Anda di halaman 1dari 10

KOPLING TIDAK TETAP (Kopling Cakar)

Disusun Oleh :
M. ARIF RAYA 5315109054 (Alih Program 2010)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2012
A. Definisi Kopling
Kopling merupakan sebuah elemen mesin yang berfungsi sebagai
sambungan dua poros atau sebagai sambungan poros dengan elemen mesin
yang dengan terus menerus atau kadang - kadang harus ikut berputar dengan
poros tersebut. Elemen mesin serupa itu bisa puli sabuk, puli tali, dan puli-
rantai, roda gigi serta tromol.
Kopling atau clutch yaitu peralatan transmisi yang menghubungkan
poros engkol dengan poros roda gigi transmisi. Fungsi kopling adalah untuk
memindahkan tenaga mesin ketransmisi, kemudian transmisi mengubah
tingkat kecepatan sesuai dengan yang diinginkan. Sehubungan dengan
tujuannya, terdapat bermacam - macam prinsip kopling. Prinsip - prinsip itu
adalah sebagai berikut :
1. Kalau kopling harus dibuat suatu sambungan mati, maka dipergunakan
kopling lekat
2. Kalau kopling harus membolehkan gerakan poros yang satu terhadap
poros yang lain, dalam arah memanjang sebagai akibat ketidak telitian
ketika memasang dan sebagainya, maka dipasang kopling yang dapat
bergerak atau kopling yang fleksibel
3. Suatu sambungan yang mengurangi tumbukan lewat akumulasi kerja dan
lewat pengubahan kerja menjadi kalor dan yang banyak atau sedikit
meredam getaran, disebut sebagai kopling elastik, kopling ini sekaligus
memiliki keuntungan sama seperti kopling fleksibel.
4. Apabila sambungan dapat dibuat bekerja hanya kalau sedang berhenti,
tetapi dapat dilepaskan selama sedang bergerak maka kita sedang
membahas kopling yang dapat dilepaskan. Kopling ini kebanyakan
dinamakan sebagai kopling cakar.
5. Apabila sambungan sembarang waktu selama sedang bergerak harus dapat
dihubungkan dan dilepaskan maka yang dipergunakan adalah kopling
yang dapat dihubungkan. kopling gesek, kopling hidrolik atau kopling
induksi elektromagnetik
B. Kopling Tidak Tetap
Kopling tidak tetap adalah kopling yang digunakan untuk
menghubungkan poros penggerak dan poros yang digerakkan dengan putaran
yang sama saat meneruskan daya. Kopling juga dapat melepaskan hubungan
kedua poros tersebut dalam keadaan diam maupun berputar tanpa harus
menghentikan putaran dari poros penggerak, inilah yang membedakan antara
kopling tetap dengan kopling tidak tetap. Kopling tidak tetap memiliki
bermacam-macam bentuk, antara lain :
1. Kopling Cakar
Kopling meneruskan momen dengan kontak positif (tidak dengan
perantara gesekan) sehingga tidak terjadi slip. Dapat dilihat pada gambar
1. Kopling ini tidak dapat menimbulkan panas tetapi pemakaianya terbatas
pada torsi yang kecil dan kecepatan rendah. Perencanaan kopling ini harus
cukup aman pada luas bantalan dan gesernya.

Gambar 1. Dua macam kopling tidak tetap

2. Kopling Plat
Kopling ini dapat meneruskan momen dengan perantara gesekan, dengan
demikian pembebanan yang lebih poros penggerak pada waktu digerakan
dapat dihindari. Selain itu karena dapat terjadi slip, maka kopling ini dapat
juga berfungsi sebagai pembatas momen dan gambarnya dapat dilihat pada
gambar 2. Menurut jumlah platnya kopling ini dapat dibagi atas kopling
plat banyak. Menurut cara pelayananya dapat dibagi atas cara manual, cara
hidrolik dan cara magnetik.

Gambar 2. Kopling plat


3. Kopling Kerucut
Kopling kerucut merupakan suatu kopling gesek dengan kontruksi
sederhana dan mempunyai keuntungan dimana dengan gaya aksial yang
kecil dapat ditransmisi momen yang besar. Kopling jenis ini dahulu sering
dipakai tetapi sekarang tidak lagi, hal ini disebabkan daya yang diteruskan
tidak seragam dan gambarnya dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Kopling kerucut


4. Kopling Fliwil
Dalam permesinan seringkali diperlukan kopling yang dapat lepas dengan
sendirinya bila poros penggerak mulai berputar lebih lambat atau dalam
arah berlawanan dengan poros yang digerakan.

Gambar 4. Kopling fliwil

5. Kopling Sentrifugal
Kopling sentrifugal adalah kopling yang beroperasi secara otomatis
dengan gerakan memutar melalui sisi samping.

Gambar 5. Kopling sentrifugal


C. Kopling Cakar
Kontruksi kopling ini adalah yang paling sederhana dari antara
kopling tak tetap yang lain. Kopling cakar persegi dapat meneruskan momen
dalam dua arah putaran, tetapi tidak dapat dihubungkan dalam keadaan
berputar. Dengan demikian tidak dapat sepenuhnya berfungsi sebagai kopling
tak tetap yang sebenarnya. Sebaliknya, kopling cakar spiral dapat
dihubungkan dalam keadaan berputar, tetapi hanya baik untuk satu arah
putaran tertentu saja. Namun demikian, karena timbulnya tumbukan yang
besar jika dihubungkan dalam keadaan berputar, maka cara menghubungkan
semacam ini hanya boleh dilakukan jika poros penggerak mempunyai putaran
kurang dari 50 (rpm).

Gambar 6. Dua macam kopling tak tetap

Gambar 7. Kopling cakar


Jika daya yang akan diteruskan adalah P (kW) dan putaran poros
adalah nı (rpm), serta faktor koreksi fc dan bahan poros dipilih, maka diameter
poros dapat dihitung menurut tata cara Diagram 1. sebuah alur pasak untuk
menggeserkan cakar tentu saja harus disediakan.

Diameter dalam D1 (mm), diameter luar D2 (mm), dan tinggi h (mm)


dari cakar untuk satu diameter poros d2 (mm) dapat ditentukan secara empiris.

D1 = 1,2ds + 10 (mm)
D2 = 2ds + 25 (mm)
h = 0,5ds + 8 (mm)
Momen puntir yang diteruskan adalah :
T = 9,74 x 10³ x ƒc P/n1 (kg . mm)

Jika harga ini lebih kecil dari tegangan geser yang diijinkan, maka
dapat diterima. Tetapi jika lebih besar, maka D1, D2, h, dsb. Harus disesuaikan
Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa menghubungkan dan melepaskan
kopling harus dilakukan dalam keadaan berhenti.
Tabel 1. Diagram aliran untuk merencanakan kopling cakar
D. Perencanaan Perhitungan
Data perencanaan kopling, diambil data-data sebagai berikut :
 Daya Maksimum (N) = 85 HP (Hourse Power)
 Putaran poros (n) = 6050 rpm

1. Perhitungan momen

Momen puntir pada poros (Mp) (kg.cm)


dimana :

N = Daya = 85 HP
n = Banyaknya putaran = 620 rpm
Maka,
Mp = 71620 x 85/6050 = 1006,23 kg.cm

2. Momen puntir yang direncanakan (Mtd)

Mtd = (kg.cm)
dimana :

V = factor kelebihan beban = 1 – 6 = 3 (direncanakan)


Mtd = 3 x 1006,23 = 3018,69 kg.cm

3. Momen gesek (Mfr) (kg.cm)

= Faktor penyambungan b dimana :


= 1,2 – 1,5
= 1,3 (direncanakan)
Mfr =1,3 x 3018,69
= 3924,30 kg.cm
DAFTAR PUSTAKA

http://id.scribd.com/doc/53144743/Materi-6-Kopling-Tetap (18 Desember 2012).


Ismail Muchsin. (2010) Pusat Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta : UMB
Sularso, Kiyokatsu Suga. (2002) Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin, Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
Daryanto. Dasar dasar Teknik Mesin, Jakarta : Bina Aksara, 1988.
https://www.google.com/search?q=kopling+tetap&ie=utf-8&oe=utf
8&aq=t&rls=org.mozilla:id:official&client=firefox-a

Anda mungkin juga menyukai