Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MAKALAH MENGENAI KOPLING

KELAS 4MN
DI SUSUN OLEH :

M Syahdan Patoroni Dandi NIM. 062130200819


Rangga Novandrie Fitrah NIM. 062130200828
M Fawwaz ajrun NIM. 062130200823

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mobil memiliki banyak komponen, salah satunya adalah komponen yang
berfungsi memindahkan tenaga secara halus dari fly wheel ke transmisi yang disebut
kopling atau dalam bahasa inggris disebut clutch. Tanpa clutch maka gerak awal
kendaraan akan terdengar kasar dan tersendat-sendat dan mesin mudah mati karena tak
mampu menahan beban yang berat saat fly wheel berhubungan langsung dengan
transmisi. Tentu dapat di bayangkan betapa kasarnya mesin tanpa adanya kopling. Pada
makalah ini saya akan membahas secara detail mengenai kopling.

B. Rumusan Maslah
Mengetahui lebih detail dan menyeluruh mengenai kopling (clutch)

C. Tujuan
Tujuan Penulisan Laporan
Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, yaitu tenaga kerja yang memiliki
tingkat pengetahuan, keterampilan, etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan
pekerjaan dan mengetahui lebih detail tentang Kopling.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Teori
1. Fungsi System
Secara umum, Kopling adalah alat yang digunakan untuk menyambung dua
poros yang di dalam perangkat mobil adalah poros penggerak dan poros pemindah
daya atau dari putaran engine (mesin) ke transmisi.
Syarat-syarat kopling:
a. Mampu memutuskan dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan
lembut.
b. Setelah terhubung, kopling dapat memindahkan seluruh daya secara penuh
(100%) tanpa slip.
c. Waktu terputus dan terhubungnya putaran dapat berlangsung dengan relatif cepat.
Komponen-komponen kopling:
a. Tutup kopling (cluth cover).
b. Pelat kopling.
c. Disc clutch
d. Presure plat
e. Strap
f. Retraxing spring
g. Diafragma spring

2. Pengertian dan Macam-Macam Kopling Tetap


Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus
putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa
terjadi slip), dimana sumbu kedua poros tersebut terletak pada satu garis lurus atau
dapat sedikit berbeda sumbunya. Kopling tetap selalu dalam keadaan terpasang, untuk
memisahkannya harus dilakukan pembongkaran.
Kopling tetap terbagi atas 4 Yaitu :
1. Kopling Kaku
Kopling kaku dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan sumbu segaris, dan
dipakai pada poros mesin dan transmisi umum di pabrik-pabrik.
Kopling ini terdiri atas :
a. Kopling bus
b. Kopling flens kaku
c. Kopling flens tempa
2. Kopling Luwes
Kopling luwes ( fleksibel ) memungkinkan adanya sedikit ketidaklurusan sumbu
poros yang terdiri atas:
a. Kopling flens luwes
b. Kopling karet ban
c. Kopling karet bintang
d. Kopling gigi
e. Kopling rantai
3. Kopling Universal
Kopling universal digunakan bila kedua poros akan membentuk sudut yang cukup
besar, terdiri dari:
a. Kopling universal hook
b. Kopling universal kecepatan tetap
Kopling universal digunakan bila poros penggerak dan poros yang digerakkan
membentuk sudut yang cukup besar.
4. Kopling Fluida
Penerusan daya dilakukan oleh fluida sehingga tidak ada hubungan antara
kedua poros. Kopling Fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi dan
daya yang besar. Keuntungannya adalah getaran dari sisi penggerak dan tumbukan
dari sisi beban tidak saling diteruskan. Demikian pula pada waktu terjadi pembebanan
lebih , penggerak mula tidak akan terkena momen
yang akan melebihi batas kemampuan.

3. Pengertian dan Macam-Macam Kopling Tidak Tetap


Kopling tidak tetap adalah kopling yang digunakan untuk menghubungkan
poros penggerak dan poros yang digerakkan dengan putaran yang sama saat
meneruskan daya. Kopling juga dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut
dalam keadaan diam maupun berputar tanpa harus menghentikan putaran dari poros
penggerak.
Kopling tak tetap meliputi:

1. Kopling cakar
Kopling ini meneruskan momen dengan kontak positif(tidak dengan
perantaraan gesekan) hingga tidak dapat slip. Ada dua bentuk kopling cakar, yaitu
kopling cakar persegi dan kopling cakar spiral.Kopling cakar persegi dapat
meneruskan momen dalam dua arah putaran, tetapi tidak dapat dihubungkan dalam
keadaan berputar sebaliknya, kopling cakar spiral dapat dihubungkan dalam keadaan
berputar tetapi hanya baik untuk satu putaran saja

2. Kopling pelat
Kopling ini meneruskan momen dengan perantaraan gesekan. Dengan
demikikan pembebanan yang berlebihan pada poros penggerak pada waktu
dihubungkan dapat dihindari.Selain itu, karena dapat terjadi slip maka kopling ini
sekaligus juga dapat berfungsi sebagai pembatas momen. Menurut jumlah platnya,
kopling ini dibagi aatas kopling plat tunggal  dan kopling plat banyak; dan menurut
cara pelayanannya dapat dibagi atas cara manual, hidrolik dan magnetik. Kopling
disebut kering bila plat-plat gesek tersebut bekerja dalam keadaan kering dan disebut
basah bila terendam atau dilumasi dengan minyak.

3. Kopling Kerucut
Kopling ini menggunakan bidang gesek yang berbentuk kerucut. Kopling ini
mempunyai keuntungan dimana dengan gaya aksial yang kecil dapat ditransmisikan
momen yang besar. Kelemahannya adalah daya yang diteruskan tidak seraga

4. Kopling Friwil
Dalam permesinan sering diperlukan kopling  yang dapat lepas dengan
sendirinya bila poros penggerak mulai berputar lebih lambat atau dalam  arah
berlawanan arah dari poros yang digerakkan.
Secara umum kopling pelat adalah kopling yang menggunakan satu pelat atau
lebih yang dipasang diantara kedua poros serta membuat kontak dengan poros
tersebut, sehingga terjadi penerusan daya melalui gesekan antara sesamanya.
Konstruksi kopling ini cukup sederhana, dapat dihubungkan dan dilepaskan dalam
keadaan berputar karena itu kopling ini sangat banyak dipakai.
Komponen Utama Kopling
 Roda Penerus, Selain sebagai penstabil putaran motor,roda penerus juga berfungsi
sebagai dudukan hampir seluruh komponen kopling.
 Pelat Kopling, Kopling berbentuk bulat dan tipis terbuat dari plat baja berkualitaas
tinggi. Kedua sisi plat kopling dilapisi dengan bahan yang memiliki koefesien gesek
tinggi. Bahan gesek ini disatukan dengan plat kopling dengan menggunakan keling
(rivet).
 Pelat Tekan Pelat tekan kopling terbuat dari besi tuang.pelat tekan berbentuk bulat
dan diameternya hampir sama dengan diameter plat kopling. salah satu sisinya (sisi
yang berhubungan dengan plat kopling) dibuat halus, sisi ini akan menekan plat
kopling dan roda penerus, sisi lainnya mempunyai bentuk yang disesuaikan dengan
kebutuhan penempatan komponen kopling lainnya.
 Unit Plat Penekan Sebagai satu kesatuan dengan plat penekan, pelat penekan
dilengkapi dengan sejumlah pegas spiral atau pegas diaphragma. tutup dan tuas
penekan. Pegas digunakan untuk memberikan tekanan terhadap pelat tekan, pelat
kopling dan roda penerus. jumlah pegas (kekuatan tekan) disesuikan dengan besar
daya yang harus dipindahkan. 

Mekanisme Penggerak Komponen penting lainnya pada kopling ialah mekanisme


pemutusan hubungan (tuas tekan). mekanisme ini di lengkapi dengan bantalan bola,
bantalan bola diikat pada bantalan luncur yang akan bergerak maju/mundur pada
sambungan. Bantalan bola yang dilengkapi dengan permukaan tekan akan mendorong
tuas tekan.

Rumah Kopling
Rumah kopling terbuat dari besi tuang atau aluminium. rumah kopling menutupi
seluruh unit kopling dan mekanisme penggerak. rumah kopling umumnyamempunyai
daerah terbuka yang berfungsi sebagai saluran sirkulasi udara.
4. Nama Komponen dan Fungsinya
a. Clutch cover berfungsi sebagai tempat utama pada sistem kopling manual yang
dimana di dalamnya terdapat komponen-komponen lainnya yang mendukung
kerja kopling lebih sempurna, selain itu clutch cover menghimpit disc plate
dengan fly wheel supaya putaran disc plate dengan fly wheel berotasi bersama saat
pedal kopling tidak diinjak.

Gambar 1: Konstruksi Clutch Cover


b. Diafragma spring berfungsi menekan dan menarik presure plate pada clucth
cover, saat pedal kopling diinjak gaya dari pedal sampai pada diafragma spring
dengan serangkaian komponen pendukung dan diafragma spring menarik presure
plate supaya tidak menekan disc plate dan putaran flywheel dengan disc plate
bebas. Begitu sebaliknya saat pedal kopling dilepas.

Gambar 2: Konstruksi Diafragma Spring


c. Disc clutch berfungsi sebagai penerus putaran dan bidang gesek antara flywheel
dengan presure plat dan clutch cover, disc plate bekerja sama dengan unit clutch
cover untuk meneruskan putaran dari flywheel ke input shaft transmisi.
Gambar 3: Konstruksi Clutch Disc
d. Presure plate berfungsi sebagai bidang gesek pada clucth cover untuk
menghimpit disc clutch dengan flywheel. Presure plate diatur kerjanya oleh
diafragma spring, presure plate berotasi bersamaan dengan clucth cover.

Gambar 4: Konstruksi Pressure Plate

5. Cara Kerja Kopling


Cara kerja kopling adalah apabila mesin berputar, dengan sendirinya roda gila
ikut berputar, sedangkan pada roda gaya ini dipasangkan tutup kopling yang tentunya
juga ikut berputar. Dalam hal ini poros roda gigi atau poros utama persneling belum
dapat berputar, demikian juga dengan plat kopling yang dipasang dengan perantaraan
suatu alur pada poros tersebut yang memungkinkannya bergerak sepanjang poros
persneling. Selanjutnya, apabila kita ingin menggerakkan roda, hal ini dapat
dilakukan dengan mengoperasikan pedal, dimana pada waktu pedal di angkat pegas-
pegas kopling akan menekan plat tekan pada roda gila. Hal ini yang menyebabkan
plat kopling tersebut terjepit diantara roda gila dengan plat tekan. Plat ini mulanya
akan slip, dan bergesekan dengan roda gila maupun plat tekan akan tetapi selanjutnya
secara bertahap akan ikut terbawa berputar dan selanjutnya akan memutar poros
utama persneling
Gambar 5: Cara Kerja Kopling
A. Trooble Sooting (Analisis Kerusakan dan Perbaikan)
Kerusakan yang sering terjadi pada komponen kopling dan cara mengatasinya:
Cara cek kopling mobil yaitu dengan cara mesin dihidupkan tarik rem tangan
masukan gigi 1 lepas kopling perlahan kaki kanan dalam posisi menginjak rem dan gas
perlahan, bila posisi pedal kopling sudah terlepas tetapi mesin tidak mati maka kampas
kopling sudah habis, setelah mekanik mengetesnya ternyata ada tanda-tanda plat kopling
habis.
Mengganti Plat Kopling Tipe Pegas Coil
1. Bahan
1 unit kendaraan roda empat (mobil)
2. Alat
a. Sigmat
b. Obeng plus/ min
c. Kunci momen satu set (kunci shok)
d. Kuas
e. Majun
f. Dongkrak putar
g. Gemuk
h. Alat untuk penyentral plat kopling

Langkah Kerja
1. Pembongkaran
a. Lepas bagian-bagian yang menghalangi untuk membongkar kopling.
b. Lepaskan kabel yang menempel pada transmisi dan lepas As roda, Steering
linkage yang menempel pada roda, Stabilizer- bar
c. Apabila plat koplingnya ada di depan harus membuka rem cakram yang sebelah
kiri.
d. Buka baud yang menempel pada transmisi
e. Setelah terbuka pisahkan transmisi dan kopling
f. Periksa cluth dish dan cluth cover apakah layak atau tidak untuk di pakai
g. Apabila plat kopling dan cluth cover sudah aus. Diwajibkan harus diganti
h. Bersihkan bagian kopling yang kotor dengan menggunakan kuas
2. Pemasangan
a. Pasang plat kopling dan cluth cover dengan lurus menggunakan senter kopling.
b. Apabila sudah lurus kencangkan dengan baut menggunakan kunci yang pas
c. Pasang transmisi kembali dengan rapi apabila sudah bersih dari debu
d. Pasang kembali komponen- komponen yang di lepas dengan rapi seperti kabel
yang menempel di transmisi, As roda, Stabilizer bar dan lain sebagainya.
e. Pasang roda/ ban dengan menggunakan kunci roda.

B. Gambar Benda Kerja

Penggantian Plat Kopling yang Sudah Aus

C. Langkah Pembongkaran Kopling


Kegiatan/ uraian ini bertujuan mempelajari cara membongkar,
memeriksa, memperbaiki dan memasang kembali unit kopling dan komponen-
komponennya.

1. Pembongkaran
Pada kendaraan, sebelum dapat membongkar unit kopling haruslah terlebih
dahulu melepas komponen-komponen lain yang terkait/ menghalangi, antara lain:
a. Release cylinder unit (dengan pipa tetap terpasang)
b. Propeller unit (kendaraan tipe RWD atau 4WD)
c. Unit transmisi dan sistem pemindahnya
Pada umumnya jika unit transmisi sudah dilepas, maka unitrelease bearing dan
release fork akan terbawa pada rumah transmisi, sehingga secara mudah dapat
dilepaskan dengan melepas pengunci release fork terhadap porosnya, kemudian tarik
keluar porosnya dari rumah transmisi. Release fork dan release bearing akan terlepas.
Unit kopling segera dapat dilepas/ dibongkar setelah unit transmisi dilepas.
Langkah-langkahnya adalah:
a. Buatlah tanda pada rumah kopling dan fly wheel

Gambar 6: Pemberian Tanda pada Fly Whell


b. Pasangkan center clutch atau alat bantu yang lain untuk menahan plat kopling
pada tempatnya

Gambar 7: Pemasangan Center Clucth


c. Kendorkan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel dengan urutan
menyilang secara bertahap dan merata.
Gambar 8: Melepas Baut Pengikat Clucth Cover
d. Lepaskan baut pengikat satu persatu dan kemudian lepaskan clutch cover dan
clutch disc

Gambar 9: Pembongkaran Unit Kopling.


Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah:
a. Lepaskan clutch cover dengan hati-hati jangan sampai clutch disc terjatuh.
b. Jagalah kebersihan permukaan clutch disc, pressure plate dan fly wheel. Jangan
sampai terkena minyak atau gemuk.
c. Bersihkanlah kotoran, debu dan beram-beram yang dapat mengganggu kinerja
kopling.
Pada kopling dengan pegas spiral unit rumah kopling dan plat penekan dapat
dengan mudah dibongkar, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Gunakan alat penekan/ press untuk menekan clutch cover menahan tekanan pegas
kopling.
Gambar 10: Penekanan Clutch Cover Unit Kopling
b. Lepaskan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel maupun baut penahan
penyetel tinggi tuas pembebas
c. Buatlah tanda pada fly wheel dan clutch cover

Gambar 11: Pembuatan Tanda pada Clutch Cover dan Fly Wheel
d. Lepaskan secara pelan-pelan penekanan alat penekan.
e. Lepaskan clutch cover
f. Lepaskan pegas-pegas penekan

Gambar 12: Melepas Clutch Cover Unit Kopling


g. Lepaskan pin dan release lever
Gambar 13: Melepas Clutch Cover Unit Kopling

2. Pemeriksaan, Perbaikan dan Penggantian Unit Kopling


a. Release baring
Release bearing umumnya merupakan unit bearing tertutup dengan tipe pelumasan
permanen, sehingga tidak memerlukan pembersihan pada pelumasannya. Pemeriksaan
pertama yang dapat dilakukan adalah secara visual, adalah dengan melihat apakah ada
kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas
yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan unit yang baru.
Pemeriksaan release bearing dengan cara pengujian kerja sebagai berikut:
1) Putar bearing dengan tangan dan berilah tenaga pada arah axial. Jika putaran
kasar dan atau terasa ada tahanan sebaiknya ganti!

Gambar 14: Pemeriksaan Release Baring


2) Tahan hub dan case dengan tangan kemudian gerakkan pada semua arah untuk
memastikan self-centering system agar tidak tersangkut. Hub dan casae harus
bergerak kira-kira 1 mm. Jika kekocakan berlebihan atau macet sebaiknya
diganti dengan yang baru!
b. Pegas Penekan dan Tuas Pembebas
Pemeriksaan pegas penekan dan tuas pembebas dilakukan dengan beberapa tahapan
yaitu:
1) Pemeriksaan secara visual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka
bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan
kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, sebaiknya diganti.

Gambar 15: Pemeriksaan Keausan Pegas


2) Lakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan bekas gesekan release
bearing. Kedalaman maksimal adalah 0.6 mm dan lebar maksimal 5.0 mm.
Jika keausan melebihi spesifikasi ganti dengan yang baru!

Gambar 16: Pengukuran Keausan Pegas


3) Pemeriksaan dengan SST dan filler gauge (thickness gauge). Dengan bantuan
SST dan Filler gauge, periksa kerataan permukaan ujung pegas diphragm atau
ujung tuas pembebas. Selisih pengukuran atau ketidakrataan maksimal 0.5
mm.

Gambar 17: Pemeriksaan Kerataan Tinggi Pegas


4) Pemeriksaan dengan dial indikator
Dengan dial indikator dan alat pemutar juga dapat dilakukan pengukuran
ketidakrataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas. Untuk
memudahkan pengukuran pasanglah dial dengan magnetik base pada mesin.
Penyimpangan maksimal: 0.5 mm.

Gambar 18: Pemeriksaan Kerataan Tinggi Pegas


5) Pemeriksaan panjang dan kesikuan pegas penekan
Panjang bebas pegas penekan mempunyai limit yang bervariasi tergantung
ukuran kopling unit. Demikian juga dengan ketidaksikuan pegas penekan (lihat buku
manual) Semakin besar unit kopling biasanya limit/ toleransi semakin besar.

Gambar 19: Pengukuran Panjang dan Kesikuan Pegas Penekan


6) Pemeriksaan tegangan pegas penekan
Tegangan pegas penekan sangat berpengaruh pada kekuatan kerja kopling
dalam meneruskan putaran dan daya mesin. Semakin berat suatu kendaraan maka
akan semakin kuat/ besar tegangan pegas penekan yang digunakan. Spesifikasi
tegangan pegas dapat dilihat pada buku manual kendaraan. Perbedaan antar pegas
juga tidak boleh terlalu besar, karena akan membuat penekanan kopling tidak merata.
Gambar 20: Pengukuran Tegangan Pegas Penekan
7) Perbaikan/ penyetelan
Bila penyimpangan tidak masuk dalam spesifikasi, lakukan penyetelan kerataan:
a) Pegas diaphragm
Pada pegas diaphragm lakukan penyetelan ketinggian dan kerataan
dengan SST seperti terlihat pada gambar berikut!

Gambar 21: Penyetelan Kerataan Tinggi Pegas


b) Tuas pembebas
Penyetelan tuas pembebas dilakukan dengan mengatur baut
penyetel pada pengikat tuas pembebas dan plat penekan dengan bantuan
SST pengukur kerataan. Setelah kerataan tepat, maka kunci dan keraskan
mur penahan pengunci.

Gambar 22: Penyetelan kerataan tinggi tuas pembebas


c. Plat Penekan
Pemeriksaan plat penekan dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu:
1) Pemeriksaan secara visual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka
bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan
kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, perbaiki dengan
menggunakan mesin bubut atau jika tidak memungkinkan, ganti dengan plat
penekan baru.
2) Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan straigh edge dan filler
gauge. Ketidakrataan max.adalah 0.5 mm.

Gambar 23: Pengukuran Kerataan Plat Penekan


3) Jika ketidakrataannya melebihi spesifikasi, ratakan dengan menggunakan
mesin bubut atau ganti dengan plat penekan yang baru.
d. Plat Kopling
Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu:
1) Pemeriksaan secara visual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka
bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan
kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti kampas kopling atau
ganti dengan plat kopling baru.
2) Pemeriksaan dan pengukuran kedalaman paku keeling dengan jangka sorong.
Batas kedalaman paku keling, minimal 0.3 mm. Jika kedalaman sudah
melebihi spesifikasi, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling
baru.
Gambar 24. Pengukuran Kedalaman Paku Keeling
Penggantian kampas kopling dilakukan dengan cara melepas kampas
kopling lama dengan merusak paku kelingnya dengan bor, memasang kampas
kopling baru dengan paku keling baru dengan urutan menyilang.Lakukan
pengetesan kerataan dan keolengan plat kopling dengan bantuan roller
instrumen dan dial indikator.

Gambar 25: Penggantian Kampas Kopling


3) Pemeriksaan kekocakan atau kerusakan torsion dumper. Jika ditemukan
kekocakan dan kerusakan pada torsion dumper, ganti dengan plat kopling unit
baru.
4) Pemeriksaan keausan atau kerusakan alur-alur hub.Kaitkan/ pasangkan plat
kopling pada input shaft transmisi, plat kopling harus bergerak dengan mudah
tetapi tidak longgar. Jika macet atau longgar ganti dengan plat kopling baru.
5) Pemeriksaan run-out plat kopling. Dengan roller-instrumen (mesin/alat-
pemutar) dan dial indicator periksalah run-out plat kopling! Bila run-out
melebihi 0.8 mm, gantilah plat kopling dengan yang baru.
Gambar 26. Pengukuran Run-Out Plat Kopling
e. Fly Wheel
Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu:
1) Pemeriksaan secara visual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka
bekas gesekan, tergores dan atau retak pada bidang geseknya. Jika ada
kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat
dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti
dengan plat kopling baru.
2) Pemeriksaan keausan gigi-gigi ring gear dari keausan dan kerusakan. Jika
terdapat kerusakan, ganti dengan ring gear yang baru. Penggantian ring gear
adalah dengan cara dipanaskan pada suhu 80 s.d. 100oC, kemudian lepaskan
ring gear lama dan pasangkan ring gear baru dengan menggunakan mesin
press. Pemanasan tidak boleh melebihi 120oC karena bisa mengubah sifat
logam.
3) Pemeriksaan run-out fly wheel. Dengan dial indikator
Periksalah run-out fly wheel! Bila run-out melebihi 0.2 mm, gantilah
fly wheel.

Gambar 27: Pengukuran Run-Out Fly Wheel


4) Pemeriksaan Pilot Bearing. Putarkan bearing dan beri tenaga pada arah axial.
Jika putaran kasar dan terdapat kekocakan yang berlebihan, ganti dengan pilot
bearing yang baru.
Gambar 28. Pemeriksaan Pilot Baring
Penggantian pilot bearing dilakukan dengan melepas pilot bearing lama dengan SSt
sliding hamer dan kemudian memasangkan pilot bearing baru.

Gambar 29: Melepas dan Memasang Pilot Bearing


D. Langkah Pemasangan
Pemasangan unit kopling dengan pegas spiral adalah diawali dengan merakit unit
plat penekan dan rumah kopling. Pemasangan adalah dengan urutan sebagai berikut:
1. Letakkan pressure plate pada dudukan alat penekan.
2. Pasangkan pegas penekan pada dudukannya di plat penekan.
3. Pasangkan clutch cover dibelakang pegas penekan dengan posisi yang tepat.
4. Pasangkan pressure lever pada dudukannya di clutch cover
5. Lakukan penekanan clutch cover dengan alat penekan sehingga pegas penekan
tertekan sehingga baut pemegang/ penyetel pressure lever dapat dipasangkan.
Gambar 30: Penekanan Clutch Cover dengan Alat Penekan
6. Lepaskan tekanan mesin penekan, dan lakukan penyetelan tinggi pressure lever.
Setelah unit clutch cover terpasang, pemasangan kampas kopling dan unit kopling
dapat dilakukan.Prosedur pemasangannya adalah sebagai berikut:
1. Berilah sedikit gemuk khusus pada alur plat kopling (clutch hub).
2. Masukkan center clutch pada clutch hub dan atur posisi plat kopling.

Gambar 31: Pemasangan Center Clutch


3. Pasangkan plat kopling pada fly wheel dengan panduan center clutch dan atur
posisinya supaya tepat di tengah.
4. Pasangkan clutch cover unit dengan memperhatikan tanda yang telah kita buat pada
saat pembongkaran dan ketepatan knock pin.
5. Pasangkan baut-baut pengikat clutch cover
6. Lakukan pengerasan baut-baut pengikat secara bertahap. Mulailah pengerasan dari
baut yang paling dekat dengan knock pin secara menyilang. Sebelum baut dikeraskan,
pastikan lagi posisi plat kopling dengan mengatur posisi center clutch.
7. Keraskan baut pengikat sesuai momen spesifikasi pengencangan yaitu berkisar 195 kg
cm atau 19 N-m.
Gambar 32: Pemasangan Unit Kopling
Setelah unit kopling terpasang dengan baik, pasangkan release lever shaft, release
lever dan release bearing pada dudukannya dengan sebelumnya diberikan sedikit gemuk/
grease khusus pada beberapa bagian yang bergesekan. Pastikan bahwa pengunci release
fork terhadap porosnya dan release bearing terhadap release fork terpasang dengan baik.

Gambar 33: Pelumasan Bagian-bagian Unit Kopling


Setelah semua komponen unit kopling terpasang, rakitlah/ pasang unit transmisi,
unit pemindah transmisi, propeller (kendaraan tipe FR dan FWD) dan release cylinder.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kopling berfungsi untuk menghubung dan memutuskan putaran mesin ke transmisi
dengan lembut.
2. Jenis-jenis kopling antara lain adalah kopling gesek, kopling satu arah, kopling
magnet dan kopling fluida.
3. Komponen utama sebuah unit kopling gesek, yaitu: rumah kopling, plat penekan, plat
kopling, pegas penekan, tuas penekan, bantalan pembebas dan garpu pembebas.
4. Pemeriksaan unit kopling secara visual meliputi kondisi plat kopling, plat penekan,
pegas penekan dan alur-alur input shaft transmisi.
5. Pemeriksaan dengan pengukuran meliputi pengukuran kerataan plat penekan;
kedalaman paku keling dan kerataan/ run-out plat kopling; kesikuan dan panjang
pegas penekan, tegangan pegas penekan; serta kerataan/ run-out fly wheel.
6. Pemeriksaan dengan pengecekan fungsi/ kerja meliputi release bearing, back-lash
input shaft transmisi dan hub plat kopling, torsin dumper dan hub serta pilot bearing.
7. Penyetelan pada unit kopling adalah penyetelan tinggi diaphragm spring dan atau
ketinggian tuas penekan.

Anda mungkin juga menyukai