Anda di halaman 1dari 23

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Understell

Gambar 1.understell mobil

Kaki-kaki adalah salah satu bagian vital yang menjaga keseimbangan dan
kestabilan kendaraan saat melaju dalam kecepatan tinggi. Sayangnya, umur
komponen kaki-kaki tidak dapat diprediksi, karena sangat tergantung kondisi
jalanan yang selalu dilalui kendaraan. Jalanan yang rusak atau berlubang pasti
akan mengurangi umur pakai komponen kaki-kaki. Untuk itu perlu dilakukan
pengecekan pada piranti kaki-kaki. Kerusakan pada bagian kaki-kaki mobil
menyebabkan kenyamanan berkendara terganggu dengan ayunan mobil menjadi
tidak normal seperti biasanya pada saat berjalan lurus ataupun dibelokkan, rem
mejadi tidak pakem, dan sebagainya.
Faktor utama terjadi kerusakan pada kaki-kaki adalah benturan keras yang
menekan velg/roda mundur dan memberikan pengaruh negatif kepada part-part
yang berhubungan dengan velg/roda seperti shockbreaker, tie rod, arm, joint, dan
lain-lain. Setelah benturan terjadi, umumnya posisi velg/roda mundur 3 cm- 10
cm dengan posisi sebelumnya. Hal ini seringkali menjadi penyebab utama proses
spooring tidak bisa dilakukan, karena ada beberapa part yang rusak akibat
benturan tersebut sehingga diperlukan perbaikan terlebih dahulu sebelum
dilakukan proses spooring.
Indikasi kerusakan pada kaki-kaki mobil antara lain:
1. Posisi velg/ban bagian kanan atau kiri tidak simetris
2. Rasio belok R/L berbeda, lebih mudah membelok kearah velg/ban yang
mundur
3. Pada proses pengereman ban bergetar seperti ada bagian yang kendur
4. Steer bergetar dan saat melaju steer banting kiri/kanan

Pengecekan pada velg cukup perhatikan fisiknya saja, apakah ada retak atau
kerusakan pada bibir velg seperti luka atau penyok. Velg yang peyang juga dapat

1
dirasakan adanya getaran saat mobil melaju, sedangkan yang harus diperhatikan
pada ban adalah tekanan angin, umur ban dan pentilnya. Sesuaikan tekanan angin
ban dengan spec ban atau sesuai anjuran produsen mobil.
Ban yang kekurangan angin menyebabkan overdefleksi atau ban menjadi
bleber kesamping. Yang menempel kejalan hanya bagian pinggir ban, bagian
tengahnya tertekuk keatas. Biasanya ban yang sering kekurangan angin, bagian
samping lebih cepat gundul, sedangkan ban yang kelebihan angin, bagian yang
menempel kejalan hanya bagian tengahnya. Area yang bersentuhan dengan jalan
hanya sedikit, membuat ban seperti mengambang, handling akan terganggu.
Terkena benda tajam bisa langsung pecah.
Tiap ban punya TWI (Threat Width Indicator) atau tanda batas pemakaian.
Jika permukaan ban sudah rata dengan benjolan, artinya ban harus sudah diganti.
Tutup pentil fungsinya mencegah kotoran masuk kedalam ban dan mencegah
udara menyusup keluar. Proses perbaikan kaki-kaki mobil dapat dilakukan pada
bagian-bagian yang berbahan besi dan bagian yang tidak dapat diperbaiki seperti
tie rod pecah, ball joint pecah, karet-karet pecah atau sobek.
Berikut dalah komponen kaki-kaki mobil:

1) Shockbreaker

Gambar 2.shockbreaker

Shockbreaker adalah sebuah per untuk meredam guncangan yang terjadi


pada kendaraan ketika melintasi medan yang tidak rata. Cara memeriksanya
adalah dengan melewatkan mobil dijalan yang tidak rata, jika ayunannya hanya
sekali berarti keadaannya masih bagus dan jika mobil mengayun berkali-kali
maka terdapat masalah pada shockbreaker tersebut.
Perlu rutin diperiksa juga apakah adanya rembesan oli untuk shockbreaker
tipe oli disekitar bodi shockbreaker. Jika shockbreaker bocor segera ganti seal nya
atau jika tidak, isi kembali oli shockbreaker tersebut. Sedangkan untuk
shockbreaker gas, jika tidak berfungsi dengan baik segera isi kembali gasnya agar
dapat berfungsi seperti sebelumnya.

2
2) Rack End

Gambar 3.Rack end

Part ini menghubungkan antara steering rack dengan tie rod end. Istilah lain
dari Rack End adalah Inner Tie Rod, diIndonesia lebih sering disebut Long Tie
Rod. Setiap merk kendaraan yang menggunakan steering rack memiliki rack end
dengan dimensi ukuran yang berbeda.
Kerusakan yang sering terjadi pada part ini adalah kocak, kering atau terlalu
berat. Jika rack end ini kocak atau kering maka akan menimbulkan bunyi dan
apabila terlalu berat akan menganggu dalam mengemudi atau bahkan kemudi bisa
menjadi terasa berat saat dibelokkan.

3) Tie Rod End

Gambar 4.Tie rod end

Tie Rod End menghubungkan langsung antara rack end dengan roda
kendaraan. Part ini memiliki ukuran besar dan panjang yang berbeda-beda
tergantung dari pabrik kendaraan tersebut masing-masing. Bila tie rod ini rusak
maka tidak langsung menimbulkan bunyi, jika menimbulkan bunyi berarti
kondisinya sudah sangat parah. Kemudian bila rusak maka pengendalian akan
berubah, dimana mobil akan terasa susah dikendalikan meskipun dijalan rata.
Cara mendeteksinya adalah mobil didongkrak dan roda digoyang-goyang kiri dan
kanan, bila goyang maka ada indikasi tie rod nya rusak. Kerusakan tie rod sama
dengan rack end yaitu kocak, kering atau terlalu berat.

3
4) Ball Joint

Gambar 5.Bagian-bagian ball joint

Komponen ini berperan sebagai pemegang lokasi dudukan roda dan juga
penghubung dengan lengan ayun. Didalamnya juga terdapat bantalan bola yang
fungsinya memudahkan untuk bergerak. Bila rusak atau kendur maka
pengendalian dapat ikut berubah( handling tidak enak), kemudian bisa membuat
sudut roda jadi berubah efeknya, ban akan aus tidak merata( bagian dalam saja).
Cara mendeteksinya mirip dengan mendeteksi tie rod, untuk ball joint ini
digoyang atas dan bawah, bila goyang maka ball joint dapat dipastikan rusak.
Kerusakan ball joint mirip dengan rack end dan tie rod end. Bila ball joint kering
maka akan menimbulkan bunyi kriet-kriet pada saat dikendarai terutama dijalan
yang rusak.

Gambar 6.Ball joint

5) Bushing Arm

Gambar 7.Bushing arm


Komponen ini merupakan selongsong besi yang disokong karet. Fungsinya
sebagai titik tumpu antara roda dengan lengan pencekeramnya. Bushing bertugas

4
meredam getaran pada sambungan antar komponen suspensi dari logam tersebut.
Kerusakan pada bushing tidak hanya menyebabkan suara berisik, tetapi juga
mempengaruhi kenyamanan pengendalian mobil. Bahkan laju mobil tidak akan
stabil, hal itu tentu membahayakan keselamatan pengendara.
Cara mudah untuk mendeteksi kondisi komponen ini adalah dengan
mencermati arah laju kendaraan. Bila cenderung melenceng kekanan atau kekiri
dan dari bagian roda terdengar suara gemuruh berarti bushing arm bermasalah.
Untuk perbaikannya meliputi penggantian bushing tersebut.

6) Bearing

Gambar 8.Bearing roda

Komponen ini merupakan bantalan diroda sehingga fungsinya sangat vital


bagi putaran roda dan kestabilan laju kendaraan. Cara untuk mendeteksi kondisi
komponen ini cukup mudah, yaitu dengan mendengarkan apakah ada suara
mendengung diroda yang ditengarai bearingnya bermasalah. Cara yang mudah
namun akurat adalah dengan memperhatikan putaran roda. Caranya, dongkrak
mobil, kemudian perhatikan apakah putaran roda terasa halus atau bergetar seperti
menggelinjang. Kerusakan bearing yang paling parah dapat menyebabkan panas
yang tidak normal pada roda.

7) Bushing Stabilizer

Gambar 9.Bushing stabilizer

Bushing stabilizer berfungsi sebagai pengikat kechasis mobil dan


penyeimbang suspensi kiri dan kanan, terbuat dari karet. Bila rusak akan berbunyi
kriet-kriet, indikasi lainnya adalah timbul suara jeduk saat mobil direm. Bila

5
bushing habis atau rusak segera ganti atau jika hanya longgar, tambahkan karet
pada sela-sela bushing agar dapat berfungsi dengan baik.

8) Link Stabilizer

Gambar 10.Link stabilizer

Link stabilizer adalah sebuah batang besi yang berfungsi sebagai


penghubung stabilizer dengan collover shock atau lengan ayun. Dan komponen ini
bila rusak akan membuat bunyi yang nyaring dan berisik apalagi ban masuk
kedalam lubang. Tetapi komponen ini tidak berpengaruh kepengendalian, hanya
berfungsi sebagai pengikat stabilizer. Kerusakan pada link stabilizer yaitu kocak,
kering atau terlalu berat pergerakan bantalan bolanya.

9) Bushing Steering Rack

Gambar 11.Bushing steering rack

Bushing steering rack adalah sebuah karet yang berfungsi membantu


pengendalian roda oleh steer, bila rusak maka getaran dijalan akan sampai kesteer
dan bila parah maka steer tidak akan balik sendiri setelah dibelokkan. Untuk
perbaikannya adalah penggantian karet bushing steering tersebut.
Setelah komponen kaki-kaki mobil tersebut sudah dalam kondisi baik atau
tidak ada kerusakan maka proses spooring dapat dilakukan.

6
Front Wheel Alignment (FWA)

Sebagaimana telah diuraikan secara ringkas, bahwa pada sistem roda depan
ada karakteristik tertentu yang harus dipenuhi, supaya memberikan pengendalian
kemudi yang lebih stabil. Karakteristik-karakteristik tersebut dinamakan front
wheel alignment atau penyesuaian sistem roda depan. Penyesuaian sistem roda
depan ini penting, sebab pengendalian arah kendaraan terletak pada roda depan.
Dengan demikian posisi roda depan dan konstruksinya harus turut menstabilkan
sistem kemudi, sehingga perlu adanya penyesuaian sistem roda depan.
Komponen-komponen tertentu harus sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan.Karena untuk mendapatkan kenyamanan dan kestabilan dalam
pengendalian kendaraan, perlu disempurnakan unsur-unsur tersebut. Apabila salah
satu unsur tidak bekerja dengan baik, maka kemudi tidak akan stabil lagi. Hal itu
satu sama lain saling berhubungan, dan semua itu akan berakibat pengemudian
tidak aman dan nyaman.

Adapun tujuan dari FWA adalah sebgai berikut:


(a) Kemudi/ steering ringan saat dikendalikan
(b) Tidak terjadi getaran abnormal pada kendaraan saat berjalan
(c) Kendaraan dapat berjalan lurus walaupun kemudi dilepas
(d) Setelah berbelok roda depan segera lurus kembali
(e) Keausan ban merata
(f) Komponen suspensi dan ban lebih awet
(g) Kerusakan suspensi dapat diminimalisir

Unsur-unsur penyesuaian sistem roda depan antara lain:


(1) Camber
(2) Caster
(3) Kingpin Inclination
(4) Toe Angle
(5) Turning Radius

1. Camber

Gambar 12.camber

7
Camber adalah kemiringan roda depan terhadap garis vertikal jika dilihat
dari depan kendaraan. Pada roda depan terdapat camber sehingga bagian atas
lebih lebar dibanding bagian bawahnya. Salah satu fungsi camber adalah untuk
mencegah roda miring kedalam yang menyebabkan gerak main kingpin bush atau
hub bearing berlebihan, atau menyebabkan deformasi axle karena pembebanan.
Fungsi lain dari camber adalah untuk mencegah roda bergeser dari
posisinya. Camber menghasilkan gaya yang mendorong spindle kedalam sehingga
mencegah roda bergeser keluar dari spindel bahkan jika baut roda kendur. Tujuan
penggunaan sudut camber adalah untuk mengimbangi gaya yang cenderung
kearah dalam pada roda depan. Keseimbangan ini diperlukan untuk pengemudian
yang stabil dan keausan yang seminimal mungkin. Disamping itu, camber
bersama kingpin inclination akan membantu meringankan gaya yang bekerja pada
sistem kemudi saat kendaraan dibelokkan.

2. Caster

Caster adalah kemiringan kedepan atau kebelakang dari kingpin terhadap


garis vertikal. Fungsi utama dari caster adalah mengembalikan roda depan
keposisi lurus tanpa harus dibelokkan keposisi lurus lagi.

Gambar 13.Sudut caster

Sudut caster bervariasi sesuai dengan karakteristik pegas, karena caster


ditentukan saat front axle dipasang ke front spring. Ini berarti sudut caster
dipengaruhi oleh variasi pegas juga dipengaruhi oleh defleksi permanen. Saat
mobil dikendarai pada jalan rusak atau saat beban mobil bervariasi, sudut caster
juga bervariasi karena karakteristik dari front spring berubah secara konstan saat
aksi pemegasan terjadi.
Saat rem diinjak, sudut caster cenderung mengecil karena efek perlambatan pada
roda depan menyebabkan front axle terpuntir kedepan. Roda pada kereta dorong
posisinya selalu dibelakang garis tengah shaft dan garis tengah roda. Semakin
panjang jarak antara garis tengah shaft dan roda, dan semakin besar beban yang
bekerja pada roda dan kecepatan bergeraknya semakin tinggi, kembalinya roda
kemudi keposisi lurus semakin baik.
Pada kendaraan modern, roda depan memiliki sudut caster yang sangat kecil
atau bahkan sudut caster negatif. Alasannya adalah saat kendaraan begerak, pusat

8
dari tekanan persinggungan roda dibelakang garis tengah ban dan ini menambah
kesudut caster positif. Oleh karena itu, roda tetap kembali keposisi lurus bahkan
jika menggunakan sudut caster negatif.

3. Kingpin Inclination

Kingpin Inclination adalah kemiringan kedalam sumbu roda terhadap garis


vertikal saat dilihat dari depan kendaraan. Fungsi utama Kingpin Inclination
adalah membawa titik tengah ban bertemu dengan garis perpanjangan kingpin
centre seperti efek dari camber. Dengan kingpin inclination maka tidak perlu
camber yang terlalu besar. Sudut kingpin inclination dikombinasikan dengan
sudut caster menghasilkan efek pengembalian steering wheel keposisi lurus
sedangkan sudut camber memungkinkan berbelok lembut.

Gambar 14.Kingpin inclination

Roda-roda berputar disekeliling kingpin bila roda kemudi berputar. Apabila


sudut kingpin tidak ada, karena adanya tahanan jalan, kemudi akan menjadi tidak
stabil. Dengan adanya kingpin maka bersama-sama dengan camber, jarak ofset
akan menjadi sangat kecil. Dengan begitu kemudi akan lebih stabil karena roda-
roda berputar disekitar kingpin. Bila kendaraan sedang berhenti, maka gaya untuk
memutarkan kemudi akan lebih kecil. Dengan adanya kingpin inclination roda-
roda akan mengangkat poros roda ketika roda kemudi diputar. Dengan begitu
roda-roda akan kembali keposisi lurus lagi, karena berat kendaraan yang menekan
poros roda seolah-olah ada gaya yang tersimpan.

4. Toe Angle

Gambar 15.Toe angle

9
Saat roda depan dilihat dari atas, bagian depan roda lebih kecil
dibandingkan bagian belakang roda. Toe In adalah garis simetri roda-roda depan
bagian roda depan lebih pendek daripada bagian belakangnya. Nilai dari toe in
dapat diatur dengan menyetel panjang tie rod end. Dengan toe in roda berusaha
bergulir kedalam. Dengan camber, roda depan miring keluar saat dilihat dari atas
sehingga roda berusaha tergulir keluar. Akan tetapi titik pusat dimana ban tergulir
keluar dipindahkan kedepan dengan adanya sudut toe in pada roda depan sehingga
roda dapat bergulir dengan lurus.
Salah satu fungsi dari toe in adalah untuk mengimbangi efek miring
keluarnya roda depan (camber), sehingga roda depan dapat bergulir dengan lurus.
Untuk alasan ini jumlah toe in harus ditentukan dengan hati-hati dengan
memperhatikan sudut camber. Karena sudut camber bervariasi dengan sudut
caster, toe in harus distel setelah penyetelan sudut camber dan caster. Saat
kendaraan berjalan lurus roda depan cenderung bergulir keluar tetapi
kecenderungan ini diatasi oleh toe in dan tie rod bebas dari regangan yang
berlebihan. Sedangkan toe out adalah bagian roda depan bagian depan yang lebih
lebar dibanding dengan roda depan bagian belakang bila dilihat dari atas
kendaraan.

5. Turning Radius

Gambar 16.Turning radius

Turning Radius adalah radius lingkaran terluar yang dibuat oleh ban saat
kendaraan berbelok penuh dengan steering wheel dibelokkan sampai mengunci.
Ditetapkan oleh standar keamanan bahwa turning radius dari kendaraan diukur
dengan membuat kedua belokkan kiri dan kanan harus 12 meter atau kurang.
Tujuan pemasangan turning radius adalah untuk mendapatkan radius putar
yang searah dan sejajar pada masing-masing roda ketika kendaraan berbelok.
Apabila arah roda searah maka akan dapat menghindarkan penyeretan terhadap
roda. Dengan demikian pada sistem kemudi tidak terjadi getaran dan mobil dapat
berbelok lembut. Turning radius merupakan salah satu dari penyesuaian sistem
roda depan, terutama bila ukuran bannya besar dan bila kecepatan bertambah.

10
Spooring

Spooring adalah meluruskan roda antara depan dan belakang, kedudukan


roda sesuai dengan spesifikasi dari tipe mobil. Dengan kata lain, spooring adalah
menyelaraskan kedudukan tiap roda depan antara roda kiri dan roda kanan
(penyelarasan FWA). Efek yang ditimbulkan dari penyesuaian FWA dapat
dianalisa dengan adanya pengamatan serta pengujian.
Kekurangan dari penyetelan FWA ini terdeteksi dari percobaan tes jalan
lurus, jalan berbelok, saat posisi kembali dari perlakuan berbelok, keausan bagian-
bagian ban yang mendapat traksi pada bidang jalan seberapa faktor keselamatan
dari pengemudi. Aspek pengamatan dari pengujian tersebut meliputi camber,
caster, toe angle dan kingpin inclination. Pengamatan secara visual dapat
terdeteksi dengan adanya pola pada keausan ban.
Dampak terhadap kendaraan bila spooring tidak tepat adalah sebagai berikut:

(a) Terjadi getaran pada setir yang mengganggu kenyamanan saat menyetir
(b) Pada saat mobil melaju lurus kedepan, terasa suatu belokkan sendirinya
walaupun tanpa adanya perubahan kendali setir atau dengan kata lain, setir
menarik kesalah satu arah (kanan atau kiri)
(c) Terjadi keausan yang tidak wajar pada keempat roda meliputi sisi, tapak
dan bulu ban
(d) Kondisi setir yang tidak nyaman bahkan lebih berat dari biasanya atau saat
pengendalian setir saat dibelokkan tidak mau kembali berputar pada posisi
semula saat dilepas
(e) Pada saat membelokkan mobil, terasa adanya goncangan padahal kondisi
jalan yang bagus

Proses spooring meliputi 3 macam bentuk penyetelan yaitu:

1. Camber

Gambar 17.camber

Camber adalah sudut kemiringan roda terhadap garis vertikal apabila


dilihat dari depan kendaraan.

11
Camber terdiri dari 3 bagian:

a) Positive Camber yaitu apabila bagian atas roda miring keluar


b) Negative Camber yaitu apabila bagian atas roda miring kedalam
c) Zero camber yaitu apabila bagian atas roda sejajar dengan garis vertical
(penyetelan tepat)

Fungsi camber yaitu meningkatkan stabilitas dan meningkatkan handling.


Akibat camber pada posisi yang tidak tepat yaitu:

(1) Mobil tertarik pada salah satu arah


(2) Keausan pada satu sisi bagian dalam atau luar dari permukaan roda
(3) Keausan pada bearing roda
(4) Keausan pada ball joint

2. Caster

Gambar 18.Caster
Caster adalah sudut kemiringan dari sumbu kemudi apabila dilihat dari
samping.
Caster terdiri dari 3 bagian yaitu:
(a) Positive Caster yaitu ketika bagian atas sumbu kemudi miring kebelakang
(b) Negative Caster yaitu ketika bagian atas sumbu kemudi miring kedepan
(c) Zero Caster yaitu ketika bagian atas sumbu kemudi sejajar dengan garis
vertical (penyetelan tepat)

Gambar 19.Caster angle

12
Fungsi caster yaitu:
(a) Membantu kontrol kemudi
(b) Membantu roda depan untuk kembali keposisi lurus setelah dibelokkan

Akibat caster pada posisi yang tidak tepat yaitu:


(a) Mobil tertarik pada salah satu arah
(b) Stir keras atau berat
(c) Sulit untuk menjaga kestabilan
(d) Stir tidak kembali keposisi lurus setelah berbelok

3. Toe

Gambar 20.Toe In dan Toe Out

Toe adalah perbedaan jarak antara roda kanan dan kiri bagian depan dengan
bagian belakang apabila dilihat dari atas kendaraan.
Toe terdiri dari 3 bagian yaitu:

(a) Poitive Toe (Toe In) yaitu apabila roda bagian depan lebih berdekatan
daripada bagian belakang
(b) Negative Toe (Toe Out) yaitu apabila roda bagian belakang lebih
berdekatan daripada bagian depan
(c) Zero Toe yaitu apabila roda lurus satu sama lain (penyetelan tepat)

Fungsi Toe yaitu:


(1) Sebagai penghilang daya dorong camber (koreksi camber)
(2) Meningkatkan daya pengereman

Akibat toe pada posisi yang tidak tepat yaitu:


(1) Arah mobil tidak terkontrol
(2) Keausan pada satu sisi bagian dalam atau luar dari permukaan roda

13
Balancing

Balancing bisa diartikan, menimbang sisi-sisi ban dan pelek untuk


mencapai bobot seimbang. Manfaatnya, menghindari getaran pada lingkar kemudi
saat mobil berjalan, baik pada kecepatan rendah maupun tinggi. Gunanya untuk
mengecek putaran atau getaran yang ditimbulkan di setiap putaran roda. Berat
semua pelek harus sama, jika tak sama bisa menimbulkan getaran pada kemudi.
Teknisnya adalah sebagai berikut :

Gaya Sentrifugal
Kenapa beratnya harus seimbang? Karena pada saat ban berputar, akan
terjadi gaya sentrifugal yang merata. Namun bila ada salah satu roda yang titik
beratnya berbeda, maka gaya sentrifugal akan cenderung ke arah titik yang lebih
berat. Sehingga akan menimbulkan getaran yang pada akhirnya membuat tidak
nyaman. Selain itu akan memperpendek usia komponen suspensi seperti ball joint,
sokbreker, tie rod dan bushing-bushing akibat adanya getaran tersebut.

Gejala mobil memerlukan balancing adalah:


(1) Getaran pada roda kemudi pada kecepatan tertentu
(2) Getaran pada lantai mobil atau kursi mobil pada kecepatan tertentu
(3) Roda yang aus terpotong-potong
(4) Apabila getarannya sangat kuat pada roda kemudi maka masalah ada pada
roda depan.
(5) Apabila getaran terjadi pada kursi maka masalah ada di roda belakang.

Kapan Harus Melaksanakan Balancing?


Sebaiknya, balancing dilakukan begitu terasa getaran pada roda kemudi
saat kendaraan berjalan. Namun, terkadang getaran yang diakibatkan oleh
ketidakseimbangan berat roda tadi dapat diredam oleh system suspensi. Karena
itu, ada baiknya balancing dilakukan secara berkala. Dan pelaksanaan balancing
yang baik dilakukan setiap menempuh jarak 10.000 km pada kendaraan yang
dipakai di kondisi jalan yang baik. Namun untuk kendaraan yang digunakan pada
kondisi jalan yang kurang baik atau rusak, akan lebih baik jika balancing
dilakukan sedikit lebih cepat, karena pastinya beban yang diterima roda pun lebih
besar.

1. Timah Balanced
Pada proses balancing, untuk memperoleh berat seimbang dipergunakan
timah khusus yang ditempelkan pada velg untuk menambah berat yang kurang
(supaya seimbang). Beratnya berbeda-beda, tidak bisa ditentukan berapa banyak
timah yang diperlukan untuk menyeimbangkan satu velg, baik sisi kiri maupun
sisi kanan.
Timah balance ini terbagi 3 model. Pertama, timah balance model tempel, khusus
dipasang pada pelek racing. Kedua, timah balance getok khusus pelek standar
bawaan pabrik dan timah balance getok khusus pelek berbahan besi. Meskipun
timah balance tempel bisa dipasang pada semua velg, tapi dianjurkan jangan

14
dilakukan. Karena akan mempengaruhi tingkat akurasinya. Sebaiknya pakai timah
yang sesuai dengan tipe velg.

Gambar 21: Jenis – jenis timah pemberat Velg ( timah balanced )

B. Melakukan Tes Jalan


A. Berjalan Lurus
1. Pada saat kendaraan berjalan lurus, roda kemudi harus pada posisi yang
tepat
2. Pada saat berjalan dijalan datar dan rata, kendaraan harus berjalan lurus
tanpa kecenderungan belok kiri atau kanan
3. Tidak boleh ada goncangan atau getaran pada kemudi

B. Membelok
Roda kemudi harus dapat berputar mudah pada kedua arah, dan pada saat
dibebaskan harus kembali keposisi semula (lurus) dengan cepat dan
lembut.

C. Mengerem
Roda kemudi harus tidak membanting kesalah satu arah pada saat direm
dijalan datar dan lurus

D. Periksa dari Kemungkinan Suara Janggal

15
Selama tes jalan harus dilakukan pemeriksaan terhadap suara-suara yang
janggal. Pada saat dibelokkan penuh, komponen suspensi dan kemudi
tidak menyentuh body atau chassis.

C. Kerangka Berfikir

Timbulnya bunyi pada kaki-kaki mobil adalah salah satu masalah dalam
kegiatan Observasi di Bengkal Honda Motor, selain itu masalah lain yang
dihadapi adalah steer banting kesalah satu arah.
Komponen kaki-kaki mobil antara lain:
 Shockbreaker
 Rack End
 Tie Rod End
 Ball Joint
 Bushing Arm
 Bearing
 Bushing Stabilizer
 Link Stabilizer
 Bushing Steering Rack

Timbulnya bunyi pada kaki-kaki mobil kemungkinan disebabkan oleh:


 Kerusakan pada shockbreaker, rack end, tie rod end, ball joint,
bearing, link stabilizer
 Bushing arm, bushing stabilizer, bushing steering rack rusak atau
habis
 Baut/mur ada yang kendur

Steer banting kesalah satu arah kemungkinan disebabkan oleh:

 Posisi velg/ban ada yang mundur


 Ban aus tidak merata
 Kerusakan pada komponen kaki-kaki
 Spooring tidak tepat

Oleh sebab itu, agar tidak timbul bunyi pada kaki-kaki mobil dan steer
tidak banting kesalah satu arah maka harus dilakukan perbaikan dan
penyetelan.

16
BAB III
OBSERVASI PELAKSANAAN INDUSTRI
SPOORING & BALANCING
1. KEGIATAN
Praktek dilaksanakan hari minggu, mulai pukul 08.00 – 10.00, Selama
melaksanakan praktek di Bengkel Honda Motor , kami melihat banyak kegiatan
yang berkaitan dengan dunia industri, khususnya industri bengkel dan otomotif.
Antara lain melaksanakan tune up, ganti oli, spooring & balancing, overhaul,
kelistrikan body dan servis lain yang biasa dilaksanakan terhadap sebuah
kendaraan ringan ( mobil ).
Dalam laporan ini, kami khusus membahas mengenai pelaksanaan spooring
& balancing. Hal ini dengan pertimbangan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sistem Chasis yaitu proses Balancing dan Spooring menggunakan system
komputer, yang pastinya sudah merupakan standar pelaksanaan servis pada zaman
sekarang dan pastinya hasil yang didapat akan lebih baik karena presisi dalam
penyetelan kaki – kaki sudah jauh lebih baik bila dibandingkan pelaksanaan
perbaikan dengan cara manual dan alat seadanya.

2. Standard Operational Spooring


Berikut adalah langkah – langkah penyetelan spooring dengan computer
 Bekerja sesuai dengan petunjuk kerja/jobsheet
 Gunakan pakaian kerja / wearpack
 Gunakan alat sesuai fungsi dan kapasitasnya
 Konsentrasi pada pekerjaan
Langkah Kerja :
I. Lakukan pemeriksaan dan pemeriksaan, baik secara visual
maupun dengan tes jalan kendaraan
II. Posisikan mobil pada ruang spooring dengan kedua roda depan
berada tepat di atas tapak spooring agar roda depan dapat
berbelok dengan mudah saat penyetelan.

Gambar 22 : Ruang Spooring

17
III. Ukur tekanan seluruh ban mobil ( untuk mobil jenis Kijang
Krista yang diperiksa adalah ban depan : 30 psi, ban belakang :
35 psi )
IV. Pastikan system suspensi mobil dalam keadaan stabil
V. Pasang rem tangan
VI. Hidupkan computer spooring dan Masuk ke menu spooring lalu
ikuti langkah selanjutnya
 Masuk ke menu Spooring
 Pilih “begin new alignment”
 Pilih “front ( steering may not be level”
 Pilih jenis kendaraan yang akan dispooring
 Komputer masuk ke menu runout compensation

VII. Pasang head sensor pada roda lalu ikuti perintah pada layar
computer sampai muncul gambar penyetelan pada layar yang
menandakan penyetelan telah dapat dimulai.

POSISI HEAD SENSOR YANG BENAR

Gambar 23: Posisi head sensor pada roda

18
Komputer masuk ke menu Front Wheel setting

Gambar 24: Menu Front Wheel Setting

VIII. Periksa jenis kesalahan sudut roda yang ditunjukkan pada layar
IX. Kendorkan baut pengkat tie rod untuk mempermudah
penyetelan
X. Lakukan penyetelan pada tie rod, camber dan caster sampai
computer menunjukkan bahwa sudut – sudut FWA telah
memenuhi toleransi ( ditandai dengan berubahnya warna pada
layar sudut dari merah ke hijau )
XI. Setelah semua penyetelan selesai dilaksanakan terhadap FWA,
pastikan baut – baut pengikat dikunci rapat kembali
XII. Lepaskan head sensor dari roda kendaraan;
XIII. Tekan tombol F6 pada keyboard computer spooring untuk
keluar dari menu spooring;
XIV. Lakukan check and recheck terhadap kondisi kendaraan pasca
spooring;
XV. Lakukan pengujian jalan kendaraan untuk memastikan bahwa
kendaraan sudah tidak mengalami gangguan lagi seperti saat
sebelum dilaksanakannya spooring.
XVI. Rapikan peralatan setelah spooring selesai dilaksanakan.

19
3. Standard Operational Balancing

Berikut langkah – langkah penyetelan Balancing dengan computer

Keselamatan kerja:
 Bekerja sesuai dengan petunjuk kerja/jobsheet
 Gunakan pakaian kerja / wearpack
 Gunakan alat sesuai fungsi dan kapasitasnya
 Konsentrasi pada pekerjaan

Langkah Kerja

I. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan


II. Siapkan Mesin balance roda
III. Siapkan roda yang akan dibalance
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menyetel roda ( melakukan
balancing )
a. Pemeriksaan Visual
Periksa adanya serpihan logam, batu atau benda-benda asing lain
yang mungkin terjepit di tapak ban, dan buanglah bila ditemukan.
Periksa adanya lumpur atau pasir yang mungkin menempel di
bagian dalam roda, dan bersihkan bila ditemukan.
Periksa adanya kerusakan, perubahan bentuk, atau keolengan di
dalam roda.
Periksa khususnya area lubang tengah, karena kondisi area ini
mempengaruhi akurasi pengukuran.
b. Setel tekanan ban
Lepas tutup katup.
Tekan nozzle pemompa ban secara lurus ke katup ban untuk
mencegah kebocoran udara, lalu pompalah ban.
Periksa tekanan udara setelah memompa ban.
Keterangan :
Tekanan ban standar dapat diperiksa pada Label Sertifikasi yang
bisa ditemukan di belakang pintu sisi pengemudi atau pada pilar.
Nilai standar ini juga dapat dilihat di buku Pedoman Pemilik atau
Pedoman Servis. Periksa dan setel tekanan udara saat ban dalam
keadaan dingin.
IV. Setelah pemeriksaan selesai, balance roda dapat dilakukan.
V. Set roda
Lepas semua beban yang telah terpasang pada roda.
Sambil memperhatikan pemusatan roda dan poros balancer, kencangkan
adaptor dengan kokoh agar tidak lepas.
VI. Input data roda
Baca lebar lingkar dan diameter lingkar dari tulisan di roda dan masukkan
data tersebut ke dalam balancer.
Ukur dan masukkan jarak dengan pengukur balancer.

20
VII. Ukur keseimbangan
Tutup penutup ban dan ukur keseimbangan.
Perhatian:
Serpihan logam atau batu dapat beterbangan selama pengukuran, oleh
karena itu turunkan penutup.
VIII. Setel keseimbangan
Pasang beban pada posisi IN dan OUT yang ditunjukkan oleh balancer.
Menggunakan tang pemukul, kencangkan beban pada roda.
Perhatian:
Pilih beban yang sesuai dengan tipe roda.
IX. Periksa kembali keseimbangan dan setel sehingga hasil yang keluar pada
alat balance roda menjadi 0 gram.
X. Lakukan langkah kerja 3 sampai langkah kerja 9 pada roda yang akan
dibalance berikutnya

21
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kaki-kaki memegang peranan penting bagi kendaraan yaitu untuk menjaga
keseimbangan dan kestabilan kendaraan saat melaju dalam kecepatan tinggi
2. Kerusakan yang sering terjadi yaitu timbulnya bunyi pada komponen kaki
kaki mobil dan stir banting kesalah satu arah
3. Spooring adalah menyelaraskan kedudukan tiap roda depan antara roda kiri
dan roda kanan (FWA)
4. Dengan adanya perbaikan dan penyetelan pada komponen kaki-kaki,
kenyamanan dan keselamatan dalam berkendara tidak terganggu

22
DAFTAR PUSTAKA

http://aneka-tips-kita.blogspot.com/2011/08/tips-trick-spooring-sendiri.html?m=1
http://autobekasi.blogspot.com/2012/10/mengetahui-kerusakan-kaki-kaki-
mobil.html?m=1
http://c2w-community.blogspot.com/2011/03/bagian-dari-kaki-kaki.html?m=1
http://m.tempo.co/read/news/2011/09/15/123356421/kaki-kaki-mobil-bermasalah-
cek-6-komponen-ini
http://saeanfelix.blogspot.com/2010/08/spooring.html?m=1
http://saputrajimmi.blogspot.com/2011_03_01_archive.html?m=1
http://www.berkahmotor.com/kaki2repair.html
http://www.ketokhalus.com/body_repair.html

23

Anda mungkin juga menyukai