TO404
JOBSHEET
Iinstruktur Ibnu
Mubarak, M.Pd.
1
LEMBAR PENGESAHAN
PANDUAN PRAKTIKUM
MATAKULIAH: SISTEM PEMINDAH TENAGA OTOMOTIF
(TO404)
2
M K : POWER
JOB SHEETS TRAIN
Kode : TM.247
Membongkar, Memeriksa, danMenyetel SKS : 3
K
onstruksiletak unit kopling (clutch)
3
1.2 Nama komponenpada Koplingdanfungsinya
4
Ditinjau dari bentuk bidang geseknya kopling
Dibedakan menjadi 2 yaitu :
B. Koplingpiringan (disc clutch)
Kopling piringan adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk
piringan atau disc.
C. Koplingkonis (cone clutch)
Kopling konisa dalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk
konis.
Ditinjau dari jumlah piringan/ plat yang digunakan kopling dibedaka
nmenjadi 2 yaitu :
D. Kopling plat tunggal
Kopling plat tunggal adalah unit kopling dengan jumlah piringan
koplingnya hanya satu.
5
Gb.2.Konstruksi unit kopling plat ganda
6
Ditinjau dari pegas penekannya, kopling dibedakan menjadi :
a. Kopling pegas spiral
Adalah unit kopling dengan pegas penekannyaberbentuk spiral. Dalam
pemakaiannya dikendaraan kopling dengan pegas coil memiliki
kelebihan :penekanannya kuat dan kerjanya cepat/ spontan. Kelemahan
atau kekurangannya : penekanan kopling berat, tekanan pada plat
penekan kurang merata, jika kampas kopling aus maka daya tekan
berkurang, terpengaruh oleh gaya sentrifugal pada kecepatan tinggi dan
komponennya lebih banyak, sehingga kebanyakan kopling pegas spiral
ini digunakan pada kendaraan menengah dan berat yang mengutamakan
kekuatan dan bekerja pada putaran yang relative lebih lambat.
Gb.5.
Gb.6.
Gb.7.
Gb.8.Konstruksi unit koplinggesekdenganpegas spiral
7
Gb.9.
8
2. Kopling Hidraulis (Hydraulic Clutch)
2 KeselamatanKerja
a). Gunakan peralatan kerja sarung tangan , safety shoes, dan wareCpak
b). Gunakanlah perlatan tangan sesuai dengan fungsinya.
c). Ikutilah instruksi dari instruktur/dosen atau pun prosedur kerja yang tertera
pada lembar kerja.
d). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak
tertera pada lembar kerja.
e). Bila perlu mintalah buku manual dari mesin yang digunakan.
f). Jangan memukul poros, ulir atau bagian lainnya dengan palu besi secara
langsung
g). Pasanglah plat kopling dengan center clutch, sehingga posisi plat kopling
betul-betul tepat ditengah.
9
4 Proses/ langkah pelaksanaan praktikum
A. Pembongkaran
Langkah-langkah melepas unit kopling adalah :
Berilah/ buatlah tanda pada rumah kopling dan flywheel
Pasangkan centerclutch atau alat bantu yang lain untuk
menahan plat kopling pada tempatnya
Kendorkan baut-baut pengikat rumah kopling ke flywheel
dengan urutan menyilang secara bertahap dan merata, sampai
tekanan tidak ada tekanan pegas
Lepaskan baut pengikat satu persatu dan kemudian lepaskan
clutch cover dan clutch disc
Pada kopling dengan pegas spiral unit rumah kopling dan plat
penekan dapat dengan mudah dibongkar, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
o Gunakan alat penekan/ press untuk menekan clutch cover
menahan tekanan pegas kopling.
10
o Lepaskan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel
maupun baut penahan penyetel tinggi tuas pembebas
o Buatlah tanda pada fly wheel dan clutch cover
11
B. Pemeriksaan, Perbaikan dan Penggantian Unit Kopling
Release bearing
Putar bearing dengan tangan dan berilah tenaga pada arah
axial. Jika putaran kasar dan atau terasa ada tahanan
sebaiknya ganti dengan yang baru.
Hasil :
…………………………………………………………………
Kesimpulan:
…………………………………………………………………
……………
12
Lakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan bekas
gesekan release bearing. Jika keausan melebihi spesifikasi
ganti dengan yang baru.
Kedalaman maksimal = 0.6 mm
Lebar maksimal = 5.0 mm.
13
Pemeriksaan kerataan tinggi pegas.
Menggunakan Dial indikator dan alat pemutar,periksa
ketidakrataan permukaan ujung pegas diphragma atau ujung
tuas pembebas. Penyimpangan maximal = 0.5 mm.
Hasil :
………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………
Hasil :
………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………
14
Pemeriksaan tegangan pegas penekan
Menggunakan alat penekan pegas periksa tegangan pada pegas.
15
o Tuas pembebas
Penyetelan tuas pembebas dilakukan dengan mengatur
baut penyetel pada pengikat tuas pembebas dan plat
penekan dengan bantuan SST pengukur kerataan. Setelah
kerataan tepat, maka kunci dan keraskan mur penahan
pengunci.
Plat Penekan
Pemeriksaan secara visual, Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/
terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan
dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah,
perbaiki dengan menggunakan mesin bubut atau jika tidak
memungkinkan, ganti dengan plat penekan baru.
Hasil :
………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………
Hasil :
………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………
16
Jika ketidakrataannya melebihi spesifikasi, ratakan dengan
menggunakan mesin bubut atau jika tidak memungkinkan, ganti
dengan plat penekan baru.
Hasil :
………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………
Plat Kopling
Pemeriksaan secara visual, adalah dengan melihat apakah ada
kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak.
Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu
hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang
halus. Jika kerusakannya parah, ganti kampas kopling atau ganti
dengan plat kopling baru.
Pemeriksaan dan pengukuran kedalaman paku keling dengan
jangka sorong. Batas kedalaman paku keling, minimal 0.3 mm.
Jika kedalaman sudah melebihi spesifikasi, ganti kampas kopling
atau ganti dengan plat kopling baru.
17
bor, memasang kampas kopling baru dengan paku keling baru
dengan urutan menyilang. Lakukan pengetesan kerataan dan
keolengan plat kopling dengan bantuan dial indikator.
18
Hasil :
………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………
Fly Wheel
Pemeriksaan secara visual, Jika ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat
dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya
parah, ganti dengan plat kopling baru.
Hasil :
………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………
Hasil :
………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………
Pemeriksaan Pilot Bearing. Putarkan bearing dan beri tenaga
pada arah axial. Jika putaran kasar dan terdapat kekocakan yang
berlebihan, ganti dengan pilot bearing yang baru.
19
Gb.26. Pemeriksaan pilot bearing
Hasil :
………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………
20
M K : POWER
JOB SHEETS TRAIN
Kode : TM.247
Membongkar, Memeriksa, dan Menyetel SKS : 3
NO PENJELASAN
1 LANDASAN TEORI
ISTILAHAN
Constant Mesh : adalah Roda gigi transmisi yang tidak dapat digeser posisinya.
Driver Gear : adalah roda gigi penggerak yang terhubung langsung dengan
mesin. Driven Gear ; adalah roda gigi yang digerakkan.
Roda Gila (Fly Wheel) : yaitu salah satu komponen motor yang berfungsi sebagai
penyeimbang putaran motor (balancer) sekaligus penyimpan tenaga
putar yang dihasilkan oleh putaran poros engkol, sehingga poros
engkol dapat berputar terus guna manghasilkan langkah usaha
kembali (kesinambungan kerja).
RR (Rear Engine Rear Drive) yaitu suatu jenis kendaraan denganmesin di bagian
belakang kendaraan dan sebagai roda penggeraknya adalah roda
belakang.
Sliding Mesh : adalah roda gigi transmisi yang dapat digeser posisinya.
Synchromesh : adalah perlengkapan transmisi yang berfungsi untuk menyamakan
putaran antar gigi yang akan di-sambung.
Transmisi : yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi
untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan
kondisi jalan dan kondisi pembebanan, yang pada umumnya dengan
menggunakan perbandingan-perbandingan roda gigi.
Transmisi Manual adalah Transmisi kendaraan yang pengop-rasiannya
dilakukan secara langsung oleh pengemudi.
Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi
21
dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda
untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar yang
tinggi menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya.
Torsi tertinggi suatu mesin umumnya terjadi pada sekitar pertengahan dari batas
putaran mesin yang diijinkan, sedangkan kendaraan memerlukan torsi tertinggi pada
saat mulai bergerak. Selain itu, kendaraan yang berjalan pada jalan yang mendaki
memerlukan torsi yang lebih tinggi dibandingkan mobil yang berjalan pada jalan yang
mendatar. Kendaraan yang berjalan dengan kecepatan rendah memerlukan torsi yang
lebih tinggi dibandingkan kecepatan tinggi.Dengan kondisi operasi yang berbeda-beda
tersebut maka diperlukan sistem transmisi agar kebutuhan tenaga dapat dipenuhi oleh
mesin.
TRANSMISI MANUAL
Transmisi manual adalah sistem transmisi otomotif yang memerlukan pengemudi
sendiri untuk menekan/menarik seperti pada sepeda motor atau menginjak kopling
seperti pada mobil dan menukar gigi percepatan secara manual. Gigi percepatan
dirangkai di dalam kotak gigi/gerbox untuk beberapa kecepatan, biasanya berkisar
antara 3 gigi percepatan maju sampai dengan 6 gigi percepatan maju ditambah dengan
1 gigi mundur (R). Gigi percepatan yang digunakan tergantung kepada kecepatan
kendaraan pada kecepatan rendah atau menanjak digunakan gigi percepatan 1 dan
seterusnya kalau kecepatan semakin tinggi, demikian pula sebaliknya kalau
mengurangi kecepatan gigi percepatan diturunkan, pengereman dapat dibantu dengan
penurunan gigi percepatan.
Synchromesh
Synchromesh adalah perlengkapan transmisi yang berfungsi untuk menyamakan
putaran antar gigi yang akan di-sambung sehingga perpindahan gigi percepatan dapat
dilakukan secara mulus. Cara kerjanya saat handel transmisi pada posisi netral, maka
synchromesh berada ditengah tidak berpengaruh atau dipengaruhi oleh kedua roda gigi
yang ada disampingnya.
22
digunakan adalah di lantai tetapi beberapa mobil modern menggunakan tuas transmisi
di dashboard ataupun mobil lama yang ditempatkan di setang setir.
23
Alat-alat Ukur/Instrumen
1. Feeler gauge
2. Jangka sorong
3. Micrometer
4. Dial gauge
5. Sigmat
3 KESELAMATAN KERJA
24
a. Jangan bergurau pada saat pemasangan komponen berlangsung.
b.Pastikan dangkrak trasmisi di pasang dengan baik dan aman, bilaperlu ikat dengan
baut atau rantai.
c. Gunakan alat sesuai dengan ukuran dan fungsinya.
d. Perhatikan cara pemasangan komponen.
e. Perhatikan letak pemasangan komponen.
f. Gunakan manual book.
4 PROSEDUR :
25
Komponen-komponen transmisi manual.
26
B.1. Langkah-langkah membongkar
1. Lepaskan garpu pembebas dan hub dengan bantalan pembebas.
2. Lepas roda gigi gerak speedometer dan switch lampu mundur.
3. Lepas rakitan tutup bak transmisi.
4. Lepas rumah kopling dan penahan bantalan depan.
5. Lepas extension housing.
Melepas extension housing
27
6. Lepas roda gigi idler mundur, pores, dan pengunci. Dorong poros keluar
dari arah depan ke arah belakang.
Melepas roda gigi idler
mundur dan pengunci
28
10. Lepas poros input. Tepatkan bagian yang lurus dari poros input dengan roda gigi
counter dan lepas pores input.
12. Ukur celah dorong setiap roda gigi menggunakan feeler gauge, ukur celah dorong.
Celah standar : 0,10 - 0,25 mm (0,0039 - 0,0098 in).
Celah maksimum : 0,25 (0,01 in).
Mengukur celah dorong setiap roda gigi
29
13. Lepas roda gigi penggerak speedometer.
a) Menggunakan tang snap ring, lepas snap ring.
b) Lepas roda gigi penggerak speedometer.
c) Menggunakan tuas magnetik, lepas bola pengunci.
d) Menggunakan tang snap ring, lepas snap ring.
Melepas roda gigi penggerak speedometer
14. Lepas penahan bantalan belakang poros output dengan bantalannya, roda gigi-1,
dua bantalan rol-jarum, luncuran dalam, dan bola pengunci.
a) Menggunakan tang snap ring, lepas snap ring.
Melepas snap ring
30
09950 - 00020.
Melepas hub sleeve ring synchromesh dan roda gigi-2
16. Lepas hub sleeve no. 2, ring synchromesh, dan roda gigi-3.
a) Menggunakan tang snap ring, lepas snap ring.
Melepas hub sleeve ring synchromesh dan roda gigi-3
b) Lepas hub sleeve no. 2 bersama-sama ring synchromesh, dan roda gigi 3.
Melepas hub sleeve bersama-sama ring synchromesh dan roda gigi-3
2. Lepas pen interlock no. I, menggunakan tuas magnetik, lepas dua peninterlock.
31
Melepas pen interlock no. 1
4. Lepas pen interlock no. 2 dengan menggunakan tuas magnetik, lepas peninterlock.
Melepas pen interlock
7. Lepas pemegang bola pembatas mundur, pegas, dan bola pengunci dari tutup bak
transmisi.
Melepas pemegang bola
32
8. Lepas poros tuas pemindah dan juga tuas pemilih.
a) Lepas kawat dan baut pengunci.
b) Lepas poros tuas pemindah dan tuas pemilih.
Melepas poros tuas pemindah
PROSEDUR MEMERIKSA
1. Periksa Poros Output dan Luncuran Dalam
a) Menggunakan jangka sorong, ukur ketebalan flens poros output.Ketebalan minimum
4,90 mm (0, 1929 in). Mengukur ketebalan flens poros output
33
3 Periksa celah oli roda gigi-2 dan 3, menggunakan dial gauge, ukur celah oli antara roda
gigi dan poros dengan bantalan rol jarum terpasang.Celah standar 0,06 - 0,11 mm
(0,00211 - 0,0043 in) Celah maksimum 0,11 mm (0,0043 in) Bila celah oli melampaui
nilai maksimum, gantilah roda gigi atau poros output.
Memeriksa celah oli roda gigi 2 dan 3
5.Ukur celah antara garpu pemindah dan hub sleeve, menggunakan feeler gauge, ukur
celah antara hub sleeve dan garpu pemindah. Celah maksimum 1,00 mm (0,039 in). Bila
celah melampaui nilai limit, ganti garpu pemindah atau hub sleeve.
mengukur celah antara garpu pemindah dan hub sleeve
6. Bila perlu, ganti bantalan poros input.
a) Menggunakan tang snap ring, lepas snap ring.
Melepas snap ring
c) Menggunakan hidrolik pres dan SST, pasang bantalan yang baru. SST 09506-
30012. Sketsa 43. memasang bantala
d) Pilih snap ring untuk mendapatkan celah aksial minimum dan pasangan pada poros.
34
2,20 - 2,25 (0,0866 - 0,0886)
2,25-2,30 (0,0886 - 0,0906)
2,30-2,35 (0,0906 - 0,0925)
Meilih snap ring
b) Menggunakan SST, tekan perapat oli yang baru masuk. Kedalaman perapat oli 10,3
- 11,1 (0,406 - 0,437 in). SST 09506 -35010.
Menekan perapat oli
35
a) Menggunakan SST, tarik perapat oli keluar. SST 09921 - 00010.
Tarik perapat oli keluar
b)Menggunakan SST, pasang perapat oli yang baru. SST 09201 - 60011.Kedalaman
perapat oli 20 mm.
Memasang perapat oli
PROSEDUR MERAKIT
A. MERAKIT TUTUP BAK TRANSMISI
1. Pasang pivot dan lengan pemindah mundur. Pasang cincin yang baru,lengan pivot pada
tutup bak transmisi.
2. Pasang tuas pemindah dan pemilih dan poros tuas pemindah.
a) Oleskan gemuk MP pada perapat oli.
b) Pasang tuas pemindah dan pemilih dan poros tuas pemindah.
c) Menggunakan SST, lepas bushing dan pasang bushing yang baru. SST 09307 -
30010.
Lepas bushinng dan pasang
d) Pasang dan kencangkan baut pengunci. Momen 260 kg.cm (19 ft- lb,25 Nm).
Catatan: Tempatkan lubang pada tuas pemindah dan pemilih dengan lubangi
36
pada poros tuas pemindah.
e) Pasang kawat pengunci.
c) Tepatkan lubang pen pada kepala pemindah dengan lubang pada poros.
d) Menggunakan palu, pasang pen pegas alur sampai tertanam pada kepala
pemindah.
Memasang pen pegas alur
6. Pasang pen interlock no. 2. Oleskan gemuk MP,pada pen interlock dan pasang pen
interlock.
Memasang pen interlock no. 2
c) Tepatkan lubang pen pada garpu pemindah dengan lubang pada poros garpu
pemindah.
d) Menggunakan palu, pasang pen pegas alur sampai tertanam pada garpu pemindah.
37
Memasang pen pegas alur sampai tertanam
8. Pasang pen interlock no. 1. Oleskan MP pada pen interlock dan passangkan pen
interlock.
9. Pasang garpu pemindah-3 dan 4, serta poros garpu pemindah.
a) Pasang pegas dan bola pemindah.
b) Pasang garpu pemindah-3 dan 4, serta poros garpu pemindah.
Memasang garpu pemindah 3 dan 4
c) Tepatkan lubang pen pada garpu pemindah dengan lubang pada poros.
d) Menggunakan palu, pasang pen pegas alur sampai tertanam pada garpu pemindah.
Memasng pen pegas alur
B. MERAKIT TRANSMISI
1. Pasang clutch hub no. I dan 2 pada hub sleeve.
a) Pasang clutch hub dan pengunci pemindah.
b) Pasang pegas pengunci pemindah di bawah kunci pemindah.
Catatan: Pasang pegas kunci pada posisi sedemikian, sehingga ujungujungnya
tidak segaris.
Memasng pegas pengunci pemindah
2. Pasang rakitan roda gigi-3 ring synchromesh dan hub sleeve no. 2 pada poros output.
a) Oleskan oli roda gigi pada poros output.
b)Pasangkan ring synchromesh pada roda gigi dan tepatkan alur ring
dengan kunci pemindah.
Memasang ring synchromesh
c) Menggunakan hidrolik pres, pasang roda gigi-3 ring synchromesh dan hub
sleeve no. 2.
Memasang roda gigi 3 ring synchromesh
3.Pasang snap ring. Pilih snap ring untuk rnendapatkan celah aksial minimum dan
pasangkan pada poros. Ketebalan snap ring:Tanda Ketebalan mm (in)
A 1,50- 1,55 (0,0591 – 0,0610)
B 1,60- 1,65 (0,0630 – 0,0650)
C 1,70-1,75 (0,0669 – 0,0689)
38
D 1,80- 1,85 (0,0709 – 0,0729)
memasang snap ring
4. Ukur celah dorong roda gigi-3, menggunakan feeler gauge, ukur celah dorong roda
gigi-3.
Celah standar : 0,10-0,25 mm (0,0039-0,0098 in)
Celah maksimum : 0,25 mm (0,0098 in)
Mengukur celah dorong roda gigi-3
5. Pasang rakitan roda gigi-1, ring synchromesh dan hub sleeve no. 1 pada poros output.
a) Oleskan oli roda gigi pada output.
b) Pasang ring synchromesh pada roda gigi dan tepat kap alur ring dengan kunci
pemindah.
Memasang ring synchromesh
c) Menggunakan hidrolik pres, pasang rakitan roda gigi-2 ring synchromesh dan
hub sleeve no. 1.
Memasang rakitan roda gigi 2
6.Pasang bola pengunci, ring synchromesh roda gigi-1 bantalan rol jarum dan luncuran
alam pada poros output.
a) Oleskan oli roda gigi pada bantalan rol jarum.
b) Pasang bola pengunci pada poros output.
memasang roda pengunci
7. Pasang rakitan bantalan belakang, menggunakan hidrolik pres, pasang rakitan bantalan
belakang pada poros output. SST 09506 - 30012 dan 09710 - 30020 (09710 -03020,
09710 - 03140 in).
Memasang rakit bantalan belakang
8. Ukur Celah dorong roda gigi-1 dan 2. Ukur celah dorong roda gigi-1 dan
39
Celah standar : 0,10-2,25 mm (0,0039-0,0098 in)
Celah maksimum : 0,25 mm (0,0098 in)
9. Pasang snap ring. Pilih snap ring untuk mendapatkan celah aksial minimum
dan pasangkan pada poros output.
1,50- 1,55
1,60- 1,65
1,70- 1,75
1,80-1,85
1,90-1,95
Memasang snap ring pada poros output
c) Menggunakan SST, rakit roda gigi counter, bantalan rol jarum, dan cincin
dorong. SST 09311 - 35020.
Merakit roda gigi counter, bantalan rol jarum dan cincin dorong
40
Pastikan bahwa bagian tonjolan cincin terpasang pada alurnya di bak
transmisi.
Biarkan rakitan berada di dalam bak transmisi.
15. Ukur celah dorong roda gigi counter, menggunakan feeler gauge, ukur celah
dorong roda gigi counter.
Celah standar : 0,1.0-0,30 mm (0,0030-0,0118 in)
Celah maksimum : 0,30 mm (0,0118 in)
Mengukur celah dorong roda gigi counter
18. Pasang rumah kopling. Momeri 600 kg.cm (43 ft- Ib, 59 Nm).
Memasang rumah kopling
41
42
M K : POWER
JOB SHEETS TRAIN
Kode : TM.247
Membongkar, Memeriksa, dan Menyetel SKS : 3
Propeller Shaft yaitu salah satu bagian sistem pemindah tenaga yang
berfungsi untuk meneruskan putaran dan daya mesin dari transmisi ke
differensial dengan variasi perubahan sudut yang selalu terjadi pada poros
tersebut saat memindahkan putaran dan daya.
Pada kendaraan kendaraan tipe FR (Front engine rear drive) dan
FWD/AWD (Four wheel drive), untuk memindahkan tenaga mesin dari
transmisi ke differensial, diperlukan propeller shaft atau sering juga disebut
sebagai drive shaft.
Panjang pendeknya propeller shaft tergantung darii panjang kendaraan.
Pada kendaraan yang panjang, propeller dibagi menjadi beberapa bagian
untuk menjamin supaya tetap dapat bekerja dengan baik.
Transmisi umumnya terpasang pada chassis frame, sedangkan differential
dan sumbu belakang (rear axle) disangga oleh suspensi sejajar dengan roda
belakang. Oleh sebab itu posisi differential terhadap transmisi selalu berubah
– ubah pada saat kendarran berjalan, sesua dengan permukaan jalan dan
ukuran beban; Propeller shaft dibuat sedemikian rupa agar dapat
memindahkan tenaga dari transmisi ke differential dengan lembut tanpa
dipengaruhi akibat adanya perubahan – perubahan tadi. Untuk tujuan ini
universal joint dipasang pada setiap ujung propeller shaft, fungsinya untuk
menyerap perubahan sudut dari suspensi. Selain itu sleeve yoke bersatu
untuk menyerap perubahan antara transmisi dan differential.
43
1.2 Fungsi Propeller Shaft
44
front axle dan roda depan (front wheel), sedangkan yang kedua ke rear
drive shaft, rear differential, rear axle dan roda belakang (rear wheel).
Propeller Shaft merupakan salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga
yang berfungsi untuk meneruskan putaran dan daya meisn dari transmisi ke
differensial dengan variasi perubahan sudut yang selalu terjadi pada poros
tersebut saat memindahkan putaran dan daya. Panjang pendeknya propeller shaft
tergantung pada panjang kendaraan. Pada kendaraan yang panjang, propeller
dibagi menjadi beberapa bagian untuk menjamin supaya tetap dapat bekerja
dengan baik.
Suspensi kendaraan mengakibatkan posisi differensial selalu berubah –
ubah terhadap transmisi, sehingga propeller harus dapa menyesuaikan perubahan
sudut dan perubahan jarak, agar tetap mampu meneruskan putaran dengan
lancar. Mekanisme atau komponen tersebut adalah Universal Joint atau sering
disebut U-joint.
45
2 Alat yang digunakan :
Palu tembaga
Seal tape / isolasi
Ragum
Pelapis ragum
External / internal circlip plier
Punch / penitik
Socket wrench set
Combination wrench set
Grease gun adaptor low pressre
Obeng +/-
Roller remover
Penyangga / Jack stand
Crocodile jack / dongkrak buaya
Drive angle gauge / alat ukur sudut poros propeller
Kabel baja
Dial tester
indicator Spesial Tool :
SST : 09325-20010
SST : 09332-25010
3 Keselamatan kerja :
Gunakan pakaian praktek dan sepatu dengan benar.
Gunakan Pelindung kepala dengan Baik dan Benar
Tempat kerja disiapkan dengan baik dan jauh dari bahaya kebakaran.
Benda kerja disiapkan pada dudukan yang aman.
Gunakan tenaga pada saat membuka dan memasang sesuai kebutuhan
46
4 Langkah / proses pelaksanaan praktikum.
Melepas Poros Propeller :
1. LEPAS POROS PROPELLER DARI DIFFERENTIAL
a. Buatlah tanda pada kedua Flens
b. Lepas Baut dan mur.
2. LEPAS POROS PROPELLER DARO TRANSMISI
a. Tarik yoke dari transmisi.
b. Pasang SST pada transmisi, untuk mencegah penetesan oli. (SST:
09325-20010)
47
4. PASANG BANTALAN SPIDER
a. Oleskan gemuk pada spider dan bantalan
b. Tepatkan tanda pada yoke dan poros.
c. Pasang spider baru pada yoke.
d. Menggunakan SST, pasang bantalan baru pada spider. (SST : 09323-
25010)
e. Menggunakan SST, setel kedua bantalan, sehingga alur snap ring
pada posisi maksimum dan sama lebar. (SST : 09332- 25010)
5. PASANG SNAP RING
a. Pasang dua snap ring dengan ketebalan yang sama yang memberikan
gerak bebas 0 – 0,05 mm.
b. Menggunakan palu plastik, pukul yoke sampai tidak ada lagi celah
antara luncuran luar bantalan dan snap ring.
6. PERIKSA BANTALAN SPIDER
a. Periksa, bahwa bantalan spider berputar dengan lembut.
b. Periksa kebebasan aksial bantalan spider. (kebebasan aksial
bantalan spider : kurang dari 0,05 mm)
48
49
50
M K : POWER
JOB SHEETS TRAIN
Kode : TM.247
Membongkar, Memeriksa, dan Menyetel SKS : 3
Unit Differential
Differensial terdiri dari 2 bagian , yaitu (1) final gear dan (2) differensial
gear yang mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Final Reduction
Putaran poros engkol setelah dirubah oleh tranmisi selanjutnya diperkecil
oleh final gear untuk memperoleh momen yang besar.
2. Differentation
a. Differential depan dan belakang
51
Susunan gigi differenssail dibuat untuk menghasilkan kecepatan
putaran roda sebelah dalam berbeda dengan kecepatan putaran
roda sebelah luar pada saat kendaraan berganti arah sehingga roda-
roda tidak akan selip.
b. Differential tengah
Memindahkan tenaga dari tranmisi ke penggerak roda depan
dan penggerak roda belakang dengn keadaan sama, dan
meredam kecepatan antara penggerak roda depan dan belakang
pada saat mebelok.
B. Final Gear
Final gear differensial adalah suatu komponen yang dapat merubah putaran
dari poros propeller, atau poros antara (intermediate shaft), atau poros output
tranmisis untuk diteruskan ke poros roda penggerak dan mereduksi jumlah putaran.
Final gear differensial terdiri dari drive pinion dan ring pinion. Konstruksi gear
penggerak pada Differential yang banyak dipakai adalah :
1. Hypoid Bevel Gear
Drive pinion dipasang offset dengan garis tengah ring gear. Perbandingan
persinggungan roda-roda giginya besar dan bekerja sangat halus. selama roda-
52
roda gigi berkaitan satu sama lainnya tipe hypoid bevel gear harus dilumasi
dengan oli hypoid gear yang memilik oil film yang sangat kuat
2. Helical Gear
Gigi helical drive pinion selalu bersingguangan dengan gigi ring gear pada
lokasi yang sama tanpa ada celah antara kedua gigi tersebut. Oleh sebab itu
bunyi dan getaran yang timbul sangat kecil, dan momen dapat dipindahkan
dengan lembut.
53
angin dan keausan ban.
Bila roda pada keadaan (rpm) yang sama, maka salah satu akan slip. Ban
akan cepat aus dan cenderung berakibat pada kemampuan pengendara; untuk
mengatasi hal tersebut diperlukan differensial dengan tujuan dapat membedakan
(rpm) untuk menghasilkan momen yang sebanding.
54
mendapatkan tahanan lebih kecil akan bergerak. Prinsip gerakan rack dan pinion
digunakan pada perencanaan roda gigi differensial.
Tahanan gelinding pada kedua roda penggerak hampir sama pada saat
kendaraan berjalan lurus pada jalan datar. Oleh sebab itu kedua side gear
berputar sebanding dengan putaran pinion differensial dan semua komponen
berputar pada satu unit.
Bila tekanan kedua poros axle belakang sama, pinion differential tidak
berputar sendiri tapi berputar bersama ring gear, rumah differensial, dan
pooros pinion. Dengan demikian pinion differensial yang berfungsi untuk
menghubungkan side bagian kiri dan kanan. Dengan demikian kedua side
berputar merupakan satu unit dengan putaran pinion differensial menyebabkan
dua drive wheel berputar pada (rpm) yang sama.
55
2. Membelok
Pada saat kendaraan membelok ,jarak tempuh bagian dalam lebih kecil
daripada bagian roda luarnya. Bila dibanding dengan kendaraan yang berjalan
lurus.
Pada saat side gear bagian kiri di tahan, tiap pinion differensial
berputrar mengelilingi shaft-nya masing-masing dan juga bergerak
mengelilingi axle belakang, akibatnya putaran side gear bagian kanan
bertambah. Dengan kata lain pada saat pinion differensial berputar
mengelilingi salah satu gear dan bergerak bersama-sama dengan yang lainnya,
jumlah putaran side yang satunya adalah 2 kali dari putaran ring gear.
Hal ini dapat dikatakan bahwa putaran rata-rata roda gigi kedua adalah
sebanding dengan putaran gear.
56
3. Satu Roda Pada Permukaan Jalan Yang Berlumpur
Bila salah satu roda berada pada jalan yang berlumpur, maka akan
terjadi slip pada accelerator. Hal ini disebabkan karena tahanan gesek yang
sangat rendah dari permukaan lumnpur. Ini akan menyulitkan untuk
mengeluarkan roda dari lumpur, karena lebih banyak terjadi slip daripada
bergerak.
4. KUNCI MOMENT
57
6. PIN DRIP
7. 1 UNIT FINAL DRIVE
8. KUNCI-KUNCI KHUSUS (SST) JIKA DIPERLUKAN.
1. DIAL INDIKATOR
2. Feller gauge
3 KESELAMATAN KERJA
Pada saat membongkar/memeriksa / mengukur/ perbaikan dan penyetelan
1. Gunakan peralatan kerja sarung tangan , safety shoes, dan warepack
2. Gunakan peralatan tangan sesuai dengan fungsinya.
3. Ikutilah instruksi dari Dosen pembimbing/instruktur dan prosedur kerja
yang tertera pada lembar kerja.
4. Mintalah izin dari Dosen pembimbing/instruktur anda bila hendak melakukan
pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.
4 PROSEDUR MEMBONGKAR
58
KOMPONEN DIFFERENSIAL
5 PROSEDUR PEMERIKSAAN
5.1 PEMERIKSAAN DAN
PEMBONGKARAN
DIFFERENSIAL
59
penggerak dingin dengan ujung
yang tirus menghadap roda gigi
pinion.
c. Menggunakan SST dan hidrolik
prees, pasang cincin lama dan
belakang pada pinion
penggerak
(SST 09506 - 30012)
Hasil Perbaikan
:………………………………………
………………………………………...
...................
………………………………………
………………………………………
……………...
Kesimpulan
:………………………………………
………………………………………
………………
………………………………………
………………………………………
……………….
60
luncuran luar
61
bantalan
b. Menggunakan SST, pasang
luncuran luar yang baru.
SST depan : 09608 - 350l4
(09608 - 06020, 09608 - 06110 in)
SST belakang : 09608 - 35014
(09608 - 060020, 09608 - 06120 in)
Hasil Perbaikan
:………………………………………
………………………………………...
.....................
………………………………………
………………………………………
……………….
Kesimpulan
:………………………………………
………………………………………
………………
………………………………………
………………………………………
………………
Hasil Perbaikan
:………………………………………
62
………………………………………...
....................………………………
Kesimpulan
:………………………………………
………………………………………
………………
………………………………………
………………………………………
………………
Hasil Perbaikan
:………………………………………
………………………………………...
....................
………………………………………
………………………………………
………………
Kesimpulan
:………………………………………
………………………………………
63
………………
………………………………………
………………………………………
………………
5. Bongkar bak diferensial
a. Menggunakan palu dan drip,
keluarkan pen.
b. Lepas poros pinion, dua roda
gigi pinion dengan cincin
dorong
Hasil Perbaikan
:………………………………………
………………………………………...
....................
………………………………………
………………………………………
………………
Kesimpulan
:………………………………………
………………………………………
………………
………………………………………
………………………………………
………………
6 PROSEDUR PEMASANGAN
64
1. Rakit bak differensial/differential
case.
a. Pasang cincin dorong yang
tepat dan roda gigi samping
(side gear). Pilihlah cincin
dorong (shim) yang dapat
memberikan backlash
spesifikasi. Pilihlah cincin
dorong dengan ketebalan
yang sama untuk kedua sisi.
Backlash standard : 0,05-0,20
mm.(0,0020-0,0079 in).
d. Pasang pen
Menggunakan palu dan
drip, pasang pen
masuk pada bak
differensial dan lubang
poros pinion.
65
Takik lubang pada
bak differensial.
66
ft-lb, 97 N-m)
h. Menggunakan palu dan
drip, takik plat pengunci.
i. Periksa keolengan roda
gigi ring.
Keolengan maksimum : 0,07
mm (0,0028in).
Pasang bak differensial pada
differential carrier dan
kencangkan mur penyetel ke
arah dimana gerak bebas
bantalan tidak ada.
67
pengencangan
e. Buatlah catatan
momen. Beban mula :
Bantalan baru : 16-22 kg-cm.
(13,9-19,1 in-lb, 1,6-2,2 N-m).
Bantalan Lama : 8-11 kg-cm.
(6,9-9,5 in-lb, 8,0-1,1 N-m).
5. Pasang rakitan differensial
case pada differential carrier.
a. Pasang luncuran luar bantalan
pada masing-masing bantalan.
Pastikan bahwa luncuran luar
bantalan kiri kanan tidak
saling tertukar.
b. Pasangkan bak ke
dalam differential
carrier.
68
b. Pasang SST, kencangkan mur
penyetel pada sisi roda gigi
ring sampai backlash roda gigi
ring kira-kira 0,20 mm (0,008
in). SST : 09504-00011.
c. Menggunakan SST,
kencangkan mur penyetel pada
sisi pinion penggerak.
d. Periksa backlash roda gigi ring.
Bila pengencangan mur
penyetel menimbulkan
backlash roda gigi ring,
kendorkan mur penyetel
sehingga backlash hilang.
e. Pasang dial indikator pada
bagian atas mur penyetel
pada sisi roda gigi ring.
f. Kendorkan mur penyetel
pada sisi pinion penggerak.
g. Setel bantalan samping pada
beban mula nol dengan
mengencangkan mur
penyetel yang lain, sampai
jarum pada indikator mulai
bergerak.
h. Kencangkan mur penyetel 1 -
1½ takikan dari posisi beban
mula nol.
i. Menggunakan dial indikator,
setel backlash roda gigi ring
sampai masuk nilai
spesifikasi. Backlash : 0,13-
0.18 mm (0,0051-0,0071 in).
j. Kencangkan baut pengikat
69
tutup bantalan.
Momen : 800 kg-cm (58 ft-lb,
78 N-m).
k. Periksa kembali backlash
roda gigi ring.
l. Menggunakan kunci momen,
ukur beban mula total.
Beban mula total :
Tambahkan pada beban
mula pinion penggerak 4-6
kg-cm (3,5-5,2 in-lb, 0,4-0,6
N-m). Backlash : 0,13-0,18
mm (0,0051-0,0071 in).
70
perapat oli : 1,0 mm (0,039 in).
SST : 09554-30011.
c. Oleskan gemuk MP pada
leher perapat oli.
71
penyetelan beban mula. Jangan
mengendorkan mur pinion untuk
mengurangi beban mula.
Momen maksimum :
2.400 kg-cm (174 ft-lb, 235 N-m).
72
M K : POWER
JOB SHEETS TRAIN
Kode : TM.247
Membongkar, Memeriksa, dan Menyetel SKS : 3
73
Fungsi axle shaft pada type rigid :
a. Penerus putaran ke roda.
b. Pendukung beban roda
Komponen-komponennya :
a. Front axle housing
b. Front axle inner shaft
c. Front axle outer shaft
d. Tappered roller bearing
74
2. Rear axle yang berfungsi sebagai penerus putaran dari side gear ke roda.
Komponen-komponennya :
a. Axle shaft
b. Gasket
c. Axle shim
d. Axle retainer plate
e. Axle flange
75
Jenis ini biasa digunakan pada kendaraan jenis sedan, station wagon dan jeep.
Keuntungan :
1. Konstruksi sederhana
2. Biayanya murah
Kerugian :
1. Axle shaft menjadi bengkok akibat berat kendaraan langsung dipikul
oleh poros.
2. Jika patah roda tidak ada yang menahan.
76
Jenis ini biasa digunakan pada truck ringan.
Keuntungan :
1. Berat kendaraan tidak semuanya diteruskan ke axle shaft, sehing-ga axle
shaft tidak bengkok.
2. Bila terjadi axle shaft patah masih ditahan oleh bantalan.
77
Keuntungan :
78
3. Sanggup menahan beban berat.
4. Moment yang dihasilkan besar.
Kerugian :
1. Suspensi kendaraan keras
2. Pada saat kendaraan berjalan di medan yang berat body kendaraan
tidak stabil.
3. Sudut beloknya kecil.
Type independent sering digunakan pada kendaran kecil dan umumnya jenis-
jenis sedan, karena type ini disamping konstruksinya ringan juga mampu membuat
sudut belok lebih besar.
79
Tipe-tipe axle shaft independent (drive shaft)
Dengan dilengkapi CV joint ma-ka pada saat kendaraan melaju dijalan yang
bergelombang ma-ka posisi body kendaraan se-akan akan tidak terpengaruh oleh
keadaan jalan, karena dengan dilengkapi CV Joint pa-da setiap gerakan disamping
bi-sa bergerak putar juga bisa ber-gerak memanjang, memendek dan membuat
sudut.
80
b. Constant Velocity Joint
Fungsi CV Joint :Sebagai penstabil posisi kendaraan terutama di jalan-jalan
yang ber-gelombang.
c. Komponen –komponen CV Joint
Komponen-komponennya :
a. Outer race
b. Ball cage
c. Inner race
d. Steel ball
81
1) Cara kerja CV Joint
a)Pada saat jalan lurus dan rata tena-ga putar dari differential diteruskan oleh
axle shaft melalui inner race housing - steel ball - intermediate axle shaft
- steel ball - outer race housing - roda. Pada saat itu steel ball diam
sehingga CV joint tidak membentuk sudut.
b) Sedangkan pada saat belok atau ja-lan tidak rata tenaga putar dari
differential diteruskan oleh inner race housing - steel ball - intermediate
axle shaft - steel ball - outer race housing - roda, dimana pada saat itu
disamping sebagai penerus putaran dari intermediate shaft steel ball juga
bergerak pada inner race, sehingga CV joint mampu membuat sudut yang
memungkinkan keduduk-an kendaraan menjadi stabil.
82
Keuntungan dan kerugian axle shaft independent
Keuntungan :
1. Konstruksinya ringan.
2. Mampu membuat sudut belok lebih besar
3. Perawatan mudah.
4. Body kendaraan lebih stabil bila dibandingkan axle rigid.
Kerugian :
1. Tidak mampu menahan beban besar
2. Pada bagian inner housing maupun outer housing mudah aus.
3. Harganya lebih mahal.
4. Memerlukan perawatan rutin.
Demikian pembahasan tentang axle shaft yang saya ambil dari berbagai sumber
dan referensi sendiri, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
3 Alat /instrument
ALAT
1. Kunci T 12
2. Tang
3. Kunci roda
4. Obeng + dan –
5. Palu besi
6. V-block
7. Dial indikator
8. Dongkrak
9. Jackstand
4 KESELAMATAN KERJA :
1. Berdoa sebelum dan sesudah praktek
2. Gunakan pakaian kerja
3. Perhatikan dan patuhi instruksi dari instruktur
4. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
83
5 LANGKAH/PROSES PELAKSANAAN PRAKTIKUM
LANGKAH KERJA :
1. Membongkar rear axle, langkah-langkahnya :
- Letakkan kendaraan pada posisi yang rata.
- Kendorkan keempat mur pengikat roda, jangan sampai lepas.
- Dongkrak poros roda belakang hingga terangkat.
- Pasang jackstand pada dua tempat.
- Lepas mur pengikat roda
- Lepas roda dan tempatkan di bawah kendaraan
- Lepaskan unit rem
- Lepas mur pengikat poros roda
- Tarik poros roda hingga terlepas dari kendaraan.
84
H. HASIL PENGUKURAN
1. Kebengkokan poros roda belakang =......mm
Spesifikasi = 1,5 mm
Kesimpulan = ........
2. Keolengan flens =.......mm
Spesifikasi = 0,1 mm
Kesimpulan = .....
3. Kondisi alur pada ujung poros .......
85
86