumala, Indra, Ir, Dasar Perencanaan Elemen Mesin, hal 11.
Mg = (1,5 ~ 2,0) Mpmaks
dp = √
5 . Mg
3
τ
√
5 .(198 . 000)
3
= 154 ,2
=
18,5mm ≈ 25 mm
dp = 25 + 5 = 30 mm.
Dari hasil dp ini, kemudian dapat ditentukan diameter poros bintang untuk beban berat
Gambar 4.1.
Poros Bintang
Dimensi poros
bintang adalah
sebagai berikut:
1. Diameter
dalam, di = dp = 32 mm
2. Diameter luar, do = 40 mm
4. Lebar baji, b = 5 mm
40+32
=36
= 2 mm.
6. Tinggi baji, h:
d o −d i
h = 2
40−32
= =4 mm .
2
Mp
Li =
0,7 . M 10
110000
= = 22mm
0,7 .(7060)
2. Mg
F =
di
2.(198.000)
= = 12.375 N
32
A = i . Li . b
Dalam hitungan luas bidang geser, panjang baji poros adalah 65 mm karena dari 70 mm
12.375
= = 11,25 MPa.
1.100
Karena τ < τ atau 11,25 MPa < 154,72 MPa, maka perancangan poros memenuhi syarat.
2. Mg
F =
di
2.(198.000)
= = 12.375 N.
32
Atek = i . Li . h
Tekanan bidang, σ :
F
σ =
A
12.375
= = 12,25 MPa.
1.100
Karena σ < σ bd atau 12,25 MPa < 482,4 MPa, maka perancangan poros memenuhi syarat.
4.2. Perhitungan Naaf
Keterangan gambar:
Ln = panjang naaf
t = tebal naaf
Semua dimensi pada poros bintang disesuaikan dengan dimensi naaf. Bahan naaf ini dipilih
dari bahan baja batang yang ditarik dingin dan difinish JIS G3123 S-55 C-D (Lampiran I).
Pemilihan angka faktor pengaman juga didasarkan atas pertimbangan berat beban yang harus
2. Faktor pengaman, SF = 2,3 ~ 2,7 (Dinamis II, Golongan I) dari tabel SF. Maka dipilih faktor
pengaman, SF = 2,5.
σ
σ =
SF
670
= = 268 MPa.
2,5
σ
τ
= √3
268
= √3 = 154,72 MPa.
σ bd = 1,8 σ
Diameter poros, dp = 32 mm
Panjang baji, Li = 22 mm
dn = [ 1,0 ~ 2,0 ] . dp
20 mm.
k = . dn
(k )−(i .b )
y = i
140,6−10.(5)
= = 9,06 mm.
10
Ag = i . L n . b
Ft =
2. Mg
dn
2.(198.000)
= = 8.839,3 N
44,8
Ft
τ
= Ag
8.839,3
= = 8,8393 N/mm2 (= 8,84 MPa).
1000
Karena τ < τ atau 8,8393 MPa < 154,72 MPa, maka perancangan naaf memenuhi syarat.
Ft =
2. Mg
dn
2 .(198 .000 )
= 44,8 = 8.839,3 N.
Atek = i . Ln . h
Ft
σ
bd = A tek
8.839,3
= = 8,8393 N/mm2 (=8,8393 MPa)
1000
Karena σ bd σ bd atau 8,8393 MPa 282,4 MPa, maka perancangan naaf memenuhi syarat.
4.3. Perhitungan Bidang Gesek
Keterangan gambar:
Untuk pelat gesek digunakan bahan ferodo (Lampiran IV), dengan data:
2. Tekanan bidang gesek yang diizinkan, Pbol = 0,5 ~ 0,7 MPa (ferodo). Maka dipilih Pbol = 0,5
MPa.
4.3.2. Dimensi Bidang Gesek
Pada pelat kopling karena bagian bidang gesek yang terlalu dekat dengan sumbu poros maka
terdapat perpindahan momen hanya mempunyai pengaruh yang sangat kecil, sehingga besar
perbandingan D1/D2 jarang lebih rendah dari pada 0,5 dimana: D1 = diameter dalam bidang gesek
π 2
( D2 −D21 )Pbol
F = 4 [2]
π
= 4 (D22 – (0,7 D2)2) 0,5 = 0,2 D22
D 1 + D2
rm = 4
(0,7+ 1)
= D2 = 0,425 D2.
4
Perhitungan diameter luar bidang gesek memakai bantuan perhitungan momen gesek (Mg)
Untuk mencari nilai diameter luar bidang gesek dapat menggunakan rumus dibawah ini:
Mg = .F.rm[3]
D2 = √3 9.21 mm3
D2 = 163,64 mm.
Diameter luar bidang gesek (D2) diperbesar dari 163,64 mm menjadi 170 mm. Setelah
didapat nilai D2, kita dapat mencari nilai diameter dalam bidang gesek (D1) dengan memasukkan
D1 = 0,7 . D2
rm = 0,425 . D2
= 0,425 . (170) = 73 mm
D 2−D1
ab = 2
170−119
= 2 = 26 mm.
π
A bg = ( D −D )
4 22 1 2
π
(1702 −1192 )
= 4 = 11750 mm2.
Setelah didapat D1 dan D2, maka gaya tekan pada bidang gesek [F] dapat dicari dengan
persamaan berikut:
D2
F = 0,2 . 2
π.
A1 = ( dpk )2 . n
4
π
= 4 . (82) . (8) = 401,92 mm2.
Karena Mg’ > Mg atau 1.880.216,9 Nmm > 175.060,8 Nmm, maka hasil rancangan bidang
F
σ
A
= eff
b
5780
= = 0,087 Mpa
65.716
σ b = Pbol
Karena σ b < σ b atau 0,087 MPa < 0,5 MPa, maka hasil rancangan bidang gesek memenuhi syarat.
Kecepatan sudut, ω:
2. π .n
ω =
60
2. ( π ) .(5.600)
= = 586,13 rad/s
60
V m = . rm
= 586,13 . 73
Jika direncanakan waktu gesek kopling, t g = 2 detik, maka kerja yang hilang akibat gesekan,
Wg:
Mg . ω . tg
Wg =
2
719.712. ( 586,13 ) .2
= = 421.844.794,6 Nm.
2
Jika direncanakan jumlah kerja kopling per-jam (z) adalah 56 kali per-jam, maka untuk
menghitung daya yang hilang akibat gesekan dapat mengunakan persamaan berikut:
Wg . z
Ng =
3.600
D = diameter pegas
p = jarak pitch
L0 = panjang pegas
Dalam perancangan pegas peredam dipergunakan pegas yang terbuat dari bahan baja pegas
SUP 10 yang dibentuk panas, dan telah mengalami perlakuan panas (heat threatment).
Berdasarkan JIS G 4801[4], bahan pegas peredam diambil SUP 10 karena kadar campuran
kimianya cukup rendah tetapi memiliki kekuatan tarik yang cukup tinggi dengan nilai sebagai
berikut:
σ
τ =
√3
1.225
= 707,25 N /mm 2 .
= √3
Direncanakan:
4
Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, hal 340.
5
Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, hal 313.
2. Jarak sumbu pegas ke sumbu poros, r = 60 mm
2. Mpmax
F =
i. 2 .r
2.(198.000)
= = 825 N.
4 .(2) .(60)
D
C = [6]
d
Faktor Wahl, K:
4 .C−1 0 , 615
+
K = 4 . C−4 C [7]
4 . ( 4 )−1 0,615
= + = 1,40375
4 . ( 4 )−4 4
d = √ 8⋅K⋅F⋅C
π⋅τ [8]
=
√ 8. ( 1,04375 ) . ( 825 ) .(4)
π .(707,25)
= 12,4 mm
6
Idem, hal 316.
7
Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, hal 316.
8
Idem, hal 315.
Diameter dalam pegas : Dd = D – d = 49,6 – 12,4 = 37,2 mm
Defleksi pegas, δ :
8 . F . D3 . n
δ = [9]
d4 . G
N =n+2 [10]
= 4 + 2 = 6 lilitan.
Lo = N . d + δ + 0,15 . δ
Besarnya pitch, p:
78
= 15,6 mm .
= 6−1
9
Idem, hal 318.
10
Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, hal 317.
4.4.5. Pemeriksaan terhadap Tegangan Geser
8.F .D
τ =k
π . d3
8 . ( 825 ) .(49,6)
= 1,40375 = 79,7 N/mm2 = 79,7 MPa.
π .(12,4 3)
Karena τ τ atau 79,7 MPa 707,25 MPa, maka perancangan pegas dapat dinyatakan
memenuhi syarat.
Keterangan gambar:
t = tebal pegas diafragma
1. Berdasarkan JIS G 4801, bahan pegas yang dipilih adalah SUP 10 dengan kekuatan tarik, =
4E 2
7. 2
=905.495 N /mm [12]
1−μ
Dari grafik spring characteristic pada buku Handbook for Disc Springs (Lampiran VII),
δ
= 0,75
ho
11
Schnorr, Adolf, Handbook for Disc Springs, hal 12.
12
Idem, hal 17.
ho
=2
t
ho = 2 t ………………………………………………………… (2)
δ = 0,75 . 2 t
Perbandingan antara gaya yang terjadi pada pegas diafragma dengan gaya yang terjadi pada
bidang gesek
F'
= 1,25
F
F’ = 1,25 . F
Diameter Ratio, γ:
γ = Do/Di
17 0
= = 1,8
92
Konstanta, k1:
1
k1 = ¿¿
π
1
= π ¿ ¿ = 0,05
F’ =
4E t4 δ ho δ
[
1−μ K 1. Do t t
2 2
−
t ( )( hot − 2δt )+1]
t4
= 905.495
0,05 .(170¿¿ 2).
t (
0,75 . 2 t 2t 0,75. 2 t
.[
t
−
t )( 2tt − 0,752 t. 2 t )+1]¿
7.225 = 587,475 t4
t =
√
4 72 25
587,475
= 2 mm
ho = 2 t
ho = 2 .(2) = 4 mm.
Gambar 4.6. Paku Keling Pengikat Pelat Gesek dengan Pelat Pemegang
π . 170 mm
4. Jarak pitch, p = 8 = 56,7 mm
6. Faktor pengaman, SF = 3
σ
σ =
SF
580
= = 193,33 MPa.
3
σ
τ =
√3
193,33
= = 111,62 MPa.
√3
Tegangan permukaan yang diizinkan, σ bd:
σ bd = (1,5 ~ 2) . σ
2. Mg
F =
z .dm
2.(719.712)
= = 1245,2 N.
8 .(144,5)
d =
√ 4 . F [13]
π .τ
=
√ 4 .(1058,4)
π .(111,62)
= 12,1 mm.
τ 4.F
= 2
π .d
4 .(1058,4)
= = 84,03 MPa.
π .(4¿¿ 2) ¿
13
Tedjakumala, Indra, Ir., Dasar Perencanaan elemen mesin, hal 239.
Karena τ > τ atau 111,62 MPa > 84,03 MPa, maka rancangan ini memenuhi syarat.
F
σ bd =
d. s
1058,4
= = 132,3 MPa.
4 .(2)
Karena σ bd < σ bd atau 132,3 MPa < 347,99 MPa, maka rancangan ini memenuhi syarat.
Fb = (p – d). s . σ
360
α =
z
360
= 8 = 45o
Gambar 4.7. Paku Keling Pengikat Pelat Dasar I dengan Pelat Pemegang
π . dm π . (166 )
= =130 ,31
6. Jarak pitch, p = z 4 mm
8. Faktor pengaman, SF = 3
σ
σ =
SF
580
= = 193,33 MPa.
3
σ
τ =
√3
193,33
= = 111,62 MPa.
√3
Tegangan permukaan yang diizinkan, σ bd:
σ bd = (1,5 ~ 2) . σ
F 2. Mg
=
z . dm
2.(719.712)
= = 2.167,8 N.
4 .(166)
d =
√ 4. F
π .τ
=
√ 4 .(2.167,8)
π .(111,62)
= 4,9 mm.
τ 4.F
=
π . d2
4 .(2.167,8)
= = 110,46 MPa.
π .(6 ¿¿ 2)¿
Karena τ > τ atau 111,62 MPa > 110,46 MPa, maka rancangan ini memenuhi syarat.
F
σ bd =
d. s
2.167,8
= = 86,73 MPa.
6 .(5)
¿
Karena σ bd
¿ σ bd atau 86,73 MPa 347,99 MPa, maka rancangan ini memenuhi syarat.
Fb = (p – d). s . σ
Karena gaya Fb F atau 121130,9 N 2167,8 N, maka dapat dikatakan sambungan paku keling
aman.
360
= 4 = 90o
7. Faktor pengaman, SF = 3
σ
σ =
SF
580
= = 193,33 MPa.
3
Tegangan geser yang diizinkan, τ :
σ
τ =
√3
193,33
= = 111,62 MPa.
√3
Tegangan permukaan yang diizinkan, σ bd:
σ bd = (1,5 ~ 2) . σ
2. Mg
F =
z . dm
2 ⋅(719.712)
= 4⋅(304) = 1.189,86 N.
d =
√ 4. F
π .τ
=
√ 4 .(1.189,86)
π .(111,62)
= 3,7 mm.
4.F
τ =
π . d2
4 .(1.189,86)
= = 60,62 MPa.
π .(52)
Karena τ ¿ τ atau 111,62 MPa 60,62 MPa, maka rancangan ini memenuhi syarat.
1.189,86
=5,41
= 5 .⋅(44) MPa.
Karena σ bd ¿ σ bd atau 5,41 MPa 347,99 MPa, maka rancangan ini memenuhi syarat.
Fb = (p – d). s . σ
Karena Fb F atau 1.978.481,7 N 1189,86 N, maka dapat dikatakan sambungan paku keling
aman.
360
α =
z
360
= = 90o
4
Gambar 4.9. Paku Keling Pengikat Pelat Dasar I dengan Pelat Dasar II
7. Faktor pengaman, SF = 3
σ
σ =
SF
580
= = 193,33 MPa.
3
σ
τ =
√3
193,33
= = 111,62 MPa.
√3
σ bd = (1,5 ~ 2) . σ
2. Mg
F =
z .dm
2 ⋅(719.712)
= 4⋅(104) = 3.460,15 N.
d =
√ 4. F
π .τ
= √
4⋅(3. 460 ,15 )
π⋅(111 , 62)
= 6,3 mm .
4.F
τ = 2
π .d
4 .(3.460,15)
= 2 = 89,96 MPa.
π .(7 )
Karena τ τ atau 111,62 MPa 89,96 MPa, maka rancangan ini memenuhi syarat.
F
σ bd =
d. s
3.460,1
= = 115,3 MPa.
5 .(6)
Karena σ bd ¿ σ bd atau 115,3 MPa 347,99 MPa, maka rancangan ini memenuhi syarat.
Fb = (p – d). s . σ
360
α =
z
360
= = 90o
4
4.5.5. Paku Keling Pengikat Pegas Diafragma dengan Rumah Kopling
Gambar 4.10. Paku Keling Pengikat Pegas Diafragma dan Rumah Kopling
π . dm π . 172
= =45
6. Jarak pitch, p = z 12 mm
8. Faktor pengaman, SF = 3
σ
σ =
SF
580
= = 193,33 MPa.
3
σ
τ =
√3
193,33
= = 111,62 MPa.
√3
Tegangan permukaan yang diizinkan, σ bd:
σ bd = (1,5 ~ 2) . σ
2. Mg
F =
z .dm
2 ⋅(719.712)
= 12⋅(172 ) = 697,4 N
d =
√ 4. F
π .τ
= √ 4⋅(697 , 4 )
π⋅(111 , 62)
= 2,8 mm
4.F
τ =
π . d2
4 .(697,4)
= = 55,53 MPa.
π .(4)
Karena τ τ atau 111,62 MPa 55,53 MPa, maka rancangan ini memenuhi syarat.
F
σ bd =
d. s
697,4
= = 24,9 MPa.
4 .(7)
Karena σ bd ¿ σ bd atau 24,9 MPa 347,99 MPa, maka rancangan ini memenuhi syarat.
Fb = (p – d). s . σ
360
α =
z
360
= = 90o
4
Keterangan gambar:
L = panjang baut
4.6.1. Baut Pengikat Rumah Kopling dengan Roda Daya
σ
σ =
SF
550
= = 220 MPa
2,5
σ
τ =
√3
220
=
√ 3 = 127 MPa.
Tekanan bidang yang diizinkan, σ bd:
σ bd = (1,5 ~ 2) . σ
2. Mg
F =
z . dm
2.(719.712)
= = 442 N
8 .(407)
Diameter baut, dk:
dk =
√ 4. F
π .τ
=
√ 4 .( 447)
π .(127)
= 2,1 mm.
Karena untuk alasan keamanan diameter baut disesuaikan dengan yang ada pada tabel, maka
2. Diameter luar, D = 5 mm
σ
σ =
SF
550
= = 220 MPa.
2,5
σ
τ =
√3
220
= = 127 MPa
√3
Tekanan bidang yang diizinkan, σ bd:
σ bd = (1,5 ~ 2) . σ
2. Mg
F =
z . dm
2 ⋅(719.712)
= 8⋅(63) = 5.712 N
dk =
√ 4. F
π .τ
√
4⋅(5.712)
= π⋅(127) = 7,5 mm
Karena alasan keamanan diameter baut disesuaikan dengan yang ada pada tabel, maka dipilih
2. Diameter luar, D = 10 mm