Anda di halaman 1dari 86

SISTEM PEMINDAH TENAGA OTOMOTIF

TO404

JOBSHEET

Iinstruktur Ibnu
Mubarak, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2022

1
LEMBAR PENGESAHAN

PANDUAN PRAKTIKUM
MATAKULIAH: SISTEM PEMINDAH TENAGA OTOMOTIF
(TO404)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:


Bandung, Agustus 2022

KEPALA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FPTK UPI

DR. H. WAHID MUNAWAR, M.PD.


NIP. 19630520 198901 1 001

DEKAN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

DR. IWA KUNTADI, M.PD.


NIP. 19620830 198803 1 002

2
M K : POWER
JOB SHEETS TRAIN
Kode : TM.247
Membongkar, Memeriksa, danMenyetel SKS : 3

CLUTCH PTO-DPTM- FPTK


UNIVERSITAS
PENDIDIKAN
INDONESIA
DOSEN : Ibnu Mubarak, S.Pd., MPd.
Alokasiwaktu : Kompetensi Dasar: No. Job Sheets
Mampu danTerampil Membongkar, OT.001
180 menit
Memeriksa, danMenyetel
CLUTCH
1 LANDASAN TEORI
1.1 Posisi dan fungsi
Kopling adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan dua poros pada
kedua ujungnya dengan tujuan untuk mentransmisikan daya mekanis. Kopling
biasanya tidak mengizinkan pemisahan antara dua poros ketika beroperasi, namun
saat ini ada kopling yang memiliki torsi yang dibatasi sehingga dapat slip atau
terputus ketika batas torsi dilewati.
Kopling (clutch) terletak di antara Enginedan Transmisi. Kopling berfungsi
untuk memutuskan dan menghubungkan putaran mesin dari Fly Wheel ke
Transmisi secara halus melalui kerja pedal selama perkaitan roda gigi.

K
onstruksiletak unit kopling (clutch)

Kopling dalam pemakaiannya harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut :


 Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran mesin ketransmisi dengan
lembut.
 Pada saat menghubungkan ke transmisi harus dapat memindahkan
tenaga mesin tanpa terjadi slip.
 Kopling harus dapat memutuskan daya dan putaran dengan sempurna

3
1.2 Nama komponenpada Koplingdanfungsinya

Komponen utama pada Kopling mempunyai fungsi sebagai berikut :


A. Roda gila (Fly wheel)
Fungsinya sebagai tempat dudukan sistem kopling.
B. Plat kopling (Cluth Disc)
Fungsinya sebagai media penghantar putaran dari mesin ke transmisi.
C. Plat penekan (Pressure Plate)
Fungsinya untuk menekan plat kopling
D. Pegas diafraghma (Diafraghma Spring)
Fungsinya untuk memberikan tekanan pada plat penekan
E. Tutup kopling (CluthCover)
Fungsinya untuk menjepit plat kopling terhadap Roda gila
F. Bantalan Pembebas (Release Bearing)
Fungsinya untuk meneruskan gaya tekan dari Garpu Pembebas
G. Garpu Pembebas (Release Fork)
Fungsinya untuk menekan Bantalan Pembebas sehingga menyentuh Pegas
diafraghma

1.3 Jenis-jenis Kopling


A. KoplingGesek
Dinamakan kopling gesek karena untuk melakukan pemindahan daya
adalah dengan memanfaatkan gaya gesek yang terjadi pada bidang
gesek.

4
Ditinjau dari bentuk bidang geseknya kopling
Dibedakan menjadi 2 yaitu :
B. Koplingpiringan (disc clutch)
Kopling piringan adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk
piringan atau disc.
C. Koplingkonis (cone clutch)
Kopling konisa dalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk
konis.
Ditinjau dari jumlah piringan/ plat yang digunakan kopling dibedaka
nmenjadi 2 yaitu :
D. Kopling plat tunggal
Kopling plat tunggal adalah unit kopling dengan jumlah piringan
koplingnya hanya satu.

Gb.1.Konstruksi unit kopling plat tunggal

E. Kopling plat ganda/ banyak


Kopling plat banyak adalah unit kopling dengan jumlah piringan lebih
dari satu.

5
Gb.2.Konstruksi unit kopling plat ganda

Gb.3.Konstruksi unit kopling plat banyak

Gb.4.Plat koplingpada unit kopling plat banyak

Gesekan antar bidang/ permukaan komponen tentu akan menimbulkan


panas, sehingga memerlukan media pendinginan.

Ditinjau dari lingkungan / media kerja, kopling dibedakan menjadi :


a. Kopling basah
Kopling basaha dalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau
disc) terendam cairan/ minyak.
b. Kopling kering
Kopling kering adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau
disc) tidak terendam cairan/ minyak (dan bahkan tidak boleh ada cairan/
minyak).

6
Ditinjau dari pegas penekannya, kopling dibedakan menjadi :
a. Kopling pegas spiral
Adalah unit kopling dengan pegas penekannyaberbentuk spiral. Dalam
pemakaiannya dikendaraan kopling dengan pegas coil memiliki
kelebihan :penekanannya kuat dan kerjanya cepat/ spontan. Kelemahan
atau kekurangannya : penekanan kopling berat, tekanan pada plat
penekan kurang merata, jika kampas kopling aus maka daya tekan
berkurang, terpengaruh oleh gaya sentrifugal pada kecepatan tinggi dan
komponennya lebih banyak, sehingga kebanyakan kopling pegas spiral
ini digunakan pada kendaraan menengah dan berat yang mengutamakan
kekuatan dan bekerja pada putaran yang relative lebih lambat.

Gb.5.
Gb.6.
Gb.7.
Gb.8.Konstruksi unit koplinggesekdenganpegas spiral

b. Kopling pegas diaphragma


Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk diaphragma/
bilah. Penggunaan pegas diaphragm mengatasi kekurangan-kekurangan
daripegas spiral. Namun pegas diaphragm mempunyai kekurangan
:kontruksinya lebih lemah disbanding pegas spiral dankurang
responsive (kerjanya lebih lambat), sehingga kebanyakan kopling pegas
diaphragm ini digunakan pada kendaraan ringan yang mengutamakan
kenyamanan.

7
Gb.9.

Konstruksi unit kopling gesek pegas diaphragma

Berdasarkan Mekanisme penggerak


1. Kopling Mekanis (Mechanical clutch)

Kopling mekanis atau dalam bahasa inggris disebut mechanical


clutch terdiri dari bagian-bagian yang diperlihatkan pada gambar di bawah
ini. Pada tipe kopling ini, perpindahan pedal kopling diteruskan ke body
kopling secara langsung oleh kabel.

8
2. Kopling Hidraulis (Hydraulic Clutch)

2 KeselamatanKerja
a). Gunakan peralatan kerja sarung tangan , safety shoes, dan wareCpak
b). Gunakanlah perlatan tangan sesuai dengan fungsinya.
c). Ikutilah instruksi dari instruktur/dosen atau pun prosedur kerja yang tertera
pada lembar kerja.
d). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak
tertera pada lembar kerja.
e). Bila perlu mintalah buku manual dari mesin yang digunakan.
f). Jangan memukul poros, ulir atau bagian lainnya dengan palu besi secara
langsung
g). Pasanglah plat kopling dengan center clutch, sehingga posisi plat kopling
betul-betul tepat ditengah.

3 Perkakas dan instrument


a. Kunci Pas
b. Kunci Ring
c. Palu
d. Obeng
e. Fuller
f. Dial Indicator
g. Mistar Baja
h. Jangka sorong

9
4 Proses/ langkah pelaksanaan praktikum

A. Pembongkaran
Langkah-langkah melepas unit kopling adalah :
 Berilah/ buatlah tanda pada rumah kopling dan flywheel
 Pasangkan centerclutch atau alat bantu yang lain untuk
menahan plat kopling pada tempatnya
 Kendorkan baut-baut pengikat rumah kopling ke flywheel
dengan urutan menyilang secara bertahap dan merata, sampai
tekanan tidak ada tekanan pegas
 Lepaskan baut pengikat satu persatu dan kemudian lepaskan
clutch cover dan clutch disc

Gb.10. Pembongkaran unit kopling

Pada kopling dengan pegas spiral unit rumah kopling dan plat
penekan dapat dengan mudah dibongkar, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
o Gunakan alat penekan/ press untuk menekan clutch cover
menahan tekanan pegas kopling.

Gb.11. Penekanan clutch cover unit kopling

10
o Lepaskan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel
maupun baut penahan penyetel tinggi tuas pembebas
o Buatlah tanda pada fly wheel dan clutch cover

Gb.12. Penekanan clutch cover unit kopling

o Lepaskan secara pelan-pelan penekanan alat penekan.


o Lepaskan clutch cover
o Lepaskan pegas-pegas penekan

Gb.13. Melepas clutch cover unit kopling

o Lepaskan pin dan release lever

Gb.14. Melepas clutch cover unit kopling

11
B. Pemeriksaan, Perbaikan dan Penggantian Unit Kopling
Release bearing
 Putar bearing dengan tangan dan berilah tenaga pada arah
axial. Jika putaran kasar dan atau terasa ada tahanan
sebaiknya ganti dengan yang baru.

Gb.15. Pengujian release bearing


Hasil :………………………………………………………………………………
Kesimpulan:
………………………………………………………………………………

Pegas Penekan dan Tuas Pembebas


 Pemeriksaan secara visual Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/
terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan
dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti
dengan unit yang baru.

Gb.16. Pemeriksaan keausan pegas

Hasil :
…………………………………………………………………
Kesimpulan:
…………………………………………………………………
……………

12
 Lakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan bekas
gesekan release bearing. Jika keausan melebihi spesifikasi
ganti dengan yang baru.
Kedalaman maksimal = 0.6 mm
Lebar maksimal = 5.0 mm.

Gb.17. Pengukuran keausan pegas


Hasil :
………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………
 Pemeriksaan kerataan tinggi pegas.
Menggunakan SST dan Filler gauge, periksa kerataan permukaan
ujung pegas diphragma atau ujung tuas pembebas.
Selisih ketidakrataan maximal= 0.5 mm.

Gb.18. Pemeriksaan kerataan tinggi pegas


Hasil :
………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………

13
 Pemeriksaan kerataan tinggi pegas.
Menggunakan Dial indikator dan alat pemutar,periksa
ketidakrataan permukaan ujung pegas diphragma atau ujung
tuas pembebas. Penyimpangan maximal = 0.5 mm.

Gb.19. Pemeriksaan kerataan tinggi pegas

Hasil :
………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………

 Pemeriksaan panjang dan kesikuan pegas penekan


Dengan Vernier caliper dan penyiku, periksa panjang pegas
penekan dan kesikuan pegas penekan

Gb.20. Pengukuran panjang dan kesikuan pegas penekan

Hasil :
………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………

14
 Pemeriksaan tegangan pegas penekan
Menggunakan alat penekan pegas periksa tegangan pada pegas.

Gb.21. Pengukuran tegangan pegas penekan


Hasil :
………………………………………………………………………
Kesimpulan :
 Perbaikan/ penyetelan
Bila penyimpangan tidak masuk dalam spesifikasi, lakukan
penyetelan kerataan :
o Pegas diaphragma
Pada pegas diaphragm lakukan penyetelan ketinggian dan
kerataan dengan SST seperti terlihat pada gambar berikut!

Penyetelan kerataan tinggi pegas


Hasil :
……………………………………………………………………..
Kesimpulan :
………………………………………………………………….....

15
o Tuas pembebas
Penyetelan tuas pembebas dilakukan dengan mengatur
baut penyetel pada pengikat tuas pembebas dan plat
penekan dengan bantuan SST pengukur kerataan. Setelah
kerataan tepat, maka kunci dan keraskan mur penahan
pengunci.

Gb.22. Penyetelan kerataan tinggi tuas pembebas

Plat Penekan
 Pemeriksaan secara visual, Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/
terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan
dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah,
perbaiki dengan menggunakan mesin bubut atau jika tidak
memungkinkan, ganti dengan plat penekan baru.
Hasil :
………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………

 Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan straigh edge


dan filler gauge. Ketidakrataan max. adalah 0.5 mm.

Hasil :
………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………

16
 Jika ketidakrataannya melebihi spesifikasi, ratakan dengan
menggunakan mesin bubut atau jika tidak memungkinkan, ganti
dengan plat penekan baru.
Hasil :
………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………

Plat Kopling
 Pemeriksaan secara visual, adalah dengan melihat apakah ada
kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak.
Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu
hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang
halus. Jika kerusakannya parah, ganti kampas kopling atau ganti
dengan plat kopling baru.
 Pemeriksaan dan pengukuran kedalaman paku keling dengan
jangka sorong. Batas kedalaman paku keling, minimal 0.3 mm.
Jika kedalaman sudah melebihi spesifikasi, ganti kampas kopling
atau ganti dengan plat kopling baru.

Pengukuran kedalaman paku keling


Hasil :
………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………

Penggantian kampas kopling dilakukan dengan cara melepas


kampas kopling lama dengan merusak paku kelingnya dengan

17
bor, memasang kampas kopling baru dengan paku keling baru
dengan urutan menyilang. Lakukan pengetesan kerataan dan
keolengan plat kopling dengan bantuan dial indikator.

Gb.23. Penggantian kampas kopling


 Pemeriksaan kekocakan atau kerusakan torsion dumper. Jika
ditemukan kekocakan dan kerusakan pada torsion dumper, ganti
dengan plat kopling unit baru.
Hasil :
………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………

 Pemeriksaan keausan atau kerusakan alur-alur hub. Kaitkan/


pasangkan plat kopling pada input shaft transmisi, plat kopling
harus bergerak dengan mudah tetapi tidak longgar. Jika macet
atau longgar ganti dengan plat kopling baru.
Hasil :
………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………
 Pemeriksaan run-out plat kopling. Dengan roller-instrumen
(mesin/alat-pemutar) dan dial indikator periksalah run-out plat
kopling! Bila run-out melebihi 0.8 mm, gantilah plat kopling
dengan yang baru.

Gb.24. Pengukuran run-out plat kopling

18
Hasil :
………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………

Fly Wheel
 Pemeriksaan secara visual, Jika ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat
dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya
parah, ganti dengan plat kopling baru.
Hasil :
………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………

 Pemeriksaan run-out fly wheel.


Dengan dial indikator periksa run-out fly wheel Bila run-out
melebihi 0.2 mm, gantilah fly wheel dengan yang baru.

Gb.25. Pengukuran run-out fly wheel

Hasil :
………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………
 Pemeriksaan Pilot Bearing. Putarkan bearing dan beri tenaga
pada arah axial. Jika putaran kasar dan terdapat kekocakan yang
berlebihan, ganti dengan pilot bearing yang baru.

19
Gb.26. Pemeriksaan pilot bearing
Hasil :
………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………

Penggantian pilot bearing dilakukan dengan melepas pilot


bearing lama dengan SSt sliding hamer dan kemudian memasangkan pilot bear

20
M K : POWER
JOB SHEETS TRAIN
Kode : TM.247
Membongkar, Memeriksa, dan Menyetel SKS : 3

TRANSMISI PTO-DPTM- FPTK


UNIVERSITAS
PENDIDIKAN
INDONESIA
DOSEN : Ibnu Mubarak, S.Pd., MPd.
Alokasi waktu : Kompetensi Dasar: No. Job Sheets
Mampu dan Terampil Membongkar, OT.002
150 menit Memeriksa, dan Menyetel
TRANSMISI

NO PENJELASAN

1 LANDASAN TEORI
ISTILAHAN
Constant Mesh : adalah Roda gigi transmisi yang tidak dapat digeser posisinya.
Driver Gear : adalah roda gigi penggerak yang terhubung langsung dengan
mesin. Driven Gear ; adalah roda gigi yang digerakkan.
Roda Gila (Fly Wheel) : yaitu salah satu komponen motor yang berfungsi sebagai
penyeimbang putaran motor (balancer) sekaligus penyimpan tenaga
putar yang dihasilkan oleh putaran poros engkol, sehingga poros
engkol dapat berputar terus guna manghasilkan langkah usaha
kembali (kesinambungan kerja).
RR (Rear Engine Rear Drive) yaitu suatu jenis kendaraan denganmesin di bagian
belakang kendaraan dan sebagai roda penggeraknya adalah roda
belakang.
Sliding Mesh : adalah roda gigi transmisi yang dapat digeser posisinya.
Synchromesh : adalah perlengkapan transmisi yang berfungsi untuk menyamakan
putaran antar gigi yang akan di-sambung.
Transmisi : yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi
untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan
kondisi jalan dan kondisi pembebanan, yang pada umumnya dengan
menggunakan perbandingan-perbandingan roda gigi.
Transmisi Manual adalah Transmisi kendaraan yang pengop-rasiannya
dilakukan secara langsung oleh pengemudi.

Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi

21
dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda
untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar yang
tinggi menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya.
Torsi tertinggi suatu mesin umumnya terjadi pada sekitar pertengahan dari batas
putaran mesin yang diijinkan, sedangkan kendaraan memerlukan torsi tertinggi pada
saat mulai bergerak. Selain itu, kendaraan yang berjalan pada jalan yang mendaki
memerlukan torsi yang lebih tinggi dibandingkan mobil yang berjalan pada jalan yang
mendatar. Kendaraan yang berjalan dengan kecepatan rendah memerlukan torsi yang
lebih tinggi dibandingkan kecepatan tinggi.Dengan kondisi operasi yang berbeda-beda
tersebut maka diperlukan sistem transmisi agar kebutuhan tenaga dapat dipenuhi oleh
mesin.

TRANSMISI MANUAL
Transmisi manual adalah sistem transmisi otomotif yang memerlukan pengemudi
sendiri untuk menekan/menarik seperti pada sepeda motor atau menginjak kopling
seperti pada mobil dan menukar gigi percepatan secara manual. Gigi percepatan
dirangkai di dalam kotak gigi/gerbox untuk beberapa kecepatan, biasanya berkisar
antara 3 gigi percepatan maju sampai dengan 6 gigi percepatan maju ditambah dengan
1 gigi mundur (R). Gigi percepatan yang digunakan tergantung kepada kecepatan
kendaraan pada kecepatan rendah atau menanjak digunakan gigi percepatan 1 dan
seterusnya kalau kecepatan semakin tinggi, demikian pula sebaliknya kalau
mengurangi kecepatan gigi percepatan diturunkan, pengereman dapat dibantu dengan
penurunan gigi percepatan.

Synchromesh
Synchromesh adalah perlengkapan transmisi yang berfungsi untuk menyamakan
putaran antar gigi yang akan di-sambung sehingga perpindahan gigi percepatan dapat
dilakukan secara mulus. Cara kerjanya saat handel transmisi pada posisi netral, maka
synchromesh berada ditengah tidak berpengaruh atau dipengaruhi oleh kedua roda gigi
yang ada disampingnya.

Susunan Gigi Percepatan


Susunan/layout gigi percepatan transmisi manual tergantung kepada cirri yang biasa
digunakan disuatu kawasan, mobil keluaran Asia agak berbeda dengan Eropa,
khususnya pada penempatan gigi mundur(R). Penempatan tuas transmisi yang banyak

22
digunakan adalah di lantai tetapi beberapa mobil modern menggunakan tuas transmisi
di dashboard ataupun mobil lama yang ditempatkan di setang setir.

2 PERKAKAS DAN INSTRUMEN


Peralatan Yang Dibutuhkan
1. Dongkrak mobil
2. Penyangga atau jack stand
3. Hidrolik press
4. Palu plastik
5. SST 09311 – 35020
6. SST09950 – 00020
7. Dripen
8. Palu besi
9. Tuas magnetic
10. Tang snap ring
11. SST 09506 – 30012
12. SST 09710 – 30020 (09710 – 03020, 09710 -
03110)
13. SST 09506 – 30012 dan SST 09710 – 30020
14. Obeng min
15. SST 09506 -35010
16. SST 09921 – 00010
17. SST 0920 - 60011
18. SST 09304 – 12012
19. SST 09308 – 10010
20. SST 09307 – 30010
21. Kunci moment
22. Kunci ring 12
23. Kunci ring 14
24. Kunci ring 15
25. Kunci ring 19
26. Buku manual servis transmisi toyota kijang
27. Minyak pelumas transmisi manual
28. Pompa minyak transmisi manual
29. Lap/ majun.

23
Alat-alat Ukur/Instrumen

1. Feeler gauge
2. Jangka sorong
3. Micrometer
4. Dial gauge
5. Sigmat

3 KESELAMATAN KERJA

Pada Saat Membongkar :


a. Gunakan wearpack.
b. Perhatikan letak komponen pada engine
c. Lepaskan terminal negative batere agar tidak terjadi
hubungan singkat saat bekerja
d. Pastikan roda mobil di ganjal pada saat di dongkrak
e. Pastikan posisi kendaraan berada di tempat datar dan luas
untuk memudahkan pada saat mendangkrak
f. Pindahkan bak penampung minyak pelumas tranmisi ke tempat yang
aman.
g. Pastikan dangkrak trasmisi di pasang dengan baik dan aman, bila
perlu ikat dengan baut atau rantai.
h. Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur kerja yang
tertera pada lembar kerja.
i. Hati-hati bekerja di bawah kendaraan tanpa jackstand.
j. Gunakan SST 09311-35020 pada saat melepas roda gigi counter dan
pengunci.
k. Gunakan SST 09950-00020 pada saat melepas ring synchromesh
hub sleeve no. 1, roda gigi-2.
l. Jangan bergurau pada saat pembongkaran berlangsung.

Pada Saat dan Memeriksa:


a. Bersihkan komponen-komponen yang akan di ukur untuk memudahkan pengukuran.
b. Gunakan alat ukur sesuai dengan ukuran dan fungsinya.
c. Jangan bergurau pada saat pemeriksaan berlangsung.

Pada Saat Memasang:

24
a. Jangan bergurau pada saat pemasangan komponen berlangsung.
b.Pastikan dangkrak trasmisi di pasang dengan baik dan aman, bilaperlu ikat dengan
baut atau rantai.
c. Gunakan alat sesuai dengan ukuran dan fungsinya.
d. Perhatikan cara pemasangan komponen.
e. Perhatikan letak pemasangan komponen.
f. Gunakan manual book.
4 PROSEDUR :

A. MELEPAS TRANSMISI DARI KENDARAAN


1. Lepaskan kabel batere dari terminal negatif.
2. Lepas empat sekrup dan karet pada tuas pemindah.
3. Angkat kendaraan dan kuras oli transmisi.Perhatikan: Pastikan bahwa kendaraan
ditopang dengan baik.
4. Lepas tuas pemindah.
a) Lepaskan kabel dan karet.
b) Lepas dua baut dan lepaskan tuas pemindah gigi.
5. Lepas poros propeler
6. Lepas pipa knalpot.
7. Lepas kabel speedometer dan kilometer switch lampu mundur.
8. Lepas kabel kopling.
9. Lepaskan baut penahan transmisi.
10. Turunkan transmisi.
Catatan: Sebelum menurunkan transmisi, taruh dongkrak di bawah mesin,
lindungi bak oli dengan balok kayu.

B. MEMBONGKAR UNIT TRANSMISI

25
Komponen-komponen transmisi manual.

26
B.1. Langkah-langkah membongkar
1. Lepaskan garpu pembebas dan hub dengan bantalan pembebas.
2. Lepas roda gigi gerak speedometer dan switch lampu mundur.
3. Lepas rakitan tutup bak transmisi.
4. Lepas rumah kopling dan penahan bantalan depan.
5. Lepas extension housing.
Melepas extension housing

27
6. Lepas roda gigi idler mundur, pores, dan pengunci. Dorong poros keluar
dari arah depan ke arah belakang.
Melepas roda gigi idler
mundur dan pengunci

7. Gunakan feeler gauge, ukur celah dorong roda gigi idler.


Catatan: Buatlah Catatan, untuk referensi kemudian.
Celah standar : 0,10-0,30 mm (0,0039-0,0118 in)
Celah maksimum : 0,30 mm (0,0012 in)
Mengukur celah dorong
roda gigi idler

8. Lepas pores roda gigi counter dan pengunci.


a) Menggunakan palu plastik dan SST 09311 -35020, pukullah SST 09311 -
35020 dari arah depan.
b) Biarkan roda gigi counter jatuh di dalam bak transmisi.
Melepas roda gigi counter dan mengunci

9. Lepas rakitan poros output.

28
10. Lepas poros input. Tepatkan bagian yang lurus dari poros input dengan roda gigi
counter dan lepas pores input.

11. Lepas roda gigi counter.


a) Lepas roda gigi counter.
b) Lepas dua bantalan roljarum dan spacer dari roda gigi counter.
c) Lepas dua cincin dorong dari bak transmisi.

Melepas roda gigi counter

12. Ukur celah dorong setiap roda gigi menggunakan feeler gauge, ukur celah dorong.
Celah standar : 0,10 - 0,25 mm (0,0039 - 0,0098 in).
Celah maksimum : 0,25 (0,01 in).
Mengukur celah dorong setiap roda gigi

29
13. Lepas roda gigi penggerak speedometer.
a) Menggunakan tang snap ring, lepas snap ring.
b) Lepas roda gigi penggerak speedometer.
c) Menggunakan tuas magnetik, lepas bola pengunci.
d) Menggunakan tang snap ring, lepas snap ring.
Melepas roda gigi penggerak speedometer

14. Lepas penahan bantalan belakang poros output dengan bantalannya, roda gigi-1,
dua bantalan rol-jarum, luncuran dalam, dan bola pengunci.
a) Menggunakan tang snap ring, lepas snap ring.
Melepas snap ring

b) Menggunakan hidrolik pres, lepas penahan bantalan dengan bantalannya, bersama-


sama roda gigi-1, dan luncuran dalam.
c) Lepas dua bantalan rol-jarum.
d) Menggunakan tuas magnetik, lepas bola pengunci.
15. Lepas ring synchromesh, hub sleeve no. l, dan roda gigi-2, menggunakan SST dan
hidrolik pres, lepas hub sleeve no. 1, ring synchromesh, dan roda gigi-2. SST

30
09950 - 00020.
Melepas hub sleeve ring synchromesh dan roda gigi-2

16. Lepas hub sleeve no. 2, ring synchromesh, dan roda gigi-3.
a) Menggunakan tang snap ring, lepas snap ring.
Melepas hub sleeve ring synchromesh dan roda gigi-3

b) Lepas hub sleeve no. 2 bersama-sama ring synchromesh, dan roda gigi 3.
Melepas hub sleeve bersama-sama ring synchromesh dan roda gigi-3

C. MEMBONGKAR RAKITAN TUTUP BAK TRANSMISI


1. Lepas garpu pemindah-3 dan 4, serta pores garpu pemindah.
a) Menggunakan drip pen dan palu, lepas pen pegas alur.
Melepas pen pegas alur
b) Lepas garpu pemindah-3 dan 4, serta poros garpu pemindah.
melepas garpu pemindah 3 dan 4
c) Menggunakan tuas magnetik, lepas bola, dan pegas pengunci
Melepas bola dan pegas pengunci

2. Lepas pen interlock no. I, menggunakan tuas magnetik, lepas dua peninterlock.

31
Melepas pen interlock no. 1

3. Lepas garpu pemindah-1 dan 2, serta poros garpu pemindah.


a) Menggunakan drip pen dan palu, lepas pen pegas alur.
Melepas pen pegas alur

b) Lepas garpu pemindah-1 dan 2, serta poros garpu pemindah.


Catatan: Hati-hati agar bola pengunci tidak hilang.
Melepas garpu pemindah 1 dan 2

c) Menggunakan tuas magnetik, lepas bola, dan pegas pengunci.


Melepas bola, dan pegas pengunci

4. Lepas pen interlock no. 2 dengan menggunakan tuas magnetik, lepas peninterlock.
Melepas pen interlock

5. Lepas mur pivot lengan pemindah mundur, cincin, dan ring-O.


Melepas mur pivot pemindah, cincin dan ring-O

6. Lepas pores garpu pemindah mundur dan kepala pemindah.


a) Menggunakan drip pen dan palu, lepas pen pegas alur.
Melepas pen pegas alur

b) Lepas poros garpu pemindah mundur dan kepala pemindah.


Catatan: Hati-hati agar bola pengunci tidak hilang.
Melepas poros garpu pemindah mundur dan kepala pemindah

c) Menggunakan tuas magnetik, lepas bola, dan pengunci.


Melepas bola dan pengunci

7. Lepas pemegang bola pembatas mundur, pegas, dan bola pengunci dari tutup bak
transmisi.
Melepas pemegang bola

32
8. Lepas poros tuas pemindah dan juga tuas pemilih.
a) Lepas kawat dan baut pengunci.
b) Lepas poros tuas pemindah dan tuas pemilih.
Melepas poros tuas pemindah

9. Lepas plat lengan pemindah mundur.


Melepas lengan pemindah mundur

 PROSEDUR MEMERIKSA
1. Periksa Poros Output dan Luncuran Dalam
a) Menggunakan jangka sorong, ukur ketebalan flens poros output.Ketebalan minimum
4,90 mm (0, 1929 in). Mengukur ketebalan flens poros output

b) Menggunakan jangka sorong, ukur ketebalan flens luncuran dalam.


Ketebalan minimum 3,9 mm (0,1535 in).
Mengukur ketebalan flens luncuran dalam

c) Menggunakan mikrometer, ukur diameter luar dari permukaan jurnal poros


output. Roda gigi-2 : Minimum 38,415 mm (1,5124 in)
Roda gigi-3 : Minimum 38,415 mm (1,5124 in)
Mengukur diameter luar dari permukaan jurnal poros output

d) Menggunakan mikrometer, ukur diameter luar, dan luncuran dalam. Diameter


minimum 36,98 (1,4559 in).
Mengukur diameter luar dan luncuran dalam
e) Menggunakan dial gauge, ukur keolengan poros output. Keolengan maksimum 0,06
mm (0,0024 in).
mengukur keolengan poros output
2.Periksa celah oli roda gigi-1, menggunakan dial gauge, ukur celah oli antara roda gigi
dan luncuran dalam, dengan bantalan rol j arum terpasang. Celah standar : 0,009-0,064
mm (0,0004-0,0025 in) Celah maksimum : 0,064 mm (0,0025 in)
Bila celah oli melampaui maksimum, gantilah roda gigi, luncuran dalam atau bantalan rol
jarum.

Memeriksa celah oli gigi-1

33
3 Periksa celah oli roda gigi-2 dan 3, menggunakan dial gauge, ukur celah oli antara roda
gigi dan poros dengan bantalan rol jarum terpasang.Celah standar 0,06 - 0,11 mm
(0,00211 - 0,0043 in) Celah maksimum 0,11 mm (0,0043 in) Bila celah oli melampaui
nilai maksimum, gantilah roda gigi atau poros output.
Memeriksa celah oli roda gigi 2 dan 3

4. Periksa ring synchromesh.


a) Putar dan tekan ring synchromesh untuk mengetahui kemampuan
pengeremannya.
Sketsa 38. Memutar dan menekan ring synchromesh
b) Ukur celah di antara ring synchromesh dengan ujung alur roda gigi.Celah
standar 1,0-2,0 mm (0,039-0,079 in) Celah maksimum 0,8 mm (0,031 in). Bila
celah kurang dari limit, gantilah ring synchromesh.
Mengukur celah

5.Ukur celah antara garpu pemindah dan hub sleeve, menggunakan feeler gauge, ukur
celah antara hub sleeve dan garpu pemindah. Celah maksimum 1,00 mm (0,039 in). Bila
celah melampaui nilai limit, ganti garpu pemindah atau hub sleeve.
mengukur celah antara garpu pemindah dan hub sleeve
6. Bila perlu, ganti bantalan poros input.
a) Menggunakan tang snap ring, lepas snap ring.
Melepas snap ring

Melepas snap ring

b) Menggunakan hidrolik pres, lepa bantalan


Melepas bantalan

c) Menggunakan hidrolik pres dan SST, pasang bantalan yang baru. SST 09506-
30012. Sketsa 43. memasang bantala
d) Pilih snap ring untuk mendapatkan celah aksial minimum dan pasangan pada poros.

2,05-2,10 (0,0807 - 0,0827)


2,10-2,15 (0,0827 - 0,0846)
2,15-2,20 (0,0846 - 0,0866)

34
2,20 - 2,25 (0,0866 - 0,0886)
2,25-2,30 (0,0886 - 0,0906)
2,30-2,35 (0,0906 - 0,0925)
Meilih snap ring

7. Bila perlu, ganti bantalan belakang poros output.


a) Menggunakan tang snap ring dan SST, kembangkan snap ring bantalan dan tekan
bantalan masuk. SST 09710 - 30020 (09710 - 03020, 09710 -03110).
Mengembangkan snap ring bantalan

b) Pasang penahan oli dan snap ring pada penahan bantalan.


c) Menggunakan tang snap ring dan SST, kembangkan snap ring bantalan dan tekan
bantalan yang baru masuk. SST 09506 - 30012 dan 09710 -30020.
d) Ukur ketebalan aksial antara snap ring dengan penahan bantalan. Celah standar 0 -
0,1 mm (0 - 0,004 in)
Mengukur ketebalan aksial
e) Bila perlu, pilih snap ring untuk mendapatkan kebebasan aksial yang benar dan
pasangkan pada penahan bantalan. Ketebalan snap ring:

1,35-1,45 (0,0531 -0,0571)


1,45-1,55 (0,0571 - 0,0610)
1,55- 1,65 (0,0610 - 0,0650)
1,65-1,75 (0,0650 - 0,0689)
1,65-1,75 (0,0689 - 0,0728)
Memilih snap ring

8. Bila perlu, ganti perapat oli.


a) Menggunakan obeng, ungkit perapat oli keluar.
Mengungkit perapat oli keluar

b) Menggunakan SST, tekan perapat oli yang baru masuk. Kedalaman perapat oli 10,3
- 11,1 (0,406 - 0,437 in). SST 09506 -35010.
Menekan perapat oli

9. Bila perlu, ganti perapat oli roda gigi gerak speedometer.

35
a) Menggunakan SST, tarik perapat oli keluar. SST 09921 - 00010.
Tarik perapat oli keluar

b)Menggunakan SST, pasang perapat oli yang baru. SST 09201 - 60011.Kedalaman
perapat oli 20 mm.
Memasang perapat oli

10. Bila perlu, ganti perapat oli.


a) Menggunakan obeng, ungkit perapat oli keluar.
b) Menggunakan SST, pasang perapat oli yang baru. SST 09304- 12012.\Pasang
perapat oli yang baru
11. Bila perlu, ganti perapat oli dan bushing.
a) Menggunakan SST, lepas perapat keluar. SST 09308 - 00010 atau 09308-
10010 dengan poros output terpasang.
b) Panaskan ujung extension housing pada temperatur 80° - 100°C (176° -
212° F) di dalam pemanas oli.
Memanaskan ujung extension housing

c) Menggunakan SST, lepas bushing dan pasang bushing yang baru.


SST 09307 - 30010.
Melepas bushing dan memasang
d) Menggunakan SST, pasang perapat yang baru. SST 09307 - 30010.
Memasang perapat

 PROSEDUR MERAKIT
A. MERAKIT TUTUP BAK TRANSMISI
1. Pasang pivot dan lengan pemindah mundur. Pasang cincin yang baru,lengan pivot pada
tutup bak transmisi.
2. Pasang tuas pemindah dan pemilih dan poros tuas pemindah.
a) Oleskan gemuk MP pada perapat oli.
b) Pasang tuas pemindah dan pemilih dan poros tuas pemindah.
c) Menggunakan SST, lepas bushing dan pasang bushing yang baru. SST 09307 -
30010.
Lepas bushinng dan pasang
d) Pasang dan kencangkan baut pengunci. Momen 260 kg.cm (19 ft- lb,25 Nm).
Catatan: Tempatkan lubang pada tuas pemindah dan pemilih dengan lubangi

36
pada poros tuas pemindah.
e) Pasang kawat pengunci.

3. Pasang pegas bola pengunci gasket dan pemegang bola pembatas


mundur.Kencangkan pemegang bola pembatas mundur. Momen 410 kg.cm (30 ft-I b,
40 Nm).
Memasng pegas bola pengunci gasket

4. Pasang poros garpu pemindah mundur dan kepala pemindah.


a) Pasang pegas dan bola pengunci.30
Memasng pegas dan bola pengunci

b) Pasang poros garpu pemindah mundur dan kepala pemindah.


Memasang poros garpu

c) Tepatkan lubang pen pada kepala pemindah dengan lubang pada poros.
d) Menggunakan palu, pasang pen pegas alur sampai tertanam pada kepala
pemindah.
Memasang pen pegas alur

5. Pasang ring-O, cincin, dan mur untuk pivot pemindah mundur.


Memasang ring-O, cincin dan mur

6. Pasang pen interlock no. 2. Oleskan gemuk MP,pada pen interlock dan pasang pen
interlock.
Memasang pen interlock no. 2

7. Pasang garpu pemindah-l dan 2, serta poros garpu pemindah.


a) Pasang pegas dan bola pengunci.
memasang pegas dan bola pengunci

b) Pasang garpu pemindah-1 dan 2, serta poros garpu pemindah.


Memasang garpu pemindah 1 dan 2

c) Tepatkan lubang pen pada garpu pemindah dengan lubang pada poros garpu
pemindah.
d) Menggunakan palu, pasang pen pegas alur sampai tertanam pada garpu pemindah.

37
Memasang pen pegas alur sampai tertanam
8. Pasang pen interlock no. 1. Oleskan MP pada pen interlock dan passangkan pen
interlock.
9. Pasang garpu pemindah-3 dan 4, serta poros garpu pemindah.
a) Pasang pegas dan bola pemindah.
b) Pasang garpu pemindah-3 dan 4, serta poros garpu pemindah.
Memasang garpu pemindah 3 dan 4

c) Tepatkan lubang pen pada garpu pemindah dengan lubang pada poros.
d) Menggunakan palu, pasang pen pegas alur sampai tertanam pada garpu pemindah.
Memasng pen pegas alur

10. Periksa mekanisme interlock.

B. MERAKIT TRANSMISI
1. Pasang clutch hub no. I dan 2 pada hub sleeve.
a) Pasang clutch hub dan pengunci pemindah.
b) Pasang pegas pengunci pemindah di bawah kunci pemindah.
Catatan: Pasang pegas kunci pada posisi sedemikian, sehingga ujungujungnya
tidak segaris.
Memasng pegas pengunci pemindah
2. Pasang rakitan roda gigi-3 ring synchromesh dan hub sleeve no. 2 pada poros output.
a) Oleskan oli roda gigi pada poros output.
b)Pasangkan ring synchromesh pada roda gigi dan tepatkan alur ring
dengan kunci pemindah.
Memasang ring synchromesh
c) Menggunakan hidrolik pres, pasang roda gigi-3 ring synchromesh dan hub
sleeve no. 2.
Memasang roda gigi 3 ring synchromesh

3.Pasang snap ring. Pilih snap ring untuk rnendapatkan celah aksial minimum dan
pasangkan pada poros. Ketebalan snap ring:Tanda Ketebalan mm (in)
A 1,50- 1,55 (0,0591 – 0,0610)
B 1,60- 1,65 (0,0630 – 0,0650)
C 1,70-1,75 (0,0669 – 0,0689)

38
D 1,80- 1,85 (0,0709 – 0,0729)
memasang snap ring

4. Ukur celah dorong roda gigi-3, menggunakan feeler gauge, ukur celah dorong roda
gigi-3.
Celah standar : 0,10-0,25 mm (0,0039-0,0098 in)
Celah maksimum : 0,25 mm (0,0098 in)
Mengukur celah dorong roda gigi-3

5. Pasang rakitan roda gigi-1, ring synchromesh dan hub sleeve no. 1 pada poros output.
a) Oleskan oli roda gigi pada output.
b) Pasang ring synchromesh pada roda gigi dan tepat kap alur ring dengan kunci
pemindah.
Memasang ring synchromesh
c) Menggunakan hidrolik pres, pasang rakitan roda gigi-2 ring synchromesh dan
hub sleeve no. 1.
Memasang rakitan roda gigi 2

6.Pasang bola pengunci, ring synchromesh roda gigi-1 bantalan rol jarum dan luncuran
alam pada poros output.
a) Oleskan oli roda gigi pada bantalan rol jarum.
b) Pasang bola pengunci pada poros output.
memasang roda pengunci

c) Rakit coda gigi-l, bantalan rol jarum, dan luncuran dalam.


d)Pasang rakitan pada poros output dengan alur ring synchromesh tepat pada kunci
pemindah.
e) Putar luncuran dalam agar tepat dengan bola pengunci.
Memutar luncuran dalam

7. Pasang rakitan bantalan belakang, menggunakan hidrolik pres, pasang rakitan bantalan
belakang pada poros output. SST 09506 - 30012 dan 09710 - 30020 (09710 -03020,
09710 - 03140 in).
Memasang rakit bantalan belakang

8. Ukur Celah dorong roda gigi-1 dan 2. Ukur celah dorong roda gigi-1 dan

39
Celah standar : 0,10-2,25 mm (0,0039-0,0098 in)
Celah maksimum : 0,25 mm (0,0098 in)
9. Pasang snap ring. Pilih snap ring untuk mendapatkan celah aksial minimum
dan pasangkan pada poros output.
1,50- 1,55
1,60- 1,65
1,70- 1,75
1,80-1,85
1,90-1,95
Memasang snap ring pada poros output

10. Pasang roda gigi penggerak speedometer.


a) Menggunakan tang snap ring, pasang snap ring,
b) Pasang bola pengunci.
c) Pasang roda gigi penggerak speedometer.
d) Menggunakan tang snap ring, pasang snap ring.

Memasang snap ring


11. Rakit roda gigi counter, bantalan rol jarum, cincin dorong, dan SST
a) Pilih cincin dorong belakana untuk mendapatkan celah aksial yang benar.
Celah standar 0, 10 - 0,30 mm (0,0039 - 0,0118 in).
Ketebalan cincin dorong: Tanda Ketebalan mm (in)
I 2,25-2,30 (0,0886-0,0906)
2 2,35-2,40 (0,0925 - 0,0945)
3 2,45-2,50 (0,0965 - 0,0984)
4 2,55-2,60 (0,01004-0,1024)
5 2,65-2,70 (0,1043 - 0,1063)
b) Oleskan oli roda gigi pada bantalan roljarum dan cincin dorong.38
Mengoleskan oli roda gigi pada bantalan rol jarum

c) Menggunakan SST, rakit roda gigi counter, bantalan rol jarum, dan cincin
dorong. SST 09311 - 35020.
Merakit roda gigi counter, bantalan rol jarum dan cincin dorong

d) Pasang rakitan pada bak transmisi.


Catatan:

40
Pastikan bahwa bagian tonjolan cincin terpasang pada alurnya di bak
transmisi.
Biarkan rakitan berada di dalam bak transmisi.

Memasang rakitan pada bak tranmisi

12. Pasang poros output.


a) Oleskan oli rods gigi pada bantalan rol jarum.
b) Tepatkan bagian yang lurus dari poros input dengan roda gigi counter dan pasang
poros input.
13. Pasang penahan bantalan depan dengan gasket baru. Oleskan gemuk MP pada
perapat oli.
14. Pasang poros roda gigi counter.

Memasang poros roda gigi counter

15. Ukur celah dorong roda gigi counter, menggunakan feeler gauge, ukur celah
dorong roda gigi counter.
Celah standar : 0,1.0-0,30 mm (0,0030-0,0118 in)
Celah maksimum : 0,30 mm (0,0118 in)
Mengukur celah dorong roda gigi counter

16. Pasang roda gigi idler mundur dan poros


Memasang roda gigi idler mundur dan poros

17. Pasang extension housing dengan gasket baru.


a) Oleskan gemuk MP pada perapat oli.
b) Pasang extension housing dengan gasket baru.
c) Oleskan perapat pada 2 atau 3 ulir ujung. Perapat No. Part 08833 - 00080
sebagai perapat ataubahan perekat hanya bila digunakan pada ulir, dan sebagainya
yang tidak berhubungan dengan udara.
d) Pasang dan kencangkan baut-baut pengikat. Momen 375 kg.cm (27 ft -lb, 37 Nm).
Memasang dan mengencangkan baut-baut pengikat

18. Pasang rumah kopling. Momeri 600 kg.cm (43 ft- Ib, 59 Nm).
Memasang rumah kopling

41
42
M K : POWER
JOB SHEETS TRAIN
Kode : TM.247
Membongkar, Memeriksa, dan Menyetel SKS : 3

POROS PROPELLER PTO-DPTM- FPTK


UNIVERSITAS
PENDIDIKAN
INDONESIA
DOSEN : Ibnu Mubarak, S.Pd., MPd.
Alokasi waktu : Kompetensi Dasar: No. Job Sheets
Mampu dan Terampil Membongkar, OT.003
180 menit
Memeriksa, dan Menyetel
Poros profeller
No
1 Landasan teori :

1.1 Pengertian Propeller Shaft

Propeller Shaft yaitu salah satu bagian sistem pemindah tenaga yang
berfungsi untuk meneruskan putaran dan daya mesin dari transmisi ke
differensial dengan variasi perubahan sudut yang selalu terjadi pada poros
tersebut saat memindahkan putaran dan daya.
Pada kendaraan kendaraan tipe FR (Front engine rear drive) dan
FWD/AWD (Four wheel drive), untuk memindahkan tenaga mesin dari
transmisi ke differensial, diperlukan propeller shaft atau sering juga disebut
sebagai drive shaft.
Panjang pendeknya propeller shaft tergantung darii panjang kendaraan.
Pada kendaraan yang panjang, propeller dibagi menjadi beberapa bagian
untuk menjamin supaya tetap dapat bekerja dengan baik.
Transmisi umumnya terpasang pada chassis frame, sedangkan differential
dan sumbu belakang (rear axle) disangga oleh suspensi sejajar dengan roda
belakang. Oleh sebab itu posisi differential terhadap transmisi selalu berubah
– ubah pada saat kendarran berjalan, sesua dengan permukaan jalan dan
ukuran beban; Propeller shaft dibuat sedemikian rupa agar dapat
memindahkan tenaga dari transmisi ke differential dengan lembut tanpa
dipengaruhi akibat adanya perubahan – perubahan tadi. Untuk tujuan ini
universal joint dipasang pada setiap ujung propeller shaft, fungsinya untuk
menyerap perubahan sudut dari suspensi. Selain itu sleeve yoke bersatu
untuk menyerap perubahan antara transmisi dan differential.

43
1.2 Fungsi Propeller Shaft

Fungsi propeller shaft ada 2, yaitu :


a. Untuk memindahkan atau meneruskan tenaga dari transmisi ke
differential.
b. untuk meneruskan dan menyalurkan tenaga ke differensial pada saat
bergerak naik dan turun dengan lembut, sehingga memberikan
kenyamanan dalam berkendara.

1.3 Jenis – jenis Propeller Shaft

Kendaraan dapat berjalan atau bergerak karena ada sistem yang


memindahkan tenaga dari mesin ke roda – roda; ditinjau dari sistem pemindah
tenaganya dikelompokan menjadi beberapa tipe atau jenis, yaitu :
a. Front engine Rear Drive (FR)
Kendaraan dengan mesin di depan dan mengerakkan roda belakang
dinamakan tipe Front Engine Rear Drive (FR). Komponen – komponen
sistem pemindah tenaganya meliputi kopling (clutch), transmisi
(transmission), driver shaft atau propeller shaft, differential, rear axle dan
roda (wheel).
b. Front Engine Front Drive (FF)
Kendaraan dengan mesin di depan dan menggerakkan roda depa
dinamakan tipe Front Engine Front Drive (FF). Komponen – komponen
sistem pemindah tenaga meliputi : kopling (clutch), transmisi
(transmission), differential, front axle dan rpda (wheel).
c. Rear Engine Rear Drive (RR)
Kendaraan dengan meisn di belakang dan menggerakan roda belakang
dinamakan tipe Rear Engine Rear Drive (RR). Pemindah tenaga kendaraan
tipe ini sama dengan tipe Front Engine Front Drive (FF). Komponen –
komponen sistem pemindah tenaga meliputi : kopling (clutch), transmisi
(transmission), differential, rear axle dan roda (wheel).
d. Four Wheel Drive (FWD)
Kendaraan dengan mesin menggerakkan roda depa dan roda belakang
dinamakan tipe Four Wheel Drive atau All Wheel Drive (FWD atau 4WD
atau AWD). Komponen – komponen sistem pemindah tenaga meliputi :
kopling (clutch), transmisi (transmission), transfer, dan terbagi menjadi
dua. Pertama ke front drive shatf (front propeller shaft), front differential,

44
front axle dan roda depan (front wheel), sedangkan yang kedua ke rear
drive shaft, rear differential, rear axle dan roda belakang (rear wheel).

1.4 Komponen Propeller Shaft

Propeller Shaft merupakan salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga
yang berfungsi untuk meneruskan putaran dan daya meisn dari transmisi ke
differensial dengan variasi perubahan sudut yang selalu terjadi pada poros
tersebut saat memindahkan putaran dan daya. Panjang pendeknya propeller shaft
tergantung pada panjang kendaraan. Pada kendaraan yang panjang, propeller
dibagi menjadi beberapa bagian untuk menjamin supaya tetap dapat bekerja
dengan baik.
Suspensi kendaraan mengakibatkan posisi differensial selalu berubah –
ubah terhadap transmisi, sehingga propeller harus dapa menyesuaikan perubahan
sudut dan perubahan jarak, agar tetap mampu meneruskan putaran dengan
lancar. Mekanisme atau komponen tersebut adalah Universal Joint atau sering
disebut U-joint.

Gambar 2.4.1 Konstruksi Propeller Shaft

45
2 Alat yang digunakan :
 Palu tembaga
 Seal tape / isolasi
 Ragum
 Pelapis ragum
 External / internal circlip plier
 Punch / penitik
 Socket wrench set
 Combination wrench set
 Grease gun adaptor low pressre
 Obeng +/-
 Roller remover
 Penyangga / Jack stand
 Crocodile jack / dongkrak buaya
 Drive angle gauge / alat ukur sudut poros propeller
 Kabel baja
 Dial tester
indicator Spesial Tool :
 SST : 09325-20010
 SST : 09332-25010

3 Keselamatan kerja :
 Gunakan pakaian praktek dan sepatu dengan benar.
 Gunakan Pelindung kepala dengan Baik dan Benar
 Tempat kerja disiapkan dengan baik dan jauh dari bahaya kebakaran.
 Benda kerja disiapkan pada dudukan yang aman.
 Gunakan tenaga pada saat membuka dan memasang sesuai kebutuhan

46
4 Langkah / proses pelaksanaan praktikum.
Melepas Poros Propeller :
1. LEPAS POROS PROPELLER DARI DIFFERENTIAL
a. Buatlah tanda pada kedua Flens
b. Lepas Baut dan mur.
2. LEPAS POROS PROPELLER DARO TRANSMISI
a. Tarik yoke dari transmisi.
b. Pasang SST pada transmisi, untuk mencegah penetesan oli. (SST:
09325-20010)

A. PEMERIKSAAN POROS PROPELLER


1. PERIKSA POROS PROPELLER DARI KERUSAKAN ATAU KEBENGKOKAN.
(Kebengkokan maksimum 0,8 mm. Bila kebengkokan lebih besar
dari nilai maksimum, gantilah poros)
2. PERIKSA BANTALAN SPIDER
a. Periksa bantalan spider dari keausan atau kerusakan.
b. Periksa gerak bebas aksial bantalan spider dengan memutar yoke
sambil menahan kuat poros propeller

B. PENGGANTIAN BANTALAN SPIDER


1. BUATLAH TANDA PADA POROS DAN FLENS ATAU YOKE
2. LEPAS SNAP RING
a. Pukul sedikit luncuran luar bantalan masuk.
b. Menggunakan dua obeng, lepas empat snap ring dari alurnya.
3. LEPAS BANTALAN SPIDER
a. Menggunakan SST, tekan bantalan keluar dari poros propeller. (SST :
09323-25010)
b. Jepitlah luncuran luar bantalan pada ragum dan pukul poros propeler
dengan palu.
c. Pasang dua luncuran luar bantalan pada spider.
d. Menggunakan SST, tekan bantalan keluar dari yoke. (SST : 09332-
25010)
e. Jepitlah luncuran luar bantalan pada ragun dan pukul-lah yoke
dengan palu.

47
4. PASANG BANTALAN SPIDER
a. Oleskan gemuk pada spider dan bantalan
b. Tepatkan tanda pada yoke dan poros.
c. Pasang spider baru pada yoke.
d. Menggunakan SST, pasang bantalan baru pada spider. (SST : 09323-
25010)
e. Menggunakan SST, setel kedua bantalan, sehingga alur snap ring
pada posisi maksimum dan sama lebar. (SST : 09332- 25010)
5. PASANG SNAP RING
a. Pasang dua snap ring dengan ketebalan yang sama yang memberikan
gerak bebas 0 – 0,05 mm.
b. Menggunakan palu plastik, pukul yoke sampai tidak ada lagi celah
antara luncuran luar bantalan dan snap ring.
6. PERIKSA BANTALAN SPIDER
a. Periksa, bahwa bantalan spider berputar dengan lembut.
b. Periksa kebebasan aksial bantalan spider. (kebebasan aksial
bantalan spider : kurang dari 0,05 mm)

C. PEMASANGAN POROS PROPELLER


1. PASANG POROS PROPELLER PADA TRANSMISI
a. Lepas SST dari transmisi. (SST – 09325- 20010)
b. Masukan yoke poros propeler ke dalam transmisi.
2. PASANG POROS PROPELER PADA DIFFERENTIAL
a. Tepatkan tanda pada flens dan pasangkan poros propeller dengan
empat baut, cincin pegas dan mur.
b. Kencangkan baut dan mur. (Momen : 430 Kg-cm)
Catatan :
Gambar-gambar lengkap teknik pelaksanaan praktikum dapat dilihat
pada buku TOYOTA tentang Pedoman Revarasi Chasis & Body

48
49
50
M K : POWER
JOB SHEETS TRAIN
Kode : TM.247
Membongkar, Memeriksa, dan Menyetel SKS : 3

DIFFERENTIAL PTO-DPTM- FPTK


UNIVERSITAS
PENDIDIKAN
INDONESIA
DOSEN : Ibnu Mubarak, S.Pd., MPd.
Alokasi waktu : Kompetensi Dasar: No. Job Sheets
Mampu dan Terampil Membongkar, OT.004
180 menit
Memeriksa, dan Menyetel Differential
NO
1 TEORI DASAR:
A. Pengertian Differential
Diferensial adalah alat untuk memindahkan tenaga putaran dari poros garden ke
poros roda yang digerakan dan untuk memungkinkan perbedaan putaran roda kiri
dan kanan pada saat kendaraan berbelok ke kiri maupun ke kanan.
Differential berfungsi antara lain untuk menahan dudukan roda belakang,
menggerakan roda, mengatur putaran roda sehingga salah satu roda bergerak lebih
cepat dari lainnya.

Unit Differential

Differensial terdiri dari 2 bagian , yaitu (1) final gear dan (2) differensial
gear yang mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Final Reduction
Putaran poros engkol setelah dirubah oleh tranmisi selanjutnya diperkecil
oleh final gear untuk memperoleh momen yang besar.
2. Differentation
a. Differential depan dan belakang

51
Susunan gigi differenssail dibuat untuk menghasilkan kecepatan
putaran roda sebelah dalam berbeda dengan kecepatan putaran
roda sebelah luar pada saat kendaraan berganti arah sehingga roda-
roda tidak akan selip.

b. Differential tengah
Memindahkan tenaga dari tranmisi ke penggerak roda depan
dan penggerak roda belakang dengn keadaan sama, dan
meredam kecepatan antara penggerak roda depan dan belakang
pada saat mebelok.

3. Perubahan Arah Tenaga Gerak


Final gear merubah arah perpindahan tenaga gerak ke posisi tegak lurus
atau mendekati tegak ke propeller shaft sebelum dipindahkan ke roda-
roda penggerak.

B. Final Gear
Final gear differensial adalah suatu komponen yang dapat merubah putaran
dari poros propeller, atau poros antara (intermediate shaft), atau poros output
tranmisis untuk diteruskan ke poros roda penggerak dan mereduksi jumlah putaran.
Final gear differensial terdiri dari drive pinion dan ring pinion. Konstruksi gear
penggerak pada Differential yang banyak dipakai adalah :
1. Hypoid Bevel Gear
Drive pinion dipasang offset dengan garis tengah ring gear. Perbandingan
persinggungan roda-roda giginya besar dan bekerja sangat halus. selama roda-

52
roda gigi berkaitan satu sama lainnya tipe hypoid bevel gear harus dilumasi
dengan oli hypoid gear yang memilik oil film yang sangat kuat

2. Helical Gear
Gigi helical drive pinion selalu bersingguangan dengan gigi ring gear pada
lokasi yang sama tanpa ada celah antara kedua gigi tersebut. Oleh sebab itu
bunyi dan getaran yang timbul sangat kecil, dan momen dapat dipindahkan
dengan lembut.

C. Roda Gigi Differential


Roda kanan dan kiri tidak selalu berputar pada kecepatan yang sama
disebabkan keadaan jalan, terutama pada saat mebelok. Untuk tujuan ini
diperlukan bagian khusus yang dapat memutarkan roda-roda pada saat kecepatan
berbeda. Oleh sebab itu jarak tempuh roda bagian luar lebih panjang daripada roda
bagian dalam, dengan demikian roda bagian luar lebih cepat dari pada roda bagian
dalam.
Bila salah satu roda berada pada jalan datar dan yang satunya pada jalan
kasar, maka roda pada permukaan kasar lebih cepat daripada roda permukaan
datar. lebih lanjut, roda-roda jarang berputar pada putaran yang sama di jalan
umum sebab kedua roda berhubungan dengan permukaan jalan yang berbeda;
Sebab lain adanya perbedaan putaran roda kanan dan kiri adalah karena tekanan

53
angin dan keausan ban.
Bila roda pada keadaan (rpm) yang sama, maka salah satu akan slip. Ban
akan cepat aus dan cenderung berakibat pada kemampuan pengendara; untuk
mengatasi hal tersebut diperlukan differensial dengan tujuan dapat membedakan
(rpm) untuk menghasilkan momen yang sebanding.

D. Prinsip Dasar Unit Roda Gigi Differensial

Prinsip dasar unit gigi differensial dapat dipahami dengan menggunakan


peralatan yang terdiri dari pinion dan 2 rack. Kedua rack dapat menggelincir
dengan bebas pada arah vertical sejauh guide. Pinion gear diletakan diantara dua
rack, pinion dihubungkan denngan shackle dan dapat digerakan oleh shackle.
Ada beban yang sama diletakan pada setiap rack kemudian sackhel di tarik
ke atas maka kedua rack akan terangkat pada yang sama sejauh shackle ditarik ke
atas. Selama tahanan yang terdapat pada kedua sisi pinion yang sama.
Tetapi bila beban yang besar diletakan pada rack sebelah kiri dan shackle
ditarik ke atas, pinion akan berputar sepanjang gerigi rack yang mendapat beban
lebih berat disebabkan adanya perbedaan tahanan yang diberikan pada pinion. Dan
ini mengakibatkan rack yang paling kecil akan terangkat. Jarak rack yang terangkat
sebanding dengan jumlah putaran pinion. Dengan kata lain bahwa rack yang
mendapatkan tahanan yang lebih besar tidak bergerak, sedangkan rack yang

54
mendapatkan tahanan lebih kecil akan bergerak. Prinsip gerakan rack dan pinion
digunakan pada perencanaan roda gigi differensial.

E. Kontruksi Dasar Unit Roda Gigi Differensial


Putaran poros engkol yang diteruskan oleh propeller shaft diperkecil sesuai
tenaga yang diteruskan drive pinion ke ring gear. Sebaliknya momen bertambah
dan arah tranmisi berubah tegak lurus terhadp arah asalnya.
Bila rumah differensial berputar, pinion differensial yang terikat pada rumah
differensial melalui poros pinion differensial ikut berputar menyebabkan side gear
berputar. Side gear dihubungkan ke poros belakang dan memindahkan tenaga ke
roda.

F. Fungsi Dasar Unit Roda Gigi


1. Jalan Lurus

Tahanan gelinding pada kedua roda penggerak hampir sama pada saat
kendaraan berjalan lurus pada jalan datar. Oleh sebab itu kedua side gear
berputar sebanding dengan putaran pinion differensial dan semua komponen
berputar pada satu unit.
Bila tekanan kedua poros axle belakang sama, pinion differential tidak
berputar sendiri tapi berputar bersama ring gear, rumah differensial, dan
pooros pinion. Dengan demikian pinion differensial yang berfungsi untuk
menghubungkan side bagian kiri dan kanan. Dengan demikian kedua side
berputar merupakan satu unit dengan putaran pinion differensial menyebabkan
dua drive wheel berputar pada (rpm) yang sama.

55
2. Membelok

Pada saat kendaraan membelok ,jarak tempuh bagian dalam lebih kecil
daripada bagian roda luarnya. Bila dibanding dengan kendaraan yang berjalan
lurus.
Pada saat side gear bagian kiri di tahan, tiap pinion differensial
berputrar mengelilingi shaft-nya masing-masing dan juga bergerak
mengelilingi axle belakang, akibatnya putaran side gear bagian kanan
bertambah. Dengan kata lain pada saat pinion differensial berputar
mengelilingi salah satu gear dan bergerak bersama-sama dengan yang lainnya,
jumlah putaran side yang satunya adalah 2 kali dari putaran ring gear.
Hal ini dapat dikatakan bahwa putaran rata-rata roda gigi kedua adalah
sebanding dengan putaran gear.

56
3. Satu Roda Pada Permukaan Jalan Yang Berlumpur
Bila salah satu roda berada pada jalan yang berlumpur, maka akan
terjadi slip pada accelerator. Hal ini disebabkan karena tahanan gesek yang
sangat rendah dari permukaan lumnpur. Ini akan menyulitkan untuk
mengeluarkan roda dari lumpur, karena lebih banyak terjadi slip daripada
bergerak.

2 PERKAKAS DAN INSTRUMENT

1. KUNCI PAS SATU SET

2. KUNCI RING SATU SET

3. OBENG (+) dan (-)

4. KUNCI MOMENT

5. PALU LUNAK (PLASTIK) DAN PALU KERAS

57
6. PIN DRIP
7. 1 UNIT FINAL DRIVE
8. KUNCI-KUNCI KHUSUS (SST) JIKA DIPERLUKAN.

2.b. ALAT UKUR / INSTRUMEN


1. DIAL INDICATOR
2. FELLER GAUGE

1. DIAL INDIKATOR

2. Feller gauge
3 KESELAMATAN KERJA
Pada saat membongkar/memeriksa / mengukur/ perbaikan dan penyetelan
1. Gunakan peralatan kerja sarung tangan , safety shoes, dan warepack
2. Gunakan peralatan tangan sesuai dengan fungsinya.
3. Ikutilah instruksi dari Dosen pembimbing/instruktur dan prosedur kerja
yang tertera pada lembar kerja.
4. Mintalah izin dari Dosen pembimbing/instruktur anda bila hendak melakukan
pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.
4 PROSEDUR MEMBONGKAR

58
KOMPONEN DIFFERENSIAL

4.1 MELEPAS DIFFERENSIAL


1. Lepas sumbat penguras dan kuras oli.
2. Lepas poros aksel belakang.
3. Lepas poros propeler dari diferensial.
a. Berilah tanda pada kedua flens.
b. Lepas empat baut dan mur.
4. Lepas rakitan diferensial carrier.

5 PROSEDUR PEMERIKSAAN
5.1 PEMERIKSAAN DAN
PEMBONGKARAN
DIFFERENSIAL

1. Ganti luncuran bantalan


belakang pinion penggerak.
a. Menggunakan SST dan hidrolik
prees, lepas bantalan belakang
dari pinion penggerak. SST
099950 - 00020.
b. Pasang cincin pada pinion

59
penggerak dingin dengan ujung
yang tirus menghadap roda gigi
pinion.
c. Menggunakan SST dan hidrolik
prees, pasang cincin lama dan
belakang pada pinion
penggerak
(SST 09506 - 30012)

Hasil Perbaikan
:………………………………………
………………………………………...
...................
………………………………………
………………………………………
……………...

Kesimpulan
:………………………………………
………………………………………
………………
………………………………………
………………………………………
……………….

2. Ganti luncuran luar bantalan


depan dan belakang pinion
penggerak.
a. Menggunakan palu dan
batang kuningan, lepas

60
luncuran luar

61
bantalan
b. Menggunakan SST, pasang
luncuran luar yang baru.
SST depan : 09608 - 350l4
(09608 - 06020, 09608 - 06110 in)
SST belakang : 09608 - 35014
(09608 - 060020, 09608 - 06120 in)

Hasil Perbaikan
:………………………………………
………………………………………...
.....................
………………………………………
………………………………………
……………….

Kesimpulan
:………………………………………
………………………………………
………………
………………………………………
………………………………………
………………

3. Lepas bantalan samping dari bak


diferensial, menggunakan SST
lepas bantalan samping dari bak
diferensial. SST 09950 - 20017

Hasil Perbaikan
:………………………………………

62
………………………………………...
....................………………………

Kesimpulan
:………………………………………
………………………………………
………………
………………………………………
………………………………………
………………

4. Lepas roda gigi ring.


a. Lepas baut pengikat roda
gigi ring dan plat pengunci
b. Buatlah tanda pada roda
gigi ringg dan bak
diferensial
c. Menggunakan palu plastik
atau tembaga, pukul roda gigi
ring untuk melepaskan dari
diferensial.

Hasil Perbaikan
:………………………………………
………………………………………...
....................
………………………………………
………………………………………
………………

Kesimpulan
:………………………………………
………………………………………

63
………………
………………………………………
………………………………………
………………
5. Bongkar bak diferensial
a. Menggunakan palu dan drip,
keluarkan pen.
b. Lepas poros pinion, dua roda
gigi pinion dengan cincin
dorong

Hasil Perbaikan
:………………………………………
………………………………………...
....................
………………………………………
………………………………………
………………

Kesimpulan
:………………………………………
………………………………………
………………
………………………………………
………………………………………
………………

6 PROSEDUR PEMASANGAN

64
1. Rakit bak differensial/differential
case.
a. Pasang cincin dorong yang
tepat dan roda gigi samping
(side gear). Pilihlah cincin
dorong (shim) yang dapat
memberikan backlash
spesifikasi. Pilihlah cincin
dorong dengan ketebalan
yang sama untuk kedua sisi.
Backlash standard : 0,05-0,20
mm.(0,0020-0,0079 in).

b. Pasang cincin dorong dan


roda gigi samping ke dalam
bak differensial.

c. Periksa backlash roda gigi


samping. Ukur backlash roda
gigi samping dengan
menahan salah satu roda gigi
pinion terhadap bak
differensial. Backlash
standard : 0,05-0,20 mm
(0,0020-0,0079 in).

d. Pasang pen
 Menggunakan palu dan
drip, pasang pen
masuk pada bak
differensial dan lubang
poros pinion.

65
 Takik lubang pada
bak differensial.

2. Pasang bantalan baru.


Menggunakan SST dan hydrolic
pres, pasang bantalan samping baru
pada bak differensial.
SST : 09550-10012.
(09252-10010, 09557-10010, 09558-
10010).

3. Pasang roda gigi ring pada bak


differensial.
a. Bersihkan permukaan
kontak pada bak differensial.
b. Panaskan roda gigi ring
pada 100°c (212°F) di dalam
pemanas oli.
c. Bersihkan permukaan
kontak pada roda gigi ring
dengan bahan pembersih
d. Kemudian segera pasangkan
roda gigi ring pada bak
differensial
e. Tepatkan tanda pada roda
gigi ring dan bak differensial
f. Oleskan oli roda gigi pada
baut pengikat roda gigi ring.
g. Pasang plat pengunci dan baut
pengikat. Kencangkan baut
dengan merata, sedikit demi
sedikit.Momen : 985 kg-cm
(71

66
ft-lb, 97 N-m)
h. Menggunakan palu dan
drip, takik plat pengunci.
i. Periksa keolengan roda
gigi ring.
Keolengan maksimum : 0,07
mm (0,0028in).
Pasang bak differensial pada
differential carrier dan
kencangkan mur penyetel ke
arah dimana gerak bebas
bantalan tidak ada.

4. Rakit differential carrier.


a. Pasang drive pinion gear
dan bantalan depan
b. Menggunakan SST, pasang
flens penyambung.
Oleskan gemuk MP pada
ulir mur. SST : 09557-
22022.
c. Setel beban mula (pre load)
pinion penggerak dengan
mengencangkan mur flens
pinion penggerak.
Menggunakan SST untuk
menahan flens, kencangkan
mur.
SST :09330-00021.
d. Menggunakan kunci momen,
putar bantalan searah jarum
jam dan berlawanan jarum jam
beberapa kali untuk
mendudukkannya sebelum

67
pengencangan
e. Buatlah catatan
momen. Beban mula :
Bantalan baru : 16-22 kg-cm.
(13,9-19,1 in-lb, 1,6-2,2 N-m).
Bantalan Lama : 8-11 kg-cm.
(6,9-9,5 in-lb, 8,0-1,1 N-m).
5. Pasang rakitan differensial
case pada differential carrier.
a. Pasang luncuran luar bantalan
pada masing-masing bantalan.
Pastikan bahwa luncuran luar
bantalan kiri kanan tidak
saling tertukar.
b. Pasangkan bak ke
dalam differential
carrier.

6. Pasang mur penyetel.


Pasang mur penyetel pada masing-
masing carrier dan pastikan bahwa ulir
mur terkait dengan benar.

7. Pasang tutup bantalan.


Tepatkan tanda pada tutup bantalan
dan carrirer. Pasang dua baut tutup
bantalan dua atau tiga ulir dan
tekan tutup bantalan dengan tangan.

8. Setel beban mula


bantalan samping.
a. Kencangkan baut tutup
bantalan sampai cincin
pegas sedikit tertekan.

68
b. Pasang SST, kencangkan mur
penyetel pada sisi roda gigi
ring sampai backlash roda gigi
ring kira-kira 0,20 mm (0,008
in). SST : 09504-00011.
c. Menggunakan SST,
kencangkan mur penyetel pada
sisi pinion penggerak.
d. Periksa backlash roda gigi ring.
Bila pengencangan mur
penyetel menimbulkan
backlash roda gigi ring,
kendorkan mur penyetel
sehingga backlash hilang.
e. Pasang dial indikator pada
bagian atas mur penyetel
pada sisi roda gigi ring.
f. Kendorkan mur penyetel
pada sisi pinion penggerak.
g. Setel bantalan samping pada
beban mula nol dengan
mengencangkan mur
penyetel yang lain, sampai
jarum pada indikator mulai
bergerak.
h. Kencangkan mur penyetel 1 -
1½ takikan dari posisi beban
mula nol.
i. Menggunakan dial indikator,
setel backlash roda gigi ring
sampai masuk nilai
spesifikasi. Backlash : 0,13-
0.18 mm (0,0051-0,0071 in).
j. Kencangkan baut pengikat

69
tutup bantalan.
Momen : 800 kg-cm (58 ft-lb,
78 N-m).
k. Periksa kembali backlash
roda gigi ring.
l. Menggunakan kunci momen,
ukur beban mula total.
Beban mula total :
Tambahkan pada beban
mula pinion penggerak 4-6
kg-cm (3,5-5,2 in-lb, 0,4-0,6
N-m). Backlash : 0,13-0,18
mm (0,0051-0,0071 in).

9. Periksa perkaitan gigi antara roda


gigi ring dan pinion penggerak.
a. Oleskan cat meni pada 3 atau 4
gigi pada tiga posisi yang
berbeda.
b. Tahan flens penyambung dan
putar roda gigi ring pada
kedua arah.
c. Pasang spaser bantalan
baru pada pinion
penggerak.
d. Pasang bantalan depan
pada pinion penggerak.

10. Pasang penahan oli dan perapat


oli.
a. Pasang penahan oli
b. Menggunakan SST, pasang oli
seperti pada gambar.
Kedalaman pemasangan

70
perapat oli : 1,0 mm (0,039 in).
SST : 09554-30011.
c. Oleskan gemuk MP pada
leher perapat oli.

11. Pasang flens penyambung.


a. Menggunakan SST, pasang
flens penyambung.
Oleskan gemuk MP pada
ulir mur. SST : 09557-
22022.
b. Oleskan gemuk MP pada
ulir mur yang baru.
c. Menggunakan SST untuk
menahan flens, kencangkan
mur.
SST : 09330-00021.
Momen pengencangan :
1.100 kg-cm (80 ft-lb, 108 N-
m)

12. Setel beban mula


bantalan depan.
Menggunakan kunci momen, ukur
beban mula dari backlash antara pinion
penggerak dengan roda gigi ring.
Beban mula :
Bantalan baru : 16-22 kg-cm
(14-19 lb-in, 1,6-2,2 N-m)
Bantalan lama : 8-11 kg-cm
(7-10 lb-in, 0,8-1,1 N-m)
Bila momen maksimum terlampaui
pada saat pengencangan mur, ganti
spaser bantalan dan ulangi prosedur

71
penyetelan beban mula. Jangan
mengendorkan mur pinion untuk
mengurangi beban mula.
Momen maksimum :
2.400 kg-cm (174 ft-lb, 235 N-m).

13. Periksa keolengan flens


penyambung.
Menggunakan dial indikator, ukur
deviasi longitudinal (memanjang) dan
latirudinal (menyamping). Bila lebih
besar dari nilai maksimum, periksa
bantalan.
Deviasi longitudinal maksimum :
0,10 mm (0,0039 in).
Deviasi latirudinal maksimum :
0,10 mm (0,0039 in).

72
M K : POWER
JOB SHEETS TRAIN
Kode : TM.247
Membongkar, Memeriksa, dan Menyetel SKS : 3

AXLE SHAFT PTO-DPTM- FPTK


UNIVERSITAS
PENDIDIKAN
INDONESIA
DOSEN : Ibnu Mubarak, S.Pd., MPd.
Alokasi waktu : Kompetensi Dasar: No. Job Sheets
Mampu dan Terampil Membongkar, OT.005
180 menit
Memeriksa, dan Menyetel
AXLE SHAFT
1 TEORI DASAR
A. Pengertian Poros Penggerak Roda atau Rear Axle Shaft
Axle shaft atau poros penggerak roda adalah salah satu komponen sistem
pemindah tenaga, merupakan poros penggerak roda-roda dimana roda-roda
dipasang pada axle shaft sehingga beban roda ditumpu oleh axle shaft. Axle
shaft berfungsi untuk meneruskan tenaga gerak dari differential ke roda-roda.
Axle shaft pada kendaraan dibedakan menjadi dua yakni front axle
shaft (poros penggerak roda depan) dan rear axle shaft (poros penggerak roda
belakang). Pada kendaraan Front Engine Front Drive (FF) , front axle shaft
sebagai penggerak (driving axle shaft), sedangkan pada kendaraan tipe Front
Engine Rear Drive (FR), rear axle shaft sebagai penggerak (driving axle shaft).
Sedangkan pada kendaraan Four Wheel Drive (4WD) atau AWD, front axle
shaft maupun rear axle shaft sebagai sama-sama sebagai penggerak (driving
axle shaft).

B. Klasifikasi Axle Shaft


Axle shaft diklasifikasikan menjadi :
1. Axle shaft rigid
2. Axle shaft independent

1. Rigid Axle Shaft


Type rigid sering digunakan pada kendaraan berskala menengah keatas
dengan muatan yang besar, juga pada kendaraan yang dirancang untuk
medan-medan berat karena mampu menahan beban yang berat.

73
Fungsi axle shaft pada type rigid :
a. Penerus putaran ke roda.
b. Pendukung beban roda

Menurut letaknya dudukan axle shaft dibedakan menjadi 2 macam


yaitu:
1. Front axle yang berfungsi sebagai penerus putaran ke roda juga
sebagai tempat knuckle agar roda bisa dibelok-belokan.

Komponen-komponennya :
a. Front axle housing
b. Front axle inner shaft
c. Front axle outer shaft
d. Tappered roller bearing

74
2. Rear axle yang berfungsi sebagai penerus putaran dari side gear ke roda.

Komponen-komponennya :
a. Axle shaft
b. Gasket
c. Axle shim
d. Axle retainer plate
e. Axle flange

Berdasarkan sistem penopangnya axle shaft diklasifikasikan menjadi 3 yaitu


:
1. Half floating type (setengah bebas memikul).
2. ¾ floating type (3/4 bebas memikul).
3. Full floating type (bebas memikul).

1. Half floating type (setengah bebas memikul).


Pada type ini bantalan dipasang antara axle housing dengan
axle shaft danroda langsung dipasang pada ujung poros.

75
Jenis ini biasa digunakan pada kendaraan jenis sedan, station wagon dan jeep.
Keuntungan :
1. Konstruksi sederhana
2. Biayanya murah

Kerugian :
1. Axle shaft menjadi bengkok akibat berat kendaraan langsung dipikul
oleh poros.
2. Jika patah roda tidak ada yang menahan.

2. ¾ Floating type (¾ bebas memikul).


Bantalan dipasang antara axle housing dengan wheel hub dan
axle shaft,secara tidak langsung axle shaft ikut memikul beban kendaraan.

76
Jenis ini biasa digunakan pada truck ringan.

Keuntungan :
1. Berat kendaraan tidak semuanya diteruskan ke axle shaft, sehing-ga axle
shaft tidak bengkok.
2. Bila terjadi axle shaft patah masih ditahan oleh bantalan.

Kerugian :Akibat gaya ke samping tetap menimbulkan kebengkokan.

Full floating type (bebas memikul)


Pada type ini wheel hub ter-pasang kokoh pada axle housing melalui dua buah
bantalan dan axle shaft hanya berfungsi untuk menggerakkan roda.

Type ini banyak digunakan pada kendaraan berat.

77
Keuntungan :

1. Berat kendaraan seluruhnya dipikul oleh axle housing, sehingga axle


shaft tidak menjadi bengkok.
2. Gaya ke samping juga tidak diteruskan ke axle shaft.
3. Faktor keamanan lebih baik, dan sanggup memikul beban berat.

Kerugian :Biayanya mahal

Cara kerja axle shaft type rigid

Axle rigid disamping sebagai pe-nerus putaran ke roda, seolah-olah merupakan


lengan panjang seperti poros mati, sehingga pada saat kendaraan berjalan
kedudukan body kendaraan seolah-olah mengikuti gerakan posisi axle.

Keuntungan axle shaft type rigid :


1. Konstruksi lebih kuat.
2. Cocok untuk kendaraan skala medium ke atas.

78
3. Sanggup menahan beban berat.
4. Moment yang dihasilkan besar.

Kerugian :
1. Suspensi kendaraan keras
2. Pada saat kendaraan berjalan di medan yang berat body kendaraan
tidak stabil.
3. Sudut beloknya kecil.

independent Axle Shaft

Type independent sering digunakan pada kendaran kecil dan umumnya jenis-
jenis sedan, karena type ini disamping konstruksinya ringan juga mampu membuat
sudut belok lebih besar.

Fungsi axle shaft pada tipe independent :


1. Sebagai penerus putaran ke roda
2. Sebagai pendukung beban roda
3. Sebagai penstabil body kendaraan, karena dilengkapi CV joint.

79
Tipe-tipe axle shaft independent (drive shaft)

a. Cara kerja axle shaft independent

Dengan dilengkapi CV joint ma-ka pada saat kendaraan melaju dijalan yang
bergelombang ma-ka posisi body kendaraan se-akan akan tidak terpengaruh oleh
keadaan jalan, karena dengan dilengkapi CV Joint pa-da setiap gerakan disamping
bi-sa bergerak putar juga bisa ber-gerak memanjang, memendek dan membuat
sudut.

80
b. Constant Velocity Joint
Fungsi CV Joint :Sebagai penstabil posisi kendaraan terutama di jalan-jalan
yang ber-gelombang.
c. Komponen –komponen CV Joint

Komponen-komponennya :

a. Outer race
b. Ball cage
c. Inner race
d. Steel ball

81
1) Cara kerja CV Joint

a)Pada saat jalan lurus dan rata tena-ga putar dari differential diteruskan oleh
axle shaft melalui inner race housing - steel ball - intermediate axle shaft
- steel ball - outer race housing - roda. Pada saat itu steel ball diam
sehingga CV joint tidak membentuk sudut.

b) Sedangkan pada saat belok atau ja-lan tidak rata tenaga putar dari
differential diteruskan oleh inner race housing - steel ball - intermediate
axle shaft - steel ball - outer race housing - roda, dimana pada saat itu
disamping sebagai penerus putaran dari intermediate shaft steel ball juga
bergerak pada inner race, sehingga CV joint mampu membuat sudut yang
memungkinkan keduduk-an kendaraan menjadi stabil.

82
Keuntungan dan kerugian axle shaft independent
Keuntungan :
1. Konstruksinya ringan.
2. Mampu membuat sudut belok lebih besar
3. Perawatan mudah.
4. Body kendaraan lebih stabil bila dibandingkan axle rigid.

Kerugian :
1. Tidak mampu menahan beban besar
2. Pada bagian inner housing maupun outer housing mudah aus.
3. Harganya lebih mahal.
4. Memerlukan perawatan rutin.

Demikian pembahasan tentang axle shaft yang saya ambil dari berbagai sumber
dan referensi sendiri, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.

3 Alat /instrument
ALAT
1. Kunci T 12
2. Tang
3. Kunci roda
4. Obeng + dan –
5. Palu besi
6. V-block
7. Dial indikator
8. Dongkrak
9. Jackstand

4 KESELAMATAN KERJA :
1. Berdoa sebelum dan sesudah praktek
2. Gunakan pakaian kerja
3. Perhatikan dan patuhi instruksi dari instruktur
4. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.

83
5 LANGKAH/PROSES PELAKSANAAN PRAKTIKUM
LANGKAH KERJA :
1. Membongkar rear axle, langkah-langkahnya :
- Letakkan kendaraan pada posisi yang rata.
- Kendorkan keempat mur pengikat roda, jangan sampai lepas.
- Dongkrak poros roda belakang hingga terangkat.
- Pasang jackstand pada dua tempat.
- Lepas mur pengikat roda
- Lepas roda dan tempatkan di bawah kendaraan
- Lepaskan unit rem
- Lepas mur pengikat poros roda
- Tarik poros roda hingga terlepas dari kendaraan.

2. Mengukur rear axle


a. Kebengkokan poros roda belakang, langkah-langkahnya:
- Letakkan poros roda di atas dua buah blok V
- Pasang dial indikator, pastikan ujung dial menyentuh poros
- Set dial indikator pada posisi nol
- Putar poros hingga satu putaran sambil mengamati pergerakan jarum dial
- Catat pergeseran jarum yang paling jauh dari posisi nol
b. Mengukur keolengan flens, langkah-langkahnya :
- Letakkan poros roda di atas dua buah blok V
- Pasang dial indikator, pastikan ujung dial menyentuh flens
- Set dial indikator pada posisi nol
- Putar flens satu putaran sambil mengamati pergerakan jarum
dial indikator
- Catat pergeseran jarum yang paling jauh dari posisi nol
c. Memeriksa kondisi alur pada ujung poros/ rear axle, langkah-langkahnya:

- Perhatikan ujung poros roda yang ada alurnya yang bersentuhan


dengan side gear pada gardan
- Amati dengan seksama apakah ada cacat pada alur tersebut
- Catat kondisi yang ada

84
H. HASIL PENGUKURAN
1. Kebengkokan poros roda belakang =......mm
Spesifikasi = 1,5 mm
Kesimpulan = ........
2. Keolengan flens =.......mm
Spesifikasi = 0,1 mm
Kesimpulan = .....
3. Kondisi alur pada ujung poros .......

85
86

Anda mungkin juga menyukai