Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PERANCANGAN

“ Menganalisa cara kerja clutch dan elemen yang ada pada clutch ”

MATA KULIAH ELEMEN MESIN II

Disusun Oleh:

Kelompok 4

No. Nama Mahasiswa NIM Kelas


1. Ardysar Syapa 217023353 B1
2. Rachmat 217023354 B1
3. Muhammad Hasbi 217023335 B1
4. Muhammad Fauzi 217023359 B1
5. Edri Rizqi 217023324 B1

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS BALIKPAPAN
SEMESTER GENAP 2022/2023
Lembar Pengesahan
Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin II

Disusun Oleh:

Kelompok 4

No. Nama Mahasiswa NIM Kelas


1. Ardysar Syapa 217023353 B1

2. Rachmat 217023354 B1

3. Muhammad Hasbi 217023335 B1

4. Muhammad Fauzi 217023359 B1

5. Edri Rizqi 217023324 B1

Disetujui oleh
Dosen Pengampuh

Kuswandi Arifin, S.T., M.T.


NIK. 013 003 032

Diketahui oleh,
Ketua Program Studi Teknik Mesin
Ir. Siska Ayu kartika, S.T., M.MT., IPM
NIK. 014 003 027

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mobil memiliki banyak komponen, salah satunya adalah komponen yang berfungsi
memindahkan tenaga secara halus dari fly wheel ke transmisi yang disebut kopling atau
dalam bahasa inggris disebut clutch. Tanpa clutch maka gerak awal kendaraan akan terdengar
kasar dan tersendat-sendat dan mesin mudah mati karena tak mampu menahan beban yang
berat saat fly wheel berhubungan langsung dengan transmisi. Tentu dapat di bayangkan
betapa kasarnya mesin tanpa adanya kopling. Pada makalah ini saya akan membahas secara
detail mengenai kopling.

1. . Latar Belakang
2. Mobil memiliki banyak komponen, salah satunya adalah komponen
3. yang berfungsi memindahkan tenaga secara halus dari fly wheel ke transmisi
4. yang disebut kopling atau dalam bahasa inggris disebut clutch. Tanpa clutch
5. maka gerak awal kendaraan akan terdengar kasar dan tersendat-sendat dan
6. mesin mudah mati karena tak mampu menahan beban yang berat saat fly
7. wheel berhubungan langsung dengan transmisi. Tentu dapat di bayangkan
8. betapa kasarnya mesin tanpa adanya kopling. Pada makalah ini saya akan
9. membahas secara detail mengenai kopling.
10. Mobil memiliki banyak komponen, salah satunya adalah komponen
11. yang berfungsi memindahkan tenaga secara halus dari fly wheel ke transmisi
12. yang disebut kopling atau dalam bahasa inggris disebut clutch. Tanpa clutch
13. maka gerak awal kendaraan akan terdengar kasar dan tersendat-sendat dan
14. mesin mudah mati karena tak mampu menahan beban yang berat saat fly
15. wheel berhubungan langsung dengan transmisi. Tentu dapat di bayangkan
16. betapa kasarnya mesin tanpa adanya kopling. Pada makalah ini saya akan
17. membahas secara detail mengenai kopling
1.2. Maksud dan Tujuan

Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat
pengetahuan,keterampilan, etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan dan
mengetahui lebih detail tentang Kopling.

1.3. Batasan Masalah

a. Mengetahui cara kerja dari kopling (clutch)


b. Mengetahui elemen yang ada pada kopling (clutch)

c. Mengetahui klasifikasi kopling (clutch)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KOPLING

Kopling (clutch) terletak diantara mesin dan transmisi. Clutch berfungsi untuk
menghubungkan dan melepaskan tenaga dari mesin ke transmisi yang di kontrol melalui
pedal kopling. Kopling dapat memindahkan tenaga secara perlahan-lahan dari mesin ke roda-
roda penggerak (drive wheel) agar gerak mulai kendaraan dapat berlangsung dengan lembut
dan perpindahan roda-roda gigi transmisi dapat lembut sesuai dengan kondisi jalannya
kendaraan.
https://studentlesson.com/definition-applications-parts-diagram-construction-types-
working-of-single-plate-clutch/
 Syarat Kopling
1. Harus dapat menghubungkan dan melepaskan hubungan antara mesin dengan
transmisi secara lembut
2. Pada saat menghubungkan tenaga dari roda gila ke transmisi, kopling harus dapat
memindahkan tenaga tanpa terjadi slip
3. Harus dapat membebaskan hubungan antara roda gila dengan transmisi dengan
sempurna dengan cepat

2.1.1 KLASIFIKASI KOPLING

Ditinjau dari bentuk dan cara kerjanya, kopling dapat dibedakan atas tiga golongan yaitu
:
 Kopling Tetap

 Kopling Fluida

 Kopling tak Tetap

Kopling Tetap
Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus
dan pemutus putaran dan daya, namun tidak dapat memutuskan hubungan kerja
antara poros penggerak dan poros yang digerakkan bila salah satu sedang bekerja,
dan sumbu kedua poros harus terletak pada sat ugaris lurus atau dapat sedikit
berbeda sumbunya. Kopling tetap terdiri dari :
 Kopling kaku
 Kopling Fleksibel
 Kopling Elastis

 Kopling Kaku
Kopling kaku digunakan apabila kedua poros harus dihubungkan dengan
sumbu segaris. Kopling ini dipakai pada poros mesin dan transmisi umum
di pabrik – pabrik.
Kopling ini terdiri dari beberapa macam antara lain :
a. Kopling Bus

b. Kopling Flens Kaku

c. Kopling Flens Tempa

d. Kopling Jepit

e. Kopling Bumbung Tekan Minyak

a. Kopling Bus
Kopling bus terdiri atas sebuah selongsong ( bus ) dan baut – baut
yang dibenamkan pada kedua poros. Dan sering juga dipakai berupa pasak
yang dibenamkan pada ujung – ujung poros.
Pada saat pemasangannya harus dijaga agar sumbu kedua porosnya
berada pada satu garis lurus. Kopling ini mempunyai kontruksi yang sangat
sederhana dan harganya murah. Kopling ini hanya digunakan untuk
mentrasmisikan daya – daya kecil.

Gambar 2. 1 Kopling bus


Sumber : (Sularso 2000. Hal 30)
b. Kopling Flens Kaku
Kopling flens kaku terdiri dari atas naf dengan flens yang terbuat dari besi
cor atau baja cor dan dipasang pada ujung poros dengan diberi pasak serta
diikat dengan baut pada flensnya. Kopling ini tidak mengizinkan
sedikitpun ketidaklurusan sumbu kedua poros serta tidak dapat
mengurangitumbukan getaran transmisi. Pada saat pemasangan sumbu
kedua poros harus terlebih dahulu diusahakan segaris dengan tepat sebelum
baut – baut flens dikeraskan.

Gambar 2. 2 Kopling flens kaku


Sumber : (Sularso 2000. Hal 30)
Kopling Flens Tempa
Pada kopling flens tempa masing – masing ujung poros terdapat
flens yang dilas atau ditempa dan kedua flens diikat dengan baut – baut.
Pada kopling ini momen dipindahkan melalui pergeseran baut atau
pergesaran antara kedua flens. Gambar 2. 3 Kopling flens tempa

d. Kopling Bumbungan Tekan Minyak


Kopling bumbungan tekan minyak terdiri dari sebuah bumbungan
yang bagian dalamnya berbentuk lurus dan tabung yang bagian luarnya
juga berbentuk tirus yang sama dengan bagian dalam silinder. Minyak atau
gemuk dipres dengan tekanan tinggi melalui tabung berulir ditengah –
tengah bus ( bumbungan ) sehingga batang tertekan. Sambungan jepit yang
ditimbulkan dapat memindahkan momen – momen putaran yang besar
karena gesekan.
 Kopling Luwes (Fleksibel)
Kopling luwes atau fleksibel ini digunakan apabila kedudukan yang
baik antara kedua ujung poros satu sama lain tidak dapat diharapkan
sehingga kedua ujung poros itu disambungkan sedemikian rupa sehingga
dapat bergerak satu sama lain.
Dalam hal ini kita dapat mengenal tiga bentuk kefleksibelan yaitu
dalam arah aksial, radial, dan poros satu sama lain mengepit kedua sudut.
Kopling ini terdiri dari kopling roda gigi dan kopling universal.

a. Kopling Roda Gigi


Kopling roda gigi kedua poros dilengkapi dengan naf bergigi,
dimana sisi gigi dan puncak gigi sedikit banyak berbentuk bulatan. Gigi ini
merangkap didalam sistem gigi dalam sebuah longsongan yang cocok dan
menyambung kedua naf, lubang ulir dalam naf berfungsi untuk melepas
baut.
Kopling seperti pada gambar memperbolehkan kefleksibelan sedikit
arah aksial dan radial, disamping itu poros dapat membuat sudut kecil satu
dengan yang lain dan mampu memindahkan momen yang sangat besar.

Gambar 2. 4 Kopling roda gigi


Sumber : (Sularso 2000. Hal 30)
a. Kopling Universal
Kopling universal dipakai untuk menyambung dua poros yang tidak
terletak dalam sebuah garis lurus atau yang garis sumbunya saling
memotong

Gambar 2. 5 Kopling Universal


Sumber : (Sularso 2000. Hal 30)
 Kopling Elastis
Pada kopling ini elemennya terbuat dari karet buatan atau pegas
baja yang menyambung kedua bagian yang dipasang pada poros yang
hendak disambung.
Dengan kopling elastis dicoba untuk diperoleh:
a. Mengatasi timbulnya kejutan-kejutan pada saat pemindahan
momen putaran.
b. Peredam getaran torsi
c. Koreksi terhadap penyimpangan kecil pada letak poros.
d. Meredam getaran – getaran yang timbul dalam mesin beban.
e. Isolasi listrik untuk poros yang disambung.
Dari kontruksinya kebanyakan kopling – kopling elastis juga
fleksibel sehingga pergeseran memanjang, melintang dan posisi serong
poros – poros itu dalam keadaan terbatas juga memungkinkan dan dapat
juga memberikan putaran sudut kecil antara sambungan ujung – ujung
poros. Kerugian yang timbul adalah berupa panas, sehingga sifat – sifatnya
berubah atau elastisitasnya hilang.
Kopling ini terdiri dari kopling piringan karet, kopling piringan
karet, kopling cincin karet, kopling ban karet, kopling selongsong pena
a. Kopling Piring Karet
Pada kopling ini momen dipindahkan lewat sebuah elemen yang
berbentuk bintang dari karet. Kedua perubahan kopling adalah identik dan
dilengkapi dengan cakar yang sesuai dalam rumpangan dalam ban.

Gambar 2. 6 Kopling piring karet


Sumber : (Sularso 2000. Hal 30)

b. Kopling Ban Karet


Kopling ini sebuah ban yang sangat elastis yang terdiri dari karet
dengan lapisan yang ditenun dan ditekan oleh dua buah cincin penekan
pada flens kedua paruhan kopling. Kopling ini dapat bekerja dengan baik
meskipun sumbu kedua poros yang dihubungkan tidak lurus dan dapat
meredam tumbukan dan gesekan yang terjadi pada transmisi. Di samping
itu pemasangan dan penukaran ban karet dapat dilakukan tampa banyak
kesulitan, jika daya elastisnya telah berkurang dan hubungan listrik antara
kedua poros dapat dicegah.

Gambar 2. 7 Kopling ban karet


Sumber : (Sularso 2000. Hal 30)
a. Kopling Selongsong Pena
Kopling ini terdiri dari dua paruh yang identik dilengkapi dengan
pena penggerak dan lubang dalam jumlah yang sama. Dalam lubang ini
dipasang pena dengan selongsong untuk paruhan kopling yang lain.
Keuntungan kopling ini yaitu aman tembusan aliran, artinya bahwa tidak
memungkinkan aliran berjalan dari bagian kopling yang satu ke bagian
kopling yang lain.
Kopling ini juga memiliki keburukan yaitu tidak cocok dalam
lingkungan yang sangat panas. Prinsip kerja kopling ini yaitu mengambil
daya elastis pada perubahan bentuk elemen – elemen yang elastis dan
peredam terjadi oleh gesekan pada waktu terjadi perubahan bentuk.

Gambar 2. 8 Kopling selongsong pena


Sumber : (Sularso 2000. Hal 30)

Kopliing fluida

Kopling fluida yaitu kopling yang meneruskan dan memutuskan


daya melalui fluida sebagai zat perantara dan diantara kedua poros tidak
terdapat hubungan mekanis. Kopling ini sangat cocok untuk
memindahkan putaran tinggi dan daya yang besar. Keuntungan kopling
ini yaitu getaran dari sisi penggerak dan tumbukan dari sisi beban tidak
saling diteruskan demikian juga pada saat pembebanan lebih, penggerak
mulanya tidak akan terkena momen yang melebihi batas kemampuannya
sehingga umur mesin menjadi lebih panjang.
Gambar 2. 9 Kopling fluida
Sumber : (Sularso 2000. Hal 44)

Kopling Tak Tetap


Kopling tak tetap adalah suatu elemen mesin yang dapat memutuskan dan
menghubungkan dari poros penggerak ke poros yang digerakkan dengan putaran
yang sama dalam meneruskan daya, serta dapat melepaskan kedua hubungan poros
tersebut pada keadaan diam maupun berputar.
Sifat – sifat kopling ini adalah :
 Poros output relatif bergerak terhadap poros input
 Pemutusan hubungan dapat terjadi pada saat kedua poros berputar
maupun tidak berputar.
Klasifikasi kopling ini adalah sebagai berikut : kopling cakar, kopling plat,
kopling kerucut, kopling friwil.
 Kopling Cakar
Kopling ini digunakan untuk meneruskan momen yang kontak
positif atau tanpa ada gesekan sehingga tidak ada terjadi slip. Pada tiap
bagian kopling mempunyai cakar yang satu sama lain sesuai dan salah satu
dari separuh itu harus dapat disorongkan secara aksial.

Gambar 2. 10 Kopling cakar


Sumber : (Sularso 2000. Hal 58)
 Kopling Plat
Kopling plat adalah kopling yang menggunakan satu plat atau lebih
yang dipasang diantara kedua poros serta membuat kontak dengan poros
tersebut sehingga terjadi penerusan daya melalui gesekan antara
sesamanya. Kontruksi kopling ini cukup sederhana dan dapat dihubung dan
lepaskan dalam keadaan berputar kopling plat ini dapat dibagi atas kopling
plat tunggal, dan kopling plat banyak.yatu berdasarkan banyaknya plat
gesek yang dipakai, kopling ini juga dibedakan atas kopling kering dan
kopling basah, serta atas dasar kerjanya yaitu : manual, hidrolik, numatik,
dan elektromagnetik.

Gambar 2. 11 Kopling plat


Sumber : (Sularso 2000. Hal 62)
 Kopling Kerucut
Kopling kerucut adalah suatu kopling gesek dengan kontruksi
sederhana dan mempunyai keuntungan dimana dengan gaya aksial yang
kecil dapat memindahkan momen yang besar.

Gambar 2. 12 Kopling kerucut


Sumber : (Sularso 2000. Hal 73)
 Kopling Friwel
Kopling ini adalah kopling yang dapat lepas dengan sendirinya, bila
poros penggerak berputar lebih lambat atau dalam arah berlawanan dari
poros yang digerakkan.

Gambar 2. 13 Kopling Friwel


Sumber : (Sularso 2000. Hal 76)

2.1.2 Komponen kopling

Kopling merupakan sebuah komponen yang bekerja dengan komponen-


komponen lain yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen-
komponen tersebut adalah :

a. Clutch cover
 Clutch cover biasa dikenal dengan nama matahari kopling atau
rumah kopling yang berfungsi sebagai tempat dudukan kampas
kopling. Clutch cover terdiri dari beberapa komponen yaitu
pressure
plate dan spring. Pressure plate adalah komponen yang menekan
clutch disc ke flywheel untuk menyalurkan tenaga dari mesin.
Gambar 2. 14 Clutch cover

b. Kampas kopling (Clutch disc)


 Kampas kopling merupakan sebuah komponen friksi yang terbuat
dari bahan khusus yang tahan terhadap kejutan dan gesekan. Clutch
disc menerima gerakan putar dari flywheel dan menyalurkan
gerakan putar tersebut ke transmission input shaft. Clutch disc
terdiri dari besi cor, material friksi (friction facing), dan pegas.
Komponen utama dari clutch disc adalah material friksi yang
bergesekan dengan flywheel. Friction facing dipasang pada disc
dengan menggunakan rivet. (Erjavec, 2005)

c. Fork kopling
 Sebuah komponen kopling yang berfungsi untuk menerima gaya
tekan dari release kopling. Ketika pedal kopling diinjak, maka
clutch fork akan mendorong release bearing dengan gerakan maju
mundur untuk menekan clutch cover agar putaran dari mesin
terputus.
Gambar 2. 15 Fork kopling
Sumber : (https://showroommobil.co.id/masalah-teknis/komponen-kopling-
mobil/)
d. Release bearing
 Sebuah bantalan yang terletak di antara pegas kopling dan release
fork. Fungsinya adalah untuk menekan plat pegas pada clutch
cover.

Gambar 2. 16 Release bearing


Sumber : (https://www.alibaba.com/product-detail/clutch-release-bearing-
1664358-3151000157-for_1125192109.html)
e. Clutch linkage
Clutch linkage berfungsi untuk menghubungkan pedal kopling
dengan clutch fork dan memungkinkan pengemudi untuk melakukan
kontrol terhadap clutch system secara halus dengan gaya minimum.
(Mohd, 2012)
Gambar 2. 17 Clutch linkage
 Sumber : (https://www.carid.com/clutch-linkages.html)
2.1.3. Kopling dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam :

a. Clutch friksi

Clucth friksi (friction clutch) merupakan clucth yang paling umum.


Clutch friksi modern terbuat dari keramik atau bahan organik campuran
resin dengan kawat tembaga. Koefisien gesek dari bahan material organik
adalah 0.35, dan untuk keramik 0.25. Bahan keramik biasanya digunakan
untuk aplikasi yang berat seperti truk atau balapan. Material keramik
yang keras mampu menyebabkan roda gila dan piringan penekan cepat
aus.
b. Clutch multipiring
Clutch multipiring (multi plate clutch) melibatkan beberapa piringan
yang dipasangkan dengan beberapa penggerak. Clutch ini banyak digunakan
pada mobil balap, beberapa jenis sepeda motor, transmisi otomatis, lokomotif
diesel, dan beberapa sistem 4WD yang dikendalikan secara elektronik.
c. Clutch basah
Clutch basah (wet clutch) merupakan salah satu jenis clutch friksi
yang dalam pengaplikasiannya direndam dalam cairan pelumas yang
dingin. Cairan pelumas ini menjaga permukaan tetap kering dan
memberikan performa yang lebih halus ketika clucth dilepas maupun
disambung. Clutch basah juga memiliki usia yang relatif lebih panjang.

 Kerugian penggunaan clucth basah adalah energi yang hilang lebih


banyak karena adanya gesekan dengan fluida dan keberadaan
pelumas menjadikannya lebih licin. Menggunakan beberapa
piringan sekaligus dapat meningkatkan koefisien gesek yang rendah
pada lucth basah.

d. Clutch sentrifugal
Clutch sentrifugal digunakan pada beberapa kendaraan dan aplikasi
lainnya di mana kecepatan mesin menentukan kondisi dari clutch. Clutch
jenis ini memanfatkan gaya sentrifugal untuk secara otomatis memasang
atau melepas clucth ketika kecepatan putar mesin melebihi batas dan
melepas atau memasang clutch ketika kecepatan putar mesin terlalu rendah
e. Clutch kerucut
Clutch kerucut, seperti namanya, memiliki bentuk kerucut yang
berarti memperluas bidang permukaan gesek pada diameter clutch yang
sama dibandingkan dengan clutch piringan. Namun proses penyambungan
dan pelepasan clucth menjadi lebih lama, dan dibutuhkan lebih banyak
tekanan.
f. Pembatas torsi
Disebut juga clutch slip atau clutch keselamatan (safety clutch).
Alat ini memungkinkan poros yang berputar untuk slip ketika suatu
tahanan melawan putaran mesin. Contohnya adalah mesin pemotong
rumput. Pembatas torsi akan menghentikan transmisi daya ketika pisau
pemotong menabrak batu, batang pohon, atau benda kaku lainnya.
Mesin akan rusak jika tidak ada pembatas torsi karena beban terlalu tinggi
melampaui daya mesin
g. Clutch sabuk
Clutch ini digunakan pada alat dan mesin pertanian serta beberapa
jenis helikopter yang digerakan dengan piston. Daya mesin ditransmisikan
melalui sabuk V yang longgar ketika mesin dalam keadaan tidak bekerja.
Ketika pulley idle digerakkan, maka sabuk akan kencang dan daya dari
mesin mampu ditransmisikan.
h. Clutch hidraulik
Pada clutch hidraulik, poros yang bergerak dan yang digerakkan
tidak terhubung secara fisik melainkan secara hidrodinamika.
i. Clutch elektromagnetik
Clutch elektromagnetik diaktifkan dengan menggunakan
elektromagnetik yng menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari rangkaian
clutch. Kontak dan slip cenderung halus.

2.2 CLUTCH DISC


2.2.1 Definisi Clutch
Clutch disc yang digunakan pada project ini adalah sebuah kopling yang
digunakan pada kendaraan pada umumnya khususnya yang digunakan pada truck
dan bus. Pada clutch disc terdapat spring yang berfungsi untuk meredam kejutan
yang terjadi akibat contact dengan flywheel dan pressure plate sehingga kopling
tidak mengalami kerusakan. Friction facing merupakan bagian yang sangat
penting dari sebuah kopling karena komponen tersebut langsung berhubungan
dengan flywheel dan pressure plate. Friction facing ini juga komponen yang bisa
aus akibat dari gesekan yang terus menerus. Penggantian friction facing bisa
dilakukan namun tidak dianjurkan karena keadaan besi-besi dan komponen-
komponen lain dari clutch plate belum tentu dalam kondisi yang bagus.
Kerusakan yang sering terjadi pada kopling biasanya disebabkan oleh rusak geser
sehingga menyebabkan piringan dari kopling pecah atau spring patah. Hal ini
bisa terjadi karena pengoperasian kendaraan yang memindah gigi transmisi dari
gigi tinggi ke rendah secara mendadak.

Gambar 2. 18 Clutch disc untuk Truck dan Bus.


Sumber : (https://karyaciptautama.indonetwork.co.id/product/kampas-kopling-
hino-dutro-2921337)
Gambar 2. 19 Bagian-bagian dari clutch disc
Sumber : Machine Design II (Gopinath & Mayuram, p.4)
2.2.2 Cara kerja Clutch Disc
Flywheel atau roda gila meneruskan sekaligus menyimpan energi
dari crankshaft. Kopling merupakan satu-satunya komponen yang
menyalurkan energy dari flywheel ke transmisi untuk diteruskan ke differential
melalui lengan propeller. Pada saat pedal kopling ditekan, maka perintah
tersebut akan diterima oleh master kopling kemudian dari master kopling
meneruskan perintah tersebut ke clutch fork untuk mendorong release bearing
yang kemudian menekan plat pegas pada clutch cover sehingga pressure plate
akan terangkat dan daya tidak tersalurkan karena kopling dengan pressure
plate tidak mengalami kontak. Ketika pedal kopling dilepas, maka dorongan
dari clutch fork ke release bearing akan terlepas sehingga pressure plate akan
kontak dengan kopling untuk meneruskan daya dari flywheel.

Gambar 2. 20 Bagian keseluruhan clutch disc


Sumber : (https://justanswer.com)
2.3 RUMUS DAN TABEL
2.3.1 Perhitungan / Rumus
Von mises stress
Tekanan dan tegangan 3 dimensi yang terbentuk dari segala arah. Cara
yang paling umum untuk bisa mengekspresikan tekanan multidireksi tersebut
adalah dengan cara meringkas tekanan dan tegangan tersebut menjadi tekanan
ekivalen atau yang bisa disebut juga dengan von mises stress. Benda 3 dimensi
memiliki 6 stress komponen. Kombinasi dari 6 stress komponen menjadi stress
ekivalen tunggal dapat mewakili sistem stress yang sesungguhnya.
Von mises stress disebut juga sebagai kriteria distrosi energy maksimum.
Dalam ilmu desain, tegangan von mises merupakan sebuah dasar atau standar
untuk membuat atau mendesain sebuah benda. Jika von mises stress yang dimiliki
oleh benda yang didapat dari hasil simulasi lebih tinggi daripada yield strength,
maka desain yang telah dibuat dianggap tidak bisa digunakan atau dengan kata lain
dapat dikatakan juga bahwa desain yang telah dibuat tersebut gagal.

Gambar 2. 21 6 komponen tegangan von mises

Rumus dari tegangan von mises :

𝝈𝒗𝒎 =
(1)
𝟐 𝟐
√𝟎. 𝟓 [(𝝈𝒙 − 𝝈𝒚) + (𝝈𝒚 − 𝝈𝒛) + (𝝈𝒛 − 𝝈𝒙)𝟐] + 𝟑(𝑟𝒙𝒚𝟐 + 𝑟𝒚𝒛𝟐 + 𝑟𝒛𝒙𝟐)

Rumus dari principal stress :

(2)
𝝈𝒗𝒎 = √𝟎. 𝟓[(𝝈𝟏 − 𝝈𝟐)𝟐 + (𝝈𝟐 − 𝝈𝟑)𝟐 + (𝝈𝟑 − 𝝈𝟏)𝟐]

Gambar 2. 22 Principal stress

Besar gaya tekan yang dapat diaplikasikan pada permukaan bidang gesek :

𝜋 (3)
𝐹= ∙ (𝐷𝑜2 − 𝐷𝑖2) ∙ 𝑃𝑎 4

Dimana :
Do = Diameter luar bidang gesek (mm)
Di = Diameter dalam bidang gesek (mm)
Pa = Besar tekanan rata-rata (kg/mm²)

Gambar 2. 23 Free body diagram clutch disc


Besar torsi yang dapat ditransmisikan oleh kopling diasumsikan dalam kondisi
uniform wear dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
𝑟𝑜 + 𝑟𝑖 (4)
𝑇=𝜇∙𝑛∙𝐹∙( )
2

Dimana :

μ = Koefisien gesek material


n = Jumlah material gesek
F = Besar gaya tekan yang dapat diaplikasikan pada bidang gesek
Dari torsi yang ditransmisikan oleh kopling, maka gaya yang menyebabkan
terjadinya tegangan geser pada plat kopling dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
𝑇 = 𝐹𝑛 ∙ 𝐿 (5)
Diketahui bahwa rumus dari tegangan normal adalah sebagai berikut :

𝐹 (6)
𝜎=
𝐴
Rumus untuk mengetahui tegangan yang diijinkan pada kopling agar tidak rusak
adalah :
𝑠𝑦𝑝 (7)
|𝜎| =
𝑠𝑓
Sf = Safety factor (diambil safety factor = 2, diasumsikan beban yang
berfluktuasi)

2.3.2 Tabel

Tabel 2. 1 Koefisien gesek (μ) dan tekanan rata-rata (Pa)


Sumber : Elemen Mesin (Sularso 2000. Hal 80)

Anda mungkin juga menyukai