Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hampir semua benda bermotor memerlukan kopling untuk menghubungkan


poros yang digunakan oleh mesin ke poros yang digerakkan seperti halnya sebuah
generator listrik. Dalam hal penggunaan kopling, generator listrik menggunakan
kopling tetap dimana kopling ini selalu dalam keadaan terhubung. Banyak elemen-
elemen mesin lainnya juga berfungsi seperti kopling, seperti roda gigi, rantai, puli
sabuk dan elemen-elemen lain yang juga berfungsi seperti kopling.
Kopling adalah alat penyambung dua buah poros transmisi. Kopling berfungsi
sebagai alat pemindah daya dan putaran dari suatu poros ke poros lainnya, yakni dari
poros penggerak ke poros yang di gerakkan.
Kopling dapat meneruskan putaran dan gaya secara pasti. Jika di tinjau secara
langsung pada pemakaiannya, misalnya pada pabrik-pabrik.

1.2. Tujuan Rancangan


Tujuan perancangan adalah sebagai pedoman dasar dalam membuat suatu
elemen mesin, segala sesuatunya harus diperhitungkan seteliti mungkin sebelum
merakit sebuah mesin. Di dalam sebuah perancangan inilah kita menuangkan segala
rencana suatu mesin yang akan kita buat, dalam kata lain kita sebenarnya menuju
keproses pengerjaan maka sebelumnya kita membuat sebuah pola yang didalamnya
berisi semua aspek untuk kemudahan proses produksi. Dimulai dari pemelihan
bahan,kemudian ukuran produk dan segala perhitungan lainnya. Semua aspek yang
disebutkan diatas adalah bagian dari sebuah perancangan.

1.3. Analisa Kemilihan Kopling


Dalam merencanakan suatu unit kopling pada umumnya harus diperhatikan
titik pandang sebagai berikut :

1
1. Kopling yang ringan, sederhana kontruksinya, murah dan mempunyai garis
tengah sekecil mungkin.
2. Garis sumbu yang hendak disambung harus berderet dengan cepat terutama
bila tidak fleksibel dan ekastis.
3. Aman pada putaran tinggi dan terdapat sedikit sekali kemungkinan gerakan
aksial pada poros seandainya terjadai pemuaian dan panas.
4. Kopling harus dapat dipasang dan dilrpas dengan mudah.
5. Bagian menonjol harus dapat dicegah atau dilepas atau ditututpi agar tidak
menimbulkan bahaya.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik yang cocok
pada mobil toyota avanza adalah kopling yang tidak tetap. Setelah ditinjau dari
beberapa aspek, jenis kopling yang cocok pada toyota avanza adalah kopling jenis
plat gesek yang bekerja dalam keadaan kering. Hal ini juga berdasarkan ats besarnya
daya yang akan ditransmisikan yaitu sebesar 89 PS yang digolongkan dalam daya
besar, karena kopling yang basah cocok dipakai untuk daya yang kecil.
Spesifikasi yang diperoleh yaitu:
Daya : 89 PS
Putaran Mesin : 6000 rpm

1.4. Klasifikasi Kopling


Ditinjau dari cara kerjanya, secara umum kopling dapat diklasifikasikan atas
dua bagian, yakni:
A. Kopling Tetap
B. KoplingTak Tetap
A . Kopling Tetap
Kopling Tetap adalah suatu kopling penyambung dua poros yang sifatnya tetap,
artinya kopling itu tetap dalam keadaan tersambung bila poros berputar maupun tidak
sedang berputar. dengan kata lain tidak dapat di putuskan selama mesin bekerja.

2
Adapun jenis jenis kopling tetap
a.Kopling Kaku.
Kopling kaku dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan dengan
sumbu segaris. Kopling ini biasanya dipakai pada poros mesin dan transmisi umum
di pabrik-pabrik. Kopling kaku terdiri dari :
kopling bus
kopling flens kaku
kopling flens tempa
b. Kopling luwes, misalnya:

Gambar 1.1. Kopling Luwes


kopling flens luwes
kopling karet ban
kopling rantai
kopling gigi
kopling karet bintang
c. Kopling universal, misalnya:
kopling universal hook

3
kopling universal kecepatan tetap

Gambar 1.2. Kopling Universal


B. Kopling Tak Tetap
Kopling tak tetap adalah suatu elemen mesin yang menghubungkan poros
yang dengan poros penggerak, dengan putaran yang sama dalam meneruskan daya,
serta dapat hubungan kedua poros tersebut baik dalam keadaan diam maupun
berputar.

Adapun jenis jenis kopling tak tetap adalah:


a. Kopling Cakar
Kopling ini meneruskan momen dengan kontak positip (tidak dengan perantara
gesekan) hingga tidak dapat slip. Ada dua bentuk kopling cakar, yaitu kopling cakar
persegi dan kopling cakar spiral

Gambar 1. 3. Kopling Cakar

4
b. Kopling Plat
Kopling ini meneruskan momen dengan perantara gesekan. Dengan demikian
pembebanan yang berlebihan pada poros penggerak pada waktu di hubungkan, dapat
dihindarkan.

Gambar 1. 4. Kopling Plat

Menurut jumlah platnya, kopling ini dapat dibagi atas kopling plat tunggal dan
kopling plat banyak.Menurut cara pelayananya dibagi atas cara manual, hidrolik dan
magnetik.
c. Kopling Kerucut
Kopling ini menggunakan bidang gesek yang berbentuk bidang kerucut,
kopling ini mempunyai keuntungan dimana dengan gaya aksial yang kecil dapat
mentransmisikan momen yang besar, kerugian kopling ini gaya yang diteruskan tidak
seragam.

Gambar 1. 5. Kopling Kerucut

5
d. Kopling Friwil

Gambar 1. 6. Kopling Friwil

Kopling ini hanya dapat meneruskan momen dalam satu arah putaran,
sehingga putaran yang berlawanan arah akan dicegah atau diteruskan. Cara kerjanya
dapat berdasarkan atas efek dari bola atau rol.
1.5. Prinsip kerja kopling pada Toyota Avanza
Pada saat pedal diinjak secara gantung, maka batang penekan akan menekan
plat penjepit kopling, maka plat gesek tidak berhubungan sehingga gaya aksial pegas
tidak dapat menekan dan menjepit plat-plat kopling.Dengan demikian plat gesek dan
plat kopling merenggang,maka putaran antara poros input dan poros output akan
terputus.
Jika pedal kopling dilepaskan pada saat kendaraan ingin bergerak dan pada
saat perpindahan kecepatan dimana dengan merenggangnya plat-plat akan
menghaluskan perpindahan tingkat kecepatan mobil yang bergerak. Torsi dan daya
putaran pada poros engkol disalurkan penuh pada saat pedal kopling dilepaskan dan
gaya aksial pegas dalam keadaan menjepit plat-plat kopling.

6
BAB III

ANALISA DATA DAN PERENCANAAN

2.1.Data teknis untuk perencanaan

Dalam perencanaan kopling plat gesek diperlukan data teknis sebagai berikut

Daya : 92 PS

Putaran : 6000 rpm

Jenis kopling : Plat gesek

Berpedoman pada data diatas maka akan direncanakan satu unit kopling yang

digunakan pada kendaraan mobil Toyota Avanza, sedangkan data yang lain

ditentukan oleh penulis.

2.2. Dasar-dasar perencanaan

Dalam perencanaan suatu kopling pada umumnya harus diperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

a) Kopling harus ringan

b) Membuat getaran sekecil mungkin

c) Perawatan yang mudah

d) Pemasangan yang mudah dan cepat

e) Aman pada putaran tinggi

f) Tidak ada sedikit mungkin bagian yang

menjorok(menonjol)

g) Dapat mencegah pembebanan lebih

7
h) Terdapat sedikit kemungkinan gerakan aksial

pada poros sekiranya terjadi pemuaian

Dalam perencanaan kopling Toyota Avanza dipilih kopling plat gesek karena

kontruksi kopling ini cukup sederhana dan dapat dihubungkan dan dilepaskan dalam

keadaan berputar.

2.3. Bagian bagian kopling

Bagian-bagian kopling adalah

1. Tutup kopling

2. Plat penekan

3. Plat kopling

4. Tuas penekan

8
BAB III

PERENCANAAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA

3.1. Perhitungan Poros

Poros merupakan salah satu yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua

mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran.

Poros menurut pembebannya dibagi menjadi

1.Poros transmisi

2.Spindel

3.Gandar

Menurut bentuknya poros digolongkan atas :

1. Poros lurus

2. Poros engkol

Dalam perencanaan poros kopling Suzuki Shogun 125 R data yang diambil

sebagai berikut:

Daya (P) = 9,5 Ps

= 9,5 0,735 kW

= 6,9825 kW

= 7 kW

Putaran (n)= 7500 rpm

Dalam perencanaan ini karena daya yang akan ditransmisikan adalah daya

maksimum dari motor penggerak, maka faktor koreksi (fc) adalah sebesar fc = 1,2,

sesuai yang diperlihatkan tabel di bawah ini.

9
Tabel 3.1. Faktor-faktor daya yang akan ditransmisikan

Daya yang akan ditransmisikan fc


Daya rata-rata yang diperlukan 1,2 2,0
Daya maksimum yang diperlukan 0,8 1,2
Daya normal 1,0 1,5
Pd = fc.P......................................Sularso,Elemen Mesin,hal.7)

Maka daya rencana, Pd = 1,2 .7

=8,379 kW

3.1.1. Momen Puntir

Poros yang memindahkan daya maksimum sebesar P = 9,5 Ps pada putaran

n = 75000 rpm, maka poros akan timbul momentum putar sebesar.

Pd
T = 9,74 . 105 kg mm .Sularso,Elemen
n1

Mesin,hal.7)

8,375
= 9,74 . 105 kg mm
7500

= 1088, 1528 kg mm.

Bahan Poros

Dalam perencanaan poros ini. Diambil bahan yaitu batang baja yang ditarik

dingin difinis, dimana karbon baja tersebut terjamin untuk konstruksi poros.

Berdasarkan tabel 1.6 (Sularso,Elemen Mesin,Pradnya Paramita, hal. 7)

10
Standar dan macam Lambang Perlakuan Kekuatan Keterangan

Panas tarik
Batang baja yang S35C-D - 53 kg/mm2 Ditarik dingin,

difinis dingin digerinda,

dibubut, atau

gabungan

keduanya

Dari tabel diperoleh:


-
Bahan poros = 535 . C.D
-
Kekuatan tarik ( b) = 53 kg/mm2
-
Faktor keamanan (sf1) = 6,0 (untuk bahan s-c)
-
Faktor keamanan (sf2) = 2,0 (keamanan terhadap kekerasan)

Tegangan geser yang diizinkan (a)

b
a = kg.mm.............................. Sularso,Elemen Mesin,hal.7)
sf1 x sf 2

53
a =
6 2

= 4,41 kg/mm2

Faktor keamanan

11
Faktor keamanan untuk momen puntir (Kt) = 1,5 karena terjadi sedikit

kejutan atau tumbukan.

Faktor lenturan (Cb) dipilih 2,0.

3.1.2. Diameter Poros

13
5,1
ds = a Kt.cb T mmSularso,Elemen

Mesin,hal.8)
1/ 3
5,1
= 4,41 1,5.2,0 1088,1528 mm

= [3775,224]1/3 mm

= 15,57 mm

= 16 mm

Tegangan geser yang terjadi ()

5,1 T
= kg/mm2
(ds) 3

5,1 1088,1528
= kg/mm2
(16) 3

= 1,21 kg/mm2

agar poros aman harus memenuhi syarat

1,21 4,41 kg/mm2

(maka konstruksi aman)

tabel 3.3 Diameter poros

12
4 10 *22,4 40 100 *224 400

24 (105) 240

11 25 42 110 250 420

260 440

4,5 *11,2 28 45 *112 280 450

12 30 120 300 460

*31,5 48 *315 480

5 *12,5 32 50 125 320 500

130 340 530

35 55

*5,6 14 35,5 56 140 *355 560

(15) 150 360

6 16 38 60 160 380 600

(17) 170

*6,3 18 63 180 630

19 190

20 200

22 65 220

7 70

*7,1 71

75

8 80

85

9 90

95

3.2. Perencanaan Spline

Spline dipakai untuk menetapkan bahagian mesin-mesin seperti roda gigi, dan

kopling pada poros.

13
Spline ini berfungsi menggerakkan posisi naf yang disebabkan karena plat

geser tidak menghantarkan daya.

3.2.1. Ukuran dan Jumlah Spline

Perhitungan-perhitungan spline yang akan direncanakan dapat ditentukan

dengan rumus ..............Design of machine members,by Alex Valence,hal.174)

Diameter dalam spline (D1) = ds = 16

ds
Diameter luar spline (D2) =
0.9

= 17,8 mm

Maka didapat yang lainnya yaitu:

Diameter dalam (d) = 0,8 16 = 13

Lebar spline (w) = 0,25 16 = 4

Tinggi spline (h) = 0,1 16 = 1,6

Panjang spline (l) = 1,2 16 = 19

Jumlah spline (Nt) diperoleh berdasarkan rumus:

3,14(ds h)
Nt = Design of machine members,by Alex
2w

Valence,hal.174

3,14(16 1,6)
=
2.4

= 5,6

= 6

Jadi spline yang direncakan sebanyak 6 buah spline

Gaya tangensial pada permukaan poros (F)

14
T
F = .Sularso,Elemen Mesin hal.9)
(d s /2)

1088.1520
=
16 / 2

1088.1520
=
8

= 136,01 kg

3.2.2. Pemilihan Bahan Spline

Untuk pemilihan bahan spline diambil sama seperti bahan poros. Hal ini

disebabkan karena spline dibuat pada poros. Tetapi kekuatan bahannya harus lebih

tinggi dari poros. Untuk itu dipilih S45 C-D.

Tabel 1.1 baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja batang difinis dingin.

(Sularso, hal.3).

Standar dan Lambang Perlakuan Kekuatan Keterangan

macam Panas tarik


Batang baja yang S45C-D - 60 kg/mm2 Ditarik dingin,

difinis dingin digerinda, dibubut,

atau gabungan

keduanya
Dari tabel diperoleh:

Bahan spline = 545C D

Kekuatan tarik (B) = 60 kg/m2

Faktor keamanan (sf1) = 6,0 (untuk bahan 5 C)

15
Faktor keamanan (sf2) = 3,0 (pengaruh tegangan konstruksi besar)

Tegangan geser yang diizinkan (a)

B
a = kg/mm2.. Sularso,Elemen Mesin,hal.8)
sf1 sf 2

60
=
63

= 3,33 kg/mm3

Tegangan geser yang terjadi (g)

F
g = kg/mm2
6.w.l

136,01
= 6.4.19,2

136,01
= 460,8

= 0,295 kg/mm2

Agar konstruksi spline aman maka

g a

0,295 3,33

(maka konstruksi aman)

3.3. Perhitungan Plat Gesek

Plat gesek berfungsi meneruskan daya dan putaran dari poros input ke poros

output. Dalam perencanaan kopling Suzuki Shogun 125 R, menggunakan kopling

gesek majemuk, otomatis serta bergerak dalam basah.

3.3.1. Pemilihan Bahan

16
Untuk perencanaan diambil bahan besi cor , harga koefisien geseknya dan

tekanan permukaan dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini. (Sularso,Elemen Mesin,

hal. 63).

Bahan permukaan Pa (kg/mm2)


Kering Basah
kontak
Besi cor dan besi cor 0,10-0,20 0,008-0,12 0,09-0,17

Besi cor dan perunggu 0,10-0,20 0,10-0,20 0,05-0,08

Besi cor dan asbes 0,35-0,65 - 0,007-0,07

Besi cor dan serat 0,05-0,10 0,05-0,10 0,005-0,03

Besi cor dan kayu - 0,10-0,35 0,02-0,03

Dengan melihat tabel diperoleh:

Bahan = Besi cor dan serat

Koefisien gerak () = 0,1

Tekanan yang diizinkan = 0,03 kg/mm2

a. Diameter plat gesek

Sebuah plat gesek mempunyai diameter dalam (D1) dan diameter luar (D2).

D1
Perbandingan D2 tidak boleh lebih rendah dari 0,5 maka dalam perencanaan ini

D1
diambil D2 = 0,6

b. Besar gaya yang menimbulkan tekanan

F =
4
D 2 D12 .Pa .................................Sularso,Elemen Mesin, hal.62)
2

17
=
3,14
14
D22 (0,60 2 ) 2 0,03


= 0,785 D 22 0,36D 22 . 0,03

= 6,015 D22

c. Jari-jari rata-rata plat gesek

D1 D 2
rm = mm
4

0,6 1 D 2
=
4

= 0,85D2

d. Momen gesek yang timbul (Tg)

Tg = . F. rm

= 0,10. 0,15 D22 . 0,85 D2

= 12,75 . 10-4 . D23

e. Dengan memasukkan harga di atas

Harga D2 dapat dihitung yaitu

T = Tg

1088,1528 = 12,75 . 10-4 D23


13
1088,1528
D2 = 12,75.10 4

= 853453,1765 1 3

= 94,85

= 95 mm

Maka diameter dalam plat gesek yaitu:

18
D1 = 0,6 D2

= 57 mm

f. Gaya yang menimbulkan tekanan

F = Ftotal D22

Plat gesek yang digunakan berjumlah 4 buah, permukaan yang mengalami

gesekan 8 buah, jadi gaya total seluruh plat besar

Ftotal = 0,015 D22 8

= 0,12 D22

jadi

F = 0,12 D22

= 0,12 . 952

= 1083 kg

g. Lebar pelat gesek (b)

1
b = (D2-D1)
2

1
= (95-57)
2

= 19 mm

3.3.2. Bila kopling mulai bekerja, maka diperlukan momen awal, untuk

menggerakkannya yang besarnya belum diketahui. Untuk itu harga dan

tentukan berdasarkan momen T (kg/mm) yang dihitung dari daya motor.

Dengan demikian momen start adalah

T1 = T

Dimana

19
T1 = Momen puntir pada poros kopling

T = (f.c.p/n1).Sularso,Elemen Mesin, hal.65)

Fc = 1,2 (diasumsikan)

n1 = 7500 rpm (putaran poros)

sehingga T1 = 974 (1,2 6,9825) / 7500

= 1,09

a. Momen kecapatan yang diperlukan untuk mencapai jangka waktu peghubungan

yang direncakan.

Ta = Ta + T1).Ibid, hal.66)

= 1,09 + 1,09

= 2,18

b. Efek roda gaya (GD2)

Efek roda gaya didapat dengan merencanakan waktu penghubung

GD 2 .nr
Ta = Tt 1 ....Sularso, Elemen Mesin, hal.
375.te

66)

375.te(Ta Tti)
GD2 =
nr

Dimana

nr = Putaran relatif (nr = n1 n2)Ibid, hal.67)

n1 = Putaran beban (7500 rpm)

n2 = putaran torsi max (n2 = n1 D1/D2)

20
D1
n2 = 7500
D2

57
= 7500
95

= 4500

nr = n1 - n2

= 7500 4500

= 3000

Untuk waktu penghubungan diambil sebesar 0,8 batasan yang boleh diambil

antara (0,2 -1)

375 0,8(Ta Ti)


GD2 =
n2

375 0,8(2,18 1,09)


=
4500

GD2 = 7,26 kg.mm

GD = 2,69

3.3.3. Momen gesek dinamis (Gbr. Sularso, hal. 71)

a. Momen gesek dinamis diambil berdasarkan nomor kopling dari gambar V.I. yaitu

Tdo = 20 kg mm

Tdo Ta. fc

Tdo 1,814 . 1

Tdo 1,814

20 1,814 memenuhi

21
tabel.3.3 Faktor keamanan untuk memilih kopling tak tetap

Waktu pembebanan Macam pengerak pemula


Motor listrik Motor Motor diesel 4-6
(frekuensi penghubung,
turbin bensin 4-6 silinder. Motor
inersia, variasi beban, Macam bensin
silinder bensin 1-2 silinder
tumbukan)
Frekuensi dan inersia Blower , kipas

rendah, bebas variasi 1,5 1,7 2,1 angin, mesin

beban kantor
Mesin perkakas

Frekuensi dan inersia 1,7 2,0 2,4 kecil, mesin

rendah pintal, pompa

kecil kecepatan

tinggi, mesin

kayu kecil
Mesin perkakas

Frekuensi rendah 2,0 2,3 2,8 besar, pres

kecil, pengerek,

mesin

pintal,pompa

kecil, pompa

kompresor
Variasi beban besar, Pres sedang,

inersia besar 2,4 2,8 3,4 kran, pengaduk,

mesin

tap,penumbuk
Beban tumbukan, beban Rolling mill

berat 3,4 4,0 4,7 berat, pres

besar, mesin

serut, mesin

tusuk gerigi
Sularso,kiyokatsu suga,hal 69

22
b. Untuk jumlah hubungan diambil 5 hubungan/menit

Maka berdasarkan gambar V2 (Sularso Elemen Mesin, hal 71) kerja

penghubungan yang diperbolehkan Ea = 180 kg m

Kerja penghubungan

GD 2 .nr 2 .Tdo
E = .............. Ibid hal. 70)
7160( Tdo - T11 )

7,26 3000 20
2

=
7160( 20 2,18)

= 102,4

E
1
Ea

E 102,4
=
Ea 180

= 0,56

0,56 < 1 memenuhi

3.3.4. Batas keausan

Menurut teori (Sularso,Elemen Mesin,hal.71) umur plat gesek kopling kering

lebih rendahdari pada kurang lebih persepuluh umur kopling basah.


-
Volume keausan yang diizinkan diambil dari tabel V.4 (Sularso, hal 72). Yang

diambil berdasarkan nomor kopling yaitu:

L3 = 63,5 cm3
-
Sebagai bahan gesek dipilih damar cetak, maka laju keausan permukaan plat

gesek dapat diambil dari V.5 (Sularso, hal 72) yaitu, w = 8.10-7 cm3/kg/m
-
Umur dalam jumlah penghubungan

23
L3
Nml = ..Ibid, hal. 72)
E.W

63,5
=
102,4.8.10 7

63,5
= 0,0008192

= 775146,48 hb
-
Umur dalam jumlah hari = jumlah penghubungan 60 jam kerja

Frekwensi hubungan permenit rata-rata (N) = 2,1

Umur dalam jumlah hari = N x 60 x 6

= 2,1 x 60x 6

= 756

Dengan 300 hari tiap tahun = 226800 hb

775146,48
Maka didapat umur plat =
226800

= 3,4 tahun

Jadi, setiap 3 (tiga) tahun 4 (empat) bulan plat geseknya harus diganti.

3.4. Perhitungan Pegas

Pegas berfungsi sebagai peredam getaran yang timbul dan tumbukan atau

kejutan pada kendaraan dan juga sebagai pembagi tekanan rata-rata. Pegas berguna

untuk menekan pelat gesek pada suatu gaya tekan.

3.4.1. Daya yang dibutuhkan untuk menekan plat gesek

Untuk menentukan daya tekan dihitung terlebih dahulu penampang plat

gesek:


A = (D12 D12)
4

24
Dimana

D2 = Diameter luar bidang gesek = 95 mm

D1 = Diameter dalam bidang gesek = 57 mm

A =
3,14
4
95 2 57 2

= 4534,16 mm2

Dimana :

Fx = gaya tekan dalam arah (kg)

A = Luas penampang plat gesek (mm2)

Pa = Tekanan permukaan (kg/mm2)

(0,007 0,01) ( lihat tabel 3.1 diatas)

Direncanakan: 0,01

Maka

Fx = 4534,16 0,01

= 45,34 kg

a. Gaya tekan pegas

Direncanakan jumlah pegas 6 buah, maka tiap-tiap pegas mempunyai tekanan

sebesar.

Fx
Wo = kg
6

45,34
=
6

= 7,56 kg

b. Diameter pegas

Diameter luas yang direncanakan D2 = 15 mm

25
D2
Indeks pegas C = =5
d1

(Dimana D2/d1 berkisar antara 4-10)

Lihat gambar faktor tegangan dari luar (Sularso,Elemen Mesin, hal.316)

Maka diameter kawat dapat diperoleh

D2
D1 = mm
C

15
=
5

= 3 mm

c. Momen puntir pegas

D2
T = wo kg. m ...Sularso,Elemen Mesin, hal.
3

346)

15
= 7,56
3

= 37,8 kg m

d. Faktor tegangan dapat dihitung

4.c 1 0,615
K = ..Sularso,Elemen Mesin, hal 316).
4.c 4 c

4.5 1 0.615
=
4.5 4 5

= 7,123 mm

e. Bahan pegas

Bahan pegas yang umum dipakai adalah SUP (JIS 48 10) yang mempunyai

kekuatan harga modulus geser.

26
G = 8,103 kg/mm2 .Sularso, Elemen Mesin, hal. 313)

Tegangan geser yang diizinkan (g)

Diambil faktor keamanan yang diizinkan V = 2/3 (kerja berat), maka:

g = B/V

= 91/2,3

= 39,6 (kg/mm2)
-
Harga modulus geser

Dari tabel 7.12 diketahui modulus geser untuk baja pegas SUP 4 adalah

G = 8.103 kg/mm2

Jumlah lilitan seluruhnya

Nt = n + (1,5 2) .Sularso,Elemen Mesin, hal .316)

Dimana

n = jml lilitan = 2 lilitan

maka didapat

Nt = 5 + 2 = 7 lilitan
-
Defleksi pegas (lendutan pegas)

Untuk menghitung defleksi pegas pada saat kopling bekerja

3
8n.D 2 .wo
Lo = 4 mm.........................................................Ibid, hal. 317)
D1 .G

8 7 95 3.7,56
= 3 4 x8.10 3

= 3,58 mm

27
BAB IV

PERENCANAAN BAGIAN BANTU LAINNY A

4.1. Perhitungan Bantalan

28
Bantalan merupakan elemen mesin yang menumpu poros berbeban sehingga

putaran dapat berlangsung secara halus, aman dan tahan lama. Bantalan harus cukup

kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.

Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun

atau tidak dapat bekerja secara semestinya.

4.1.1. Bahan bantalan

Dalam perhitungan ini diambil bahan 600.1. Bearing dengan nomor 6002

C15. Lihat tabel 4.1.3(Sularso,Elemen Mesin, hal. 143)

Nomor Bantalan Ukuran luar Kapasitas Kapasitas


Jenis Dua Dua d D B r
nominal nominal statis
terbuka sekat sekat
dinamis spesifik Co
tanpa
spesifik C (kg)
kontak
(kg)
6000 10 26 8 0,5 360 196
6001 6001 ZZ 6001 VV
12 28 8 0,5 400 229
6002 02 ZZ 02 VV
15 32 9 0,5 440 263
6003 6003 ZZ 6003 VV

6004 04 ZZ 04 VV
17 35 10 0,5 470 296

6005 05 ZZ 05 VV 20 42 12 1 735 465

Dari tabel diperoleh data-data sebagai berikut:

d = diameter dalam = 12 mm

D = Diameter luar = 28 mm

B = Tebal bantalan = 8 mm

C = Kapasitas nominal dinamis spesifik = 400 kg

29
a. Beban radial ekivalen statis (Po)

Po = Xo . Fr + Yo . Fa (kg)Sularso,Elemen Mesin,hal.135)

Dimana

Xo

Harga faktor pada garis tunggal

Yo

Maka diperoleh

Xo = 0,6

Yo = 0,5

b. Beban radial (Fr)

T
Fr =
d s /2

1088,528
=
16 / 2

= 136,06 kg

b. Beban aksial (Fa)

Fa =

4
2 2
D 2 D1 Pa
Dimana

D2 = Diameter luar plat gesek

D1 = Diameter dalam plat gesek

Pa = Tekanan permukaan yang diizinkan = 0,01

Maka :

30
Fa =
3,14
4
95 2 57 2 0,01

= 45,34 kg

maka didapat

Po = 0,6 136,06 + 0,5 4,5,34

= 81,636 + 22,67

= 14,306 kg

c. Beban radial ekivalen dinamis (Pr)

Pr = X. V. Fr + Y. Fa (kg)Sularso, Elemen Mesin, hal.135)

Dimana

X = Faktor aksial = 0,56

Y = Faktor radial = 1,45

V = 1 (untuk pembebanan pada cincin dalam yang berputar)

Fr = Beban radial = 136,06 kg

Fa = Beban aksial = 45,34 kg

Pr = 0,56 1 . 136,06 + 1,45 45,34

= 76,1936 + 65,743

= 141,93 kg

d. Jika c (kg) beban nominal dinamis spesifik dan Fr (kg) beban ekivalen dinamis,

maka faktor kecepatan (Fn) pada bantalan radial adalah

n = 7500 rpm
1/3
33,3
Fn =
n

31
1/ 3
33,3
=
7500

= (0,00444)1/3

= 0,164

4.1.2. Faktor Umur Kedua Bantalan

a. Umur normal bantalan (Lh)

Dari tabel 4.41 didapat harga umur Lh untuk otomobil 5000-15000 jam dimana

Lh = umur nominal bantalan


-
Faktor umur untuk bantalan kedua

1/3
Lh
fh = 500

Umur nominal bantalan diambil 10000 jam, maka


1/3
Lh
fh = 500

1/ 3
10.000
= 500

= 2,71 jam
-
Beban dinamis yang timbul adalah

f h .Pr
Cd =
Fn

Dimana Pr adalah beban aksional ekivalen dinamis yaitu:

Pr = X. Fr + Y . Fa

2,71 141,93
Cd = 0,164

32
Cd = 2345,30 kg

4.2. Perhitungan Baut

Baut pada kopling merupakan alat pengikat yang sangat penting yaitu sebagai

pengikat pada plat pengangkut dan plat penekan. Kegunaan baut untuk mencegah

kecelakaan atau kerusakan pada mesin. Baut pengikat yang direncakan 4 buah,

dimana beban tarikan aksial pada baut berbanding terbalik dengan jaraknya.

T
W=
R

Dimana

W = beban tarikan aksial pada baut (kg)

T = momen puntir = 1088,1528 kg mm

R = Jarak baut dari sumbu poros direncakan 35 mm

188,1528
W =
35

= 31,09 kg

a. Gaya yang diterima masing-masing baut adalah

W
F =
4

31,09
=
4

= 7,8 kg

b. Gaya rencana (Fr)

Fr = Fc. F

Dimana :

33
Fc = diambil 1,5

Fr = 1,5 . 7,8

= 11,7 kg

4.2.1. Pemilihan Bahan Baut

Direncanakan bahan baut dari baja S35 C-D

(J15 G 3123) dengan kekuatan tarik Tb = 53 kg/mm2

Faktor keamanan

Sf1 = 6

Sf2 = 3

a. Tegangan geser yang diizinkan

TB
Ta =
5f1 5f2

53
=
63

Ta = 2,94 kg/mm2

b. Diameter luar baut (D2)

2w
D = mm
Ta

2 31,09
=
2,94

= 21,15

= 4,59

= 5 mm

c. Diameter dalam baut (D1)

D1 = 0,8 d1

34
= 0,8 5

= 4 mm

d. Tegangan geser yang terjadi (Tg)

w
Tg = 2 Ta
/4 d 1

31,09
=
3,14 / 4 4
2

= 2,47 kg/mm2

Maka

Tg Ta

2,47 2,94

(maka konstruksi baut aman).

e. Tinggi profil (h)

h = 0,754 D

= 0,75 . 5

= 3,75 mm

Menurut standar tinggi mur (H)

H = (0,8 1,0) d

Diambil H = 0,9

H = 0,9 5

= 4,5 mm

f. Jumlah ulir dapat dihitung

H
Z =
Tc

35
4,5
= 1,5

= 3 mm

g. Tekanan kontak dapat dihitung

F
Tk =
/D.h

7,8
= 3,14 / 5.3,75

7,8
= 0,18

= 43,3 kg/mm

Dari hasil perhitungan di atas disesuaikan dengan standar ulir kasar (JIS B

0205) M5 dimana:

Diameter luar (D2) = 6,2 mm

Diameter dalam( D1) = 5 mm

BAB V

KESIMPULAN

Dalam perencanaan kopling motor Suzuki Shogun 125 ini, Kopling

yang digunakan adalah kopling majemuk yang yang bekerja secara otomatis.Bahan

yang digunakan adalah besi cor dan serat .Pada perhitungan-perhitungan yang

dilakukan masih terdapat perbedaan ukuran dari spesifikasi yang ditentukan ,tetapi

hasilnya tidak begitu jauh berbeda dari hasil yang sebenarnya.

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa :

36
-Faktor pemilihan bahan sangat berpengaruh terhadap hasil kopling yang kita

rencanakan.

-Kontruksi kopling plat gesek sangat sederhana, yaitu dapat dihubungkan dan

dilepaskan dalam keadaan bergerak.

Hasil-hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Poros

-Diameter poros (ds) = 16 mm

2. Spline

-Diameter dalam (D1) = 13 mm

-Diameter luar (D2) = 18 mm

-Panjang (l) = 19 mm

-Lebar (w) = 4 mm

-Tinggi spline (h) = 2 mm

-Jumlah (Np) = 6 buah

3. Pelat gesek

-Diameter luar (D2) = 95 mm

-Diameter dalam (D1) = 57 mm

-Lebar (b) = 19 mm

-Jumlah pelat gesek = 4 buah

4. Pegas

-Diameter luar (D2) = 15 mm

-Diameter kawat (d1) = 3mm

37
-Defleksi pegas ( 0) = 3,58 mm

-Jumlah lilitan (n) = 7 lilitan

-Jumlah Pegas = 6 buah

5.Bantalan

-Diameter dalam (D2) = 12 mm

-Diameter luar (D1) = 28 mm

-Tebal bantalan = 8 mm

6.Baut

-Diameter dalam (D2) = 5mm

-Diameter luar (D1) = 4mm

-Tinggi profil = 3,8 mm

DAFTAR PUSTAKA

1. Sularso dan Kiyatsu Suga, Elemen Mesin, Pradnya Paramita, Jakarta 1987.

2. Alex Valence dan Doughtie, Design of Machine Members.

3. Jock Stolk dan W.sugiarto H , Menggambar Mesin menurut standar ISO,

Pradnya Paramitha, Jakarta 1986

38

Anda mungkin juga menyukai