Anda di halaman 1dari 7

BAB 10

BANTALAN LUNCUR

Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerak
bolak baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan panjang umurnya.

10.1 KLASIFIKASI BANTALAN LUNCUR


Berdasarkan arah beban terhadap poros, bantalan luncur dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
bantalan radial dan bantalan aksial. Bantalan radial adalah bantalan yang mampu mendukung
beban yang arahnya tegak lurus dengan sumbu poros. Jenis-jenis bantalan luncur antar lain:
bantalan radial polos, bantalan radial bekerah, bantalan aksial berkerah, bantalan aksial,
bantalan radial ujung, bantalan radial tengah. Sifat-sifat yang penting bantalan luncur yaitu:
mampu menumpu beban poros dengan putaran tunggi dengan beban besar, konstruksi
sederhana, dapat dibuat dan dipasang dengan mudah, memerlukan momen awal yang besar
karena pengaruh gesekan, sistem pelumas tidak sederhana, tidak seteliti bantalan gelinding.
10.2 PERANCANGAN BANTALAN LUNCUR
Hal penting dalam rancangan bantalan luncur yaitu kekuatan bantalan, perbandingan L/d,
tekanan bantalan, harga p.v, tebal minimum lapisan pelumas, koefisien gesek, panas yang
timbul, panas yang dipancarkan, kapasitas pendingin buatan, damn laju aliran pelumas
minyak pelumas.
10.3 KEKUATAN BANTALAN
Pada pembahasan ini dibatasi pada jenis bantalan radial ujung, dan ditunjukkan pada gambar
berikut.

(a) (b)
Gambar 10.1 Bantalan radial ujung dan tengah
keterangan:
w = beban persatuan panjang W = beban total = w.L, kg
L = panjang bantalan, mm d = diameter poros, mm
a = tegangan lentur yang terjadi, kg/mm2 b = teg lentur yang terjadi, kg/mm2.

Tegangan lentur yang terjadi b pada leher poros adalah :


M
b = a
Z
m = momen lentur pada leher poros
= W.L/2, untuk bantalan ujung

68
Z = momen tahanan lentur poros, mm3 = (/32)d3
Sehingga rumus diatas menjadi :
.d 3 . a
1
W.L / 2 16.W.L 3
b a atau d = atau L =
( / 32)d 3 .a 16.W

10.4 PEMILIHAN L/d


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih harga L/d ialah:
Semakin besar L/d mengakibatkan : semakin kuat menahan beban, tekanan tidak merata,
panas yang timbul besar, 69emperature yang timbul semakin besar.
Semakin kecil L/d mengakibatkan: semakin rendah kemampuan menahan beban.
Dengan demikian diambil harga , L/d= (0,4 4,0) dan disesuaikan dengan penggunaannya
masing-masing.
10.5 TEKANAN PADA BANTALAN
Tekanan pada bantalan dapat ditentukan dengan persamaan :
W
p pa
L.d
dengan :
P = tekanan rata-rata, kg/mm2 L = panjang bantalan, mm
d = diameter poros, mm pa = tekanan ijin bahan bantalan, kg/mm2

Tabel 10.1 Sifat-sifat bahan bantalan luncur

Bahan bantalan Kekerasan Tekanan maks. Temperatur maks.


HB Yang diperbolehkan Yang diperbolahkan
(kg/mm2) (oC)
Beasi cor 160 180 0,3 0,6 150
Perunggu 50 100 0,7 2,0 200
Kuningan 80 150 0,7 2,0 200
Perunggu fosfor 100 200 1,5 6,0 250
Logam putih berdasar Sn 20 30 0,6 1,0 150
Logam putih berdasar Pb 15 20 0,6 0,8 150
Paduan cadmium 30 40 1,0 1,4 250
Kelmet 20 30 1,0 1,8 170
Paduan Aluminium 45 50 2,8 100 150
Perunggu timah hitam 40 80 2,0 3,2 220 250

10.6 TEBAL MINIMUM LAPISAN PELUMAS


Tebal minimum pelumas ritentukan dengan uraian berikut ini. Misal

Gambar 10.2 Jarak (h) terhadap (e)


10.7 KOEFISIEN GESEK
69
Koefisien gesek pada bantalan luncur dapat ditentukan dengan persamaan :

33 Z .n d
k
1010 p c
Dengan :
z = viskositas (kekentalan pelumas), centipoise, [ = 10-2 dyne.s/cm2]
n = putaran poros, rpm
p = tekanan bantalan pada proyeksi penampang bantalan, kg/cm2
d = diameter poros dalam, cm
l = panjang bantalan, cm
c = perbedaan ukuran antara diameter poros dan diameter bantalan, cm
k = faktor koreksi kebocoran samping [ = 0,002]

10.8 PANAS YANG TERJADI


Panas yang terjadi (Hg) akibat gesekan ditentukan dengan persamaan :
Hg = .W .V kg/menit atau
.W .V
Hg = kcal/menit ( 1 kcal = 427 kgm)
427
dengan :
= koefisien gesek
W = beban normal, kg
V = kecepatan keliling,
= . d. n [m/menit]
n = putaran poros, rpm

10.9 PANAS YANG TERBUANG


Panas yang dibuang dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan:
Hd = C. A (Tb Ta) [kcal/menit]

dengan:
c = koefisien pemindahan panas (kcal/menit/cm2/oC)
= koefisien konveksi
Menurut OLasche harga c adalah:
c = 0,0002 0,0006, untuk bantalan tanpa ventilasi
= 0,0007 0,0020, untuk bantalan
A = luas proyeksi bantalan = l.d, m2
Ta = suhu udara sekitar, oC
Tb = suhu permukaan bantalan, oC
Harga (Ta Tb) berdasarkan percobaan dapat ditentukan dengan persamaan:
Tb Ta = 0,5 (To Ta)
dengan:
To = suhu lapisan pelumas

10. 10 KAPASITAS PENDINGINAN BUATAN


Jumlah kapasitas pendinginan buatan dapat ditentukan dengan persamaan:
Q = Hg Hd [kkal/menit]

10.11 KAPASITAS LAJU ALIRAN PELUMAS

70
Laju aliran massa oli pendingin dapat ditentukan dengan persamaan:
Ht
m = [ kg/menit]
S. t
m = laju aliran minyak, kg/menit
Ht = Hg = panas yang timbul
= panas yang diambil minyak
S = panas jenis pelumas = 0,44 0,49 [ kkal/kg/oC]
t = beda temperatur pelumas masuk dan keluar

CONTOH SOAL
1. Bantalan poros sudu turbin menerima beban radial sebesar 15 000 kg. Diameter poros
turbin = 30 cm. Putaran poros, n = 1800 rpm. Tentukan (a) panjang bantalan, jika tekanan
ijin bantalan, p = 16 kg/cm2, (b) panas yang timbul, jika temperatur kerja bantalan
direncanakan 60oC dan viskositas pada temperatur tersebut 20 cP, clearance bantalan c =
0,025 cm.

Penyelesaian:
a. Tekanan, p = F/A
15000
16 =
L (30)
L = 31,25 cm
b. Panas yang timbul, Hg:
.W .V
Hg = , kkal/menit
427
33 z.n d

10 k
10 p c
33 20.1800 30
10 0,025 = 0,011
10 16 0,025
V = .d .n (0,3)(1800) 1696,46 m/menit
0,011(15000)(1696,46).
Hg = 655,54 kkal/menit
427

2. Bantalan luncur panjang 10 cm, diameter poros 5 cm, tekanan ijin 14 kg/cm 2. Putaran
poros n 900 rpm. Perbandingan diameter dan clearance (d/c) = 1000. Temperatur oli to 70 oC,
viskositas Z = 11 cP. Temperatur ruang ta = 35oC. Tentukan (a) panas yang harus didinginkan.
(b) aliranmassa pelumas, jika perbedaan temperatur yang keluar dan yang masuk 10oC. Panas
jenis oli S = 0,45 kcak/kgoC. Koefisien perpindahan panas, C = 0,0004 kcal/menit/cm2/oC.

Penyelesaian:
a. Panas yangh arus didinginkan = panas yang timbul dikurangi panas yang dipancarkan = Hg
- Hd
.W.V
Hg = , kkal/menit
427
33 Zn d
10 k
10 p c
33 11 .900
10 1000 0,002 0,00433
10 14
W = p.d.L = 14 (5) (10) = 700 kg

71
V = p.D.n = p (0,05) (900) = 141,37
0,0043(700)(141,37).W.V
Hg = 1,0035 , kkal/menit
427
Hd = C . A . (Tb Ta)
C = 0,0004
A = L.d
(Tb Ta) = 0,5 (To Ta) = 0,5 ( 75 35) = 20oC
Hd = 0,0004 (10) ( 5) (20) = 0,4 kkal/menit
Jadi panas yang harus didinginkan = Hg Hd = 1,0035 0,4 = 0,6035 kkal/menit

b. Massa aliran pelumas, m:


Ht = m . S . Dt . = m (0,45) ( 10) = 4,5 m kkal/menit
Ht = Hg
4,5 m = 1,0035 Jadi, m = 0,228 kg/menit

SOAL-SOAL

[1] Bantalan luncur mendukung beban radial 500 kg. Panjang bantalan 10 cm. Diameter
poros 7,5 cm. Putaran kerja poros 1000 rpm. Clearance diametral = 0,075 cm. Jenis pelumas
SAE 40. Temperatur maksimum direncanakan sampai 70oC. Dari tabel viskositas absolut
didapat = 40 Cpoise. Hitung daya yang terbuang akibat gesekan dalam Hp.
[2] Rrencanakan sebuah bantalan luncur pada roda gigi reduksi dari bahan bantalan kuningan
untuk poros dengan putaran 150 rpm. Beban radial 1750 kg. Bahan poros dari baja dengan
tegangan tarik ijin, a = 4 kg/mm2. Koefisien gesek m = 0,04. Tentukan daya yang terpakai.

Tabel 10.2. Viskositas pelumas pada berbagai suhu

Tabel 10.3 Tekanan maksimum ijin

72
Gambar 10.3 Viskositas pelumas pada berbagai suhu
Hubungan viskositas absolut dan suhu pelumas ditunjukkan seperti gambar dibawah. Satuan
viskositas absolute milli Pascal detik (mPa-s). Satuan suhu dalam oC.
73
Gambar 10.4 Grafik VISKOSITAS - SUHU

74

Anda mungkin juga menyukai