DI SUSUN OLEH ;
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
TEORI DASAR
1. Kopling
1.1. Pengertian Kopling
Kopling merupakan suatu bagian dari mesin yang berfungsi sebagai
sambungan poros dengan elemen mesin yang dengan terus menerus atau
kadang-kadang harus ikut berputar dengan poros tersebut. Elemen mesin
serupa itu ialah umpamanya puli sabuk, puli tali dan puli rantai, roda gigi
serta tromol.
Sehubungan dengan tujuannya, terdapat bermacam-macam prinsip
kopling. Prinsip-prinsip tersebut antara lain :
a) Kalau harus dibuat suatu sambungan mati, dipergunakan kopling lekat
b) Kalau kopling harus membolehkan gerakan poros yang satu terhadap
poros yang lain dalam arah memanjang sebagai akibat perubahan yang
diakibatkan oleh perubahan temperatur, dalam arah radial sebagai akibat
ketidaktelitian ketika memasang – maka dipasang kopling yang dapat
bergerak atau fleksibel.
c) Suatu sambungan yang mengurangi tumbukan lewat akumulasi kerja dan
lewat pengubahan kerja menjadi kalor danyang banyak atau sedikit
meredam getaran, dinamakan kopling elastik.
d) Apabila sambungan dapat dibuat bekerja hanya kalau sedang berhenti,
tetapi dapat dilepaskan selama sedang bergerak, maka kita sedang berha-
dapan dengan kopling yang dapat dilepaskan. Misalnya kopling cakar.
e) Apabila sambungan sembarang waktu selama sedang bergerak harus
dapat dihubungkan dan dilepaskan, maka yang dipergunakan ialah
kopling yang dapat dihubungkan, kopling gesek, kopling hidrolik atau
kopling induksi elektromagnetik.
3
f) Untuk pekerjaan berat atau pekerjaan yang peka, dipergunakan kopling
aman untuk menghindari tumbukan dalam bagian yang peka dalam
perkakas yang digerakkan atau beban terlampau besar dalam mesin
penggerak, motor dan sebagainya. Untuk yang belakangan ini juga
diterapkan kopling starter.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencana kopling
adalah sebagai berikut :
a) Kopling harus ringan, sederhana dan semurah mungkin dan mempunyai
garis tengah yang sekecil mungkin.
b) Garis-sumbu poros yang hendak di sambung harus berderet dengan tepat
terutama apabila kopling tidak fleksibel atau tidak elastik.
c) Titik berat kopling sebanyak mungkin harus terletak pada gasris sumbu
poros, tambahan pula kopling harus disetimbanSgkan dinamik, kalau
tidak, kopling akan berayun. (Apabila titik barat terletak dalam garis
sumbu, maka kopling telah disetimbangkan).
d) Kopling harus dapat di pasang dan dilepaskan dengan mudah.
e) Bagian menonjol harus dicegah atau ditutupi demikian rupa sehingga
tidak menimbulkan bahaya.
4
1. Kopling kaku
Kopling ini dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan
dengan sumbu segaris. Kopling ini dipakai pada mesin dan poros
transmisi umumnya di pabrik-pabrik. Kopling ini terbagi atas:
Kopling bus (box) atau kotak
digunakan apabila dua buah
poros dan transmisi harus
dihubungkan dengan sebuah
garis. Kopling ini dipakai pada
poros transmisi.
5
2. Kopling luwes,
Kopling ini terbagi atas:
Kopling flens lurus
Kopling karet ban
Kopling karet bintang
Kopling rantai
Kopling `gigi
6
b) Kopling Tidak Tetap
Yaitu suatu elemen mesin yang menghubungkan poros yang
digerakkan dengan poros penggerak dengan putaran yang sama dalam
meneruskan daya serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut
baik dalam keadaan diam maupun berputar.
Jenis kopling tidak tetap ini adalah
1. Kopling cakar
Kopling ini berfungsi untuk meneruskan momen dengan kontak
positif (tidak dengan perantaraan gesekan) sehingga tidak terjadi slip.
Ada dua bentuk kopling cakar yaitu:
Kopling cakar persegi
Kopling cakar spiral
2. Kopling Plat.
7
Kopling ini berfungsi untuk meneruskan momen dengan
perantaraan gesekan. Dengan demikian pembebanan yang berlebihan
pada poros penggerak pada waktu dihubungkan, dapat dihindari.
Selain itu, karena dapat terjadi slip, maka kopling ini sekaligus juga
dapat berfungsi sebagai pembatas momen. Kopling ini disusun
berdasarkan :
Berdasarkan banyaknya plat yaitu kopling plat tunggal dan
kopling plat banyak
Berdasarkan ada tidaknya pelumas yang digunakan yaitu basah
dan kering.
Berdasarkan pelayanannya yaitu kopling manual, hidrolik,
numatik dan elektromagnetik.
8
9
3. Kopling kerucut
Kopling ini mengunakan bidang gesek yang berbentuk bidang
kerucut.
4. Kopling friwill
10
Kopling ini hanya dapat meneruskan momen dalam satu arah
putaran, sehinga putaran yang berlawanan arahnya akan dicegah atau
tidak diteruskan. Cara kerjanya dapat berdasarkan atas efek baji dari
bola atau rol.
11
bol
bol
s
6. Diameter Poros
Dp = [ 5 . Mfr/τbolII]1/3
7. Diameter Spline
Ds = dp/0.8
8. Tinggi spline
H = 0.1 x ds
9. Lebar spline
W = 0.25 x ds
10. Jari-jari rata-rata
Dp Ds
rm
4
11. Tegangan geser yang terjadi pada poros
P
s
A
12. Tegangan geser yang terjadi pada spline
Mg
g
m.F .z
13. Perbandingan lebar permukaan gesek terhadap jari-jari rata-rata
b = r 0 – r1
rm = 0.5(r0 + r1)
14. Perbandingan jari-jari dalam dengan jari-jari luar
r1/r0 = ( 0.6 – 0.8 )
15. Momen Gesek
Mfr = f . P . Fm . rm
16. Jari-jari dalam plat gesek
r1g = 0.6 r0g
17. Diameter luar plat gesek
D0g = 2 . r0
12
18. Diameter dalam plat gesek
D1g = 2 . r1g
19. Berat plat gesek
Gl = 2 . π (D0g2 – D1g2) t . γasbes / 4
20. Perhitungan berat plat tengah
G2 = π . (D0t – D1t) . t . γ plat
21. Perhitungan naf
G3 = π .(D0n-D1n) . t . γ baja
22. Perhitungan berat rumah kopling
G4 = π . ((D0g + 2 . A . K)2 – D1n2) . t. γ plat
23. Perhitungan berat poros
G5 = π. dp2 . t . γ plat
24. Defleksi akibat beban poros
5.q. 4
.348
25. Defleksi akibat berat kopling
3
.348
26. Putaran Kritis
1
Ncr = 300
tot
13
31. Diameter kritis yang terjadi pada poros
red
Dcr
0,1. bolii
2.RODA GIGI
Roda gigi dijumpai pemakaiannya secara luas dalam hampir semua bentuk
mesin seperti mesin pemotong logam, automobil, traktor, mesin pengangkat, dan lain-
lain. Roda gigi dapat dibuat untuk menstransmisi setiap beban pada setiap putaran.
14
Pembuatannya komplikasi karena memerlukan pendekatan khusus dan perkakas
khusus
Menghasilkan bunyi pada kecepatan tinggi karena jika pembuatan tidak akurat
dan permukaan gigi sudah ada fitting (cacat permukaan)
Disainnya rumit bila jarak antara sumbu poros penggerak dengan poros yang
digerakkan adalah besar
Klasifikasi Roda Gigi
15
.
B.RODA GIGI MIRING
Roda gigi ini merupakan roda gigi yang gigi-giginya dibuat dalam bentuk
miring terhadapo sumbu rotasi. Roda gigi ini mempunyai pasangan yang memiliki
kemiringan,tekanan sendiri.
Roda gigi ini dapat mengatasi kerusakan yang terjadi pada daerah perkontakan yang
diakibatkan adanya tegangan pada tumbukan yang tinggi yang sering terjadi pada
roda gigi lurus. Karena roda gigi yang miring mampu mereduksi bunyi dan mampu
mengatasi tegangan tumbukan tersebut.
Kbl.
b = 1,4
f. Ks
Dimana:
u + 12
Kbl = Dinamic Load Faktor =1 ( direncanakan )
f = factor keamanan = 2,5 (direncanakan)
u = tegangan lentur yang diizinkan
Ks = factor konsentrasi tegangan = 1,4 (di rencanakan)
3. Jumlah gigi Ekuivalen ( Zek )
Zek= Z / Cos 3
Dimana :
Z = jumlah gigi pada R.G
sudut kemiringan pahat = 30 0 ( direncanakan )
4. Momen puntir ( Mp)
N
16
Mp = 71620
n
Dimana :
N= Daya yang akan di transmisikan ( Hp )
n = Putaran ( rpm )
Mpd = V x Mp
Dimana:
V= Faktor konsentrasi bahan = 1-6 = 1,15 ( dipilih )
5. Modul (m)
Mpd
m = 1,26 Cos 3 z. y.b.Ym
Dimana :
Y = sesuai table 4-2 (lewis)
Ym= Relation factor = 10
6. Mengecek lenturan
i+1
b = 0,74
a . b .m . y
Dimana :
a = jarak pusat= dp1 + dp2 mm
2
b = Lebar Gigi = 10.m / cos
7. Mengecek perkontakan
i 1 (i 1)
0,74( ) .E.MpI
a b..i 17
c ind =
BAB III
PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN KOPLING
18
N
M p 71620 (Kg.cm)
n
= 42327,42 Kg.cm
2.Momen Gesek (Mfr)
M fr M pd (Kg . cm)
= 50792.9 kg.cm
19
Bahan poros yang digunakan dalam perencanaan ini adalah ST.60. ini berarti
bahwa tegangan tariknya adalah :
= 60 kg/mm2 = 6000 kg/cm2
1. Besarnya tegangan tarik yang diizinkan ( bol II)
( bol II) =
s
Dimana s = factor keamanan
=58
= 6 (direncanakan )
6000
( bol II) =
6
= 1000 kg / cm2
1000
1,75
= 571.43 kg / cm 2
3. Diameter poros (dp)
5 M fr
dp 3
bol11
5 50792.9
3
571.43
= 7.64 cm
Berdasarkan normalisasi 161 (1930) maka dp yang direncanakan = 8 cm
20
Berdasarkan data-data yang dikemukakan diatas (untuk desain poros) dari V.
Dobrovolsky hal. 503 diperoleh data-data sebagai berikut :
f = 0,3 (koefisien gesek)
P = 2 3 kg/cm2 (tekanan)
Top = (150 250)0 C (temperatur operasi)
Dari V. Dobrovolsky halaman 513 diketahui :
rin
= 0.6 0.8
rout
= 0.8 (direncanakan)
b
= 0.2 0.5
rm
= 0.3dipilih
Dimana rin = jari-jari dalam bidang gesek
rout = jari-jari luar bidang gesek
f Ps F fr rm
21
= 2 . . rm . b . Z
Tabel 67 ( V. Dobrovolsky), friction material in wide use
Material of Operation Coefficient of Unit pressure Maximum
friction surface condution friction (kg / cm2) operation
temperatur (0C)
M fr f Ps 2 rm b z rm
f Ps 2 rm 0,2rm z rm
f Ps 0,4 z rm
3
M fr
Jadi rm 3
0,4 Ps f z
50792.9
3
0,4 3,14 2 0,3 1
= 40.7 cm
Dari perbandingan
b
0 .3
rm
b 0.3rm
= 0.3 x 40,7
= 12.21 cm
rm = 0,5 (rout + 8rout)
= 0,9 rout
40.7
rout =
0,9
= 45.22 cm
rin = 0,8 rout
= 0,8 x 45,22
22
= 36,17 cm
Jadi :
Dout = 2 x rout
=2 x 45.22
= 90.44 cm
Din = 2 x rin
= 2 x 36.17
= 72.34cm
D m = 2 x rm
= 2 x 40,7
= 81.4 cm
4.2 . Pemeriksaan hasil perhitungan
1. Perhitungan berat kopling (plat dan kampas kopling)
a) Berat kampas (G1)
G1 ( Dout2 Din2) . t. 0
4
Dimana t = tebal asbes
= 0.2 0.5
= 0.5 (direncanakan)
= berat jenis
= 2.1 2.8 (gram / cm3)
= 2.7 (direncanakan)
Jadi
3.14
G1 ((90,44)2 – (72,34)2) x 0,5 x 2,7
4
= 3122,36 gram
23
= 3,12 Kg
b). Berat plat kampas (G2)
G2 (Dout2 – Din2) . t .
4
Dimana t = tebal asbes
= 0,2 0,5
= 0,5 cm (direncanakan)
= berat jenis
= 7,6 7,9 (besi tempa)
= 7,8 gram / cm2 (direncanakan)
maka :
3,14
G2 ((90,44)2 – (72,38)2) x 0,5 x 7,8
4
= 9020,15 gram
= 9,02 kg
c). Berat plat tengah (G3)
G3 ( Dm 2 Dseplain2 ) . t .
4
3,14
((81,4)2 (9,5)2)x 0,5 x 7,8 ; di taksir Dseplain
4
=9,5
= 15826,76 gram
= 15,826 kg
. Berat total kampas
Gtot G1 G2 G3
24
BAB V
SUHU, UMUR DAN EFISIENSI KOPLING
25
= 2 x rm x b x z
= 2 x 3,14 x 40,7x9,18x 1
= 2346,37 cm2
= 0.2346 m2
k = Faktor perpindahan panas
= 70 Keal/ m 2hr 0c
Nfr = Daya yang hilang akibat gesekan
A fr W
N fr
75 3600
M fr t
Dimana Afr
2
Afr = energi gesek
Mp = 42327,42 Kg . cm
= 423,2742 Kg. m
= putaran poros
2 n
60
2 3,14 2500
60
= 261,66 rad / det
t = waktu penyambungan kopling
= 2 detik (direncanakan)
W = kerja kopling perjam
= 17 (direncanakan)
Maka energi gesek adalah :
Mp t
A fr
2
423,2742 261,66 2
2
= 110752,82 kg.m
26
110752,82 17
N fr
75 3600
= 6,97 dk
Jadi
632,32 6,97
t
0.234 70
=215,06 0 C
= 706,94 jam
27
banyaknya pemasangan :
Ld 3600
S
( 2 2)
706,94 3600
4
= 636247 kali pemasangan tiap jam
Dimana (2+2) = waktu penyambungan dan pelepasan
Banyaknya penyambungan dan pelepasan tiap jam :
636247
M
2
= 318123,5 kali/jam
= 1200 hari
jadi umur kopling dalam setahun adalah
28
1200
L
365 1
= 3,28 tahun
( N max Z ) N (3600 2 Z )
Dimana Nm
3600
M fr n
dengan N max
71620
50792,9 2500
71620
= 1773 dk
= 738,83 dk
738,83 0,97
jadi 100%
738,83
29
= 99,86 %
BAB VI
PERENCANAAN
A.RODA GIGI
Data Awal :
1. Daya yang akan ditransmisikan ( N ) = 85 HP ( Direncanakan)
2. Putaran pada R.G I = 450 rpm
3. putaran pada R.G II dan III = 750 rpm( Direncanakan)
4. Putaran pada R.G IV dan V = 1000 rpm( Direncanakan)
5. Putaran pada R.G VI dan VII = 1250 rpm( Direncanakan)
6. Putaran pada R.G VIII = 1500 rpm
7. Sudut kemiringan pahat () = 30( Direncanakan)
30
Sistem layout untuk Roda Gigi Miring-Miring
31
A.UNTUK R.G I DAN R.G II
= 450 / 750
= 0,6
2. Untuk pinion :
u u + 12
= 0,35 ( 65 ) + 12
= 34,75 kg/mm2
32
Jumlah Gigi Ekuivalen ( Zek1 )
Zek 1 = Z1 / Cos3
= 45 / Cos3 30
= 69 buah
3. Untuk Roda
g / mm2
i = Z2/Z1 = n1/n2
Z2 = 27 buah y2 = 0,035
4. Momen puntir
33
Mp = 71620
Mpd = V x Mp
= 1,15 x 13528,22
= 15557,45 Kg cm
5. Modul (m)
Mpd
m = 1,26 Cos 3 z. y.b.Ym
15557,45
= 1,26 cos 30 3
45.0,156.14.10
= 2,73 mm
6. Mengecek lenturan
b = 0,74
1. dp1 =
34
Sehingga :
b = 0,74 Kg/cm2
7.Mengecek perkontakan
i 1 (i 1)
c ind = 0,47( a ) b.i
.E.Mpd
0,6 1 (0,6 1)
0,47.( ) = ^6.15557,45
2,15.10
12,53 3,15.0,6
= 10099,13 Kg / cm2
= 57 x 220 x 1
= 12540 Kg/cm2
9. Dimensi – Dimensi
Z1 Z2 a b m dp1 dp2 Pc Pn
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
45 buah 27 buah 125,36 31,52 2,,73 141,85 108,87 9.89 8,57
35
i = n3 / n4
= 750 / 1000
= 0,75
2. Untuk pinion :
u + 12
= 0,35 ( 65 ) + 12
= 34,75 kg/mm2
Zek 3 = Z3 / Cos3
= 60 / Cos3 30
= 92 buah
36
3. Untuk Roda
g / mm2
i = Z4/Z3 = n3/n4
Z4 = 45 buah y4 = 0,099
4. Momen puntir
Mp = 71620
Mpd = V x Mp
= 1,15 x 8116,93
= 9334,47 Kg cm
37
5. Modul (m)
Mpd
m = 1,26 Cos 3 z. y.b.Ym
9334,47
= 1,26 cos 30 3
60.0,160.14.10
= 2,08 mm
6. Mengecek lenturan
b = 0,74
1. dp3 =
Sehingga :
b = 0,74 Kg/cm2
38
Sehingga :
b = 0,74 Kg/cm2
7.Mengecek perkontakan
i 1 (i 1)
c ind = 0,47( a ) b.i
.E.Mpd
0,75 1 (0,75 1)
0,47.( ) ( 2,15.10^ 6).9334,47
= 12,60 2,40.0,75
= 9118,26 Kg / cm2
= 12540 Kg/cm2
9. Dimensi – Dimensi
Z3 Z4 a b m dp3 dp4 Pc Pn
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
60 buah 45 buah 126,08 24,01 2,08 144,10 108,87 7,54 6,53
39
i = n5 / n6
= 1000 / 1250
= 0,8
2. Untuk pinion :
u + 12
= 0,35 ( 65 ) + 12
= 34,75 kg/mm2
Zek 5 = Z5 / Cos3
= 75 / Cos3 30
= 115 buah
40
3. Untuk Roda
g / mm2
i = Z6/Z5 = n5/n6
Z6 = 60 buah y6 = 0,130
4. Momen puntir
Mp = 71620
Mpd = V x Mp
= 1,15 x 6087,70
= 7000,85 Kg cm
5. Modul (m)
41
Mpd
m = 1,26 Cos 3 z. y.b.Ym
7000,85
= 1,26 cos 30 3
75.0,158.14.10
= 2,24 mm
6. Mengecek lenturan
b = 0,74
1. dp5 =
Sehingga :
b = 0,74 Kg/cm2
7. Mengecek perkontakan
42
i 1 (i 1)
c ind = 0,47( ) .E.Mpd
a b.i
0,8 1 (0,8 1)
0,47.( ) (2,15.10^ 6).7000,85
= 16,97 2,58.0,8
= 5711,68 Kg / cm2
= 57 x 220 x 1
= 12540 Kg/cm2
9. Dimensi – Dimensi
Z5 Z6 a b m dp5 dp6 Pc Pn
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
75 buah 60 buah 169,78 25,86 2,24 193,98 145,48 8,11 7,03
43
1. Perbandingan Putaran (i)
i = n7 / n8
= 1250 / 1500
= 0,83
2. Untuk pinion :
u + 12
= 0,35 ( 65 ) + 12
= 34,75 kg/mm2
Zek 7 = Z7 / Cos3
= 90 / Cos3 30
= buah
44
( y7 xb ) = 0,158 x 14 = 2,21 Kg /mm
3. Untuk Roda
g / mm2
i = Z8/Z7 = n7/n8
Z8 = 60 buah y6 = 0,130
4. Momen puntir
Mp = 71620
Mpd = V x Mp
= 1,15 x 6087,70
= 7000,85 Kg cm
5. Modul (m)
45
Mpd
m = 1,26 Cos 3 z. y.b.Ym
7000,85
= 1,26 cos 30 3
75.0,158.14.10
= 2,24 mm
6. Mengecek lenturan
b = 0,74
1. dp5 =
Sehingga :
b = 0,74 Kg/cm2
7. 7.Mengecek perkontakan
i 1 (i 1)
c ind =0,47( ) .E.Mpd
a b.i
46
0,8 1 (0,8 1)
0,47.( ) (2,15.10^ 6).7000,85
= 16,97 2,58.0,8
= 5711,68 Kg / cm2
= 12540 Kg/cm2
9. Dimensi – Dimensi
Z5 Z6 a b m dp5 dp6 Pc Pn
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
75 buah 60 buah 169,78 25,86 2,24 193,98 145,48 8,11 7,03
i = n7 / n8
= 1250 / 1500
= 0,83
2. Untuk pinion :
u + 12
= 0,35 ( 65 ) + 12
= 34,75 kg/mm2
47
Kekuatan tarik (b)
Zek 7 = Z7 / Cos3
= 90 / Cos3 30
= 138 buah
3. Untuk Roda
g / mm2
48
i = Z8/Z7 = n7/n8
Z8 = 74 buah y6 = 0,130
4. Momen puntir
Mp = 71620
Mpd = V x Mp
= 1,15 x 4870,16
= 5600,68 Kg cm
5. Modul (m)
Mpd
m = 1,26 Cos 3 z. y.b.Ym
5600,68
= 1,26 cos 30 3
90.0,130.14.10
= 1,64 mm
6. Mengecek lenturan
b = 0,74
49
1. dp7 =
Sehingga :
b = 0,74 Kg/cm2
7.Mengecek perkontakan
i 1 (i 1)
c ind =0,47( ) .E.Mpd
a b.i
0,83 1 (0,83 1)
0,47.( ) (2,15.10^ 6).5600,68
= 15,59 1,89.0,83
= 6538,79 Kg / cm2
50
c yang di izinkan = HB x Cb x Kcl
= 57 x 220 x 1
= 12540 Kg/cm2
9. Dimensi – Dimensi
Z7 Z8 a b m dp7 dp8 Pc Pn
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
90 buah 60 buah 155,94 18,93 1,64 170,43 141,45 5,94 5,15
BAB VII
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
A. Dari hasil perhitungan dan perencanaan kopling dapat disimpulkan :
I. Perhitungan momen
1. Momen puntir pada poros yang direncanaka Mpd = 42327,42 kg
cm
2. Momen gesek Mfr = 50792,9 kg . cm
II. Pemilihan bahan :
1. Bahan yang digunakan untuk poros adalah St 60
51
4.Diameter p;oros yang diinginkan ( dp ) = 7,64 cm
III. kopling / plat gesek
1. Diameter rata-rata permukaan plat gesek (Dm) = 81,4 cm
2. Diameter dalam bidang gesek (Din) = 72,34 cm
3. Diameter luar bidang gesek (Dout) = 90,44 cm
4. Berat kopling/plat gesek
- berat kampas (G1) =3,12 kg
- berat plat kampas (G2) = 9,02 kg
- berat plat tengah (G3) = 15,82 kg
- berat total kampas (Gtot) =27,96 kg
5. Temperature operasi kopling Top = 242.16 C
6. Umur kopling = 3,28 tahun
7. Efisiensi kopling (kop) = 99,86 %
B.Dari hasil perhitungan dan perencanaan roda gigi miring dapat disimpulkan :
Daya yang akan ditransmisikan ( N ) = 85 HP ( Direncanakan)
Putaran pada R.G I = 450 rpm
putaran pada R.G II dan III = 750 rpm( Direncanakan)
Putaran pada R.G IV dan V = 1000 rpm( Direncanakan)
Putaran pada R.G VI dan VII = 1250 rpm( Direncanakan)
Putaran pada R.G VIII = 1500 rpm
A.UNTUK R.G I DAN R.G II
Z1 Z2 a b m dp1 dp2 Pc Pn
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
45 buah 27 buah 125,36 31,52 2,,73 141,85 108,87 9.89 8,57
B.UNTUK R.G III DAN R.G IV
Z3 Z4 a b m dp3 dp4 Pc Pn
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
60 buah 45 buah 126,08 24,01 2,08 144,10 108,87 7,54 6,53
52
C.UNTUK R.G V DAN R.G VI
Z5 Z6 a b m dp5 dp6 Pc Pn
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
75 buah 60 buah 169,78 25,86 2,24 193,98 145,48 8,11 7,03
Z7 Z8 a b m dp7 dp8 Pc Pn
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
90 buah 60 buah 155,94 18,93 1,64 170,43 141,45 5,94 5,15
6.2. Saran
1. Untuk perencanaan ini sebaiknya diperhatikan bahan yang digunakan untuk
komponen-komponen kopling.
2. Suatu perencanaan sebaiknya diperhatikan bahwa harga yang didapat dari
hasil perhitungan harus lebih kecil dari pada harga yang diizinkan.
DAFTAR PUSTAKA
53
54