Anda di halaman 1dari 54

MAKALAH PERENCANAAN RODA GIGI

DI SUSUN OLEH ;

1. BAGAS PRASETYO ( 171010300313 )


2. FAJAR ADHI PURNOMO ( 171010300294 )
3. ILHAM MUBAROCK ( 171010300500 )
4. MUHAMMAD HENDRY RENALDI ( 171010300664 )
5. SULARDI ( 171010300499 )

PRODI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2020/2021

1
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang


Agar supaya dan kendaraan dapat berjalan dengan baik maka diperlukan
adanya perancangan untuk beberapa atau keseluruhan komponen kendaraan tersebut.
Dari salah satu komponen yang penting tersebut adalah perencanaan kopling dan roda
gigi miring. Perencanaan dipilih sebagai tugas mata kuliah Tugas Elemen Mesin II,
yang merupakan syarat mutlak bagi kelulusan pada mata kuliah ini.
Dalam merencanakan kopling dan roda gigi miring faktor keamanan harus
diperhitungkan dan menjadi bahan yang diutamakan karena apabila faktor diabaikan
maka kerugian material dan korban jiwa sangat banyak. Oleh karena itu maka sangat
penting bagi seorang mahasiswa Teknik
Mesin untuk mengetahui proses perencanaan mesin dan bagaimana merencanakan
kopling dan roda gigi miring yang aman dan ekonomis. Melalui tugas ini diharapkan
kami dapat merencanakan kopling yang aman dan ekonomis.

I.2. Rumusan Masalah


Merujuk dari data teknis yang diperoleh dari lapangan yaitu spesifikasi dari
kopling Mobil Truk , maka dalam penulisan kami sebagai penulis akan meredisain
ulang sistem penyaluran tenaga (kopling) dengan sfesifikasi sebagai berikut :
- Daya (kw dalam rpm)* : 750/ rpm n : 2500 rpm
Data dari roda gigi miring yaitu: - Daya (kw dalam rpm)* : input = 450 rpm
Output = 1500 rpm
Dengan data-data yang lainnya direncanakan oleh penulis.

2
BAB II
TEORI DASAR
1. Kopling
1.1. Pengertian Kopling
Kopling merupakan suatu bagian dari mesin yang berfungsi sebagai
sambungan poros dengan elemen mesin yang dengan terus menerus atau
kadang-kadang harus ikut berputar dengan poros tersebut. Elemen mesin
serupa itu ialah umpamanya puli sabuk, puli tali dan puli rantai, roda gigi
serta tromol.
Sehubungan dengan tujuannya, terdapat bermacam-macam prinsip
kopling. Prinsip-prinsip tersebut antara lain :
a) Kalau harus dibuat suatu sambungan mati, dipergunakan kopling lekat
b) Kalau kopling harus membolehkan gerakan poros yang satu terhadap
poros yang lain dalam arah memanjang sebagai akibat perubahan yang
diakibatkan oleh perubahan temperatur, dalam arah radial sebagai akibat
ketidaktelitian ketika memasang – maka dipasang kopling yang dapat
bergerak atau fleksibel.
c) Suatu sambungan yang mengurangi tumbukan lewat akumulasi kerja dan
lewat pengubahan kerja menjadi kalor danyang banyak atau sedikit
meredam getaran, dinamakan kopling elastik.
d) Apabila sambungan dapat dibuat bekerja hanya kalau sedang berhenti,
tetapi dapat dilepaskan selama sedang bergerak, maka kita sedang berha-
dapan dengan kopling yang dapat dilepaskan. Misalnya kopling cakar.
e) Apabila sambungan sembarang waktu selama sedang bergerak harus
dapat dihubungkan dan dilepaskan, maka yang dipergunakan ialah
kopling yang dapat dihubungkan, kopling gesek, kopling hidrolik atau
kopling induksi elektromagnetik.

3
f) Untuk pekerjaan berat atau pekerjaan yang peka, dipergunakan kopling
aman untuk menghindari tumbukan dalam bagian yang peka dalam
perkakas yang digerakkan atau beban terlampau besar dalam mesin
penggerak, motor dan sebagainya. Untuk yang belakangan ini juga
diterapkan kopling starter.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencana kopling
adalah sebagai berikut :
a) Kopling harus ringan, sederhana dan semurah mungkin dan mempunyai
garis tengah yang sekecil mungkin.
b) Garis-sumbu poros yang hendak di sambung harus berderet dengan tepat
terutama apabila kopling tidak fleksibel atau tidak elastik.
c) Titik berat kopling sebanyak mungkin harus terletak pada gasris sumbu
poros, tambahan pula kopling harus disetimbanSgkan dinamik, kalau
tidak, kopling akan berayun. (Apabila titik barat terletak dalam garis
sumbu, maka kopling telah disetimbangkan).
d) Kopling harus dapat di pasang dan dilepaskan dengan mudah.
e) Bagian menonjol harus dicegah atau ditutupi demikian rupa sehingga
tidak menimbulkan bahaya.

1.2. Klasifikasi Kopling


Secara umum kopling dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu :
a) Kopling Tetap
Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai
penerus putaran dan daya poros pengerak ke poros yang digerakkan
secara pasti (tanpa terjadi slip), dimana sumbu poros tersebut terletak
pada suatu garis lurus.
Yang termasuk kopling tetap adalah:

4
1. Kopling kaku
Kopling ini dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan
dengan sumbu segaris. Kopling ini dipakai pada mesin dan poros
transmisi umumnya di pabrik-pabrik. Kopling ini terbagi atas:
 Kopling bus (box) atau kotak
digunakan apabila dua buah
poros dan transmisi harus
dihubungkan dengan sebuah
garis. Kopling ini dipakai pada
poros transmisi.

 Kopling flens kaku terdiri dari naf


dengan flens yang terbuat dari besi
cor atau baja cor dan dipasang pada
ujung poros yang diberi pasak serta
diikat dengan flensnya. Dalam
beberapa hal, naf pada poros dengan
sumbunya dipress atau dibaut.

 Kopling flens tempa.

5
2. Kopling luwes,
Kopling ini terbagi atas:
 Kopling flens lurus
 Kopling karet ban
 Kopling karet bintang
 Kopling rantai
 Kopling `gigi

3. Kopling universal, kopling ini terbagi atas:


 Kopling universal hook
 Kopling universal

6
b) Kopling Tidak Tetap
Yaitu suatu elemen mesin yang menghubungkan poros yang
digerakkan dengan poros penggerak dengan putaran yang sama dalam
meneruskan daya serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut
baik dalam keadaan diam maupun berputar.
Jenis kopling tidak tetap ini adalah
1. Kopling cakar
Kopling ini berfungsi untuk meneruskan momen dengan kontak
positif (tidak dengan perantaraan gesekan) sehingga tidak terjadi slip.
Ada dua bentuk kopling cakar yaitu:
 Kopling cakar persegi
 Kopling cakar spiral

2. Kopling Plat.

7
Kopling ini berfungsi untuk meneruskan momen dengan
perantaraan gesekan. Dengan demikian pembebanan yang berlebihan
pada poros penggerak pada waktu dihubungkan, dapat dihindari.
Selain itu, karena dapat terjadi slip, maka kopling ini sekaligus juga
dapat berfungsi sebagai pembatas momen. Kopling ini disusun
berdasarkan :
 Berdasarkan banyaknya plat yaitu kopling plat tunggal dan
kopling plat banyak
 Berdasarkan ada tidaknya pelumas yang digunakan yaitu basah
dan kering.
 Berdasarkan pelayanannya yaitu kopling manual, hidrolik,
numatik dan elektromagnetik.

8
9
3. Kopling kerucut
Kopling ini mengunakan bidang gesek yang berbentuk bidang
kerucut.

4. Kopling friwill

10
Kopling ini hanya dapat meneruskan momen dalam satu arah
putaran, sehinga putaran yang berlawanan arahnya akan dicegah atau
tidak diteruskan. Cara kerjanya dapat berdasarkan atas efek baji dari
bola atau rol.

Rumus-Rumus Yang Digunakan Pada Perhitungan Kopling

1. Momen Puntir (Mp)


Mp = 71620 N/n (Kg/mm2)
Dimana : N = Daya maksimum mesin (Hp)
n = Putaran mesin (rpm)
2. Momen puntir yang direncanakan
Mtd = Mp x v
3. Momen Gesek (Mfr)
Mfr = B x Mt
4. Tegangan tarik yang diizinkan
 td
 bol 
s
5. Tegangan geser yang diizinkan

11
 bol
 bol 
s
6. Diameter Poros
Dp = [ 5 . Mfr/τbolII]1/3
7. Diameter Spline
Ds = dp/0.8
8. Tinggi spline
H = 0.1 x ds
9. Lebar spline
W = 0.25 x ds
10. Jari-jari rata-rata
Dp  Ds
rm 
4
11. Tegangan geser yang terjadi pada poros
P
s 
A
12. Tegangan geser yang terjadi pada spline
Mg
g 
m.F .z
13. Perbandingan lebar permukaan gesek terhadap jari-jari rata-rata
b = r 0 – r1
rm = 0.5(r0 + r1)
14. Perbandingan jari-jari dalam dengan jari-jari luar
r1/r0 = ( 0.6 – 0.8 )
15. Momen Gesek
Mfr = f . P . Fm . rm
16. Jari-jari dalam plat gesek
r1g = 0.6 r0g
17. Diameter luar plat gesek
D0g = 2 . r0

12
18. Diameter dalam plat gesek
D1g = 2 . r1g
19. Berat plat gesek
Gl = 2 . π (D0g2 – D1g2) t . γasbes / 4
20. Perhitungan berat plat tengah
G2 = π . (D0t – D1t) . t . γ plat
21. Perhitungan naf
G3 = π .(D0n-D1n) . t . γ baja
22. Perhitungan berat rumah kopling
G4 = π . ((D0g + 2 . A . K)2 – D1n2) . t. γ plat
23. Perhitungan berat poros
G5 = π. dp2 . t . γ plat
24. Defleksi akibat beban poros
5.q. 4

.348
25. Defleksi akibat berat kopling
 3

.348
26. Putaran Kritis
1
Ncr = 300
tot

27. Akibat beban terpusat


ML1 = Pl/4
28. Akibat beban terbagi merata
Ml2 = gl2/8
29. Momen lentur yang terjadi
Mltot = Pl/4 + gl2/8
30. Diameter Kritis
Mrc = (ml)2 + A (mp)2

13
31. Diameter kritis yang terjadi pada poros
 red
Dcr 
0,1. bolii

32. Energi yang dihilangkan karena gesekan


Wg = Mtd . W . t/2
33. Kenaikan Suhu
Q = Wg = G . Cp . Dt
34. Umur Kopling
a.k .m

fr

35. Efesiensi Kopling


m  fr

m

2.RODA GIGI
Roda gigi dijumpai pemakaiannya secara luas dalam hampir semua bentuk

mesin seperti mesin pemotong logam, automobil, traktor, mesin pengangkat, dan lain-

lain. Roda gigi dapat dibuat untuk menstransmisi setiap beban pada setiap putaran.

Keuntungan gerakan Roda Gigi :


 Effisiensi Tinggi
 Ukuran Kecil
 Operasinya dapat diandalkan dan pelayanannya mudah
 Perbandingan kecepatan konstan dan dapat digunakan untuk menstransmisi daya
beberapa cabang keperluan.
Kerugian gerakan Roda Gigi :

14
 Pembuatannya komplikasi karena memerlukan pendekatan khusus dan perkakas
khusus
 Menghasilkan bunyi pada kecepatan tinggi karena jika pembuatan tidak akurat
dan permukaan gigi sudah ada fitting (cacat permukaan)
 Disainnya rumit bila jarak antara sumbu poros penggerak dengan poros yang
digerakkan adalah besar
Klasifikasi Roda Gigi

1. Berdasarkan kedudukan bersama dari poros-poros :


a. Untuk gerakan roda gigi dengan sumbu-sumbu poros yang sejajar adalah roda
gigi lurus, roda gigi bentuk tangga, paralel dan miring.
b. Untuk sumbu poros yang berpotongan adalah Roda Gigi kerucut, roda gigi
lurus dan roda gigi kerucut gigi ulir.
c. Sumbu poros yang tidak sejajar, tidak berpotongan adalah roda gigi miring,
bersilangan, roda gigi ulir dan roda gigi hipolid.
2. Berdasarkan Kecepatan keliling :
a. Kecepatan rendah V < 3 m/s
b. Kecepatan sedang 3 < V < 15 m/s
c. Kecepatan tinggi V > 15 m/s

3. Berdasarkan kedudukan gigi pada bingkai roda :


a. Gigi Lurus
b. Gigi Miring
c. Gigi Ganda
d. Gigi Kurva
4. Berdasarkan penutup yang diberikan :
a. Gerakan terbuka
b. Gerakan tertutup
c. Gerakan setengah tertutup

15
.
B.RODA GIGI MIRING
Roda gigi ini merupakan roda gigi yang gigi-giginya dibuat dalam bentuk
miring terhadapo sumbu rotasi. Roda gigi ini mempunyai pasangan yang memiliki
kemiringan,tekanan sendiri.
Roda gigi ini dapat mengatasi kerusakan yang terjadi pada daerah perkontakan yang
diakibatkan adanya tegangan pada tumbukan yang tinggi yang sering terjadi pada
roda gigi lurus. Karena roda gigi yang miring mampu mereduksi bunyi dan mampu
mengatasi tegangan tumbukan tersebut.

Adapun rumus yang biasa digunakan :


1. Perbandingan putaran (i)
i = n1/n2
2. Kekuatan tarik (b)

Kbl. 
b = 1,4
f. Ks
Dimana:
 u + 12
Kbl = Dinamic Load Faktor =1 ( direncanakan )
f = factor keamanan = 2,5 (direncanakan)
u = tegangan lentur yang diizinkan
Ks = factor konsentrasi tegangan = 1,4 (di rencanakan)
3. Jumlah gigi Ekuivalen ( Zek )
Zek= Z / Cos 3
Dimana :
Z = jumlah gigi pada R.G
sudut kemiringan pahat = 30 0 ( direncanakan )
4. Momen puntir ( Mp)
N

16
Mp = 71620
n
Dimana :
N= Daya yang akan di transmisikan ( Hp )
n = Putaran ( rpm )

Momen punter yang direncanakan ( Mpd )

Mpd = V x Mp

Dimana:
V= Faktor konsentrasi bahan = 1-6 = 1,15 ( dipilih )
5. Modul (m)
Mpd
m = 1,26 Cos  3 z. y.b.Ym

Dimana :
Y = sesuai table 4-2 (lewis)
Ym= Relation factor = 10
6. Mengecek lenturan
i+1
b = 0,74
a . b .m . y
Dimana :
a = jarak pusat= dp1 + dp2 mm
2
b = Lebar Gigi = 10.m / cos 

7. Mengecek perkontakan
i  1 (i  1)
0,74( ) .E.MpI
a b..i 17
 c ind =

untuk c yang di izinkan =HB x Cb x Kcl


dimana :
sesuai table 4-8
HB = Tingkat kekerasan = 55 – 63 = 57 ( dipilih )
Cb = 220
Kcl = faktor umur = 1

BAB III
PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN KOPLING

Perencanaan kopling pada Mobil Truk , sebagai berikut :


1. Daya Maksimum (N)= 750 kw
2. Putaran poros (n)= 2500 rpm
3. Factor keamanan (s)=5 8 (7 direncanakan)
4. Bahan untuk poros = St. 60 (direncanakan) dan beroperasi kering.
5. Jenis kopling =kopling jepit dengan gesekan piringan.
6. Jumlah = satu plat gesek .
7. Bahan plat gesek = asbestos yang dipres.

3.1. Perhitungan Momen


1. Momen puntir pada poros (Mp)

18
N
M p  71620  (Kg.cm)
n

Dimana : N = Daya (dk) 1 Ps = 0,985 dk


= 750 x 0,985
= 738.75 dk
n = Banyaknya putaran
= 2500 rpm
Maka:
738.75
M p  71620 
2500
=21163.71 Kg .cm
Momen puntir yang direncanakan (M pd)
M pd  V  M p

Dimana V = factor kelebihan beban


=16
= 2 (direncanakan)
M pd  2  21163,71

= 42327,42 Kg.cm
2.Momen Gesek (Mfr)
M fr    M pd (Kg . cm)

Dimana  = factor penyambungan


= 1,2  1,5
= 1,2 (direncanakan)
M fr  1,2  42327.42

= 50792.9 kg.cm

3.2. Pemilihan bahan

19
Bahan poros yang digunakan dalam perencanaan ini adalah ST.60. ini berarti
bahwa tegangan tariknya adalah :
 = 60 kg/mm2 = 6000 kg/cm2
1. Besarnya tegangan tarik yang diizinkan ( bol II)

( bol II) =
s
Dimana s = factor keamanan
=58
= 6 (direncanakan )
6000
( bol II) =
6
= 1000 kg / cm2

2. Besarnya tegangan geser yang diizinkan ( bol II)


bol11
( bol II) =
1,75

1000

1,75

= 571.43 kg / cm 2
3. Diameter poros (dp)
5  M fr
dp  3
bol11
5  50792.9
3
571.43
= 7.64 cm
Berdasarkan normalisasi 161 (1930) maka dp yang direncanakan = 8 cm

3.3. Perhitungan ukuran kopling / plat gesek

20
Berdasarkan data-data yang dikemukakan diatas (untuk desain poros) dari V.
Dobrovolsky hal. 503 diperoleh data-data sebagai berikut :
f = 0,3 (koefisien gesek)
P = 2  3 kg/cm2 (tekanan)
Top = (150  250)0 C (temperatur operasi)
Dari V. Dobrovolsky halaman 513 diketahui :
rin
= 0.6  0.8
rout
= 0.8 (direncanakan)
b
= 0.2 0.5
rm

= 0.3dipilih
Dimana rin = jari-jari dalam bidang gesek
rout = jari-jari luar bidang gesek

rm = jari-jari rata-rata permukaan plat gesek


= 0,5 (r out + rin)
b = lebar disk

1. Momen gesek yang bekerja pada kopling (M rf)


M fr  f  P  rm

 f  Ps  F fr  rm

Dimana Z = jumlah plat gesek


= 1 ( direncanakan)
b = 0.3 r m
Ps = alat pres
= 2 3
= 2 kg/cm 2 ( dipilih )
Ffr = luas permukaan gesek

21
= 2 .  . rm . b . Z
Tabel 67 ( V. Dobrovolsky), friction material in wide use
Material of Operation Coefficient of Unit pressure Maximum
friction surface condution friction (kg / cm2) operation
temperatur (0C)

Pressed asbestos Dry 0,3 23 150 250

M fr  f  Ps  2  rm  b  z  rm

 f  Ps  2  rm  0,2rm  z  rm

 f  Ps  0,4  z  rm
3

M fr
Jadi rm  3
0,4  Ps  f  z

50792.9
3
0,4  3,14  2  0,3  1

= 40.7 cm

Dari perbandingan
b
 0 .3
rm

b  0.3rm

= 0.3 x 40,7
= 12.21 cm
rm = 0,5 (rout + 8rout)
= 0,9 rout
40.7
rout =
0,9

= 45.22 cm
rin = 0,8 rout
= 0,8 x 45,22

22
= 36,17 cm

Jadi :
Dout = 2 x rout
=2 x 45.22
= 90.44 cm
Din = 2 x rin
= 2 x 36.17
= 72.34cm
D m = 2 x rm
= 2 x 40,7
= 81.4 cm
4.2 . Pemeriksaan hasil perhitungan
1. Perhitungan berat kopling (plat dan kampas kopling)
a) Berat kampas (G1)


G1   ( Dout2  Din2) . t.  0
4
Dimana t = tebal asbes
= 0.2  0.5
= 0.5 (direncanakan)
 = berat jenis
= 2.1  2.8 (gram / cm3)
= 2.7 (direncanakan)

Jadi
3.14
G1   ((90,44)2 – (72,34)2) x 0,5 x 2,7
4
= 3122,36 gram

23
= 3,12 Kg
b). Berat plat kampas (G2)

G2   (Dout2 – Din2) . t . 
4
Dimana t = tebal asbes
= 0,2 0,5
= 0,5 cm (direncanakan)
 = berat jenis
= 7,6  7,9 (besi tempa)
= 7,8 gram / cm2 (direncanakan)

maka :

3,14
G2   ((90,44)2 – (72,38)2) x 0,5 x 7,8
4
= 9020,15 gram
= 9,02 kg
c). Berat plat tengah (G3)

G3   ( Dm 2  Dseplain2 ) . t . 
4
3,14
  ((81,4)2  (9,5)2)x 0,5 x 7,8 ; di taksir Dseplain
4
=9,5
= 15826,76 gram
= 15,826 kg
. Berat total kampas
Gtot  G1  G2  G3

= 3,12 +9,02 + 15,82


= 27,96 kg

24
BAB V
SUHU, UMUR DAN EFISIENSI KOPLING

5.1. Suhu Kopling


Suhu kopling terjadi saat bekerja saat gesekan dan sangat berpengaruh terhadap
ketahanan kopling itu sendiri, oleh karena itu perhitungan temperatur kopling
sangat penting untuk mengecek apakah kopling beroperasi pada temperatur operasi
yang diizinkan atau tidak.
1. Perhitungan temperatur operasi
Q = Fm .k t
Sehingga t = Q / Fm . k
Dimana t = kenaikan temperatur
Q = kalor yang timbul akibat gesekan
75
  3600  N fr
427
= 632,31 Nfr . kejl / hr
Fm =Ffr= luas bidang gesek

25
= 2 x rm x b x z
= 2 x 3,14 x 40,7x9,18x 1
= 2346,37 cm2
= 0.2346 m2
k = Faktor perpindahan panas
= 70 Keal/ m 2hr 0c
Nfr = Daya yang hilang akibat gesekan
A fr  W
N fr 
75  3600
M fr    t
Dimana Afr 
2
Afr = energi gesek

Mp = 42327,42 Kg . cm
= 423,2742 Kg. m
 = putaran poros
2  n

60
2  3,14  2500

60
= 261,66 rad / det
t = waktu penyambungan kopling
= 2 detik (direncanakan)
W = kerja kopling perjam
= 17 (direncanakan)
Maka energi gesek adalah :
Mp    t
A fr 
2
423,2742  261,66  2

2
= 110752,82 kg.m

26
110752,82  17
N fr 
75  3600
= 6,97 dk
Jadi
632,32  6,97
t 
0.234  70
=215,06 0 C

Temperatur operasi = t + suhu kamar


= 215,16 + 27
= 242,16 0 C
Berarti temperatur berada dalam range temperatur yang diizinkan untuk bahan asbestos
yaitu (150  250) 0C
5.2. Umur Kopling

Penentuan umur kopling berguna untuk mengetahui sampai dimana ketahanan


dari kopling tersebut bila telah mencapai umurnya. Umur kopling bergantung dari
pemakaian kopling apakah kontinu atau tidak. Perhitungan umur kopling :
a  Ak  F fr
Ld  ( jam )
N fr

Dimana Ld = lama pemakaian plat gesek


a = tebal plat gesek
= 0,2 0,5 cm
= 0,3 (direncanakan)
Ak = Kerja yang dihasilkan plat gesek
= 5  8 dk
= 7 (direncanaka)
0,3  7  2346,37
maka Ld 
6,97

= 706,94 jam

27
banyaknya pemasangan :
Ld  3600
S 
( 2  2)

706,94  3600

4
= 636247 kali pemasangan tiap jam
Dimana (2+2) = waktu penyambungan dan pelepasan
Banyaknya penyambungan dan pelepasan tiap jam :

636247
M 
2
= 318123,5 kali/jam

Banyaknya pemeliharaan tiap jam(t 0)


M 4
t  (detik/jam)
3600
318123,5  4

3600
= 353,47 detik/jam
misalkan dalam sehari kopling digunakan selama N = 6 jam maka
pemeliharaannya dalam sehari adalah
P = 6 x 353,47
= 2120,82 kali
Umur kopling :
Ld  3600
L
P
706,94  3600
L
220,82

= 1200 hari
jadi umur kopling dalam setahun adalah

28
1200
L
365  1
= 3,28 tahun

5.3. Efisiensi Kopling


Penentuan efisiensi kpling dimaksudkan untuk mengetahui sampai dimana
kemampuan kerja kopling tersebut untuk memindahkan daya maksimum ke bagian
transmisi lainnya.
Nm  N fr
  100%
Nm

( N max  Z )  N (3600  2  Z )
Dimana Nm 
3600

M fr  n
dengan N max 
71620

50792,9  2500

71620

= 1773 dk

(1773  1)  738,75  (3600  2  1)


Nm 
3600

= 738,83 dk

738,83  0,97
jadi   100%
738,83

29
= 99,86 %

BAB VI
PERENCANAAN
A.RODA GIGI
Data Awal :
1. Daya yang akan ditransmisikan ( N ) = 85 HP ( Direncanakan)
2. Putaran pada R.G I = 450 rpm
3. putaran pada R.G II dan III = 750 rpm( Direncanakan)
4. Putaran pada R.G IV dan V = 1000 rpm( Direncanakan)
5. Putaran pada R.G VI dan VII = 1250 rpm( Direncanakan)
6. Putaran pada R.G VIII = 1500 rpm
7. Sudut kemiringan pahat () = 30( Direncanakan)

8. Sudut tekan pahat () = 20( Direncanakan)


9. Jumlah Gigi R.G I ( Z1) = 45 buah( Direncanakan)
10. Jumlah Gigi R.G III(Z3) = 60 buah( Direncanakan)
11. Jumlah gigi R.G V (Z5)= 75 buah( Direncanakan)
12. Jumlah Gigi R.G VII (Z7)= 90 buah( Direncanakan)
13. Bahan pinion = C 45( Direncanakan)
14. Tegangan lentur pinionu) = 63-75 kg/mm2= 65 kg/mm2
15. Bahan Roda = C35 Mn 75( Direncanakan )
16. Tegangan lentur untuk roda (u) = 52-63 Kg/mm2 = 55 kg/mm2

30
Sistem layout untuk Roda Gigi Miring-Miring

31
A.UNTUK R.G I DAN R.G II

1. Perbandingan Putaran (i)


i = n1 / n2

= 450 / 750

= 0,6

2. Untuk pinion :
u u + 12

= 0,35 ( 65 ) + 12

= 34,75 kg/mm2

Kekuatan tarik (b)

32
Jumlah Gigi Ekuivalen ( Zek1 )

Zek 1 = Z1 / Cos3

= 45 / Cos3 30

= 69 buah

Zek 1 = 69 buah  Faktor bentuk( y1 ) = 0,156 (tabel 4-2)

( y1 xb ) = 0,156 x 14 = 2,184 Kg /mm

3. Untuk Roda



g / mm2

kekuatan tariknya (b)

Jumlah gigi R.G II ( Z2 )

i = Z2/Z1 = n1/n2

maka Z2 = 45. ( 0,6 ) = 27 buah

Z2 = 27 buah  y2 = 0,035

( y2 x b ) = 0,035 x 12,5 = 0,4375

R.G AMAN Karena (y1 x b ) pinion > ( y2 x b ) Roda

4. Momen puntir

33
Mp = 71620

= 71620 ( 85 / 450 ) = 13528,22 Kg cm


Mp desain/ direncanakan ( Mpd )

Mpd = V x Mp
= 1,15 x 13528,22
= 15557,45 Kg cm
5. Modul (m)
Mpd
m = 1,26 Cos  3 z. y.b.Ym
15557,45
= 1,26 cos 30 3
45.0,156.14.10
= 2,73 mm

6. Mengecek lenturan

b = 0,74

 Jarak bagi Normal ( Pn ) = m =3,14 .2,73 = 8,57 mm


 Jarak bagi lingkar ( Pc ) = Pn / Cos/cos 30 = 9,89 mm
 Diameter jarak bagi untuk kedua R.G :

1. dp1 =

2. dp2 = dp1 x i = 141,85 x 0,6 = 108,87 mm

 Jarak Pusat ( a ) = = 12,53 cm


Lebar gigi ( b ) = 10.m / Cos 10.2,73 / Cos 30 = 31,52 mm=3,15 cm
Lebar gigi ( b ) = 10.m / Cos 10.2,73 / Cos 30 = 31,52 mm=3,15 cm

34
Sehingga :

b = 0,74 Kg/cm2

7.Mengecek perkontakan

i 1 (i  1)
c ind = 0,47( a ) b.i
.E.Mpd

0,6  1 (0,6  1)
0,47.( ) = ^6.15557,45
2,15.10
12,53 3,15.0,6

= 10099,13 Kg / cm2

c yang di izinkan = HB x Cb x Kcl

= 57 x 220 x 1

= 12540 Kg/cm2

8. R.G AMAN Karena c yang diizinkan > c ind

9. Dimensi – Dimensi

Z1 Z2 a b m dp1 dp2 Pc Pn
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
45 buah 27 buah 125,36 31,52 2,,73 141,85 108,87 9.89 8,57

B.UNTUK R.G III DAN R.G IV

1. Perbandingan Putaran (i)

35
i = n3 / n4

= 750 / 1000

= 0,75

2. Untuk pinion :

u + 12

= 0,35 ( 65 ) + 12

= 34,75 kg/mm2

Kekuatan tarik (b)

Jumlah Gigi Ekuivalen ( Zek3 )

Zek 3 = Z3 / Cos3

= 60 / Cos3 30

= 92 buah

Zek 3 = 92 buah  Faktor bentuk( y3 ) = 0,160 (tabel 4-2)

( y3 xb ) = 0,160 x 14 = 2,24 Kg /mm

36
3. Untuk Roda



g / mm2

ekuatan tariknya (b)

Jumlah gigi R.G II ( Z2 )

i = Z4/Z3 = n3/n4

maka Z4 = 60. ( 0,75 ) = 45 buah

Z4 = 45 buah  y4 = 0,099

( y4 x b ) = 0,099 x 12,5 = 1,23

R.G AMAN Krn (y3 x b ) pinion > ( y4 x b ) Roda

4. Momen puntir

Mp = 71620

= 71620 ( 85 / 750 ) = 8116,93 Kg cm


Mp desain/ direncanakan ( Mpd )

Mpd = V x Mp
= 1,15 x 8116,93
= 9334,47 Kg cm

37
5. Modul (m)
Mpd
m = 1,26 Cos  3 z. y.b.Ym
9334,47
= 1,26 cos 30 3
60.0,160.14.10
= 2,08 mm

6. Mengecek lenturan

b = 0,74

 Jarak bagi Normal ( Pn ) = m =3,14 . 2,08 = 6,53 mm


 Jarak bagi lingkar ( Pc ) = Pn / Cos/cos 30 = 7,54 mm
 Diameter jarak bagi untuk kedua R.G :

1. dp3 =

2. dp4 = dp1 x i = 144,10 x 0,75 = 108,07 mm

 Jarak Pusat ( a ) = = 12,60


cm
 Lebar gigi ( b ) = 10.m / Cos 10. 2,08 / Cos 30 = 24,01 mm = 2,40 cm

Sehingga :

b = 0,74 Kg/cm2

 Jarak Pusat ( a ) = = 12,60


cm
 Lebar gigi ( b ) = 10.m / Cos 10. 2,08 / Cos 30 = 24,01 mm = 2,40 cm

38
Sehingga :

b = 0,74 Kg/cm2

7.Mengecek perkontakan

i 1 (i  1)
c ind = 0,47( a ) b.i
.E.Mpd

0,75  1 (0,75  1)
0,47.( ) ( 2,15.10^ 6).9334,47
= 12,60 2,40.0,75

= 9118,26 Kg / cm2

c yang di izinkan = HB x Cb x Kcl


= 57 x 220 x 1

= 12540 Kg/cm2

8. R.G AMAN Karena c yang diizinkan > c ind

9. Dimensi – Dimensi

Z3 Z4 a b m dp3 dp4 Pc Pn
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
60 buah 45 buah 126,08 24,01 2,08 144,10 108,87 7,54 6,53

C.UNTUK R.G V DAN R.G VI

1. Perbandingan Putaran (i)

39
i = n5 / n6

= 1000 / 1250

= 0,8

2. Untuk pinion :

u + 12

= 0,35 ( 65 ) + 12

= 34,75 kg/mm2

Kekuatan tarik (b)

Jumlah Gigi Ekuivalen ( Zek1 )

Zek 5 = Z5 / Cos3

= 75 / Cos3 30

= 115 buah

Zek 5 = 115 buah  Faktor bentuk( y5 ) = 0,158 (tabel 4-2)

( y5 xb ) = 0,158 x 14 = 2,21 Kg /mm

40
3. Untuk Roda



g / mm2

ekuatan tariknya (b)

Jumlah gigi R.G II ( Z6 )

i = Z6/Z5 = n5/n6

maka Z6 = 75. ( 0,8 ) = 60 buah

Z6 = 60 buah  y6 = 0,130

( y6 x b ) = 0,130 x 12,5 = 1,62 Kg/mm

R.G AMAN Krn (y5 x b ) pinion > ( y6 x b ) Roda

4. Momen puntir

Mp = 71620

= 71620 ( 85 / 1000 ) = 6087,70 Kg cm


Mp desain/ direncanakan ( Mpd )

Mpd = V x Mp
= 1,15 x 6087,70
= 7000,85 Kg cm

5. Modul (m)

41
Mpd
m = 1,26 Cos  3 z. y.b.Ym
7000,85
= 1,26 cos 30 3
75.0,158.14.10
= 2,24 mm

6. Mengecek lenturan

b = 0,74

 Jarak bagi Normal ( Pn ) = m =3,14 . 2,24 = 7,03 mm


 Jarak bagi lingkar ( Pc ) = Pn / Cos/cos 30 = 8,11 mm

 Diameter jarak bagi untuk kedua R.G :

1. dp5 =

2. dp6 = dp5 x i = 193,98 x 0,75 = 145,48 mm

 Jarak Pusat ( a ) = = 16,97 cm


 Lebar gigi ( b ) = 10.m / Cos 10. 2,24 / Cos 30 = 25,86 mm = 2,58 cm

Sehingga :

b = 0,74 Kg/cm2

7. Mengecek perkontakan

42
i  1 (i  1)
c ind = 0,47( ) .E.Mpd
a b.i

0,8  1 (0,8  1)
0,47.( ) (2,15.10^ 6).7000,85
= 16,97 2,58.0,8

= 5711,68 Kg / cm2

c yang di izinkan = HB x Cb x Kcl

= 57 x 220 x 1

= 12540 Kg/cm2

8. R.G AMAN Karena c yang diizinkan > c ind

9. Dimensi – Dimensi

Z5 Z6 a b m dp5 dp6 Pc Pn
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
75 buah 60 buah 169,78 25,86 2,24 193,98 145,48 8,11 7,03

D.UNTUK R.G VII DAN R.G VIII

43
1. Perbandingan Putaran (i)

i = n7 / n8

= 1250 / 1500

= 0,83

2. Untuk pinion :

u + 12

= 0,35 ( 65 ) + 12

= 34,75 kg/mm2

Kekuatan tarik (b)

Jumlah Gigi Ekuivalen ( Zek7 )

Zek 7 = Z7 / Cos3

= 90 / Cos3 30

= buah

Zek 7 = 115 buah  Faktor bentuk( y7 ) = 0,158 (tabel 4-2)

44
( y7 xb ) = 0,158 x 14 = 2,21 Kg /mm

3. Untuk Roda



g / mm2

ekuatan tariknya (b)

Jumlah gigi R.G II ( Z8 )

i = Z8/Z7 = n7/n8

maka Z8 = 75. ( 0,83 ) = 60 buah

Z8 = 60 buah  y6 = 0,130

( y6 x b ) = 0,130 x 12,5 = 1,62 Kg/mm

R.G AMAN Krn (y5 x b ) pinion > ( y6 x b ) Roda

4. Momen puntir

Mp = 71620

= 71620 ( 85 / 1000 ) = 6087,70 Kg cm


Mp desain/ direncanakan ( Mpd )

Mpd = V x Mp
= 1,15 x 6087,70
= 7000,85 Kg cm

5. Modul (m)

45
Mpd
m = 1,26 Cos  3 z. y.b.Ym
7000,85
= 1,26 cos 30 3
75.0,158.14.10
= 2,24 mm

6. Mengecek lenturan

b = 0,74

 Jarak bagi Normal ( Pn ) = m =3,14 . 2,24 = 7,03 mm


 Jarak bagi lingkar ( Pc ) = Pn / Cos/cos 30 = 8,11 mm
 Diameter jarak bagi untuk kedua R.G :

1. dp5 =

2. dp6 = dp5 x i = 193,98 x 0,75 = 145,48 mm

 Jarak Pusat ( a ) = = 16,97 cm


 Lebar gigi ( b ) = 10.m / Cos 10. 2,24 / Cos 30 = 25,86 mm = 2,58 cm

Sehingga :

b = 0,74 Kg/cm2

7. 7.Mengecek perkontakan

i  1 (i  1)
c ind =0,47( ) .E.Mpd
a b.i

46
0,8  1 (0,8  1)
0,47.( ) (2,15.10^ 6).7000,85
= 16,97 2,58.0,8

= 5711,68 Kg / cm2

c yang di izinkan = HB x Cb x Kcl


= 57 x 220 x 1

= 12540 Kg/cm2

8. R.G AMAN Karena c yang diizinkan > c ind

9. Dimensi – Dimensi

Z5 Z6 a b m dp5 dp6 Pc Pn
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
75 buah 60 buah 169,78 25,86 2,24 193,98 145,48 8,11 7,03

D.UNTUK R.G VII DAN R.G VIII

1. Perbandingan Putaran (i)

i = n7 / n8

= 1250 / 1500

= 0,83

2. Untuk pinion :

u + 12

= 0,35 ( 65 ) + 12

= 34,75 kg/mm2

47
Kekuatan tarik (b)

Jumlah Gigi Ekuivalen ( Zek7 )

Zek 7 = Z7 / Cos3

= 90 / Cos3 30

= 138 buah

Zek 7 = 115 buah  Faktor bentuk( y7 ) = 0,158 (tabel 4-2)

( y7 xb ) = 0,158 x 14 = 2,21 Kg /mm

3. Untuk Roda



g / mm2

ekuatan tariknya (b)

Jumlah gigi R.G II ( Z8 )

48
i = Z8/Z7 = n7/n8

maka Z8 = 90. ( 0,83 ) = 74 buah

Z8 = 74 buah  y6 = 0,130

( y6 x b ) = 0,130 x 12,5 = 1,62 Kg/mm

R.G AMAN Krn (y5 x b ) pinion > ( y6 x b ) Roda

4. Momen puntir

Mp = 71620

= 71620 ( 85 / 1250 ) = 4870,16 Kg cm


Mp desain/ direncanakan ( Mpd )

Mpd = V x Mp
= 1,15 x 4870,16
= 5600,68 Kg cm

5. Modul (m)
Mpd
m = 1,26 Cos  3 z. y.b.Ym
5600,68
= 1,26 cos 30 3
90.0,130.14.10
= 1,64 mm

6. Mengecek lenturan

b = 0,74

 Jarak bagi Normal ( Pn ) = m =3,14 . 1,64 = 5,15 mm


 Jarak bagi lingkar ( Pc ) = Pn / Cos5,15 /cos 30 = 5,94 mm
 Diameter jarak bagi untuk kedua R.G :

49
1. dp7 =

2. dp8 = dp7 x i = x 0,83 = 141,45 mm

 Jarak Pusat ( a ) = = 15,59 cm


 Lebar gigi ( b ) = 10.m / Cos 10. 1,64 / Cos 30 = 18,93 mm = 1,89 cm

Sehingga :

b = 0,74 Kg/cm2

7.Mengecek perkontakan

i  1 (i  1)
c ind =0,47( ) .E.Mpd
a b.i

0,83  1 (0,83  1)
0,47.( ) (2,15.10^ 6).5600,68
= 15,59 1,89.0,83

= 6538,79 Kg / cm2

50
c yang di izinkan = HB x Cb x Kcl

= 57 x 220 x 1

= 12540 Kg/cm2

8. R.G AMAN Karena c yang diizinkan > c ind

9. Dimensi – Dimensi

Z7 Z8 a b m dp7 dp8 Pc Pn
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
90 buah 60 buah 155,94 18,93 1,64 170,43 141,45 5,94 5,15

BAB VII
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
A. Dari hasil perhitungan dan perencanaan kopling dapat disimpulkan :
I. Perhitungan momen
1. Momen puntir pada poros yang direncanaka Mpd = 42327,42 kg
cm
2. Momen gesek Mfr = 50792,9 kg . cm
II. Pemilihan bahan :
1. Bahan yang digunakan untuk poros adalah St 60

2.Besar tegangan tarik yang diizinkan  bol II = 1000 kg/cm2


3.Besar tegangan geser yang diizinkan (bol II ) = 571.43 kg/cm2

51
4.Diameter p;oros yang diinginkan ( dp ) = 7,64 cm
III. kopling / plat gesek
1. Diameter rata-rata permukaan plat gesek (Dm) = 81,4 cm
2. Diameter dalam bidang gesek (Din) = 72,34 cm
3. Diameter luar bidang gesek (Dout) = 90,44 cm
4. Berat kopling/plat gesek
- berat kampas (G1) =3,12 kg
- berat plat kampas (G2) = 9,02 kg
- berat plat tengah (G3) = 15,82 kg
- berat total kampas (Gtot) =27,96 kg
5. Temperature operasi kopling Top = 242.16 C
6. Umur kopling = 3,28 tahun
7. Efisiensi kopling (kop) = 99,86 %

B.Dari hasil perhitungan dan perencanaan roda gigi miring dapat disimpulkan :
Daya yang akan ditransmisikan ( N ) = 85 HP ( Direncanakan)
Putaran pada R.G I = 450 rpm
putaran pada R.G II dan III = 750 rpm( Direncanakan)
Putaran pada R.G IV dan V = 1000 rpm( Direncanakan)
Putaran pada R.G VI dan VII = 1250 rpm( Direncanakan)
Putaran pada R.G VIII = 1500 rpm
A.UNTUK R.G I DAN R.G II
Z1 Z2 a b m dp1 dp2 Pc Pn
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
45 buah 27 buah 125,36 31,52 2,,73 141,85 108,87 9.89 8,57
B.UNTUK R.G III DAN R.G IV

Z3 Z4 a b m dp3 dp4 Pc Pn
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
60 buah 45 buah 126,08 24,01 2,08 144,10 108,87 7,54 6,53

52
C.UNTUK R.G V DAN R.G VI
Z5 Z6 a b m dp5 dp6 Pc Pn
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
75 buah 60 buah 169,78 25,86 2,24 193,98 145,48 8,11 7,03

D.UNTUK R.G VII DAN R.G VIII

Z7 Z8 a b m dp7 dp8 Pc Pn
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
90 buah 60 buah 155,94 18,93 1,64 170,43 141,45 5,94 5,15

6.2. Saran
1. Untuk perencanaan ini sebaiknya diperhatikan bahan yang digunakan untuk
komponen-komponen kopling.
2. Suatu perencanaan sebaiknya diperhatikan bahwa harga yang didapat dari
hasil perhitungan harus lebih kecil dari pada harga yang diizinkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. V. Dobrovolsky, Machine Elements, Second Edition, Rusia 1985


1, 13, 15, 16, 21, 31, 33.
2. Bahan Kuliah Elemen Mesin II oleh Ir. Zaenab Ali Rune.
3, 4, 5, 6, 7, 11, 12, 14, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 30, 32, 34, 35, 36.
3. Kents, Colin Chemical, Mechanical Engineering Handbook in two. Table
10.
9, 10.
4. Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, 1987, Jakarta,
PT. Pradnya Paramita.

53
54

Anda mungkin juga menyukai