PERENCANAAN KOPLING
NEW HONDA FREED
Guna memenuhi persyaratan kelulusan pada mata kuliah
OLEH
……………….
NIM : ………………
UNIVERSITAS PAMULANG
20..
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur, Saya panjatkan kehadirat Allah SWT Yang telah memberikan
Rahmat-Nya, Dengan selesainya penyusunan Tugas PERENCANAAN KOPLING sebagai
Tugas Mata kuliah Elemen Mesin I, Pada Program Studi Teknik Mesin di Universitas
Pamulang.
Tugas ini pada dasarnya merupakan sarana pendukung untuk memenuhi persyaratan
kelulusan pada Mata kuliah Elemen Mesin 1. Oleh karena itu saya berharap semoga Tugas ini
dapat berguna bagi Saya maupun bagi siapa saja yang membacanya.
Saya sadari, Dalam penyusunan Tugas ini masih banyak memiliki kelemahan dan
kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk jadi bahan
masukan dan perbaikan selanjutnya.
Pamulang, ……..
Penulis
( ……………….. )
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR SIMBOL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang.......................................................................
1.2. Tujuan....................................................................................
1.3. Metode Permasalahan.....................................................................
BAB II TEORI DASAR
2.1. Pengertian kopling....................................................................
2.2. Klasifikasi kopling....................................................................
2.3. Rumus-rumus yang digunakan dalam percobaan......................
BAB III METODE PERENCANAAN
3.1. Desain Poros.............................................................................
3.2. Desain Kampas Kopling........................................................
3.3. Karakteristik Kopling...............................................................
BAB IV DATA DAN HASIL PERHITUNGAN
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN....................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................
DAFTAR SIMBOL
Jari-jari rata-rata cm
Panjang (l) cm
Diameter kritis cm
sistem transportasi dan sangat dibutuhkan. Ide pengembangan sarana transportasi yang
yang terjadi pada sarana transportasi tersebut. Kendaraan yang dahulunya bersifat klasik
dimana mengandalkan tenaga hewan, kini telah berubah menjadi modern yang lebih
Mobil sebagai salah satu sarana transportasi, kerap dipakai oleh segenap
dengan kendaraan bermotor lainnya. Diantaranya adalah dapat mengangkut beban yang
besar, banyak, dan dapat dipakai untuk menempuh perjalanan yang jauh, memiliki
permesinannya. Hal ini membuktikan bahwa mesin tersebut yang terdiri dari bermacam-
macam elemen mesin memegang peranan yang sangat penting. Salah satu elemen mesin
yang akan dibahas lebih jauh pada tugas perencanaan ini adalah kopling, dalam hal ini
1.2. Tujuan
Karena suatu perencanaa elemen mesin haruslah benar-benar akurat atau teliti,
maka khusus dalam perencanaan kopling ini terdapat beberapa tujuan yang hendak
Dalam perencanaan kopling ini tidak semua bagian-bagian dari sebuah kopling
kami jabarkan. Hanya sebahagian saja dimana dalam hal ini yang kami bahas adalah :
1. Diameter poros
2. Diameter sepline
5. Efisiensi kopling
6. Lamamya pemakaian
BAB II
TEORI DASAR
Kopling merupakan suatu bagian dari mesin yang berfungsi sebagai sambungan
poros dengan elemen mesin yang dengan terus menerus atau kadang-kadang harus ikut
berputar dengan poros tersebut. Elemen mesin serupa itu ialah umpamanya puli sabuk,
poros yang lain dalam arah memanjang sebagai akibat perubahan yang
kopling cakar.
sebagai berikut :
c) Titik berat kopling sebanyak mungkin harus terletak pada garis sumbu
tidak, kopling akan berayun. (Apabila titik berat terletak dalam garis-
1. Kopling tetap
Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran
dan daya poros pengerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip),
dimana sumbu poros tersebut terletak pada suatu garis lurus. Yang termasuk
a. Kopling kaku
Kopling ini dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan dengan sumbu segaris.
Kopling ini dipakai pada mesin dan poros transmisi umumnya di pabrik-pabrik. Kopling
Kopling box atau kotak digunakan apabila dua buah poros dan transmisi harus
dihubungkan dengan sebuah garis. Kopling ini dipakai pada poros transmisi.
Kopling flens kaku terdiri dari naf dengan flens yang terbuat dari besi cor atau baja
cor dan dipasang pada ujung poros yang diberi pasak serta diikat dengan flensnya.
Dalam beberapa hal, naf pada poros dengan sumbunya dipress atau dibaut.
Kopling rantai
Kopling gigi
3. Kopling universal, kopling ini terbagi atas:
Kopling universal
Yaitu suatu elemen mesin yang menghubungkan poros yang digerakkan dengan
poros penggerak dengan putaran yang sama dalam meneruskan daya serta dapat
melepaskan hubungan kedua poros tersebut baik dalam keadaan diam maupun berputar.
1. Kopling cakar
Kopling ini berfungsi untuk meneruskan momen dengan kontak positif (tidak dengan
perantaraan gesekan) sehingga tidak terjadi slip. Ada dua bentuk kopling cakar yaitu:
2. Kopling Plat.
Berdasarkan banyaknya plat yaitu kopling plat tunggal dan kopling plat banyak.
Berdasarkan ada tidaknya pelumas yang digunakan yaitu basah dan kering.
elektromagnetik.
Type-typenya adalah:
1. Kopling kerucut
2. Kopling friwill
Kopling tetap adalah suatu elemen yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya
dari poros penggerak keporos yang digerakan secara pasti ( tanpa terjadi slip, dimana kedua
sumbu poros tersebut terletak pada satu garis lurus atau dapat sedikit berbeda sumbunya.
Kopling tetap selalu dalam keadaan terpasang, untuk memisahkannya harus dilakukan
pembongkaran.
1. Kopling kaku
Kopling kaku dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan sumbu segaris, dan
dipakai pada poros mesin dan transmisi umum dipabrik-pabrik. Kopling ini terdiri atas :
Kopling Bus
Kopling Flens kaku
Kopling Flens tempa
2. Kopling Luwes
Kopling universal digunakan bila kedua poros akan membentuk sudut yang cukup
besar, terdiri dari :
Kopling universal Hook
Kopling universal kecepatan tetap.
4. Kopling Fluida
Penerusan daya sehingga tidak ada hubungan antara kedua poros. Kopling Fluida
sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi dan daya yang besar. Keuntungannya
adalah getaran dari sisi penggerak dan tumbukan dari sisi beban tidak saling diteruskan.
Demikian pula pada waktu terjadi pembebanan lebih, penggerak mula tidak akan terkena
momen yang akan melebihi batas kemampuan.
5. Kopling Plat
Kopling plat adalah suatu kopling yang menggunakan satu plat / lebuh yang di pasang
diantara kedua poros serta membuat kontak dengan poros tersebut sehingga terjadi penerusan
daya melalui gesekan antara sesamanya. Kontruksi kopling ini cukup sederhana dan dapat
dihubungkan dan dilepaskan dalam keadaan berputar , karena itu kopling ini sangat banyak
dipakai.
Kopling plat dapat dibagi atas kopling plat tunggal dan kopling plat banyak ,yaitu
berdasarkan atas banyaknya plat gesek yang dipakai. Juga dibagi atas kopling basah dan
kering, serta atas dasar pelayanan ( manual, hidrolik, nimatik, dan elektro magnitis ). Macam
mana yang akan dipilih tergantung pada tujuan, kondisi kerja, lingkungan dan sebagainya.
Bentuk kopling plat yang paling sederhana diperlihatkan pada gambar 3.4 Badan A
dipasang tetap pada poros di sebelah kanan serta dapat bergeser secara aksial pada poros
sebelah kiri , dan badan B di pasang pada poros di sebelah kanan serta dapat bergeser secara
aksial pada poros tersebut sepanjang pasak luncur. Bidang gesek C pada badan B didorong ke
badan A hingga terjadi penerusan putaran dari poros penggerak dari sebelah kanan.
Pemutusan hubungan dapat dilakukan dengan meniadakan gaya dorong hingga gesekan akan
hilang.
adalah diameter dalam,dan adalah diameter luar bidang gesek. Karena bagian
bidang gesek yang terlalu dekat pada sumbu poros hanya mempunyai pengaruh yang kecil
saja pada pemindah momen, maka besarnya perbandingan / jarang lebih rendah dari
0,5.
Besarnya tekanan pada permukaan bidang gesek adalah tidak terbagi rata pada seluruh
permukaan tersebut, makin jauh dari sumbu poros tekanannya semakin kecil. Jika dalam
gambar besarnya tekanan rata-rata pada bidang gesek adalah p ( kg / ), maka besarnya
gaya yang menimbulkan tekanan ini adalah
F= ( - )p
2.3. Rumus-Rumus Yang Digunakan
Wg = Mtd . W . t/2…………………………...…………………………………………………………...32
33 Kenaikan Suhu
Q = Wg = G . Cp . Dt………………..……………….…….………………………………………………33
34 Umur Kopling
a.k .m
…………………………………………………………..………….34
fr
35 Efesiensi Kopling
m fr
………………………………..…………………………………35
m
BAB III METODE PERENCANAAN
3. Momen Gesek
Mfr = . Mtd ; = Faktor konstanta
= 1,2 1,5
= dipilih 1,2 untuk memperoleh gesekan yang
kecil, sehingga poros yang direncanakan tidak
mudah aus.
Semakin besar konstanta maka momen gesek yang terjadi semakin rendah
menyebabkan gesekan yang terjadi juga semakin besar.
Mfr = (1,2) ( 5121,88 )
= 6146,25 kg.cm
4. Diameter Poros
Karena poros merupakan bagian dari suatu mesin yang sangat vital, maka
material poros yang digunakan haruslah benar-benar kuat. Untuk menjaga agar dalam
operasinya lebih aman maka dipilih baja St – 60 sebagai bahan poros dalam perencanaan
ini.
Poros dianggap berada pada kondisi beban dinamis II dengan faktor keamanan
(S = 5 – 8 ) maka tegangan-tegangan yang terjadi adalah sebagai berikut : (dipilih S = 6)
a. Tegangan tarik yang diizinkan :
6000
boll II 1000 kg cm 2
6
a. Tegangan geser yang diizinkan :
boll
boll
II
II
1,73
1000
boll
II 578,03 kg cm 2
1,73
b. Diameter Poros
5.Mfr
Dp 3
bol
=√
= 3.76 cm
= 4 cm
4. Pemeriksaan tegangan geser pada poros
P P
s
A dp 2
4
P= = = 128,047 kg
τ= = 10,19 ⁄
⁄
Material poros cukup aman karena tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari
tegangan geser yang diizinkan yaitu :
s <
10,19 < 578,03 kg/cm2
B. Perhitungan Splines
Splines berfungsi untuk menghubungkan poros dengan cakra sehingga momen
puntir cakra dapat dipindahkan melalui alur splines yang mengakibatkan poros berputar
bersama-sama dengan cakra.
1. Pemilihan bahan splines
Dari perencanaan ini material poros yang digunakan adalah baja St 70
maka bahan sepline yang digunakan juga adalah baja St 70 yang bekerja
pada kondisi pembebanan dinamis II dengan faktor keamanan yang
diambil adalah 8. Selanjutnya dari bahan tersebut kita dapat menentukan
tegangan – tegangan yang diizinkan, yaitu :
Tegangan tarik yang diizinkan adalah :
7000
bol II = = 1166,6 kg/cm2
6
Tegangan geser yang diizinkan adalah :
bol 1166,6
bolII =
II
1,7 1,7
bol II = 686,27 kg/cm2
= 374,71 kg/cm2
3.2. Desain Kampas Kopling
Dari tabel untuk bahan plat gerek spesifikasinya adalah sebagai berikut (buku ir.J
Stolk hal.210) selnjutnya terdapat pada lampiran.
a) Material plat gesek : asbes
b) Keadaan plat gesek : kering
c) Koefisien gesek (f) : 0,2
d) Tekanan permukaan (P) : 8 kg/cm2
e) Temperatur maksimum : 250C
A. Perhitungan Plat gesek
1. Perbandingan lebar permukaan gesek terhadap jari-jari rata-rata adalah :
b rog rig
= = (0,2 – 0,5)
2 (rog rig
rmg 1
Dalam hal ini dipilih 0,5 sebab semakin besar permukaan geges maka gaya
geseknya juga semakin besar sehingga kopling dapat berfungsi dengan baik.
2. Perbandingan jari-jari dalam dan jari-jari luar adalah :
rig
= (0,6 – 0,8)
rog
Dalam hal ini dipilih 0,6 sebab semakin kecil perbandingan jari-jari dalan dan
jari-jari luar maka geseknya juga semakin kecil sehingga kopling dapat
berfungsi dengan baik.
3. Momen gesek (Mfr)
Mfr = f . P . Fm . rm
Dimana Fm = 2π .rm . b . z
Z = jumlah plat gesek
= 2 ( direncanakan )
= 2π . rm . 0,5rm . 2
= 2π . rm2
Mfr = f. P . 2π . rm3
Mfr
rm = 3
f .P.2
= √
= 8,48 cm
Sehingga dari persamaan (A) didapat lebar permukaan gesek :
b = 0,5.rm
= 0,5 x 8,48
= 4,24 cm
G1 = 2 Do g Di g . t.γ/4
2 2
asbes = Massa jenis asbes = 2,1 gr/cm3
= 2𝛑 ( – ) 0,5 x ⁄
= 2𝛑 ( – ) 0,4 x ⁄
G3 = 1
4
Do Di
n
2
n
2
. t.γ
baja = 7,8 gr/cm3
= 1
4 7 2 5 2 0,6 x 7,8
= 176,34 gram
G4 = 1 4 Dog 2. ak 2 - Din 2 . t.γ
baja = 7,8 gr/cm3
t = ak = tebal rumah kopling = 0,5 cm direncanakan
= 𝛑 [(21,2+2x0,5 - ] 0,5 x 7,8
5. Berat Poros
G5 = ¼ .dp2 . L.
= ¼ .3,14 .42 .10 .7,8
` = 976,68 gram
6. Berat total kopling tanpa berat poros
Gtot = G1 + G2 + G3 + G4
= 474,19 + 1961,51 + 176,34 + 1432,29
= 4044,33 gram = 4,044 kg
½ ql ½ ql
x
Mx
qx
½ ql x/2
x/2
Mx = 0
= -½ ql.x + ½ qx2
Karena
d2y
Mx = EI
dx 2
d2y
Maka EI = -½ qlx + ½ qx2
2
dx
dy
EI = -¼ qlx2 + 1/6 qx3 + c1
dx
EI y = 1/12 qlx3 + 1/24 qx4 + c1x + c2
Syarat Batas :
Pada x = 0 ; y = 0 ; C2 = 0
dy
x= ½l ; =0
dx
-¼ ql (1/2 l)2 + 1/6 q(1/2 l)3 + c1 = 0
-1/8 ql3 + 1/12 ql3 + c1 = 0
c1 = 1/24 ql3
Sehingga persamaannya menjadi :
1 ql 3 qx 4 ql 3 x
y =
EI 12 24 24
Lendutan maximum terjadi pada pertengahan poros atau x = ½ l
Maka :
ql 1 2 l q 2 gl 2
1 1 3 1 1 4 1 3 1
y =
EI 12 24 24
1 ql 4 qx 4 ql 4
y =
EI 96 384 48
1 5.ql 4
y =
EI 384
Dimana :
1 5 x0,0979.10 4
y =
2,15 .10 6 x12,56 384
y = 4,7205.10-7 cm = 0,4720. 10-6 cm
a. Beban akibat berat kopling (beban terpusat)
Gtot = P
x
Mx b
a
b
Pb/l Pb/l
Mx =0
Pb
= .x
l
Karena :
d2y
Mx = EI
dx 2
Maka :
d2y Pb
EI = .x
2 l
dx
dy Pbx 2
EI = c1
dx 2.l
Pbx 2
EI y = c1 x c 2
2.l
Syarat batas :
x = 0 ; y = 0 ; C2 = 0
dy
x = 1/2l dan = 0 , maka :
dx
dy Pbx 2
EI = c1
dx 2.l
Pbx 2
C1 =
2.l
C1 = Pbl/8
Sehingga :
1 Pb.x 3 Pb.l.x
y = .
EI 6.l 8
dimana lendutan maximum terjadi pada x = l/2 dan b = l/2
P. l . l 3 P. l . l .l
1 2 2
y = . 2 2
EI 6.l 8
1 P.l 3
y = .
EI 48
Dimana :
E = Modulus elastisitas kopling dipakai standar baja St 70
= 21500 kg/mm2 = 2,15.106 kg/cm2
I = Momen inersia poros
3,14.4 4
= 1/64 .dp4 = 12,56 cm4
64
P = Berat total kopling = 4044,33 gr = 4,044 kg
Sehingga lendutan akibat beban terpusat dari berat kopling adalah :
1 P.l 3
y = .
EI 48
1 4,044.10 3
y = .
2,15.10 6 x12,56 48
y = 3,1199.10-6 cm
Maka Ytotal adalah :
= y1 +y2 cm
= 0,4720.10-6 +3,1199.10-6 cm
= 3,6.10-6
Putaran Kritis
ncr = 300
ncr = 300
Putaran poros (n) dianggap cukup aman jika fluktuasinya berada diantara (0,8n
- 1,2n), dimana putaran poros n = 6600 rpm. Sehingga interval putaran maksimum adalah
(1,2) (6600 rpm) = 7920 rpm.
Karena putaran optimum (nopt) lebih kecil dari putaran kritis (ncr) maka dapat
dikatakan bahwa kondisi putaran poros berjalan dengan stabil terhadap akan adanya
pembebanan.
P
L/2
A B
l
P/2 P/2
Momen lentur terjadi maximum pada L = l/2
½.l
A Ml1
P/2
Ml1 = 0
P l Pl
= .
2 2 4
2. Akibat beban terbagi merata (berat poros)
L = 1/2
A B
1/4
ql/2 ql/2
X= l/2
Ml2
qx
ql/2
Ml2 =0
= -qx.(l/4) + q.(l/2).(l/2)
= - (ql2/8) + ql2/4)
= ql2/8.
3. Momen lentur yang terjadi
Ml = Ml1 + Ml2
= Pl/4 + ql2/8
dimana : P = Berat kopling = 4,044 kg
l = Panjang poros = 10 cm
q = Berat beban terbagi merata
= qp/l = 0,97/10 = 0,0974 kg/cm.
Ml = (0,0974.102/8) + (4,044.10/4)
= 11,3275 kg.cm
G. Diameter Kritis
Mred = Ml 2 (Mp) 2
Mrd
=
0,1.bol II
817,682
=
0,1 x 600
=3,69 cm
Karena diameter kritis adalah 3,69 cm dan diameter poros adalah 4 maka
dalam perencanaan ini dianggap aman sebab diameter kritis lebih kecil
dari diameter poros.
dcr dp
3,69 4 cm
Q = Wfr
Q = 2,488.105 Joule
Q = Go . Cp . t
Q
t =
Go.Cp
dimana : Go = Berat plat tengah
=0,764 kg/m3
Cp = Panas spesifik udara pada 27C
= 1,0053 kJ/kgC = 1005,3 J/kgC
Maka :
12,2063.104
t =
0,764.1003,5
= 159 oC
Karena temperatur kopling dipengaruhi oleh temperatur luar maka :
t kop = t udara + t
= (27 + 159)C
= 186 C
Karena temperatur kopling lebih kecil dari temperatur yang direncanakan
maka kondisi kopling berada dalam keadaan aman.
Tkop < tdirencaanakan
186 < 250C
B. Umur Kopling
Umur kopling plat gesek kering adalah lebih rendah dari pada plat gesek basah.
Umur kopling gesek basah kurang lebih sepuluh kali umur kopling gesek kering. Karena
laju keausan plat gesek sangat tergantung pada macam bahan geseknya, tekanan kontak,
kecepatan keliling, temperatur dan lain-lain, maka agak sukar menentukan umur secara
lebih teliti.
Lama gesekan
a.k . Am
Ld =
Nfr
dimana : a = Tebal plat gesek = 0,5 cm
= Luas permukaan gesek
= ¼ (Dog2 – Dig2). 2
= ¼ (3,14)(21,922 – 13,142). 2
= 60,51 cm2
k = Kerja spesifik untuk bahan asbes,
dimana daya yang merusak asbes (5 - 8) dk/cm3
dipilih 8
= 5968 waat jam/cm2
Nfr = Daya yang hilang karena gesekan
Mtd . .t.z
=
2.3600
1 60
Nfr = 555,34 . 439,6. .
2 3600
= 2034,39 Watt
Maka :
Lama gesekan adalah :
0,5.60,51.5968
Ld =
2034,39
= 188,75 jam
Dalam penentuan umur kopling, direncanakan penyambungan oleh
kopling 60 kali tiap jamnya dimana waktu kopling menyambung 1 detik dan
melepas 1 detik. Sehingga waktu yang diperlukan tiap jam adalah ~ 60(1 + 1)
detik/jam 120 detik/jam
Jika diperkirakan kendaraan dipakai selama 10 jam setiap hari, maka :
N = 10 jam/hari x 120 detik/jam
N = 1200 detik/hari
= 0,3 jam/hari
Sehingga umur kopling didapat adalah :
Lt = 188,75 / 0,3
=1,7 tahun
Jadi kopling dapat dipakai selama 1,7 tahun
C. Efisiensi Kopling
Efisiensi kopling merupakan besarnya kemampuan kopling bekerja secara
efektif untuk memindahkan daya maksimum ke bagian transmisi lain.
Nm - Ng
= .100%
Nm
Nm = Daya rata-rata kopling tiap jam
= 83 . 736
= 61088 waat
Sehingga efesiensi kopling didapat
61088 2034,39
η= x100%
61088
= 96,6 %
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam perencanaan ini dapat ditarik beberapa kesimpulan :
1. Suatu perncanaan dapat dikatakan aman apabila harga yang didapat lebih
kecil daripada harga yang diizinkan.
2. Dalam perencanaan ini ukuran-ukuran poros sagat penting karena turut
mempengaruhi perhitungan kopling yang direncanakan.
3. Dalam desain poros dan kopling, bahan poros harus lebih kuat daripada
bahan untuk kopling.
4.2 Saran
1. Untuk perencanaan ini sebaiknya diperhatikan bahan yang
digunakan untuk desain poros dan komponen-komponen kopling.
2. Suatu perncanaan sebaiknya diperhatikan bahwa harga yang
didapat dari hasil perhitungan harus lebih kecil daripada harga yang
diizinkan.
DAFTAR PUSTAKA