Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kopling adalah suatu bagian yang mutlak diperlukan pada mobil-mobil bensin dan

jenis lainnya dimana penggerak utamanya di peroleh dari bahan bakar di dalam

silinder.Disamping itu dengan adanya kopling, pemindahan gigi pada transmisi dapat

dilakukan dengan mudah tanpa menimbulkan bunyi atau kerusakan pertimbangan

(pemikiran) yang sederhana ini akan memperlihatkan bahwa untuk mengubah perseneling

akan menghentikan kendaraan, tetapi mesin tetap berputar, poros yang digerakannya

yang harus dihentikan oleh karena itu poros yang di gerakkan perlu di lepaskan dari poros

yang di gerakkan. Pemisahan atau pelepasan serta penyambungan poros-poros tersebut

dilaksanakan dengan memakai kopling yang dioperasikan oleh sebuah tuas.

I.2. Batasan Permasalahan

Penulis memulai perncanaan kopling gesek ini dengan teori dan sistem pemindah

gaya, kemudian menentukan macam plat kopling yang akan dipakai, menentukan besar

diameter poros kopling, menentukan tebal plat gesek, pegas peredam, baut penyambung

roda gila dengan fluks, baut penyambung roda gila dengan poros mesin, paku keling

penyambung plat gesek dengan disk spring, paku keling penyambung disk spring dengan

sub plate, paku keling penyambung sub plate dengan spline hub, paku keling penyambung

pegas paku keling dengan fluks cover, bantalan poros kopling, bearing holder, serta

perhitungan panas dan usia plat gesek

I.3. Maksud dan Tujuan

Pengusaha perancangan dan perhitungan kopling plat gesek untuk kendaraan

sedan Honda Civic. Tujuan dari penulisan tugas perencanaan ini untuk memenuhi dan

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 1
Prodi :Teknik Mesin
melengkapi mata kuliah Elemen Mesin II (rancangan kopling), maka penulis mencoba

merancang dan membahas sistem kopling.

I.4. Sistimatika Penulisan

Sistimatika penulisan perencanaan ini terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN

Membahas mengenai latar belakang, batasan permasalahan, maksud dan

tujuan, sistimatika penulisan.

BAB II : TEORI DASAR KOPLING

Membahas mengenai teori-teori kopling dan macam-macam kopling.

BAB III : KOPLING GESEK

Dalam bab ini membahas tentang spesifik kopling gesek, macam-macam

kopling gesek dan kopling gesek dengan plat tunggal.

BAB IV : PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

Membahas tentang data atau spesifikasi kendaraan dan perhitungan poros,

spline naf, plat gesek, pegas peredam, baut penyambung roda gila dengan cover

clutch, paku keling pengikat plat gesek dengan disk spring, paku keling penyambung

disk spring dengan sub plate, paku keling penyambung suplai dengan spline hub, paku

keling pengikat pegas penekan dengan cover clutch, bantalan antara poros kopling

dengan roda gila dan perhitungan panas dan usia plat gesek.

BAB V : KESIMPULAN

Menyimpulkan hasil dari perencanaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 2
Prodi :Teknik Mesin
BAB II

TEORI DASAR KOPLING

2.1. Kopling

Pada umumnya kopling dibedakan atas dua bagian utama, yaitu kopling tetap

dan kopling tak tetap. Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi

sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan

secara pasti tanpa terjadi slip, dimana sumbu kedua poros tersebut terletak pada garis

lurus atau dapat berbeda sedikit sungguhnya. Sedangkan kopling tak tetap adalah

kopling yang dapat dilepaskan dan dihubungkan bila diperlukan, sedangkan kopling

tatap selalu dalam keadaan berhubung.

2.2. Fungsi Kopling

Kopling mempunyai fungsi antara lain :

a. Menghubungkan unit-unit poros yang dibuat terpisah seperti pada motor dan

generator yang diberikan untuk pemutusan (pemisahan), untuk perbaikan dan

penggantian.

b. Mengintrodusir fleksibilitas mekanik pada poros-poros yang tak sejajar.

c. Mengintrodusir proteksi untuk menahan pembeban lebih.

d. Merubah karakteristik getaran dari satuan-satuan rotasi

e. Mengurangi transmisi beban-beban kejut dari satu poros ke poros yang lain.

2.3. Hal – Hal Penting Dalam Perancangan Kopling

Dalam merencanakan suatu kopling, hal-hal berikut ini menjadi pertimbangan.

a. Pemasangan yang mudah dan cepat.

b. Ringkas dan ringan.

c. Aman pada putaran tinggi ; getaran dan tumbukan kecil.

d. Tidak ada atau sedikit mungkin bagian yang menonjol.

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 3
Prodi :Teknik Mesin
e. Dapat mencegah pembebanan lebih.

f. Terdapat sedikit kemungkinan gesekan aksial pada poros sekiranya terjadi

pemuaian karena panas.

2.4. MACAM – MACAM KOPLING TETAP

Kopling tetap mencakup tiga kelompok pertama yaitu :

a. Kopling kaku, yang tidak mengizinkan ketidaklurusan kedua sumbu poros.

b. Kopling luwes / fleksibel, yang mengizinkan sedikit ketidaklurusan kedua sumbu

poros.

c. Kopling universal, yang digunakan bila kedua poros akan membentuk sudut yang

cukup besar.

2.4.1. Kopling Kaku

Kopling kaku dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan dengan

sumbu segaris. Kopling ini dipakai pada poros mesin dan transmisi umum dipabrik-

pabrik.

Kopling kaku terdiri atas :

a. Kopling Busi selongsong/selubung.

Kopling jenis ini yang paling sederhana dari kopling kaku, dibuat dari besi

tuang, terdiri dari sebuah silinder berongga yang berdiameter dalamnya sama dengan

poros yang menggunakan pasak yang berkepala baji.

b. Kopling Flens Kaku.

Kopling ini terdiri dari atas naf denagn flens yang dibuat dari besi cord an

dipasang pada ujung poros yang diberi pasak serta diikat dengan baut pada flensnya.

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 4
Prodi :Teknik Mesin
Gambar 2.1.Kopling Flens Kaku

2.4.2. Kopling Flens Luwes

Kopling flens yang tempa menjadi satu dengan poros pada ujung poros.

Keuntungannya adalah diameter flensnya dapat dibuat kecil karena tidak memerlukan

naf.

Gambar 2.2. Kopling flens Luwes

2.4.3 Kopling Karet Ban.

Kopling ini digunakan untuk mengatasi kesulitan seperti penyetelan kedua

sumbu poros yang segaris sempurna dan kesulitanmeredam getaran / tumbukan yang

terjadi dalam penerusan daya antara poros penggerak dan yang digerakkan.

Gambar 2.3. Kopling Karet Ban

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 5
Prodi :Teknik Mesin
2.4.4 Kopling Karet Bintang.

Peredaman melalui gesekan dalam, garis pengenal pegas progesif, tergantung

pada kekerasan karet.

Gambar 2.4. Kopling Karet Bintang

2.4.5 Kopling Gigi.

Transmisi momen putar diatas gerigi luar yang membuat bagian naf dan gerigi

dalam yang sesuai pada socket.

Gambar 2.5. Kopling Gigi

2.4.6 Kopling Rantai

Transmisi momen putar yang terjadi karena kedua ujung poros disatukan oleh

rantai ganda.

Gambar 2.6. Kopling Rantai

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 6
Prodi :Teknik Mesin
2.4.7 Kopling Universal

Kopling universal dipergunakan untuk menghubungkan dua poros yang

sumbunya berpotongan pada sudut yang kecil. Kopling ini terjadi terdiri dari :

1. Kopling Universal Hook.

Kopling ini digunakan untuk menghubungkan dua poros yang

sumbunya berpotongan pada sudut yang relative besar, menstransmisikan daya

keporos penggerak yang berbeda dalam mesin gurdi ganda dan juga digunakan

sebagai sambungan siku dalam mesin frais. Aplikasi utama kopling universal

hook didapati dalam transmisi yang terdapat dalam gear box kedeferensial atau

gandar belakang mobil (gardan).

Gambar 2.7.kopling Universal Hook

2.5. KOPLING TAK TETAP

Kopling tak tetap adalah suatu elemen mesin yang menghubungkan poros yang

digerakkan dengan poros penggerak, dengan putaran yang sama dalam meneruskan

gaya serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut baik dalam keadaan diam

ataupun dalam keadaan berputar.

Gambar 2.8. Dua Macam Kopling Tak Tetap

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 7
Prodi :Teknik Mesin
2.5.1. Kopling Cakar.

Kopling ini meneruskan momen dengan kontak positif (tanpa perantara

gesekan) sehingga tidak terjadi slip. Ada dua bentuk koplig cakar, yaitu kopling cakar

persegi dan kopling cakar spiral. Kontruksi kopling cakar adalah yang paling

sederhana dari kopling tak tetap lainnya.

Gambar 2.9. Kopling cakar

2.5.2. Kopling Plat.

Kopling ini meneruskan momen dengan perantara gesekan, sehingga

pembebanan yang berlebihan pada poros penggerak pada waktu dihubungkan dapat

dihindari. Selain itu karena dapat berfungsi sebagai pembatas momen apabila terjadi

slip. Kontrusi kopling ini cukup sederhana dan dapat dihubungkan dan dilepaskan

dalam keadaan berputar. Karena itu kopling ini sangat banyak dipergunakan.

Menurut jumlah platnya, kopling ini dibagi atas :

- Kopling plat tunggal.

- Kopling plat banyak.

Sedangkan menurut cara kerjanya, kopling ini dibagi menjadi :

- Cara Manual

- Cara Hidrolik

- Cara Elektromagnetis.

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 8
Prodi :Teknik Mesin
Macam mana yang akan dipilih tergantung pada tujuan, kondisi lingkungan,

dan sebagainya.

Gambar 2.10. Penggolongan Kopling Menurut Kerjanya

2.5.3. Kopling Kerucut.

Kopling ini menggerakkan bidang gesek yang berbentuk bidang kerucut.

Kopling kerucut adalah suatu kopling gesek dengan kontruksi sederhana dan

mempunyai keuntungan dimana dengan gaya aksial yang kecil dapat ditransmisikan

momen yang besar.

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 9
Prodi :Teknik Mesin
Gambar 2.11. Gambar Kopling Kerucut

2.5.4. Kopling Friwil.

Kopling friwil adalah kopling dapat dilepas dengan sendirinya bila poros

penggerak mulai berputar lebih lambat atau dalam arah berlawanan dari poros yang

digerakkan. Kopling friwil hanya dapat meneruskan momen dalam satu arah putaran,

sehingga yang berlawanan akan dicegah atau tidak terjadi penerusan momen. Cara

kerjanya dapat berdasarkan atas efek baji dari bola atau rol. Kopling ini sangat banyak

digunakan dalam mekanisasi otomatik. Suatu bentuk lain dari kopling ini

menggunakan bentuk kam (nok) sebagai pengganti bola atau rol dan dikenal sebagai

kopling nok.

Gambar 2.12.Kopling Friwil

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 10
Prodi :Teknik Mesin
2.5.5. Kopling Fluida.

Didalamnya termasuk kopling fluida kering atau kopling serbuk, yang

meneruskan momen dengan perantara gaya sentrifugal pada butiran-butiran baja

didalam suatu rumah serta kopling fluida yang bekerja atas dasar gaya sentrifugal pada

minyak pengisinya.

Gambar 2.12.Macam-macam Kopling fluida

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 11
Prodi :Teknik Mesin
BAB III

KOPLING GESEK

3.1. PENGERTIAN KOPLING GESEK

Kopling gesek adalah kopling yang menggunakan satu plat atau lebih yang

dipasang diantara kedua poros serta membentuk kontak dengan poros tersebut

sehingga terjadi penerusan daya melalui gesekan antara sesamanya. Kontruksi kopling

ini cukup sederhana dan dapat dihubungkan dan dilepaskan dalam keadaan berputar.

Karena itu kopling ini sangat banyak dipakai.

3.2. MACAM – MACAM KOPLING GESEK

Kopling gesek dapat dibedakan atas kopling plat tunggal dan kopling plat

banyak atau jamak, yaitu atas banyaknya plat gesek yang dipakai, juga dapat dibagi

atas kopling basah dan kopling kering, serta dapat atas dasar kerjanya (manual,

hidrolik, numanik dan elektromagnetis). Macam mana yang akan dipakai tergantung

pada tujuan, kondisi kerja, lingkungan dan sebagainya.

Harus diperhatikan bahwa semua kopling berdasarkan bentuk (gigi, baut,

cakar) hanya menyerempakkan, yaitu dapat disambungkan pada putaran sama atau

putaran bebas (idle), sedangkan kopling gesek dan fluida yang berdasarkan gaya juga

untuk menyambungkan pada putaran yang berlainan, juga sesuai untuk tugas

percepatan (akselerasi) dan penyerenpakkan.Pada kopling gesek adanya keausan

menimbulkan tugas, bahwa gaya pengepresan dan gerak penyambungannya harus

disetel kembali atau harus dibuat agar tidak tergantung pada keausan. Kopling harus

dirancang agar selubung luncur terlepas dari beban dalam putaran penuh dari kopling

dan diatur sedemikian rupa sehingga selubung luncur tidak terlepas pada sisi

penggerak yang berputar melainkan bukan pada sisi penggerak yang tidak berputar.

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 12
Prodi :Teknik Mesin
3.3. KOPLING GESEK DENGAN PLAT TUNGGAL

Tipe ini digunakan untuk menghubungkan gerakan dari pegas penekan yang

mendorong plat. Poros plat gesek dihubungkan dengan menggunakan pasak.

Meskipun bahan plat gesek bervariasi, tetapi harus mempunyai slip ijin ketika kopling

menyambung dengan lembut transmisi daya, tetapi tidak boleh lebih terjadi slip

sesudah penyambungan terjadi. Fator gesekan biasanya 1,2 – 2,0. Permukaan kopling

biasanya terbuat dari fiber asbes berintik (moulded asbestor fibers) dengan sedikit

penambahan adiktif sejenis yang biasa digunakan untuk blok rem dan lapisan rem.

Bahan plat harus menahan suhu tinggi, ukurannya pas dan lubang-lubangnya digerinda

dan dipasang pasak (countersunk). Ketika torsi mulai tinggi menyebabkan bahan

permukaan kopling memiliki koefisien gesek yang tinggi dan dibutuhkan bahan

permukaan yang memiliki koefisien gesek yang tinggi pula.Sekalipun untuk kopling

gesek yang sederhana, sebanyak mungkin segi yang penting harus diperhatikan, agar

kopling dapat bekerja dengan halus dan aman, karena kopling adalah bagian yang

penting.

Beberapa kemampuan kopling gesek :

a). Mentransmisikan daya dan putaran motor

b). Membiarkan kendaraan/motor berhenti tanpa harus menghentikan putaran

mesin

c). Dapat memulai gerakan atau laju kendaraan tanpa terjadi gesekan antara plat

kopling, plat gesek tidak menempel terus-menerus.

d). Melengkapi penyisipan roda gigi dengan mudah

e). Meredam getaran akibat torsi yang terjadi

f). Mentrasmisikan torsi mesin tanpa terjadi slip.

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 13
Prodi :Teknik Mesin
Gambar 3.1. Lambang – lambang untuk kopling gesek plat tunggal

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 14
Prodi :Teknik Mesin
BAB IV

PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

4.1. Data – Data Perancangan

Data-data spesifikasi dari “Honda Ferio Civic” sebagai berikut :

4.2. Perancangan dan Perhitungan

4.2.1. Perhitungan Poros

Pada perencanaan poros kopling plat ini diambil faktor koreksi (fc) = 1,2 sehingga

1. Daya poros maksimum (P) = 140 HP

2. Putaran poros maksimum (n) = 4800 rpm

daya rencananya (Pd) menjadi :

Pd = fc . P

Pd = 1,2 . 140 . 0,735

Pd = 123,5 KW

Dimana ; 1 HP = 0,735 Kw

Adapun untuk perhitungan torsi, jika torsi maksimum tidak diketahui maka

digunakan persamaan :

9,74 x10 5 xPd


T =
n

9,74 x105 x123,5


T =  25.060,2kg.mm
4.800

a. Tegangan geser yang diijinkan :

b
τa =
Sf 1 xSf 2

48
τa =  2,67kg / mm 2
6 x3

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 15
Prodi :Teknik Mesin
Keterangan : Bahan yang diambil untuk bahan poros adalah baja karbon

konstruksi mesin type S 50 C (JIS G 4501) dengan kekuatan tarik σ b = 48 kg/mm2.

Sf1 = Safety faktor untuk baja S-C = 6

Sf2 = Safety faktor untuk tambahan, misalnya :

a). Pemberian alur pasak

b). Konsentrasi tegangan

c). Kekerasan permukaan

Dengan harga antara 1,3 – 3,0

1) Diameter porosnya (ds) :

Faktor koreksi terhadap momen puntir jika beban yang dikenakan dengan

tumbukan besar Kt = 2 dan terjadi pembebanan lentur Cb = 1,2 maka diameter

poros :
1/ 3
 5,1 
ds =  a KtxCbxT 

 5,1  1
ds =  2,67 x 2 x1,2 x 25060,2 3
 

ds = 48,61 mm = 48 mm

Dari perhitungan dapat ditarik hasil untuk bentuk poror beralur sebagai berikut :

*. Diameter dalam d1 = 25 mm

*. Diameter luar d2 = 30 mm

*. Jumlah alur i =8

2) Panjang Alur :

I = (2,75 – 1,5) x ds

= (2,75 – 1,5) x 48 = 60 mm

3) Tinggi alur :

h = ½ (d2 – d1)

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 16
Prodi :Teknik Mesin
= ½ (30 – 25) = 2,5 mm (diambil 3 mm)

4.2.2. Naf / Spline Hub.

Pada perencanaan naf/spline hub, kita tetapkan kekuatan tarik naf harus

lebih rendah daripada kekuatan tarik poros. Ketetapan ini dibuat dengan

maksud jika terdapat suatu kerusakan pada kopling, maka naf akan lebih dulu

cacat ketimbang poros. Karena pada prinsipnya lebih baik mengganti sebuah

naf daripada mengganti sebuah poros.Untuk itu bahan naf kita ambil jenis baja

konstruksi mesin : Type S 30 C menurut standar industri Jepang, JIS G 4501

Pada tabel 1.1 dengan kekuatan tarik σ b = 48 kg/mm2.

*. Diameter dalam d1 = 25 mm

*. Diameter luar d2 = 30 mm

*. Kedalaman alur h = 3 mm

*. Panjang alur I = 35 mm

*. Lebar alur b = 4 mm

*. Jumlah alur i = 8

4.2.3. Plat Gesek.

Plat gesek ini dibuat dari bahan besi cor dan asbes yang ditempa, adapun bahan

mempunyai :

Koefisien gesekan ( μ ) = 0,45

Tekanan yang diijinkan (pizin) = 0,007 – 0,07 kg/mm2.

Harga yang digunakan pa = 0,03 kg/mm2.

D1
Jika diasumsikan diameter plat gesek  0,8
D2

Jari-jari rata-rata plat gesek :

D1  D2 (0,8  1) D2
rm = 
4 4

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 17
Prodi :Teknik Mesin
rm = 0,45 D2 mm

Momen gesek yang terjadi adalah :


T = μ. F. rm = 0,45. ( D22 - D12 ) pa. 0,45 D2
4


T = 0,45. (1 – 0,82) D22 . 0,03. 0,45 D2
4

T = 1,717x10-3 D23 kg.mm

Diameter plat gesek :

25060,2
D23 =
1,717 x10  3

D2 = 245 mm

D1 = 0,8 x 245 mm = 196 mm

Tebal plat gesek :

t = ¼ ( D2 – D1 )

t = ¼ ( 245 – 196 )

t = 12,25 mm

Dimana : D1 = Diameter dalam plat gesek

D2 = Diameter luar plat gesek

4.2.4. Pegas Peredam.

Sebagai bahan untuk membuat pegas peredam kita juga menggunakan bahan

baja SUP 6 yang mempunyai kekuatan tarik σ b = 125 kg/mm2.

Tegangan geser maksimum adalah rmax = 37,5 kg.

Pada table 20.b tentang sifat mekanis :

* Jumlah pegas yang direncanakan I = 6

* Indeks pegas yang direncanakan c = 6

* Gaya aksial yang bekerja pada permukaan bidang gesek :

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 18
Prodi :Teknik Mesin
F = 2 . π . r . w . pa

 D  D2 
F=2.π.  1  . 6 . 0,03
 4 

F = 124,68 kg

Keterangan :

r = radius rata-rata plat gesek

pa = tekanan yang diizinkan pada bidang gesek

4) Kita perhitungkan pada saat pengoperasian kopling terjadi momen

maksimum, oleh sebab itu kita rancang pegas tersebut mampu menahan kelebihan

beban sebesar 25 %.

Fd = 1,25 x F

= 1,25 x 124,68

= 155,85 kg.

Maka beban gaya pada tiap pegas :

Fd 155,85
Fs =  = 25,975 kg = 26 kg
6 6

- Faktor tegangan Wahl :

 4c  1  0,615
K=  +
 4c  4  6

 4 x6  1  0,615
K=  +
 4 x 6  4  6

K = 1,2525

- Tegangan geser yang diizinkan pada pegas,

ra = 0,8 x rmax

ra = 0,8 x 37,5

ra = 30 kg/mm2

5) Diameter kawat pegas :


Nama:Bajol
Nim :171000221201037 19
Prodi :Teknik Mesin
Kx8 xFsxc
d2 = x a

1,2525 x8 x 26 x 6
d2 = 3,14 x30

d = 4,07 mm, untuk amannya = 4 mm

D
Spring indeks c = , maka diameter pegas adalah D = 24 mm
d

Direncanakanpegas memiliki jumlah lilitan n = 5 dan jumlah lilitan aktif n a = 3

dan sisanya sebagai harga dudukan modulus geser G = 8 x 103 kg/mm2.

Defleksi (δ) pegas peredam :

8 xFs xc 3 xna
δ=
dxG

8 x 26 x63 x3
δ= = 5,616 mm = 6 mm
3 x8 x103

6) Panjang pegas tanpa beban :

L = n x d + δ + (n – 1)

= 5 x 4 + 6 + (5 – 1)

= 30 mm

7) Pitch (jarak lilitan) :

L
P=
( n  1)

30
P = (5  1)

P = 7,5 = 7

Dimensi dari pegas peredam adalah :

- Diameter pegas D = 24

- Diameter kawat pegas d = 4

- Diameter pegas normar L = 30

- Jarak antara lilitan pegas p = 7


Nama:Bajol
Nim :171000221201037 20
Prodi :Teknik Mesin
4.2.5. Baut Penyambung Roda Gila dengan Cover Clutch

Baut ini kita rencanakan pada diameter D = 266 mm dari garis sumbu

poros. Jumlah baut yang dipasang n = 6 buah. Bahan baut adalah baja karbon St 36

dengan kekuatan tarik σb = 36 kg/mm2, factor keamanan (Sf) = 6.

a. Tegangan tarik yang diizinkan pada baut :

σa = σb / Sf

= 36 / 6 = 6 kg/mm2

- Momen punter :

T = 25.060,2 kg.mm

- Gaya radial yang terjadi pada setiap baut :

2 xT 2 x 25060,2
Fr = =
( Dxn) 266 x6

= 31,4 kg

Karena pada pemakaian kemungkinan terjadi momen punter masimum,

serta mengantisipasi hal tersebut baut harus mampu menahan kelebihan beban

sebesar 50 % Fd = 1,50 x Fr

Fd = 1,50 x 31,4

Fd = 47,1 kg

- Diameter baut :

4 xFd
d>
x a x 0,64

4 x 47,1
d>
3,14 x 6 x 0,64

d> 16  d = 4 mm

b. Baut yang dipergunakan dengan ukuran d = 6 mm, M6

b. Diameter Luar D = 6 mm

c. Diameter Inti d1 = 4,917 mm


Nama:Bajol
Nim :171000221201037 21
Prodi :Teknik Mesin
d. Diameter Efektif d2 = 5,350 mm

e. Jarak Bagi p = 1 mm

Pemeriksaan :

- Tegangan tarik yang terjadi pada baut :

4 xFd
σt =
x(0,8 xd ) 2

4 x 47,1
=
3,14 x (0,8 x 6) 2

= 2,604 kg/mm2

Keterangan : Karena tegangan tarik yang terjadi pada baut lebih kecil daripada

tegangan yang diizinkan, maka konstruksi tersebut dapat digunakan dan aman.

4.2.6. Paku Keling Pengikat Plat Gesek dengan Disc Spring

Paku keeling ini akan direncanakan pada radius r1 = 91 mm dan r2 = 114 dari

garis sumbu poros. Jumlah paku keeling yang dipergunakan n = 6 buah.

r1  r2 91  114
R=   102,5 mm
2 2

- Jumlah paku keeling, I = 2 . n = 2 . 6

I = 12 buah

- Bahan paku keeling :

Baja karbon St 37 dengan kekuatan tarik σa = 7,2 kg/mm2

dengan factor keamanan Sf = 6

- Tegangan geser yang diizinkan pada paku keeling :

τa = 0,5 . σt = 0,5 . 7,2

τa = 3,6 kg/mm2

- Gaya geser yang terjadi pada paku keeling :

Fa = T / R

Fa = 25060,2 / 102,5 = 244,45 kg.


Nama:Bajol
Nim :171000221201037 22
Prodi :Teknik Mesin
- Karena pada pemakaian terjadi momen punter maksimum untuk mengantisipasi

hal tersebut paku keeling harus mampu menahan beban lebih sebesar 25 %.

Fd = 1,25 x 244,45

Fd = 305,6 kg

8) Diameter paku keeling :

Fd = ¼ x π x d2 x τa x I

305,6 = ¼ x 3,14 x d2 x 3,6 x 12

d2 = 305,6 / 33,912

d2 = 9,006

d = 3 mm

4. 2.7. Paku keling Penyambung Disc Spring dengan Sub Plate.

Paku keling ini berfungsi sebagai penyambung disc spring dengan sub plate,

kita rencanakan terpasang pada radius r = 70 mm dari garis sumbu poros. Jumlah paku

keling yang dipergunakan n = 24 buah.

 Bahan paku keling :

Baja karbon ST 37 dengan tegangan tarik ijinya σ a = 5,27 kg/mm2 dan

factor keamanan Sf = 6

 Tegangan geser yang diijinkan pada paku keling :

τa = σa . 0,5

= 5,27 . 0,5

= 2,636 kg/mm2

 Gaya yang terjadi pada paku keling,

Fa = T / r

Fa = 25060,2 / 70

Fa = 358 kg

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 23
Prodi :Teknik Mesin
 Kita perkirakan pada saat pengoprasian terjadi momen punter

maksimum. Untuk mengantisipasi hal demikian maka paku keling harus mampu

menhan beban lebih sebesar 25 %.

Fd = 1,25 x 358 = 447,5 kg

 Diameter paku keling :

F d = ¼ x π x d2 x τ a x n

447,5 = ¼ x 3,14 x d2 x 2,636 x 24

d2 = 9,00

d = 3 mm

- Tegangan geser yang terjadi :

Fd
σt =
1 / 4 x3,14 x3 2 x 24

σt = 2,636 kg/mm2

Keterangan : Karena tegangan geser tidak lebih besar dari tegangan geser yang

diizinkan maka paku keling yang dipergunakan.

4.2.8. Paku keling Penyambung Sub Plate dengan Spline Hub.

Paku keling ini kita rencanakan terpasang pada radius r = 70 mm dari garis

sumbu poros. Jumlah paku keling yang dipergunakan n = 6 buah.

 Bahan paku keling :

Baja karbon ST 37 dengan kekuatan tarik σ b =37 kg/mm2 dan factor keamanan

Sf = 6, maka tegangan tarik izinnya σa = 5,27 kg/mm2.

 Tegangan geser yang terjadi, τa = 2,64 kg/mm2.

 Gaya geser yang terjadi :

Fa = T / r

Fa = 25060,2 / 70

Fa = 358 kg.
Nama:Bajol
Nim :171000221201037 24
Prodi :Teknik Mesin
 Untuk mengantisipasi terjadinya momen punter maksimum pada saat

pemakaian, maka kita rencanakan paku keling tersebut mampu menahan beban

lebih sebesar 25 %, sehingga :

Fd = 1,25 x 358

Fd = 447,5 kg

 Diameter paku keling :

F d = ¼ x π x d2 x τ a x n

447,5 = ¼ x 3,14 x d2 x 2,64 x 6

d2 = 447,5 / 12,4344

d2 = 35,98

d = 5,99 = 6 mm

- Tegangan geser yang terjadi (pemeriksaan)

Fd
τt =
1 / 4 xxd 2 xn

447,5
τt = = 2,6 kg/mm2
1 / 4 x3,14 x 6 2 x 6

Keterangan : Karena tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari tegangan

geser yang diizinkan maka paku keling dapat dipergunakan.

4.2.9. Paku Keling Penyambung Pegas Penekan dengan Clutch- Cover.

Paku keling ini kita rencanakan sebanyak 9 buah dan kita asumsikan

gaya yang bekerja adalah gaya yang menekan plat gesek, sehingga lokasi paku

keling dianggap terpasang merata.

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 25
Prodi :Teknik Mesin
 Bahan paku keling :

Baja karbon ST 37 dengan kekuatan tarik σb = 37 kg/mm2 dan factor

keamanannya Sf = 6, Tegangan tarik izinnya σa = 4,008 kg/mm2, tegangan

geser izinnya τa = 2,004 kg/mm2.

 Gaya geser yang bekerja pada paku keeling :

F = ¼ x π x ( D22  D12 )x Pa

F = ¼ x 3,14 x (2452 - 1962) x 0,03

F = 509,15 kg

 Untuk mengantisipasi terjadinya momen punter maksimum

pada saat pengoperasian, maka kita rencanakan paku keling tersebut harus

mampu menahan kelebihan beban sebesar 25 %, sehingga :

Fd = 1,25 x 509,15

Fd = 636,4 kg.

 Diameter paku keling

F d = ¼ x π x d2 x τ a x n

636,4 = ¼ x 3,14 x d2 x 2,004 x 9

d2 =636,4 / 14,16

d2 = 45,00

d = 6,7 mm = 7 mm

- Tegangan geser yang terjadi (pemeriksaan) :

Fd 636,4
σt = = 2 = 1,837 kg/mm2
1 / 4 xxd xn
2 1 / 4 x 3,14 x 7 x 9

Keterangan : Karena tegangan geser yang terjadi tidak lebih besar dari tegangan

geser yang diizinkan, maka paku keling layak untuk dipakai.

4.2.10. Perhitungan Bantalan


Nama:Bajol
Nim :171000221201037 26
Prodi :Teknik Mesin
Bantalan ini berfungsi sebagai pemegang poros roda gila, dengan demikian

poros penggerak dengan poros yang digerakkan benar-benar satu garis sumbu. Beban

yang bekerja pada bantalan ini adalah beban arah radial saja.

Kita rencanakan bantalan beralur tunggal yang terbuat dari baja Chrom Type

yang diambil adalah : No. 6203 zz

- Diameter dalam d = 25 mm

- Diameter luar D = 47 mm

- Ketebalan B = 12 mm

- Radius sudut r = 10

- Kapasitas nominal dinamis c = 790 mm

- Kapasitas nominal statis Co = 530 kg

- Beban ekivalen dinamis :

Pr = X . V . P r + Y . F a

Keterangan :

Pr = Beban ekivalen dinamis dalam arah radial

X = Faktor barisan bola. 0,56

Fr = Gaya dalam arah radial, momen puntir ½ diameter luar bantalan

= 2 x 25060,2 / 47

= 1066,4 kg

Y = Faktor barisan bola

Fa = Gaya dalam arah aksial = 0

0 ; karena pada bantalan ini tidak akan berpengaruh pada beban aksial = 1

Pr = 0,56 x 1 x 1066,4 + 0

Pr = 597,184 kg

 Faktor kecepatan :

Fn = (33,3 / n)1/3
Nama:Bajol
Nim :171000221201037 27
Prodi :Teknik Mesin
= (33,3 / 4800)1/3 = 0,19

Keterangan : n = rpm (pada mesin)

Pangkat 1/3, untuk bantalan bola

- Faktor umur :

Lh = 500 x fh3

5000 = 500 x fh3

fh = 2,15

Keterangan : Pangkat 3 untuk bantalan bola

Lh = Umur nominal yang kita rencanakan 5000 jam

 Usia pakai :

Jika diasumsikan bahwa bantalan tersebut beroperasi selama 10 jam

setiap harinya, maka lamanya pemakaian :

= Lh / 10

= 5000 / 10

= 500 hari

 Jumlah putaran yang dilakukan bantalan selama usia pakai :

= Lh x (menit) x n

= 5000 x 60 x 4800

= 1.440.000.000 putaran

4.2.11. Perhitungan panas dan usia plat gesek

Kopling yang direncanakan ini diperkirakan beroperasi selama 10 jam setiap

harinya. Kopling tersebut melakukan frekuensi penghubung sebanyak 5 kali setiap

menitnya sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk tiap kali penghubung adalah 1

detik.
Nama:Bajol
Nim :171000221201037 28
Prodi :Teknik Mesin
 Luas permukaan bidang gesek :

A = ¼ . π (D22 – D12)

A = ¼ . 3,14 (2452 - 1962)

A = 16971,16 mm

 Kecepatan sudut dari putaran poros :

w = 2 π . n / 60

w = 2 . 3,14 . 4800 / 60

w = 502,4 rad/s

 Gaya-gaya yang timbul saat gesekan terjadi :

F = 1/4 . π ( D22  D12 ). Pa

F = ¼ .3,14 (2452 - 1962). 0,03

F = 509,15 kg

 Momen puntir yang terjadi sewaktu gesekan terjadi :

 D  D2 
Mg = μ . F .  1 
 2 

 245  196 
Mg = 0,5 . 509,15 .  
 2 

Mg = 56133,78 kg.mm

Keterangan :

μ = Koefisien besi cor dengan asbes (μ = 0,5

 Daya yang hilang waktu gesekan terjadi :

Mg.w.t.z
Ng = 2,75 x3600

56133,78 x502,4 x300 x1


= 2,75 x3600

= 1162,7 Hp

 Keterangan : t = Frekuensi penghubung


Nama:Bajol
Nim :171000221201037 29
Prodi :Teknik Mesin
t = 300 kali per-jam (diasumsikan)

z = waktu terjadi penghubung

= 1 detik

Mg = Momen karena gesekan

BAB V

PENUTUP
5.1 KESIMPULAN

Dari hasil perencanaan, maka dapat di simpulkan dan diringkas sebagai berikut :

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 30
Prodi :Teknik Mesin
1. Pada perencanaan kopling hendaklah diketahui dahulu sebelumnya langkah-

langkah apa saja yang akan dilakukan sehingga menjadikan pekerjaan menjadi mudah

dan tepat adanya.

2. Ketelitian pemakaian bahan serta satuan dalam perencanaan kopling sangat

penting agar hasil konstruksi tersebut benar, paling tidak mendekati sempurna.

3. Data-data Utama.

Dari hasil perencanaan yang dilakukan dapat dituliskan ukuran-ukuran pada bagian

kopling yang direncanakan sebagai berikut :

 Dimensi poros

- Diameter luar poros = 30 mm

- Panjang alur = 60 mm

- Lebar alur = 4 mm

- Tinggi alur = 3 mm

- Cemper alur = 450

- Jumlah alur = 8 buah

 Dimensi plat gesek

- Diameter luar = 245 mm

- Diameter dalam = 196 mm

- Tebal plat gesek = 12,25 mm

 Dimensi pegas peredam

- Diameter kawat pegas = 4 mm

- Diameter pegas = 24 mm

- Panjang pegas tanpa beban = 30 mm

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 31
Prodi :Teknik Mesin
- Pitch (jarak lilitan) = 7 mm

- Difleksi pegas = 6 mm

 Dimensi baut penyambung roda gila dengan Clutch Cover M6 x 0,8

- Diameter inti = 4,917 mm

- Diameter luar = 6 mm

- Diameter efektif = 5,350 mm

- Jarak bagi = 1 mm

 Dimensi paku keling pengikat plat gesek dengan Disk Spring (Feroda)

- Diameter paku keling = 3 mm

- Diameter kepala keling = 5 mm

- Panjang paku keling = 5 mm

- Jumlah paku keling = 12 buah

 Dimensi paku keling Disc Spring

- Diameter paku keling = 3 mm

- Diameter kepala keling = 5 mm

- Panjang paku keling = 5 mm

- Jumlah paku keling = 12 buah

 Paku keling penyambung Sub Plate dengan Spline Hub

- Diameter paku keling = 6 mm

- Diameter kepala keling = 8 mm

- Panjang paku keling = 14 mm

- Jumlah paku keling = 6 buah

 Paku keling penyambung poros penekan dengan Clutch-Cover

- Diameter paku keling = 7 mm

- Diameter kepala keling = 10 mm

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 32
Prodi :Teknik Mesin
- Panjang paku keling = 16 mm

- Jumlah paku keling = 9 buah

 Dimensi bearing pemegang poros kopling pada roda gila No.6203 zz

- Diameter dalam = 25 mm

- Diameter luar = 47 mm

- Ketebalan = 12 mm

- Radius sudut = 10

- Kapasitas nominal dinamis = 790 kg

- Kapasitas nominal statis = 530 kg

5.2 Saran

1 Untuk mengenal dan mengetahui bentuk dan cara kerja kopling sebaiknya
dilakukan survei ke laboratorium atau ke bengkel mobil atau mesin.
2 Dalam hal perencanaan, sebaiknya bahan-bahan yang dipilih harus
sesuai dengan standar, agar konstruksinya dapat dipakai sesuai dengan
yang direncanakan.
3 Untuk pemilihan bahan-bahan yang dipergunakan, hendaknya ukuran
dari bahan tersebut harus berdasarkan hasil perhitungan yang
diperoleh.
4 Bagi masyarakat yang menggunakan HONDA FERIO CIVIC.
5 sebagai transport barang, hendaknya mengenal dan mengerti cara kerja
dari kopling dan mesin serta dapat memeliharanya atau merawatnya
dengan baik.

5.3 DAFTAR PUSTAKA

1. Sularso dan Suga, Kiyokatsu. 1985. “DASAR PERENCANAAN DAN


PEMILIHAN ELEMEN MESIN”. Edisi ke-5 Jakarta. PT. Pradnya Paramitha.
2. Khurmi R.S. Gupta, J.K. 1982 “A TEXT BOOK OF MACHINE DESIGN”.
Third Edition. New Delhi. Eurasia Publishing House (PVT) Ltd.
3. Niemen, Gustav. 1986. “ELEMEN MESIN”. Jilid 1. Jakarta, Erlangga.

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 33
Prodi :Teknik Mesin
4. La Heij, J dan De Bruijn L.A 1986. “ILMU MENGGAMBAR BANGUNAN
MESIN”. Jakarta, PT. Pradnya Paramitha.

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 34
Prodi :Teknik Mesin
LAMPIRAN

Nama:Bajol
Nim :171000221201037 35
Prodi :Teknik Mesin

Anda mungkin juga menyukai