BAB I
PENDAHULUAN
sistem penyaluran tenaga (kopling) pada kapal dengan sfesifikasi sebagai berikut :
- Daya (kw dalam rpm)* : 750/ 4000 rpm
1
puli sabuk, puli tali, dan puli rantai, roda gigi serta tromol. Sehubungan dengan
den gan
tujuannya terdapat bermacam-macam prinsip kopling yaitu :
1. Jika harus dibuat suatu sambungan mati dipergunakan kopling lekat.
2. Jika kopling harus menghubungkan gerakan poros yang satu terhadap poros
yang lain dalm arah memanjang sebagai akibat perubahan yang diakibatkan
oleh perubahan temperature dalam arah radial sebagai akibat ketidaktelitian
ketika memasang dan sebagainya maka dipasang kopling yang dapat
bergerak atau yang fleksibel.
3. Suatu sambungan yang mengurangi tumbukan lewat akumulasi kerja dan
melalui kerja dan menjadi kalor dan banyak atau sedikit meredam getaran,
dinamakan kopling elastic, kopling ini sekaligus memiliki keuntungan
kopling fleksibel.
4. Apabila sambungan dapat dibuat bekerja kalau sedang berhenti, tetapi dapat
dilepaskan selama sedang bergerak, maka jenis kopling yang digunakan
adalah kopling yang dapat dilepaskan. Kopling ini biasanya disebut kopling
cakar.
5. Apabila sambungan sembarang waktu selama sedang bergerak harus dapat
dihubungkan dan dilepaskan, maka diperguakan yaitu kopling yang dapat
dihubungkan : kopling gesek, kopling hidrolik, atau kopling induksi
elektromagnetik.
6. Untuk pengerjaan yang berat atau pekerjaan yang peka tehadap dipergunakan
kopling agar aman untuk menhindari tumbukan dalam bagian yang peka
dalam perkakas yang digerakkan atau beban terlampau besar dalam mesin
penggerak, motor dan sebagainya. Untuk belakangan ini juga diterpakan
kopling stater.
2
BAB II
TEORI DASAR
penekan yang berarti pada saat plat kopling tidak terjepit diantara roda penerus
pene rus dan
cincin penekan oleh karena plat kopling tidak terjepit, maka plat kopling beserta
Asnya diam dan tidak turut berputar. Bagian yang berputar terus adalah roda penerus,
cincin penekan, pegas kopling dan tutup kopling.
Agar supaya As kopling dapat berputar kembali, pegas kopling harus
dilepaskan dari injakan dan melepaskannya harus dilakukan perlahan-lahan. Oleh
karena pedal kopling tidak mendapat tekanan, maka pegas kopling bekerja kembali
menekan cincin penekan, sehingga As kopling terbawa dalam putaran kembali.
Ketika plat kopling terjepit diantara permukaan roda penerus dan cincin penekan,
keadaan asbes tidak dapat melekat
melekat dengan baik pada permukaan sehingga
sehingga tidak dapat
menghasilkan putaran, terbawahnya plat kopling didalam putaran menjadi tidak
sempurna. Untuk itu plat baja yang terdapat asbes dibelah-belah dan berlahanya di
arahkan ke dalam arah yang berlawanan
Akhirnya ketika plat kopling terjepit, seluruh permukaan asbes dapat
mengenai pada seluruh permukaan roda penerus dan cincin penekan. Untuk
memahami pembagian jenis jenis kopling dapat dilihat sebagai berikut :
Kopling terdiri atas :
3
4
b. Elektromagnetic
c. Hidroulic.
II.1. Beberapa Pe
Pengertian
ngertian P
Pokok
okok Gerakan Kopling
Berdasarkan uraian yang dikemukakan atas tenatang pembagian jenis kop
kopling
ling
maka kita dapat mengetahui bahwa kopling yang digunakan pada mobil adalah
kopling tidak tetap :
Ada empat pokok tahapan gerakan kopling
kopling gesek yaitu :
Tahap I, Engagement : dimana bidang permkaan kerja dari kopling ditarik bersama-
sama dan ditekan poros yang digerakkan dipercepat sehingga mencapai kecepatan
poros penggerak.
Tahap II, Clutch is engaged : Poros bergerak yang digerakkan berotasi dengan
kecepatan yang sama.
Tahap III, Disengagement : Dalam keadaan ini permukaan kerja clutch akan tertarik
sebagian sehingga putaran dari yang digerakkan akan turun dan akhirnya berhenti.
5
M pd
V
M P (Kg . cm)
M fr M pd
bol II
II bol
bol II / 1,75
5
M fr
dp 3
bol11
6
r m 3
M fr
Z f P 2
G1 (Dout 2 Din 2 ) . t .
.
4
G2 (Dout2 – Din2) . t .
– D
4
G3 (Dm2 - Dseplain2) .t .
4
Gtot G1 + G2 + G3
GP dp 2 L
4
5 q L4
Y 1
384 EI
G L3
Y 2 48 EI
qL2
M 1
8
GL
M 2
4
2
M red M 2 + ((
. M
p )
2
V. Umur Kopling
Q = Fm .k
tt
7
a Ak F fr
Ld
N fr
N m N fr
x 100 %
N m
8
BAB III
3.1. Perhitungan
Perhitungan Momen
1. Momen puntir pada poros (Mp)
N
M p 71620
(Kg.cm)
n
n = Banyaknya putaran
= 4000 rpm
Maka:
1004.7
M p 71620
4000
=17989.15 Kg .cm
Momen puntir yang direncanakan (M pd )
M pd
V
M p
9
= 1 6
= 2 (direncanakan)
M pd 2 17989.15
= 35978.30 Kg.cm
2. Momen Gesek (Mfr)
M fr
M pd (Kg . cm)
= 1,2 1,5
= 1,2 (direncanakan)
= 21586.98 kg.cm
( bol II) =
s
= 1000 kg / cm2
( bol II)
2. Besarnya tegangan geser yang diizinkan (
bol11
( bol II) =
1,75
10
1000
1,75
= 571.43 kg / cm2
3. Diameter poros (dp)
5 M fr
dp 3
bol11
5 21586.98
3
571.43
= 5.74 cm
Berdasarkan normalisasi 161 (1930) maka dp yang direncanakan = 6 cm
= 0.8 (direncanakan)
(direncanakan)
b
= 0.2 0.5
r m
= 0.3dipilih
Dimana r iinn = jari-jari dalam bidang
bidang gesek
r out
out = jari-jari
jari-jar i luar bidang gesek
r m = jari-jari rata-rata
rata-rata permukaan plat
plat gesek
= 0,5 (r out
out + r iin
n)
b = lebar disk
11
= 2 . . r m . b . Z
Tabel 67 ( V. Dobrovolsky), friction material in wide use
Material of Operation Coefficient of Unit pressure Maximum
friction surface condution friction (kg / cm2) operation
temperatur (0C)
f Ps 2 r
m 0, 2r
z r m
m
3
0 ,4 z r m
f Ps
M fr
Jadi r m 3
o,4 Ps f z
21586.98
3
0,4 3,14 2 0,3 1
= 30.59 cm
12
Dari perbandingan
b
0.3
r m
b 0.3r m
= 0.3 x 30.59
= 9.18 cm
r m = 0,5 (r out
out + 8r out
out)
= 0,9 r out
out
30.59
r out
out =
0,9
= 33.98 cm
Jadi :
Dout = 2 x r out
out
=2 x 33.98
= 67.96 cm
Din = 2 x r in
in
= 2 x 27.19
= 54.38 cm
Dm = 2 x r m
= 2 x 30.59
= 61.18 cm
13
BAB IV
PERENCANAAN SEPLAIN
W = b = lebar seplain
h = tinggi seplain
= 0,095 D
= 0,095 x 7.5
= 0,7125
D = diameter seplain
dp 6
7.5 cm
0,8 0,8
d = 0.81 D
= 0,81 x 7.5
= 6.075 cm
14
7.5 6.077
4
= 3.39 cm
Diameter rata-rata (Dm)
Dm = 2 . r m
= 2 . 3.39
= 6.78 cm
W for all fitt
fitt = 0.150 x 7.5
= 1.13 cm
Bahan seplain dipilih dari St. 50 ( tegangan tarik = 5000 Kg/cm 2) tegangan geser
( bol II) = 571.43 Kg/cm2) maka tegangan yang terjadi :
yang diizinkan (
M fr
g
r m f z
Dm
Dimana f 0 , 8 L
z
L = panjang seplain
= 3 (direncanakan)
0,72
6.78
f 0,8 3
10
= 1.63 cm2
maka
21586.98
g
3.39 1.63 10 0,72
= 542.59 Kg / cm2
15
= berat jenis
= 2.1 2.8 (gram / cm 3)
= 2.7 (direncanakan)
Jadi
3.14
G1 ((67.96)2 –
(54.38)2) x 0.5 x 2.7
– (54.38)
4
= 1760.65 gram
= 1.760 Kg
G1 = kampas 2 sisi
= 2 x 1.760
= 3.52 Kg
b). Berat plat kampas (G2)
G2 Din2) . t .
(Dout2 –
– D
4
16
maka :
3,14
G2 ((67.96)2 –
(54.38)2) x 0.5 x 7.8
– (54.38)
4
= 5086.32 gram
= 5.086 kg
c). Berat plat tengah (G3)
G3 ( Dm 2 Dseplain2 ) . t .
4
3,14
((61.18)2 (7.5)2)x 0.5 x 7.8
4
= 11286.95 gram
= 11.286 kg
d). Berat total kampas
Gtot G1 G 2 G3
Gp
4 dp
L
= 5043.45 gr = 5.043 kg
17
5 q L4
Y 1
384 EI
Dimana q
Gp
5.043 0.20 kg / cm
L 25
L = panjang poros
= 25 cm
E = Modulus elastisitas
= 2,15 x 106 Kg / cm2
I = momen inersia
4
dp
64
3.14 ( 5.74) 4
64
= 53.26 cm4
Sehingga :
5 0.20 25 4
Y 1
384 2.15 10 6 53.26
= 8.88 x 10-6 cm
18
G L3
Y 2
48 EI
Berat kampas adalah Gtot G1 G 2 G3
= 18.132 kg
18.132 253
Y 2
48 2,15 10 6 53.26
= 51.5 x 10-6 cm
maka defleksi lendutan total yang terjadi adalah
ada lah :
Y t Y Y 2
1
1
300 6
60 10
= 38729.83 rpm
poros aman terhadap putaran kritis karena putaran kritis lebih besar dari putaran
puta ran
operasi yaitu
yaitu ( 38729.83 > 4000 ).
19
qL2
8
L/2
qL2
M 1
8
0.20 x 25 2
8
= 15.63 Kg .cm
b). Momen lentur akibat kampas (M2 )
GL
4
20
L/2 L/2
GL
M 2
4
18.132
25
4
= 113.33 kg . cm
Jadi momen lentur (M) adalah
M = M1 + M2
= 15.63 + 113.33
= 128.96 Kg . cm
5. Pemeriksaan diameter poros
Mred 2 = M12 + (
( M p)2
Dimana Mred =
= momen reduksi
M p = Momen puntir yang direncanakan
= 3070,70 kg . cm
= faktor koreksi
= 0,8 (untuk bahan poros St. 60)
sehingga:
2
M red
M ( M p ) 2
= 2459.94 Kg . cm
Diameter koreksi ( d koreksi)
M red
d koreksi 3
0,1 bol111
1
Dimana : bol III
s
s = faktor keamanan
21
= 5 8
= 7 (direncanakan)
1 = 60 kg / mm2
= 6000 kg / cm2
6000
bol III
7
= 857,142 Kg / cm2
2459.94
Sehingga : d koreksi 3
0.1 857.142
= 3.06 cm
poros dinyatakan
din yatakan aman karena diameter koreksi lebih kecil dari diameter poros
p oros
22
BAB V
SUHU, UMUR, DAN EFISIENSI KOPLING
Dimana t = ken
kenai
aika
kan
n tem
temperat
peratur
ur
Q = kalor yang
yang timbul akibat gesekan
gesekan
75
3600 N fr
427
= 63232 Nfr . kejl / hr
Fm =Ffr = luas bidang gesek
2 x r m x b x z
= 2
= 2 x 3.14 x 34.59x 9.18x 1
= 1994.13 cm2
= 0.199 m2
k = Faktor perpindahan
perpindahan panas
= 70 Keal/ m2hr 0c
Nfr =
= Daya yang hilang akibat gesekan
A fr W
N fr
75 3600
23
Mp = 17989.15 Kg . cm
= 179.89 Kg. m
= putaran poros
2 n
60
2 3 .14 4000
60
= 418.66
418.66 rad / det
t = waktu penyambungan kopling
= 2 detik (direncanakan)
W = kerja kopling perjam
= 17 (direncanakan)
(direncanakan)
Maka energi gesek adalah :
Mp t
A fr
2
179.89 418
.66 2
2
= 75312.74 kg.m
75312.74 17
N fr
75 3600
= 4.74dk
Jadi
632,32 4.74
t
0.199 70
=215.16 0 C
Temperaturr operasi = t + suhu
Temperatu suhu kamar
= 215.16 + 27
= 242.16 0 C
24
Berarti temperatur berada dalam range temperatur yang diizinkan untuk bahan asbestos
yaitu (150 250) 0C
5.2. Umur Kopling
a Ak F fr
Ld ( jam )
N fr
Dimana Ld = lama
lama pemakaian plat gesek
a = tebal plat
plat gesek
= 0,2 0,5 cm
= 0,3 (direncanakan)
(direncanakan)
Ak = Kerja yang dihasilkan plat gesek
= 5 8 dk
= 7 (direncanaka)
0,3 7 1994.13
maka Ld
4.74
= 883.47 jam
banyaknyaa pemasangan :
banyakny
S Ld 3600
( 2 2)
883.47
3600
4
= 795123 kali pemasangan tiap jam
Dimana (2+2) = waktu penyambungan dan pelepasan
pelepasa n
Banyaknya penyambungan dan pelepasan tiap jam :
795123
M
2
= 39756 kali/jam
25
883.47
3600
Ld
2650.44
= 1200 hari
jadi umur
umur kopling dalam
dalam setahun adalah
adalah
1200
L
365
36 5 1
= 3,28 tahun
Kopling
5.3. Efisiensi Kopling
Penentuan efisiensi kpling dimaksudkan untuk mengetahui sampai dimana
kemampuan kerja kopling tersebut untuk memindahkan daya maksimum ke bagian
transmisi lainnya.
Nm N fr
100%
Nm
26
M fr n
dengan N max
71620
21586 4000
71620
= 1205 dk
(1205 1) 172,375
(3600 2 1)
Nm
3600
= 172.6 dk
172,6 0,97
jadi 172,6 100%
= 99,43 %
27
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan perencanaan dapat disimpulkan
disimpulkan :
I. Perhitungan momen
1. Bahan yang digunakan untuk poros adalah St 60
2. Momen puntir pada poros yang direncanaka Mpd = 35978.30 kg cm
3. Momen gesek Mfr =
= 21586.98 kg . cm
II. Pemilihan bahan :
1. Besar tegangan tarik yang diizinkan bol
II = 1000 kg/cm2
28
6.2. Saran
1. Untuk perencanaan ini sebaiknya diperhatikan bahan yang digunakan untuk
disain poros dan komponen-komponen kopling.
2. Suatu perencanaan sebaiknya diperhatikan bahwa harga yang didapat dari
hasil perhitungan harus lebih kecil dari pada harga yang diizinkan.
29
DAFTAR PUSTAKA
30