PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang Perencanaan
Melihat dan memperhatikan penduduk bangsa kita yaitu bangsa Indonesia
yang semakin cepatnya perkembangan teknologi dalam industri maka untuk
meringankan
atau
mempercepat
perkembagannya,
manusia
atau
kita
1.3.
Batas Perencanaan
Membatasi masalah yang akan dibahas pada perencanaan ini,
menyangkut perencanaan bagian-bagian utama yang ada pada perangkat
kopling adalah sebagai berikut ;
Poros
Poros harus dihitung kekuatan bahannya dan dimensinya
Spline dan naf
Pada spline dan naf diperhitungkan tegangan - tegangan atau gayagaya pada spline dan naff
Plat gesek
Pada plat gesek ini diperhitungkan tegangan - tegangan momen kerja
penghubung, umur plat gesek serta dimensi plat gesek
Pegas matahari( diafragma spring )
Pegas matahari diperhitungkan tegangan yang terjadi, dimensi dan
lendutannya.
Pegas kejutan
Pegas kejut ini diperhitungkan kekuatan yang dapat diterima kejutan
oleh pegas dan lendutannya
Bantalan
Pada bantalan ini yang diperhitungkan gaya - gaya yang bekerja pada
bantalan umur bantalan dan dimensi bantalannya
Baut
Baut ini harus diperhitungkan kekuatan yang dapat ditahan oleh baut,
serta dimensi bautnya
Paku keling
Paku keling ini harus diperhitungkan kekuatan yang dapat diterima
atau yang dapat ditahan oleh paku keling dan bahan yang dapat
dingunakan untuk paku keling
Paku keling ini diperhitungkan kekuatan yang dapat diterima oleh paku keling
dan bahan yang digunakan
1.4. Cara Kerja Kopling
Bila tuas kopling atau pedal kopling dipijak atau ditekan maka bantalan bantalan pembebas bergerak dan mendesak tuas - tuas penekan, akibatya pelat
penekan tertarik kebelakang sehingga pelat kopling merenggang dengan
demikian poros input transmisi berhenti berputar
Apabila pedal kopling dilepaskan maka tenaga mesin atau putaran
dapat dipindahkan kembali ke poros imput transmisi dengan gaya gesekan dari
pelat penekan meneruskan putaran keroda belakang sehingga kendaraan dapat
berjalan kembali.
biasanya kopling bekerja pada saat mau dijalankan di pergantian transmisi
maupun pada saat mau direm atau diberhentikan
KETERANGAN
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9
10
11.
12.
13.
GAMBAR
Nama Komponen
Jumlah Komponen
Poros Engkol
Baut Pengikat Poros Engkol
Fly Wheel
Paku Kling
Baut Pengikat Rumah Kopling
Rumah Kopling
Diafrgma Spring
Release Bearing
Poros Yang Digerakkan( Input Shaft )
Pelat Kopling
Pelat Penekan
Pegas Kejut
Alur Input Shaft
BAB II
1 Buah
6 Buah
1 Buah
16 Buah
6 Buah
1 Buah
12 Buah
1 Buah
1 Buah
2 Buah
1 Buah
6 Buah
10 Buah
TEORI DASAR
2.1. kopling
Kopling berfungsi sebagai sambungan dua buah poros atau sambungan
poros elemen, kadang - kadang kopling harus ikut berputar dengan poros
dengan terus menerus. Dilihat dari prinsip kerjanya kopling dapat dibagi
antara tiga jenis yaitu sebagai berikut :
1. Kopling Tetap
2. Kopling Tidak Tetap
3.
Kopling Elastis
Kopling Tetap
kopling tetap adalah: suatu elemen yang dipergunakan untuk
menghubungkan dua buah poros yang sifatnya tetap dan segaris. Kopling ini dapat
disambungkan dan diputuskan apabila penggeraknya berhenti. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kopling ini selalu pada posisi atau keadaan berhubungan.
macam-macam kopling tetap adalah sebagai berikut dan seperti pada gambar
dibawah :
a. Kopling Kaku:
- Kopling bush
yang digerakkan dengan poros penggerak, dengan putaran yang sama dengan
meneruskan daya serta dapat memutuskan hubungan dua poros, baik dalam
keadaan diam maupun berputar. Kopling ini dapat meneruskan atau
menghentikan putaran dari poros yang digerakkan pada saat mesin bekerja bila
saat mesin diperlukan.
Macam Macam Kopling tak tetap adalah sebagai berikut:
a. Kopling Cakar
kopling cakar ini adalah meneruskan daya dengan kontak positif atau
tidak dengan perantara gesekan sehingga tidak terjadi slip.
2. Rangkaian Kopling
Kopling (cluth) terdiri dari beberapa bagian seperti diperlihatkan pada
gambar 2.14 dan 2.15 dibawah. Tutup kopling (cluth cover) terikat pada roda
penerus (flywheel) yang terikat oleh beberapa baut dan berputar bersama-sama
dengan plat kopling sesuai dengan kecepatan.
Tata nama bantalan peluru seperti pada gambar 2.18 diatas yang
menunjukkan juga keempat bagian utama dari dari bantalan yaitu cincin luar,
cincin dalam, elemen peluru, atau rol, dan pemisah. Adapun jenis-jenis dari
bantalan peluru yaitu:
dan keluar dari garisnya. Untuk alasan ini penahan haruslah kuat. Pada bantalan
ini tidak menerima beban aksial.
b.Bantalan Rol Aksial Berbentuk Bola
Bantalan ini sangat berguna pada beban dan ketidaklurusannya yang besar.
Karena
elemen
yang
berbentuk
bola
mempunyai
keuntungan
karena
Keterangan gambar :
1.Sudut ulir
3.Jarak bagi
persegi, trapesium dan gigi gergaji pada umumnya dipakai untuk penggerak atau
penerus gaya, sedangkan ulir bulat dipakai untuk menghindari kemacetan karena
kotoran. Tapi yang banyak dipakai adalah ulir segitiga.
Ulir segitiga dikelompokkan lagi menurut jarak baginya dalam ukuran metris
(mm) dan inch (inchi) dan menurut ulir kasar dan ulir halus.
b.BAUT
Baut digolongkan menurut bentuk kepalanya, yaitu segienam, soket segienam
dan kepala persegi. Baut dan mur dapat dibagi yaitu baut penjepit, baut untuk
pemakaian khusus, sekrup mesin, sekrup penetap, sekrup pengetap, dan mur.
Dibawah diterangkan beberapa jenis baut penjepit yaitu :
a).Baut tembus untuk menjepit dua bagian melalui lubang tembus, dimana
jepitan di ketatkan dengan sebuah mur.
b).Baut tap untuk menjepit dua bagian, dimana jepitan diketatkan dengan ulir
yang di tapkan pada salah satu bagian.
c).Baut tanam merupakan baut tanpa kepala dan diberi ulir pada kedua
ujungnya, untuk dapat menjepit dua bagian, baut ditanam pada salah satu bagian
yang mempunyai lubang berulir dan jepitan diketatkan dengan sebuah mur.
a.Baut tembus
b.Baut tap
Gambar 2.23 Jenis baut penjepit
c.Baut tanam
maka Pd
Daya ( N )
=125 ps
Putaran (n)
= 2900 rpm
Pd
= daya rencana
fc
= factor koreksi
= Fc x p
= 1,0 x 74
= 125 ps
karena satuan daya yang kita ketahui adalah PS maka harus dikalikan dengan
0,735 untuk mengubah kW. 1PS = 0,735 kW ... Sularso, Hal 7
maka pd
=125 x 0,735
= 91.875 kW
Pd
... Lit 1, Hal
n1
5
T = 9,74 x10
7
=
2900
= 30875.4 kg.mm
Dimana Pd
= Daya Rencana ( kw )
= 72 kg / mm 2 lampiran tabel 2
Sf 1
8
Sf 2
= 1,3 sampai 3,0 maka dalam hal ini diambil sebesar hingga
a =
B
Sf 1 xSf 2
.. Lit 1 Hal
8
72
= 6,0 x1,3
= 9,23 kg/mm2
Diameter poros (ds)
1,0-1,5
1,5-3,0
Faktor koreksi pembebanan lentur (cb) antara 1,2 2,3 (jika diperkirakan tidak
terjadi pembebanan lentur maka cb diambil 1,0)... Sularso, Hal 8
Dalam perencanaan ini Kt diambil 2,0 dengan memperhitungkan tidak ada
terjadi pembebanan lentur maka diameter poros (ds).
ds
5,1
a .Kt.Cb.T
. Lit 1
Hal 8
=
5,1
9,23 .1,0.1,2.12613
= 27,84 mm
5,1.T
Lit 1 Hal
ds 3
maka
5,1.12613
28 3
2,9 kg.mm2
a
= 2,9 < 9,23
3.2 SPLINE
Spline
Fungsi Spline adalah untuk menghubungkan daya dari poros output melalui
plat gesek. Spline atau poros bintang merupakan suatu poros yang mempunyai
gigi luar pada poros dan gigi dalam dengan jumlah gigi yang sama pada naf dan
saling berkaitan satu sama lainnya, sehingga plat gesek dapat berputar bersama
dengan poros bintang dan dapat berderajat sejajar dengan sumbu poros.
= lebar spline
= tinggi spline
ds
Dalam perencanaan ini jumlah spline yang di rencanakan 10 buah. Untuk spline
umumnya bahan yang digunakan mempunyai kekuatan tarik lebih dari 60 kg/mm 2
atau lebih kuat dari porosnya ............. Kiyokatsu Suga, Hal 25
sebagai berikut
= 0,66.D
= 0,66.D
= 0,07.D
sehingga
ds
= 28 mm diameter poros
Dspline
= ds . i
Dspline
= 28 . 1,1
= 30,8 mm = 31,5 mm
jadi
bspline
= 0,12 . 31,5
= 3,7 mm
hspline
= 0,12 . 31,5
= 3,7 mm
Lspline
= 1,2 . 31,5
= 37,8 mm
T
lit I Hal 25
dS / 2
12613
2
= 28
= 900,92 kg
Sehingga tegangan geser yang diizinkan (ka) yang ditimbulkan bila diketahui
panjang spline ( l ) adalah :
ka
F
lit1
bxl
Hal
25
900,92
= 3,7 x37,8
= 6,44 kg
mm 2
b
Lit 1 Hal
sfk1 .sfk 2
25
Bahan untuk spline sama dengan bahan untuk poros baja karbon di finis dingin
S55C-D dan pada umumnya pasak mempunyai kekuatan tarik lebih dari = 60 kg /
mm 2 dan lebih kuat daripada poros. Harga Sfk1 umumnya diambil 6 dan harga
25
1 - 1,5
1,5 - 3
2 -5
sehingga
ka
80kg / mm 2
6 x3
= 4,44 kg / mm 2
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa gaya tangensial (F) yang besar dapat
disesuaikan dengan panjang daripada spline. Yaitu F = 900,92 kg dan panjang (L)
= 3,7 cm
Perencanaan untuk spline cukup baik
3.3 NAF
Naf terikat menjadi satu dengan plat kopling gesek dan dapat bergerak secara
aksial degan bebas pada poros sepanjang spline, untuk bahan naf sama dengan
bahan spline yaitu S55C-D
= panjang 31,5 mm
= 116 mm 2
sehingga tegangan geser yang terjadi pada naf adalah
g = F
900,92
116
= 7,76 kg
mm 2
b
sfk1 .sfk 2
Lit 1 Hal
8
Dimana b berkekuatan tarik bahan 80 kg / mm 2 S55C-D
sfk1
= 6
sfk 2
=3
Maka g
80
6 x3
= 13,33
jadi 13,33 g > 18 g
Dari hasil perhitungan Naff diatas konstruksi aman
F =
F =
62
= 0,014 D22
Dengan jari - jari rata - rata
rm = (D1 D2)/4 . Lit 1 Hal 59
(0,8 1)D2/4 = 0,45 D2
Dengan momen T = F.rm Lit 1 Hal 63
12613
12613
= 2,205x10-3 D23
12613
D2 =
3
2,205 10
= 190,48 mm = 190 mm
D2 = 190 mm
D1 = 0,8 x 190 =152 mm
Gaya tekanan yang bekerja dipermukaan bidang aspek adalah :
F
= 0,014. D22
= 0,014. (152) 2
= 323,45 kg
= 974
F .V
. Lit1Hal
6120.n1 .
65
Dimana
Kecepatan beban
= .Dm.n1
dimana : Dm
Dm
D1 D2
2
190 152
2
= 171 mm = 0,171 m
n1
806,4.2255,14
T1 = 974 6120.4200.0,35
= 0,196 kg.mm
Didalam perencanaan ini diameter roda gaya ( Dmp) diambil sebesar
782 mm 0,782 mm
Efek total roda gaya terhadap kopling (GD ) 2 adalah : 3,0 kg mm 2 .
Momen rencana (Ta) yang diperlukan mencapai jangka waktu penghubung yang
direncanakan :
Ta =
GD 2 n r
+Tl .. Lit 1 Hal
375.te
67
dimana Nr = Putaran relative poros
= n1-n2 (n2 direncanakan 2600 rpm)
= 2900 rpm 2600 rpm
= 2600 rpm
te = waktu penghubung poros direncanakan 0,6 detik
maka
3.1600
Ta = 375.0,6 + 0,196
= 21,57 kg.m
Bila beban dikenakan berat dari permukaan maka dipilih kopling Tdo sebagai
kapasitas momen gesek dinamis dalam daerah sebagai berikut :
Tdo > Ta . f ... Lit 1 Hal 67
Dimana : f = factor keamanan untuk memilih kopling tak tetap ini dapat dilihat
dari table 3.3 (Sularso, Hal 69), sedangkan momen gesek dinamisnya untuk
pemilihan nomor kopling ...... (Sularso, Hal 69)
Dalam hal ini diperoleh harga f = 2 untuk macam penggerak mula yaitu motor
diesel 4 silinder
maka F. Ta = 2 . 21,57 kg.m
= 43,14 kg m
Harga momen dinamis puntir ( Tdo ) diambil sebesar 50 kg.m dan puntiran relative
1000 rpm maka diperoleh nomor kopling 60... Kiyokatsu Suga,Hal 69
3.4.1 WAKTU KERJA
Pada permulaan perhitungan, momen percepatan yang diperlukan untuk
memenuhi waktu penghubungan te yang dicari lebih dahulu dan momen puntir
serta nomor kopling ditentukan. Kopling yang dilakukan plat gesek dalam jangka
waktu penghubung yang sesungguhnya adalah :
t ae
GD 2 .nr
... Lit 1 hal 70
375(Tdo T1)
Dimana :
maka
t ae
GD 2
nr
T1
Tdo
t ae
3.1600
375(50 0,196)
= 0,25 detik
jadi te > t ae 0,6 detik > 0,25 detik
3.4.2 KERJA PENGHUBUNG
Kerja penghubung yang terjadi
konstruksinya aman
Tdo.nr
.t ae Lit 1hal
19,1
70
=
50.1600
.0,25
19,1
E > Ea
1047,12 k.m > 50 kg .m/hb
3.4.3
(konstruksi aman )
Umur plat gesek diperkirakan karena laju keausan plat gesek pada macam
bahan geseknya, kecepatan keliling, tekanan kontak, termperatur dll. Dimana
rumus utuk menghitung umur pelat gesek :
L3
. Lih 1 Hal
E.W
Nml
Nml
L3
72
Dimana :
91
= 2172620,58 cm3/hb
1047,12.4 x10 7
Umur plat gesek dalam tahun (Nmd) didalam perencanaan ini diambil dalam
1 hari bekerja selama 8 jam dan satu tahun 365 hari maka umur plat gesek dengan
1 kali hubungan per menit adalah
Nml
2172620,58
786000 hb / tahun
= tahun2,48
Jadi umur plat gesek mencapai 2,5 tahun
agar ada kontak atau bergesekan dangan flywhell (roda gila) dan juga menarik
plat agar terpisah dengan flywhell.
Dalam hal ini jumlah pegas (x) adalah 12 buah dan bahan pegas dingunakan
Carburized
orcasehardenied.
Dengan
kekuatan
tarik
b = 20.360
=
Sf 2 = 2,0
P /Tt
20630 274,4.2,0
2 x10 5
= 2,416 in
= 61,47 mm
Jari jari dalam pegas adalah
b
Dimana: P
61,47
= Q2 . S f 2
Tt
= K1.
E.t 2
Lih 3 Hal
b2
233
dimana :
T .bt 2
maka t =
K1
2 x10 5 ( 2,461) 2
= 0,083 in
= 2,11 mm
Gaya-gaya yang bekerja pada pegas dapat dihitung dengan keseimbangan momen
dimana:
= 64,47mm
= Direncanakan 20 mm
= b-k
= 61,47-20 = 41,47 mm
Q1
Q1
Q2
= Engsel
Mc
=0
Q2 .k
274,4.20
132,34 kg
s
41,47
0,254
50
= 0,05 kg
Gaya yang bekerja pada tiap pegas ( W1)
W1
= Ft/z
=
859
6
= 143,1 kg
Bahan yang dipilih untuk pegas adalah SUP 9 dengan kekuatan tarik Tt = 125
kg/mm2 dan batas mulur 110 kg/mm2. lamp tabel 12
Tegangan rencana (Td) adalah tegangan mulur geser dibagi dengan 1,5 untuk
kerja ringan, dibagi 1,9 (sama dengan 1,5/0,8). Untuk kerja normal atau rata-rata
dan dengan 2,3 (sama dengan 1,5/0,65) untuk kerja berat. Pada perencanaan ini
diambil 1,9 karena dianggap kerja normal,maka:
d
d
y
1,9
110
1,9
g K
=
SWL
... Lit 4 Hal 29
d 3
8CWL
d 3
4c 1 0,615
Lih 1 Hal
4c 4
C
316
C = Indeksi pegas ( C= D/d )
Pada perencanaan ini hanya 4 untuk harga (C) sehingga faktor untuk wahl adalah :
K
(4.4) 1 0,615
kg / mm
(4.4) 1
4
= 1,40 mm
Jadi diameter untuk kawat pegas adalah
d=
=
1,4.C.W .L
1
2
1,4.8.4.143,1
3,14.58
1
2
= 35,2 mm
sehingga tegangan geser maksimum yang terjadi pada permukaan dalam
lilitan pegas ulir adalah :
1,4.8.143,1
3,14.(35,2) 2
= 1,64 kg/mm2
g d
=c
D/d
=4
= 4.d
= 4 x 35,2
= 140,8 mm
8n.D 3WI
.. Lit 1 Hal
d 4 .G
318
Dimana :
D
W1
maka
8.5.140,8 3.143,1
35,2 4.8 x10 3
= 1,2 mm
Konstanta pegas adalah
K
Gd 4
. Lih 1 Hal
8n.D 3
8x10 3.(35,2) 4
8.5(140,8) 3
318
= 11 kg /mm
3.7 BANTALAN
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros yang mempuyai beban
sehingga putaran atau getaran bolak - baliknya dapat berlangsung secara halus,
aman dan panjang umur. Bantalan harus kokoh untuk memungkinkan poros atau
elemem mesin yang lainnya dapat bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak
berfungsi dengan baik maka
maka Fr
= 30875,4
125
= 246,9 kg
Pada bantalan terjadi gaya aksial, sehingga beban aksial equivalen dinamis (P)
P = X Fr + y Fa... Lit1 Hal 135
Maka
Fr
fa
Jadi Fh
Lh
500
1
3
15000
500
1
3
= 3,10 jam
Dari persamaan diatas dapat ditentukan besar beban nominal spesifik (C) yaitu :
C
P Fh
fn
Fh
Fn
= factor kecepatan
maka
Fn
maka
340,21 3,8
= 4972,3
0,26
Dominan spesifik (c) diambil 4972,3 kg. Sehingga didapat dimensi bantalan
dalah :
Normal bantalan
: 10 mm
d bantalan
: 30 mm
D bantalan
: 62 mm
B bantalan
: 16 mm
r bantalan
: 1,5 mm
maka W = 30875,4
6 x 30
= 171,53 kg
Bahan baut yang dipilih dalam perencanaan ini SF 60 (JISG 3210) dengan
kekuatan tarik Tt = 60-70 kg/mm2 .. Lampiran 17
dengan faktor kekuatan Sf = 1,0 faktor ini diambil karena bahannya definis biasa
yang besarnya 8-10 ... Sularso, Hal 296
Tegangan yang diijinkan ( a )
a
t 70
Sf
10
= 7 kg/ mm2
Besarya diameter baut a =
W
. Lit1Hal
/ 4.(0,8d ) 2
296
Sehingga
d=
=
4W
. a (0,8) 2
4.167,7
3,14.7.(0,8) 2
= 47,7 mm
.. Lampiran 18
W/A
maka Tt
=
=
4d 2
W
/ 4d 2
4.167,7
3.14.(67,8) 2
= 4,48 kg /mm2
maka a t
7
Dimana
W = 30875,4
6 x 100
= 51,459 kg
Untuk bahan baut ini sama dengan untuk bahan pada pengikat poros dengan
Flywhell yaitu SF 60 (JISG 3210) dengan kekuatan tarik Tt = 60-70 kg/mm2.
Faktor keamanan Sf =10
t
70
10
= 7 kg/mm2
Besarnyaa diameter baut sama dengan diameter baut pengikat poros dengan
Flywhell
Besar tegangan tarik yang terjadi ( t )
W
t .d 2
4
4.50,32
.(67,8) 2
= 1,36 kg/mm2
t a
Jadi
= DK
D1 D2
2
D1 D2
2
190 152
2
= 171 mm
T
DK
= 30875,4
171
= 180,56 kg
Bahan paku keling dari St 30 dengan kekuatan tariknya
= 30 kg /mm2
Faktor keamanan St
=5
= 0,5. Sf
= 0,5.
30
5
= 3 kg/mm2
Besar diameter paku keling
Fn = n. g .A
Dimana : n
= n. g . / 4.d 2
d2
= .ng
maka
4.F
4.85,22
.16.3
= 2,27 mm
Tegangan geser yang terjadi pada paku keling ( Tgk)
gk
F
n. A
F
n. / 4d 2
4.85,22
16. ( 2,27) 2
jadi
= 1,32 kg/mm2
g > gk
3 kg/mm2 > 1,32 kg/mm2( konstruksinya aman)
Pada bab ini menerangkan cara perawatan dari kerusakan - kerusakan yang
dapat terjadi pada komponen - komponen kopling. Dibawah ini dapat kita lihat
bebarapa kerusakan atau troubleshooting dan cara penanggulangan atau cara
perbaikan kopling, yaitu sebagai berikut :
Gejala
Cluth tidak terlepas
dengan baik
Penyebab
Perbaikan
Ganti
tidak berfungsi
- Terdapat udara pada
Cluth slip
Buang udara
Ganti
Saluran masuk/keluar
fluida tersumbat
Play cluth pedal yang
tidak sesuai
Stel pedal
Keausan spline
Ganti bearing
spline aus
Ganti
Ganti spline
Naff aus
Ganti Clutch
Dari tabel diatas adalah beberapa macam dari diantaranya kerusakan dan
perbaikan clutch. Jadi kesimpulan untuk perawatan daripada cluth (plat kopling)
adalah :
- Utamakan melakukan penyetelan pedal kopling yang tepat dan benar karena awal
kerusakan adalah kurang tepatnya penyetalan pedal kopling.
- Jangan sekali - kali fluida atau minyak kopling habis.
- Lakukanlah perawatan berkala khususnya master silinder.
Demikianlah cara perawatan yang sederhana pada cluth (plat kopling).
BAB V
KESIMPULAN
Selesainya perancangan ini penulis dapat mengetahui bagaimana cara
merancang sebuah kopling, dari pemilihan bahan bahkan sampai menghitung
perhitungan bagian-bagian utama dari kopling sampai mengetahui umur dari plat
kopling.
Dari perencanaan dan perhitungan pada bab III maka penulis membuat suatu
kesimpulan yaitu sebagai berikut :
Motor
Poros
Spinle
Naf
Pelat Gesek
Pegas Matahari
Pegas Kejut
- Daya
= 125 Ps
- Putaran Poros
= 2900 Rpm
- Diameter Poros
= 28 mm
- Bahan
= S50C
- Jumlah
= 10 Buah
- Diameter
= 31,5 mm
- Lebar
= 3,7 mm
- Tinggi
= 3,7 mm
- Panjang
= 37,8 mm
- Bahan
= S55C-D
- Diameter dalam
= 31,5 mm
- Panjang
= 3,7 mm
- Jumlah
= 10 Buah
- Bahan
- Diameter Dalam
= 190 mm
- Diameter Luar
= 240 mm
- Waktu kerja
= 0,6 detik
- Umur plat
= 3 tahun
- Jumlah
= 12 Buah
- Jari-Jari Luar
= 61,47 mm
- Jari-Jari Dalam
= 24,58 mm
- Tebal Pegas
= 2,11 mm
- Bahan
= Sup 9
- Diameter Kawat
= 10,66 mm
- Jumlah
= 6 buah
Bantalan
Paku keling
Baut
- Jenis
= Bantalan Gelinding
- No
= 10 zz
- Diameter Dalam
= 30 mm
- Lebar
= 27 mm
- Radius
= 1,5 mm
- Bahan
= ST 30
-Jumlah
= 16 buah
- Jumlah
= 6 Buah
- Bahan
= Sf 60 (JIS G 3210
- Diameter
= 7 mm
DAFTAR PUSTAKA
1. Suga kiyokasu, Sularso, Dasar perencanaan dan pemilihan Elemen mesin, PT
Pradnya Paramita, Cetakan Kesebelas, Jakarta 1976
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tabel 1. Factor-factor koreksi daya yang akan ditransmisikan Fc
Daya yang akan ditransmisikan
fc
1,2 2,0
0,8 1,2
Daya normal
1,0 1,5
Lit 1 Hal 7
Tabel 2. Bahan yang dipakai untuk konstruksi mesin dan batang baja yang difinis
Dingin untuk poros
Standard
Lambang
dan macam
Perlakuan
panas
Keterangan
Kekuatan
tarik
Baja
S30C
Penormalan
(kg/mm2)
48
konstruksi
S35C
Penormalan
52
mesin
S40C
Penormalan
55
(JIS G
S45C
Penormalan
58
4501)
S50C
Penormalan
62
Batang baja
S55C
S35C - D
Penormalan
-
66
53
ditarik
yang difinis
S45C - D
60
dingin,digerinda,dibubut,
dingin
S55C -D
72
Baja liat
0,2 0,3
0,3 0,5
Baja keras
0,5 0 ,8
10
*22,4
40
24
11
4,5
*5,6
25
*11,2
28
12
30
*12,5
14
42
45
*31,5
48
32
50
35
55
*35,5
56
(15)
6
16
38
60
(17)
*6,3
18
0,8 1,2
100
*224
(105)
240
110
250
420
260
440
*112
280
450
120
300
460
*315
480
125
320
500
130
340
530
140
*355
560
150
360
160
380
600
170
63
180
19
190
20
200
22
400
65
70
*7,1
71
630
220
75
8
80
85
90
95
Keterangan :
a.Tanda * menyatakan bilangan yang bersangkutan dipilih dari bilangan standar.
b.Bilangan di dalam kurung hanya dipakai untuk bagian dimana akan dipasang
bantalan gelinding.
Lit 1 Hal 9
Tabel 5. Standard splinne
Permanent
6 Spline
d = 0,80d
4 Spline
d = 0,80d
10 Spline
d = 0,81d
Normal
w = 0,26d
w = 0,214d
w = 0,156d
h = 0,03d
d = 0,54d
h = 0,075d
d = 0,75d
h = 0,015d
d = 0,66d
w = 0,26d
w = 0,244d
w = 0,66d
h = 0,075d
d = 0,80d
h = 0,125d
-
h = 0,07d
d = 0,54d
w = 0,25d
w = 0,156d
h = 0,10d
To spline when no
under load
To spline when
under load
h = 0,01d
Lit 4 Hal 373
pembebanan
(frekuensi
penghubungan,
Motor listrik
inersia, variasi
turbin
Motor
bensin4-6
silinder
Motor diesel
Macam mesin
4-6 silinder
beban dan
tumbukan
Frekuensi
rendah dan
bebas variasi
Blower, kipas
1,5
1,7
2,1
angin, mesin
kantor
beban
Frekuensi dan
Mesin
inersia rendah
perkakas
1,7
2,0
2,4
kecil, mesin
pintal, pompa
kecil, mesin
kayu
Frekuensi
rendah
Variasi beaban
besar, inersia
besar
2,0
2,3
2,8
2,4
2,8
3,4
Pres besar,
kompresor
Pres sedang,
kran , mesin
tap,
penumbuk
Mesin serut,
Beban
tumbukan,
3,4
4,0
4,7
mesin tusuk
beban berat
gerigi,
Lit 1 Hal 69
Bahan permukaann
Paduan tembaga sinter
Paduan sinter besi
4-8 x 10-7
Setengah logam
5-10 x 10-7
Damar cetak
6-12 x 10-7
Lit 1 Hal 72
Tabel 8. Harga Koefisien gesek () dan tekanan rata-rata bidang gesek (p)
Kering
Dilumasi
P (kg/mm2)
Besi cor
0,10 0,20
0,08 0,12
0 ,09 0,17
0,10 0,20
0,10 0,20
0,05 0,08
0,35 0,65
0,007 0,07
0,05 0,10
0,05 0,1 0
0 ,005 0,03
0,10 0,35
0,02 - 0,03
Lit 1 Hal 63
Tabel 9. Karakteristik momen puntir
Lit 1 Hal 69
Tabel 10. Tetapan untuk baja pegas Belleville h/t = 1,5
b/a
Kl
bT/p
1,25
8,83
22,090
1.50
6,29
19,450
1,75
5,63
19,050
2,00
5,44
19,350
2,50
5,54
20,630
Lit 4 Hal 245
Batas
mulur
Lambang
Celup
dingin
regangan
Temperatur
permanen
0,2%
Kekuatan
tarik
(kg/mm2)
Kekerasan
(hb)
(kg/mm2)
SUP 4
450 500
90
115
352 - 415
SUP 6
830 860
480 530
110
125
363 429
SUP 7
Pendinginan
490 540
110
125
363 429
SUP 9
minyak
460 510
110
125
363 429
SUP 10
470 540
110
125
363 429
SUP 11
460 - 510
110
125
363 - 429
Lit 1 Hal 340
0,50
2,90
*6,50
0,09
0,55
3,20
*7,00
0,10
0,60
3,50
*8,00
0,12
0,65
4,00
*9,00
0,14
0,70
4,50
*10,00
0,16
0,80
5,00
0,18
0,90
5,50
0,20
1,00
0,23
1,20
0,26
1,40
0,29
1,60
0,32
1,80
0,35
2,00
0,40
2,30
0,45
2,60
6,00
Harga G (kg/mm2)
Baja pegas
SUP
8 x 103
SW
8 x 103
Kawat
SWP
8 x 103
8 x 103
SUS
7,5 x 103
BsW
4 x 103
NSWS
4 x 103
Bahan
PBW
4,5 x 103
BeCuW
5 x 103
Ulir luar
Baja liat
Ulir dalam
Untuk pengikat
Untuk penggerak
1,3
1,5
0,5
Baja keras
Baja keras
Besi cor
Bahan
Perunggu
Bahan
Kecepatan
luncur
diizinkan qa (kg/mm2)
Kecepatan
rendah
Perunggu
Besi cor
Bahan
Besi cor
6,0 12,0
Perunggu
m/min
Perunggu
1,8 2,5
1,1 1,8
0,6 1,0
0,4 0,7
0,1 0,2
M6
M7
M8
M9
M10
M11
M12
M16
M14
M18
M20
M22
M24
M30
M27
M33
M36
M39
M42
M48
M45
Tinggi
Diameter
Luar (D)
Efektif(D2)
bagi (p) kaitan(H1)
Ulir luar
Diameter Diameter
Diameter
Dalam(D1)
Diameter
0,547
luar (d)
6,000
0,541
7,000
6,350
5,917
1,25
0,677
8,000
7,188
6,647
1,25
0,677
9,000
8,188
7,647
1,5
0,812
10,000
9,026
8,376
1,5
1,75
0,812
0,947
11,000
12,000
10,026
10,863
9,376
10,106
1,083
14,000
12,701
11,835
2
2,5
1,083
1,353
16,000
18,000
14,701
16,376
13,835
15,294
2,5
1,353
20,000
18,376
17,294
2,5
3
1,353
1,624
22,000
24,000
20,376
22,015
19,294
20,752
1,624
27,000
25,015
23,752
3,5
3,5
1,624
30,000
33,000
27,015
26,211
30,727
29,211
34,402
31,670
36,402
34,670
4
4
1,894
2,165
2,165
36,000
39,000
efektif(d2)
5,350
Inti (d1)
4,917
4,5
2,436
42,000
39,077
37,129
4,5
2,436
45,000
42,077
40,129
2,706
48,000
44,752
42,129
M52
2,706
52,000
48,752
46,587
5,5
2,977
56,000
52,428
50,046
M60
5,5
6
2,977
3,284
60,000
64,000
56,428
60,103
54,046
57,505
M68
3,284
68,000
64,103
61,505
Lit 1 Hal 290
M56
M64
Kolom 1 merupakan pilihan utama. kolom 2 atau kolom 3 hanya dipilih jika
terpaksa.
Tabel 16. Faktor-faktor V, X, dan Xo, Yo
Jenis
bantala
Beban
Beban
Baris
putar
putar
tunggal
pada
pada
cincin
cincin
dalam
luar
Fa/VFr>e
Baris
Baris
tunggal
ganda
Fa/VFre Fa/VFr>e
Baris ganda
Bantal
Xo
2,30
2,30
0,19
1,99
1,90
0,22
1,71
1,71
0,26
1,55
1,55
0,28
1,45
0,30
1,31
1,31
0,34
1,15
1,15
0,38
1,04
1,04
0,42
1,00
1,00
0,44
0,70
1,63
0,57
0,67
1,41
0,68
an
bola
1,2
0,56
1,45
0,56
0,6
0,5
0,6
0,5
0,5
0,42
0,84
alur
dalam
Bantal
1,2
0,43
1,00
0,41
0,87
an
bola
0,38
0,76
sudut
0,39
0,76
0,63
1,24
0,80
0,33
0,66
0,37
0,66
0,60
1,07
0,95
0,29
0,58
0,35
0,57
0,57
0,93
1,14
0,26
0,52