3.1 Poros
Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin. Mesin
menggunakan poros sebagai penerus tenaga dan putaran.
Perhitungan poros :
Daya (P) : 104,7 PS
Putaran (n) : 6.000 rpm
Jika daya masih dalam satuan daya kuda (Ps), maka harus dikalikan dengan 0,735.
Supaya diperoleh daya dalam satuan Kw. ( Lit 1, hal 7 , sularso)
Jadi, P = 104,7 PS x 0,735
P = 76,95 Kw
fc yang dipilih adalah 1,1 untuk daya normal. ( Lit 1, hal 7 , sularso)
maka, Pd = fc x P
Pd = 1,1 x 76,95 Kw
Pd = 84,6 Kw
Bila suatu poros berputar maka poros tersebut akan mengalami momen puntir.
Pd
momen puntir T =9,74 x 105 ( kgmm ) … …( Lit 1 , hal 7 , sularso)
n
84,6
T =9,74 x 105 ( kgmm )
6000
T = 13733 kgmm
Jika bahan poros yang dipakai adalah batang baja JIS G4501 dengan lambang
S55C, maka kekuatan tariknya σ b = 66 kg/mm2.
Dimana :
Sf1 = Faktor keamanan untuk pengaruh massa dari bahan S-C dengan harga = 6,0
Sf2 = Faktor keamanan kedua akibat pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar
dengan harga (1,3 – 3,0) diambil 2.
66 kg/mm2 2
Ʈ a= =5,5 kg /mm
6,0 x 2,0
Diameter poros...
1
5,1
ds= (
Ʈa )
x K t x C b x T 3 … … … ( Lit 1 ,hal 8 , sularso )
Dimana :
Kt = Faktor koreksi untuk puntiran
- (1,0 – 1,5) jika beban dikenakan secara halus
- (1,5 – 3,0) jika beban dikenakan dengan kejutan
Sehingga,
1
5,1
ds= ( 5,5
x 2,0 x 1,5 x 13733 ) 3
1
3
Ds= (38202,7 )
Ds = 33,6 mm = 35 mm
Dari lit 1, hal 9, sularso. Jika diameter poros adalah 32,86 mm, maka diameter
poros yang dipilih adalah 32 mm.
Untuk menghitung tegangan geser (Ʈ) yang terjadi pada poros digunakan rumus :
5,1 x T
Ʈ= … ........( Lit 1 , hal 7 , sularso)
D 3s
5,1 x 13733 k g/ mm 70038 kg/m m 2 2
Ʈ= 3
= =2,1 kg /mm
32 mm 32768mm
Perhitungan seplain
Dalam perencanaan ini jumlah seplain yang direncanakan n = 16. Dengan
mengetahui jumlah seplain yang direncanakan kita dapat mengetahui ukuran – ukuran
seplain:
Dari table diperoleh : n = 16
w = 0,098 D
h = 0,095 D
d = 0,810 D
D+d s 43,2+35
radius rata−rata ( Rm )= = =19,55mm
4 4
maka, T =L.h.Ʈ.n
T
Ʈ=
L . h. n
13733 kg
Ʈ=
40 mm . 4,1mm . 16
13733 kg
Ʈ= 2
=5,23 kg/mm2
166 mm
Dari perhitungan sebelumnya tegangan geser ijin pada poros telah diperoleh.
Sehingga karena terbuat dari bahan yang sama dengan seplain, maka tegangan geser
ijinnya bpun sama yaitu 5,5 kg/mm2.
Syarat aman adalah Ʈg > Ʈ
Sehingga 5,5 kg/mm2 > 5,23 kg/mm2
F = π/4 (D2 2 – D1 2) P
F = 0,0058 D2 2
( D 1 + D 2)
jari− jari rata−rata ( Rm )=
4
( 0,6+ 1 ) D2
( Rm ) =
4
(Rm) = 0,4 D2
Diameter luar plat gesek (D2) dapat dihitung dengan rumus berikut :
13733Kg/mm = 0,00094 D2 3
13733 kg /mm
D 32=
0,00094
13733
D 2=
√
3
0,00094
D2= √3 14,609,574
D2 = 244,5 mm
= 30033,59 mm2
= 552,61 kg
Pada ( Lit 1, hal 72, sularso), diketehui bahwa jika dipilih kopling plat tunggal
kering dengan pelayanan elektromagnetik dengan nomor 40 maka diperoleh volume
dari plat adalah 91 cm3 atau 91000 mm3, maka
V =A.t
91000 mm3
t=
30033,59 mm2
π x d /2 (3,14 x 19 5,6)/2
jarak antara paku keling= = =19,19 mm
n 16
3.4 Paku Keling
Paku keling dapat didefenisikan sebagai pengikat sambungan tetap dari dua buah
plat atau lebih. Dari perhitungan sebelumnya momen puntir (T) = 13733 kg. bahan yang
digunakan untuk paku keling pada perencanaan ini adalah S40C dengan kekuatan tarik
55 kg/mm2 dengan faktor keamanan 7. Perhitungan paku keling.
3.4.1 Paku keling pengikat kedua plat gesek dengan plat pembawa
Perhitungan :
a. Dimensi perancangan
- jumlah paku keling, n = 16 buah
- paku keling ditempatkan pada jari – jari R = 67,5 mm
- bahan paku keling : S40C
b. Tegangan tarik yang diijinkan
σ́ t=55 kg /mm2 … … … ( Lit 1 , hal 3 , sularso )
T 13733 mm kg
F= =
R . n 67,5 mm .16
F = 12,7 kg
Perhitungan :
a. Dimensi perancangan
- jumlah paku keling, n = 16 buah
- paku keling ditempatkan pada jari – jari R = 60 mm
- bahan paku keling : S45C
b. Tegangan tarik yang diijinkan
σ́ t=58 kg ¿ mm 2
= 46,4 kg/mm2
2 210,44 kgmm
d=
√ 2331,136 kg /mm2
=0,97 mm=1 mm
e. Gaya tangensial yang terjadi pada setiap paku keling
T =F.R.n
T 13733 mm kg
F= =
R.n 60 mm .16
F = 14,3 kg
Perhitungan :
a. Dimensi perancangan
- jumlah paku keling, n = 4 buah
- paku keling ditempatkan pada jari – jari R = 50 mm
- bahan paku keling : S45C
b. Tegangan tarik yang diijinkan
σ́ t=58 kg ¿ mm 2
2 210,44 kgmm
d=
√ 582,784 kg /mm2
=1 ,9 mm
e. Gaya tangensial yang terjadi pada setiap paku keling
T =F.R.n
T 13,733 mm kg
F= =
R.n 50 mm . 4
F = 68,66 kg
Perhitungan :
a. Dimensi perancangan
- jumlah paku keling, n = 12 buah
- aku keling ditempatkan pada jari – jari R = 62 mm
- bahan paku keling : S45C
b. Tegangan tarik yang diijinkan
σ́ t=58 kg ¿ mm 2
2 210,44 mm
d=
√ 1748,35
=1,12 mm
T =F.R.n
T 12765 , 89 mm kg
F= =
R.n 62 mm. 12
F = 17,1 kg
Dimensi perancangan :
Jumlah lilitan yang aktif (n) : 5 buah
Diameter kawat (d) : 4 mm
Diameter luar pegas (D2) : 20 mm
Diameter dalam pegas (D1) : 12 mm
Dimana :
P = gaya yang bekerja pada satu pegas kejut
n = jumlah pegas kejut
R = jarak sumbu pegas kejut dengan sumbu poros, diambil 35 mm
Maka :
13733 kg mm
P=
4 . 35 mm
P = 98 kg
Dimana :
k = konstanta pegas, dipilih 1,4
D = diameter gulungan
d = diameter kawat pegas
P = gaya yang terjadi pada setiap pegas kejut
maka,
8 . 9 8 kg . 16 . 1,4 17561,6 kg
Tg= =
3,14( 4 mm)3 200,96 mm
= 87,3 kg/mm2
8 .16 mm . 9 8 kg 1 2544
¿ =
43 64
= 196 kg/mm2
k =1,4
2124800 kg/mm2
k= =10,8 kg /mm2
196608 mm❑
Ledutan pegas (δ )
8 . n . D3 . P
δ= … … … ( Lit 1 , hal 318 , sularso )
d4 . G
8 . 6 .(16 mm)3 . 98 kg
δ= 4 3 2
=9 mm 2
(4 mm) .(8,3 x 10 kg /mm )
3.6 Baut
Baut didefenisikan sebagai alat pengikat. Baut didalam kopling digunakan untuk
mengikat flywheel terhadap poros penggerak dan pengikat tutup kopling dengan
flywheel. Dari lit 1, hal 290, sularso, tabel 7.1 maka akan diperoleh dimensi baut yang
dipilih :
3.6.2 Baut pengikat tutup kopling dengan flywheel
untuk baja liat yang mempunyai kadar karbon ( 0,2−0,3 ) % , σ a =6 kg /mm2 bila
difinisi tinggi. Maka,
2w
d1 ≥
√ σa
2w
6,647 mm=
√ 6 kg /mm2
2w
(6,647 mm)2=
6 kg /mm2
2 2w
44,1826 mm =
6 kg/mm 2
265,095 kg
W= =132,55 kg
2
132,55 kg
σ g= 2
( 3,14 / 4 ) ( 6,647 mm2 )
132,55 kg
σ g= 2
=3,82 kg/mm2
34,68 mm
T 1 3733 kg mm
F= =
R.n 133 mm. 8
F = 12,9 kg
132,55 kg
z≥
3,14 mm .7,188 mm . 0,677 mm . 3 kg/ mm2
132,55 kg
z≥ =z ≥ 2,89
45,84 kg
132,55 kg
q=
3,14 mm .7,188 mm . 0,677 mm . 2,89
132,55 kg 2
q= 2
=3 kg /mm
44,1595 mm
d2 σa
D≥
2w
σa
w
√ √
2
untuk baja liat yang mempunyai kadar karbon ( 0,2−0,3 ) % , σ a =6 kg /mm2 bila
difinisi tinggi, lit 1, hal 297, sularso. Maka,
2w
d1 ≥
√ σa
2w
8,376 mm=
√ 6 kg /mm2
2w
(8,376 mm)2=
6 kg / mm2
2w
70 mm2=
6 kg /mm2
420,94 kg
W= =210,47 kg
2
210,47 kg
σ g= 2
¿ 3,82 kg/mm2
55 mm
Gaya yang terjadi pada setiap paku keling (F)
T=F.R.n
T 1 3733 kg mm
F= =
R.n 45 mm . 4
F = 76,2 kg
Dimana qa adalah tekanan permukaan yang diijinkan, dari lit 1, hal 298, sularso.
Yang dipilih adalah baja liat dengan qa = 3 kg/mm2, sehingga :
w
, z≥
π . d 2 . h . qa
210,47 kg
z≥
3,14 mm . 9,026 mm .0,812 mm . 3 kg/ mm2
210,47 kg
z≥ =z ≥3
69 kg
210,47 kg
q=
3,14 mm . 9,026 mm .0,812 mm . 3❑
210,47 kg
q= 2
=3 kg /mm2
69 mm
3.7 Pegas Matahari
Pegas matahari adalah pegas yang berfungsi untuk menarik plat penekan dalam
arah menjauhi plat gesek untuk pemutusan hubungan. Hal ini akan menyebabkan plat
gesek dalam keadaan bebas, diantara plat penekan dan flywheel tidak lagi diteruskan
keporos yang digerakkan.
Keterangan : L1 = 45 mm
L2 = 20 mm
F1 = gaya tekan yang dikerjakan oleh bantalan pembebas (kg)
F2 = gaya tekan yang dikerjakan oleh pegas matahari (kg)
n ( jumlah daun pegas matahari) = 12
h ( tebal plat pegas matahari) = 2 mm
Di ( diameter dalam pegas matahari) = 50 mm
Pada perencanaan pegas matahari ini, diameter luar pegas matahari (D a) sama
dengan diameter luar plat gesek, jadi Da = 210 mm.
F 1 . 45 mm ≥ 589,6 kgmm
589,6 kgmm
F1≥
45 mm
F 1 ≥ 19,4 kg
3.8 Bantalan
Bantalan adalah salah satu elemen mesin yang menumpu poros terbeban .Sehingga
putaran atau gesekan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus dan aman.
Bantalan harus kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya dapat
bekerja dengan baik . Perhitungan Bantalan :
3.8.2 Bantalan Aksial
Untuk diameter dalam bantalan (d) = 35 mm, dengan jenis bantalan terbuka, dan
nomor 6007 yang diperoleh dari tabel literatur 5, halaman 143.
Dari tabel diperoleh :
- Diameter dalam (d) : 35 mm
- Diameter luar (D) : 62 mm
- Jari – jari fillet (r) : 1,5 mm
- Kapasitas nominal dinamis spesifik (c) : 1250 kg
- Kapasitas nominal statis spesifik (c0) : 915 kg
- Tebal bantalan (B) : 14 mm
Beban ekivalen :
Pa = x . Fr + Y Fa … … … ( Lit 1, hal 135 , sularso )
n
… … … ( Lit 1 , hal 136 , sularso )
6000
=0,17
1250 kg
f h=0,17 . =0,93 kg
228 kg
Untuk bantalan radial kita pilih diameter yang lebih kecil dari bantalan aksial
yang telah dihitung sebelumnya karena menumpu beban yang cukup kecil. Dalam
perancangan bantalan ini dipakai nomor 6004 yang diperoleh dari tabel
Beban ekivalen :
Pa = x . v . Fr + Y Fa … … … ( Lit 1, hal 135 , sularso )
Dimana :
X = faktor radial : 0,56
V = faktor rotasi,: 1
Fa = beban aksial, :0
Y = faktor aksial, :0
Fr = faktor beban radial, 6 kg
Maka,
Pa = x . v . Fr + Y . Fa
Pa = 0,56 . 1 . 6 kg + 0 . 0 = 3,36 kg
factor kecepatan (fn)
33,3
f n=
√
3
6000
=0,17
735 kg
f h=0,17 . =37,18
3,36 kg
3.9 Flywheel
Flywheel adalah sebuah massa berputar yang digunakan sebagai media
penyimpanan tenaga/energy dalam mesin. Jika kecepatan dari mesin ditambah, maka
tenaga akan tersimpan dalam flywheel dan jika kecepatan dikurangi tenaga akan
dikeluarkan oleh flywheel.
V 65,94 m/ s
W= =
k 0,66 m
= 99,90 putaran/s
= 632,75 rad/s
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
No Nama Bagian Bahan Hasil Perhitungan
- Diameter poros = 32 mm
1 Poros S55C
- Panjang poros = 220 mm
- Diameter seplain = 39,5 mm
- Lebar seplain = 3,871 mm
2 Seplain S55C - Tinggi seplain = 3,752 mm
- Panjang seplain = 40 mm
- Jumlah seplain = 16 buah
- Diameter luar = 234 mm
- Diameter dalam = 140 mm
3 Plat Gesek Asbes
- Tebal plat gesek = 3,3 mm
- Lebar plat gesek = 47 mm
- Diameter dalam = 42 mm
S55C
4 Plywheel - Diameter luar = 300 mm
D
- Lebar flywheel = 15 mm
- Diameter luar pegas = 210 mm
- Diameter dalam pegas = 50 mm
5 Pegas Matahari Baja
- Tebal pegas = 2 mm
- Jumlah pegas = 12 buah
- Jumlah pegas = 4 buah
6 Pegas Kejut SF40 - Diameter luar pegas = 20 mm
- Diameter dalam pegas = 12 mm
S55C - Diameter dalam = 90 mm
7 Tutup Kopling
D - Diameter luar = 284 mm
- Diameter dalam = 20 mm
8 Bantalan Radial SF40 - Diameter luar = 42 mm
- Lebar bantalan = 12 mm
- Diameter dalam = 35 mm
9 Bantalan Aksial SF40 - Diameter luar = 62 mm
- Lebarbantalan = 14 mm
- Tipe baut =M8
Baut pengikat tutup - Diameter luar = 8 mm
10 ST40
kopling dengan flywheel - Diameter inti = 6,647 mm
- Jumlah baut = 8 buah
- Tipe baut = M 10
Baut pengikat plywheel - Diameter luar = 10 mm
11 ST40
ke poros penggerak - Diameter inti = 8,376 mm
- Jumlah baut = 4 buah
- Diameter paku keling = 7 mm
Paku keling pengikat
12 S40C - Diameter kepala paku keling = 9 mm
plat penahan pegas kejut
- Jumlah paku keling = 4 buah
Paku keling pengikat - Diameter paku keling = 3,8 mm
13 kedua plat gesek dengan S45C - Diameter kepala paku keling = 5,8 mm
plat pembawa - Jumlah paku keling = 16 buah
Paku keling pengikat - Diameter paku keling = 7 mm
14 plat pembawa dengan S45C - Diameter kepala paku keling = 9 mm
plat penahan - Jumlah paku keling = 16 mm
Paku keling pengikat - Diameter paku keling = 4 mm
15 pegas matahari dengan S45C - Diameter kepala paku keling = 6 mm
tutup kopling - Jumlah paku keling = 12 mm
1) Sularso dan Kiyokatsu Suga, 1994, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin, Jakarta : Pradnya Paramita.
2) Creamer, Robert H., 1984, Machine Design, edisi ke 3, USA : Addison – Wesley.
3) Joseph E. Shigley, 1991, Larry D. Mitchell, dan Gandhi Harahap (penerjemah),
1991, Perencanaan Teknik Mesin, Edisi Keempat, Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
4) Moot, Robert L., 2004, Machine Element in Mechanical Design, Edisi ke 4, New
Jersey: Prentice Hall.
5) Umar Sukrisno, 1984, Bagian – bagian Mesin dan Merencana, Jakarta : Erlangga.
6) Takeshi Sato, G, dan N. Sugiarto Hartanto, 1981, Menggambar Mesin Menurut
Standar I. S. O., Jakarta : Pradya Paramitha.
7) Martin, George H., dan Ir. Setiyobakti (penerjemah), 1982, Kinematika Dan
Dinamika Teknik, New Jersey : McGraw Hill.