1
BAB I
PENDAHULUAN
gaya, kemudian menentukan macam plat kopling yang akan dipakai, menentukan besar
diameter poros kopling, menentukan tebal plat gesek, pegas peredam, baut penyambung
roda gila dengan fluks, baut penyambung roda gila dengan poros mesin, paku keling
2
penyambung plat gesek dengan disk spring, paku keling penyambung disk spring dengan
sub plate, paku keling penyambung sub plate dengan spline hub, paku keling penyambung
pegas paku keling dengan fluks cover, bantalan poros kopling, bearing holder, serta
BAB I : PENDAHULUAN
Membahas mengenai latar belakang,, batasan permasalahan, maksud dan tujuan,
sistimatika penulisan
BAB V : KESIMPULAN
Menyimpulkan hasil dari perencanaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
3
LAMPIRAN
4
BAB II
TEORI DASAR KOPLING
I1.1. KOPLING
Pada umumnya kopling dibedakan atas dua bagian utama, yaitu kopling tetap dan
kopling tak tetap. Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus
putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti tanpa terjadi
slip, dimana sumbu kedua poros tersebut terletak pada garis lurus atau dapat berbeda
sedikit sungguhnya. Sedangkan kopling tak tetap adalah kopling yang dapat dilepaskan dan
dihubungkan bila diperlukan, sedangkan kopling tatap selalu dalam keadaan berhubung.
5
B. Kopling luwes / fleksibel, yang mengizinkan sedikit ketidaklurusan kedua sumbu poros.
C. Kopling universal, yang digunakan bila kedua poros akan membentuk sudut yang
cukup besar.
6
I1.4.3 Kopling Karet Ban.
Kopling ini digunakan untuk mengatasi kesulitan seperti penyetelan kedua sumbu
poros yang segaris sempurna dan kesulitanmeredam getaran / tumbukan yang terjadi dalam
penerusan daya antara poros penggerak dan yang digerakkan.
7
5
I1.4.5 Kopling Gigi.
Transmisi momen putar diatas gerigi luar yang membuat bagian naf dan gerigi
dalam yang sesuai pada socket.
8
Kopling universal dipergunakan untuk menghubungkan dua poros yang sumbunya
berpotongan pada sudut yang kecil. Kopling ini terjadi terdiri dari :
1. Kopling Universal Hook.
Kopling ini digunakan untuk menghubungkan dua poros yang sumbunya berpotongan
pada sudut yang relative besar, menstransmisikan daya keporos penggerak yang
berbeda dalam mesin gurdi ganda dan juga digunakan sebagai sambungan siku dalam
mesin frais. Aplikasi utama kopling universal hook didapati dalam transmisi yang terdapat
dalam gear box kedeferensial atau gandar belakang mobil (gardan).
9
kopling cakar spiral. Kontruksi kopling cakar adalah yang paling sederhana dari kopling
tak tetap lainnya.
10
I1.5.3. Kopling Kerucut.
Kopling ini menggerakkan bidang gesek yang berbentuk bidang kerucut. Kopling
kerucut adalah suatu kopling gesek dengan kontruksi sederhana dan mempunyai
keuntungan dimana dengan gaya aksial yang kecil dapat ditransmisikan momen yang besar.
11
I1.5.4. Kopling Friwil.
Kopling friwil adalah kopling dapat dilepas dengan sendirinya bila poros penggerak
mulai berputar lebih lambat atau dalam arah berlawanan dari poros yang digerakkan.
Kopling friwil hanya dapat meneruskan momen dalam satu arah putaran, sehingga yang
berlawanan akan dicegah atau tidak terjadi penerusan momen. Cara kerjanya dapat
berdasarkan atas efek baji dari bola atau rol. Kopling ini sangat banyak digunakan dalam
mekanisasi otomatik. Suatu bentuk lain dari kopling ini menggunakan bentuk kam (nok)
sebagai pengganti bola atau rol dan dikenal sebagai kopling nok.
12
13
BAB III
KOPLING GESEK
14
terjadi. Fator gesekan biasanya 1,2 – 2,0. Permukaan kopling biasanya terbuat dari fiber
asbes berintik (moulded asbestor fibers) dengan sedikit penambahan adiktif sejenis yang
biasa digunakan untuk blok rem dan lapisan rem. Bahan plat harus menahan suhu tinggi,
ukurannya pas dan lubang-lubangnya digerinda dan dipasang pasak (countersunk). Ketika
torsi mulai tinggi menyebabkan bahan permukaan kopling memiliki koefisien gesek yang
tinggi dan dibutuhkan bahan permukaan yang memiliki koefisien gesek yang tinggi pula.
Sekalipun untuk kopling gesek yang sederhana, sebanyak mungkin segi yang
penting harus diperhatikan, agar kopling dapat bekerja dengan halus dan aman, karena
kopling adalah bagian yang penting.
Beberapa kemampuan kopling gesek :
a). Mentransmisikan daya dan putaran motor
b). Membiarkan kendaraan/motor berhenti tanpa harus menghentikan putaran
mesin
c). Dapat memulai gerakan atau laju kendaraan tanpa terjadi gesekan antara plat
kopling, plat gesek tidak menempel terus-menerus
d). Melengkapi penyisipan roda gigi dengan mudah
e). Meredam getaran akibat torsi yang terjadi
f). Mentrasmisikan torsi mesin tanpa terjadi slip.
15
BAB IV
PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN
16
a). Pemberian alur pasak
b). Konsentrasi tegangan
c). Kekerasan permukaan
Dengan harga antara 1,3 – 3,0 …………………………………(Sularso, hal : 8)
[ ]
1/3
5,1
KtxCbxT
ds = τa ……………………...(Sularso, hal : 8)
ds =
[ 5,1
2,67
x 2x 1,2 x2519,9
] 1
3
ds = 22,6 mm = 23 mm
Dari perhitungan dapat ditarik hasil untuk bentuk poros beralur sebagai berikut :
*. Diameter dalam d1 = 12,12 mm
*. Diameter luar d2 = 14,72 mm
*. Jumlah alur i =8
c. Panjang Alur :
I = (2,75 – 1,5) x ds
= (2,75 – 1,5) x 23 = 28,75 mm ≈ 29 mm
d. Tinggi alur :
h = ½ (d2 – d1)
= ½ (14,72 – 12,12) = 1,3 mm (diambil 1,5 mm)
17
Untuk itu bahan naf kita ambil jenis baja konstruksi mesin : Type S 30 C menurut
standar industri Jepang, JIS G 4501 ……….(Sularso, hal : 3). Pada tabel 1.1 dengan
kekuatan tarik σ b = 48 kg/mm2.
*. Diameter dalam d1 = 12,12 mm
*. Diameter luar d2 = 14,72 mm
*. Kedalaman alur h = 1,5 mm
*. Panjang alur I = 29 mm
*. Lebar alur b = 4 mm
*. Jumlah alur i = 8
D2 = 96.2 mm
18
D1 = 0,56 x 96,2 mm = 53,87 mm
F=2.π.
D1 + D2
4 ( )
. 6 . 0,03
F = 42,41 kg
Keterangan :
r = radius rata-rata plat gesek
pa = tekanan yang diizinkan pada bidang gesek
19
F d 53,01
=
Fs = 6 6 = 8,83 kg ≈ 9 kg
[
4 c−1 0 , 615
K = 4 c−4 + 6
]
[
4 x 6−1 0 , 615
K = 4 x 6−4 + 6
]
K = 1,2525
1,2525 x8 x 9 x6
d2 = 3,14 x2,67
d = 8,86 mm,
karena terdapat 6 pegas, maka : d/6 = 8,86/6 = 1,477 mm . Tiap satu pegas
berdiameter 1,477 mm
D
Spring indeks c = d , maka diameter pegas adalah D = 18,15 mm
Direncanakanpegas memiliki jumlah lilitan n = 5 dan jumlah lilitan aktif n a = 3 dan
sisanya sebagai harga dudukan modulus geser G = 8,5 x 103 kg/mm2.
Defleksi (δ) pegas peredam :
8 xF s xc 3 xn a
δ= dxG ………………………..……..( Khurmi, hal : 868 )
8 x 9 x 63 x 3
3
δ = 3 x 8 , 5 x 10 = 1,82 mm = 2 mm
g. Panjang pegas tanpa beban :
20
L = n x d + δ + (n – 1) …………………………(Khurmi, hal 868)
= 5 x 4 + 2 + (5 – 1)
= 26 mm
21
Paku keeling ini akan direncanakan pada radius r 1 = 42,86 mm dari garis sumbu
poros. Jumlah paku keeling yang dipergunakan n = 8 buah.
r 1 42, 86
= =21 , 43
R= 2 2 mm
- Jumlah paku keeling, I = 1 . n = 2 . 8
I = 8 buah
- Bahan paku keeling :
Baja karbon St 37 dengan kekuatan tarik σ a = 7,2 kg/mm2 dengan factor
keamanan Sf = 6
Keterangan :
Pr = Beban ekivalen dinamis dalam arah radial
X = Faktor barisan bola. 0,56 …. (Sularso, table 4.9, hal : 135)
Fr = Gaya dalam arah radial, momen puntir ½ diameter luar bantalan
= 2 x 25060,2 / 47
= 1066,4 kg
Y = Faktor barisan bola
Fa = Gaya dalam arah aksial = 0
0 ; karena pada bantalan ini tidak akan berpengaruh pada beban aksial = 1
(Sularso, table 4.9, hal : 135)
Pr = 0,56 x 1 x 1066,4 + 0
Pr = 597,184 kg
- Faktor kecepatan :
Fn = (33,3 / n)1/3 ………………………………..(Sularso, hal 136)
= (33,3 / 4800)1/3 = 0,19
Keterangan : n = rpm (pada mesin)
Pangkat 1/3, untuk bantalan bola
- Faktor umur :
Lh = 500 x fh3 ………………………..………..(Sularso, hal 136)
5000 = 500 x fh3
fh = 2,15
Mg = μ . F .
[ D1 + D2
2 ] ……………………..(Sularso, hal : 62)
24
Mg = 0,5 . 149,59.
[
96,2- 53,87
2 ]
Mg = 1583,03 kg.mm
Keterangan :
μ = Koefisien besi cor dengan asbes (μ = 0,5 …………Sularso, Tabel 3.1)
25
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil perencanaan, maka dapat di simpulkan dan diringkas sebagai berikut :
2. Ketelitian pemakaian bahan serta satuan dalam perencanaan kopling sangat penting agar
hasil konstruksi tersebut benar, paling tidak mendekati sempurna.
3. Data-data Utama.
Dari hasil perencanaan yang dilakukan dapat dituliskan ukuran-ukuran pada bagian kopling
yang direncanakan sebagai berikut :
1. Dimensi poros
- Diameter luar poros = 23 mm
- Panjang alur = 29 mm
- Lebar alur = 4 mm
- Tinggi alur = 1,5mm
- Cemper alur = 450
- Jumlah alur = 8 buah
26
4. Dimensi baut penyambung roda gila dengan Clutch Cover M6 x 0,8
(Sularso,hal : 290)
- Diameter inti = 4,917 mm
- Diameter luar = 6 mm
- Diameter efektif = 5,350 mm
- Jarak bagi = 1 mm
5. Dimensi paku keling pengikat plat gesek dengan Disk Spring (Feroda)
- Diameter paku keling = 3 mm
- Diameter kepala keling = 5 mm
- Panjang paku keling = 5 mm
- Jumlah paku keling = 8 buah
Catatan : Ukuran-ukuran lain yang terdapat pada gambar adalah merupakan asumsi,
serta hasil studi yang ada.
27
DAFTAR PUSTAKA
28