Anda di halaman 1dari 36

KOPLING

Disusun Oleh :
Irfan Maulana
Irham Ramadhan Mahar
Kamal Arifin Adnan
Kemal Lutfiansyah
Apa itu Kopling?
 Kopling adalah elemen mesin yang berfungsi
sebagai penerus putaran dan daya dari poros
penggerak ke poros yang digerakkan.
 Kopling juga tidak berdiri sendiri, melainkan sebuah
perangkat yang memiliki beberapa komponen
yang mempunyai tugasnya masing-masing untuk
menyalurkan tenaga yang dihasilkan oleh mesin ke
transmisi yang kemudian membuat kendaraan kita
baik sepeda motor atau mobil dapat bergerak.
Syarat - syarat yang harus dimiliki oleh kopling ( Clutch ) yaitu :
a. Dapat mengubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut
b. Dapat memindahkan tenaga mesin ke transmisi tanpa slip
c. Dapat memutuskan hubungan dengan cepat dan sempurna

Konstruksi Kopling
Fungsi komponen - komponen kopling yang terdapat pada gambar diatas yaitu :

1. Flywheel berfungsi sebagai sumber putaran ( torsi ) yang didapatkan dari poros engkol
melalui naik turunnya piston yang terjadi pada ruang bakar dan bersama-sama pressure
plate menjepit clutch disk

2. Clutch Disk berfungsi menerima torsi yang didapatkan dari putaran flywheel yang
selanjutnya diteruskan ke poros input transmisi yang menempel pada spline clutch hub

3. Pressure plate berfungsi mendorong clutch disk saat pedal kopling dilepas dan sebaliknya,
pressure plat akan tertarik ke belakang saat pedal kopling ditekan

4. Diafragma Spring berfungsi menerima tekanan dari release bearing yang mengakibakan
pressure plat akan bergerak kedepan ataupun kebelakang

5. Clutch Cover berfungsi sebagai dudukan ( rumah ) diafragma spring dan pressure plate

6. Release bearing berfungsi menekan diafragma spring yang diakibatkan oleh tekanan
release fork

7. Release Fork berfungsi menekan release bearing akibat dari tekanan yang diterima dari
piston pada master silinder dan sebagai pemegang release bearing
Mekanisme Penggerak Kopling
Mekanisme yang digunakan untuk menggerak kopling pada kendaraan saat ini
terbagi menjadi 2 yaitu :

1. Jenis Penggerak Mekanik


Jenis penggerak mekanik adalah jenis penggerak yang menggunakan kabel
penghubung dari pedal ke release fork pada proses kerjanya. Jenis penggerak
mekanik merupakan awalan dari mekanisme penggerak kopling. Kita bisa
menemukan mekanisme ini pada jenis kendaraan-kendaraan model dulu.
2. Jenis Penggerak Hidrolik
Jenis penggerak hidrolik adalah jenis penggerak kopling yang menggunakan
minyak. Jenis penggerak ini lebih mudah dan nyaman dalam pengperasiannya.
Oleh karenanya mobil-mobil keluaran baru sudah menggunakan penggerak
hidrolik pada penggerak koplingnya. Prinsip kerjnya yaitu, minyak rem akan
menekan pistron yang diakibatkan oleh tekanan master silinder yang ditekan oleh
pedal kopling.
Jenis Jenis Kopling
A.Dibagi Secara Umum
1.Kopling tetap
2.Kopling Tidak Tetap

B.Dibagi berdasarkan cara kerjanya


1.Kopling Gesek
2.Kopling Otomatis
3,Koping magnet

C.Berdasarkan Pengendaliannya
1.Kopling Mekanis
2.Kopling Hidrolis
3, Kopling Centrifugal
A.Dibagi Secara Umum
1.Kopling Tetap
Kopling tetap adalah elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros
yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip), dimana sumbu kedua poros terletak pada satu garis lurus atau dapat
berbeda sedikit letak sumbunya.Kopling tetap dibedakan lagi atas, kopling kaku, kopling luwes, dan kopling universal.
1.1Kopling Kaku
Kopling kaku digunakan bila kedua poros dihubungkan dengan sumbu segaris. Kopling ini banyak digunakan pada poros
mesin dan transmisi umum dipabrik-pabrik.Yang termasuk kedalam kopling kaku adalah:
1 Kopling Bus
2.Kopling Flens Kaku
3.Kopling Flens Tempa
1.2.Kopling Luwes
Mesin –mesin yang dihubungkan dengan penggeraknya melalui kopling kaku memerlukan penyetelan yang sangat teliti
agar kedua poros yang saling dihubungkan dapat menjadi satu garis lurus, selain itu getaran dan tumbukan yang terjadi
dalam penerusan daya antara poros penggerak dan yang digerakkan tidak dapat diredam sehingga memperpendek
umur mesin serta menimbulkan bunyi berisik. Untuk menghindari kelemahan-kelemahan tersebut dapat digunakan
kopling luwes terutama bila terdapat ketidaklurusan antara sumbu kedua porosnya.Yang termasuk jenis kopling luwes:
1. Kopling Karet Ban 4. Kopling Rantai
2. Kopling Flens Luwes 5. Kopling Gigi
3. Kopling Karet Bintang 6. Kopling Universal
 2.Kopling Tidak Tetap
Kopling tidak tetap adalah elemen mesin yang menghubungkan poros yang digerakkan dan poros penggerak dengan
putaran yang sama dalam meneruskan daya serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut,baik dalam
keadan diam maupun berputar. Yang termasuk kopling tidak tetap antara lain :
2.1. Kopling Cakar
Kopling ini meneruskan momen dengan kontak positif(tidak dengan perantaraan gesekan) hingga tidak dapat slip. Ada
dua bentuk kopling cakar, yaitu kopling cakar persegi dan kopling cakar spiral. Kopling cakar persegi dapat meneruskan
momen dalam dua arah putaran, tetapi tidak dapat dihubungkan dalam keadaan berputar sebaliknya, kopling cakar
spiral dapat dihubungkan dalam keadaan berputar tetapi hanya baik untuk satu putaran saja.
2.2. Kopling Plat
Kopling ini meneruskan momen dengan perantaraan gesekan. Dengan demikikan pembebanan yang berlebihan pada
poros penggerak pada waktu dihubungkan dapat dihindari. Selain itu, karena dapat terjadi slip maka kopling ini sekaligus
juga dapat berfungsi sebagai pembatas momen. Menurut jumlah platnya, kopling ini dibagi aatas kopling plat tunggal
dan kopling plat banyak; dan menurut cara pelayanannya dapat dibagi atas cara manual, hidrolik dan magnetik.
2.3.Kopling Cone
Kopling ini menggunakan bidang gesek yang berbentuk kerucut. Kopling ini mempunyai keuntungan dimana dengan
gaya aksial yang kecil dapat ditransmisikan momen yang besar. Kelemahannya adalah daya yang diteruskan tidak
seragam.
2.4. Kopling Friwil
dalam permesinan sering diperlukan kopling yang dapat lepas dengan sendirinya bila poros penggerak mulai berputar
lebih lambat atau dalam arah berlawanan arah dari poros yang digerakkan.
 B.Berdasarkan Cara Kerjanya
1.Koplng Gesek
Kopling gesek adalah jenis kopling yang paling mudah ditemui pada kendaraan. Karena mobil atau motor yang
mengusung manual transmission umumnya menggunakan jenis kopling gesek. Sesuai dengan namanya, sistem ini
bekerja memanfaatkan material yang bergesekan. Gesekan ini diperoleh dari tiga komponen, yaitu fly wheel, clutch disc
(kampas kopling) dan pressure plate. Clutch disc akan menerima gaya gesek dari dua komponen lain.
Kopling gesek juga biasa disebut kopling manual, karena dikendalikan secara manual. Jenis kopling gesek juga memiliki
beberapa tipe lagi antara lain ;
Kopling plat tunggal:Kopling ini hanya memiliki satu clutch disc sebagai media gesek. Banyak diaplikasikan pada mobil.
Kopling multi plate:Kopling jenis multi plate memiliki susunan plate yang lebih banyak. Tipe ini banyak digunakan pada
sepeda motor.
2.Kopling Otomatis
Sesuai namaya, kopling otomatis adalah sebuah komponen yang berfungsi memutuskan dan menghubungkan putaran
mesin secara otomatis. Jenis ini biasa disebut dengan Torque Converter, kita akan menemukan torque converter pada
mobil bertransmisi otomatis.
Konstruksi pada torque converter berbeda dengan kopling gesek. Jenis ini tidak lagi menggunakan gesekan antar
material, namun menggunakan tekanan hidrolik. Prinsip kerja torque converter mirip dua buah kipas yang saling
berdekatan. Jika salah satu kipas berputar, maka akan ada aliran udara yang bersirkulasi mengenai kipas yang diam.
Sehingga kipas yang diam ikut berputar.
Pada sistem kopling otomatis, kipas tersebut digantikan dengan dua buah turbine yang masing-masing terhubung
dengan mesin dan transmisi. Sementara media untuk sirkulasi adalah cairan hidrolik, karena benda ini tidak memiliki sifat
kompresi. Sehingga efisien bila digunakan untuk melakukan skema ini.
3.Kopling Magnet
Untuk jenis ketiga, masuk dalam semi otomatis. Karena pengguna tidak secara langsung
terlibat dalam cara kerja jenis ini. Kopling magnet memanfaatkan gaya tarik magnet untuk
melakukan pemutusan dan penghubungan arus.

Prinsip kerja kopling magnet adalah saat ada arus listrik mengalir ke field coil, maka akan
menimbulkan kemagnetan. Kemagnetan itu akan menarik pelat untuk menempel pada pulley
utama. Sehingga saat pulley berputar, pelat itu juga ikut berputar. Jika arus listrik dihentikan
maka hubungan antara pelat dan pulley akan renggang.

Umumnya, sistem ini tidak dipakai untuk untuk transfer energi mesin ke transmisi. Tapi lebih ke
sistem yang lebih sederhana. Contohnya pada sistem AC, anda akan menemui magnetic
clutch pada kompressor AC.
 C.Berdasarkan Pengendalian
1.Kopling Mekanis
Jenis kopling mekanis masih banyak digunakan pada sepeda motor. Cirinya, sistem mekanis menggunakan
kabel kawat untuk menghubungkan pedal menuju kopling. Keuntungan dari sistem mekanis ini adalah tidak
perlu memikirkan kebocoran fluida atau masuk angin. Namun kekurangan sistem ini, kawat merupakan jenis
logam yang bisa memuai. Sehingga perlu dilakukan penyetelan agar pengoeprasian berlangsung lebih
nyaman.

2. Kopling Hidrolis
Jenis kedua, sudah menggunakan sistem hidrolik atau hidrolis seperti pada sistem rem. Cara kerjanya pun mirip
cara kerja sistem rem hidrolik. Kelebihan dari sistem ini adalah lebih efektif dan responsif karena tidak perlu
mengkhawatirkan pemuaian seperti kawat. Namun sistem hidrolis lebih sensitif khusunya saat ada udara
didalam sistem. Sehingga perawatan juga tidak boleh ketinggalan.

3.Kopling Sentrifugal
Kopling sentrifugal tidak dioperasikan lewat pedal atau tuas kopling. Namun tipe ini dikendalikan melalui RPM
mesin. Cara kerjanya, semakin tinggi RPM mesin, semakin erat pula hubungan kopling ini. Tipe kopling
sentrifugal menggunakan gaya sentrifugal untuk menghubungkan input dari mesin ke output yang terhubung
dengan transmisi. Jenis ini bisa kita lihat pada sistem power train sepeda motor bebek.
Pelumasan Pada Kopling
Untuk area pelumasan, kopling juga memiliki dua macam, ada kopling yang terendam bersama pelumas mesin,
ada pula kopling yang tidak boleh terkena pelumas sedikitpun.

1.Kopling kering
Sesuai namanya, jenis ini tidak menggunakan pelumas dalam bagian komponenya. Malah, jika ada pelumas pada
jenis ini berpotensi menyebabkan selip pada kopling. Jenis kopling basah akan kita temui pada kopling manual
mobil dimana jenis ini memiliki potensi selip yang kecil. Karena tidak terendam oli mesin, maka kinerja kopling kering
bersifat independent atau tidak terikat kualitas oli mesin.

2. Kopling basah
Sementara untuk tipe basah, bisa kita temui pada kopling sepeda motor pada umumnya. Kopling ini disebut tipe
basah karena terendam dalam oli mesin. Kelebihanya, karena terendam pelumas maka kampas kopling akan
lebih awet dibandingkan tipe kering. Keunikan lainya juga walau terendam oli mesin jenis kopling mengalami selip
ketika digunakan. Hal ini karena pada tipe kopling basah menggunakan pelat ganda. Sehingga daya rekat bisa
lebih kuat. Namun, kinerja kopling ini dipengaruhi kualitas oli mesin yang digunakan.
Sistem Pelumasan yang digunakan Pada Kopling adalah Sistem Pelumasan Rendam
Alignment Kopling
 Mengetahui terjadinya run out pada kopling dan poros dapat
dilakukan dengan pengecekan menggunakan dial indikator yang
dipasangkan pada lingkar kopling atau lingkar poros, layak atau
tidaknya sesuai dengan toleransi masing-masing rpm mesin,
semakin besar rpm semakin kecil toleransinya.
 Pengecekan misalignment dapat dilakukan dengan mensimetriskan
poros motor dengan poros pompa menggunakan dial indikator
yang dipasang di kopling motor dengan pegangan di pompa.
Metode Rim & Face Dial Indikator
 Digunakan sebagai standar dari alignment, metode ini memiliki
keunggulan yang relatif lebih sedikit dibanding dengan metode
pengukuran yang lebih modern, tapi jika pada kopling yang besar
permukaannya masih mungkin untuk diukur dengan metode ini.
 Dapat digunakan untuk memeriksa run-out (penggeseran) pada
permukaan kopling yang besar dan juga merupakan prosedur pra-
alignment.
 Beberapa penelitian mengenai alignment kopling menggunakan
sinyal getaran dengan metode reverse menghasilkan kondisi
misalignment puncak tertinggi diatas amplitudo 0,5 in/s. Alignment
kopling menggunakan sinyal getaran dengan metode rim and face
menghasilkan amplitudonya 0,5042 in/s.
 Penelitian lain yaitu pembuatan dan perawatan modul alignment
poros dan kopling dengan metode reverse single dial indicator.
Hasil yang didapat dari pengujian sesuai dengan batas toleransi
sebesar 0.5 mm.
Tahap Langkah Pra-Alignment Metode
Alignment Rim and Face
Sebelum melaksanakan alignment Langkah pengecekan run out:
double dial indikator, terlebih dahulu
1. Pasang bracket/pemegang
melakukan pengecekan terhadap
pada hub kopling driven.
run out poros dan kopling.
2. Jarum dial menunjuk pada hub
kopling motor driver.
3. Hub kopling motor dibagi
menjadi 4 dan beri tanda jam
12.00 , 3.00 , 6.00 , 9.00 di lihat
dari bagian depan motor.
4. Jarum set menyentuh hub
bagian atas dan penunjukan di
angka skala 0.00
5. Putar hub kopling motor, hub 8. Disarankan untuk mengambil
kopling driven tetap/dial tidak data lebih dari satu kali,
diputar. kemudian di rata-rata.
6. Putar 360 derajat, catat setiap
posisi minimal 4 posisi, yaitu jam
12.00, jam 3.00, jam 6.00, jam
9.00.
7. Setelah kembali ke jam 12.00
jarum dial seharusnya menunjuk
kembali ke angka 0, jika tidak nol
kemungkinan ada kesalahan
saat memutar atau kesalahan
dalam dial indikator.
Langkah Pelaksanaan Metode
Alignment Rim and Face
1. Pasang pemegang/bracket 4. Putarkan poros dan bracket
pada mesin atau poros pertama dengan pelan ke posisi jam 3, 6
driven yang udah diputar, cukup & 9, jika memungkinkan dan
kokoh, tidak goyang, agar tidak ambil pengukuran pada posisi ini
terjadi kesalahan. (positif atau negatif).
2. Pasang dial indikator ke muka 5. Kembali ke posisi jam 12 untuk
(face) dan lingkaran (rim) poros memeriksa jika indikator memiliki
yang kedua driven. nilai 0 lagi.
3. Reset indicator ke posisi jam 12. 6. Ulangi prosedur 1 sampai 4 untuk
memeriksa ulang pengukuran
pada pengambilan data
pertama.
7. Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti, pengukuran harus
dilakukan 2 s/d 4 kali, kemudian di rata-rata.
8. Pasang konektor ke arus listrik yang sesuai dengan tegangan
motor.
9. Nyalakan alat simulasi kelurusan poros / kopling dengan menekan
saklar on.
10. Lihat running alat setelah proses alignment dilakukan.
Kerusakan Kopling
Kerusakan yang biasa terjadi pada kopling mobil:
1. Kopling Slip
2. Getaran saat melepas pedal kopling
3. Bunyi gemertak
Kopling Slip
 Kopling slip atau kopling tergelincir ini disebabkan oleh permukaan plat
kopling yang sudah aus, atau juga bisa disebabkan adanya oli yang
mengenai plat kopling sehingga menyebabkan koefisien gesek plat
kopling berkurang. Hal ini menyebabkan penyaluran tenaga dari mesin
tidak berjalan sempurna dan menyebabkan mobil menjadi boros BBM serta
kekurangan tenaga.
 Tanda-tanda selip kopling ini antara lain:
- Mobil tidak dapat kencang berlarinya
- Saat di gas mesin meraung tapi akselerasinya lambat
- Di tanjakan sering kekurangan tenaga meskipun mesin meraung
- Ada timbul bau seperti karet terbakar
- Mesin mobil cepat panas
 Perbaikan jika terjadi selip kopling ini adalah dengan mengetahui
penyebab selipnya kopling misalnya kampas kopling telah aus
(berarti minta diganti kampas koplingnya), baut-baut longgar (di
stel kembali), plat kopling aus (ganti), per kopling lemah dan lain
sebagainya.
 Lebih baik konsultasikan ke bengkel untuk mengetahui masalah
pada kopling jika ada indikasi tanda-tanda selip kopling.
Getaran saat melepas pedal kopling
 Hal ini disebabkan plat kopling, matahari, roda gila tidak rata. Hal ini
menyebabkan penyaluran tenaga dari mesin ke transmisi tidak
mulus/ halus sehingga terjadi getaran atau gesekan yang kasar
saat pedal kopling dilepas.
 Cara mengatasi yakni dengan meratakan roda gila dan melakukan
penggantian komponen kopling yang bermasalah.
Bunyi gemertak
 Bunyi gemertak saat transmisi dipindahkan bisa diakibatkan oleh
plat kopling yang sudah aus atau plat kopling tidak dapat kembali
dengan sempurna.
 Saat pedal diinjak transmisi sulit dipindah, bisa dipindah akan tetapi
timbul bunyi gemertak. Jika mengalami kejadian seperti ini segera
dibawa ke bengkel uyntuk dilakukan penggantian komponen
kopling yang aus/ rusak/ retak.
Penyebab Kerusakan kopling
 Penyebab  Distribusi kerusakan
 Vendor problem 26,0
 Planning/design 13,0
 Manufacturing 7,0
 Material 3,0
 Assembly 3,0
 Operating problem 63,0
 Mishandling 38,0
 Maintenance 24,0
 Repair 1,0
 Penyebab  Distribusi kerusakan
 Extraneous influence 11,0
 Foreign body 4,0
 Over loading 7,0
Gangguan Pada Kopling
1. Kopling Slip
 Kemungkinan Penyebab
 Gerak bebas pedal kopling kurang
 Permukaan plat kopling beroli/Aus
 Pedal Pegas diafragma/penekan rusak

 Cara Mengatasi
 Setel gerak bebas pedal
 Diberihkan/diganti plat kopling
 Ganti tutup kopling
2. Kopling Berisik
 Kemungkinan Penyebab
 Bantalan pilot kopling Aus
 Bantalan pembebas aus/rusak
 Garpu pembebas/ pertalian kopling macet

 Cara Mengatasi
 Ganti bantalan pilot
 Ganti bantalan pembebas
 Perbaiki seperlunya
3. Kopling Bergetar
 Kemungkinan Penyebab
 Pelat kopling beroli/aus
 Pelat penekan rusak
 pegas diafragma bengkok

 Cara Mengatasi
 Ganti pelat kopling
 Ganti tutup kopling
 Ganti tutup kopling
Pemeriksaan dan Perbaikan Kopling
1. Periksa keolengan roda penerus/fly wheel
 Menggunakan dial indikator, ukur keolengan roda
penerus. Keolengan maksimum : 0,1 mm.

Gambar 1. Mengukur keolengan roda penerus/fly wheel


2. Periksa kedalam paku keling pada clutch disc dengan
jangka sorong
 Kedalaman kepala paku keling minimum 0,3 mm. Bila
diketahui ada kelainan ganti plat kopling.

Gambar 2. Mengukur kedalaman kepala paku keling


3. Periksa pegas diafragma dari keausan
 Menggunakan kapiler (jangka sorong), ukur kedalaman dan
pegas diafragma . limit kedalaman 0,6 mm dan lebar 5,0 mm.

Gambar 3. Mengukur pegas diafragma


4. Periksa kondisi release bearing dari keolengan atau macet
 Putar bantalan dengan tangan sambil memberikan tekanan
pada arah aksial. Bila bantalan macet atau oleng, gantilah
dengan yang baru.

Gambar 4. Memutar release bearing dengan tangan

Anda mungkin juga menyukai