Anda di halaman 1dari 7

Laporan

Perawatan Dasar

Disusun Oleh:
Alessandro P. Egeten
Nim. 19-031-036
Jurusan Teknik Mesin Semester 3 Kelas 3B

POLITEKNIK NEGERI MANADO


PRODI TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN

2020/2021

1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seluruh kendaraan dituntut bisa dioperasikan atau dijalankan pada berbagai kondisi
jalan. Namun demikian, mesin yang berfungsi sebagai penggerak utama pada suatu
kendaraan tidak bisa melakukan dengan baik apa yang menjadi kebutuhan atau
tuntutan kondisi jalan tersebut. Misalnya, pada saat jalan mendaki, kendaraan
membutuhkan momen punter (torsi) yang besar, namun kecepatan atau laju
kendaraan yang dibutuhkan rendah.
Pada saat ini walaupun putaran mesin tinggi karena katup trotel atau katup gas
dibuka penuh namun putaran mesin tersebut harus dirubah menjadi kecepatan atau
laju yang rendah. Sedangkan pada saat sepeda motor berjalan pada jalan yang rata,
kecepatan diperlukan tapi tidak diperlukan torsi yang besar.
Dari pendahuluan diatas, sesuai dengan yang akan dibahas yakni tentang system
kopling, maka sebagai kesimpulan awal bahwa system kopling masuk pada bagian
system pemindah tenaga. Oleh karena itu pada pembahasan kali kita akan membahas
secara terperinci yang erat kaitannya dengan system kopling.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang di maksud dengan kopling?
2. Bagaimana fungsi dan cara kerja komponen-komponeng kopling itu sendiri?
3. Bagaimana cara pemeriksaan terhadap komponen kopling?
Yang di bahas di sini hanya menyangkut kopling tetap.
a) Tujuan dari Makalah Ini adalah
1. menjelaskan fungsi kopling dan komponen – komponen utama kopling
pada kendaraan
2. menjelaskan syarat-syarat yang harus di miliki oleh kopling
PEMBAHASAN

2
2.1 Kopling dan Fungsinya
Kopling atau Clutch merupakan peralatan transmisi yang
menghubungkan/meneruskan atau memutuskan putaran dari poros engkol ke poros
roda gigi transmisi (perseneling) ketika mulai atau pada saat mesin akan berhenti atau
memindahkan gigi. Dengan kata lain, fungsi kopling adalah untuk memindahkan
tenaga mesin ke transmisi atau mekanisme alat yang membutuhkan daya puntir,
kemudian transmisi mengubah tingkat kecepatan sesuai yang diinginkan. Kopling
dikatakan baik jika memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
1. Dapat menghubungkan putaran mesin ke transmisi/mekanisme alat.
2. Dapat memutuskan hubungan dengan cepat dan sempurna.
Kopling adalah peralatan transmisi yang menghubungkan porosengkol dengan poros
roda gigi transmisi. Kopling merupakan suatu system yang berfungsi untuk
memindahkan, memutus dan menghubungkan putaran tenaga mesin ke transmisi,
kemudian transmisi mengubah tingkat kecepatan sesuai yang diinginkan.

2.3 Jenis- jenis Kopling


Secara garis besar dapat di kelompokkan menjadi 2 yaitu : Kopling Tetap
dan Kopling Tak Tetap dan yang akan saya bahas di sini adalah KOPLING TETAP
2.4 Kopling Tetap
“ Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran
dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi
slip), dimana sumbu kedua poros tersebut terletak pada satu garis lurus atau berbeda
sedikit sumbunya. “ Kopling tetap selalu dalam keadaan terpasang, untuk
memisahkannya harus dilakukan pembongkaran. Kopling tetap terbagi atas emapat
(4).
2.5 Macam-macam Kopling Tetap
1. Kopling Fluida
Suatu kopling yang meneruskan daya melalui fluida sebagai zat perantara.
Kopling Fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi dan daya yang
besar. Keuntungannya adalah getaran dari sisi penggerak dan tumbukan dari sisi
beban tidak saling diteruskan. Demikian pula pada waktu terjadi pembebanan lebih ,
penggerak mula tidak akan terkena momen yang akan melebihi batas kemampuan.
2. Kopling Kaku

3
Kopling kaku dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan dengan sumbu
segaris. kopling ini dipakai pada poros mesin transmisi umum dipabrik-pabrik.
kopling flens kaku terdiri atas naf dengan flens yang terbuat dari besi cor atau baja
cor, dan dipasang pada ujung poros dengan diberi pasak serta diikat dengan baut pada
flensnya. dalam beberapa hal naf dipasang pada poros dengan sambungan pres atau
kerut.
Kopling kaku tidak mengijinkan sedikitpun ketidak lurusan sumbu kedua
poros serta tidak dapat mengurangi tumbukan dan getaran transmisi. Pada waktu
pemasangan, sumbu kedua poros harus terlebih dahulu diusahakan segaris dengan
tepat sebelum baut-baut flens dikeraskan. Untuk dapat menyetel lurus kedua sumbu
poros secara mudah, permukaan Flens yang satu dapat dibubut ke dalam dan
permukaan flens yang menjadi pasangannya di bubut menonjol sehingga dapat saling
mengepas. bagian yang harus diperiksa adalah baut. Jika antara ikatan kedua flens
dilakukan dengan baut-baut pas, dimana lubang lubangnya dirim, maka meskipun di
usahakan ketelitian yang tinggi, distribusi tegangan geser pada semua baut tetap
tidak dapat dijamin seragam. Makin banyak jumlah baut yang dipakai, makin sulit
untuk menjamin keseragaman tersebut. sebagai contoh dalam hal kopling yang
mempunyai ketelitian rendah, dapat terjadi bahwa hanya satu baut saja yang
menerima seluruh beban transmisi hingga dalam waktu singkat akan putus. Jika
setelah baut itu putus terjadi lagi pembebanan pada satu baut, maka seluruh baut
akan mengalami hal yang sama dan putus secara bergantian

3. Kopling Karet Ban


Mesin-mesin yang dihubungkan dengan penggeraknya melalui kopling flens
kaku, memerlukan penyetelan yang sangat teliti agar kedua sumbu poros yang saling
dihubungkan dapat menjadi satu garis lurus. Selain itu, getaran dan tumbukan yang
terjadi dalam penerusan daya antara mesin penggerak dan yang digerakkan tidak
dapat diredam, sehingga dapat memperpendek umur mesin serta menimbulkan bunyi
berisik.
Untuk menghindari kesulitan-kesulitan diatas dapat dipergunakan kopling karet ban.
Kopling ini dapat berkerja dengan baik mekipun kedua sumbu poros yang
dihubungkannya tidak benar-benar lurus. kopling ini juga dapat meredam tumbukan
dan getaran yang terjadi pada transmisi. Meskipun terjadi kesalahan pada
pemasangan poros, dalam batas-batas tertentu seperti gambar di bawah ini :

2.6 Komponen Utama Kopling


1. Roda Penerus

4
Selain sebagai penstabil putaran motor,roda penerus juga berfungsi sebagai
dudukan hampir seluruh komponen kopling.
2. Pelat Kopling
Kopling berbentuk bulat dan tipis terbuat dari plat baja berkualitaas tinggi.
Kedua sisi plat kopling dilapisi dengan bahan yang memiliki koefesien gesek
tinggi. Bahan gesek ini disatukan dengan plat kopling dengan menggunakan keling
(rivet).
3. Pelat Tekan
Pelat tekan kopling terbuat dari besi tuang.pelat tekan berbentuk bulat dan
diameternya hampir sama dengan diameter plat kopling. salah satu sisinya (sisi
yang berhubungan dengan plat kopling) dibuat halus, sisi ini akan menekan plat
kopling dan roda penerus, sisi lainnya mempunyai bentuk yang disesuaikan dengan
kebutuhan penempatan komponen kopling lainnya.

4. Unit Plat Penekan


Sebagai satu kesatuan dengan plat penekan, pelat penekan dilengkapi dengan
sejumlah pegas spiral atau pegas diaphragma. tutup dan tuas penekan. Pegas
digunakan untuk memberikan tekanan terhadap pelat tekan, pelat kopling dan
roda penerus. jumlah pegas (kekuatan tekan) disesuikan dengan besar daya
yang harus dipindahkan.

Mekanisme Penggerak
Komponen penting lainnya pada kopling ialah mekanisme pemutusan
hubungan (tuas tekan). mekanisme ini di lengkapi dengan bantalan bola,
bantalan bola diikat pada bantalan luncur yang akan bergerak maju/mundur
pada sambungan. Bantalan bola yang dilengkapi dengan permukaan tekan akan
mendorong tuas tekan.
Rumah Kopling

5
Rumah kopling terbuat dari besi tuang atau aluminium. rumah kopling menutupi
seluruh unit kopling dan mekanisme penggerak. rumah kopling umumnyamempunyai
daerah terbuka yang berfungsi sebagai saluran sirkulasi udara.
Cara Kerja Kopling
Pada saat pedal kopling ditekan/diinjak, ujung tuas akan mendorong bantalan luncur
kebelakang. bantalan luncur akan menarik plat tekan melawan tekananpegas
dan perpindahan daya terputus. bila tekanan pedal kopling dilepas, pegas kopling
akan mendorong pelat tekan maju dan menjepit pelat kopling dengan roda penerus
dan terjadi perpindahan daya.
Pada saat pelat tekan bergerak kedepan,pelat kopling akan menarik bantalan luncur,
sehingga pedal kopling kembali ke posisi semula. selain secara mekanik, sebagai
mekanisme pelepas hubungan.
Sekarang sudah banyak digunakan sistem hidrolik dan booster. secara umum,
sistem hidrolik dan hidrolik booster adalah sama. perbedaannya adalah pada sistem
hidrolik booster , digunakan booster untuk memperkecil daya tekan pada
pedal kopling. pemilihan sistem yang digunakan disesuikan dengan kebutuhan.
Pada sistem hidrolik, pada saat pedal kopling ditekan, maka batang penerus akan
mendorong piston pada master silinder kopling, fluidapada sistem akan meneruskan
daya ini keselinder pada unit kopling, dan piston silinder unit kopling
akan mendorong tuas, dan seperti pada sistem mekanik, pelat kopling terlepas,
sehingga penerusan daya dari motor ke transmisi terputus.
Cara kerja sistem hidrolik ini sama seperti cara kerja pada sistem rem.
Kebocoran sistem hidrolik akan mengganggu proses pelepasan hubungan.

6
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Kopling merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan,
yaitu sistem yang berfungsi memutus dan menghubungkan tenaga dari sumber tenaga
(mesin) ke roda kendaraan (pemakai/penggunaan tenaga).
2. Sistem pengoperasian kopling merupakan mekanisme pengendalian fungsi
kopling yang dilakukan oleh pengemudi. Sistem pengoperasian kopling
memungkinkan pengemudi dengan mudah memutus dan menghubungkan kopling
sesuai dengan yang diinginkan.
3. Kopling dibagi ke dalam dua jenis besar :
- Kopling Tetap ( Kopling Kaku, Kopling Karet Ban, Kopling Fluida )
- Kopling Tidak Tetap ( Kopling Cakar, Kopling Plat, Kopling Kerucut dan
Kopling Friwil )
4. Komponen utama sebuah unit kopling gesek, yaitu : Roda penerus, roda kopling,
plat tekan, unit plat tekan, rumah kopling, plat kopling, pegas penekan, tuas penekan,
bantalan pembebas dan garpu pembebas.

Anda mungkin juga menyukai