Umumnya kopling tipe ini dipakai oleh sepeda motor. Sedang tipe kopling
plat kering yaitu tipe kopling yang plat-platnya tak direndam oleh min yak
pelumas.
1. Fungsi Kopling
Berikut ini adalah fungsi dari kopling agar mesin bakar dapat meneruskan
transmisi.
c. Untuk memungkinkan kendaraan tidak berjalan pada saat mesin hidup dan
d. Untuk menghubungkan dua unit poros yang dibuat secara terpisah, seperti
poros motor dengan roda atau poros generator dengan mesin. Kopling mampu
penggantian komponen.
e. Untuk mendapatkan fleksibilitas mekanis, terutama pada dua poros yang tidak
f. Untuk mengurangi beban kejut ( shock load ) dari satu poros ke poros yang
lain.
2. Jenis-Jenis Kopling
a. Kopling Tetap
Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus
putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti
(tanpa terjadi slip), dimana sumbu kedua poros tersebut terletak pada satu garis
lurus atau dapat sedikit berbeda sumbunya. Kopling tetap selalu dalam keadaan
sumbu segaris. Kopling ini dipakai pada poros mesin dan transmisi umum
dipabrik- pabrik
Kopling bus terdiri atas sebuah selongsong (bus) dan baut-baut yang
dibenamkan. Sering juga dipakai berupa pasak yang dibenamkan pada ujung -
ujung poros.
3d + 3,5 cm
Alat pengaman
Kopling flens kaku terbuat dari besi cor atau baja cord an dipasang pada
ujung poros dengan diberi pasak serta diikat dengan baut. Kopling ini tidak
7
Baut pas
Pada kopling flens tempa masing – masing ujung poros terdapat flens yang
dilas an kedua flens diikat dengan baut – baut. Pada kopling ini momen
Kopling luwes atau fleksibel ini digunakan apabila kedudukan yang baik
antara kedua ujung poros satu sama lain tidak dapat diharapkan sehingga kedua
ujung poros itu disambungkan sedemikian rupa sehingga dapat bergerak satu sama
lain
8
Kopling ini terdiri dari dua paruh yang identic dilengkapi dengan pena
penggerak dan lubang dalam jumlah yang sama. Keuntungan kopling ini adalah
berbentuk lurus dan tabung yang bagian luarnya juga berbentuk tirus Kopling
Universal
Cincin - O
Silinder luar
Silinder dalam
Kopling universal dipakai untuk menyambung dua poros yang tidak terletak
dalam sebuah garis lurus atau yang garis sumbunya saling memotong (membentuk
sudut).
10
Kopling tak tetap adalah suatu elemen mesin yang menghubungkan poros
yang digerakkan dan poros penggerak, dengan putaran sama dalam meneruskan
daya, serta melepaskan hubungan kedua poros tersebut baik dalam keadaan diam
maupun berputar.
perantaraan gesekan) hingga tidak dapat slip. Ada dua bentuk kopling cakar, yaitu
Kopling plat adalah kopling yang menggunakan satu plat atau lebih yang
dipasang diantara kedua poros serta membuat kontak dengan poros tersebut
dan mempunyai keuntungan dimana dengan gaya aksial yang kecil dapat
Kopling ini adalah kopling yang dapat lepas dengan sendirinya, bila poros
penggerak berputar lebih lambat atau dalam arah berlawanan dari poros yang
digerakkan.
12
3. Analisis kopling
a. Torsi maksimum
perancangan kopling ini ditentukan berdasarkan dua kriteria yaitu torsi maksimum
dan daya maksimum kendaraan yang terdapat pada data lapangan (brosur).
Kopling pelat gesek bekerja karena adanya gaya gesek dengan permukaan,
Momen ini bekeeja dalam waktu t R sampai putaran kedua poros sama. Pada
keadaan terhubung tidak terjadi slip dan putaran kedua poros sama dengan putaran
M r= M b + M h (Pers. 2.1)
dimana :
N
M h=71620 ...................................................................(Pers. 2.2)
n
dimana :
b. Torsi gesek
dimana :
C = Konstanta (2,5)
Harga C berkisar antara 2-3 untuk kendaraan jenis mobil. Untuk ini dipilih C =
2.2
Kerja gesek ditentukan dari hubungan antara torsi, putaran dan waktu
terjadinya slip.
Mr . n . t R
Ar = ............................................................(Pers. 2.4)
1910
dimana :
Daya gesek dapat ditentukan dari hubungan kerja gesek dengan frekusensi
waktu.
Ar . z
Nr= 4 ......................................................................(Pers. 2.5)
27 .10
dimana :
dimana :
b
= Ratio antara lebar pelat terhadap diameter rata-rata
d
n = Putaran (rpm)
π . d .n
v= .........................................................................(Pers. 2.7)
60
Maka jika harga K T tidak berbeda jauh dengan pemilihan awal dan harga
Menghitung harga K T
N r .1000
KT= 1 /2 .................................................................(Pers. 2.8)
b.d. j.v
Menghitung harga K U
2. M r
K U= ......................................................................(Pers. 2.9)
b . d2 . j
satuan luas bidang tekan. Gaya ini dipengaruhi oleh koefisien gesek sebesar 0.3
dan ini adalah koefisien gesek bahan permukaan pelat gesek yang kita pilih. Luas
bidang tekan sama dengan luas permukaan pelat dan diperoleh dari hubungan :
dimana :
2. M r
P= .......................................................................(Pers. 2.11)
μ.d. f
dimana :
μ = Keofisien gesek
yang cocok dan aman. Maka tekanan rata-rata dapat dihitung dengan persamaan
berikut:
d
Pmax =P ......................................................................(Pers. 2.12)
d1
spesifik dan daya gesek, sedangkan untuk mengitung volume keausan digunakan
metode
sebagai berikut :
V v =F . S v . j....................................................................(Pers. 2.13)
dimana :
metode perhitungan seperti diatas maka umur pelat gesek dapat ditentukan dari
persamaan:
Vv
LB = .......................................................................(Pers. 2.14)
Qv Nr
dimana :
QV = Keausan spesifik
π .( d k −d k )
2 1
F k =π . d K . bk + ............................................(Pers. 2.15)
4
dimana :
π . dk . n
Vk= ....................................................................(Pers. 2.16)
60
3 /4
α k =4.5+6(V k ) ............................................................(Pers. 2.17)
632 . N r
∆ t= ...................................................................(Pers. 2.18)
Fk . α k
dimana :
dimana :
t L = Temperatur lingkungan
∆ t = Kenaikan temperatur
B. Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.
Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama- sama dengan putaran. Peranan
utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros [2]. Poros adalah untuk
mendukung suatu momen putar dan mendapat tegangan punter atau tegangan
tekuk.
19
bengkok (poros engkol) terhadap poros lurus biasa, sebagai pejal atau poros
melintangnya disebutkan sebagai poros bulat dan poros profil (contohnya dengan
Disamping itu dikenal juga poros engsel, poros teleskop, poros lentur dan
lain- lain. Persyaratan khusus terhadap desain dan pembuatan adalah sambungan
dari poros dan naf, dan dari poros dengan poros. Pembuatan poros, sampai
diameter 150 mm adalah dari baja bulat (St 42, St 50, St 70) dan baja campuran)
yang diputar, dikupas atau ditarik dari lebih tebal ditempa menjadi jauh lebih
kecil. Poros beralur diakhiri dengan penggosokan, dalam hal dikehendaki bulatan
yang tepat. Tempat bantan dan peralihan menurut persyaratan diputar halus,
1. Material Poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik
dingin dan difinis, baja karbon konstruksi mesin (disebut bahan S- C) yang
dihasilkan dari ingot yang di “kill” (baja yang dideoksidasikan dengan ferrosilicon
dan dicor, kadar karbon terjamin) (JIS G3123 Tabel 2.1). meskipun demikian,
bahan ini kelurusannya agak kurang tetap dan dapat mengalami deformasi karena
tegangan yang kurang seimbang misalnya bila diberi alur pasak, karena ada
kekuatannya bertambah besar. Harga- harga yang terdapat didalam table diperoleh
dari batang percobaan dengan diameter 25 mm,harga- harga tersebut akan lebih
20
rendah dari pada yang ada didalam table karena adanya pengaruh masa.
Tabel 2.1 Baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja batang yang difinis dingin
untuk poros.
Kekuatan
Standar dan Perlakuan
Lambang tarik Keterangan
macam panas
(Kg/mm2)
S 30 C Penormalan 48
S 35 C Penormalan 52
Baja karbon
S 40 C Penormalan 55
konstruksi mesin
S 45 C Penormalan 58
(JIS G 4501)
S 50 C Penormalan 62
S 55 C Penormalan 66
ditarik dingin,
digerinda,
S 35C- D - 53
Batang baja yang dibubut, atau
S 45C- D - 60
difinis dingin gabungan
S 55C- D - 72
antara hal-
hal tersebut
Sumber: Sularso dan Kiyatkatshu Saga, Dasar-dasar perencanaan dan pemilihan
Elemen Mesin (hal. 3).
Poros- poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban
berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat
tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja
khrom nikel molibden, baja khrom, baja khrom molibden, dll. (G4102, G4103,
G4104, G4105 dalam tabel 2.2). Sekalipun demikian pemakaian baja paduan
khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran tinggi dan
beban berat.
diberi perlakuan panas secara tepat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan.
Baja tempa (G3201 ditempa dari ingot yang dikil dan disebut bahan SF, kekuatan
21
dijamin) juga sering dipakai. Poros- poros yang bentuknya sulit seperti poros
engkol, besi cor nodul atau coran lainnya telah banyak dipakai.
Pemilihan bahan poros (Tabel 2.3) selain diarahkan menurut beban yang
dikenakan bentuk yang diperlukan juga menurut beban yang dikenakan dan
contohnya pada poros Rituel yang bahannya dipilih setelah untuk roda giginya.
Pada bantalan luncur maka keasuan dan sifat putaran darurat memegang peranan
penting. Selanjutnya perlu diperhatikan lagi, bahwa dengan makin kerasnya maka
kekuatan Tarik meningkat, tetapi pemuaian dan nilai pukulan takikan menurun
Desain diarahkan menurut bagian tetap yang mana poros atau gandar
dihubungkan (bantalan, sil dan naf dari piringan atau roda yang dipasangkan).
Sebagai gambaran maka tempat sambungan yang dibuat dengan benar, yang
berbagai pengaruh takikan. Diameter poros dalam naf diperkuat sekitar 1,15- 1,3
d, kalau diinginkan mengimbangi pengaruh takikan naf (jari- jari pembulatan pada
σ bW σ bSch τ tW τ tSch
St 42-2 B 420…500 115 (450) 220 360 150 180
St 50-2 B 500…600 135 (530) 260 420 180 210
St 60-2 B 600…720 165 (720) 300 470 210 230
St 70-2 B 700…850 190 340 520 240 260
C 22, Ck
V 500…650 150 280 490 190 250
22
C 35, Ck
V 590…740 140 (530) 330 550 230 300
35
C 45, Ck
V 670…820 170 (720) 370 630 260 340
45
25 CrMo
V 800…950 186 (610) 430 730 300 450
4
34 Cr4 V 900…1100 229 (670) 480 810 330 550
C 15, Ck
E 500…6503 140 (840) 260 420 180 210
15
a. Daya rencana
Pd = Fc × P....................................................................(pers. 2.20)
24
dimana :
P = daya mula-mula
T = 9,74 x 10
5 ( Pdn ) .....................................................(pers. 2.21)
dimana :
Pd = daya rencana
n = putaran
c. Tegangan gesek
σb
τ a= ...................................................................(pers. 2.22)
Sf 1 × Sf 2
dimana:
= 58 kg/m2
= 6,0 diambil
= 1,5 diambil
25
[ ]
1
5,1
Ds = × K t × Cb×T 3 ................................................(pers. 2.23)
τa
dimana :
= 1,5 diambil
Kt = Momen punter
= 1,3 diambil
T = Momen torsi
τ =5,1
[ ]
T
Ds
3 ....................................................................(pers. 2.24)
dimana :
T = Momen torsi
D s = Diameter poros
C. Pasak
Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian-
bagian mesin seperti roda gigi, sprocket, puli, kopling pada poros. Momen
Fungsi yang serupa dengan pasak dilakukan pula oleh splain dan gerigi
yang mempunyai gigi luar pada poros dan gigi dalam dengan jumlah gigi yang
sama pada naf dan saling terkait yang satu dengan yang lain. gigi pada splain
adalah besar- besar, sedang pada gerigi adalah kecil- kecil dengan jarak bagi yang
26
kecil pula. Kedua- duanya dapat digeser secara aksial pada waktu meneruskan
daya.
1. Jenis Pasak
sambungan yang dapat dilepaskan. Dari kebanyakan pasak yang dibebani adalah
deterapkan. Pasak ini diterapkan, baik pada konstruksi dimana roda halus
disambung tak bergerak dengan poros. Nama “pasak” pada pasak rata sebenarnya
tidak benar, sebab pasak ini tidak tirus. Karena itu pasak benam rata harus lebih
poros kalau kurang ada gesekan. Alur pasak dalam naf sejajar dengan poros.
Antara tepi atas pasak dan dasar alur dalam naf terdapat ruang main sebesar 0,2-
0,4 mm.
Pasak benam rata hanya mendukung pada tepi sampingnya. Jadi lebar
lebar pasak dan lebar alur harus di suaikan dengan teliti, sebab kalau tidak,
27
terutama pada arah gaya bertukar, terjadi tumbukkan dan pasak terancam menjadi
terlepas. Kalau sebuah naf harus dapat digeser- geserkan, sangatlah perlu untuk
menerapkan suatu ruang main antara pasak, sekalipun ruang main itu sangat kecil.
Karna itu dalam hal serupa itu pasak harus dikencangkan agar pasak tidak dapat
Gambar 2.14. Pasak benam untuk naf yang dapat digeser- geserkan.
b. Pasak belah
Pasak belah, juga dinamakan pasak Woodruff lebih murah di tinjau dari
sudut pembuatannya, tetapi membuat poros jauh lebih lemah. Pasak ini masih
juga dipergunakan untuk momen punter kecil. Momen puntir yang hendak
dipendahkan dapat dihitung lagi seperti yang dikemukakan tadi dengan tekanan
c. Pasak tirus
Karena dilantak maka pasak, naf dan poros dipres satu sama lain, dengan
demikian suatu momen puntir dapat dipindahkan lewat gesekan. Ketika pasak
28
dilantak, ruang bebas antara naf dan poros terdapat pada satu sisi, roda terletak
agak eksentrik dan mungkin miring terhadap poros, hal ini mempunyai pengaruh
tidak baik terhadap kerjsama dengan elemen yang lain. Disamping itu, titik berat
dalam hal itu tidak lagi terletak disumbu poros, sehingga poros muali berayun.
Karena, ini jenis pasak ini tidak cocok untuk pekerjaan teliti, seperti umpamanya
d. Pasak tangensial
Pasak ini memberi sambungan mati yang luar biasa, sambungan ini adalah
satu- satunya sambungan sambungan dimana naf dan poros dalam arah keliling
arah dibawah prategang (jadi tanpa ruang bebas). Disini poros dan naf, menurut
perbandingan, dilemahkan oleh alur pasak tidak sebanyak pelemah yang dialami
oleh dudukan pasak, sedang bidang samping pasak bekerja sebagai bidang tekan.
Dalam tiap alur dilantak duah buah pasak, dengan bidang miringnya menempel
satu sama lain, sehingga dalam arah tangensial dikerjakan sutau gaya.
29
Tepi luar alur satu sama lain membentuk 120° , resultante kedua gaya
tangensial menekan naf dan poros satu sama lain dengan kuat pada sisi yang lain.
gaya besar dan kalau dalam hal ini pemindahan terkena tumbukan, atau
seandainya kopel yang hendak dipindahkan dengan berganti- ganti bekerja dalam
arah yang satu dan dalam arah yang lain, umpamanya pada roda daya. Disamping
sambungan sebuah ujung batang pada suatu elemen mesin (antara lain pada
Untuk bahan pasak sengaja dipilih bahan yang lemah dari poros dan naf
berpenampang segi empat. Pasak ini digunakan untuk mentapkan puli pada poros.
1. Penampang pasak (b x h) = 10 x 8
4. Bahan pasak yang direncanakan adalah S45C yang memiliki tegangan tarik =
a. Gaya tangensial
T
F=
dp ...........................................................................(pers. 2.25)
2
dimana :
T = Momen torsi
dp = Diameter poros
σb
τ ka= ...............................................................(pers. 2.26)
sfk 1 × sfk2
dimana :
σb = tegangan tarik
sfk1 = 6.0
sfk2 = 2
F
τ ka= .......................................................................(pers. 2.27)
b ×l 1
31
dimana :
b = lebar pasak
l 1= panjang pasak
F
l 1= ......................................................................(pers. 2.28)
b × τ ka
F
P a= ......................................................................(pers. 2.29)
t 2 × l1
dimana :
D. Sambungan Baut
sebagai pengikat atau penyambung antara dua elemen disamping sambungan las,
pateri dan keling. Dalam penggunaannya, sambungan baut banyak dipakai seperti
bentuk pembebanan yang terjadi, seperti ; beban puntir, beban geser dan beban
tarik, tergantung dari beban yang diterimanya, sehingga baut akan rusak.[4]
Jika beban yang diberikan lebih besar dari kekuatan baut maka sambungan
penjelasan diatas posisi letak baut akan sangat berpengaruh terhadap kualitas
32
terhadap letak atau posisi baut yang akan mengalami kegagalan terlebih dahulu,
yang mana dalam pengujian ini peneliti mengunakan posisi dengan 3 (tiga) buah
Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu
ujungnya dibentuk kepala baut (umumnya bentuk kepala segi enam) dan ujung
mesin. Sambungan mur baut bukan merupakan sambungan tetap, melainkan dapat
tegangan yang tinggi di daerah ulir. Adapun jenis baut dapat dijabarkan sebagai
berikut.
1. Jenis-jenis baut
kendaraan bermotor terdapat banyak sekali komponen yang dibuat secara terpisah,
dengan mur. Bagian batang baut yang berulir dimaksudkan untuk menepatkan
Untuk mengurangi efek gesekan antara kepala baut dengan benda kerja
dapat ditambahkan ring/washer di antara kepala baut dan permukaan benda kerja.
Washer berbentuk spiral dapat digunakan pada baut untuk membantu mencegah
[5].
kepala pada salah satu ujungnya, dan terdapat alur di sepanjang (ataupun hanya di
bagian ujung) batang silinder tersebut. Baut terbuat dari bahan baja lunak, baja
paduan, baja tahan karat ataupun kuningan. Dapat pula baut dibuat dari bahan
Ada jenis baut yang sering digunakan pada kegiatan konstruksi, otomotif
maupun lainnya sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini adalah jenis-jenis baut
dan mur.
a. Carriage Bolts
kayu. Baut ini memiliki kepala berbentuk kubah dan memiliki bentuk empat
persegi pada bagian lehernya. Bentuk persegi pada bagian leher ini berfungsi
Square head bolts menjadi salah satu jenis baut yang menjadi favorit untuk
digunakan. Baut dengan kepala berbentuk segi empat ini pada umumnya
c. Flange Bolts
Flange bolts adalah jenis baut yang pada bagian bawah kepala bautnya
terdapat bubungan (flens). Flens ini didesain untuk memberikan kekuatan pada
baut seperti menggunakan washer. Material dalam baut ini beragam, mulai dari
d. Hex bolts
pekerjaan konstruksi maupun perbaikan. Baut ini memiliki ciri umum yaitu kepala
yang memiliki bentuk segi enam (hexagonal). Hex bolts memiliki sifat atau bahan
baku tertentu sesuai dengan penerapannya pada sebuah komponen yang akan
dihubungkan. Bahan baku pembuatan baut ini diantaranya adalah ; stainless steel,
36
carbon steel, dan alloy steel yang dilapisi dengan kadium atau seng plating untuk
Aplikasi untuk baut yang memiliki bentuk kepala segi enam ini sangat
bervariasi, mulai dari eksterior, otomotif untuk kelautan; pesisir, dan lingkungan
Baut mutu normal dipasang kencang tangan. Baut mutu tinggi mula-mula
method).Dalam Tabel 2.5 ditampilkan tipe-tipe baut dengan diameter, proof load
2. Analisis Baut
untuk mengikat flywheel terhadap poros penggerak dan pengikat tutup kopling
Dimensi perancangan :
radius dari titik pusat poros ke titik pusat baut, R = 150 mm = 0,15 m
σb
τg = ................................................................(pers.
sf 1−sf 2
2.31)
T
Fr = ..........................................................................(pers.
R .n
2.32)
mengantisipasi hal tersebut baut harus mampu menahan kelebihan beban sebesar
50 %.
Fd = 1,50 . Fr...................................................................(pers.
2.33)
c. Diameter baut
d≥
√ 4 . Fd
π . σ g.0,64
..............................................................(pers.
2.34)
4 . fd
τ= ..................................................................(pers.
π (0,8 . d) ²
2.35)
D≥
√ 2w
σa
...........................................................................(pers.
2.36)
√
w d ² σa .............................................................................(pers.
2
2.37)
d1 ≥
√ 2w
σa
..........................................................................(pers.
2.38)
w
w
σg = = π
a
4 ( )
d 1² ...........................................................(pers.
2.39)
T = F . R . n......................................................................(pers.
2.40)
w
z≥ .................................................................(pers.
π . d 2 . h . qa
2.41)
2
baja liat dengan qa = 3kg/mm , sehingga :
39
w
z≥ .................................................................(pers.
π . d 2 . h . qa
2.42)
w
q= ...................................................................(pers.
π . d 2. h . z
2.43)
E. Bantalan
dipasang di dalam mesin di mana poros termasuk atau dalam suatu elemen
aksial bantalan.
putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara galuis, aman, dan
panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta
Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh system
akan menurun atau tak dapat bekerja secara semestinya. Jadi, bantalan dalam
1. Jenis Bantalan
Apabila gaya reaksi ini jauh lebih banyak mengarah tegak lurus pada garis sumbu
40
poros, bantalan dinamakan bantal-an radikal; kalau gaya reaksi itu jauh lebih
menahan gaya aksial, pada poros dipasang kuping, karena itu namanya block-
kupling. Juga terdapat kombinasi gaya radaial dan gaya aksial [6].
Pada bantalan luncur radial, tap dikelilingi oleh bus yang kebanyakan
dibuat dalam dua bagian supaya dapat mudah dipasang dan dinamakan metal,
batok-bantalan atau bantal. Bus ini dibuat dari bahan atau dilapis dengan bahan
boleh jadi peluru, benda selindrik atau benda berbentuk kerucut ayau yang
berbentuk tong.
Hal ini dapat menjadi sebab bantalan berjalan panas, sehingga hancur.
a. Bantalan Luncur
41
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena
pelumas. Bantalan luncur menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar.
Bantalan ini sangat sederhana konstruksinya dan dapat dibuat serta dipasang
dengan mudah.
Karena gesekan yang besar pada waktu mulai jalan, bantalan luncur
memerlukan momen awal yang besar. Pelumasan pada bantalan ini tidak begitu
sederhana.panas yang timbul dari gesekan yang besar, terutama pada bahan besar,
ridak bersuar. Tingkat ketelitian yang diperlukan tidak setinggi bantalan gelinding
b. Bantalan Gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar
dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol
jarum, dan rol bulat. Bantalan gelinding pada umumnya lebih cocok untuk beban
kecil dari pada bantalan luncur, tergantung pada bentuk elemen gelindingnya.
Putaran pada bantalan ini dibatasi oleh gaya sentrifugal yang timbul pada elemen
sanagat kecil dibandingkan dengan bantalan luncur. Bantalan gelinding terdiri dari
elemen gelinding seperti bola atau rol, dipasanag antara cincin luar dan cincin
dalam. Dengan memutar salah satu cicin tersebut, bola atau rol akan membuat
Untuk bola dan ro, ketelitian tinggi dalam bentuk ukuran merupakan
keharusan. Karena luas kontak antara bola dan rol denghan cincinya sangat kecil
maka besarnya beban per satuan luas atau tekanan dan kekerasan yang tinggi [2].
beberapa bantalan yang biasa digunakan pada roda gigi akan di jelaskan berikut:
bantalan unruk mengurangi gesekan antara As dan Gear transmisi. Tiap gear yang
tersusun pada transmisi memiliki bantalan ini dengan ukuran masing-masing yang
telah di sesuaikan. Bentuk pada bantalan ini seperti jarum namun tidak memeiliki
keruncingan pada bagian ujung nya, hanya saja lebih kecil dari jenis bantalan
Bantalan jenis ini biasa juga di gunakan sebagai dudukan poros utama
pada transmisi, dengan diameter lebih besar dan cincin bagian luar dan dalam
yang sangat tebal. Sehingga bantalan gelinding jenis ini memeiliki kekuatan dan
Bantalan gelinding rol juga sering digunakan pada berbagai bantalan pada
segala jenis gear pada permesinan, atau biasa digunakan pada poros uatama
transmisi, gear bagian depan mesin maupun garden. Memiliki daya tahan yang
cukup tinggi sehingga sangat di andalkan pada bagian mesin yag memeiliki beban
2. Konstruksi Bantalan
Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang
peranan cukup penting, karena berfungsi untuk menumpu sebuah poros sehingga
44
poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan dan putaran
gerakan bolak- baliknya dapat berlangsung secara halus dan aman. Bantalan harus
cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja
a. Bantalan luncur
sederhana, dengan susunan bahan yang saling melapisi material lainya. Pada tiap
lapisan terdiri dari beberapa material yang berbeda. Dengan kontruksinya yang
bulat dan bagian permukan nya yang sangat halus sebagai dudukan poros dan gear
agar terhindar dari gesekan yang berlebih. Berbeda Pada penjelasan bentuk dan
memiliki fungsi yang berbeda-beda. Tiap bahan disusun secara berlapis dan di
pelumas pada poros dan bantalan untuk mengurangi gesekan yang berlebih.
Kemudian locking lip ( mengunci bibir) ada beberapa bantalan yang memiliki
bagian ini dan yang tidak, bentuk ini memeiliki fungsi sebagai pengunci bantalan
sangat sesuai suatu permukaan licin dank eras – contohnya dari baja dokeraskan
atau dari besi tuang kelabu diberi grafit; di sini baja asutenit tidak
membantali. Kekerasan Brinell juga jauh lebih rendah. Sebaliknya pada bebabn
yang besar dan tersentak-sentak tidak boleh ada perubahan bentuk plastis atau
Maka pasangan luncur berbeban besar terdiri dari bahan yang keras
putaran awalnya mendapat perhatian dan diatasi melalui pengerjaan yang teliti.
untuk beban yang lebih tinggi lagi dan tersentak-sentak pada suhu tinggi. Lebih
tahan aus daripada logam putih dan meghasilkan gesekan putaran yang lebih
tinggi dan kemampuan putaran awal yang rendah dari perunggu timah putih maka
paling dimungkinkan untuk memakai tap yang dikeraskan dengan permukaan lici.
pemasukan oli pelumas sekitar 3…6 bar. Beban yang diizinkan pada pelumasan
sirkulasi (cincin atau pompa) : p diizinkan ≈ 3000 N/cm2 untuk u = 0,5 m/det. Hal
yang baru juga penggunaan dari bus-perunggu timah putih yang dieratkan pada
b. Bantalan gelinding
pada tiap bagian-bagian yang memiliki peran penting dan ketelitian yang sangat
sangat kecil dibandingkan dengan bantalan luncur. lemen gelinding seperti bola
atau rol, dipasanag di antara cincin luar dan cincin dalam. Dengan memutar salah
satu cincin tersbut, bola atau rol akan membuat gerakan gelinding sehingg
Untuk bola dan rol, ketelitian tinggi dalam bentuk ukuran merupakan
keharusan. Karena luas kontak antara bola dan rol denghan cincinya sangat kecil
maka besarnya beban per satuan luas atau tekanan dan kekerasan yang tinggi [2].
47
3. Penomoran Bantalan
Hanya pada bantalan yang dapat saling ditukarkan tidak diijinkan apabila buatan
Penomoran dasar bantalan terdiri dari nomor seri dan nomor refrensi
Nomor seri bantalan ditandai oleh angka, huruf, atau sejumlah angka dan
sejumlah huruf. Nomor seri tersbut menunjukan jenis bantalan, diameter seri,
lebar seri, dan dimensi seri. Beberpa tabel dimensi dibuat agar ukuran diameter
luar dan lebar dapat ditentukan untuk setiap bantalan. Dimensi seri meliputi lebar
Contoh : 625, d = 5 mm
2). Ø d dari 10 + 17 mm :
a). 00 = Ø d 10 mm
b). 01 = Ø d 12 mm
c). 02 = Ø d 15 mm
d). 03 = Ø d 17 mm
contoh: 6205, d = 25 mm
a). Kode pertama “6” Jenis bantalan: “Deep Groove Ball Bearing Single Row”
c). Kode ketiga dan keempat “08” Diameter dalam bearing: 40mm
49
d). Kode kelima “ZR” Jenis bahan penutup: Berating ditutupi plat seng ganda
e). Kode keenam “C3” Clearance internal: Bantalan mempunyai ruang untuk
ekspansi pergerakan
c). Kode ketiga dan keempat “31” Diameter dalam bearing: 155mm
d). Kode kelima "1” Jumlah penutup bantalan: “Hanya satu sisi”