Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Sholawat serta salam mari kita
junjungkan kepada Nabi kita Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya,
yang telah membawa kita dari zaman jahilliyah ke zaman yang penuh kebenaran.
Karena dengan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga Penyusunan Makalah
ini yang berjudul “PERANCANGAN FLANS” telah dapat diselesaikan.
Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi sebagian tugas mata
kuliah ELEMEN MESIN 2 guna untuk mendapatkan nilai yang baik.
Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. bapak Dosen kita JAMALUDDIN ST.MT sebagai dosen elemen mesin 2


2. Rekan – rekan semua di fakultas teknik
3. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga
tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian
yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun
dalam menyelesaikan makalah ini.

Serta kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan seperjuangan yang saya banggakan.


Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan
kepada penulis. saya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan. semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten.Amin.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kopling sebagai elemen mesin yang saat ini banyak digunakan pada
mesin – mesin industri, kendaraan bermotor, dan lain - lain. Dengan berjalannya
waktu dan penggunaan kopling yang terus menerus maka komponen – komponen
kopling akan pasti mengalami hal – hal seperti plat cepat aus, usia kopling tidak
tahan lama, biaya perawatan yang mahal, dan lain - lain. Dengan adanya hal - hal
tersebut maka perlu adanya perancanaan kopling yang tepat dan teliti.
Kopling yang akan di bahas pada tugas elemen mesin 1 ini adalah kopling
mobil truk Mitsubishi coltdiesel roda empat dengan daya 110 ps atau 80 kW
dangan 2900 putaran, dengan spesifiksi sbb :Model engine (4D34-2AT5), type
(direc injection 4 troke, water cooling with turbo intercooler), configuration (4
cylinder in line), max output (110Ps/2900 rpm), trnsmisi (M025S5), Cluth (single
dry cluth : C3W28D).
sistem kopling yang akan kita bicarakan disini adalah sistem kopling
manual yang selanjutnya kita sebut dengan kopling saja.
komponen penting pendukung kopling, secara urut : Fly wheel atau roda
gila, Clutch disc atau plat kopling, Clutch cover atau dekrup dan Clutch release
bearing atau Drek lahar.
Susunanya di dalam mobil adalah : Kopling atau Clutch yaitu peralatan
transmisi yang menghubungkan poros engkol dengna poros roda gigi transmisi.
Fungsi kopling adalah untuk memindahkan tenaga mesin ke transmisi, kemudian
transmisi mengubah tingkat kecepatan sesuai dengan yang diinginkan.
Cara Kerja : Fly wheel atau roda gila meneruskan sekaligus menyimpan energi
dari Crank Saft (kruk as) mesin saat mesin hidup (berputar), Plat kopling menjadi
satu-satunya perantara tenaga mesin dengan Porseneling kita yang akhirnya
tenaga ini akan diteruskan ke Roda. Sedangkan Dekrup bekerja sebagai pengatur.
1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah:

1. Apa yang di maksud dengan kopling?

2. bagaimana jenis dan komponen-komponen utama kopling itu sendiri?

3. Bagaimana cara pemeriksaan dan perawatanterhadap kopling?

4. Perancangaan kopling tetap menggunakan persamaan

1.3 Tujuan dan Manfaat Makalah

a) Tujuan dari Makalah Ini adalah

1. menjelaskan tentang kopling dan komponen – komponen utama kopling

2. menjelaskan syarat-syarat yang harus di miliki oleh kopling

3. menjelaskan tentang jenis jenis dan cara kerja kopling.

4. Menjelaskan cara perawatan kopling.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kopling

Kopling merupakan komponen mesin yang banyak sekali digunakan dalam


konstruksi mesin.

Kopling adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan dua poros pada kedua
ujungnya dengan tujuan untuk mentransmisikan daya mekanis.Kopling biasanya
tidak mengizinkan pemisahan antara dua poros ketika beroperasi, namun saat ini
ada kopling yang memiliki torsi yang dibatasi sehingga dapat slip atau terputus
ketika batas torsi dilewati.

Kopling terletak di antara engine dan transmisi yaitu suatu unit penggerak atau
system yang merupakan bagian dari system pemindah daya dengan fungsi untuk
memutus dan menghubungkan putaran dan daya mesin ke unit pemindah tenaga
dengan lembut dan cepat. Jika pedal kopling ditekan/diinjak, tidak ada gaya putar
yang ditransfer dari mesin ke komponen yang lain dari pemindah daya. Dan
sebaliknya Jika pedal kopling dilepas, gaya putar/torsi dari mesin ditransfer oleh
pemindah daya ke roda penggerak

Kopling adalah alat yang memenuhi persyaratan.

1. Dapat meneruskan putaran poros engkol ke transmisi (persneling).

2. Dapat melepaskan hubungan antara poros engkol mesin dengan transmisi.

3. Dapat meneruskan perputaran poros engkol mesin ke transmisi secara


berangsur-angsur secara merata tanpa hentakan.
2.2 Kopling dan Fungsinya

Kopling digunakan dalam permesinan untuk berbagai tujuan:

 Untuk menghubungkan dua unit poros yang dibuat secara terpisah, seperti
poros motor dengan roda atau poros generator dengan mesin. Kopling
mampu memisahkan dan menyambung dua poros untuk kebutuhan
perbaikan dan penggantian komponen.
 Untuk mendapatkan fleksibilitas mekanis, terutama pada dua poros yang
tidak berada pada satu aksis.
 Untuk mengurangi shock load dari satu poros ke poros yang lain.
 Untuk menghindari beban kerja berlebih.
 Untuk mengurangi karakteristik getaran dari dua poros yang berputar.

Tujuan utama dari kopling adalah menyatukan dua bagian yang dapat
berputar.Dengan pemilihan, pemasangan, dan perawatan yang teliti, performa
kopling bisa maksimal, kehilangan daya bisa minimum, dan biaya perawatan bisa
diperkecil.

Kopling atau Clutch merupakan peralatan transmisi yang


menghubungkan/meneruskan ataumemutuskan putaran dari poros engkol
ke poros roda gigi transmisi (perseneling) ketika mulai atau pada saat
mesin akan berhenti atau memindahkan gigi. Dengan kata lain, fungsi
kopling adalah untuk memindahkan tenaga mesin ke transmisi,
kemudian transmisi mengubah tingkat kecepatan sesuai yang diinginkan. Kopling
dikatakan baik jika memiliki syarat-syarat sebagai berikut :

1. Dapat menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut.

2. Dapat memindahkan tenaga mesin ke transmisi tanpa slip.

3. Dapat memutuskan hubungan dengan cepat dan sempurna.


Kopling adalah peralatan transmisi yang menghubungkan porosengkol dengan poros roda gigi
transmisi. Kopling merupakan suatu system yang berfungsi untuk memindahkan, memutus dan
menghubungkan putaran tenaga mesin ke transmisi, kemudian transmisi mengubah tingkat
kecepatan sesuai yangdiinginkan.

2.3 Komponen Utama Kopling

a). Roda Penerus


Selain sebagai penstabil putaran motor,roda penerus juga berfungsi sebagai
dudukan hampir seluruh komponen kopling.
b). Pelat Kopling
Kopling berbentuk bulat dan tipis terbuat dari plat baja berkualitaas tinggi.
Kedua sisi plat kopling dilapisi dengan bahan yang memiliki koefesien gesek
tinggi. Bahan gesek ini disatukan dengan plat kopling dengan menggunakan
keling (rivet).

c). Pelat Tekan

Pelat tekan kopling terbuat dari besi tuang.pelat tekan berbentuk bulat dan
diameternya hampir sama dengan diameter plat kopling. salah satu sisinya (sisi
yang berhubungan dengan plat kopling) dibuat halus, sisi ini akan menekan plat
kopling dan roda penerus, sisi lainnya mempunyai bentuk yang disesuaikan
dengan kebutuhan penempatan komponen kopling lainnya.

d). Unit Plat Penekan

Sebagai satu kesatuan dengan plat penekan, pelat penekan dilengkapi dengan
sejumlah pegas spiral atau pegas diaphragma. tutup dan tuas penekan. Pegas
digunakan untuk memberikan tekanan terhadap pelat tekan, pelat kopling dan
roda penerus.jumlah pegas (kekuatan tekan) disesuikan dengan besar daya yang
harus dipindahkan.
2.4Jenis- jenis Kopling

Menurut konstruksinya secara umum kopling dapat dibagi atas dua bagian, yaitu:
1.kopling tetap
2. kopling tidak tetap

Kopling Tetap
Kopling tetap adalah elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan
daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi
slip), dimana sumbu kedua poros terletak pada satu garis lurus atau dapat berbeda
sedikit letak sumbunya.
Kopling tetap dibedakan lagi atas, kopling kaku, kopling luwes, dan kopling
universal.

1. Kopling Kaku

Kopling kaku digunakan bila kedua poros dihubungkan dengan sumbu


segaris.Kopling ini banyak digunakan pada poros mesin dan transmisi umum
dipabrik-pabrik.
Yang termasuk kedalam kopling kaku adalah:

 Kopling Bus
Kopling ini digunakan apabila dua buah poros saling disambungkan
sentrik dengan teliti.Pada konstruksinya ujung poros pada kopling ini
harus dirapikan dan distel satu terhadap yang lainnya dengan teliti, juga
pada arah memanjang.Kopling ini sering digunakan pada bubungan,
baling-baling kapal, dan juga pada poros baling-baling.
 Kopling Flens Kaku

Kopling flens kaku terdiri atas naaf dengan flens yang terbuat dari besi cor atau
baja dan dipasang pada ujung dengan diberi pasak serta diikat dengan baut pada
flensnya. Dalam beberapa hal naaf dapat dipasang paa poros dengan sumbu pres
atau kerut.

 Kopling Flens Tempa

Kopling ini flensnya ditempa menjadi satu dengan poros pada ujung poros dan
disebut poros flens tempa.Keuntungannya adalah diameter flens dibuat kecil
karena tidak memerlukan naaf.

2. Kopling Luwes

Mesin –mesin yang dihubungkan dengan penggeraknya melalui kopling kaku


memerlukan penyetelan yang sangat teliti agar kedua poros yang saling
dihubungkan dapat menjadi satu garis lurus, selain itu getaran dan tumbukan yang
terjadi dalam penerusan daya antara poros penggerak dan yang digerakkan tidak
dapat diredam sehingga memperpendek umur mesin serta menimbulkan bunyi
berisik. Untuk menghindari kelemahan-kelemahan tersebut dapat digunakan
kopling luwes terutama bila terdapat ketidaklurusan antara sumbu kedua
porosnya.
Yang termasuk jenis kopling luwes adalah:
1. Kopling Karet Ban
Kopling ini dihubungkan oleh suatu lapisan karet pada bagian luarnya. Pada
lapisan karet ini diperkuat oleh rangkaian kawat dan dipasang oleh baut pada
sekeliling poros. Dengan adanya karet ban ini memungkinkan poros tidak pada
satu garis lurus.
2. Kopling Flens Luwes
Kopling ini adalah kopling tetap yang menggunakan baut untuk menghubungkan
kedua poros dimana dilengkapi dengan bus karet atau kulit sehingga
memungkinkan poros tidak pada satu garis.
3. Kopling Karet Bintang
Kopling ini juga hampir sama kerjanya dimana digunakan karet sehingga
memungkinkan poros ikut berputar tidak pada satu garis seperti yang terlihat pada
gambar.
4. Kopling Rantai
Sesuai dengan namanya kopling ini menggunakan rantai untuk mengubungakan
kedua buah poros seperti terlihat pada gambar.

5. Kopling Gigi
Kopling ini pada bagaian sillinder dalam terdapat gigi-gigi yang dihubungkan
dengan silinder luar. Silinder luar ini dihubungkan dengan menggunakan baut.
Pada kopling ini terdapat tempat untuk memasukkkan minyak.Kopling gigi seperti
terlihat pada gambar

6.Kopling Universal
Salah satu jenis kopling universal yaitu kopling universal hook. Kopling ini
dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memindahkan putaran walaupun
poros tidak sejenis. Kopling universal seperti terlihat pada gambar

Kopling Tidak tetap


Kopling tidak tetap adalah elemen mesin yang menghubungkan poros yang
digerakkan dan poros penggerak dengan putaran yang sama dalam meneruskan
daya serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut,baik dalam keadan
diam maupun berputar. Yang termasuk kopling tidak tetap antara lain :
1. Kopling Cakar
Kopling ini meneruskan momen dengan kontak positif(tidak dengan perantaraan
gesekan) hingga tidak dapat slip. Ada dua bentuk kopling cakar, yaitu kopling
cakar persegi dan kopling cakar spiral.Kopling cakar persegi dapat meneruskan
momen dalam dua arah putaran, tetapi tidak dapat dihubungkan dalam keadaan
berputar sebaliknya, kopling cakar spiral dapat dihubungkan dalam keadaan
berputar tetapi hanya baik untuk satu putaran saja.Kopling cakar seperti terlihat
dalam gambar.
2. Kopling Plat
Kopling ini meneruskan momen dengan perantaraan gesekan. Dengan demikikan
pembebanan yang berlebihan pada poros penggerak pada waktu dihubungkan
dapat dihindari.Selain itu, karena dapat terjadi slip maka kopling ini sekaligus
juga dapat berfungsi sebagai pembatas momen. Menurut jumlah platnya, kopling
ini dibagi aatas kopling plat tunggal dan kopling plat banyak; dan menurut cara
pelayanannya dapat dibagi atas cara manual, hidrolik dan magnetik. Kopling
disebut kering bila plat-plat gesek tersebut bekerja dalam keadaan kering dan
disebut basah bila terendam atau dilumasi dengan minyak.
3. Kopling Kerucut ( Cone Clutch)
Kopling ini menggunakan bidang gesek yang berbentuk kerucut. Kopling ini
mempunyai keuntungan dimana dengan gaya aksial yang kecil dapat
ditransmisikan momen yang besar. Kelemahannya adalah daya yang diteruskan
tidak seragam.Kopling kerucut sepeti terlihat pada gambar.
4. Kopling Friwil
Dalam permesinan sering diperlukan kopling yang dapat lepas dengan sendirinya
bila poros penggerak mulai berputar lebih lambat atau dalam arah berlawanan
arah dari poros yang digerakkan.

2.5 Cara Kerja Kopling

Ketika Putaran mesin naik lebih tinggi maka lengan berpemberat di dalam kopling
akan mengayun ke arah luar dan menekan kopling untuk berhubungan. Jenis
paling umum mempunyai bantalan gesek atau “sepatu” yang terpasang melingkar
untuk menghubungkan poros tengah dengan bagian dalam dari rumah kopling. Di
poros tengah terdapat beberapa pegasyang terhubung dengan bantalan gesek.
Ketika poros tengah berputar cukup cepat maka pegas ini akan merenggang dan
membuat bantalan gesek bersentuhan dengan permukaan gesek yang terhubung
dengan bagian yang akan diputar. Cara kerja ini bisa dibandingkan sebagagai
kebalikan dari cara kerja rem drum.
Secara lengkap dan umum cara kerja kopling dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Handel kapling ditekan.

2. Tangkai pelepas kopling (clutch release lever) tertarik oleh kabel kopling.
3. Nok pelepas (release cam) pada poros tangkai pelepas kopling mendorong
batang pengangkat (lifter rod).

4. Batang pengangkat menekan pengangkat (lifter pin) dan pelat pengangkat (lifter
plate).
5. Pelat pengangkat menekan pegas-pegas kopling dan mendorong piringan
penekan (pressure plate) sehingga menjauhi susunan pelat-pelat gesek kopling.
6. Terjadilah jarak renggang kecil diantara pelat-pelat gesek dan pelat-pelat baja
sehingga perputaran rumah kopling tidak diterusan lagi ke pusat kopling. Dengan
melepaskan handel kopling secara perlahan-lahan maka gaya tekan pegas sedikit
demi sedikit diteruskan kembali pada susunan pelat-pelat gesek kopling, yang
pada akhimya pelat-pelat baja beserta pusat kopling mulai mengikuti perputaran
rumah kopling secara merata.

2.6 cara perawatan kopling

Tips Merawat Kopling

1. Melakukan pengecekan dan perawatan kopling secara rutin.


2. Gunakan selalu gigi satu untuk start awal kendaraan, karena jika
menggunakan gigi di atasnya, kopling akan dibebani secara
berlebihan dan mempercepat keausan.
3. Netralkan tuas transmisi jika berhenti. Contoh: di lampi merah.
Masalah umum yang terjadi pada kopling

1. Kopling selip. Akibat dari kopling selip, kendaraan tidak dapat berjalan,
kurang tenaga, dan dapat menyebabkan boros bahan bakar, hal ini
disebabkan tenaga mesin tidak tersalurkan ke sistem penggerak (transmisi)
karena pelat/piringan kopling sudah aus.
2. Kopling jeblos. Akibat dari kopling jeblos, tuas transmisi tidak
dapat/susah dipindahkan, hal ini disebabkan tidak dapat terpisahnya
pelat/piringan kopling dengan mesin karena tenaga yang disalurkan dari
pedal tidak mampu diteruskan ke sistem kopling. Kabel kopling yang
putus, silinder kopling bocor, dan matahari yang rusak merupakan
beberapa hal yang membuat tenaga dari pedal tidak dapat diteruskan ke
sistem kopling.
3. Kopling lengket. Akibat dari kopling lengket, tuas transmisi tidak
dapat/susah dipindahkan karena tidak terpisahnya pelat kopling dan mesin
akibat pelat/piringan kopling lengket. Penyebab kopling lengket karena air
atau lumpur yang masuk ke area sistem kopling.
BAB III
PERANCANGAN KOPLING TETAP MENGGUNAKAN PERSAMAAN

Secara umum kopling terbagi atas :


1. Kopling tetap
2. Kopling tidak tetap

I. Kopling tetap
Berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang
digerakkan secara pasti ( tanpa terjadi slip ), dimana sumbu kedua poros terletak
pada satu garis lurus atau sedikit berbeda sumbunya.

Jenis-jenis kopling tetap :

1. Kopling kaku
a. Kopling bus
b. Kopling flens kaku
c. Kopling flens tempa

2. Kopling luwes
a. Kopling flens luwes
b. Kopling karet ban
c. Kopling karet bintang
d. Kopling gigi
e. Kopling rantai

3. Kopling universal
a. Kopling universal hook
b. Kopling universal kecepatan tetap

Hal–hal penting dalam perencanaan kopling tetap :


1. Pemasangan mudah dan cepat
2. Ringkas dan ringan
3. Aman pada putaran tinggi
4. Getaran dan tumbukan kecil
5. Dapat mencegah pembebanan kecil
6. Terdapat sedikit kemungkinan gerakan aksial pada poros sekiranya terjadi
pemuaian karena panas dan lain-lain.
Perencanaan kopling tetap jenis flens :

1. Daya yang akan ditransmisikan, P ( kW ) putaran poros penggerak, n1 ( rpm


)

2. Faktor koreksi, ( fc ) Daya :

Tabel 1.1 Faktor-faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan, fc


Daya yang akan ditransmisikan fc
Daya rata-rata yang diperlukan 1.2 – 2.0
Daya maksimum yang diperlukan 0.8 – 1.2
Daya normal 1.0 – 1.5
sumber : Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemiilihan Elemen Mesin. Jakarta :
Pradnya,Paramita 1987

3. Daya rencana, Pd ( kW )
𝑃𝑑 = 𝑓𝑐 . 𝑃

4. Momen rencana , T ( kg.mm )


9,74 𝑥 105 𝑥 𝑃𝑑
𝑇= 𝑛1

5. Bahan poros

- Kekuatan tarik bahan poros, σ B ( kg/mm2 )


- Apakah ada tangga atau alur pasak
- Faktor keamanan, Sf1 dan Sf2

6. Tegangan geser poros yang diijinkan,  SA ( kg/mm2 )


B
 SA 
Sf1 x Sf2

7. Faktor koreksi untuk puntiran, Kt


Faktor koreksi untuk lenturan, Cb

Tabel 1.2 faktor koreksi untuk puntiran (Kt)


Faktor Pembebanan Kt
Beban dikenakan secara halus 1.0
Terjadi sedikit kejutan / tumbukan 1.0 – 1.5
Beban dikenakan kejutan / tumbukan besar 1.5 – 3.0
sumber : Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemiilihan Elemen Mesin. Jakarta :
Pradnya,Paramita 1987

Terjadi pembebanan lentur  Cb = 1.2 – 2.3


Tidak terjadi pembebanan lentur  Cb = 1.0

8. Diameter poros, ds ( mm )
1/ 3
 5.1 x K t x C b x T 
ds   
  SA 

Tabel 1.3 Ukuran standar diameter poros (mm)


4 10 *22,4 40 100 *224 400
24 (105) 240
11 25 42 110 250 420
260 440
4,5 *11,2 28 45 *112 280 450
12 30 120 300 460
*31,5 48 *315 480
5 *12,5 32 50 125 320 500
130 340 530
35 55
*5,6 14 *35,5 56 140 *355 560
(15) 150 360
6 16 38 60 160 380 600
(17) 170
*6,3 18 63 180 630
19 190
20 200
22 65 220
7 70
*7.1 71
75
8 80
85
9 90
95
sumber : Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemiilihan Elemen Mesin. Jakarta :
Pradnya,Paramita 1987
Keterangan: 1. Tanda* menyatakan bahwa bilangan yang bersangkutan
dipilih dari bilangan standar.
2. Bilangan di dalam kurung hanya dipakai untuk bagian dimana akan dipasang
bantalan gelinding

9. Gaya Tangensial, F ( kg )
T
F
ds/2

10. Diameter luar kopling flens, A ( mm )


Diameter naff ( bos ), C ( mm )
Panjang naff, L ( mm )
Diameter pusat baut, B ( mm )
Diameter baut, a ( mm )
Jumlah baut, n

Tabel 1.4 Ukuran kopling flens


G D F H d
Tanpa
Diamet Diamet
bingk
A er er L C B Ka Hal Ka Hal K n Kasa Halu
ai
lubang lubang sar us sar us r s
(halus
max min
saja)
(112 (100) 25 20 40 45 75 11. 18 22. 31. 4 4 10.5 10
) 112 28 22.4 45 50 85 2 18 4 5 4 4 10.5 10
125 124 35.5 28 50 63 10 11. 18 22. 31. 4 4 10.5 10
140 140 45 35.5 56 80 0 2 20 4 5 6 4 14 14
160 (160) 50 40 63 90 11 11. 20 22. 31. 6 6 14 14
(180 180 56 45 71 10 2 2 22. 4 5 6 6 18 16
) (200) 63 50 80 0 13 15 4 28 35. 6 6 18 16
200 224 71 56 90 11 2 15 22. 28 5 8 6 21 20
(224 (250) 80 63 10 2 14 18 4 35. 35. 8 6 21 20
) 280 90 71 0 12 0 18 28 5 5 8 6 24 25
250 (315) 100 80 11 5 16 23. 28 35. 40 8 6 24 25
(280 2 14 0 6 35. 5 40
) 12 0 18 23. 5 45 50
315 5 16 0 6 35. 45 50
(355 0 20 26. 5 50 63
) 18 0 5 50 63
0 23 26.
6 5
26
5
sumber : Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemiilihan Elemen Mesin. Jakarta :
Pradnya,Paramita 1987
keterangan:
1. Jika tidak disebutkan secara khusus, sngka-angka di dalam tabel
berlaku umum baik untuk “halus” maupun utuk “kasar”
2. Pemakaina angka-angka di dalam kurung sejauh mungkin
dihindarkan

11. Nilai efektif baut, ne  = 0.5


Biasanya dalam perhitungan dianggap bahwa hanya 50% saja dari seluruh baut
yang berjumlah n buah menerima seluruh beban secara merata.
Jumlah baut efektif, ne :
ne  ε x n

12. Tegangan geser baut,  B ( kg/mm2 )


8xT
B 
 x a 2 x ne x B
13. Bahan baut

- Kekuatan tarik bahan poros, σ B ( kg/mm2 )  Tabel


- Faktor keamanan, Sfb = 5 - 6
- Faktor koreksi, Kb = 1.5 - 3

14. Tegangan geser baut yang diijinkan,  BA ( kg/mm2 )


 B ( Bahan baut )
 BA 
Sfb x Kb

8
15.  B :  BA 12 : 14
  B :  BA
12  14 Baik lanjut ke 16

12 > 14 Tidak baik


 kembali ke 8

16

16. Bahan Flens


- Tebal flens, F ( mm )

- Kekuatan tarik bahan poros, σ F ( kg/mm2 )


- Faktor keamanan, SfF = 5 - 6
- Faktor koreksi, KF = 2 – 3

Tabel 1.5 Bahan untuk flens, poros dan baut kopling tetap.
Kekuatan
Elemen Lamba
Tipe standar Perlakuan panas tarik(kg/mm2 Keterangan
ng
)
Pelunakan temperatur
FC20 rendah 20
FC25 25
Besi cor kelabu
FC30 “ 30
(JIS G 5501)
FC35 “ 35

Penormalan
kadang-
SC37 Pelunakan 37 kadang
Flens

Bja karbon cor SC42 “ 42 setelah


(JIS G 5101 SC46 “ 46 penormalan
SC49 “ 49 dilanjutkan
dengan
ditemper.
Perlakuan
Bja karbon SF50 Pelunkan 50-60
panas yang
tempa SF55 “ 55-65
lain juga
(JIS G 3201) SF60 “ 60-70
dilakukan
Baja karbon S20C - 40
untuk kontruksi S35C - 50
mesin S40C - 60
(JIS G 3102) S45C - 70
Baut dan mur

Baja karbon
untuk kontruksi SS41B - 40
biasa SS50B - 50
(JIS G 3101)
Baja batang S20C- - 50
difinis dingin D - 60
(JIS G 3123) S35C-
D
sumber : Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemiilihan Elemen Mesin. Jakarta :
Pradnya,Paramita 1987

17. Tegangan geser yang diijnkan untuk flens,  FA ( kg/mm2 )


 F ( Bahan flens )
 FA 
SfF x KF

18. Tegangan geser yang diijnkan untuk flens,  F ( kg/mm2 )


2x T
F 
 x C2 x F

15
19. K F . F :  FA
K F . F :  FA

20

20. Diameter luar kopling flens, A ( mm )


Diameter poros, ds ( mm )
Diameter baut, a ( mm )
Jumlah baut, n
Bahan baut = …….?
Bahan flens = …….?

Soal :

Pilihlah suatu kopling flens kaku yang dihubungkan dengan poros baja liat dengan
sebuah pasak untuk meneruskan daya sebesar 60 ps pada 180 rpm, dan periksalah
kekuatan baut dan flens !

Penyelesaian soal :

1. Daya yang akan ditransmisikan, P ( kW ) putaran poros penggerak, n1 ( rpm )


60 x 0.735 = 44.1 kW Catatan : 1 ps = 0.735 kW
Putaran poros, n1 = 180 rpm 1 hp = 0.746 kW

2. Faktor koreksi, ( fc ) Daya :


Fc = 1.2  Daya rata-rata yang diperlukan

3. Daya rencana, Pd ( kW )
Pd  fc x P
Pd  1.2 x 44.1
Pd  52.92 kW

4. Momen rencana , T ( kg.mm )

9.74 x 10 5 x Pd
T
n1

9.74 x 10 5 x 52.92
T
180
T  2.863 x 10 5 kg.mm.

5. Bahan poros  S 20 C  Tabel 1.5


- Kekuatan tarik bahan poros, σ B = 40 kg/mm2
- Apakah ada tangga atau alur pasak  ada
- Faktor keamanan, Sf1 = 1-2 diambil 2
Sf2 = 5-6 diambil 6

6. Tegangan geser poros yang diijinkan,  SA ( kg/mm2 )


B
 SA 
Sf1 x Sf2
40
 SA 
2x 6
 SA  3.33 kg/mm2

7. Faktor koreksi untuk puntiran, Kt = 2.0

Faktor koreksi untuk lenturan, Cb = 1.0

8. Diameter poros, ds ( mm )
1/ 3
 5.1 x K t x C b x T 
ds   
  SA 
1/ 3
 5.1 x 2 x1 x3.1x10 5 
ds   
 3.33 
ds  98.29  100 mm.  diambil dari tabel 1.3

9. Gaya Tangensial, F ( kg )
T
F
ds/2
3.1 x 10 5
F
100/2
F  0.062x10 5 = 6200 kg.

10. Diameter luar kopling flens, A = 355 mm


Diameter naff ( bos ), C = 180 mm
Panjang naff, L = 125 mm Tabel 1.4
Diameter pusat baut, B = 265 mm
Diameter baut, a = 25 mm
Jumlah baut, 8

11. Nilai efektif baut, ne  = 0.5


ne  ε x n
ne  0.5 x8 = 4

12. Tegangan geser baut,  B ( kg/mm2 )


8xT
B 
 x a 2 x ne x B
8 x3.1X10 5
B 
314 x 25 2 x 4 x 265
 B  1.192  1.2 kg/mm2

13. Bahan baut  SS 41 B

- Kekuatan tarik bahan poros, σ B = 40 kg/mm2  Tabel 1.4


- Faktor keamanan, Sfb = 6
- Faktor koreksi, Kb = 3

14. Tegangan geser baut yang diijinkan,  BA ( kg/mm2 )


 B ( Bahan baut )
 BA 
Sfb x Kb
40
 BA 
6x3
 BA  2.22 kg/mm2

15.  B :  BA 8 1.2 < 2.22  Baik lanjut ke 16

  B :  BA

16
16. Bahan Flens  FC-20
- Tebal flens, F = 35.5 mm
Tabel 1.4
- Kekuatan tarik bahan poros, σ F = 20 kg/mm2)
- Faktor keamanan, SfF = 6
- Faktor koreksi, KF = 3

17. Tegangan geser yang diijnkan untuk flens,  FA ( kg/mm2 )


 F ( Bahan flens )
 FA 
SfF x KF
20
 FA 
6x3
 FA  1.11 kg/mm2

18. Tegangan geser yang diijnkan untuk flens,  F ( kg/mm2 )


2x T
F 
 x C2 x F
2 x3.1 x10 5
F 
3.14 x 180 2 x 35.5
 F  0.172 kg/mm2

15
19. K F . F :  FA
K F . F :  FA

3 x 0.17 : 1.11
0.51 1.11  Baik / Ok

Lanjut ke 20

20

20. Diameter luar kopling flens, A = 355 mm


Diameter poros, ds = 100 mm
Diameter baut, a = 25 mm
Jumlah baut, n = 8
Bahan baut = SS 41 B
Bahan flens = FC-20
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Kopling merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan, yaitu
sistem yang berfungsi memutus dan menghubungkan tenaga dari sumber tenaga (mesin) ke
roda kendaraan (pemakai/penggunaan tenaga).

2. Sistem pengoperasian kopling merupakan mekanisme pengendalian fungsi kopling


yang dilakukan oleh pengemudi. Sistem pengoperasian kopling memungkinkan
pengemudi dengan mudah memutus dan menghubungkan kopling sesuai dengan yang
diinginkan.

3. Kopling dibagi ke dalam dua jenis besar :

- Kopling Tetap ( Kopling Kaku, Kopling Karet Ban, Kopling Fluida )

- Kopling Tidak Tetap ( KoplingCakar, Kopling Plat, Kopling Kerucutdan Kopling


Friwil)

4.2 Saran

Kopling merupakan elemen mesin yang perawatannya perlu di perhatikan,


untuk memaksimalkan pemakaian fungsinya, dan untuk lebih melengkapi
pengetahuan pembaca tentang kopling, baiknya memperbanyak bacaan referensi.
DAFTAR PUSTAKA

http://erulmesin09.blogspot.com/2012/11/tugas-elmes-2-
kopling.htmlMAKALAH KOPLING TETAP DAN PENGERTIANNYA

http://www.toyota.co.id/toyota-true-friend/education-media/detail/tips-merawat-
kopling/

http://gusmau.wordpress.com/2009/12/24/sistem-kopling-cara-kerjanya/

^http://batucyber.com/yusuf77/sciencecenter/berita-143-kopling-sentrifugal.html

^http://www.anneahira.com/sistem-kopling-sepeda-motor.htm

^siddeley.com

^http://www.maticholic.com/article/review-products/404-seputar-kopling-
sentrifugal.html

^http://contentdm.lib.byu.edu/ETD/image/etd223.pdf

http://mendoncabram.blogspot.com/2013/07/makalah-kopling-tetap-dan-
pengertiannya.html
TUGAS ELEMEN MESIN II
PERANCANGAN KOPLING FLENS

DISUSUN OLEH :

14-022-014-

NASIR NAJAMUDDIN

14-022-014-033

TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

2016

Anda mungkin juga menyukai