Anda di halaman 1dari 31

BAB III

PERHITUNGAN DAN PEMERIKSAAN

3.1 Poros

Gambar 4.1 perancangan poros kopling

Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin. Mesin
menggunakan poros sebagai penerus tenaga dan putaran.
Perhitungan poros :
Daya (P) : 107 PS
Putaran (n) : 6.000 rpm

Untuk mencari daya yang ditransmisikan (Pd) digunakan rumus berikut :


Pd = fc x P.............…………………… (elemen mesin sularso, hal 7)

Dimana : Pd = Daya yang ditransmisikan


fc = Faktor koreksi
P = Daya nominal keluaran mesin

Jika daya masih dalam satuan daya kuda (Ps), maka harus dikalikan dengan 0,735.
Supaya diperoleh daya dalam satuan Kw. (elemen mesin sularso, hal 7)
Jadi, P = 107 PS x 0,735
P = 78,64 Kw

fc yang dipilih adalah 1,1 untuk daya normal. (elemen mesin sularso, hal 7)
maka, Pd = fc x P
Pd = 1,1 x 78,64 Kw
Pd = 86,5 Kw

Bila suatu poros berputar maka poros tersebut akan mengalami momen puntir.
Pd
momen puntir T =9,74 x 105 ( kgmm ) … ( elemen mesin sularso , hal 7 )
n
78,64
T =9,74 x 105 ( kgmm )
6000
T = 12765,89 kgmm

Jika bahan poros yang dipakai adalah batang baja JIS G4501 dengan lambang
S55C, maka kekuatan tariknya σ b = 66 kg/mm2. Ini diperoleh dari literatur 5, halaman
3.
Tegangan geser yang diijinkan (σ a) dalam satuan (kg/mm2) adalah
σb
Ʈ a= … … … … … … … … … … … … (elemen mesin sularso , hal 8)
Sf 1−Sf 2

Dimana :
Sf1 = Faktor keamanan untuk pengaruh massa dari bahan S-C dengan harga = 6,0
Sf2 = Faktor keamanan kedua akibat pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar
dengan harga (1,3 – 3,0) diambil 2.
66 kg/mm2 2
Ʈ a= =5,5 kg /mm
6,0 x 2,0

Diameter poros...
1
5,1
ds= ( Ʈa )
x K t x C b x T 3 … … … … … …(elemen mesin sularso , hal 8)

Dimana :
Kt = Faktor koreksi untuk puntiran
- (1,0 – 1,5) jika beban dikenakan secara halus
- (1,5 – 3,0) jika beban dikenakan dengan kejutan

Cb = Faktor koreksi untuk lenturan (1,2 – 2,3)


Maka dipilih : Kt = 2
Cb = 1,5

Sehingga,
1
5,1
ds= ( 5,5
x 2 x 1,5 x 12765 , 89 ) 3

1
3
Ds= (35512,38 )

Ds = 32,86 mm

1
Dari literatur 1, halaman 9. Jika diameter poros adalah 32,86 mm, maka diameter
poros yang dipilih adalah 32 mm.
Untuk menghitung tegangan geser (Ʈ) yang terjadi pada poros digunakan rumus :
5,1 x T
Ʈ= … ........................(elemen mesin sularso , hal 7)
D 3s
5,1 x 12 765 ,89 kg /mm 65106 kg /mm2 2
Ʈ= 3
= =1,98 kg/m m
32 mm 32768mm

Pemeriksaan keamanan tegangan geser pada poros


Syarat aman Ʈa > Ʈ
Dari perhitungan sebelumnya diperoleh harga Ʈa = 5,5 kg/mm2
dan harga Ʈ = 1,98kg/mm2
sehingga : 5,5 kg/mm2 > 1,98kg/mm2
Maka poros dapat dinyatakan aman.

2
3.2 Seplain
Seplain adalah komponen elemen mesin yang berfungsi sebagai penghubung
daya/putaran. Pada perancangan ini bahan seplain yang dipakai sama dengan bahan
poros, yaitu JIS4501 dengan lambang S55C.

Gambar 4.2 Perancangan Seplain

Keterangan gambar : D = diameter luar seplain


Ds = diameter dalam seplain
h = tinggi seplain
w = lebar seplain
L = panjang seplain

Perhitungan seplain
Dalam perencanaan ini jumlah seplain yang direncanakan n = 16. Dengan
mengetahui jumlah seplain yang direncanakan kita dapat mengetahui ukuran – ukuran
seplain:
Dari table diperoleh : n = 16
w = 0,098 D
h = 0,095 D
d = 0,810 D

dari perhitungan sebelumnya ds = 32 mm sehingga didapat :


- Diameter seplain (D) = ds/0,81 mm
D = 32/0,81 mm
D = 39,5 mm

- Lebar seplain (w) = 0,098 . D


= 0,098 . 39,5 = 3,871 mm
3
- Tinggi seplain (h) = 0,095 . D
h = 0,095 . 39,5 = 3,7525 mm

D+d s 39,5+32
radius rata−rata ( Rm )= = =17,875 mm
4 4

- Panjang seplain (L) dalam perancangan ini adalah 40 mm.


Pemeriksaan keamanan seplain terhadap tegangan geser.
F = ln . hn . σo . n................ (elemen mesin sularso, hal 57)

Dimana : F = T = Momen torsi


ln = L = panjang seplain (pasak)
hn = h = tinggi seplain
σo = Ʈ = tegangan geser
n = jumlah seplain

maka, T =L.h.Ʈ.n

T
Ʈ=
L . h. n

12765 , 89 kg
Ʈ=
40 mm .3,7525 mm .16

12 765 ,89 kg
Ʈ= 2
=5,31 kg/mm 2
2401,6 mm

Dari perhitungan sebelumnya tegangan geser ijin pada poros telah diperoleh.
Sehingga karena terbuat dari bahan yang sama dengan seplain, maka tegangan geser
ijinnya bpun sama yaitu 5,5 kg/mm2.
Syarat aman adalah Ʈg > Ʈ
Sehingga 5,5 kg/mm2 > 5,31 kg/mm2

Maka seplain dapat dinyatakan aman.

4
3.3 Plat Gesek
Plat gesek adalah suatu plat yang digunakan sebagai media gesekan antara plat
penekan dengan flywheel dalam meneruskan daya/putaran pada mekanisme kopling.

Gambar 4.3 Perancangan Plat Gesek

Keterangan gambar : F = tekanan pada plat gesek (kg)


D1 = diameter dalam plat gesek (mm)
D2 = diameter luar plat gesek (mm)
D3 = diameter rata – rata plat gesek (mm)
t = tebal plat gesek (mm)
s = tebal plat pembawa (mm)
b = lebar plat gesek (mm)

Perhitungan plat gesek


Bahan plat gesek yang direncanakan adalah dibuat dari asbes (ditenun) yang
bergesek dengan besi cor. Sesuai dengan elemen mesin sularso, hal 63, bahwa koefisien
gesek dan tekanan yang diijinkan untuk bahan asbes dan besi cor pada kondisi kering
adalah :
μ = 0,35 – 0,65 : diambil harga diantaranya yaitu 0,4
Pa = 0,007 – 0,07 kg/mm2 : diambil harga 0,0184 kg/mm2

Untuk perencanaan plat gesek perbandingan D1 dan D2 sebesar 0,6. Dengan


memasukkan harga yang diketahui maka diperoleh gaya F yang dinyatakan dalam D.

5
F = π/4 (D2 2 – D1 2) P……………… (elemen mesin sularso, hal 62)

F = π/4 (D2 2 – D1 2) P

F = π/4 (D2 2 – 0,6 D2 2) 0,0184 kg/mm2

F = (0,785) (0,4) 0,0184 kg/mm2

F = 0,0058 D2 2

( D 1 + D 2)
jari− jari rata−rata ( Rm )=
4

( 0,6+ 1 ) D2
( Rm ) =
4

(Rm) = 0,4 D2

Diameter luar plat gesek (D2) dapat dihitung dengan rumus berikut :

T = π . F . Rm……….(elemen mesin sularso, hal 62)

T = 0,4 x 0,0058 D2 2 x 0,4 D2

12 765 ,89Kg/mm = 0,00094 D2 3

12765 , 89 kg /mm
D 32=
0,00094

12765 , 89
D 2=

3

0,00094

D2= √3 13580734

D2 = 238,5 mm

Dari hasil perhitungan D2 maka :


D1 = 0,6 . D2
= 0,6 . 238,5
= 143,1 mm

Lebar bidang plat gesek (Wg) :

D 2−D 1 23 8,5 mm−14 3,1 mm


Wg= = =47,7 mm
2 2
Luas plat gesek (A) :
A = π/4 (D2 2 – D1 2)

6
= π/4 ((238,5)2 – (143,1)2)

= (0,785) (56882,25 – 20477,61)

= 28577,64 mm2

Besar tekanan pada permukaan plat gesek (F) :


F = π/4 (D2 2 – D1 2) P

= (0,785) (36404,64) (0,0184)

= 525,82 kg

Pada elemen mesin sularso, hal 72, diketehui bahwa jika dipilih kopling plat
tunggal kering dengan pelayanan elektromagnetik dengan nomor 40 maka diperoleh
volume dari plat adalah 91 cm3 atau 91000 mm3, maka
V =A.t

91000 mm3 = 28577,64 mm2 . t

91000 mm3
t=
28577,64 mm2

t = 3,18 mm (untuk satu plat)

jarak antara paku keling pada plat gesek


D 1 + D 2 23 8,5+14 3,1
diameter rata−rata= = =190,8 mm
2 2

Keliling rata – rata = π . d = 3,14 . 190,8= 599,41 mm

π x d /2 (3,14 x 190,8)/2
jarak antara paku keling= = =18,72 mm
n 16

3.4 Paku Keling


Paku keling dapat didefenisikan sebagai pengikat sambungan tetap dari dua buah
plat atau lebih. Dari perhitungan sebelumnya momen puntir (T) = 12074,678 kg. bahan
yang digunakan untuk paku keling pada perencanaan ini adalah S40C dengan kekuatan
tarik 55 kg/mm2 dengan faktor keamanan 7. Perhitungan paku keling.

7
3.4.1 Paku keling pengikat kedua plat gesek dengan plat pembawa

Gambar 4.4 Posisi kerja paku keling plat pembawa

Keterangan : d = diameter paku keling


D = diameter kepala paku keling
d = diameter lubang paku keling
h = tinggi paku keling
R = jarak sumbu paku keling dengan sumbu poros

Perhitungan :
a. Dimensi perancangan
- jumlah paku keling, n = 16 buah
- paku keling ditempatkan pada jari – jari R = 67,5 mm
- bahan paku keling : S40C
b. Tegangan tarik yang diijinkan
σ́ t=55 kg /mm2 … … … … … …(elemen mesin sularso , hal 3)

c. Tegangan geser yang diijinkan


σ́ g=0,8 x σ́ t

= 0,8 x 55 kg/mm2 = 44 kg/mm2

d. Diameter paku keling :


4F
d=
√ n . π . σ́ g
… … … … … … … ( umar sukrino , hal 127 )

4 . 5 25,82 kg/ mm
d=
√ 16 . 3,14 . 44 kg /mm2

2103,28 mm
d=
√ 2210,56
=0,97 mm=1 mm

e. Gaya tangensial yang terjadi pada setiap paku keling


T = F . R . n .........................................¿ 58)

8
T 12765 , 89 mm kg
F= =
R.n 67,5mm . 16

F = 11,8 kg

3.4.2 Paku keling pengikat plat pembawa dengan plat penahan

Gambar 4.5 Posisi kerja paku keling lingkaran

Perhitungan :
a. Dimensi perancangan
- jumlah paku keling, n = 16 buah
- paku keling ditempatkan pada jari – jari R = 60 mm
- bahan paku keling : S45C
b. Tegangan tarik yang diijinkan
σ́ t=58 kg ¿ mm 2

c. Tegangan geser yang diijinkan


σ́ g=0,8 x σ́ t =0,8 x 58 kg/mm2

= 46,4 kg/mm2

d. Diameter paku keling


4F 4 . 5 25,82 kg mm
d=
√ √
n . π . σ́ g
=
16 . 3,14 . 46,4 kg/mm2

2103,28 kgmm
d=
√ 2331,136 kg /mm2
=0,94 mm=1mm

e. Gaya tangensial yang terjadi pada setiap paku keling


T =F.R.n

T 12765 , 89 mm kg
F= =
R.n 60mm . 16
9
F = 13,29 kg

3.4.3 Paku keling pengikat kedua plat penahan pegas kejut

Gambar 4.6 Posisi kerja paku keling plat gesek

Perhitungan :
a. Dimensi perancangan
- jumlah paku keling, n = 4 buah
- paku keling ditempatkan pada jari – jari R = 50 mm
- bahan paku keling : S45C
b. Tegangan tarik yang diijinkan
σ́ t=58 kg ¿ mm 2

c. Tegangan geser yang diijinkan


σ́ g=0,8 x σ́ t =0,8 x 58 kg/mm2
= 46,4 kg/mm2

d. Diameter paku keling


4F 4 .5 25,82 kg mm
d=
√ n . π . σ́ g√=
4 . 3,14 . 46,4 kg /mm2

2103,28 kgmm
d=
√ 582,784 kg /mm2
=1,89 mm

10
e. Gaya tangensial yang terjadi pada setiap paku keling
T =F.R.n
T 12765 , 89 mm kg
F= =
R.n 50 mm . 4

F = 63,82 kg

3.4.4 Paku keling pegas matahari dengan tutup kopling

Gambar 4.7 Posisi kerja paku keling

Perhitungan :
a. Dimensi perancangan
- jumlah paku keling, n = 12 buah
- aku keling ditempatkan pada jari – jari R = 62 mm
- bahan paku keling : S45C
b. Tegangan tarik yang diijinkan
σ́ t=58 kg ¿ mm 2

c. Tegangan geser yang diijinkan


σ́ g=0,8 x σ́ t =0,8 x 58 kg/mm2
= 46,4 kg/mm2

d. Diameter paku keling


4F 4 . 525,82kg mm
d=
√ n . π . σ́ g√=
12 . 3,14 . 46,4 kg /mm2

2103,28 mm
d=
√ 1748,35
=1,09 mm

11
e. Gaya tangensial yang terjadi pada setiap paku keling
T =F.R.n

T 12765 , 89 mm kg
F= =
R.n 62 mm. 12

F = 17,1 kg

3.5 Pegas Kejut


Pegas kejut disebut juga dengan pegas tekan/kompresi yang berfungsi untuk
meredam kejutan.

Gambar 4.8 Perancangan Pegas kejut

Dimensi perancangan :
Jumlah lilitan yang aktif (n) : 5 buah
Diameter kawat (d) : 4 mm
Diameter luar pegas (D2) : 20 mm
Diameter dalam pegas (D1) : 12 mm

Perhitungan Pegas Kejut


Jumlah pegas kejut yang direncanakan adalah 4 buah.
Gaya yang terjadi pada pegas kejut adalah :
T
P=
n. R

Dimana :
P = gaya yang bekerja pada satu pegas kejut
n = jumlah pegas kejut
R = jarak sumbu pegas kejut dengan sumbu poros, diambil 35 mm
12
Maka :
12 765 ,89 kg mm
P=
4 . 35mm
P = 91,18 kg

Tegangan geser yang terjadi pada pegas kejut :


8. P.D.k
Tg= … … … … … … … … … … … … literatur 5 , halaman 315
π .d 3

Dimana :
k = konstanta pegas, dipilih 1,4
D = diameter gulungan
d = diameter kawat pegas
P = gaya yang terjadi pada setiap pegas kejut

maka,
8 . 91,18 kg . 16 . 1,4 16340,33 kg
Tg= =
3,14(4 mm)3 200,96 mm

= 81,31 kg/mm2

Tegangan geser ijin ( τ́¿ ¿ g) ¿


8 . D. P
τ́ g= … … … … … … … … … … … … … … … literatur 5 , halaman 135
d3

8 .16 mm . 91,18 kg 11671


¿ =
43 64

= 182,36 kg/mm2

Factor tegangan Wahl (k)


4 . c−1 0,615
k= + … … … … … … … … … literatur 5 , halaman316
4.c −4 c

Dimana : c = indeks pegas, yang dipilih adalah 4. maka,


4 . 4−1 0,615
k= +
4. 4−4 4

k =1,4

C = D/d…………………………................…………...literatur 5, halaman 316

13
Maka : D1 = c . d dimana : D1 = diameter lilitan rata – rata
D1 = 4 .4 d = diameter kawat = 4 mm
D1 = 16 mm

Diameter pegas (D0)


D0 = D1 + d
D0 = 16 +4 = 20 mm

Panjang pegas ulir yang mengalami tekanan (l1)


l1 = ( n + 1,5) d ………………………….................…..…literatur 5, halaman 317

dimana : n = jumlah gulungan yang aktif = 6 buah


l1 = (6+1,5) . 4
l1 = 30 mm

konstanta pegas (k)


G . d4
k= … … … … … … … … … … … … … … … literatur 5 , halaman 318
8 n . D3

dimana : G = modulus geser (8,3 x 103 kg/mm2), maka

8,3 x 103 kg/mm2 .( 4 mm)4


k=
8 . 6 .(16 mm)3

2124800 kg/mm2
k= =10,8 kg /mm2
196608 mm❑

Ledutan pegas (δ )
8 . n . D3 . P
δ= … … … … … … … … … … … … … literatur 5 ,halaman 318
d4 . G

8 . 6 .(16 mm)3 . 91,18 kg


δ= =8,4 mm 2
(4 mm)4 .(8,3 x 10 3 kg /mm2 )

14
3.6 Baut
Baut didefenisikan sebagai alat pengikat. Baut didalam kopling digunakan untuk
mengikat flywheel terhadap poros penggerak dan pengikat tutup kopling dengan
flywheel. Dari literatur 5, halaman 290, tabel 7.1 maka akan diperoleh dimensi baut
yang dipilih :
3.6.1 Baut pengikat tutup kopling dengan flywheel

Gambar 4.9 Baut pengikat tutup kopling dengan flywheel

Baut yang direncanakan adalah :


- Tipe baut : M8
- Jumlah baut (n) : 8 buah
- Panjang baut : 21 mm
- Jarak sumbu baut kesumbu poros (R) : 133 mm

Untuk tipe baut M 6 diperoleh data dari tabel sebagai berikut :


- Diameter luar (d) : 8 mm
- Diameter dalam (d1) : 6,647 mm
- Diameter efektif (d2) : 7,188 mm
- Jarak bagi (P) : 1,25 mm
- Tinggi kaitan (h) : 0,677 mm

Beban tarik aksial pada baut (w)


Untuk mencari w maka kita menggunakan persamaan berikut :
2w
D≥
√ σa
… … … … … … … … … … … … … … … … … .literatur 5 , halaman 296

15
d2 σa
w
√2

untuk baja liat yang mempunyai kadar karbon ( 0,2−0,3 ) % , σ a =6 kg /mm2 bila
difinisi tinggi, literatur 1, halaman 297. Maka,

2w
d1 ≥
√ σa

2w
6,647 mm=
√ 6 kg /mm2

2w
(6,647 mm)2=
6 kg /mm2

2 2w
44,1826 mm =
6 kg/mm 2

265,095 kg
W= =132,55 kg
2

Tegangan geser yang terjadi (σ g )


w w
σ g= = … … … … … … … … … … … … … literatur 5 , halaman 296
a π 2
()
4 1
d

132,55 kg
σ g= 2
( 3,14 / 4 ) ( 6,647 mm2 )

132,55 kg
σ g= 2
=3,82 kg/mm2
34,68 mm

Gaya yang terjadi pada setiap paku keling (F)


T = F . R . n ………………………….......…...….…....................literatur 4,
halaman 58

T 12765 , 89 kg mm
F= =
R.n 133 mm . 8

F = 11,9 kg

Jumlah ulir (z)


w
z≥ … … … … … … … … … … … … … literatur 5 , halaman296
π . d 2 .h . q a

16
Dimana qa adalah tekanan permukaan yang diijinkan, dari literatur 5, halaman 298.
Yang dipilih adalah baja liat dengan qa = 3 kg/mm2, sehingga :
w
z≥
π . d 2 .h . q a

132,55 kg
z≥
3,14 mm .7,188 mm . 0,677 mm . 3 kg/ mm2

132,55 kg
z≥ =z ≥ 2,89
45,84 kg

tekanan kontak pada permukaan ulir (q)


w
q= … … … … … … … … … … … … … literatur 5 , halaman297
π . d 2 .h . z

132,55 kg
q=
3,14 mm .7,188 mm . 0,677 mm . 2,89

132,55 kg
q= 2
=3 kg /mm2
44,1595 mm

3.6.2 Baut pengikat flywheel dengan poros penggerak

Gambar 4.10 Baut pengikat flywheel dengan poros penggerak

Baut yang direncanakan adalah :


- Tipe baut = M10
- Jumlah baut (n) = 4 buah
- Panjang baut = 31 mm
- Jarak sumbu baut kesumbu poros (R) = 45 mm

17
Untuk tipe baut M 6 diperoleh data dari tabel sebagai berikut :
- Diameter luar (d) = 10 mm
- Diameter dalam (d1) = 8,376 mm
- Diameter efektif (d2) = 9,026 mm
- Jarak bagi (P) = 1,5 mm
- Tinggi kaitan (h) = 0,812 mm

Beban tarik aksial pada baut (w)


Untuk mencari w maka kita menggunakan persamaan berikut :

d2 σa
D≥
2w
σa
w
√ √
2

untuk baja liat yang mempunyai kadar karbon ( 0,2−0,3 ) % , σ a =6 kg /mm2 bila
difinisi tinggi, literatur 1, halaman 297. Maka,
2w
d1 ≥
√ σa

2w
8,376 mm=
√ 6 kg /mm2

2w
(8,376 mm)2=
6 kg / mm2

2w
70 mm2=
6 kg /mm2

420,94 kg
W= =210,47 kg
2

Tegangan geser yang terjadi ( σ g )


w w
σ g= =
a π 2
4 1
d()
210,47 kg
σ g=
3,14
( )4
¿¿

210,47 kg
σ g= 2
¿ 3,82 kg/mm2
55 mm

18
Gaya yang terjadi pada setiap paku keling (F)
T=F.R.n

T 12765 , 89 kg mm
F= =
R.n 45 mm . 4

F = 70,9 kg

Jumlah ulir (z)


w
, z≥
π . d 2 . h . qa

Dimana qa adalah tekanan permukaan yang diijinkan, dari literatur 5, halaman


298.
Yang dipilih adalah baja liat dengan qa = 3 kg/mm2, sehingga :
w
, z≥
π . d 2 . h . qa

210,47 kg
z≥
3,14 mm . 9,026 mm .0,812 mm . 3 kg/ mm2

210,47 kg
z≥ =z ≥3
69 kg

tekanan kontak pada permukaan ulir (q)


w
q=
π . d 2 .h . z

210,47 kg
q=
3,14 mm . 9,026 mm .0,812 mm . 3❑

210,47 kg
q= 2
=3 kg /mm2
69 mm

19
3.7 Pegas Matahari
Pegas matahari adalah pegas yang berfungsi untuk menarik plat penekan dalam
arah menjauhi plat gesek untuk pemutusan hubungan. Hal ini akan menyebabkan plat
gesek dalam keadaan bebas, diantara plat penekan dan flywheel tidak lagi diteruskan
keporos yang digerakkan.

Gambar 4.11 Perancangan Pegas Matahari

Keterangan : L1 = 45 mm
L2 = 20 mm
F1 = gaya tekan yang dikerjakan oleh bantalan pembebas (kg)
F2 = gaya tekan yang dikerjakan oleh pegas matahari (kg)
n ( jumlah daun pegas matahari) = 12
h ( tebal plat pegas matahari) = 2 mm
Di ( diameter dalam pegas matahari) = 50 mm

Pada perencanaan pegas matahari ini, diameter luar pegas matahari (D a) sama
dengan diameter luar plat gesek, jadi Da = 210 mm.

Besar gaya yang pada setiap daun pegas matahari (F2) :


Dari perhitungan sebelumnya telah didapat bahwa besar tekanan yang diterima oleh
:
Permukaan plat gesek (F) adalah 525,82 kg, sehingga :
F 525,82 kg
F 2= F 2= =43,81 kg
n 12
20
Besar gaya tekan yang dikerjakan oleh bantalan pembebas (F1) :
∑ m≥ 0
( F 1 . L1) –( F 2 . L2 )≥ 0

( F 1 . 45 mm) – ( 43,81 kg . 20 mm)≥ 0

( F 1 . 45 mm) – (876 , ,36 kgmm) ≥ 0

F 1 . 45 mm ≥ 589,6 kgmm

589,6 kgmm
F1≥
45 mm

F 1 ≥ 19,4 kg

21
3.8 Bantalan
Bantalan adalah salah satu elemen mesin yang menumpu poros terbeban .Sehingga
putaran atau gesekan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus dan aman.
Bantalan harus kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya dapat
bekerja dengan baik . Perhitungan Bantalan :
3.8.1 Bantalan Aksial

Gambar 4.12 Bantalan Aksial

Untuk diameter dalam bantalan (d) = 35 mm, dengan jenis bantalan terbuka, dan
nomor 6007 yang diperoleh dari tabel literatur 5, halaman 143.
Dari tabel diperoleh :
- Diameter dalam (d) : 35 mm
- Diameter luar (D) : 62 mm
- Jari – jari fillet (r) : 1,5 mm
- Kapasitas nominal dinamis spesifik (c) : 1250 kg
- Kapasitas nominal statis spesifik (c0) : 915 kg
- Tebal bantalan (B) : 14 mm

Beban ekivalen :
Pa = x . Fr + Y Fa .........................................................literatur 5, halaman
135

Dimana : Pa = beban ekivalen dinamik (kg).


X = faktor radial, untuk bantalan bola radial beralur dalam baris
tunggal, besarnya adalah 1,0.
V = faktor putaran, untuk kondisi cincin dalam berputar besarnya
1,0.

22
Fr = gaya radial, yaitu sebesar 1,404 N.
Y = faktor aksial, untuk bantalan bola radial beralur dalam baris
tungal besarnya adalah nol.
Fa = gaya aksial, untuk bantalan pendukung poros ini besarnya
adalah Nol.

Dimana Fa dari perhitungan sebelumnya adalah 157,24 kg sehingga,


F a 157,24 kg
= =0,17
C0 915 kg

Dari tabel diperoleh; X = 0,56; Y = 1,45 dan Fr = 0, maka,


Pa = 0,56 . 0 + 1,45 . 157,24 kg = 228 kg

factor kecepatan (fn)


33,3
f n=

3

n
… … … … … … … … … … … … … … … … literatur 5 , halaman136

dimana n adalah putaran = 6000 rpm


33,3
f n=

3

6000
=0,17

Factor umur (fh)


C
f h=f n . … … … … … … … … … … … … … … …literatur 5 , halaman136
Pa

1250 kg
f h=0,17 . =0,93 kg
228 kg

umur nominal (Lh)


Lh = 500 (fh)3........................................................................literatur 5, halaman
136

Lh = 500 (0,93)3 = 402,17 kg

23
3.8.2 Bantalan Radial

Gambar 4.13 Bantalan Radial

Untuk bantalan radial kita pilih diameter yang lebih kecil dari bantalan aksial
yang telah dihitung sebelumnya karena menumpu beban yang cukup kecil. Dalam
perancangan bantalan ini dipakai nomor 6004 yang diperoleh dari tabel

- Diameter dalam (d) : 20 mm


- Diameter luar (D) : 42 mm
- Jari – jari fillet (r) : 1 mm
- Kapasitas nominal dinamis spesifik (c) : 735 kg
- Kapasitas nominal statis spesifik (c0) : 465 kg
- Tebal bantalan (B) : 12 mm

Beban ekivalen :
Pa = x . v . Fr + Y Fa ....................literatur 5, halaman 135

Dimana :
X = faktor radial : 0,56
V = faktor rotasi,: 1
Fa = beban aksial, :0
Y = faktor aksial, :0
Fr = faktor beban radial, 6 kg

Maka,
Pa = x . v . Fr + Y . Fa

Pa = 0,56 . 1 . 6 kg + 0 . 0 = 3,36 kg

24
factor kecepatan (fn)
33,3
f n=

3

dimana n adalah putaran = 6000


33,3
f n=

3

6000
=0,17

Factor umur (fh)


C
f h=f n .
Pa

735 kg
f h=0,17 . =37,18
3,36 kg

umur nominal (Lh)


Lh = 500 (fh)3

Lh = 500 (37,18)3 = 25697931,116

3.9 Flywheel
Flywheel adalah sebuah massa berputar yang digunakan sebagai media
penyimpanan tenaga/energy dalam mesin. Jika kecepatan dari mesin ditambah, maka
tenaga akan tersimpan dalam flywheel dan jika kecepatan dikurangi tenaga akan
dikeluarkan oleh flywheel.

Gambar 4.14 Flywheel

25
Ukuran – ukuran yang direcanakan :
D0 = 300 mm
D1 = 286 mm
D2 = 210 mm
D3 = 130 mm
D4 = 42 mm

Kecepatan Sudut Flywheel Rata – rata (w) :


Misalnya diameter rata – rata (D) adalah 210 mm = 0,21 m
Kecepatan Flywheel (V)
Putaran (n) = 6000 rpm
π .D.n
V= … … … … … … … … … … … … … … … … literatur 7 , halaman 401
60

3,14 . 0,21 m. 6000 rpm


V= =65,94 m/s
60

Keliling Rata – rata ( k )=π . D


= 3,14 . 0,21 m
= 0,66 m

Maka kecepatan sudut flywheel rata – rata (w) adalah :

V 65,94 m/ s
W= =
k 0,66 m

= 99,90 putaran/s

= 632,75 rad/s

26
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
No Nama Bagian Bahan Hasil Perhitungan
- Diameter poros = 32 mm
1 Poros S55C
- Panjang poros = 220 mm
- Diameter seplain = 39,5 mm
- Lebar seplain = 3,871 mm
2 Seplain S55C - Tinggi seplain = 3,752 mm
- Panjang seplain = 40 mm
- Jumlah seplain = 16 buah
- Diameter luar = 234 mm
- Diameter dalam = 140 mm
3 Plat Gesek Asbes
- Tebal plat gesek = 3,3 mm
- Lebar plat gesek = 47 mm
- Diameter dalam = 42 mm
S55C
4 Plywheel - Diameter luar = 300 mm
D
- Lebar flywheel = 15 mm
- Diameter luar pegas = 210 mm
- Diameter dalam pegas = 50 mm
5 Pegas Matahari Baja
- Tebal pegas = 2 mm
- Jumlah pegas = 12 buah
- Jumlah pegas = 4 buah
6 Pegas Kejut SF40 - Diameter luar pegas = 20 mm
- Diameter dalam pegas = 12 mm
S55C - Diameter dalam = 90 mm
7 Tutup Kopling
D - Diameter luar = 284 mm
- Diameter dalam = 20 mm
8 Bantalan Radial SF40 - Diameter luar = 42 mm
- Lebar bantalan = 12 mm
- Diameter dalam = 35 mm
9 Bantalan Aksial SF40 - Diameter luar = 62 mm
- Lebarbantalan = 14 mm

27
- Tipe baut =M8
Baut pengikat tutup - Diameter luar = 8 mm
10 ST40
kopling dengan flywheel - Diameter inti = 6,647 mm
- Jumlah baut = 8 buah
- Tipe baut = M 10
Baut pengikat plywheel - Diameter luar = 10 mm
11 ST40
ke poros penggerak - Diameter inti = 8,376 mm
- Jumlah baut = 4 buah
- Diameter paku keling = 7 mm
Paku keling pengikat
12 S40C - Diameter kepala paku keling = 9 mm
plat penahan pegas kejut
- Jumlah paku keling = 4 buah
Paku keling pengikat - Diameter paku keling = 3,8 mm
13 kedua plat gesek dengan S45C - Diameter kepala paku keling = 5,8 mm
plat pembawa - Jumlah paku keling = 16 buah
Paku keling pengikat - Diameter paku keling = 7 mm
14 plat pembawa dengan S45C - Diameter kepala paku keling = 9 mm
plat penahan - Jumlah paku keling = 16 mm
Paku keling pengikat - Diameter paku keling = 4 mm
15 pegas matahari dengan S45C - Diameter kepala paku keling = 6 mm
tutup kopling - Jumlah paku keling = 12 mm

Setelah hasil perhitungan tersebut diatas diperoleh, maka dilakukan pemeriksaan


keamanan terhadap tegangan yang timbul, ketahanan. Dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan ternyata elemen – elemen tersebut cukup aman, dan dapat disimpulkan bahwa
bahan – bahan yang dipakai untuk konstruksi adalah cukup aman dan siap untuk dipakai
pada mesin tersebut.

28
5.2 Saran
1. Untuk mengenal dan mengetahui bentuk dan cara kerja kopling sebaiknya
dilakukan survei ke laboratorium atau ke bengkel mobil atau mesin.
2. Dalam hal perencanaan, sebaiknya bahan – bahan yang dipilih harus sesuai
dengan standar, agar konstruksinya dapat dipakai sesuai dengan yang
direncanakan.
3. Untuk pemilihan bahan – bahan yang dipergunakan, hendaknya ukuran dari
bahan tersebut harus berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh.
4. Bagi masyarakat yang menggunakan NEW ERTIGA sebagai transport barang,
hendaknya mengenal dan mengerti cara kerja dari kopling dan mesin serta dapat
memeliharanya atau merawatnya dengan baik.

29
DAFTAR LITERATUR

1) Creamer, Robert H., 1984, Machine Design, edisi ke 3, USA : Addison – Wesley.
2) Joseph E. Shigley, 1991, Larry D. Mitchell, dan Gandhi Harahap (penerjemah),
1991, Perencanaan Teknik Mesin, Edisi Keempat, Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
3) Moot, Robert L., 2004, Machine Element in Mechanical Design, Edisi ke 4, New
Jersey: Prentice Hall.
4) Umar Sukrisno, 1984, Bagian – bagian Mesin dan Merencana, Jakarta : Erlangga.
5) Sularso dan Kiyokatsu Suga, 1994, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin, Jakarta : Pradnya Paramita.
6) Takeshi Sato, G, dan N. Sugiarto Hartanto, 1981, Menggambar Mesin Menurut
Standar I. S. O., Jakarta : Pradya Paramitha.
7) Martin, George H., dan Ir. Setiyobakti (penerjemah), 1982, Kinematika Dan
Dinamika Teknik, New Jersey : McGraw Hill.

30

Anda mungkin juga menyukai